ABSTRAK
ABSTRACT
This study aims to analyze company policies regarding "staycation" and the legal
consequences associated with the employment contracts of factory employees in
Cikarang. Staycation refers to the boss's invitation to employees to engage in intimate
relationships as a condition for extending the employment contract. This research
method uses an observation approach and literature study. Observations were made by
observing company practices and policies regarding "staycation" at several factories in
Cikarang. In addition, a literature study was conducted to gain an in-depth
understanding of labor regulations, business ethics, and legal consequences related to
sexual harassment in the workplace. The results of this study are expected to provide a
better understanding of the impact of company policies regarding "staycation" on
employees and the legal consequences that may arise. This research is also expected to
provide recommendations related to employee protection, prevention of sexual
harassment in the workplace, and legal actions that can be taken by employees who
face this situation. It is hoped that this research can become a reference for companies
to develop policies that are fair and uphold employee rights. In addition, it is hoped that
it will also contribute to efforts to prevent sexual harassment in the workplace and
provide useful information for employees who are facing a similar situation.
Pelecehan seksual adalah perilaku ofensif atau perhatian yang bersifat seksual
dan menyebabkan penderitaan bagi korban1. Pelecehan seksual merujuk pada tindakan
atau perilaku yang tidak diinginkan dan tidak pantas dengan sifat seksual yang
menargetkan orang lain tanpa persetujuan mereka. Pelecehan seksual bisa berupa
kontak fisik, komentar yang tidak pantas, eksploitasi, atau upaya memaksa orang lain
untuk melakukan tindakan seksual yang tidak mereka inginkan. Dalam hal ini pelecehan
seksual dapat terjadi dimana saja, salah satunya di tempat kerja.
Pelecehan seksual di tempat kerja merupakan masalah serius yang melanggar
hak asasi manusia dan dapat memiliki konsekuensi yang merugikan bagi para korban.
Di Indonesia, kasus pelecehan seksual di tempat kerja masih menjadi permasalahan
yang perlu ditangani secara serius2. Salah satu bentuk pelecehan seksual adalah ketika
bos memanfaatkan posisinya untuk mengajak karyawan terlibat dalam hubungan intim
dengan ancaman pemutusan kontrak kerja jika tidak setuju. Fenomena ini dikenal
dengan istilah "staycation". Pada sektor industri pabrik di Cikarang, ada laporan dan
indikasi adanya praktik "staycation" yang dilakukan oleh beberapa perusahaan.
Kebijakan semacam ini menimbulkan masalah serius terkait keamanan dan hak-hak
karyawan. Oleh karena itu, diperlukan analisis yang mendalam mengenai kebijakan
perusahaan terkait "staycation" dan konsekuensi hukum yang terkait untuk memperoleh
pemahaman yang lebih baik mengenai masalah ini. Tujuan penelitian ini adalah : 1)
Menganalisis kebijakan perusahaan terkait "staycation" di pabrik-pabrik di Cikarang. 2)
Mengidentifikasi konsekuensi hukum yang terkait dengan praktik "staycation" dalam
kontrak kerja karyawan. 3) Menyediakan rekomendasi untuk perlindungan karyawan
dan pencegahan pelecehan seksual di tempat kerja.
Anggota Komnas Perempuan Tiasri Wiandani menyatakan bahwa menggunakan
staycation sebagai persyaratan untuk memperpanjang kontrak kerja pekerja perempuan
merupakan bentuk eksploitasi seksual. Menurutnya, eksploitasi seksual termasuk dalam
kategori tindakan yang dapat dituntut secara hukum sesuai dengan Undang-Undang
Tindak Pidana Kekerasan Seksual (UU TPKS). Tiasri Wiandani juga menyatakan
bahwa pekerja perempuan yang menolak staycation berisiko tidak mendapatkan
perpanjangan kontrak. Hal ini mengindikasikan bahwa atasan memanfaatkan
ketidakseimbangan hubungan dan kerentanan pekerja perempuan untuk mendapatkan
layanan seksual sebagai keuntungan. Eksploitasi seksual terjadi akibat penyalahgunaan
kekuasaan dalam situasi ini,
Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan di Indonesia telah
mengatur hak, kewajiban, dan perlindungan bagi karyawan. Menurut Pasal 1 angka 11
undang-undang tersebut, pelecehan seksual di tempat kerja dianggap sebagai
1
Danendra Farrel Wicaksono, “Penindakan Pelaku Tindak Pidana Pelecehan Seksual Terhadap Perempuan Menurut
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik. (Bullying of Perpetrators of
Sexual Abuse of Women Under Act Number 19 in 2016 About Information and Electronic Transactions).”
(undergraduate, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, 2023), http://repository.untag-sby.ac.id/21586/.
2
Fiana Dwiyanti, “Pelecehan Seksual Pada Perempuan Di Tempat Kerja (Studi Kasus Kantor Satpol PP Provinsi
DKI Jakarta),” Jurnal Kriminologi Indonesia 10, no. 1 (March 27, 2017),
http://www.ijil.ui.ac.id/index.php/jki/article/view/7515.
B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode gabungan antara observasi dan studi
literatur. Berikut ini adalah informasi ringkas mengenai materi dan metode yang
digunakan dalam penelitian ini:
Subjek Penelitian:
Subjek penelitian ini adalah karyawan pabrik di Cikarang yang menghadapi situasi
"staycation" dalam kontrak kerja mereka. Penelitian dilakukan dengan memperoleh data
dari beberapa pabrik yang memiliki laporan atau indikasi adanya praktik "staycation".
Teknik Pengambilan Data:
a. Observasi: Observasi dilakukan untuk mengamati praktik dan kebijakan perusahaan
terkait "staycation". Pengamat akan melihat langsung tindakan atau kegiatan yang
terkait dengan praktik tersebut, seperti interaksi antara bos dan karyawan.
b. Studi Literatur: Studi literatur dilakukan untuk memperoleh pemahaman yang
mendalam mengenai peraturan perburuhan, etika bisnis, konsekuensi hukum terkait
pelecehan seksual di tempat kerja, serta penelitian sebelumnya yang relevan dengan
topik ini.
Metode Analisis:
a. Analisis Kualitatif: Data yang diperoleh dari observasi dan studi literatur akan
dianalisis secara kualitatif. Hal ini melibatkan pengorganisasian dan penafsiran data
yang bersifat deskriptif, dengan tujuan memahami konteks, praktik, dan implikasi dari
kebijakan perusahaan terkait "staycation".
b. Pendekatan Eksploratif: Penelitian ini menggunakan pendekatan eksploratif untuk
menjelajahi dan memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai fenomena
"staycation" dan konsekuensi hukum yang terkait. Pendekatan ini memungkinkan
peneliti untuk menemukan pola, tema, atau faktor yang mungkin mempengaruhi praktik
"staycation" dan dampaknya.
3
Siti Awaliyah, “Aspek Hukum Dalam Pelecehan Seksual Di Tempat Kerja,” Jurnal Ilmiah Pendidikan
Pancasila Dan Kewarganegaraan 27, No. 1 (June 27, 2016), Https://Doi.Org/10.17977/Jppkn.V27i1.5514.
6
Rumimpunu Fritje, “Sistem Hubungan Industrial Pancasila Di Indonesia Dengan Tenaga Kerja, Perusahaan Dilihat
Dari Aspek ( Undang-Undang Tenaga Kerja No.13 Tahun 2003),” Jurnal Hukum Unsrat Ii, No. 2 (January 2014):
117–26.
7
“Geger Isu Syarat Staycation Karyawati Di Cikarang, Bupati Buka Suara,” Accessed May 17, 2023,
Https://Www.Cnnindonesia.Com/Nasional/20230504125153-20-945175/Geger-Isu-Syarat-Staycation-Karyawati-Di-
Cikarang-Bupati-Buka-Suara.
8
Sri Kurnianingsih, “Pelecehan Seksual Terhadap Perempuan Di Tempat Kerja,” Buletin Psikologi 11, No. 2
(September 29, 2015), Https://Doi.Org/10.22146/Bpsi.7464.
9
“Peranan Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan Dalam Menangani Masalah Ketenagakerjaan Menurut Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan | Lex Administratum,” Accessed May 17, 2023,
Https://Ejournal.Unsrat.Ac.Id/V3/Index.Php/Administratum/Article/View/11108.
10
fritje, “sistem hubungan industrial pancasila di indonesia dengan tenaga kerja, perusahaan dilihat dari aspek
( undang-undang tenaga kerja no.13 tahun 2003).”
11
“Pengaruh Kompetensi, Independensi, Objektivitas, Akuntabilitas Dan Integritas Terhadap Kualitas Audit Dengan
Etika Auditor Sebagai Variabel Moderasi ( Studi Empiris Kap Di Semarang ) - Diponegoro University | Institutional
Repository (Undip-Ir),” Accessed May 17, 2023, Http://Eprints.Undip.Ac.Id/43848/.
12
“Prinsip-Prinsip Keadilan Distributif Dalam Pemikiran Sayyid Qutb - Digital Library Uin Sunan Gunung Djati
Bandung,” Accessed May 17, 2023, Https://Etheses.Uinsgd.Ac.Id/51869/.
13
Atie Ernawati, “Peningkatan Keahlian Tukang Bangunan Guna Menunjang Program K3 Dan Iso 9002 Dalam
Bidang Pekerjaan Jasa Konstruksi,” Faktor Exacta 3, No. 3 (July 14, 2015): 287–97,
Https://Doi.Org/10.30998/Faktorexacta.V3i3.24.
14
Adpenalia, “Government Making.”
15
“Dampak Positif Kebijakan Dinas Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Dalam Menangani Kasus
Kekerasan Seksual Terhadap Anak | Musamus Journal Of Public Administration,” Accessed May 17, 2023,
Https://Www.Ejournal.Unmus.Ac.Id/Index.Php/Fisip/Article/View/5144.
PENUTUP
Dalam diskusi tentang kebijakan perusahaan dan konsekuensi hukum terkait
"staycation" di kontrak kerja karyawan pabrik di Cikarang, terdapat beberapa poin
penting yang dapat disimpulkan:
1. Praktik "staycation" yang melibatkan ancaman atau paksaan dari bos kepada
karyawan untuk hubungan intim adalah tindakan yang melanggar etika bisnis,
integritas, dan hak asasi manusia. Hal ini juga melanggar hukum
ketenagakerjaan yang melindungi karyawan.
2. Kebijakan perusahaan harus menghormati nilai-nilai kesetaraan, keadilan, dan
hak asasi manusia. Perlindungan karyawan harus menjadi prioritas utama, dan
perusahaan perlu memiliki kebijakan yang jelas dan terdokumentasi mengenai
penanganan pelecehan seksual di tempat kerja.
16
“panduan lengkap perencanaan csr - nurdizal m. rachman, asep efendi, emir wicaksana - google buku,” accessed
may 17, 2023,.
17
rizki pratama kamarulah, “perlindungan hukum terhadap perempuan sebagai korban pelecehan seksual di tempat
kerja,” lex crimen 10, no. 13 (2021), https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/lexcrimen/article/view/38575.
18
“penegakan hukum atas tindak pidana perdagangan orang perspektif hak asasi manusia | varia justicia,” accessed
may 17, 2023, http://journal.unimma.ac.id/index.php/variajusticia/article/view/1887.
DAFTAR PUSTAKA
Adpenalia, Krispina. “Government Making : Prokteksi Dan Penghapusan Kekerasan
Seksual (Studi Literatur Dinamika Pengesahan Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2022 Tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual).” Sarjana, Sekolah
Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa Stpmd “Apmd,” 2022.
Http://Repo.Apmd.Ac.Id/1888/.
Awaliyah, Siti. “Aspek Hukum Dalam Pelecehan Seksual Di Tempat Kerja.” Jurnal
Ilmiah Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan 27, No. 1 (June 27, 2016).
Https://Doi.Org/10.17977/Jppkn.V27i1.5514.
Dwiyanti, Fiana. “Pelecehan Seksual Pada Perempuan Di Tempat Kerja (Studi Kasus
Kantor Satpol Pp Provinsi Dki Jakarta).” Jurnal Kriminologi Indonesia 10, No.
1 (March 27, 2017). Http://Www.Ijil.Ui.Ac.Id/Index.Php/Jki/Article/View/7515.
“Geger Isu Syarat Staycation Karyawati Di Cikarang, Bupati Buka Suara.” Accessed
May 17, 2023. Https://Www.Cnnindonesia.Com/Nasional/20230504125153-20-
945175/Geger-Isu-Syarat-Staycation-Karyawati-Di-Cikarang-Bupati-Buka-
Suara.
Rahmatina, Zulfa, And S. Psi Susatyo Yuwono. “Strategi Coping Generasi Millennial
Terhadap Pelecehan Seksual Di Media Sosial.” S1, Universitas Muhammadiyah
Surakarta, 2019. Https://Doi.Org/10/Lampiran.Pdf.