Anda di halaman 1dari 6

Analisis Permasalahan Myanmar dan Saran Kebijakan

1. Pernyataan Masalah

Dalam kesempatan kali ini, penulis akan meneliti mengenai permasalahan pekerja migran
Myanmar. Tidak jauh berbeda dengan negara-negara lainnya, Myanmar merupakan negara
yang memiliki banyak pekerja migran untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun,
permasalahan migran ini mengalami peningkatan yang tinggi setelah terjadinya kudeta
pemerintahan yang dilakukan oleh militer Myanmar. Pada tahun 2021, militer Myanmar yang
dikenal dengan nama Tatmadaw yang dipimpin oleh Min Aung Hlaing melakukan kudeta
terhadap pemerintah setelah partai boneka militer mereka yang bernama Union Solidarity and
Development Party (USDP) tidak berhasil dalam memenangkan pemilihan kepemimpinan
pada tahun 2020 yang lalu. Akibatnya, kelompok militer Myanmar menangkap Aung San
Suu dengan tuduhan telah melakukan korupsi dan kejahatan lainnya. Di sisi lain, anggota-
anggota National League of Democracy (NLD) yang juga merupakan partai Aung San Suu
juga dipenjarakan oleh Tatmadaw.

Setelah terjadinya kudeta tersebut, masyarakat Myanmar melakukan protes besar-besaran.


Berbagai kelompok pekerja Myanmar seperti dokter, bankir, dan guru bersatu untuk tidak
melakukan masing-masing pekerjaannya untuk menunjukan kekecewaannya kepada
Tatmadaw. Hal ini tentunya memberi dampak negatif terhadap ekonomi Myanmar. Di sisi
lain, kelompok-kelompok pekerja tersebut juga bersatu untuk menciptakan National Unity
Government (NUG) untuk memerangi kelompok militer Myanmar yang mengambil
kekuasaan Myanmar secara paksa.

Sejak awal kudeta militer yang pertama terjadi di Myanmar pada tahun 1962, Myanmar
selalu berada di posisi krisis baik politik maupun ekonomi. Salah satu penyebabnya ialah
kebijakan pemerintahannya yang menetapkan isolationist foreign policy dan ekonominya
yang bersifat sosialis. Krisis yang terjadi di Myanmar mengalami kondisi yang semakin parah
setelah terjadinya kudeta militer pada tahun 2021 yang lalu. Hal ini dikarenakan protes yang
dilakukan oleh kelompok pekerja telah membuat ekonomi Myanmar semakin sulit berputar.
Akibatnya, masyarakat Myanmar mengalami kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan. Hal ini
diperparah oleh kebijakan Myanmar untuk mereformasi ekonominya dengan mengubah
ekonomi pertanian menjadi ekonomi jasa dan produksi. Selain itu, penyebaran wabah
penyakit Covid-19 juga memperburuk kondisi ekonomi yang ada di Myanmar. Di sisi lain,
mayoritas masyarakat Myanmar tidak memiliki kemampuan atau skill untuk melakukan
pekerjaan produksi sehingga masyarakat Myanmar mengalami kesulitan untuk mendapatkan
pekerjaan. Akibatnya, mayoritas masyarakat Myanmar melakukan migrasi ke negara lain
untuk mendapatkan pekerjaan dan memenuhi kebutuhan hidupnya.

Berdasarkan faktor-faktor yang telah ditulis diatas, mayoritas masyarakat Myanmar telah
melakukan migrasi ke negara-negara lain. Akan tetapi, sebagian masyarakat Myanmar yang
melakukan migrasi dilakukan secara informal sehingga migrasi tersebut bersifat illegal. Salah
satu faktor yang mendorong hal tersebut ialah banyaknya masyarakat Myanmar yang
melakukan migrasi ke negara lain. Hal ini tentunya sangat merugikan bagi masyarakat yang
melakukan migrasi secara illegal dikarenakan mereka tidak akan mendapat perlindungan
resmi dari pemerintah Myanmar, sehingga mereka rentan untuk mengalami tindakan
eksploitasi di negara yang mereka kunjungi. Faktor inilah yang menyebabkan permasalahan
migran Myanmar menjadi permasalahan regional.

2. Dampak

Ada beberapa dampak yang terjadi akibat migrasi informal yang dilakukan oleh masyarakat
Myanmar. Beberapa diantaranya ialah:

 Masyarakat Myanmar yang melakukan migrasi berpotensi untuk mendapatkan


perilaku kekerasan dan eksploitasi dari negara tujuan. Hal ini dikarenakan mereka
melakukan migrasi tanpa persetujuan dari pemerintah, sehingga pemerintah
Myanmar juga tidak memiliki kewajiban untuk melindungi rakyatnya yang telah
melanggar hukum Myanmar. Di sisi lain, bagi penduduk asli Thailand yang
mengetahui bahwa migran yang datang dari Myanmar bersifat informal, maka
kemungkinan besar mereka akan melakukan eksploitasi terhadap migran tersebut.
Hal ini dikarenakan penduduk Thailand menyadari bahwa migran Myanmar yang
illegal tidak akan mendapat pembelaan maupun dukungan dari pemerintah
Myanmar, sehingga mereka dapat dengan mudah melakukan eksploitasi kepada
migran tersebut. Di sisi lain, migran yang datang dari negara lain, kemungkinan
besar sangat membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Hal ini
tentunya meningkatkan kemungkinan migran Myanmar untuk dieksploitasi
dikarenakan sebagian besar dari mereka akan terpaksa untuk melakukan pekerjaan
apapun yang ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.
 Salah satu dampak lain akibat dari migrasi yan dilakukan oleh masyarakat
Myanmar ialah berkurangnya jumlah pekerja yang ada di Myanmar. Pada saat ini,
Myanmar sedang berada di posisi krisis politik maupun ekonomi. Apabila pekerja
di Myanmar melakukan migrasi ke negara lain, maka hal ini akan memperlambat
perputaran ekonomi Myanmar dikarenakan sulit bagi perusahaan-perusahaan di
Myanmar untuk mencari pekerja. Di sisi lain, hal ini juga akan memperburuk citra
Myanmar di dunia internasional. Hal ini tentunya akan mempersulit datangnya
investor asing untuk berinvestasi di Myanmar dikarenakan penduduknya saja
berusaha untuk pergi ke negara lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
 Dampak terakhir akibat banyaknya migran yang berasal dari Myanmar tentunya
dapat dirasakan oleh negara lain. Banyaknya masyarakat Myanmar yang
melakukan migrasi bukan berarti mereka dapat dengan pasti mendapatkan
pekerjaan di negara lain. Bagi masyarakat yang tidak mendapat pekerjaan, maka
masyarakat yang melakukan migrasi tersebut dapat menggunakan metode ekstrim
untuk bertahan hidup seperti tindakan kriminal maupun ketersediaan untuk
dieksploitasi untuk mendapatkan pekerjaan.

3. Analisis Penyebab Terjadinya Masalah

Pada dasarnya, akar dari permasalahan yang menyebabkan banyaknya rakyat Myanmar
melakukan migrasi ialah adanya rasa tidak aman yang dirasakan oleh masyarakat Myanmar.
Rasa tidak aman ini dapat berupa situasi politik yang tidak stabil, sulitnya mendapat
pekerjaan di Myanmar, dan tingginya angka rasisme yang ada di Myanmar. Salah satu krisis
yang terjadi di Myanmar ialah krisis Rohingya. Krisis ini merupakan suatu diskriminasi yang
menimpa kaum muslim. Kaum muslim di Myanmar mendapat perilaku yang tidak manusiawi
oleh etnis mayoritas Myanmar seperti kekerasan, pemerkosaan, dan genosida. Akibatnya,
semakin banyak masyarakat Rohingya yang melakukan pengungsian ke negara lain untuk
mencari keamanan dan bertahan hidup. Diantara kaum muslim yang melakukan migrasi
tersebut tentu saja beberapa diantaranya merupakan kaum pekerja, sehingga dengan
migrasinya masyarakat muslim ke negara lain, maka jumlah tenaga kerja yang ada di
Myanmar juga mengalami penurunan.

Di sisi lain, ketidakstabilan politik yang ada di Myanmar juga salah satu faktor yang
menyebabkan masyarakat Myanmar melakukan migrasi ke negara lain. Pemerintahan
Myanmar yang dikuasai oleh kelompok militer telah menciptakan suasana otoriter yang
tentunya melahirkan rasa tidak aman bagi masyarakatnya. Di sisi lain, pada tahun 2021
sampai 2022 yang lalu, jumlah demonstrasi masyarakat terhadap ketidaksukaannya kepada
pemerintah semakin bertambah. Hal ini tentunya menciptakan keadaan yang sulit bagi
masyarakat Myanmar untuk mencari pekerjaan. Faktor lainnya ialah pemerintah Myanmar
yang melakukan reformasi ekonomi dengan mengubah ekonominya menjadi ekonomi
produksi. Walaupun reformasi ini memiliki tujuan untuk meningkatkan perekonomian di
Myanmar, namun masyarakat Myanmar justru mengalami kesulitan dalam mencari kerja. Hal
ini dikarenakan sebagian besar masyarakat Myanmar tidak memiliki pendidikan dan
kemampuan untuk bekerja di bidang produksi, sehingga mereka lebih memilih untuk
melakukan migrasi ke negara lain untuk mencari pekerjaan,

Pada intinya, permasalahan utama yang menyebabkan rakyat Myanmar melakukan migrasi
ke negara lain ialah kurangnya rasa aman di Myanmar dan sulitnya mencari pekerjaan di
negara tersebut.

4. Target Rekomendasi Kebijakan

Target dari rekomendasi kebijakan dari artikel ini ialah untuk pemerintah Myanmar. Pada
saat ini, Myanmar sedang mengalami krisis ekonomi dan politik sehingga sebagian besar
masyarakatnya melakukan migrasi ke negara lain untuk bertahan hidup. Banyaknya
masyarakat Myanmar yang melakukan migrasi telah memberikan berbagai dampak untuk
Myanmar maupun negara-negara yang ditujui oleh migran. Harapan dari penulis ialah
rekomendasi ini dapat dijadikan sebagai pertimbangan mengenai kebijakan-kebijakan yang
dapat diambil oleh pemerintah Myanmar untuk menyelesaikan permasalahan pekerja migran.

Di sisi lain, penulis juga memberi target kepada masyarakat Myanmar. Hal ini dikarenakan
penulis telah mencantumkan rekomendasi yang diantaranya ialah meningkatkan kualitas
sumber daya manusia dan meningkatkan angka profesi petani di Myanmar. Dengan dibuatnya
artikel ini, penulis berharap untuk memberi kesadaran bagi masyarakat Myanmar sehingga
mereka akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia mereka sehingga rakyat Myanmar
akan lebih mudah bagi mereka untuk mendapatkan pekerjaan yang bervariatif.

5. Rekomendasi Kebijakan dan Rasionalitas


 Adapun rekomendasi pertama yang disarankan peneliti kepada pemerintah Myanmar
ialah dengan melakukan investasi terhadap infrastruktur dan mengembangkan kualitas
sumber daya manusia. Pada saat ini, Myanmar sedang melakukukan reformasi
ekonomi untuk meningkatkan kekuatan ekonomi negaranya. Namun, Myanmar juga
perlu mempertimbangkan strategi kebijakan untuk memastikan bahwa reformasi
ekonomi tersebut akan memberi keuntungan bagi Myanmar. Dengan meningkatkan
kualitas sumber daya manusia, Myanmar secara langsung mempersiapkan
masyarakatnya untuk membuka inovasi baru, meningkatkan kemampuan bekerja,
serta pendidikan. Dengan begitu, masyarakat Myanmar akan memiliki lebih banyak
pilihan untuk menentukan pekerjaan apa yang dapat diambil, sehingga masyarakat
Myanmar tidak perlu melakukan migrasi untuk mencari pekerjaan. kebijakan ini juga
merupakan kebijakan yang rasional dikarenakan alasan utama masyarakat Myanmar
melakukan migrasi ialah untuk mencari pekerjaan dikarenakan kualitas sumber daya
manusia Myanmar pada saat ini belum cukup untuk mendapatkan pekerjaan di negara
mereka sendiri. Di sisi lain, pengembangan infrastruktur juga akan mempermudah
transportasi bagi masyarakat Myanmar, sehingga mereka dapat mengambil pekerjaan
di tempat yang jauh dari tempat tinggalnya. Salah satu keuntungan lain dari
infrastruktur yang modern ialah dapat menarik perhatian Foreign Direct Investment
(FDI).
 Rekomendasi kebijakan lain yang ingin disarankan oleh penulis ialah menarik
perhatian FDI sehingga mereka tertarik untuk melakukan investasi di Myanmar.
Dengan adanya infrastruktur dari perusahaan asing, maka Myanmar akan mendapat
bantuan finansial yang signifikan, sehingga pemerintah Myanmar dapat menggunakan
uang tersebut untuk meningkatkan perkembangan negaranya. Akan tetapi, Myanmar
harus berhati-hati dalam memilih FDI. Walaupun Myanmar membutuhkan investasi
asing, namun investasi yang memiliki izin di Myanmar harus bersifat membangun dan
mampu menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat Myanmar. Hal ini
dikarenakan pemerintah Myanmar juga harus mempertimbangkan kualitas sumber
daya manusianya, sehingga perusahaan yang dibangun oleh investasi asing dapat
memperkerjakan masyarakat Myanmar. Apabila masyarakat Myanmar tidak dapat
bekerja di perusahaan tersebut, maka hal ini akan sia-sia dan investasi asing tersebut
akan gagal untuk mencegah masyarakat Myanmar untuk melakukan migrasi ke negara
lain.
 Kebijakan terakhir yang direkomendasikan oleh penulis kepada pemerintah Myanmar
ialah untuk menaruh investasi terhadap sektor pertanian di Myanmar. Mayoritas
masyarakat Myanmar mengandalkan pertanian sebagai sumber utama penghasilan
mereka. Di sisi lain, faktor utama mengapa masyarakat Myanmar melakukan migrasi
ialah mereka mengalami kesulitan untuk menekuni profesinya sebagai petani
dikarenakan pemerintah Myanmar yang melakukan reformasi ekonomi untuk
meningkatkan industri. Dengan menaruh investasi ke sektor pertanian, pemerintah
Myanmar dapat memberikan subsidi bagi masyarakatnya untuk membeli alat
pertanian yang lebih modern. Pemerintah juga dapat mengarahkan masyarakat yang
tinggal di daerah pedesaan untuk mengandalkan pertanian sebagai profesi utama
mereka. Apabila masyarakat Myanmar menyadari bahwa pemerintah telah memberi
dukungan bagi para petani, maka ada kemungkinan bahwa masyarakat yang
melakukan migrasi akan kembali ke Myanmar. Hal ini dikarenakan sebagian besar
dari mereka melakukan migrasi karena mereka tidak mampu bekerja di sektor
industri, sehingga apabila mereka mengetahui bahwa pemerintah Myanmar
mendukung pertanian, maka mereka akan kembali ke tanah air mereka dan hal ini
akan mengurangi jumlah masyarakat yang melakukan migrasi secara signifikan.

Referensi:
Chantavanich, S. (2023). Thailand Policies Towards Migrant Workers from Myanmar. 2-8.

Eleanor Albert, L. M. (2020, January 23). The Rohingya Crisis. Retrieved from Council on
Foreign Relations: https://www.cfr.org/backgrounder/rohingya-crisis

Hank LIM, Y. Y. (2012). Economic Reforms in Myanmar: Pathways and Prospects. 1-8.

Ma, A. (2017, January 18). Labor Migration From Myanmar: Remittances, Reforms, and
Challenges. Retrieved from Migration Policy Institute:
https://www.migrationpolicy.org/article/labor-migration-myanmar-remittances-
reforms-and-challenges

Maizland, L. (2022, January 31). Myanmar’s Troubled History: Coups, Military Rule, and
Ethnic Conflict. Retrieved from Council on Foreign Relations:
https://www.cfr.org/backgrounder/myanmar-history-coup-military-rule-ethnic-
conflict-rohingya#chapter-title-0-3

Mike Griffiths, M. I. (2016). Migration in Myanmar: Perspectives from current research. 9-


15.

Anda mungkin juga menyukai