Makalah Sia Kel 1
Makalah Sia Kel 1
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. PENDAHULUAN
1.2. LATAR BELAKANG
1.3. PERUMUSAN MASALAH
1.4. TUJUAN PENELITIAN
3.4. ANALISA PERBANDINGAN SISTEM INFORMASI PENGENDALIAN INTERN PADA KOMPONEN DAN
SUBSISTEM SIA YANG DIGUNAKAN
4.1. KESIMPULAN
4.2. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. PENDAHULUAN
Dalam era globalisasi dan kemajuan teknologi informasi, peran Sistem Informasi Akuntansi (SIA)
menjadi krusial dalam mendukung aktivitas bisnis suatu perusahaan. SIA tidak hanya berperan
sebagai alat pencatatan transaksi keuangan, tetapi juga sebagai sumber data vital untuk
pengambilan keputusan strategis. Namun, seiring dengan kompleksitas operasional yang semakin
meningkat, pentingnya pengendalian internal pada Sistem Informasi Akuntansi (SIA) menjadi lebih
menonjol.
Perusahaan Unilever, sebagai salah satu pemimpin industri konsumen global, beroperasi di
lingkungan bisnis yang dinamis dan beragam. Portofolio produk yang luas dan kehadiran di berbagai
pasar menempatkan Unilever pada tantangan tingkat tinggi dalam hal pengelolaan dan pelaporan
keuangan. Dalam konteks ini, keberlanjutan operasional dan keberhasilan bisnis Unilever sangat
bergantung pada efektivitas Sistem Pengendalian Intern (SPI) yang diterapkan dalam SIA mereka.
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis mendalam terhadap SPI pada SIA Unilever
dengan tujuan utama mengevaluasi efektivitas dan keandalan kontrol internal yang telah diterapkan.
Dengan memahami sejauh mana SPI memenuhi kebutuhan perusahaan, dapat diidentifikasi potensi
risiko dan peluang perbaikan untuk meningkatkan kinerja dan keandalan SIA.
Keberhasilan Unilever dalam mencapai tujuan bisnisnya tidak hanya terletak pada inovasi
produk dan strategi pemasaran, tetapi juga pada ketepatan dan kredibilitas informasi keuangan yang
dihasilkan oleh SIA. Oleh karena itu, penelitian ini tidak hanya bermanfaat bagi internal perusahaan
Unilever tetapi juga dapat memberikan kontribusi penting terhadap pemahaman praktik terbaik
dalam pengelolaan SIA dan SPI di industri konsumen global.
Dengan memperdalam analisis SPI pada SIA Unilever, diharapkan hasil penelitian ini dapat
memberikan wawasan yang berharga bagi praktisi, peneliti, dan pihak-pihak yang terkait dengan
bidang SIA dan SPI. Kesimpulan yang dihasilkan dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan
rekomendasi dan panduan bagi Unilever untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi sistem
informasi akuntansi mereka, menciptakan landasan yang lebih kuat untuk pengambilan keputusan
yang tepat waktu dan akurat.
1.2. LATAR BELAKANG
Perkembangan teknologi informasi telah mengubah paradigma dalam dunia bisnis, khususnya
dalam pengelolaan dan pelaporan keuangan. Di tengah kompleksitas operasional perusahaan
modern, penggunaan Sistem Informasi Akuntansi (SIA) menjadi suatu keharusan untuk memastikan
pencatatan, pengolahan, dan pelaporan data keuangan yang akurat dan andal. Seiring dengan hal
tersebut, pentingnya menerapkan Sistem Pengendalian Intern (SPI) pada Sistem Informasi Akuntansi
menjadi semakin krusial.
Unilever, sebagai salah satu perusahaan konsumen terbesar di dunia dengan portofolio produk yang
sangat beragam, memiliki tantangan yang kompleks dalam mengelola informasi keuangan. Dalam
menghadapi dinamika pasar global, Unilever harus menjaga integritas dan keamanan data keuangan,
sekaligus memastikan bahwa proses bisnisnya berjalan efisien dan efektif.
Analisis terhadap Sistem Pengendalian Intern pada Sistem Informasi Akuntansi di Unilever menjadi
relevan mengingat peran pentingnya dalam menjamin keakuratan dan keandalan informasi
keuangan. Sebuah tinjauan menyeluruh terhadap SPI akan memberikan pemahaman mendalam
tentang sejauh mana perusahaan ini menerapkan kontrol yang efektif untuk melindungi aset,
meminimalkan risiko kesalahan, serta memastikan kepatuhan terhadap standar dan regulasi yang
berlaku.
Selain itu, analisis ini juga dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan efisiensi operasional
dan memberikan dasar bagi perbaikan berkelanjutan. Dengan memahami dan mengevaluasi SPI,
Unilever dapat mengidentifikasi potensi perbaikan, mengoptimalkan kebijakan dan prosedur yang
ada, serta meningkatkan kualitas informasi keuangan yang dihasilkan.
Dalam konteks inilah, penelitian mengenai "Analisis Sistem Pengendalian Intern pada Sistem
Informasi Akuntansi di Perusahaan Unilever" menjadi sebuah langkah penting dalam menggali
pemahaman lebih dalam tentang bagaimana perusahaan tersebut mengelola dan mengamankan
informasi keuangan dalam era digital ini.
1.3.1 Bagaimana struktur dan komponen sistem informasi akuntansi di PT Unilever Tbk?
1.3.2. Sejauh mana pengendalian intern diimplementasikan dalam sistem informasi akuntansi?
1.3.3. Apa potensi risiko yang dihadapi oleh sistem informasi akuntansi dan bagaimana pengendalian
intern merespons risiko-risiko tersebut?
1.3.4. Bagaimana peran kebijakan dan prosedur dalam mendukung pengendalian intern pada sistem
informasi akuntansi?
1.3.5. Bagaimana efektivitas monitoring dan evaluasi terhadap pengendalian intern yang diterapkan
di PT Unilever Tbk?
1.4. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan utama dari analisis sistem pengendalian intern pada sistem informasi akuntansi di
perusahaan Unilever adalah untuk:
Melalui pencapaian tujuan-tujuan ini, diharapkan analisis sistem pengendalian intern pada sistem
informasi akuntansi Unilever dapat memberikan kontribusi positif terhadap efisiensi operasional,
kualitas pelaporan keuangan, dan keberlanjutan bisnis perusahaan dalam era digital ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem Informasi Akuntansi (SIA) merujuk pada kerangka kerja yang dirancang untuk
mengumpulkan, mengelola, menyimpan, memproses, dan menyajikan informasi akuntansi yang
relevan bagi para pemangku kepentingan internal dan eksternal suatu organisasi. SIA merupakan
bagian integral dari sistem informasi perusahaan yang lebih besar dan memiliki tujuan khusus dalam
mengelola aspek-aspek akuntansi.
Input
Informasi akuntansi dihasilkan dari berbagai sumber, termasuk transaksi keuangan, kegiatan
operasional, dan peristiwa bisnis lainnya. Input ini dapat mencakup data pengeluaran, penerimaan,
penjualan, pembelian, dan transaksi keuangan lainnya.
Proses
Proses dalam SIA melibatkan pemrosesan data masukan menjadi informasi akuntansi yang berguna.
Ini mencakup kegiatan seperti pencatatan transaksi, pengolahan data keuangan, perhitungan
akuntansi, dan penyusunan laporan keuangan.
Output
Output SIA berupa laporan keuangan, neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan informasi
akuntansi lainnya yang disajikan dalam bentuk yang dapat dimengerti oleh para pemangku
kepentingan. Laporan ini memberikan gambaran tentang kinerja finansial dan posisi keuangan suatu
organisasi.
Basis Data
SIA mengandalkan basis data yang menyimpan informasi keuangan dan akuntansi secara terstruktur.
Basis data ini menyediakan akses cepat dan efisien terhadap data yang diperlukan untuk
penyusunan laporan dan analisis keuangan.
Kontrol Intern
Pengendalian intern dalam SIA memastikan keakuratan dan keandalan informasi akuntansi. Ini
mencakup prosedur pengamanan, validasi data, serta audit internal untuk meminimalkan risiko
kesalahan dan penyelewengan.
Siklus Informasi
SIA mengikuti siklus informasi, yang mencakup tahap pengumpulan data, pemrosesan informasi,
penyusunan laporan, distribusi laporan, dan umpan balik. Siklus ini memastikan bahwa informasi
akuntansi dihasilkan dan digunakan secara berkelanjutan.
2.2. PENGENDALIAN INTERN DALAM KONTEKS AKUNTANSI
Dalam konteks pengendalian intern pada sistem informasi akuntansi, literatur telah memberikan
pemahaman mendalam tentang konsep pengendalian intern dan peranannya dalam menjaga
integritas dan keandalan informasi keuangan suatu perusahaan.
Pengendalian intern adalah serangkaian kebijakan, prosedur, dan mekanisme yang dirancang untuk
memastikan pencapaian tujuan organisasi, melindungi aset, mencegah dan mendeteksi kesalahan
atau penyelewengan, serta memastikan kepatuhan terhadap standar dan regulasi yang berlaku
(COSO, 2013). Dalam konteks sistem informasi akuntansi, pengendalian intern mencakup langkah-
langkah untuk melindungi integritas, keamanan, dan ketersediaan data.
Evaluasi efektivitas pengendalian intern merupakan langkah penting untuk memastikan bahwa
sistem informasi akuntansi dapat diandalkan dalam menghasilkan informasi keuangan yang akurat.
Studi oleh Chambers dan Randhawa (2019) menekankan bahwa perusahaan perlu secara berkala
mengevaluasi dan memperbarui pengendalian intern mereka untuk mengantisipasi perubahan
lingkungan bisnis dan teknologi.
Menurut Saunders dan Warren (2020), efektivitas pengendalian intern dapat dievaluasi berdasarkan
kriteria-kriteria tertentu, seperti kecukupan desain pengendalian, penerapan yang konsisten, dan
kemampuan untuk mendeteksi dan menanggapi risiko dengan tepat waktu. Penelitian lebih lanjut
dapat memberikan wawasan tentang metode-metode evaluasi yang spesifik dan relevan dalam
konteks Unilever.
Terdapat korelasi positif antara efektivitas pengendalian intern dan keberlanjutan bisnis. Studi oleh
Simnett et al. (2016) menunjukkan bahwa perusahaan dengan sistem pengendalian intern yang kuat
memiliki kemampuan yang lebih baik untuk mengatasi tantangan bisnis, mengurangi risiko, dan
menciptakan nilai jangka panjang bagi pemangku kepentingan.
Dengan merinci literatur mengenai evaluasi efektivitas pengendalian intern, penelitian ini
dapat membangun dasar yang kuat untuk memahami relevansi dan kontribusi pengendalian intern
terhadap sistem informasi akuntansi, khususnya di konteks perusahaan Unilever. Tinjauan pustaka
ini membantu menetapkan kerangka konseptual yang mendukung analisis lebih lanjut terkait
dengan tujuan penelitian.
2.3. PT UNILEVER Tbk
Unilever merupakan salah satu perusahaan konsumen terbesar dan terkemuka di dunia, yang
beroperasi dalam berbagai kategori produk. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1930 melalui
penggabungan Lever Brothers dan Margarine Unie. Dengan pusat operasional di Rotterdam,
Belanda, dan London, Inggris, Unilever memiliki kehadiran global yang luas dengan kantor dan pabrik
di berbagai negara.
Unilever terkenal dengan portofolio produk yang beragam, mencakup makanan dan minuman,
perawatan pribadi, perawatan rumah tangga, dan banyak lagi. Beberapa merek terkenal Unilever
termasuk Dove, Knorr, Lipton, Axe, Sunsilk, dan banyak lagi. Perusahaan ini dikenal karena fokusnya
pada keberlanjutan dan tanggung jawab sosial, dengan komitmen untuk menciptakan dampak
positif dalam masyarakat dan lingkungan.
Unilever kemungkinan besar telah memilih perangkat lunak akuntansi yang sesuai dengan
kebutuhan dan skala operasionalnya. Ini bisa melibatkan pemilihan sistem manajemen akuntansi
terkemuka di pasaran.
Implementasi perangkat lunak melibatkan tahap konfigurasi yang disesuaikan dengan kebutuhan
dan struktur organisasi Unilever.
Sistem informasi akuntansi di Unilever kemungkinan terintegrasi dengan sistem lain di dalam
perusahaan, seperti sistem rantai pasokan, produksi, dan distribusi. Hal ini memastikan bahwa data
yang diperlukan untuk akuntansi dapat dengan mudah dipertukarkan antar departemen.
Implementasi sistem informasi akuntansi mungkin didukung oleh basis data sentral yang menyimpan
dan mengelola semua informasi keuangan yang diperlukan. Basis data ini biasanya dirancang untuk
memberikan akses cepat dan aman ke data yang diperlukan oleh berbagai fungsi bisnis.
Sistem informasi akuntansi di Unilever dirancang untuk mencatat semua transaksi keuangan yang
relevan. Ini melibatkan proses pencatatan harian, termasuk pembelian, penjualan, biaya
operasional, dan transaksi keuangan lainnya.
Sistem ini juga memfasilitasi penyusunan laporan keuangan, seperti neraca, laporan laba rugi, dan
laporan arus kas, yang dapat digunakan oleh manajemen dan pemangku kepentingan eksternal.
5. Pengendalian Intern:
Untuk memastikan keandalan informasi keuangan, Unilever menerapkan pengendalian intern dalam
sistem informasi akuntansinya. Ini mencakup kontrol umum dan aplikasi untuk melindungi aset,
mencegah kecurangan, dan memastikan kepatuhan terhadap standar akuntansi.
Karyawan yang terlibat dalam penggunaan sistem informasi akuntansi mungkin menerima pelatihan
untuk memastikan pemahaman yang baik tentang cara menggunakan sistem tersebut.
Tim dukungan teknis dan akuntansi mungkin juga tersedia untuk membantu pemecahan masalah
dan memastikan sistem berjalan dengan baik.
2.5.2. Komponen sistem
1. Input
Data transaksi keuangan dan operasional merupakan input utama. Ini mencakup pembelian,
penjualan, biaya operasional, dan transaksi keuangan lainnya.
2. Proses
Proses dalam sistem informasi akuntansi mencakup pengolahan data masukan menjadi informasi
akuntansi yang bermanfaat. Ini termasuk pencatatan transaksi, penyusunan laporan, dan analisis
data.
3. Output
Laporan keuangan merupakan output utama dari sistem informasi akuntansi. Ini mencakup neraca,
laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan keuangan lainnya yang memberikan gambaran
tentang kinerja keuangan perusahaan.
4. Basis Data
Basis data merupakan tempat penyimpanan yang menyimpan data keuangan perusahaan secara
terstruktur. Basis data ini memfasilitasi akses cepat dan efisien terhadap informasi yang diperlukan.
5. Kontrol Intern
Pengendalian intern termasuk kebijakan, prosedur, dan kontrol untuk memastikan keandalan
informasi keuangan. Ini mencakup kontrol umum dan aplikasi untuk melindungi aset, mencegah
kecurangan, dan memastikan kepatuhan.
6. Siklus Informasi
7. Kontrol Akses
Kontrol akses memastikan bahwa hanya orang yang berwenang yang memiliki hak akses ke
informasi sensitif. Ini melibatkan pengaturan peran dan izin pengguna pada tingkat sistem.
Peralatan dan perangkat keras komputer diperlukan untuk menjalankan sistem informasi akuntansi.
Ini termasuk server, komputer, jaringan, dan perangkat keras lainnya.
Perangkat lunak akuntansi adalah aplikasi yang digunakan untuk mengelola data keuangan. Ini
mencakup sistem manajemen akuntansi, perangkat lunak pengelolaan basis data, dan aplikasi lain
yang mendukung fungsi akuntansi.
Pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia diperlukan untuk memastikan bahwa pengguna
sistem informasi akuntansi memahami cara menggunakan sistem dengan benar.
11. Audit dan Pengawasan
Proses audit dan pengawasan membantu memastikan kepatuhan sistem terhadap standar dan
peraturan yang berlaku. Ini termasuk audit internal dan eksternal untuk mengevaluasi efektivitas
sistem.
BAB III
Berikut adalah kelemahan penerapan sistem informasi yang diterapkan oleh pt unilever:
1. Ketatnya persaingan dengan perusahaan perusahaan lain yang bergerak dalam bidang yang
sama
2. Kelebihan data pelanggan atau informasi tentang pelanggan tidak dikelola dengan benar sehingga
bisa menyebabkan kegagalan proyek CRM.
4. Iklan sifatnya berulang agar masyarakat dapat menerimanya dengan baik (memiliki rasa
keingin tahuan dan rasa ingin membeli akan suatu produk yang dipasarkan tersebut), sehingga
memerlukan dana yang besar untuk melakukan perulangan tersebut sulit nya dalam
pelaksanaan program CSR.
Sistem informasi akuntansi lainnya yang dimiliki oleh PT Unilever Tbk yaitu Sahabat Warung dan
Teleorder. Perusahaan mengembangkan program eRTM (eRoute toMarket) yang memungkinkan
toko-toko terhubung secara digital ke Unilever dalam hal melakukan pemesanan dengan
memanfaatkan aplikasi Sahabat Warung dan plat form Teleorder. Melalui sistem informasi
akuntansi ini perusahaan melakukan inovasi global untuk digitalisasi customer development.
Dalam hal ini Sahabat Warung diluncurkan juga untuk membantu perusahaan agar tetap
menjaga kontinuitas layanan ke warung di puncak pembatasan sosial akibat Covid-19. Dari hal
tersebut terlihat bahwa PT Unilever Tbk melalui program aplikasi sahabat warung yang sudah
dapat diunduh di google playstore dan teleorder memanfaatkan sistemi nformasi akuntansi
khususnya dalam sistem akuntansi pendapatan dan siklus produksi (kontinuitas layanan)
dapat digunakan untuk inovasi perusahaan
3.3. Kondisi pengendalian intern PT UNILEVER Tbk
3.4 Analisa Perbandingan Sistem Informasi Pengendalian Intern Pada Komponen Dan Subsistem SIA
Yang Digunakan
### Analisis Sistem Informasi Pengendalian Intern pada Komponen dan Subsistem Sistem Informasi
Akuntansi di PT Unilever Tbk
- Pengendalian akses fisik ke server dan perangkat keras penting untuk memastikan keamanan data.
- Sistem pemantauan suhu dan kelembaban di pusat data untuk mencegah overheating.
- Pengendalian akses perangkat lunak akuntansi agar hanya pengguna yang berwenang yang dapat
mengakses.
- Pengendalian akses tingkat pengguna pada basis data untuk membatasi hak akses.
- Mekanisme backup dan pemulihan data secara teratur untuk mengantisipasi kehilangan data.
- Penggunaan algoritma kecerdasan buatan untuk analisis biaya yang lebih mendalam.
- Sistem otentikasi ganda untuk memastikan hanya pengguna yang sah yang dapat mengakses data
sensitif.
- Pelatihan karyawan secara berkala untuk meningkatkan pemahaman tentang teknologi terbaru.
- Keamanan Siber:
- Peningkatan pengendalian keamanan siber untuk melindungi sistem dari ancaman cyber.
- Penerapan teknologi kecerdasan buatan untuk deteksi dini terhadap serangan siber.
- Mekanisme pemantauan regulasi yang lebih canggih untuk cepat beradaptasi dengan perubahan.
Kesimpulan:
PT Unilever Tbk menjalankan sistem informasi pengendalian intern yang holistik dan
terstruktur, mengintegrasikan komponen dan subsistem dalam Sistem Informasi Akuntansi.
Melalui penggunaan teknologi terbaru, kebijakan yang ketat, dan pemantauan kontinu,
Unilever memastikan keandalan dan keamanan data keuangan, serta mempersiapkan diri
untuk menghadapi tantangan dan perkembangan masa depan.
Keunggulan sistem informasi akuntansi yang telah digunakan PT Unilever Tbk dibangun
sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan
perusahaan. Biaya pengembangannya relatif lebih rendah karena hanya melibatkan pihak
perusahaan dan memudahkan untuk melakukan modifikasi dan pemeliharaan (maintenance)
terhadap sistem informasi karena proses pengembangannya dilakukan oleh internal
karyawan perusahaan sendiri. PT Unilever Tbk lebih mudah melakukan pengawasan
(security access) seperti keamanan data lebih terjamin.
Adapun hambatan sistem informasi yang digunakan PT Unilever Tbk yaitu lebih
membutuhkan waktu untuk pelatihan bagi operator dan programmer sehingga ada
konsekuensi biaya yang harus dikeluarkan,keterbatasan jumlah dan tingkat kemampuan
SDM yang menguasai teknologi informasi, kurangnya tenaga ahli di bidang sistem informasi
dan perkembangan dalam teknologi informasi yang pesat membuat perusahaan belum tentu
mampu melakukan adaptasi dengan cepat juga, sehingga ada kemungkinan teknologi yang
digunakan kurang canggih.
Sistem informasi akuntansi (SIA) merupakan suatu bentuk sistem informasi yang memiliki
tujuan untuk menyediakan informasi bagi pengelola kegiatan atau sebuah sistem yang
mengumpulkan, menyimpan dan mengolah data keuangan dan akuntansi yang digunakan
oleh pengambil keputusan, sistem umumnya berbasis komputer dan metode untuk melacak
kegiatan akuntansi dalam hubungannya dengan sumber daya teknologi informasi.
SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas, beberapa saran dapat diajukan untuk perbaikan dan
pengembangan SIA di PT. Unilever Tbk: