Anda di halaman 1dari 2

INTERNET DESA UNTUK DAERAH TERPENCIL,

TERDEPAN, DAN TERTINGGAL (3T)

Fatihani Nurqolbiah

Perkembang teknologi yang semakin meningkat membuat internet menjadi salah satu
kebutuhan setiap manusia. Tak dipungkiri penetrasi di indonesia terus meningkat, tetapi jumlah
penduduk yang belum terlayani jaringan masih tinggi khususnya daerah Terpencil Terdepan
dan Tertinggal (3T). Daerah Terpencil, Terdepan dan Tertinggal (3T) merupakan daerah yang
letak teritorialnya berada jauh dari pusat pemerintah.
Dari 75.436 desa di Indonesia, sebanyak 12.548 desa belum mendapat akses boardband
yang layak. Sementara, 4.793 desa lainnya masih blank-spot. Kesenjangan informasi di
masyarkat daerah 3T masih sangat besar dirasakan terutama jika dibandingkan dengan
masyarakat diperkotaan. Hal ini tidak terlepas dari masih minimnya akses untuk pemerataan
internet, hal yang paling dirasakan adalah posisi geografi Indonesia yang terdiri dari ribuan
kepulauan dan berbukit, sehngga pemerataan pembangunan akses komunikasi dan informasi
mengalami kendala, selain itu masih rendahnya sebagian masyarakat dalam hal pendidikan
teknologi informasi, terlebih di masa pandemi covid-19 seperti saat ini, bahkan untuk layanan
pesan singkat (SMS) saja harus antri.
Pada era pandemi saat ini, dunia pendidikan juga ikut terpengaruh. Lebih dari 60 juta
pelajar di indonesia mengikuti kegiatan belajar mengajar yang disebut dengan Pembelajaran
Jarak Jauh (PJJ). Namun minimnya sarana internet didaerah 3T menjadi salah satu hambatan
utama yang merintangi berjalannya proses pendidikan di daerah 3T.
Hal tersebut menjadi perhatian utama kami dengan membuat program Internet Desa
untuk mempercepat penetrasi ke desa-desa terpencil dengan roadshow ke 17 Kota dan
kabupaten Sumbagsel bersama Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) yang
juga didukung oleh Pemerintah, Kominfo dan Komunitas Sobat Cyber Indonesia (SCI) dalam
pemerataan akses internet. Program yang berjalan sejak 2019 ini juga berkerja sama dengan
penyedia jasa layanan internet (ISP) lokal dan pemerintah daerah dengan mengalokasikan dana
desa dan APBD. Dengan kemandirian internet desa ini juga, desa akan mendapatkan akses
internet yang akan membantu ekosistem desa memproduksi hasil unggulannya agar masuk
pada pasar global. Begitu juga potensi pariwisata didesa yang sangat strategis bisa
dipromosikan dengan baik dan berkembang sampai ke pasar global jika dibantu dengan
infrastruktur digital yang masif. Selain itu dengan adanya jaringan internet di pelosok daerah
nantinya tidak ada lagi jarak antara masyarakat di desa dengan masyarakat di perkotaan. Dan
hal tersebut telah berdampak sekali pada saat ini, terlebih setelah pandemi covid-19 yang
melanda indonesia yang membuat semua menjadi serba online, seperti belajar daring dan itu
semua membutuhkan akses internet yang stabil, dan dari kami terakhir kunjungan ada salah
satu desa di Sembawa pada tahun 2021, anak-anak yang ada di desa tersebut juga bisa
mengikuti sekolah dari karena akses internet yang sudah memadai.
Maka dari itu kami berharap kedepannya dengan adanya program ini seluruh daerah 3T
yang ada di indonesia sudah bisa tersambung internet, dalam pemanfaatan infrastruktur-
infrastruktur dalam mengembangkan internet cepat di daerah 3T dan terus mendapat dukungan
dari pemerintah setempat baik di tingkat provinsi maupun kabupaten.

Anda mungkin juga menyukai