Hukum Ketenaker BAB I
Hukum Ketenaker BAB I
BAB I
PENGERTIAN, HAKEKAT DAN SIFAT HUKUM KETENAGAKERJAAN
1
HUKUM KETENAGAKERJAAN oleh Andreas Andrie Djatmiko, S.H., M.Hum.
sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan
dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan,
termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang
telah atau akan dilakukan.
3. Menurut undang-undang ketenagakerjaan nomor 13 tahun 2003, yang dimaksud dengan
ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum,
selama, dan sesudah masa kerja.
►Hakekat hukum Ketenagakerjaan
~ Dibandingkan dengan hubungan secara hukumnya, sebagai berikut:
- Hubungan Jual-beli, baik secara yuridis maupun sosiologis, para pihak bebas untuk menentukan isi dari
perjanjiannya sesuai asas kebebasan berkontrak (contract vreijheid) dengan mengacu pada pasal 1320
BW (Burgelijk Wetboek).
- Dalam hubungan antara tenaga kerja/buruh dengan pengusaha/majikan, secara yuridis bebas juga
tetapi secara sosiologisnya tidak bebas, karena:
a. Pekerja atau buruh, tenaganya terikat/melekat pada pihak pengusaha/majikan.
b. Untuk syarat-syarat kerja, mutlak ditentukan oleh pengusaha/majikan. Hal ini dikarenakan, jika kedua
pihak memiliki wewenang yang sama untuk mengatur syarat-syarat kerjanya, maka keadilan sosial
tidak akan pernah tercapai.
- Sedangkan dasar dari intervensi pemerintah dibidang ketenagakerjaan berwujud berbagai peraturan
ketenagakerjaan yang disebut dengan hukum ketenagakerjaan.
~ Sehingga dapat disimpulkan, bahwa dasar dari hakekat hukum Ketenagakerjaan adalah bersifat
memberikan perlindungan terhadap pekerja/buruh dengan penjabaran sebagai berikut:
1. Melindungi pekerja/buruh dari tindakan sewenang-wenang pengusaha/majikan.
2. Menciptakan keadilan sosial di bidang ketenagakerjaan dengan pertimbangan antara kepentingan
pekerja/buruh dan kepentingan pengusaha/majikan.
►Sifat Hukum Ketenagakerjaan
1. Sifat Privat/privat rechtelijk/sifat mengatur
- Bersifat mengatur perseorangan/individu, yaitu baik pekerja/buruh dengan pengusaha/majikan,
seperti yang terdapat pada perjanjian kerja.
- Sifat ini melekat pada prinsip dasar adanya hubungan kerja yang ditandai dengan perjanjian kerja.
- Pada saat ini masih dimungkinkan untuk disimpangi dengan suatu perjanjian/ijin dari yang
berwenang.
2
HUKUM KETENAGAKERJAAN oleh Andreas Andrie Djatmiko, S.H., M.Hum.