Anda di halaman 1dari 7

Keuntungan : Adanya alih daya Pekerja outsourcing akan menggunakan seluruh kemampuanya dalam bekerja.

Dengan adanya outsourcing maka mereka akan mendapatkan suatu ketrampilan yang belum mereka miliki sebelumnya dan jika telah memiliki kemampuan tersebut maka pekerja akan menambah kemampuan mereka dengan bekerja di outsourcing. Pekerjaan tersebut akan menjadi lebih bermanfaat jika pekerjanya mampu menerapkan ilmu yang mereka dapat dari perusahaan penerima. Kemudian mereka mengembangkan ketrampilan tersebut untuk menambah daya saing dalam meraih lapangan pekerjaan. Kemudahan dalam mencari kerja Sebelum mendapatkan pekerjaan tetap, dengan adanya outsourcing akan membantu tenaga kerja yang belum bekerja, untuk disalurkan kepada perusahaan-perusahaan yang membutuhkan tenaga dari perusahaan outsourcing tersebut.

Kerugian : Keberlanjutan mendapatkan pekerjaan yang tidak pasti Perusahaan outsourcing hanya mampu menampung para pekerja yang mengikatkan diri pada perusahaan outsourcing mereka, namun tidak serta merta mereka langsung dijadikan pekerja tetap dari satu perusahaan. Penugasan mereka menunggu permintaan dari perusahaan yang akan menerima mereka bekerja. Sistem kontrak Dengan sistim kontrak, akan menyulitkan mereka dalam menentukan masa depan. Sistem kontrak akan berjalan sesuai dengan tanggal berlaku atau masa berlaku sesuai dengan yang diperjanjikan awal. Maka dari itu kontrak tidak memberikan jaminan bagi kehidupan pekerja outsorcing dimasa datang. Tidak adanya serikat pekerja Tidak adanya serikat pekerja, membuat pekerja akan kesusahan di saat terjadi perselisihan baik antara perusahaan dan pekerja, maupun antara pekerja dengan pekerja. Mereka hanya mengandalkan atasan dan HRD sebagai penengah dalam penyelesaiaan perselisihan tersebut. _pradanaku.blogspot.com

Sh

Untung Rugi Sistem Outsourcing


Diperbaharuai terakhir May 29, 2012 Belakangan ini berbagai perusahaan yang menggunakan jasa outsourcing kian meningkat sehingga kata outsourcing menjadi terdengar akrab di telinga kita. Sayangnya meskipun begitu, masih banyak diantara calon pekerja yang belum paham benar, apa sebenarnya yang dimaksud tenaga kerja outsourcing itu sendiri. Apa itu outsourcing? Bila merujuk pada Undang Undang No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, Outsourcing (Alih Daya) dikenal sebagai penyediaan jasa tenaga kerja seperti yang diatur pada pasal 64, 65 dan 66. Dalam dunia Psikologi Industri, tercatat karyawan outsourcing adalah karyawan kontrak yang dipasok dari sebuah perusahaan penyedia jasa tenaga outsourcing. Awalnya, perusahaan outsourcing menyediakan jenis pekerjaan yang tidak berhubungan langsung dengan bisnis inti perusahaan dan tidak mempedulikan jenjang karier. Seperti operator telepon, call centre, petugas satpam dan tenaga pembersih atau cleaning service.Namun saat ini, penggunaan outsourcing semakin meluas ke berbagai lini kegiatan perusahaan. Dengan menggunakan tenaga kerja outsourcing, perusahaan tidak perlu repot menyediakan fasilitas maupun tunjangan makan, hingga asuransi kesehatan. Sebab, yang bertanggung jawab adalah perusahaan outsourcing itu sendiri. Meski menguntungkan perusahaan, namun sistem ini merugikan untuk karyawan outsourcing. Selain tak ada jenjang karier, terkadang gaji mereka dipotong oleh perusahaan induk. Bayangkan, presentase potongan gaji ini bisa mencapai 30 persen, sebagai jasa bagi perusahaan outsourcing. Celakanya, tidak semua karyawan outsourcing mengetahui berapa besar potongan gaji yang diambil oleh perusahaan outsourcing atas jasanya memberi pekerjaan di perusahaan lain itu. Sistem Kerja Outsourcing Sistem perekrutan tenaga kerja outsourcing sebenarnya tidak jauh berbeda dengan sistem perekrutan karyawan pada umumnya. Perbedaannya, karyawan ini direkrut oleh perusahaan penyedia tenaga jasa, bukan oleh perusahaan yang membutuhkan jasanya secara langsung. Nanti, oleh perusahaan penyedia tenaga jasa, karyawan akan dikirimkan ke perusahaan lain (klien) yang membutuhkannya. Dalam sistem kerja ini, perusahaan penyedia jasa outsource melakukan pembayaran terlebih dahulu kepada karyawan. Selanjutnya mereka menagih ke perusahaan pengguna jasa mereka. Karyawan outsourcing biasanya bekerja berdasarkan kontrak, dengan perusahaan penyedia jasa outsourcing, bukan dengan perusahaan pengguna jasa. Bagi anda yang berniat mencari pekerjaan via perusahaan outsourcing, sebelum menanda

tangani perjanjian kerja, ada baiknya anda perhatikan sejumlah point berikut ini: Jangka waktu perjanjian. Pastikan perjanjian sesuai dengan masa kerja yang ditawarkan. Perjanjian kerja antara karyawan outsourcing dengan perusahaan penyedia jasa biasanya mengikuti jangka waktu perjanjian kerjasama antara perusahaan penyedia jasa dengan perusahaan pemberi kerja. Hal ini dimaksudkan apabila perusahaan pemberi kerja hendak mengakhiri kerja samanya dengan perusahaan penyedia jasa, maka pada waktu yang bersamaan, berakhir pula kontrak kerja antara karyawan dengan perusahaan pemberi kerja. Jam kerja. Peraturan tentang jam mulai bekerja dan berakhir, dan waktu istirahat . Gaji dan tunjangan. Jumlah yang akan diterima serta waktu pembayaran sesuai dengan yang telah disepakati, tidak dipotong oleh perusahaan penyedia jasa outsourcing. Posisi dan Tugas. Pastikan posisi dalam perusahaan dan apa saja tugas serta tanggung jawab anda selama bekerja di perusahan lain. Lokasi kerja. Pastikan bahwa penempatan anda di perusahaan klien sudah sesuai kesepakatan. Penyelesaian Perselisihan dalam Outsourcing (Alih Daya) Problematika mengenai outsourcing memang cukup bervariasi, misalnya berupa pelanggaran peraturan perusahaan oleh karyawan outsourcing maupun adanya perselisihan antara karyawan outsourcing dengan karyawan lainnya. Menurut pasal 66 ayat 2 huruf c Undang Undang no.13 Tahun 2003, penyelesaian perselisihan yang timbul menjadi tanggung jawab perusahaan penyedia jasa. Jadi walaupun yang dilanggar oleh karyawan outsourcing adalah peraturan perusahaan pemberi pekerjaan, yang berwenang menyelesaikan perselisihan tersebut adalah perusahaan penyedia jasa. Tidak ada kewenangan dari perusahaan pengguna jasa pekerja untuk melakukan penyelesaian sengketa karena antara perusahaan pemberi kerja dengan karyawan outsourcing secara hukum tidak mempunyai hubungan kerja, walaupun peraturan yang dilanggar adalah peraturan perusahaan pengguna jasa pekerja (user).

Jakarta (Pinmas) Menteri Agama H Suryadharma Ali menyatakan sangat mendukung upaya memberikan masukan terhadap draft Rancangan Undang-Undang Kesetaraan dan Keadilan Gender (RUU KKG), sehingga produk regulasi yang akan dihasilkan tidak bertentangan dengan nilai-nilai agama dan budaya bangsa. Saya setuju jika konsep kesetaraan gender berbasis wahyu Allah, papar Menag pada Seminar Nasional Ikatan Cendekiawan Muslim Se-Indonesia (ICMI) bertajuk Menganalisis Dimensi Sosial Budaya dan Agama Dalam RUU Gender di Kantor Kemenag Pusat, Rabu (14/11). Menurut Menag, komitmen pemerintah dalam mencapai kesetaraan sebenarnya sudah tercantum dalam Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 Tentang Pengarustamaan Gender. Sebagai tindak lanjutnya, ada surat Keputusan Kemendagri Nomor 132 Tahun 2003. Menag berharap, dengan bertumpu pada Alquran, seluruh pengambil kebijakan serta pembuat perundangan bisa mengkaji mendalam tentang makna kesetaraan. Sehingga segala keputusan tidak justru merugikan kaum perempuan. Sebagai prinsipnya, kita perlu menyadari bahwa posisi perempuan dan laki-laki sederajat dalam Islam serta menyesuaikannya membentuk kearifan lokal,terang Menag. Dukungan penuh dilontarkannya karena RUU KKG dalam koridor keislaman sejalan dengan fungsi agama sebagai landasan moral. Lantaran Islam datang untuk membebaskan manusia dari penindasan. Di sisi lain, imbuh Menag, perempuan harus siap dengan segala kesiapan kualitas sumber daya manusia jika tuntutan dalam RUU itu dipenuhi. Ketua Umum PPP ini mencontohkan kekurangsiapan tenaga perempuan di berbagai bidang masih perlu diperbaiki. Mulai dari pengalamannya di politik. Partai berlambang Kabah ini kesusahan mencari pengurus perempuan di setiap tingkatan termasuk caleg perempuan hingga 30 persen. Walhasil, banyak yang tidak melihat kualitas perempuan. Asal masuk saja. Saya juga ingatkan agar sambil memperjuangkan, perempuan juga tidak melupakan pendidikan generasi mendatang, harap Menag. Ketua Pokja RUU KKG dari Komisi VIII Chairun Nisa menegaskan, bakal tetap mengupayakan regulasi ini tuntas. Lantaran perangkat perundang-undangannya masih dirasakan belum cukup bagi pencapaian kesetaraan gender. RUU KKG merupakan rancangan peraturan yang strategis dijadikan payung kebijakan untuk menciptakan situasi kondusif bagi pencegahan diskriminasi maupun kesenjangan gender,bahas Chairun Nisa. Molornya pembahasan sejak periode 2008 terhadap RUU ini dinilainya muncul akibat pro kontra dari berbagai kelompok masyarakat. Komitmen pemerintah tentang pengarustamaan gender pun justru akan diperkuat dengan RUU ini yang bisa ditindaklanjuti masyarakat dan swasta. Dari landasan sosiologis, pembentukan RUU KKG menunjukkan hasil responsif isu gender. Patokannya terlihat dari hasil Indeks Pembangunan Manusia Indonesia dengan Indeks Pembangunan Gender yang masih menggambarkan perbedaan capaian pembangunan antara

lelaki dan perempuan. Setidaknya di delapan provinsi, 24 persen memiliki angka IPM di atas rata-rata nasional sekaligus memiliki angka IPG di bawah rata-rata nasional. Lalu, 16 provinsi atau 49 persen memiliki nilai IPM dan IPG di bawah rata-rata angka nasional. Kesenjangan gender dirujuk Chairun Nisa lagi dari banyaknya kaum hawa yang menjadi korban kekerasan di sektor publik dan domestik. Data tahun 2011 Komnas Perempuan menyebutkan ada peningkatan kasus sekitar 13,32 persen. Atau mencapai 119.107 kasus dari tahun lalu yang mencapai 105.103 kasus. Dasar pembentukan RUU KKG ini secara luas mencapai delapan poin millenium development goal yang mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan,ulas Chairun Nisa. Sebagai tindak lanjutnya, dia juga berharap kawalan pemerintah dengan melindungi dan menjamin terwujudnya kesetaraan gender mencakup akses, partisipasi, kontrol hingga pemanfaatan yang adil dalam pembangunan nasional. Guru Besar Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor Aida Vitayala S Hubeis mengusulkan agar pembahasan RUU KKG bisa merekonstruksi peran antara perempuan dengan lelaki. Semuanya didasarkan menurut fleksibilitas pembagian peran yang dinamis. Apalagi kesenjangan antargender banyak pula dipengaruhi faktor ekonomi. Jika ekonomi masyarakat membaik, kesenjangan gender akan mengecil, begitu pula sebaliknya,ungkap Aida. Urgensi regulasi ini pun dianggapnya penting dalam pemerintahan. Merujuk relevansi terhadap efek perkembangan perekonomian. Presidium ICMI Pusat Marwah Daud Ibrahim meneguhkan analisa Aida dengan mengemukakan usulan dalam konten RUU KKG. Bersama tim dan Prof Nanat Fatah Nasir, ICMI coba memasukkan berbagai pandangan gender dalam perspektif Islam. Konsep gender bisa diafiliasikan dengan pembangunan nasional dengan memberi kesempatan yang sama bagi kaum perempuan untuk mengeksplorasi kemampuannya. Seperti yang dipraktikkan Rasulullah SAW, ulasnya. (dik)

Gender setara? Ya, untuk kaum wanita selalu ribut untuk masalah gender, mereka sangat tidak setuju jika kaum perempuan lebih rendah derajatnya dengan kaum pria. Tetapi menurutku, masing2 gender ada kodratnya. Tuhan menciptakan masing2 sesuai dengantugas dan fungsinya. Bahwa kaum wanita sebagai pendamping kaum pria, sebenarnya bukan suatu masalah. Masing2 harus melakukan tugas dan fungsinya, jangan hanya menginginan kesetaraan gender, tetapi melupakan tugasnya .. Diantara teman2ku, dimana aku berada di dunia lelaki, wajarlah aku menjadi curahan hati teman2 cowokku. Tetapi, seorang teman wanitaku di komunitas ang lain menceritakan tentang rahasia hidupnya yang selama ini ditutupinya rapat2 dan ketika kehidupannya bertambah jauh, dia mulai gelisah dan hidupnya mulai kacau. Dia, seorang ambisius yang melibas apapun yg menghalanginya dalam mencapai keinginannya, rupanya mulai berpikir tentang masa depannya .. Voila, sebut saja begitu, seorang yang sangat ambius, yang tak segan memberangus apa yg ada di depannya jika melawan kehendaknya. Dia bekerja di sebuah perusahaan besar dan dia berambisi menjadi salah satu pentolan di perusahaan itu. Karirnya memang menanjak dengan cepat, tetapi dia harus membayar mahal untuk itu. Semua orang2 yang seharusnya mendapat jatah untuk promosi seperti dirinya, di hempaskan dan dia sering membuat kesaksian palsu tentang saingan2nya, dan akhirnya Voila lah yang keluar menjadi pemenang .. dan semua teman2nya, bahkan anak2 buahnya, bersepakat untuk selalu bergerilya mendesak Voila turun dari posisinya Aku sampai geleng2 kepala, membayangkan dia berbuat seperti itu. Masalah gender kah? Aku sendiri tidak peduli, apa aku seorang wanita yang hanya memuaskan nasib gendernya atau karena aku memang bekerja mati2an untuk memenuhi hidup dan anak2ku? Buat aku,masalah geder yang selalu di gembar gemborkan sangat tidak relevan dengan ceritaku dibawah ini : Ketika Voila sudah menjadi atasan banyak teman2nya, hidupnya bertambah buas. Voila belum menikah, dan katanya lagi, Voila belum pernah mencicipi masa pacaran sama sekali. Aku Tanya, kenapa masa remajanya tidak diisi oleh kisah kasih 2 anak manusia? Dia menjawab, karena dia sejak dahulu memang berambisi untuk mengalahkan saingan2nya, yaitu kaum pria DAN juga kaum wanita. Tetapi jangan salah ! Sebenarnya, Voila sendiri masih sangat menginginkan untuk membina hubungan antara lelali dan wanita. Begitupun konsep perkawinan masih ingin dijalaninya seumur dengan kehidupannya. Beberapa kali, Voila mendekati laki2 dan beberapa kali pula Voila kecewa, karena ambisiusnya yang kelewatan. Semua pria tidak suka dengan keberangasannya. Sama sekali tidak ada yang mau didekati Viola, karena bukan hanya Voila semakin buas ditambah lagi, Voila memang kejam terhadap orang lain. Bayangkan, anak2 buahnya dilabrak ketika membuat satu kesalahan kecil saja, sapai bisa mengeluarkan Surat Peringatan untuk sedikit keterlambatan. Ditambah lagi, bosnya juga mempunyai sifat yang sama dengannya, terlalu ambisius dan kejam. Bosnya adalah seorang pria yang sangat2 ambisius tetapi yang mengherankan aku dan banyak teman yang mengenal mereka, mengapa mereka tidak pacaran saja ya? Hihihi .. *sesama orang2 buas jangan saling mendahului* .. Ternyata kejadiannya terus berlanjut. Voila kesengsem dengan temannya yang tidak peduli dengannya tetapi hanya mempedulikan tubuhnya. Voila memang tidak cantik - sama sekali tidak cantik - tubuhnya terlalu kurus untuk disebut seorang wanita. Tetapi lifestylenya

memang bisa menjadi banyak pria memburunya. Mungkin hanya untuk bersenang2 tetapi menurutku, pria2 itu hanya ingin uang dan tubuhnya saja . Menyedihkan .. Adalah seorang Boy, yang katanya berwajah macho, berkulit hitam dan bertubuh kekar, itulah yang disukai Voila. Mereka sepertinya asyk masyuk berpacaran, tetapi ternyata dalam curhatnya, Boy hanya menginginkan tubuh Voila dan Voila pun sebenarnya mengetahuinya. Dan Voila tidak keberatan tubuhnya di gauli kapan saja Boy menginginkannya. Dan lama kelamaan, justru Voila menjadi ketagihan berhubungan dengan Boy walau Boy sudah menikah dan mempunyai 2 orang anak. Voila justru memburu Boy yang kata Voila, sebenarnya perlahan ternyata Boy udah ingin meningalkannya .. Aku tidak mengerti, mengapa seorang wanita seambisius Voila bisa jatuh ke dalam kenistaan? Hidup Voila sebagai orang penting di perusahaannya tetapi dibenci lingkungannya, sebenarnya sudah menjadikan suatu pelajaran bagi Voila itu sendiri. Tetapi dengan adalah kehidupannya yang lain sebagai pemburu pria karena tidak laku sebagai seorang wanita, Voila hanya tunduk dengan nasibnya untuk mencari kodratnya .. Dan seringkali Voila menjadi bahan gossip, sebagai boss yang kejam dan tidak peduli dengan lingkungannya dan sebagai pemburu pria .. beberapa pria dikejarnya sampai mereka bersembunyi jika melihat Voila, pun mitra kerjanya. Voila dijadikan bulan2an ketika banyak pria meliriknya hanya sebagai kegiatan waktu luang untuk bisa kencan semalam .. Hiiiii .. apakah yang kita mau, wahai wanita? Seteraan gender? Aku memang menginginkan itu, KESETARAAN GENDER dan koridor yang baku, bahwa kesetaraan gender tidak untuk melupakan tugas dan kewajibannya sebagai seorang wanita yang memang harus dilindungi oleh kaum pria. Sekalipun aku memang berada dalam dunia lelaki dalam pekerjaanku, tetapi aku selalu meminta bantuan mereka ( kaum pria ) untuk menemaniku jika memang aku membutuhkannya. Misalnya, bekerja sampai malam atau bahkan sampai pagi jika deadline proyek. Aku tetap tidak melupakan aku sebagai ibu dari 2 orang anak ABG, toh aku mati2an bekerja untuk mereka. Aku tidak akan mencari peluang untuk mengejar lelaki dalam rangka kesepian sejak dulu sampai sekarang, walau dalam kesendirianku. Jika Voila mau bersabar dan jika Voila mau berubah untuk tidak seambisius dan tidak sekejam ini, yakinlah bahwa setiap wanita mempunyai kesempatan untuk mengembangkan diri sesuai dengan bidangnya masing2 dalam hidupnya. Jika Voila mau merubah hidupnya, yakinlah bahwa wanita seperti dia, yang sangat mandiri secara financial , akan mendapatkan pasangan yang juga mandiri untuk hidupnya. Kesetaraan gender memang bisa menjadikan kaum wanita untuk berkembang. Tetapi jika kesetaraan gender membuat kaum wanita menghilangkan kodratnya serta hanya untuk kepentingan diri sendiri, menurut aku tidak usahlah sama derajatnya dengan kaum pria. Wanita itu untuk di kasihi dan dihormati. Wanita itu untuk di sayangi dan diimbangi dalam kehidupan. Wanita tidak untuk dikasari dan tidak untuk di permainkan. Kesetaraan gender akan bisa berhasil jika bersama2 kita saling menghormati dan mengasihi dalam kehidupan ..

Anda mungkin juga menyukai