PENDAHULUAN
1
bentuk informasi melalui jaringan internet dan tidak melakukan eksekusi transaksi
(execution of transaction). Communicative Internet Banking adalah pelayanan
jasa Bank kepada nasabah dalam bentuk komunikasi atau melakukan interaksi
dengan Bank penyedia layanan internet banking secara terbatas dan tidak
melakukan eksekusi transaksi (execution of transaction). Transactional Internet
Banking adalah pelayanan jasa Bank kepada nasabah untuk melakukan interaksi
dengan Bank penyedia layanan internet banking dan melakukan eksekusi
transaksi (execution of transaction).
2
Menurut We Are Social 2016, dalam publikasinya Digital in 2016 jumlah
masyarakat Indonesia, sebesar 259,1 juta penduduk dengan jumlah pengguna
internet sebesar 88,1 % , jumlah tersebut meningkat sebesar 15 % sejak januari
2015 peningkatan pertahunnya sangat signifikan jumlahnya. Sebanyak 70 %
menggunakan mobile phone untuk mengakses internet, dan 28 % menggunakan
web dari PC atau laptop jumlahnya menurun 41 % pertahunnya.
Sumber : Startupbisnis.com
Berdasarkan gambar 1.1 jelas adanya selisih yang cukup jauh antara
jumlah penduduk Indonesia, dan pengguna internet di Indonesia. Internet yang
seharusnya menjadi bagian hidup masyarakat di era digital seperti ini, belum
secara merata di manfaatkan oleh masyarakat Indonesia.
3
http://www.bappenas.go.id menyatakan Secara administratif dinyatakan bahwa
desa adalah permukiman manusia di luar kota yang penduduknya berjiwa agraris
dalam bentuk kesatuan administratif yang disebut kelurahan.
4
Jawa barat dari segi infrastruktur jika dilihat dari penyebaran coverage
sinyal 3G, adalah provinsi yang paling banyak memiliki BTS. Dari segi kesiapan
alat sarana untuk koneksi internet jawa barat sudah lebih siap menerima adanya
internet. Menurut APJII 2014, menyatakan provinsi jawa barat adalah daerah yang
paling banyak mengakses internet di Indonesia sebanyak 16,4 juta jiwa. Dengan
jumlah yang begitu besar masyarakat Jawa Barat sudah dapat menerima hadirnya
internet untuk memudahkan keseharian masyarakat,disisi lain menurut data SIAK
Provinsi Jawa Barat didiami penduduk sebanyak 46.497.175 juta jiwa. Ada jarak
yang cukup besar dari jumlah pengguna internet dijawa barat dengan total
keseluruhan masyarakat, dikarenakan pada paragraf sebelumnya pengguna
internet tersebar di daerah urban saja, sedangkan jawa barat memiliki 26
kabupaten/kota yang memiliki berbagai macam karakteristik.
5
solusi murah pengembangan infrastruktur dibanding membuka outlet ATM.
Dalam Maharsi dan Mulyadi (2014) seiring dengan perkembangan teknologi
informasi, muncul teknologi internet banking dan phone banking yang dengan
menggunakan teknologi tersebut mulai menghilangkan batas fisik, batas ruang
dan waktu. Layanan perbankan dapat diakses dari mana saja di seluruh Indonesia,
dan bahkan dari seluruh dunia. Keuntungan kedua adalah customer loyality.
Nasabah, khususnya yang sering bergerak (mobile)
Sumber : www.marsindonesia.com
6
Banyaknya bank yang menyediakan layanan internet banking harus
disertai dengan kenyamanan dan kualitas yang dapat memenuhi segala macam
kebutuhan konsumen dalam melakukan transaksi. Kesadaran masyarakat adalah
elemen yang mendukung cepat atau lambatnya masyarakat dalam mengadopsi
teknologi internet banking. Survei yang dilakukan oleh MARS di 5 kota besar di
Indonesia (Jakarta,Bandung,Medan,Surabaya,Semarang), menunjukan sebanyak
34,7 % masyarakat sudah sadar akan pentingnya internet banking, walau bisa
dibilang masih terpaut jauh dari kesadaran masyarakat atas mobile banking yang
berbasis portal sms.
7
angka tersebut tentu akan mempengaruhi jumlah transaksi dengan internet
banking, sedangkan pengguna internet di Indonesia mencapai 88,1 juta jiwa.
8
Gambar 1.5 Total asset 5 bank di Indonesia tahun 2015.
Sumber : Data Diolah
Bank BCA memiliki nilai transaksi paling tinggi sebasar 5,935 triliun
meningkat 10,9 % dibandingkan tahun lalu. Data diatas dapat menunjukan
besaran transaksi melalui internet banking, jika diambil contoh bank BCA,
mempunyai total 13 juta nasabah dan yang melakukan transaksi melalui internet
banking sebesar 4,5 juta, dapat disimpulkan belum semua menyerap teknologi
internet banking.
9
software of mind digunakan untuk menyebutkan keseluruhan pola dalam kajian
budaya. Mental prorams atau budaya suatu kelompok terbentuk oleh lingkungan
sosial, (seperti negara, daerah, tempat kerja, sekolah dan rumah tangga) dan
kejadian-kejadian yang dialami dalam kehidupan para anggota kelompok yang
bersangkutan. Kemudian proses terbentuknya pola fikir, perasaan dan perbuatan
tersebut dianalogikan dengan proses penyusunan program dalam komputer.
10
Mereka akan menerima segala macam keputusan yang diberikan oleh
atasan mereka dan menjalankannya. (Hofstede,2010)
Individualism dan Collectivist mendapat angka yang rendah sebesar
14, dapat disimpulkan masyarakat Indonesia cenderung mementingkan
berkelompok dibandingkan dengan individu, baik itu kelompok
masyarakat, keluarga dan lainnya. (hofstede 2010) dan maskulinity dan
feminism mendapatkan angka 46 yang berarti tidak ada kecenderungan
mendominasi antara pria dan wanita, uncertainly merupakan dimensi
budaya yang menunjukkan sifat masyarakat dalam menghadapi
lingkungan budaya yang tidak terstruktur, tidak jelas, dan tidak dapat
diprediksi di Indonesia mendapatkan skor 48 yang berarti rendah, hal ini
bisa dijelaskan bahwa masyarakat Indonesia mementingkan
keharmonisasian dan stabilitas dalam memandang sebuah masalah. Serta
terakhir Long term orientation mendapatkan skor 62, hal ini menunjukan
sebagian masyarakat Indonesia, berpegangan bahwa masa depan haruslah
disiapkan sedini mungkin. (Hofstede 1980).
Ada beberapa model penerimaan dan adopsi teknologi, contohnya
seperti the Theory of Reasoned Action (TRA), The Theory of Planned
Behavior (TPB), The Technology Acceptance Model (TAM), The Model of
PC Utilization (MPCU), The Motivation Model (MM), the Innovation
Diffusion Theory (IDT), The Social Cognitive Theory (SCT) dan
kombinasi antara TAM dan TPB, pada penelitian ini peneliti
menggunakan model dimensi UTAUT, Unified Theory of Acceptance and
Use of Technology, dari Venkatesh et al (2003), yang memilik dimensi
effort expectancy, peformance expectancy, social expectancy dan
facilitating expectancy.
Penelitian ini juga bersifat lanjutan dari penelitian sebelumnya
yang dilakukan pada wilayah Urban di Indonesia, dengan judul Analisis
Pengaruh Dimensi Budaya (Culture) Hofstede Sebagai Moderator
Menggunakan Model Modifikasi Utaut Terhadap Penggunaan Layanan
Internet Banking Di Indonesia ( Purbuwosiso & Giri, 2016). Penelitian ini
11
melakukan pengujian kembali di wilayah rural pada 4 Kabupaten
( Sumedang, Kab.Bandung, Tasikmalaya, Majalengka ) di Provinsi Jawa
Barat.
Berdasarkan data yang dipublikasi oleh Pemerintah Provinsi Jawa
Barat, Kabupaten Bandung adalah salah satu dari Kabupaten yang
memiliki penduduk terbanyak sebesar 3.534.100 jiwa pada tahun 2010
(Data BPS 2015), terdiri dari laki-laki sebanyak 1.792.900 jiwa (50,96 %)
dan perempuan sebanyak 1.741.200 jiwa (49,04 %). Kabupaten Bandung
memiliki luas daerah sebesar 176.238,67 Ha, sebagian besar wilayah
Bandung berada diantara bukit-bukit dan gunung-gunung yang
mengelilingi Kabupaten Bandung. Sedangkan untuk Kabupaten
Tasikmalaya sektor penyedia lapangan kerja Kabupaten Tasikmalaya
terbesar, yaitu sekitar 43,22% kesempatan kerja berasal dari sektor
pertanian, diikuti perdagangan 24,75 %, dan jasa-jasa 11,08 %. Sektor
pertanian merupakan penyedia utama kebutuhan pangan masyarakat.
Kabupaten Sumedang yang memiliki luas wilayah 153.124 ha dan jumlah
penduduk hampir 1 juta jiwa, juga menyimpan cukup banyak potensi
sumber daya alam. Terutama potensi di sektor pariwisata, makanan khas,
kerajinan tradisional, disamping peternakan, kehutanan dan pertanian yang
menjadi tumpuan masyarakat dalam menjalankan kegiatan ekonomi mikro
di Kabupaten Sumedang.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka judul penelitian ini
yaitu, “ANALISIS DIMENSI CULTURE (HOFSTEDE) SEBAGAI
MODERATOR DALAM PENGGUNAAN INTERNET BANKING
MENGGUNAKAN UTAUT MODIFIKASI PADA MASYARAKAT
RURAL DI JAWA BARAT”
12
163,59 juta akun rekening. Angka yang sangat besar dibandingkan dengan
negara lain diasia.
Dilain sisi jumlah orang yang memiliki akun internet banking
hanya 8,1 % ada selisih 91,9 % orang yang belum menggunakan internet
banking, tentu akan ada pertanyaan jika banyaknya orang yang mengakses
internet dan tingginya jumlah kepemilikan akun bank, awarness akan
internet banking sangat rendah, seharusnya ada keseimbangan orang yang
mengadopsi internet banking sebagai electronic payment masyarakat.
13
1.5 Tujuan Penelitian
14
1.7 Ruang Lingkup Penelitian
Bab 1 Pendahuluan
Pada bab ini berisikan Gambaran Umum Objek Penelitian, Latar
Belakang mengenai fenomena atau gambaran permasalahan yang akan
diteliti, Perumusan Masalah, Pernyataan Masalah yang berisikan masalah-
masalah yang akan ditelaah, Tujuan Penelitian meliputi masalah yang akan
diselesaikan, Ruang Lingkup Penelitian mengenai batasan dari penelitian,
dan Sistematika Penulisan Tugas Akhir.
15
Bab 2 Tinjauan Pustaka dan Lingkup Penelitian
Pada bab ini berisikan Tinjauan Pustaka Penelitian meliputi Study
Literature dan teori yang terkait, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis
Penelitian.
16