Anda di halaman 1dari 3

Menyelesaikan Permasalahan Masyarakat dan Bangsa

KONSEP PEMBANGUNAN DESA


MELALUI DATA
MUSTAKIM
UIN Sultan Syarif Kasim Riau

Sering kali paradigma muncul diberikan kepada sebuah Desa/ Kelurahan atau
lebih khusus Masyarakat Pedesaan yang merupakan sekumpulan orang yang bermukim
disuatu tempat yang jauh dari keramaian, jauh dari hiruk pikuk perkotaan, berkoloni
dengan tradisi lama dan sangat jauh dengan teknologi. Paradigma itu seaakan menjadi
tolak ukur masyarakat perkotaan bahwa kehidupan di Pedesaan merupakan kehidupan
yang serba kolot dan kampungan, tetapi tidak semuanya mengatakan demikian, hanya
sebagian kecil saja yang menganggap pernyataan tersbut. Tidak dipungkiri terkait
permasalahan-permasalahan yang sering dihadapi oleh masyarakat Pedesaan adalah
kurangnya sarana dan prasarana yang diberikan oleh Pemerintah, baik pusat maupun
daerah. Jika seandainya masyarakat Pedesaan mampu dan memiliki ruang strategis
untuk bersaing dengan masyarakat lainnya, kemungkinan kehidupan masyarakat
Pedesaan lebih baik dibandingkan dengan masyarakat Perkoataan. Sisi positif akan
lebih banyak dimiliki daripada sisi negatifnya, terutama dibidang Teknologi Informasi.
Teknologi Informasi saat ini mewabah dimasyarakat baik Perkotaan maupun
Pedesaan. Perkembangan yang semakin pesat telah merambah ke pelosok nusantara,
internet dan teknologi lainnya mampu menyihir berbagai kalangan. Hal itu menjadi
sebuah ironi, dimana dikatakan telah merambah hingga pelosok nusantara yang telah
diberitakan oleh beberapa sumber, namum bagaimana penggunaan, pemanfaatan serta
implementasinya hanya isapan jempol semata. Sebagaimana kita ketahui, internet
dengan kumpulan data-data yang tidak terhitung jumlahnya tidak dimanfaatkan secara
baik dan benar. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya
adalah pendidikan dan pelatihan serta pemanfaatan. Mungkin kita dapat melihat
disekeliling kita bagaimana teknologi informasi itu digunakan baik diperkotaan maupun
dipedesaan. Terlepas dari itu semua berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat
Statistik dari 33 provinsi di Indonesia rata-rata telah menggunakan dan memanfaatkan
teknologi informasi sampai dengan Tahun 2013 khususnya di daerah Pekotaan. Dari
masing-masing sektor, sektor Pedesaan hanya mencapai 11% yang telah memanfaatkan
teknologi tersebut. Hal tersbut tidak tercermin dengan amanat pemerintah tentang
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi disegala sektor.
Sejauh ini perkembangan teknologi yang kian mudah sembari telah dicanangkan
pemerintah dan telah dibukanya konsep Open Government Data (OGD) sehingga lebih
memudahkan publik dalam mencari informasi yang diinginkannya. Kita ambil sebuah
contoh Provinsi Riau yang terdiri dari 5,9 Juta jiwa dengan jumlah Desa/ Kelurahan
1.695, sampai dengan Tahun 2014 tercatat lebih dari 900 Desa berada pada sektor
Pedesaan dan 40 persennya belum dapat dialiri listrik apalagi teknologi informasi

1
Menyelesaikan Permasalahan Masyarakat dan Bangsa

seperti internet dan sebagainya. Hal ini sangat ironi dengan keadaan Riau yang
merupakan penyumbang devisa terbesar Indonesia yang mencapai 45%. Permasalahan
lain tidak meratanya teknologi informasi di wilayah ini adalah terjadinya krisis energi
listrik di Provinsi penghasil minyak bumi dan minyak kelapa sawit ini. Dengan 2,26
Juta Ha luas perkebunan kelapa sawit dengan produksi rata-rata mencapai 6,93 Juta Ton
pertahun tidak seharusnya provinsi ini dilanda krisis energi. Oleh karena itu, dirancang
sebuah rencana penelitian tentang produksi produktivitas perkebunan kelapa sawit
untuk mengembangkan pusat energi terbarukan yang dapat mengatasi krisis energi di
Riau. Rencana kedepan dari riset ini hendaknya mampu memberikan pasokan energi
yang merata hingga terwujudnya masyarakat yang bebas dari krisis energi dan tentunya
mengusai data teknologi informasi.
Rencana strategis ini tentunya harus mendapat dukungan dari beberapa aspek
baik ekonomi, sosial dan teknologi. Pemerintah dalam hal ini wajib memasang badan
terdepan untuk mewujudkan cita-cita besar untuk kemakmuran rakyat. Masyarakat juga
memiliki andil dalam mensukseskan program-program yang pro pemerintah khususnya
untuk pengembangan diri dan teknologi tepat guna. Sejauh ini kita selalu terlena dengan
prospek kemandirian yang dijanjikan, tetapi hal tersebut hanya sebatas angan-angan
belaka. Wujud pasti adalah dengan melakukan pembelajaran dan mengetahui infomasi
publik yang akurat.
Dalam dunia teknologi dikenal dengan istilah Sistem Informasi yang menganut
arti sekumpulan informasi yang dapat diakses melalui media digital yang mampu
berinteraksi dengan manusia. Mungkin istilah ini masih awam ditelinga masyarakat
pedesaan, apa maksud dan tujuan ini semua. Oleh karena itu, sistem informasi yang
berupa data-data, informasi serta aplikasinya hendaknya diberikan kepada masyarakat
luas bagaimana konsep dan penggunaannya. Kita pernah membayangkan suatu hal yang
mungki tidak pernah terfikirkan oleh orang lain. Hal yang mustahil kita kerjakan akan
tetapi memberikan manfaat kepada khalayak banyak, itulah sebabnya salah satu kunci
membangun desa adalah dengan data-data.
Sebuah konsep yang dirancang dengan matang untuk memperkenalkan
penggunaan teknologi informasi tepat guna kepada masyarakat Pedesaan, dengan desain
yang mudah serta dapat membangun kepribadian terkait teknologi infomasi. Langkah
awal yang harus dilakukan adalah memberikan sosialisasi kepada masyarakat, training
dan perkenalan konsep yang dikenalkan dan menjalankan aturan-atauran yang
diberlakukan. Pengembangan dan pembanguunan ini menjadi tolak ukur untuk
peningkatan taraf hidup orang banyak yang dapat dikaitkan dengan kebutuhan informasi
terkait profesi mereka.
Mendirikan pusat-pusat perpustakaan digital adalah konsep yang cerdas untuk
anak-anak dipedesaan, intergrasi yang dibangun berupaya memperkenalkan anak-anak
kepada dunia teknologi tepat guna. Internet sehat untuk remaja, memberikan arahan
yang positif dengan berlandaskan ajaran-ajaran agama serta moral dan etika masyarakat.

2
Menyelesaikan Permasalahan Masyarakat dan Bangsa

Remaja umumnya rentan kepada hal-hal yang bersifat baru yang berbau teknologi,
disini peran penting kita sebagai seorang kreator dibutuhkan. Konsep baru yang akan
diberikan kepada masyarakat kalangan generasi tua adalah informasi publik,
pemerintahan dan pekerjaan. Kondisi ini mampu memberikan efek terbaik kepada
masyarakat karena disebabkan beberapa hal misalnya pengetahuan, model yang baru
dan tidak dibatasinya sebuah informasi. Dengan program-program yang berkaitan
dengan data harapan kita sebagai seorang kreator adalah mewujudkan masyarakat
Pedesaan dengan konsep data.
Kembali kepermasalahan sebelumnya, beberapa program peduli data yang
diusung hendaknya juga disokong oleh sarana dan prasarana seperti perpaduan antara
masyarakat awam dengan terpelajar, kondisi pedesaan dengan energi yang
memungkinkan dan keterbatasan informasi dengan sistem informasi yang digunakan.
Ketiga aspek penting tersebut perlu didahulukan sebelum melaksanakan program-
program yang diusung. Harapan besar dari proses tersebut adalah:
1. Menciptakan suasana Desa dengan penuh informasi yang terbuka
2. Terciptanya Desa berbasis teknologi informasi
3. Menjadi cikal bakal terwujudnya Indonesia kreatif masa depan
4. Mampu bersaing dengan masyarakat Perkotaan dalam konteks global
Empat tujuan diatas akan mampu dicapai dengan beberapa indikator dan
dukungan pemerintah setempat baik Desa, Kecamatan dan Kabupaten. Prinsip saling
membantu dan bergotong royong nasional perlu diterapkan dalam proses membangun
desa berbasis teknologi informasi.

Anda mungkin juga menyukai