Anda di halaman 1dari 4

DASAR HUKUM KEPESERTAAN BPJS KETENAGAKERJAAN

I. UU 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL


Pasal 5 :
1) Berdasarkan Undang-Undang ini dibentuk BPJS;
2) BPJS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah :
a. BPJS Kesehatan; dan
b. BPJS Ketenagakerjaan.

Pasal 6 :
1) BPJS Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf a menyelenggarakan
program jaminan kesehatan;
2) BPJS Ketenagakerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf b
menyelenggarakan program:
- Jaminan Kecelakaan Kerja;
- Jaminan Hari Tua;
- Jaminan Pensiun; dan
- Jaminan Kematian.

KEWAJIBAN KEPESERTAAN DAN PELAPORAN DATA


UU NO 24 TH 2011 TENTANG BPJS

Pasal 1 :
8. Pekerja adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima gaji, upah, atau imbalan dalam bentuk
lain.

9. Pemberi Kerja adalah orang perseorangan, pengusaha, badan hukum, atau badan lainnya yang
mempekerjakan tenaga kerja atau penyelenggara negara yang mempekerjakan pegawai negeri
dengan membayar gaji, upah, atau imbalan dalam bentuk lainnya.

Pasal 15 :
(1) Pemberi Kerja secara bertahap wajib mendaftarkan dirinya dan Pekerjanya sebagai Peserta
kepada BPJS sesuai dengan program Jaminan Sosial yang diikuti.

(2) Pemberi Kerja, dalam melakukan pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib
memberikan data dirinya dan Pekerjanya berikut anggota keluarganya secara lengkap dan benar
kepada BPJS.

(3) Penahapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Presiden.
PENAHAPAN KEPESERTAAN
Berdasarkan Peraturan Presiden RI No 109 Tahun 2013 tentang Penahapan Kepesertaan Program
Jaminan Sosial :
 Pasal 4 : Peserta penerima upah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a terdiri atas:
a. pekerja yang bekerja pada pemberi kerja penyelenggara negara; dan
b. pekerja yang bekerja pada pemberi kerja selain penyelenggara negara.
 Pasal 6 :
(1) Penahapan kepesertaan untuk pekerja yang bekerja pada pemberi kerja selain penyelenggara
negara dikelompokkan berdasarkan skala usaha yang terdiri atas:
a. usaha besar;
b. usaha menengah;
c. usaha kecil; dan
d. usaha mikro.

(2) Pemberi kerja selain penyelenggara negara sesuai dengan skala usahanya sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) mulai tanggal 1 Juli 2015 wajib mendaftarkan pekerjanya kepada BPJS
Ketenagakerjaan untuk mengikuti program jaminan kecelakaan kerja, program jaminan hari
tua, program jaminan pensiun, dan program jaminan kematian secara bertahap.

(3) Penahapan pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) untuk:


a. usaha besar dan usaha menengah wajib mengikuti program jaminan kecelakaan kerja,
program jaminan hari tua, program jaminan pensiun, dan program jaminan kematian.
b. usaha kecil wajib mengikuti program jaminan kecelakaan kerja, program jaminan hari
tua, dan program jaminan kematian.
c. usaha mikro wajib mengikuti program jaminan kecelakaan kerja dan program jaminan
kematian.

Berdasarkan UNDANG-UNDANG NO 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO,


KECIL, DAN MENENGAH :

Pasal 6 :
(1) Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut:
a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta
rupiah).

(2) Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut:


a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah
dan bangunan tempat usaha; atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).
(3) Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut:
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus
juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar
rupiah).

KEWAJIBAN PEMBAYARAN IURAN


Pasal 19 :
(1) Pemberi Kerja wajib memungut Iuran yang menjadi beban Peserta dari Pekerjanya dan
menyetorkannya kepada BPJS.

(2) Pemberi Kerja wajib membayar dan menyetor Iuran yang menjadi tanggung jawabnya kepada
BPJS.

SANKSI
Pasal 17 :
1) Pemberi Kerja selain penyelenggara negara yang tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) dan ayat (2), dan setiap orang yang tidak melaksanakan
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 dikenai sanksi administratif.

2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa:

a. Teguran tertulis;
b. Denda; dan/atau
c. Tidak mendapat pelayanan publik tertentu.

Pasal 55 :
Pemberi Kerja yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1) atau ayat (2)
dipidana dengan pidana penjara paling lama 8 (delapan) tahun atau pidana denda paling banyak Rp.
1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
PP 44 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JKK DAN JKM
Pasal 27
(1) Pemberi Kerja selain penyelenggara negara yang belum mengikutsertakan Pekerjanya dalam program
JKK kepada BPJS Ketenagakerjaan, maka bila terjadi risiko terhadap Pekerjanya, Pemberi Kerja selain
penyelenggara negara wajib membayar hak Pekerja sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan
Pemerintah ini.

Pasal 35
(1) Pemberi Kerja selain penyelenggara negara yang belum mengikutsertakan Pekerjanya dalam
program JKM kepada BPJS Ketenagakerjaan, bila terjadi resiko terhadap Pekerjanya, Pemberi Kerja
selain penyelenggara negara wajib membayar hak Pekerja sesuai dengan ketentuan dalam
Peraturan Pemerintah ini.

PP 46 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JHT


Pasal 28
Dalam hal Pemberi Kerja selain penyelenggara negara belum mengikutsertakan Pekerjanya dalam program
JHT, Pemberi Kerja selain penyelenggara negara wajib membayar manfaat JHT yang menjadi kewajibannya
sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini.

PP 46 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JP


Pasal 6
Dalam hal Pekerja belum terdaftar pada BPJS Ketenagakerjaan, Pemberi Kerja selain penyelenggara negara
wajib bertanggung jawab pada Pekerjanya dengan memberikan Manfaat Pensiun sesuai dengan ketentuan
dalam Peraturan Pemerintah ini.

Anda mungkin juga menyukai