Anda di halaman 1dari 2

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

MATERI KETIMPANGAN SOSIAL

Nama/Absen : Faza Sekar Annura / 16


Kelas : XII PMIIA 8

Ketimpangan digital di Indonesia

Sumber = https://journal.kpu.go.id/index.php/TKP/article/view/655/130

1. Bagaimana ketimpangan tersebut dapat terjadi?


Kesenjangan digital seperti yang dijelaskan dalam teks di atas, bisa terjadi karena banyak hal
yaitu,
a) Kesenjangan antara yang memiliki akses internet dan yang tidak memiliki akses karena
terdapat daerah yang blank spot. contoh di wilayah pegunungan yang luas dan telah memiliki
akses internet, tidak memperoleh akses internet karena terhalang keberadaan sinyal. (Area
blank spot adalah tempat-tempat yang tidak memiliki sinyal akibat dari tiadanya menara
telekomunikasi dan Saluran Udara Tegangan Tinggi atau SUTET sehingga menyulitkan
penggunaan gawai untuk berkomunikasi). Tidak semua orang yang mempunyai gawai dapat
mempunyai frekuensi dan kebutuhan yang sama terhadap penggunaan TIK. Untuk pengguna
b) Kesenjangan infrastruktur yang tidak memadai, meliputi fasilitas pendukung, serta
sarana, dan prasarana penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) seperti
computer atau gawai, internet, dan listrik.
c) Adanya ketimpangan bahasa karena bahasa asing lebih banyak digunakan dalam TIK. Bagi
masyarakat yang tidak bisa berbahasa asing, maka mereka akan memerlukan waktu lebih
lama untuk memahaminya.
d) Adanya pemanfaatan internet yang kurang efisien. Contohnya terdapat dalam
masyarakat rural (desa) dan masyarakat urban (kota) yang dimana pada masyarakat rural
(desa) secara umum lebih banyak menggunakan internet untuk komunikasi. Sedangkan pada
masyarakat urban(kota), internet dapat menunjang pekerjaan karena selalu update terhadap
perkembangan TIK. Penggunaan internet di kalangan pedesaan tidak sebanyak pengguna di
daerah perkotaan.

2. Apa dampak dari ketimpangan tersebut?

3. Upaya apa yang sudah dilakukan untuk mengatasi ketimpangan tersebut?


Walaupun KPU tidak memiliki akses untuk meningkatkan jaringan akses internet, tetapi
KPU dapat mendorong KPU Kabupaten/Kota yang memiliki desa tanpa jaringan akses internet
untuk melakukan pendekatan kepada ISP. Pendekatan yang dilakukan, terutama mengacu
pada tahapan pemilu dan pemilihan serentak yang akan memanfaatkan TIK. Hampir
seluruh tahapan menggunakan sistem informasi. Nantinya, tidak hanya melibatkan
penyelenggara pemilu di internal KPU, tetapi juga penyelenggara di tingkat ad hoc. Terdapat dua
sistem informasi yang akan digunakan di TPS, dan tiga sistem informasi di tingkat
desa/kelurahan dan kecamatan. Hal ini memperlihatkan kebutuhan akan akses internet yang
berkelanjutan. pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah
bekerjasama dengan operator selular. Kominfo melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan
Informasi (Bakti), akan menyelesaikan Pembangunan Base Transceiver System di 9.113 desa yang
tergolong 3T (terdepan, terluar dan tertinggal). Sisanya akan dikembangkan oleh operator seluler.
upaya yang dapat dimaksimalkan KPU adalah peningkatan kompetensi SDM. Dalam hal ini,
tidak hanya dengan memaksimalkan SDM internal di KPU, namun juga SDM bagi penyelenggara
ad hoc. Pada beberapa wilayah, kesenjangan digital yang ditandai dengan minimnya
penggunaan teknologi informasi, dapat disusun menjadi pemetaan kompetensi berdasar
wilayah. Hal ini terutama dikaitkan dengan perekrutan KPPS, di mana jumlah personil yang
dibutuhkan sangat banyak Perekrutan ini termasuk SDM dengan kompetensi di bidang TIK
untuk proses penghitungan suara di tingkat TPS. Dalam hal ketersediaan infrastruktur yang
memadai, KPU dapat bekerjasama dengan Kominfo. Kerja sama ini dapat berupa informasi
berkala terkait ketersediaan jaringan akses internet. Selain itu, KPU juga melakukan kerjasama
dengan APJII, sebagai organisasi non pemerintah yang turut memperluas jaringan internet
ke seluruh Indonesia (Buletin APJII Edisi 76|Des 2020). Melalui program Desa Internet
Mandiri, APJII turut mempercepat penetrasi internet terutama ke luar Pulau Jawa. Melalui
kerjasama dengan Kominfo dan APJII, KPU dapat memetakan jaringan akses internet sampai
dengan menjelang perhelatan pada 2024 mendatang.

4. Apakah upaya tersebut sudah optimal? Berikan saranmu untuk mengatasi ketimpangan
tersebut!
Rencana pembangunan BTS ini tentunya memberikan pengaruh positif
bagi KPU dalam penerapan TIK untuk Pemilu dan Pemilihan Serentak di
2024.

(Sertakan sumber referensi)

Saya akan berbicara tentang kesenjangan digital di Indonesia. Topik yang saya pilih yaitu
KESENJANGAN DIGITAL DALAM PENERAPAN TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) DI KPU.
Karena pasti di Indonesia ini sangat besar kemungkinan terjadi yang namanya kesenjangan digital,
maka perlu dipertimbangkan Upaya antisipasi. Antisipasi yang sudah diteliti di jurnal yang saya baca
yaitu melalui peningkatan kompetensi SDM, Kerjasama dengan pemangku kepentingan terkait, dan
evaluasi berkala.

Kesenjangan digital ini mengacu pada ketidaksamaan akses terhadap internet pada Masyarakat.
Kesenjangan digital juga merupakan kesenjangan antara Masyarakat yang mempunyai akses dan
memiliki kemampuan untuk menggunakan TIK dengan Masyarakat yang tidak memiliki akses dan
kemampuan untuk menggunakan TIK.

Analisis Teori

Anda mungkin juga menyukai