Anda di halaman 1dari 7

1.

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA PERBUATAN MELAKUKAN USAHA PENYEDIAAN TENAGA


LISTRIK

A. Latar Belakang

Undang-Undang Dasar 1945 menegaskan bahwa Negara Indones ia adalah Negara hukum, hal tersebut
tercantum dalam Pasal 1 ayat 3 Undang- Undang Republik Indonesia. Hukum dirumuskan untuk
mengatur dan melindungi kepentingan-kepentingan masyarakat agar tidak terjadi benturan-benturan
serta untuk menjunjung tingggi hak asasi manusia. Pasal 33 Ayat 2 Undang-Undang Dasar 1945
menyatakan Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara yang menguasai hidup orang banyak
dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Maka, dalam
rangka mendayagunakan sumber daya alam yang ada untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencapai masyarakat yang asli dan makmur berdasarkan pancasila publik khususnya energi dan listrik,
dimana pembangunan dibidang ketenagalistrikan menunjang berbagai yang lain seperti bidang
ekonomi, politik, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan. Oleh karena itu, hukum bukan merupakan
suatu karya seni yang adanya hanya untuk dinikmati oleh orang-orang yang hanya menikmatinya saja,
bukan juga kebudayaan yang hanya ada untuk bahan pengkajian secara sosial rasi onal, tetapi hukum
dicipt akan untuk dilaksanakan, sehingga hukum itu sendiri ti dak menjadi mati karena mati
kefungsiannya. 2 Beberapa waktu terakhir, ma syarakat Indonesia sedang dihadapi ole h beberapa
masalah, salah satunya adalah mengenai masalah kejahatan korporasi. Menurut Utre chtMoh. Soleh
Dijindang, korporasi ialah suatu gabungan orang yang dalam pergaulan hukum ber tindak bersama-sama
sebagai sua tu subjek hukum tersendiri suatu personifikasi. Kor porasi adalah bada n hukum yang
beranggota, tetapi mempunyai hak dan kewajiban se ndiri terpisah dari hak kewajiban anggota masing-
masing.

1 Dalam perkembangan hukum, korporasi tidak lagi dibatasi hanya sekedar badan hukum yang me
nsosial isasika n kumpulan orang-orang yang berger ak dalam bidang usaha te rtentu, yang ter organisir,
tetapi lebih luas lagi, bahkan keterlibatan korporasi dalam tindak pidana telah diposisikan juga sebagai
subjek hukum, sehingga timbul persoalan tent ang hal melakukan tindak pidana dan masalah-masalah
pertanggungjawaban korporasi. Diterimanya korporasi dalam pengertian badan hukum atau konsep
pelaku fungsional fungtional daderschap. Dalam hukum pidana merupakan perkembangan yang sanga t
maju dengan menggeser doktrin yang mewarnai Wetboek van strafrecht KUHP yakni Universitas
delinguere non potest yaitu badan hukum tidak dapat melakukan tindak pidana.

2 Menurut Muladi, pemi danaan terhadap korporasi hendaknya memperhatikan kedudukan korporasi
untuk mengendalikan perusahaan, melalui kebijakan pengurus corporate executing officers yang
memiliki kekuasaan untuk 1 Muladi dan Priyatno Dwidja, Pertanggungjawaban Pidana Korporasi,
Kencana, Jakarta, 2010 hlm 25. 2 Marwan Effendy, Diskresi Penemuan Hukum Korporasi dan Tax Amnest
y Dalam Penegakan Hukum, Refensi, Jakarta, 2012 hlm 83. 3 memutuskan power of decisi on dan keput
usan ter sebut telah diteri ma oleh korporasi tersebut. Pener apan sanksi pidana terhada p korporasi
tidak menghapuskan kesalahan perorangan.
3 Sistem pertanggungjawaban pidana korporasi secara umum dikenal tiga sistem pertanggungjawaban
pidana korporasi, yaitu sebagai berikut

a. Pengurus korporasi sebagai pembuat dan pengurus harus bertanggungjawaban secara pidana
perkembangan pertanggungjawab korpora si pada tahap pertama

b. Korporasi sebagai pembuat, namun pengurus yang harus bertanggungjawab secara pidana
perkembangan per tanggungjawaban korpora si pada tahap kedua

c. Korporasi sebagai pembuat dan korporasi pula yang harus bertanggungjawab secara pidana
perkembangan pe rtanggungjawaban korporasi pada tahap ketiga.

Berdasarkan pemahaman di atas kenyataan yang demikia n itu , maka sistem pertanggungjawaban
pidana yang dianut adalah bahwa hanya korporasi yang harus memikul pertanggungjawaban pidana,
sedangkan manusia pelakunya dibebaskan. Untuk dapat me mbebankan pertanggungj awaban pidana
kepada korporasi, harus terlebih dahulu dapat dibuktikan bahwa tindak pidana tersebut benar-benar
telah dilakukan oleh pengurus korporasi dan sikap batin pengurus dalam melakukan tindak pidana itu
adalah benar-benar bersalah dan oleh karena 3 Ibid, hlm 92 4 Kristian, Hukum Pidana Korporasi, Nuansa
Aulia. Bandung, 2014, hlm 73.

4 itu pengurus yang bersangkutan harus bertanggungjawab atas tindak pi dana tersebut. Korporasi
sebagai entisitas usaha yang hadir dalam m asyarakat memberikan seumbangan signifikan dalam
pembangunan ekonomi, hampir di sebagian Negara maju terdapat suat u koporasi yang besar
menopang pembangunan nasional Negara tersebut, melalui kegiatan-kegiatan perekonomian yang
menyer ap faktor ketenagakerjaan dan membantu pemerintah menyejahterahkan perekonomian
rakyatnya. Namun tidak banyak yang memahami bahwa sesungguhnya korporasi tidak memiliki wujud
nyata seperti manusia karena awalnya korporasi adalah nomenklatur yang dipopuler kan oleh para
pembisnis da n ekonom untuk mengemas entititas bisnis dalam transaksi perdagangan. Kendati
korporasi tidak berwujud namun adalah fakta umum sebagian besar masyarakat menerima dan
memahami bahwa korporasi bisa melakukan kegiatan yang lansung dapa t dirasakan oleh masyarakat.
Permasalahan kemudian timbul ketika pada ke nyataannya disa mping korporasi yang bermanfaat bagi
masyarakat tidak sedi kit dari korporasi yang melakukan kejahatan sebagai contoh kasus
pertanggungjawaban badan usaha PT yang melakukan usaha penyediaan tenaga listrik tanpa izin operasi
adalah bentuk kurangnya kesadaran hukum, kurangnya pengetahuan masyarakat akan hukum, serta
kurang tegasnya para aparat penegak hukum. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun
2009 Tentang Ketenagalistrikan, terhadap larangan tersebut apabila dila nggar, maka 5 perbuataannya
merupakan tindak kejahatan yang diancam dengan hukuman pidana berdasarkan Pasal 49 Ayat 2
Undang-Undang Ketenagalistrikan yang berbunyi sebagai berikut Setiap orang yang melakukan usaha
penyediaan tenaga listrik tanpa izin operasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5 lima tahun dan denda paling banyak Rp4. 000. 000. 000,00 empat miliar
rupiah. Maka, untuk memi nimalisasi tindak kejahatan korporasi juga untuk memberi efek jera kepada
orang yang melakukan usaha penyediaan tenaga listrik tanpa operasi supa ya sadar akan tindakan yang
dilakukannya. Lemahnya penegakan hukum ter hadap perusahaan-perusahaan yang melakukan usaha
penyediaan tenaga listrik tanpa operasi, mengakiba tkan masih bebas nya para pelaku untuk melakukan
tindakannya. Seperti halnya perbuatan tindak pidana terhadap perbuatan melakukan usaha penyediaan
te naga listrik tanpa izi n operasi yang dilakukan ol eh PT. Sukanda Djaya pada putusan nomor 1066Pid.
Sus2018PN Bjm. Hasil temuan dilapangan anggota Reskrimsus Polda Kalseldi areal kantor PT. Sukanda
Djaya Cabang Banjarmasin tersebut ditemukan fakta bahwa PT. Sukanda Djaya Cabang Banjarmasin,
memiliki 1 satu unit genset merk MAN warna abu-abu dengan kapasitas 315 KVA sejak tahun 2013 yang
digunakan untuk semua kebutuhan operasional perusahaan untuk me menuhi daya listrik apabil a
terjadinya pemadaman listrik sehingga aktifitas dalam melakukan kegiatan atau pekerjaan sehari-hari
dapat berjalan dengan lancar yang telah dioperasikan sejak lama tetapi 6 dalam pengoperasiannya tidak
memiliki ijin operasi dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral ESDM Provinsi Kalimantan
Selatan. Majelis hakim berpendapat pada Putusan Nomor 1066Pid. Sus2018PN Bjm semua unsur dari
Pasal 49 Ayat 2 Undang-Undang No. 30 Tahun 2009 Tentang Ketenagalistrikan yang menyatakan Setiap
orang yang melakukan usaha penyediaan tenaga listrik untuk kepentingan umum tanpa izin dipidana
dengan pidana penjar a paling lama 5 Lima tahun dan denda paling banyak Rp4. 000. 000. 000,00 empat
miliar rupiah telah terpenuhi dan menyatakan PT. Sukanda Djaya dala m hal ini diwakili oleh Simon
Charles Wijaya a nak dari Suharjo Wijaya Kepala Cabang PT. Sukanda Djaya Banjarmasin telah terbukti
secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana. Perbuatan yang dilanggar yakni,
melakukan usaha penyediaan tenaga listrik tanpa izin operasi. Sebagaimana dalam dakwaan tunggal
Penuntut Umum dan Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa PT Sukanda Djaya dalam hal ini diwakili
oleh Simon Charles Wijaya anak dari Suharjo Wijaya Kepala Cabang PT. Sukanda Djaya Banjarmasin
dengan pidana denda sejumlah Rp10. 000. 000,00 sepuluh juta rupiah dengan ketentuan apabila denda
tersebut tidak dibayar diganti dengan pidana kurungan selama 1 satu bulan.

Source:repository.unsri.ac.id

2.Pelaksanaan Quality Control Yang Efektif Untuk Meningkatkan Kinerja Karyawan Pada Usaha Yumna
Laundry

PENDAHULUAN

Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin modern, dunia usaha tumbuh dengan pesat
di Indonesia. Pertumbuhan dunia perusahaan ini menimbulkan persaingan yang ketat antar perusahaan yang
semakin meningkat, sehingga banyak perusahaan yang semakin eksis dalam usaha produknya sendiri. Perusahaan
yang bergerak di bidang jasa lebih mengutamakan kepada pelanggan yang menggunakan jasa atau produk pada
perusahaan tersebut. Semakin ketatnya persaingan bisnis menyebabkan pelanggan memiliki lebih banyak
alternative produk, harga dan kualitas yang bervariasi, sehingga pelanggan akan selalu mencari nilai bidang produk
atau jasa haruslah dapat mempertahankan reputasi yang baik dimata pelanggannya. Kualitas pelayanan yang baik
dan berkualitas akan cenderung memberikan kepuasan yang dianggap paling tinggi dari beberapa produk kotler,
2005. Kualitas pelayanan memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan pelanggan, kualitas pelayanan
memberikan suatu dorongan kepada pelanggan untuk menjalin ikatan hubungan yang kuat dengan perusahaan
tersebut. Semakin majunya dunia usaha kecil dan semakin berkembangnya dunia pendidikan, maka konsumen
akan lebih peka terhadap kualitas suatu barang. Dalam dunia usaha kecil, kualitas barang yang dihasilkan
merupakan faktor yang sangat penting. Barang yang dihasilkan akan ditentukan kualitasnya sesuai penilaian
karakteristik tertentu, begitu juga di Provinsi Sulawesi Tengah khususnya Kota Palu yang mulai memasuki
masyarakat modern yang di tandai dengan kemajuan ekonomi dan semakin banyaknya usaha baru yang didirikan,
salah satunya yaitu Yumna Laundry. Yumna laundry merupakan usaha yang bergerak di bidang jasa cuci, setrika
pakaian, cuci lipat, laundry karpet, sepatu, helm, dan boneka. Berikut merupakan data trend perkembangan yang
terjadi pada objek peneltian, yaitu Tabel 1. Data Trend Perkembangan Pelanggan No. Bulan Jumlah Pelanggan
Penghasilan Per Bulan 1. Oktober 2021 560 orang Rp 23. 399. 315 2. November 2021 601 orang Rp 23. 311. 000 3.
Desember 2021 423 orang Rp 19. 544. 599 Total Pendapatan Rp 66. 254. 815 Sumber Data Yumna Laundry diolah
kembali Dari tabel diatas, menunjukkan bahwa jumlah pelanggan pada bulan Oktober dan November tidak jauh
berbeda perbandingannya, namun di bulan Desember jumlah pelanggan di Yumna Laundry mengalami penurunan
sekitar 20. Hal ini dapat dilihat dari data bulanan yang ada pada usaha Yumna laundry sendiri. Tidak diketahui
secara pasti penyebab menurunnya jumlah pelanggan, oleh karena itu peneliti mencoba mencari penyebab
menurunnya jumlah pelanggan tersebut, besar kemungkinan disebabkan oleh kurangnya quality control pada
kualitas kinerja karyawan di usaha Yumna Laundry. METODE Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah
jenis metode Kualitatif. Menurut Maleong 20176 penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian seperti perilaku, persepsi, motivasi,
tindakan dan lain- lain secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Populasi dalam penelitian ini
adalah Peningkatan Kualitas Kinerja Pada Usaha Yumna Laundry dengan Sistem Quality Control. Pemilihan
informan dilakukan dengan menggunakan teknik pengambilan sampel secara sengaja. Informan yang dimaksud
dalam penelitian ini berperan sebagai sumber data atau subyek yang menguasai permasalahan, memiliki data dan
bersedia memberikan informasi yang lengkap dan akurat.

HASIL

Pada bagian ini peneliti akan memaparkan fokus dari penelitian ini yaitu pelaksanaan quality control yang efektif
untuk meningkatkan kinerja karyawan pada usaha yumna laundry. Dimana peneliti menggunakan metode kualitatif
deskriptif. Pada penelitian kualitatif deskriptif ini peneliti dituntut untuk dapat memaparkan, menjelaskan,
menggambarkan dan menggali data berdasarkan apa yang diucapkan, dirasakan, dilihat dan dilakukan oleh sumber
data sesuai dengan faktor-faktor dilapangan dengan menggunakan wawancara dan observasi langsung di lokasi
penelitian yakni di Yumna Laundry. Karakteristik Informan Penelitian Jumlah informan dalam penelitian ini adalah 1
orang, yaitu bapak Kadek Mujiarna selaku owner pemilik usaha Yumna Laundry.

Source:jurnal.unismuhpalu.ac.id

3.Analisis sistem pengaman instalasi listrik pada pondok pesantren Ibnu Al Mubarok

Pendahuluan

Penggunaan energi listrik umumnya selalu menunjukkan gejala yang meningkat. Hal ini tidak bisa dipungkiri lagi, karena tenaga listrik
merupakan bentuk energi yang sangat menguntungkan dan sangat membantu manusia dalam menyelenggarakan kehidupannya. Untuk
menyalurkan kebutuhan tenaga listrik tersebut dari produsen listrik ke konsumen diperlukan suatu jaringan dan gardu distribusi Ikhsan Kamil Z
Indra, 2011. Dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik tersebut, terjadi pembagian beban-beban yang pada awalnya merata tetapi karena
penambahan beban tanpa memeriksa pemakaian beban yang ada maka menimbulkan ketidakseimbangan beban yang berdampak pada
penyediaan tenaga listrik. Ketidakseimbangan beban antara tiap-tiap fasa fasa R, fasa S, dan fasa T inilah yang menyebabkan terjadinya
gangguan atau pemadaman pada waktu tertentu Tanjung, 2020b. Hasil optimasi aliran daya yang dilakukan pada sistem kelistrikan Bali dengan
meminimalkan biaya pembangkitan didapat penurunan Fuel Cost sebesar Rp. 119,940,584. 11 selama satu jam pada saat beban puncak malam
Sehingga dapat disimpulkan hasil dari metode optimasi aliran daya cukup memuaskan dan dapat digunakan untuk analisa optimasi pada sistem
kelistrikan Bali Bahraen et al. , 2018. Penggunaan energi listrik dan utilitas listrik di sebuah gedung harus mematuhi peraturan dan memenuhi
standar minimum yang ditentukan. Semarang kota sebagai besar di Indonesia memiliki banyak bangunan dengan berbagaifungsi. Bangunan-
bangunan ini harus memberikan rasa aman dan kenyamanan bagi pengguna danlingkungan terhadap penggunaan utilitas listrik. Hal ini
diperlukan untuk menilai tingkat keandalan bangunan utilitas bertingkat listrik di kota Semarang Tanjung, 2020. Sistem distribusi primer akan
dibebani sampai batas kapasitas maksimum sejalan dengan pertumbuhan beban. Batas maksimum pembebanan ditentukan oleh kemampuan
hantaran arus dari saluran, kapasitas transformator dan jatuh tegangan maksimum yang diizinkan pada ujung saluran yang ditetapkan dalam
Standar Perusahaan Listrik Negara SPLN adalah -10 dan 5. Sistem distribusi tenaga listrik berfungsi untuk mensuplai tenaga listrik dari sumber
pembangkit, gardu induk, gardu distribusi ke beban atau konsumen hingga mencapai Saluran Masuk Pelanggan SMP Tanjung, 2020a.
Penyaluran dan pendistribusian tenaga listrik ini dilakukan dengan menggunakan saluran atau juga disebut penyulang feeder distribusi. Sistem
distribusi memegang peranan yang cukup penting, karena sistem distribusi ini akan melayani beban-beban terpasang pada tingkat tegangan
yang diperlukan Tanjung, 2020c. Pondok Pesantren Ibnu Al Mubarok merupakan Lembaga Pendidikan dan Pusat Dakwah Unggulan dalam
mencetak peserta didik yang menguasai Ilmu Syari dan Umum serta berkepribadian, berakhlak, berkemandirian dan berkeahlian berbasis Al-
Quran dan Sunnah. Pondok pesantrean mempunyai bangunan, yang terdiri dari beberapa ruangan, misalnya ruangan kelas, ruangan
laboratorium, ruangan majelis guru, tempat sholat dan asrama santri. Pada setiap ruangan di pasang peralatan listrik dan elektronika serta
penerangan lampu ruanganjalan. Penggunaan peralatan listrik dan elektronika mengalami gangguan dan masalah, Jurnal Unitek Vol. 15 No. 2
Juli - Desember 2022 e-ISSN 2580-2582, p-ISSN 2089-3957 253 Analisis Sistem kelistri Metode Penulisan Pembebana n Gangguan Analisa Data
Pengumpulan Data Mengukur Menghitu ng Kondisi Daya Phasa R, S, T Kapasitas daya Menganalisa Daya Pembebanan Efisiensi seperti terjadi
pemadaman pada salah satu ruangan yang diakibatkan oleh gangguan hubungan singkat konsleting. Penggunan bahan dan peralatan listrik di
sesuaikan dengan ketentuan berdasarkan aturan dan standarisasi yang berlaku, misalnya PUIL 2011 dan SNI bidang kelistrikan. Kesalahan dalam
penggunaan instalasi listrik bisa mengakibatkan gangguan atau kerusakan pada peralatan listrik dan elektronika serta pada jaringan instalasi.
Akibat dari kesalahan penggunaan penggunaan peralatan instalasi listrik juga bis amenyebabkan kebakaran pada bangunan dan juga bisa
mengakibatkan kematian kepada pemakai atau manusia Tanjung Monice, 2017 Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pondok Pesantren
Ibnu Al Mubarok Kecamatan Rumbai Barat dengan cara objek yang diteliti pada penelitian ini adalah Sistem Pengaman Pondok Pesantren Ibnu
Al Mubarok Kecamatan Rumbai Barat.

Source:ejurnal.sttdumai.ac.id

4.Perancangan Instalasi Tenaga Listrik di Bengkel Universitas Negeri Manado

I. PENDAHULUAN

Perkembangan zaman yang semakin maju menyebabkan perkembangan teknologi meningkat sesuai dengan zamannya. Seiring dengan perkembangan ini, kehidupan manusia
juga akan meningkat pula, sehingga tuntutan akan kebutuhan hidup dalam masyarakatpun akan semakin banyak. Untuk memenuhi tuntutan diatas, maka dari itu banyak
bengkel-bengkel yang memenuhi semua kebutuhan elektronik-elektronik yang dibutuhkan di mana saja, dengan banyaknya bengkel yang ada dan banyaknya juga fasilitas di
bengkel seperti mesin- mesin yang bertegangan tinggi maka bengkel membutuhkan tenaga listrik. Banyaknya fasilitas yang disediakan oleh pihak pengelola bengkel maka akan
semakin rumit untuk sistim kelistrikan yang dipakai Prihantoro, 2020. Namun sering kali perencanaan dan manajemen pemakaian tenaga listrik hanya diabaikan, sehingga terjadi
pemborosan biaya pemakaian listrik. Meninjau kembali perencanaan serta memperhitungkan pemakaian listrik serta efesiensi, maka pemborosan dapat dihindari. Sistem
instalasi listrik sistem pembebanan pada kategori masing-masing akan mengalami perbedaan Kilis Mamahit, 2021. Pada kategori bengkel penggunaan beban cukup besar karena
konsumsi energi listrik tersebut dominan pada malam hari. Sedangkan pada jalan umum sepanjang hari akan sama karena penggunaannya hanya pada malam hari. Beban pada
rumah tangga dan komersil hampir sama hanya pada kategori komersil akan mempunyai beban puncak pada malam hari, sedangkan pada industri akan sama atau konsisten
bebannya. Energi listrik merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dikarenakan hampir semua kegiatan manusia membutuhkan energi listrik
Mamahit Ponto, 2021. Energi listrik dalam kehidupan sehari-hari dimanfaatkan mulai dari penerangan, pemanas, gerak, suara, dan lainnya. Secara umum, beban yang dilayani
oleh sistem distribusi listrik dibagi dalam beberapa kategori yaitu kategori rumah tangga, kategori penerangan jalan umum, kategori bengkel dan kategori komersil. Masing-
masing kategori memiliki kriteria yang berbeda-beda karena hal ini berkaitan dengan pemakaian energi para konsumen masing-masing. Instalasi tenaga listrik merupakan suatu
hal yang sangat mendasar dari suatu bangunan, agar bagunan tersebut dapat menjadi bangunan yang memiliki fungsi seperti yang kita inginkan, pemasangan instalasi harus
diperhatikan dengan tepat agar nanti tidak akan membahayakan pengguna yang ada Hayusman, 2020. Oleh karena itu pemasangan instalasi baru sesuai dengan Peraturan
Umum Instalasi Listrik PUIL 2011 dan Standar Nasional Indonesia SNI yang ada. Instalasi tenaga listrik adalah pemasangan komponen-komponen peralatan listrik untuk melayani
perubahan energi listrik menjadi tenaga mekanis dan kimia. Instalasi tenaga listrik yang lebih baik adalah instalasi yang aman bagi manusia dan akrab dengan lingkungan
sekitarnya. Perancangan sistem instalasi listrik pada suatu bangunan gedung bengkel haruslah mengacu pada peraturan dan ketentuan yang berlaku sesuai dengan PUIL 2011
dan Undang-Undang Ketenagalistrikan 2011. Pada gedung bengkel biasanya membutuhkan energi listrik yang cukup besar, oleh karena itu pendistribusian energi listriknya harus
diperhitungkan sebaik mungkin agar energi listrik dapat terpenuhi dengan baik dan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Perancangan sistem instalasi listrik pada suatu
bangunan harus berlandaskan pada peraturan dan ketentuan yang berlaku sesuai dengan PUIL 2011 dan undang-undang ketenaga listrikan. Pada banguna bengkel biasanya
membutuhkan energi listrik yang cukup besar dalam penggunaannya, oleh sebab itu pendistribusian energi listrik harus diperhitungkan dan diperhatikan sebaik mungkin agar
energi listrik yang disalurkan dapat terpenuhi dengan baik dan sesuai dengan peraturan yang ada. Pemanfaatan pekerjaan pada bengkel Unima merupakan bangunan lama dan
sistem instalasi listrik yang digunakan masih menggunakan sistem terdahulu atau konvensional, yaitu membagi tiap fasa hanya sesuai dengan kebutuhan yang digunakan. Hal
tersebut bisa berdampak pada ketidakseimbangan beban tiap fasa. Dampak dari ketidakseimbangan beban adalah rugi-rugi akibat adanya arus netral dan rugi-rugi akibat adanya
arus grounding. Pada sistem tenaga listrik 3 fase, idealnya daya listrik yang dibangkitkan, disalurkan dan diserap oleh beban semuanya seimbang. Dengan demikian daya
pembangkitan daya pemakain. Selain itu, tegangan yang dimiliki 3 fase juga harus seimbang. Pada tegangan yang seimbang terdiri dari tegangan 1 fase yang mempunyai
magnitude dan frekuensi yang sama tetapi antara 1 fase dengan yang lainnya mempunyai beda fase sebesar 120 listrik. Sedangkan secara fisik mempunyai perbedaan sebesar
60, dan dapat dihubungkan secara bintang Y, wye atau segitiga delta, , D Zuhal, 1990. Bengkel Universitas Negeri Manado merupakan suatu tempat usaha jenis wirausaha kecil
dan menengah yang bergerak dalam bidang jasa pelayanan perbaikan baik dalam teknik pengelasan atau pembuatan kayu, lebih dari itu bengkel Unima juga tempat dimana
mahasiswa membuat kerajinan tangan seperti bahan-bahan praktek yang bersangkutan dengan mata kuliah yang ada pada jurusan masing-masing di Fakultak Tenik Unima.
Bengkel Universitas Negeri Manado merupakan tempat pekerjaan besi dan kayu bengkel ini ada di wilayah Fakultas Teknik Unima banyak mahasiswa yang suka pergi ke bengkel
unima untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan mesin-mesin di bengkel workshop unima seperti untuk praktek memakai mesin las atau mesin pemotong besi. Di
bengkel Universitas Negeri Manado ini ada beberapa mesin-mesin listrik 1 sampai 3 fasa yang digunakan untuk membuat suatu bahan atau alat yang siap untuk dipakai. Instalasi
yang digunakan di bengkel Universitas Negeri Manado sudah tua dan lama, untuk mencegah terjadinya kebakaran atau konsliteng maka dilakukan renovasi instalasi tenaga
listrik yang baru pada sebuah bangunan bengkel Univesitas Negeri Manado.

Source:ejurnal-mapalus-unima.ac.id

5.PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) TERHADAP KINERJA MANAJERIAL MELALUI KEPEMIMPINAN PADA PEMBANGKIT LISTRIK DI PT.
PLN (PERSERO) UIKSBU

Pengaruh Total Quality Management TQM terhadap Kinerja Manajerial melalui Kepemimpinan pada Pembangkit Listrik di PT. PLN Persero
Uiksbu Rahmat Dian Amir Sri Indarti Samsir Jurnal Daya Saing Vol. 8 No. 1 Februari 2022 p. ISSN 2407-800X e. ISSN 2541-4356 71 tenaga listrik
sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. Kinerja performance adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang
atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka mencapai tujuan
organisasi. Dewi 2013 menyatakan bahwa kinerja manajerial adalah kinerja individu anggota organisasi dalam kegiatan-kegiatan manajerial
antara lain perencanaan, investigasi, koordinasi, pengaturan staf, negosiasi, perwakilan dan kinerja keseluruhan. Seseorang yang memegang
posisi manajerial diharapkan mampu menghasilkan suatu kinerja manajerial. Berbeda dengan kinerja karyawan umumnya yang bersifat konkrit,
kinerja manajerial bersifat abstrak dan kompleks Mulyadi dan Setiawan, 2017 Untuk memperoleh kinerja manajerial yang baik yaitu adanya
kepemimpinan yang baik. Upaya yang dapat dilakukan pemimpin dalam pengembangan sumber daya manusia yang ada di instansi yang ia
pimpin adalah dengan mendorong semangat dan gairah kerja karyawan agar dapat meningkatkan kinerjanya. Hal ini dapat dilakukan dengan
memberikan upahgaji yang sesuai, memperhatikan kebutuhan rohani, suasana kerja yang harmonis, menempatkan karyawan pada posisi yang
tepat, dan memberikan kesempatan karyawan untuk maju dan berkembang. Ini merupakan suatu tantangan bagi pemimpin perusahaan agar
pengelolaan sumber daya manusia yang ada mampu memberikan meningkatkan kinerjanya. Untuk melihat hasil pengukuran sasaran kinerja
pegawai dan kompetensi individu pegawai level manajerial dapat dilihat pada tabel 1. 3 berikut Tabel 1 Kinerja Manajerial Individu PT. PLN
Persero Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian Utara Tahun 2015-2019 Sumber PT. PLN Persero Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian
Utara, 2020 Tabel 1 memperlihatkan bahwa berdasarkan nilai sasaran kinerja pegawai dan kompetensi individu pegawai level manajerial
terlihat bahwa masih banyak yang berada pada kategori potensial. Artinya secara individu pemangku jabatan manajerial sudah memiliki potensi
yang cukup untuk mengerakkan semua lini personil di bawahnya untuk meningkatkan kinerja masing-masing, namun masih belum memberikan
dampak kontribusi yang optimal terhadap perusahaan. Hal ini menjadi objek yang akan di teliti disini apakah dengan bekal potensi yang ada
pada setiap jajaran manajerial PLN UIKSBU dan dengan penerapan system manajemen mutu Total Quality Manajemen sudah bisa membawa
peningkatan kinerja yang lebih optimal kepada perusahaan. Untuk menghasilkan produk dengan kualitas yang terbaik, Perusahaan Listrik
Negara PLN merupakan badan usaha milik Negara BUMN memerlukan upaya perbaikan berkesinambungan terhadap kemampuan manusia,
proses, dan lingkungan. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk memperbaiki kemampuan komponen-komponen tersebut secara
berkesinambungan adalah dengan menerapkan Total Quality Management TQM TQM merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha
yang mencoba memaksimalkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus terhadap produk jasa, sumber daya manusia, proses dan
lingkungannya baik yang didorong oleh kekuatan eksternal maupun internal organisasi Tjiptono dan Diana, 2013328. Berdasarkan TQM, tolak
ukur keberhasilan usaha bertumpu pada kepuasan pelanggan atas barang atau jasa yang diterimanya. Untuk dapat diperoleh dan
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dalam menghadapi persaingan bebas dan kompetitif diperlukan suatu komitmen
perusahaan yang mengarah kepada kepuasan pelanggan, dimana mutu merupakan faktor utama yang mempengaruhi pilihan konsumen untuk
TahunSangat PotensialOptimalPontensialKandidat PontensialJumlah 2017151031445267 201832108125 -265 20191988197 -304 Pengaruh
Total Quality Management TQM terhadap Kinerja Manajerial melalui Kepemimpinan pada Pembangkit Listrik di PT. PLN Persero Uiksbu Rahmat
Dian Amir Sri Indarti Samsir Jurnal Daya Saing Vol. 8 No. 1 Februari 2022 p. ISSN 2407-800X e. ISSN 2541-4356 72 berbagai jenis produk dan
jasa, mutu juga merupakan suatu kekuatan yang dapat menghasilkan keberhasilan perusahaan Berdasarkan uraian pada Latar Belakang
masalah di atas maka penulis merumuskan permasalahannya sebagai berikut 1 Bagaimana pengaruh Total Quality Management TQM terhadap
kinerja Manajerial di PT PLN Persero Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian Utara 2 Bagaimana pengaruh Total Quality Management TQM
terhadap Kepemimpinan di PT PLN Persero Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian Utara 3 Bagaimana pengaruh kepemimpinan terhadap
kinerja Manajerial di PT PLN Persero Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian Utara Dan 4 Bagaimana pengaruh Total Quality Management
TQM terhadap kinerja manajerial melalui kepemimpinan di PT PLN Persero Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian Utara Tujuan penelitian
yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut 1 Untuk menganalisis pengaruh Total Quality Management TQM terhadap kinerja
Manajerial di PT PLN Persero Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian Utara. 2 Untuk menganalisis pengaruh Total Quality Management
TQM terhadap kepemimpinan di PT PLN Persero Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian Utara.

Source:ejournal.kompetif.com

Anda mungkin juga menyukai