Anda di halaman 1dari 87

PENGARUH MEDIA COVERAGE TERHADAP

MANAJEMEN LABA RIIL


(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015)

Oleh
DIETA MAGHFIRA RAHMAN
NIM 1211000144

INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA


(ASIAN BANKING FINANCE AND INFORMATICS INSTITUTE)
PERBANAS
JAKARTA
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
2016
PENGARUH MEDIA COVERAGE TERHADAP
MANAJEMEN LABA RIIL
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015)

Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:
DIETA MAGHFIRA RAHMAN
NIM 1211000144

INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA


(ASIAN BANKING FINANCE AND INFORMATICS INSTITUTE)
PERBANAS
JAKARTA
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
2016
INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA
(ASIAN BANKING FINANCE AND INFORMATICS INSTITUTE)
PERBANAS
JAKARTA
PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PERSETUJUAN

Skripsi yang berjudul


PENGARUH MEDIA COVERAGE TERHADAP MANAJEMEN LABA RIIL
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015)

Oleh
Nama : Dieta Maghfira Rahman
Nim : 1211000144
Program Studi : S1 Akuntansi

Telah disetujui untuk diujikan

Jakarta, 9 November 2016


Mengetahui
Ketua Program Studi S 1 Akuntansi Dosen Pembimbing Skripsi

Jasman S.E., Ak., MBA., CA. Jasman S.E., Ak., MBA., CA.
INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA
(ASIAN BANKING FINANCE AND INFORMATICS INSTITUTE)
PERBANAS
JAKARTA
PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul
PENGARUH MEDIA COVERAGE TERHADAP MANAJEMEN LABA RIIL
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015)

Telah dipertahankan di hadapan Sidang Tim Penguji Skripsi

pada,

Hari : Jumat
Tanggal : 25 November 2016
Waktu : 09:00 WIB

Oleh

Nama : Dieta Maghfira Rahman


NIM : 1211000144

DAN YANG BERSANGKUTAN DINYATAKAN LULUS

Ketua Sidang : Jasman, SE., Ak., MBA., CA.

Anggota : Irsan Lubis, SE., Ak., BKP.

Mengetahui

Ketua Program Studi S 1 Akuntansi

Jasman, SE., AK., MBA., CA.


INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA
(ASIAN BANKING FINANCE AND INFORMATICS INSTITUTE)
PERBANAS
JAKARTA
PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PERNYATAAN

Seluruh isi dan materi skripsi ini menjadi tanggung jawab penyusun sepenuhnya.

Jakarta, 9 November 2016

Penyusun,

Dieta Maghfira Rahman


1211000144
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Yang bertanda tangan dibawah ini,


Nama : Dieta Maghfira Rahman
NIM : 1211000144
Program Studi : Akuntansi
Judul Skripsi : Pengaruh Media Coverage Terhadap
Manajemen Laba Riil (Studi Empiris pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Periode 2013-2015)

Menyatakan bahwa hasil penulisan Skripsi yang telah saya buat ini merupakan
hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata di kemudian hari penulisan
skripsi ini merupakan hasil plagiat atas penjiplakan terhadap karya orang lain, maka
saya bersedia mempertanggungjawabkan sekaligus menerima sangsi berdasarkan aturan
tata tertib di Perbanas Institute.
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak ada unsur
paksaan.

Jakarta, 9 November 2016


Penulis

Materai Rp. 6,000

Dieta Maghfira Rahman


1211000144
ABSTRAK

Dieta Maghfira Rahman, 1211000144. PENGARUH MEDIA COVERAGE


TERHADAP MANAJEMEN LABA RIIL (Studi Empiris Pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013 – 2015), Skripsi.
Jakarta: Asian Banking Finance and Informatics Institute Perbanas Jakarta, November
2016.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh liputan media (media coverage)
terhadap manajemen laba melalui aktivitas riil sektor manufaktur periode 2013-2015.
Jumlah perusahaan sampel dalam penelitian sebanyak 115 perusahaan sektor
manufaktur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi data
panel. Data yang digunakan diperoleh dari Bursa Efek Indonesia dan website masing-
masing media online. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel media coverage
tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba melalui aktivitas riil sektor
manufaktur. Hal tersebut menunjukkan bahwa tinggi atau rendahnya liputan media
suatu perusahaan tidak mempengaruhi tinggi atau rendahnya praktik manajemen laba
riil di suatu perusahaan. Variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian yaitu
leverage, size, dan market to book value memiliki hasil berbeda dimana kedua variabel
yaitu leverage dan market to book value tidak berpengaruh terhadap manajemen laba
riil, sedangkan size berpengaruh negatif terhadap manajemen laba riil.

Kata Kunci: Media Coverage, Manajemen Laba Riil, Leverage, Size, Market to Book
Value
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Pertama-tama penulis

mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT karena telah memberikan limpahan

rahmat dan berkah, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Pengaruh Media Coverage Terhadap Manajemen Laba Riil”. Penyusunan skripsi

ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian dan syarat-syarat guna mencapai gelar

Sarjana Ekonomi pada Institut Keuangan Perbankan dan Informatika Asia Perbanas

Jakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dan bimbingan

yang tidak ternilai harganya dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali

ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak

yang telah berjasa memberikan doa, bimbingan, dan dukungan sehingga skripsi ini

dapat diselesaikan. Terima kasih yang sebesar-besarnya penulis haturkan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Marsudi Wahyu Kisworo selaku Rektor Institut

Keuangan Perbankan dan Informatika Asia Perbanas Jakarta.

2. Bapak Dr. Hidajat Sofyan Widjaja, S.E., M.M. selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis IKPIA Perbanas.

3. Bapak Jasman, S.E., Ak., M.B.A., C.A. selaku Kepala Program Studi S-1

Akuntansi (SA) IKPIA Perbanas serta selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktu dan pikirannya untuk memberikan bimbingan serta

pengarahan kepada penulis.

4. Dosen-dosen Program Studi S1 Akuntansi IKPIA Perbanas yang telah

membimbing dan memberikan bekal ilmu selama penulis mengikuti kuliah.


5. Kedua orang tua tercinta Bapak Agus Surahman dan Ibu Susan Triturani L.,

yang selalu mendukung baik secara materil maupun spiritual dan selalu

sabar mendengarkan segala keluh kesah penulis selama ini.

6. Kakaku tersayang Audia dan Kak Johan yang telah memberikan masukan

dalam proses penyelesaian skripsi.

7. Sahabat-sahabat tercinta Rika, Elly, Fahria, Balqis, Defi yang selalu

menemani dalam suka maupun duka.

8. Teman-teman sebimbingan Mba Nissa, Mba Evana, Mba Trimi, dan Panji

yang selalu membantu penulis saat proses pengerjaan skripsi.

9. Teman-teman SMA Regita dan Dilla yang selalu membantu dan menemani

selama penulisan ini.

10. Sepupu tercinta Safira Firda dan sahabat tersayang Ulfianti yang selalu

memberikan motivasi kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi

ini.

11. Semua pihak yang telah membantu namun tidak dapat disebutkan satu per

satu, terutama kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan dan

motivasi baik secara langsung maupun tidak langsung.

Penulis yakin masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini karena
penulis masih dalam proses pembelajaran. Untuk itu, penulis menerima dengan senang
hati untuk saran dan kritik yang membangun agar dapat memperbaiki kekurangan
penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak yang
membacanya. Aamiin.
Jakarta, 9 November 2016
Penulis

Dieta Maghfira Rahman


DAFTAR ISI

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ............................................................................... i

DAFTAR ISI .............................................................................................. iv

DAFTAR TABEL ...................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. viii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................. 3

1.3 Batasan Masalah ................................................................ 4

1.4 Tujuan Penelitian ............................................................... 4

1.5 Manfaat Penelitian .............................................................. 4

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN ................ 7

2.1 Kajian Teori ........................................................................ 7

2.1.1 Teori Keagenan ......................................................... 7

2.1.2 Manajemen Laba ...................................................... 9

2.1.3 Manajemen Laba melalui Aktivitas Riil .................. 12

2.1.4 Arus Kas .................................................................. 14

2.1.5 Media Coverage ....................................................... 15

2.1.6 Leverage .................................................................. 16

2.1.7 Size .......................................................................... 16


2.1.8 Market to Book Value .............................................. 17

2.2 Penelitian Sebelumnya ....................................................... 18

2.3 Kerangka Pemikiran .......................................................... 19

2.4 Perumusan Hipotesis ......................................................... 20

2.4.1 Media Coverage dan Manajemen Laba Riil ............ 20

BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 23

3.1 Desain Penelitian ................................................................. 23

3.2 Operasionalisasi Variabel ................................................... 23

3.2.1 Variabel Dependen .................................................. 24

3.2.2 Variabel Independen ............................................... 25

3.3.3 Variabel Kontrol ...................................................... 25

3.3 Populasi dan Sampel ........................................................... 29

3.4 Jenis dan Sumber Data ........................................................ 30

3.5 Metode Pengumpulan Data .................................................. 30

3.6 Pengujian Asumsi-Asumsi Model Regresi ......................... 31

3.6.1 Uji Normalitas ........................................................ 31

3.6.2 Uji Multikolinearitas ............................................ 32

3.7 Metode Analisis Data ........................................................ 32

3.7.1 Koefisien Determinasi (R2) .................................... 34

3.7.2 Model Regresi Data Panel ..................................... 34

3.7.3 Uji Hipotesis ........................................................... 39

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN .......................................... 41


4.1 Deskripsi Objek Penelitian ............................................... 41

4.1.1 Deskripsi Variabel Penelitian ................................. 42

4.2 Analisis Data ..................................................................... 43

4.2.1 Uji Asumsi Klasik ................................................... 44

4.2.2 Pemilihan Model Regresi ....................................... 46

4.2.3 Estimasi Persamaan Regresi .................................. 48

4.3 Interpretasi Hasil ............................................................... 51

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ............................................ 52

4.4.1 Kemampuan Liputan Media Mempengaruhi

Manajemen Laba Riil ............................................. 52

4.4.2 Pengaruh Faktor-Faktor Lain terhadap Manajemen

Laba Riil .................................................................. 53

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN ......... 56

5.1 Kesimpulan ........................................................................ 56

5.2 Keterbatasan Penelitian .................................................... 56

5.3 Rekomendasi .................................................................... 57

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 59

LAMPIRAN ............................................................................................... 64
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel .................................................. 28

Tabel 4.1 Proses Pemilihan Sampel .................................................... 42

Tabel 4.2 Hasil Uji Multikolinearitas .................................................. 45

Tabel 4.3 Hasil Uji Chow …................................................................ 47

Tabel 4.4 Hasil Uji Hausman …………………….............................. 48

Tabel 4.5 Analisis Regresi ………………........................................... 49


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran .............................................. 20

Gambar 4.1 Uji Normalitas Jarque-Bera ............................................... 44


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Variabel Penelitian …...…………............................ 62

Lampiran 2 Hasil Uji Normalitas …………………………................. 71

Lampiran 3 Hasil Uji Multikolinearitas ..………...……...................... 71

Lampiran 4 Hasil Uji Chow ………………………............................. 72

Lampiran 5 Hasil Uji Hausman ……………………………............... 72

Lampiran 6 Hasil Uji Analisis Regresi ……………….….……......... 73


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Memasuki era globalisasi, keterbukaan pasar dan kemajuan teknologi informasi,

menuntut perusahaan harus secara jujur, lengkap dan terbuka dalam menyajikan laporan

keuangan. Laporan keuangan yang telah disajikan kemudian wajib disampaikan untuk

di publikasikan kepada publik bagi perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

atau yang disebut dengan perusahaan go public. Pada dasarnya semua elemen yang

terdapat dalam laporan keuangan dijadikan sebagai dasar untuk menilai kinerja

perusahaan serta dijadikan sebagai alat pertanggungjawaban perusahaan terhadap

stakeholders. Oleh karena itu, laporan keuangan harus dilaporkan sebaik mungkin agar

tidak menyesatkan stakeholders. Tata cara penyusunan laporan keuangan yang baik dan

berkualitas dituangkan dalam suatu pedoman yang dikenal dengan standar akuntansi.

Standar akuntansi yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI)

memperbolehkan manajemen untuk menentukan kebijakan dalam mengaplikasikan

metode akuntansi guna menyampaikan informasi mengenai kinerja perusahaan kepada

pihak eksternal. Pemberian keleluasaan kepada manajemen untuk menentukan satu dari

seperangkat kebijakan akuntasi yang akan digunakan memberi peluang manajemen

untuk melakukan tindakan oportunis. Dengan kata lain, manajer akan memilih

kebijakan akuntansi yang sesuai dengan kepentingannya. Perilaku oportunis ini

mendorong manajer untuk melakukan tindakan manajemen laba.


Manajemen laba dilakukan untuk mengurangi fluktuasi laba agar laba suatu

perusahaan dari satu periode ke periode berikutnya tidak mengalami perbedaan jumlah

yang begitu besar dan menarik minat investor untuk berinvestasi di perusahaan karena

informasi laba menjadi fokus utama investor dan pihak eksternal lainnya. Hal itu

disebabkan informasi laba atau laba historis berfungsi untuk menilai efisiensi dan

keberhasilan manajemen, membantu memprediksi keadaan perusahaan dan distribusi

dividen dimasa yang akan datang serta sebagai acuan pengambilan keputusan ekonomis

dimasa yang akan datang (Kusumaningtyas, 2012).

Tindakan manipulasi laba sudah lama terjadi diantaranya terdapat beberapa

kasus skandal pelaporan akuntansi yang telah diketahui oleh khalayak umum, antara

lain Enron dan yang terjadi di Indonesia seperti PT Lippo Tbk dan PT Kimia Farma

yang melibatkan pelaporan keuangan (financial reporting) yang berawal dari terdeteksi

adanya manipulasi laba (Boediono, 2005). Adanya skandal manipulasi laba dalam

laporan keuangan menunjukkan kegagalan integritas laporan keuangan untuk memenuhi

kebutuhan informasi para pengguna laporan.

Dyck et al. (2010) menyatakan bahwa media dapat menjalankan peran corporate

governance dalam mendeteksi kecurangan akuntansi. Eksposure media dapat berfungsi

sebagai monitor eksternal manajer di pasar modal. Media melakukan perannya sebagai

pengawas kecurangan akuntansi dengan cara memberitakan kembali informasi dari

perantara informasi lainnya dan melakukan investigasi dan analisa langsung (Qi, Yang,

& Tian, 2014). Media umumnya dianggap sebagai perantara informasi yang efektif,

membantu mengurangi asimetri informasi antara perusahaan dan investor. Kondisi

asimetri informasi timbul karena adanya pemisahan antara kepemilikan dan

pengendalian.
Penelitian mengenai media dapat menghalangi manipulasi laba sebelumnya

telah dilakukan oleh Qi, Yang, dan Tian (2014). Hasil penelitiannya adalah semakin

banyaknya paparan media maka manipulasi laba semakin sedikit terjadi. Dengan

demikian, media coverage dan manajemen laba berpengaruh negatif. Akan tetapi

penelitian ini mencakup perusahaan yang listing di Bursa A-Share Shanghai.

Penelitian ini dimotivasi karena perlu suatu penelitian tentang efektifitas media

coverage terhadap manajemen laba di perusahaan Indonesia sektor manufaktur sehingga

mendorong penulis untuk menguji pengaruh media coverage terhadap manajemen laba

pada perusahaan-perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penelitian ini mengambil

judul “Pengaruh Media Coverage Terhadap Manajemen Laba Riil”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah

yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Apakah media coverage berpengaruh terhadap manajemen laba riil sektor

manufaktur?

1.3 Batasan Masalah

Sampel yang digunakan dalam penelitan ini adalah perusahaan sektor

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data yang digunakan tahun 2013-

2015 yang dikumpulkan dari laporan keuangan perusahaan sektor manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang tersedia secara online pada situs

http://www.idx.co.id serta dari situs masing-masing perusahaan sampel.


1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan utama dari penelitian ini adalah:

a. Untuk menganalisis pengaruh media coverage terhadap manajemen laba riil

sektor manufaktur.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat memberikan manfaat untuk

beberapa pihak yang diantaranya adalah:

a. Para Akademisi. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi

dan acuan untuk perkembangan ilmu ekonomi pada umumnya dan

khususnya ilmu akuntansi dalam menganalisis pengaruh media coverage

terhadap manajemen laba riil.

b. Kalangan Investor. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat

membantu investor dalam menilai aktivitas perusahaan melalui media

online, sehingga dapat menjadi bahan untuk mempertimbangkan kebijakan

yang berkaitan dengan pengambilan keputusan berinvestasi di pasar modal

Indonesia..

c. Bagi Perusahaan. Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan

pertimbangan bagi manajer perusahaan dalam pembuatan kebijakan

perusahaan serta mampu memotivasi perusahaan-perusahaan agar dapat

membuat laporan keuangan yang jujur, lengkap, transparan sehingga

menarik perhatian calon investor untuk berinvestasi dan menambah


kepercayaan investor terhadap perusahaan mengenai dana yang

diinvestasikannya.

d. Pemerintah. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan Pemerintah dan masukan akan pemahaman atas pengaruh

pemberitaan media terhadap manajemen laba riil sehingga dapat menerapkan

kebijakan yang tepat.

e. Bagi lembaga-lembaga pembuat peraturan atau standar, seperti IAI dan

Bapepam. Hasil penelitian ini diharapkan mampu dijadikan sebagai bahan

dalam mempertimbangkan penyusunan standar akuntansi yang berkaitan

dengan manipulasi laba dalam laporan keuangan dan sebagai bahan masukan

untuk meningkatkan kualitas standar dan peraturan yang berlaku.

f. Bagi Peneliti dan Pembaca. Penelitian ini diharapkan mampu menjadi

referensi dalam menambah wawasan serta dapat menjadi bahan kajian untuk

pengembangan penelitian selanjutnya.


BAB II

KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN PERUMUSAN

HIPOTESIS

2.1 Kajian Teori

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori yang berkaitan dengan penelitian,

yaitu teori agensi. Teori agensi digunakan untuk menjelaskan bahwa hubungan agensi

muncul ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan orang lain (agent) untuk

memberikan suatu jasa dan kemudian mendelegasikan wewenang pengambilan

keputusan kepada agen tersebut (Jensen and Meckling, 1976). Teori keagenan ini akan

menjadi landasan dari praktik manajemen laba.

2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory)

Landasan dari praktik manajemen laba yaitu teori keagenan. Jensen dan

Meckling (1976) menyatakan bahwa teori keagenan (agency theory) yaitu hubungan

kontraktual yang ada ketika satu orang atau lebih (prinsipal) mempekerjakan orang lain

(agen) yang kemudian dilimpahkannya wewenang pengambilan keputusan. Prinsipal

merupakan pihak eksternal perusahaan yang dikenal dengan pemegang saham atau

investor, sedangkan agen merupakan pihak internal perusahaan yang dikenal sebagai

manajemen yang mengelola perusahaan atau manajer. Prinsipal dan agen mempunyai

kepentingan yang berbeda sehingga menimbulkan konflik diantara keduanya. Konflik

tersebut terjadi karena agen cenderung tidak selalu melakukan apa yang diminta dan

diinginkan oleh prinsipal, hal tersebut mengakibatkan timbulnya biaya keagenan


(agency cost). Menurut Jensen dan Meckling (1976) agency cost terdiri dari tiga aspek,

diantaranya sebagai berikut:

1. Monitoring Cost

Suatu biaya yang dikeluarkan oleh pemilik untuk mengawasi perilaku

manajer dalam mengelola perusahaan, termasuk juga usaha untuk

mengendalikan perilaku manajer melalui pembatasan anggaran dan

kebijakan kompensasi.

2. Bonding Cost

Suatu biaya yang dikeluarkan oleh manajer untuk menjamin bahwa manajer

tidak akan bertindak yang akan merugikan pemilik.

3. Residual Cost

Penurunan tingkat kesejahteraan, baik bagi pemilik maupun manajer setelah

adanya hubungan keagenan.

Informasi internal dan peluang perusahaan di masa mendatang lebih banyak

diketahui oleh manajer sebagai pengelola di dalam perusahaan dibandingkan dengan

investor sebagai pemilik perusahaan. Kewajiban manajer memberikan sinyal tentang

kondisi perusahaan dengan cara diberikannya laporan keuangan sebagai pengungkapan

informasi akuntansi karena laporan keuangan sangat diperlukan dalam pengambilan

keputusan bagi para investor atau pengguna eksternal (Ali, 2002). Perbedaan banyaknya

akses informasi yang dimiliki oleh agen serta peluang perusahaan yang tidak dimiliki

oleh prinsipal menimbulkan suatu kendala yaitu asimetri informasi (Rahmawati, dkk,

2006).
Watts dan Zimmerman (1990) menyatakan bahwa terdapat informasi yang tidak

seimbang dalam teori agensi yang disebut juga dengan asimetri informasi. Asimetri ini

ada karena pembagian informasi yang tidak sama antara pemilik dan manajer. Pada

dasarnya, pemilik menerima informasi yang dibutuhkan untuk mengukur hasil dari

kinerja manajer sedangkan pada kenyataannya informasi yang didapatkan oleh pemilik

tidak dapat mengukur keberhasilan yang telah dicapai dengan usaha yang telah

dilakukan pihak agen. Asimetri informasi ini dapat menimbulkan dua hal, yaitu:

1. Moral Hazard, yaitu bilamana manajer tidak melaksanakan poin-poin yang

telah disepakati dalam kontrak kerja.

2. Adverse Selection (Pemilihan yang keliru), yaitu suatu keadaan dimana

pemilik tidak dapat mengetahui apakah suatu keputusan yang diambil oleh

manajer benar-benar didasarkan atas informasi yang telah diperolehnya,

atau terjadi sebuah kelalaian dalam tugas.

Hal tersebut dapat memberikan peluang kepada manajer (agent) untuk

melakukan manipulasi laporan keuangan dengan menggunakan informasi yang

dimilikinya untuk mendapatkan keuntungan tersendiri sehingga membuat manajer

melakukan usaha untuk manajemen laba (earnings management).

2.1.2 Manajemen Laba

Secara teoritis, Fisher dan Rosenzweigh (1995) mendefinisikan suatu aktivitas

manajer dengan menaikkan atau menurunkan laba perusahaan pada periode berjalan

dalam menyajikan laporan keuangan dari unit usaha yang menjadi tanggung jawabnya,

tanpa menimbulkan kenaikkan atau penurunan profitabilitas ekonomi unit tersebut

dalam jangka panjang.


Healy dan Wahlen (1999) menyatakan bahwa aktivitas judgement yang

dilakukan oleh pihak manajemen dalam pelaporan keuangan dan penyusunan transaksi

untuk memanipulasi laporan keuangan sehingga laporan yang dihasilkan dapat

menyesatkan pemegang saham atas dasar kinerja ekonomi organisasi atau untuk

mempengaruhi hasil sesuai dengan kontrak yang tergantung pada angka akuntansi yang

dilaporkan.

Menurut Watts dan Zimmerman (1990) menyatakan bahwa motivasi yang

memicu manajer untuk bersikap oportunis dikemukakan dalam teori akuntansi positif

(Positive Accounting Theory), yaitu:

1. Bonus Plan Hypothesis

Bonus plan hypothesis menjelaskan bahwa pemegang saham atau pemilik

perusahaan berjanji akan memberikan manajer sejumlah bonus jika kinerja

atau laba perusahaan mencapai jumlah tertentu. Janji bonus ini merupakan

salah satu alasan manajer untu mengatur laba dengan cara menaikkan atau

menurunkan laba sampai mencapai jumlah tertentu agar manajer

mendapatkan bonus.

2. Debt Covenant Hypothesis

Dalam debt covenant hypothesis menjelaskan bahwa dalam hal perjanjian

hutang, laba perusahaan dikelola dan diatur oleh manajer agar kewajiban

hutang perusahaan yang seharusnya diselesaikan pada tahun tertentu dapat

ditunda untuk tahun berikutnya.

3. Political Cost Hypothesis


Political cost hypothesis menyebutkan bahwa regulasi dari pemerintah yang

menyebabkan terjadinya manajemen laba, misalnya regulasi dalam

penetapan pajak. Besar kecilnya pajak tergantung pada besar kecilnya laba

perusahaan (Watss dan Zimmerman 1990).

Terdapat empat pola manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan menurut

Scott (2003) terdiri dari:

1. Taking a Bath

Pola taking a bath dilakukan biasanya pada saat pergantian CEO atau

reorganisasi dengan cara melaporkan kerugian yang besar pada periode

sekarang.

2. Income Minimization

Pola jenis ini dilakukan dengan cara menentukan kebijakan yang dapat

meminimalkan laba perusahaan seperti penghapusan beberapa aset, beban

pemasaran, dan beban R&D.

3. Income Maximization

Pola income maximization bertujuan untuk meningkatkan atau

memaksimalkan laba perusahaan agar mencapai bogey dalam skema bonus.

Pola jenis ini akan dihentikan ketika laba telah mencapai cap yang ada

dalam skema bonus.

4. Income Smoothing

Manajer akan melakukan income smoothing diantara bogey dan cap.

Insentif akan didapatkan oleh manajemen pada saat dapat mempertahankan

laba diantara bogey dan cap.


2.1.3 Manajemen Laba Melalui Aktivitas Riil

Proses pelaporan keuangan melibatkan intervensi dari manajer yang tidak hanya

melalui metode-metode atau estimasi-estimasi akuntansi tetapi juga melalui keputusan

yang diambil oleh manajer dalam kegiatan operasional perusahaan. Manajer

mendapatkan keuntungan pribadi dalam melakukan manipulasi aktivitas-aktivitas riil

selama tahun berjalan agar mencapai target laba perusahaan. Kegiatan manipulasi

tersebut dikenal dengan manajemen laba riil (Trisnawati, Wiyadi, Sasongko, &

Puspitasari, 2016).

Roychowdhury (2006) mendefinisikan manajemen laba riil sebagai tindakan

manajemen yang menyimpang dari praktek bisnis yang normal yang dilakukan dengan

tujuan utama untuk mencapai target laba. Manajemen laba riil dapat dilakukan melalui

tiga cara, yaitu:

1. Manipulasi penjualan

Manipulasi penjualan dilakukan untuk meningkatkan atau memaksimalkan

tingkat penjualan untuk sementara pada periode tertentu dengan cara

menawarkan diskon yang lebih besar serta persyaratan kredit yang lebih

mudah.

2. Penurunan beban-beban diskresioneri (Discretionary Expenditures)

Penurunan beban-beban diskresioneri seperti beban penelitian dan

pengembangan, iklan, administrasi, penjualan, dan umum dalam periode

pada saat pengeluaran tersebut tidak langsung mempengaruhi pendapatan

dan laba dapat dilakukan oleh perusahaan. Cara tersebut dapat digunakan

untuk meningkatkan laba dan arus kas periode saat ini namun berdampak

pada penurunan arus kas periode mendatang.

3. Produksi yang berlebihan (Overproduction)


Produksi lebih banyak daripada yang dibutuhkan dapat dilakukan manajer

dengan asumsi tingkat produksi yang lebih tinggi akan menimbulkan biaya

tetap per unit produk yang lebih rendah. Cara ini digunakan untuk

menurunkan kos barang terjual (cost of goods sold) dan meningkatkan laba

operasi.

Perusahaan dengan kinerja yang kurang baik biasanya melakukan manipulasi

aktivitas riil seperti yang diuraikan di atas karena perusahaan tersebut tidak banyak

memiliki akrual untuk dimanipulasi. Manajemen laba aktivitas riil merupakan satu-

satunya cara untuk mendapatkan laba di atas nol. Pada umumnya, perusahaan yang

dianggap melakukan manajemen laba riil akan memiliki abnormal cash flow operation

(CFO) dan abnormal discretionary expenses yang lebih kecil serta abnormal production

yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan lain (Ratmono, 2010).

Selain itu, Graham dkk (2005) menunjukkan bukti empiris bahwa manajemen laba riil

lebih dipilih untuk digunakan oleh manajer dibandingkan dengan manajemen laba

berbasis akrual. Cohen dan Zarowin (2010) beragumen bahwa hal tersebut terjadi

karena disebabkan oleh dua hal, yaitu : (i) Manajemen laba berbasis akrual lebih

cenderung menarik perhatian auditor dan regulator, (ii) Penggunaan manajemen laba

berbasis akrual tidak cukup untuk mencapai target laba sehingga harus dibantu dengan

manajemen laba riil.

Roychowdhury (2006) menjelaskan cara pengukuran manajemen laba riil

menggunakan:

a. Abnormal Cash Flow Operations (Abnormal CFO) adalah manipulasi laba

yang dilakukan perusahaan melalui aliran operasi kas yang akan memiliki

aliran kas lebih rendah daripada level normalnya.


b. Abnormal Production Cost (Abnormal PROD) adalah manajemen laba riil

yang dilakukan melalui manipulasi biaya produksi, dimana perusahaan akan

memiliki biaya produksi lebih tinggi daripada level normalnya.

c. Abnormal Discretionary Expenses (Abnormal DISC) adalah manipulasi laba

yang dilakukan melalui biaya diskresioner.

2.1.4 Arus Kas

Aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan (principal revenue producing

activities) dan aktivitas lain yang bukan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan

merupakan aktivitas operasi. Kas dan setara kas dari aktivitas operasi merupakan alat

ukur untuk menentukan apakah perusahaan dapat menghasilkan kas yang cukup untuk

melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen,

dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan luar. Aktivitas

penghasil utama pendapatan perusahaan menghasilkan arus kas dari aktivitas operasi,

sehingga pada umumnya arus kas berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang

mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih (Wicaksono, 2015).

2.1.5 Media Coverage (Liputan Media)

Media menyajikan berbagai macam informasi yang dibutuhkan bagi perusahaan

baik pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Selain itu, media juga berfungsi

sebagai alat publikasi dan sosialisasi yang digunakan oleh perusahaan demi

menciptakan kepercayaan publik atau calon investor mengenai aktivitas-aktivitas

perusahaan. Dengan demikian liputan media (media coverage) sangat berperan penting

dalam lingkungan bisnis dalam hal membangun opini masyarakat. Tidak hanya

membangun opini masyarakat, liputan media juga dapat berfungsi sebagai pengawas
terjadinya kecurangan dalam laporan keuangan suatu perusahaan khususnya dalam

praktik manajemen laba. Semakin tingginya liputan di media mengenai perusahaan,

maka peluang praktik manajemen laba di perusahaan semakin kecil karena hal tersebut

memaksa manajer melakukan pengungkapan informasi laporan keuangan secara jujur

dan transparan.

Deegan dkk. (2002) menyatakan bahwa langkah awal untuk membentuk opini

publik adalah dengan adanya kesadaran masyarakat dan media dapat membangun

kesadaran masyarakat tersebut. Informasi mengenai perusahaan dapat diperoleh oleh

publik salah satunya melalui media. Terutama pada era globalisasi media yang paling

efektif ialah media online yang dapat diakses oleh siapa saja termasuk calon investor

bahkan masyarakat umum.

2.1.6 Leverage

Rasio leverage adalah rasio yang digunakan untuk mengukur perbandingan

antara total kewajiban dengan total aset perusahaan. Pada umumnya rasio leverage

terbagi menjadi enam, yaitu debt to total asset, debt to equity ratio, time interest earned,

longterm debt to total capitalization, fix charge coverage, dan cashflow adequency.

Pentingnya rasio debt to total asset dari perusahaan menjadi alasan utama penelitian ini

hanya menggunakan proksi debt to asset ratio untuk menilai besarnya aset yang

dimiliki perusahaan yang dibiayai dengan utang. Jika utang perusahaan semakin besar,

maka risiko yang dihadapi perusahaan untuk membayar kewajibannya juga semakin

besar. Hal itu menyebabkan nilai leverage akan menjadi tinggi, sehingga perusahaan

akan cenderung melakukan manajemen laba untuk menghindari perjanjian utang (Tarjo,

2008). Semakin besar peluang perusahaan melakukan pelanggaran perjanjian utang

yang berbasis akuntansi, maka semakin besar pula kemungkinan manajer perusahaan
untuk memilih prosedur akuntansi yang dapat memindahkan laba yang dilaporkan dari

periode masa yang akan datang ke periode saat ini (Watts dan Zimmerman, 1986).

2.1.7 Size (Ukuran Perusahaan)

Size atau ukuran perusahaan merupakan skala yang digunakan untuk mengukur

besar atau kecilnya suatu perusahaan. Ukuran perusahaan juga dapat mempengaruhi

struktur pendanaan perusahaan. Perusahaan yang besar akan membutuhkan dana yang

lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang berukuran kecil. Hal tersebut

memotivasi sang manajer untuk melakukan manipulasi laba pada laporan keuangan

karena dengan adanya laba yang tinggi maka calon investor akan tertarik untuk

menanamkan modalnya di perusahaan (Agustia, 2013). Chen et al (2000) menyatakan

bahwa total aset dan total penjualan dapat mencerminkan besar atau kecilnya suatu

perusahaan. Perusahaan yang memiliki total aset dan total penjualan yang tinggi dapat

dikatakan semakin besarnya ukuran perusahaan tersebut. Menurut Sartono (2010),

modal di pasar modal lebih mudah didapatkan oleh perusahaan besar yang sudah well-

established. Oleh karena itu, perusahaan besar lebih menguntungkan karena memiliki

fleksibilitas yang lebih tinggi dalam mengakses sumber dana. Chan dan Chen (1991)

mendefinisikan bahwa perusahaan yang kecil (small firm) adalah market value dari

saham yang beredar rendah mempunyai tingkat risiko dan return yang lebih tinggi jika

dibandingkan dengan perusahaan besar (big firm). Ukuran perusahaan merupakan

variabel kontrol yang sering digunakan dalam banyak penelitian keuangan karena di

duga banyaknya keputusan atau hasil keuangan dipengaruhi oleh ukuran perusahaan.

Ukuran perusahaan (size) pada umumnya diproksi dengan total aset.


2.1.8 Market to Book Value

Market to book value merupakan cerminan penilaian investor terhadap nilai

buku suatu perusahaan melalui harga saham. Rasio ini terdapat dalam neraca yang

menggambarkan mengenai nilai bersih sumber daya perusahaan (Marsela, 2013).

Market to book value menunjukkan perbandingan antara harga saham per lembar saham

dan nilai buku saham pada suatu perusahaan (Gitman, 2009). Rasio ini digunakan untuk

menilai kinerja saham melalui harga pasarnya. Jika nilai market to book value

meningkat, maka hal ini mengindikasikan bahwa nilai saham perusahaan dihargai di

atas nilai bukunya atau dapat dikatakan nilai perusahaan meningkat di mata investor

(Martono, 2009).

2.2 Penelitian Sebelumnya

Penelitian mengenai pengaruh media coverage terhadap manajemen laba riil

sebelumnya belum pernah dilakukan di Indonesia. Penelitian yang dilakukan oleh Qi,

Yang, dan Tian (2014) yang meneliti mengenai dapatkah peranan media menghalangi

manajemen dari praktik manajemen laba di China menyimpulkan bahwa paparan media

yang secara signifikan dapat membatasi praktik manajemen laba riil. Penelitian ini

memberikan beberapa kontribusi literatur. Pertama, Liebman dan Milhaupt (2008)

menemukan bahwa kritik publik memiliki efek yang signifikan pada perusahaan yang

terdaftar dan manajemennya, serta perusahaan dan individu yang terkena sanksi liputan

media domestik berperan penting dalam meknisme disiplin di China. Selanjutnya,

penelitian ini diperluas dengan adanya bukti tambahan dari peranan media sebagai

corporate governance dari pendekatan manajemen laba.


Penelitian Miller (2006), Liebman dan Milhaupt (2008), Dyck et. Al (2010), Joe

et al. (2009) menemukan bahwa paparan media dapat mendeteksi kecurangan akuntansi

dan memaksa perusahaan untuk memperbaiki perilaku mereka.

Dari beberapa penelitian sebelumnya menyatakan hal yang sama bahwa media

coverage berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba riil. Dimana media

coverage berperan sebagai corporate governance sehingga meningkatkan tekanan bagi

manajer untuk tidak melakukan manipulasi laba serta adanya tekanan dari para pembaca

media terutama calon investor.

2.3 Kerangka Pemikiran

Penelitian ini akan menjelaskan mengenai pengaruh variabel media coverage

terhadap manajemen laba riil sektor manufaktur di Bursa Efek Indonesia dengan

periode 2013-2015. Variabel-variabel tersebut diperkirakan memiliki pengaruh negatif

yang signifikan terhadap manajemen laba riil khususnya pada sektor manufaktur.

Berdasarkan pengembangan hipotesis yang telah dijelaskan, maka disusun

kerangka pemikiran yang menggambarkan hubungan antara variabel independen dan

variabel dependen yang akan diuji untuk mempermudah dalam memahami hipotesis

yang dibangun di dalam penelitian.


Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran

Variabel Independen Variabel Dependen

Media Coverage (Liputan


Manajemen Laba Riil
Media) (Real Activity
Management)

Variabel Kontrol

- Leverage
- Size (Ukuran
Perusahaan)
- Market to Book Value
(MBV)
-

2.4 Perumusan Hipotesis

Dalam penelitian ini digunakan satu hipotesis penelitian sebagaimana telah

digambarkan dalam kerangka pemikiran pada gambar 2.1. Terdapat satu variabel

independen, yaitu media coverage. Variabel independen ini diprediksi berpengaruh

terhadap manajemen laba riil sektor manufaktur. Pengembangan hipotesis penelitan

dijelaskan dalam sub bab berikut.

2.4.1 Media Coverage dan Manajemen Laba Riil

(Qi, Yang, & Tian, Can media deter management from manipulating earnings?

Evidence from China, 2014) menyatakan bahwa media coverage mempengaruhi

manajemen laba riil. Perusahaan dengan tingkat liputan media yang tinggi (berita

negatif maupun positif) lebih sedikit melakukan praktik manajemen laba dibandingkan
dengan perusahaan dengan tingkat liputan media yang rendah. Penelitian sebelumnnya

telah membuktikan beberapa insentif yang akan diterima oleh manajer dalam

melakukan praktik manajemen laba, seperti insentif bonus, insentif reputasi, insentif

untuk menghindari penurunan dan kehilangan laba, dan insentif untuk memenuhi

ekspektasi pasar (Bannister dan Newman 1996; Cheng dan Warfield 2005; Meek et al

2007; Jiang dan Wang 2008; Burgstahler dan Dichev 1997; Barton 2001; Ding et al

2010; Jones dan Wu 2010). Liputan media dapat mengurangi selisih informasi antara

prinsipal dan agen dan dapat mengurangi asimetri informasi antara manajer dengan

pelaku pasar (Kothari et al. 2009; Fang dan Peress 2009). Liputan media mengenai

kesalahan perusahaan dapat menarik perhatian regulator, sehingga dapat memaksa

manajer untuk memperbaiki perilaku mereka. Oleh karena itu, dengan adanya liputan

media diperkirakan dapat membantu perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

membatasi praktik manajemen laba.

Selain memiliki beberapa keuntungan, liputan media juga memliki kelemahan

yang akan memperburuk perilaku manajemen laba perusahaan. Liputan media akan

menambahkan banyak tekanan bagi manajer khususnya ekspektasi pasar. Fombrun dan

Shanley (1990) menemukan bahwa semakin tinggi volume liputan media yang positif,

maka semakin baik citra perusahaan. Selanjutnya, peranan wartawan dalam tata kelola

perusahaan dipengaruhi oleh adanya tekanan dari berbagai sumber. Tekanan tersebut

yaitu mencakup kebutuhan wartawan untuk menjaga hubungan baik dengan manajemen

serta memenuhi permintaan pembaca. Hubungan antara liputan media dan manajemen

laba tidak akan ada jika peran media sebagai monitor eksternal yang efektif sepenuhnya

terganggu oleh berbagai tekanan pada manajer dan wartawan (Qi, Yang, & Tian, Can

media deter management from manipulating earnings? Evidence from China, 2014).
Penelitian yang dilakukan oleh Qi, Yang, dan Tian (2014) juga menunjukkan

hasil yang sama bahwa media coverage berpengaruh negatif terhadap manajemen laba

riil. Atas uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan adalah:

H1 : Media coverage berpengaruh negatif terhadap manajemen laba riil sesktor

manufaktur.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatif yang bertujuan untuk

menjelaskan mengenai fenomena yang terjadi di dunia empiris (real world) serta untuk

menjelaskan hubungan antarsuatu variabel-variabel melalui analisis data dalam rangka

pengujian hipotesis dan berusaha untuk mendapatkan jawaban (verificative) (Amin,

2012). Hubungan tersebut dapat berbentuk hubungan korelasional atau kontribusi

terhadap variabel lainnya. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan penjelasan

mengenai pengaruh media coverage terhadap manajemen laba riil dengan menggunakan

proksi arus kas kegiatan operasi (Cash Flow from Operation activity).

3.2 Operasionalisasi Variabel

Operasional variabel menunjukkan variabel-variabel yang digunakan dalam

penelitian ini. Terdapat tiga jenis variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu

variabel dependen (terikat), variabel independen (bebas), dan variabel kontrol

(pengendali). Variabel dependen merupakan variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi

oleh variabel independen. Variabel independen merupakan jenis variabel yang

menjelaskan dan mempengaruhi jenis variabel yang lainnya. Variabel kontrol

merupakan variabel yang digunakan untuk melengkapi atau mengendalikan serta

memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel dependen dengan variabel


independen agar tidak dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian (Oktafia, 2013).

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

3.2.1 Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah manipulasi aktivitas riil melalui

arus kas kegiatan operasi. Arus kas kegiatan abnormal (ABN_CFO) digunakan untuk

mengidentifikasi perusahaan yang cenderung melakukan manipulasi aktivitas riil

melalui arus kas kegiatan operasi. Arus kas kegiatan operasi abnormal diperoleh dari

selisih nilai arus kas kegiatan operasi aktual yang diskala dengan total aktiva satu tahun

sebelum pengujian dikurangi dengan arus kas operasi normal. Arus kas kegiatan

abnormal dilihat dari standardizedresidual dari model persamaan regresi, mereplikasi

dari penelitian Roychowdhury (2006) yaitu:

CFOt/At-1 = α0 + α1(1/At-1) + β1(St/At-1) + β2(∆St/At-1) + єt

Keterangan :

CFOt/At-1 : Arus kas kegiatan operasi pada tahun t yang diskala dengan total aktiva

pada tahun t-1

α1(1/At-1) : Intersep yang diskala dengan total aktiva pada tahun t-1 dengan tujuan

supaya arus kas kegiatan operasi tidak memiliki nilai 0 ketika penjualan

dan log penjualan bernilai 0

St/At-1 : Penjualan pada tahun t yang diskala dengan total aktiva pada tahun t-1

(∆St/At-1 ) : Penjualan pada tahun t dikurangi penjualan pada tahun t-1 yang diskala

dengan total aktiva pada tahun t-1

α0 : Konstanta

E : Error term pada tahun t


3.2.2 Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah media coverage yang diukur

dari banyaknya total liputan baik pemberitaan positif maupun pemberitaan negatif di

tiga media yaitu detik.com, kompas.com, dan republika.co.id selama tiga tahun

mengenai suatu perusahaan. Sektor yang diambil adalah sektor manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Model persamaan regresi, mereplikasi dari penelitian

Qi dkk (2014) yaitu:

Dimana:

MCit : Total liputan media perusahaan i pada tahun t

Media1 : Total liputan media online dari detik.com

Media2 : Total liputan media online dari kompas.com

Media3 : Total liputan media online dari republika.co.id

3.2.3 Variabel Kontrol

Terdapat tiga jenis variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu :

1. Leverage

Variabel leverage dalam penelitian ini menggunakan rasio Debt to Asset

Ratio. Rasio ini digunakan untuk menghitung perbandingan antara total

kewajiban dan total aset yang menunjukkan bagian aktiva yang digunakan

untuk menjamin utang. Menurut Jiambalvo (1996) rasio leverage yang

tinggi cenderung perusahaan tersebut melakukan praktik manajemen laba

karena dapat menyebabkan perusahaan terancam default dengan kata lain


perusahaan tidak mampu memenuhi kewajiban tepat pada waktunya. Hal

tersebut sebisa mungkin dihindari oleh perusahaan dengan cara membuat

suatu kebijakan untuk meningkatkan dan memaksimalkan pendapatan

maupun laba dengan melakukan penjadwalan ulang utang perusahaan. Rasio

ini menggunakan persamaan yang sesuai dengan penelitian Qi dkk (2014)

yang dirumuskan sebagai berikut:

Dimana :

Leverage : Struktur Modal

Total Liabilites : Total Kewajiban

Total Asset : Total Aset

2. Size (Ukuran Perusahaan)

Skala yang digunakan untuk mengklasifikasikan besar kecilnya suatu

perusahaan dengan beberapa pendekatan disebut ukuran perusahaan.

Pendekatan paling umum yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif

yang diukur dengan berbagai cara, antara lain : jumlah karyawan, sales

turnover, dan total aset (Chu, 2009). Ukuran perusahaan terbagi kedalam

tiga kategori, yaitu : perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah

(medium size), dan perusahaan kecil (small size). Perusahaan besar memiliki

total aktiva yang lebih besar sehingga akan lebih berani dalam

menggunakan modal dari pinjaman (hutang) dalam membelikan seluruh

aktiva baik aktiva tetap maupun aktiva lancar yang digunakan untuk
perluasan usaha (Oktafia, 2013). Penelitian ini menggunakan log natural

total asset dalam mengukur ukuran perusahaan.

SIZE = LN (Total Asset)

Dimana :

Size : Ukuran Perusahaan

Total Asset : Total Aktiva

3. Market to Book Value

Semakin besarnya pertumbuhan suatu perusahan dapat dilihat dari tingginya

market to book value. Oleh karena itu, perusahaan yang memiliki market to

book value yang tinggi cenderung mampu menjamin kepastian tingkat

pengembalian (return) kepada investor. Penelitian ini menggunakan market

to book value sebagai variable control untuk mengukur pertumbuhan suatu

perusahaan setiap akhir tahun. Market to book value dirumuskan sebagai

berikut :

Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel

Variabel Formula Pengukuran Skala Skala


Mamanejemen Dihitung dengan proksi arus kas kegiatan Nominal
Laba Riil
(Dependen) abnormal (ABN_CFO) dilihat dari

standardized residual dari model persamaan

regresi, mereplikasi dari penelitian

Roychowdhury (2006) yaitu :


CFOt/At-1 = α0 + α1(1/At-1) + β1(St/At-1) +
β2(∆St/At-1) + єt

Media Total liputan baik pemberitaan positif maupun Nominal


Coverage
(Independen) pemberitaan negatif dari masing-masing website

media. Model persamaan regresi, mereplikasi

dari penelitian Qi dkk (2014) yaitu:

Leverage Leverage yang diproksi dengan membagi Total Rasio

Liabilities dengan Total Asset yang

menunjukkan bagian aktiva yang digunakan

untuk menjamin utang. Rasio ini menggunakan

persamaan yang sesuai dengan penelitian Qi dkk

(2014) sebagai berikut:

Size Rasio ini menunjukkan besar kecilnya Rasio

perusahaan dengan melihat pertumbuhan

penjualan perusahaan dihitung dengan logaritma

natural total asset. Penelitian ini menggunakan

log natural total asset dalam mengukur ukuran

perusahaan.

SIZE = LN (Total Asset)

Market to Pertumbuhan perusahaan dapat dilihat dari Rasio


Book Value
tingginya market to book value. Market to book

value dirumuskan sebagai berikut :


3.3 Populasi dan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu semua variabel yang

diperoleh dari data seluruh waktu (time series) yang terdaftar di situs-situs resmi yang

berkaitan dengan penelitian periode 2013-2015. Teknik pengambilan sampel dalam

penelitian ini adalah dengan menggunakan purposive sampling dengan tujuan untuk

mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Adapun

kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan manufaktur yang sudah go public atau terdaftar di Bursa Efek

Indonesia selama periode 2013-2015.

2. Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan dan laporan tahunan

dalam website perusahaan atau website BEI selama periode 2013-2015 dan

dinyatakan dalam rupiah (Rp) agar nilai tidak terpengaruh oleh fluktuasi nilai

rupiah terhadap dollar.

3. Data secara keseluruhan tersedia pada publikasi selama periode 2013-2015,

berkaitan dengan variabel penelitian.

3.4 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan jenis data sekunder yaitu data kuantitatif yang

berupa laporan keuangan perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia selama periode tahun 2013 sampai tahun 2015 yang dapat dilihat dan

dikumpulkan dari laporan keuangan perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di


Bursa Efek Indonesia yang tersedia secara online pada situs http://www.idx.co.id serta

dari situs masing-masing perusahaan sampel.

Data sekunder diperoleh dengan metode pengamatan dari masing-masing

website media online selama pengamatan dari bulan Januari 2013 sampai dengan

Desember 2015.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Data dalam penelitian dikumpulkan dengan menggunakan metode dokumentasi

sesuai dengan data yang diperlukan yaitu data sekunder. Metode dokumentasi yaitu

mencari data dalam bentuk catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,

notulen rapat, dan sebagainya (Arikunto, 2002). Pengumpulan data dengan metode

dokumentasi dalam penelitian ini adalah berdasarkan laporan keuangan periode 2013

sampai dengan 2015 yang dipublikasikan oleh BEI yang dapat diperoleh dan diunduh

dari internet di situs resmi BEI www.idx.com serta website masing-masing perusahaan.

Sedangkan untuk data liputan media diperoleh dengan menggunakan metode observasi

yaitu melalui pengamatan dari ketiga website media online diantaranya adalah kompas

(www.kompas.com), detik.com (www.detik.com), dan republika (www.republika.co.id)

dari tahun 2013-2015 sesuai dengan jangka waktu penelitian.

3.6 Pengujian Asumsi-Asumsi Model Regresi

Pengujian asumsi klasik digunakan untuk mengetahui kondisi data yang

digunakan dalam penelitian. Hal ini dilakukan agar diperoleh model analisis yang tepat.

Model analisis regresi linier penelitian ini mensyaratkan uji asumsi terhadap data antara

lain, uji normalitas dan uji multikolinearitas.


3.6.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel

pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Untuk mendeteksi normalitas data

dapat dilakukan dengan melihat kurva histogram. Pendeteksian normalitas secara

statistik pada program yang digunakan yaitu Eviews adalah dengan menggunakan uji

Jarque-Bera. Uji Jarque-Bera memiliki distribusi chi square dengan derajat bebas dua.

Perbandingan nilai probabilitas Jarque-Bera dihitung dengan tingkat alpha 0,05 atau

setara dengan 5%. Jika hasil uji Jarque-Bera (Prob. JB hitung) lebih kecil dari nilai chi

square pada 0,05 (5%), maka hipotesis nul ditolak yang berarti tidak terdistribusi

normal. Jika hasil Jarque-Bera (Prob. JB hitung) lebih besar dari nilai chi square pada

0,05 (5%), maka hipotesis nul diterima yang berarti error term terdistribusi normal.

3.6.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi data

panel ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model yang baik adalah

model yang tidak terjadi korelasi antar variabel independennya. Menurut Gujarati

(2006) terdapat beberapa indikator dalam menditeksi adanya multikolinearitas, yaitu:

1. Nilai R2 yang terlampau tinggi atau lebih dari 0,08 tetapi tidak ada atau

sedikit t-statistk yang signifikan.

2. Nilai F-statistik yang signifikan, namun t-statistik dari masing-masing

variabel bebas tidak signifikan.

Untuk menguji masalah multikolinearitas dapat melihat matriks korelasi dari variabel

bebas, jika terjadi koefisien korelasi lebih dari 0,08 maka terdapat multikolinearitas

(Gujarati, 2006).
3.7 Metode Analisis Data

Kegunaan analisis regresi adalah untuk menganalisa kekuatan dari hubungan

antara dua variabel atau lebih dan juga untuk menunjukkan arah hubungan antara

variabel dependen dan varibel independen (Ghozali, 2011). Alat analisa yang digunakan

untuk data sekunder dengan menggunakan metode dokumenter dan metode observasi

dalam penelitian ini adalah model regresi linier berganda (multiple regression).

Sebelumnya data yang telah diperoleh kemudian dimasukkan ke dalam variabel-

variabel yang terdapat dalam penelitian ini. Setelah mendapatkan hasil dari

operasionalisasi variabel kemudian nilai tersebut diolah dengan menggunakan Eviews

8.

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah manipulasi laba melalui aktivitas

riil (Real Activity Manipulation) yang diperkirakan dipengaruhi oleh variabel

independen yaitu liputan media (media coverage) serta beberapa variabel kontrol yang

diantaranya adalah Leverage, Size, Market to Book Value. Persamaan regresi linier yang

digunakan dalam penelitian ini adalah:

Keterangan:

α : Konstanta

β : Koefisien Regresi

RAM : Real Activity Manipulation (manajemen laba riil) perusahaan i pada tahun t

MCit : Total liputan media (Media Coverage) perusahaan i pada tahun t


LEVit : Leverage Ratio dihitung dengan membandingkan total liabilities dengan total

asset perusahaan i pada tahun t

Sizeit : Ukuran Perusahaan dihitung dengan logaritma natural total aset perusahaan i

pada tahun t

MBVit : Market to Book Value dihitung dengan membandingkan closing price terhadap

book value of shareholder’s equity perusahaan i pada tahun t

3.7.1 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) merupakan besaran yang memberikan informasi

kecocokan atau kesesuaian dari persamaan regresi, yaitu memberikan proporsi atau

persentase kekuatan pengaruh variabel independen (β1 , β2 , β3 , β4) yang menjelaskan

secara simultan terhadap variasi dari variabel dependen (Y). R2 pada intinya mengukur

seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen

(Ghozali, 2010). Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai R2

yang kecil berarti kemampuan variabel‐variabel independen dalam menjelaskan variasi

variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati 1 (satu) berarti variabel–variabel

independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi

variasi variabel dependen (Ghozali, 2007).

3.7.2 Model Regresi Data Panel

Penelitian ini menggunakan data panel, sehingga model regresi yang digunakan

adalah model regresi data panel. Model regresi data panel dalam menganalisisnya

terdapat 3 pendekatan, antara lain:

1. Ordinary Least Square Model


Model jenis ini menggunakan asumsi bahwa baik intercept maupun slope tidak

berubah atau bersifat konstan antara individu maupun antar waktu (Nachrowi dan

Usman, 2006). Persamaan dari model jenis ini adalah sebagai berikut:

Dimana:

Yit : Variabel dependen

Xit : Variabel independen

i : individu ke-i

t : periode ke-t

α : konstanta atau intercept

β : koefisien slope

ε : error

Setiap data cross section ataupun time series, α dan β dapat menggunakan estimasi

model OLS ini diakibatkan asumsi yang menyatakan bahwa intersep dan slope tidak

berubah. Dengan demikian, model ini dianggap tidak realistis untuk digunakan data

panel karena tidak dapat dilihatnya perbedaan antara individu dan antar waktu

(Nachrowi dan Usman, 2006)

2. Fixed Effect Model

Model fixed effect mengasumsikan bahwa slope antar perusahaan dan antar

waktu bersifat konstan atau tetap sedangkan intercept antar perusahaan dan antar waktu

bersifat tidak konstan atau berubah-ubah. Variabel dummy digunakan untuk

menemukan adanya perbedaan antara intersep dan individu sehingga model ini sering
juga disebut sebagai Least Square Dummy Variable Model. Menurut Nachrowi (2006)

hal tersebut dapat dilihat dari persamaan regresi berikut :

∑ ∑

Dimana:

Yit : Variabel dependen atau endogen

Xit : Variabel independen atau eksogen

D : Variabel dummy

i : Individu ke-i

t : Periode ke-t

α : Konstanta atau intercept

β, γ, δ: Koefisien slope

ε : error

3. Random Effect Model

Nachrowi dan Usman (2006) mengasumsikan bahwa intersep merupakan

variabel acak (variable random). Model ini memperhitungkan error dari cross section

dan time series untuk memperbaiki efisiensi proses PLS. Perbedaan pada Random Effect

Model dicerminkan melalui error. Terdapat dua elemen yang berkontribusi pada

pembentukan error diantaranya adalah individu dan waktu sehingga Random Effect

Model harus menguraikan random error menjadi error untuk elemen individu, elemen

waktu, dan gabungan. Berikut permodelan dari Random Effect Model :


Keterangan:

υi N (0, σu2) : Komponen error cross section

νt N (0, σv2) : Komponen error time series

ωit N (0, σw2) : Komponen error gabungan

Dari ketiga model diatas yang telah disebutkan, model estimasi data dapat

dipilih sesuai dengan yang dibutuhkan berdasarkan data dan kondisi penelitian. Namun,

terdapat beberapa cara untuk menentukan model mana yang paling tepat dengan

penelitian untuk mengestimasi data panel yaitu dengan menggunakan uji statistik formal

antara lain Uji Chow dan Uji Hausman (Nachrowi dan Usman, 2006) :

1. Uji Chow

Uji Chow dilakukan dengan tujuan untuk memilih serta menentukan model

manakah yang lebih baik dan tepat yang digunakan dalam penelitian antara Ordinary

Least Square Model (OLS Model) dan Fixed Effect Model. Apabila hasil uji chow

menunjukkan bahwa Ordinary Least Square Model adalah metode yang digunakan,

maka tidak diperlukan uji selanjutnya yaitu uji hausman. Apabila sebaliknya, bahwa

metode yang terpilih adalah Fixed Effect Model yang digunakan, maka uji hausman

perlu dilakukan (Gujarati, 2009).. Hipotesis yang digunakan dalam Uji Chow yaitu:

H0 : Metode yang digunakan Ordinary Least Square Model (OLS)

H1 : Metode yang digunakan Fixed Effect Model

Berdasarkan hipotesis tersebut, hasil pengujian dilakukan dengan

membandingkan perhitungan tingkat signifikansi dengan F-tabel atau nilai probability-

F.
a. Apabila hasil tingkat signifikansi (α) 5% lebih besar (>) dari F-tabel atau nilai

probability-F, maka Ho ditolak yang menunjukkan model yang paling tepat

digunakan yaitu Fixed Effect Model.

b. Apabila tingkat signifikansi (α) 5% lebih kecil (<) dari F tabel atau nilai

probability-F, maka Ho diterima yang menunjukkan model yang paling tepat

digunakan dalam penelitian yaitu Ordinary Least Square Model.

2. Uji Hausman

Uji Hausman dilakukan dengan tujuan untuk memilih serta menentukan model

manakah yang lebih baik dan tepat yang digunakan dalam penelitian antara Fixed Effect

Model dan Random Effect Model. Model data panel dengan fixed effect menggunakan

estimasi OLS, sedangkan random effect menggunakan estimasi GLS (Generalized Least

Square. Hipotesis yang digunakan dalam Uji Hausman yaitu:

H0 : Metode yang digunakan Random Effect Model

H1 : Metode yang digunakan Fixed Effect Model

Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Eviews versi 8. Pengujian

hipotesis tersebut memliki dua kriteria, antara lain:

a. H0 diterima dan H1 ditolak apabila nilai signifikansi > nilai alpha 0,05, maka

model regresi dalam penelitian ini tidak layak untuk digunakan.

b. H0 ditolak dan H1 diterima apabila nilai signifikansi < nilai alpha 0,05, maka

model regresi dalam penelitian ini layak untuk digunakan.

3.7.3 Uji Hipotesis

Pengujian statistik penelitian untuk memperoleh hasil diterima atau ditolaknya

hipotesis penelitian dengan dilakukannya uji hipotesis serta untuk melihat tingkat
signifikansi dalam hasil regresi. Uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan melalui uji

statistk f-test dan uji statistik t-test.

1. Uji Statistik F-test

Uji F ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang

terdapat di dalam model secara bersama‐sama (simultan) terhadap variabel independen.

Dengan tingkat signifikansi sebesar 5%, nilai F ratio dari masing‐masing koefisien

regresi kemudian dibandingkan dengan niai t tabel. Jika Fhitung > Ftabel atau prob‐sig

< α = 5%, dapat diartikan bahwa masing‐ masing variabel independen berpengaruh

secara positif terhadap variabel dependen.

2. Uji Statistik t-test

Uji t dilakukan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel

independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen dan uji t

digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel

independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat

signifikansi 0,05 dengan membandingkan nilai t hitung dari masing‐masing koefisien

regresi dan nilai t tabel. Jika t‐hitung > t‐tabel atau prob‐sig < α = 5%, maka dapat

diartikan masing‐masing variabel independen berpengaruh secara positif terhadap

variabel dependen (Ghozali, 2007).


BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terkategori dalam

pengelompokkan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan

secara konsisten mempublikasikan laporan keuangannya selama periode penelitian yaitu

2013-2015. Berdasarkan data dari BEI terdapat 144 perusahaan manufaktur yang

terdaftar pada tahun 2013-2015, namun dalam periode penelitian terdapat 10 perusahaan

yang delisting dari BEI atau pun yang baru lisiting di BEI dalam periode penelitian.

Perusahaan yang memiliki ekuitas negatif sebanyak 8 perusahaan tidak dapat

dimasukkan ke dalam populasi sampel karena perusahaan dengan ekuitas negatif

umumnya disebabkan oleh cumulative loss akan cenderung menggunakan pendanaan

utang lebih tinggi untuk operasional mereka. Selain itu, terdapat 11 perusahaan yang

tidak secara konsisten mempublikasikan laporan keuangannya selama periode

penelitian. Total perusahaan sampel yang digunakan dalam penelitian sebanyak 115

perusahaan.

Daftar perusahaan sektor manufaktur yang menjadi sampel penelitian akan

disajikan dalam lampiran beserta variabel penelitian. Proses pemilihan sampel disajikan

dalam tabel 4.1.

Tabel 4.1
Proses Pemilihan Sampel

No Kriteria Sampel Penelitian Total

Total perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 144


1.
2013-2015

2. Perusahaan yang melakukan penawaran saham perdana (10)

3. Perusahaan dengan ekuitas negatif (8)

4. Perusahaan yang data laporan tahunannya tidak tersedia (11)

Perusahaan sampel 115

5. Periode pengamatan tahun 2013-2015 3

Sampel akhir untuk pengujian 345

Sumber : Penelitian (2016)

4.1.1 Deskripsi Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini, terdapat 2 (dua) variabel yang akan dianalisis dan kedua

variabel tersebut dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu variabel dependen dan

variabel independen. Variabel dependen adalah manajemen laba melalui aktivitas riil,

sedangkan variabel independen adalah liputan media (media coverage).

a. Manajemen laba riil

Roychowdhury (2006) menyatakan bahwa perpindahan pengelolaan laba

dari praktik operasi normal ke tidak normal didefinisikan sebagai manajemen

laba melalui manipulasi aktivitas riil. Arus kas kegiatan operasi dapat digunakan

untuk mengidentifikasi terjadinya praktik manipulasi aktivitas riil dalam suatu

perusahaan dengan menggunakan arus kas kegiatan abnormal (ABN_CFO).


Arus kas kegiatan abnormal dilihat dari standardizedresidual dari model

persamaan regresi.

b. Liputan Media (Media Coverage)

Liputan media mempunyai peranan penting dalam lingkungan bisnis

salah satunya adalah dalam hal membangun opini masyarakat. Selain itu, liputan

media juga dapat berfungsi sebagai pengawas terjadinya kecurangan dalam

laporan keuangan suatu perusahaan khususnya dalam praktik manajemen laba.

Semakin tingginya liputan di media mengenai perusahaan, maka praktik

manajemen laba di perusahaan semakin besar karena perusahaan ingin terlihat

baik dimata investor maupun pihak eksternal perusahaan lainnya.

4.2 Analisis Data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software Eviews 8.0. Tahap

awal dalam penelitian ini yaitu melakukan pengujian asumsi klasik dengan persamaan

yang ada. Untuk menguji normalitas dilakukan menggunakan Jarque-Bera Test.

Selanjutnya, multikolinieritas dapat dideteksi dengan menggunakan matriks korelasi

dari variabel bebas, jika terjadi koefisien korelasi lebih dari 0,08 maka terdapat

multikolinearitas. Apabila terdapat pelanggaran asumsi maka dilakukan treatment atau

‘penyembuhan’. Dalam regresi data panel, uji autokorelasi tidak diperlukan karena uji

tersebut hanya terjadi pada jenis data time series sedangkan data panel lebih dekat ke

ciri data cross section dibandingkan dengan time series.

4.2.1 Uji Asumsi Klasik


Untuk mendapatkan estimasi yang terbaik, terlebih dahulu data sekunder

tersebut dilakukan pengujian asumsi regresi klasik, diantaranya: uji normalitas dan uji

multikolinearitas.

a. Uji Normalitas

Pengujian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah dalam

model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji

normalitas data dilakukan dengan melihat normal probability plot yang

membandingkan distribusi kumulatif dari data yang sesungguhnya dengan

distribusi kumulatif dari distribusi normal (Ghozali, 2007). Model regresi yang

baik yaitu distribusi data normal atau mendekati normal. Dalam penelitian ini uji

normalitas menggunakan uji Jarque-Bera. Berikut disajikan hasil dari Jarque-

Bera Test pada gambar 4.1.

Gambar 4.1
Uji Normalitas Jarque-Bera
70
Series: Standardized Residuals
60 Sample 2013 2015
Observations 345
50
Mean -3.10e-18
40
Median 0.002060
Maximum 0.568157
Minimum -0.317754
30
Std. Dev. 0.081773
Skewness 0.872009
20
Kurtosis 11.30361

10 Jarque-Bera 1034.877
Probability 0.000000
0
Berdasarkan
-0.250-0.125 Gambar
0.000 0.125 4.1 dapat
0.250 disimpulkan
0.375 0.500 bahwa residual terdistribusi

normal. Nilai Probabilitas JB (Jarque-Bera) hitung sebesar 0,000000 lebih kecil

dari 0,05 (5%) sehingga menunjukkan bahwa data yang digunakan dalam

penelitian ini tidak memenuhi kriteria terdistribusi yang normal. Akan tetapi

data tersebut dapat dikatakan terdistribusi normal dengan asumsi jika jumlah

data yang besar, maka dapat diasumsikan terdistribusi normal. Jumlah data
dalam penelitian ini sebanyak 345 sehingga dapat dikatakan data yang

digunakan dalam penelitian ini terdistribusi normal dan menunjukkan bahwa

model regresi layak dipakai karena memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Multikolinieritas

Pengujian ini dilakukan dengan untuk mengetahui apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Untuk mendeteksi ada

atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi dapat dilihat dari matriks

korelasi dari variabel bebas. Jika terjadi koefisien korelasi lebih besar dari 0,80

maka terdapat multikolinieritas. Hasil dari uji multikolinieritas dapat dilihat

pada Tabel 4.2

Tabel 4.2
Hasil Uji Multikolinieritas

MC LEV SIZE MBV

MC 1.000000 -0.054892 0.508104 0.323696


LEV -0.054892 1.000000 0.200495 0.075860
SIZE 0.508104 0.200495 1.000000 0.154630
MBV 0.323696 0.075860 0.154630 1.000000
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa seluruh variabel tidak ada

yang lebih besar dari 0,80, maka dapat dikatakan bahwa model regresi ini layak

untuk digunakan karena tidak terjadi multikolinieritas pada seluruh variabel

tersebut.

4.2.2 Pemilihan Model Regresi

Penentuan model mana yang terbaik dari ketiga model yaitu ordinary least

square model (common effect model), fixed effect model, dan random effect model dapat

ditentukan dengan menggunakan dua teknik antara lain uji chow dan uji hausman.
Pertama, uji chow dilakukan untuk memilih antara common effect atau fixed effect.

Kedua, uji hausman dilakukan untuk memilih antara fixed effect atau random effect.

1. Uji Chow

Pengujian ini dilakukan untuk memilih model yang akan digunakan antara

ordinary least square model (common effect model) dan fixed effect model.

Hasil pengujian dapat dilihat dengan cara membandingkan perhitungan tingkat

signifikansi dengan F-tabel atau nilai probability-F. Jika hasil tingkat

signifikansi (α) 5% lebih besar (>) dari F-tabel atau nilai probability-F, maka

menunjukkan model yang paling tepat digunakan yaitu Fixed Effect Model.

Namun, jika tingkat signifikansi (α) 5% lebih kecil (<) dari F tabel atau nilai

probability-F, maka menunjukkan model yang paling tepat digunakan dalam

penelitian yaitu Ordinary Least Square Model. Hasil dari uji chow dapat dilihat

pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3

Hasil Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests


Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 2.273748 (114,226) 0.0000


Cross-section Chi-square 263.594182 114 0.0000

Berdasarkan Tabel 4.3 output yang didapatkan dari hasil perhitungan Chow Test

diatas menunjukkan bahwa hasil tingkat signifikansi (α) 5% lebih besar (>) dari
F-tabel atau nilai probability-F, maka model yang paling tepat digunakan dalam

penelitian yaitu Fixed Effect Model.

2. Uji Hausman

Pengujian ini dilakukan untuk memilih model yang akan digunakan antara fixed

effect model dan random effect model. Hasil pengujian dapat dilihat apabila nilai

signifikansi > nilai alpha 0,05, maka maka menunjukkan model yang paling

tepat digunakan dalam penelitian yaitu Ordinary Least Square Model. apabila

nilai signifikansi < nilai alpha 0,05, maka menunjukkan model yang paling tepat

digunakan yaitu Fixed Effect Model. Hasil dari uji chow dapat dilihat pada Tabel

4.4.

Tabel 4.4

Hasil Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test


Equation: Untitled
Test cross-section random effects

Chi-Sq.
Test Summary Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 16.291535 4 0.0027

Berdasarkan Tabel 4.4 output yang didapatkan dari hasil perhitungan Hausman

Test diatas menunjukkan bahwa nilai signifikansi < nilai alpha 0,05, maka
menunjukkan model yang paling tepat digunakan dalam penelitian yaitu Fixed

Effect Model.

4.2.3 Estimasi Persamaan Regresi

Setelah dilakukan pengujian asumsi klasik dan berdasarkan hasil estimasi data

yang sudah diolah, maka dapat dibentuk model analisis regresi data panel yang

digunakan dalam penelitian dengan konstanta sebesar 3.103326, β1 sebesar -0.000418,

β2 sebesar -0.134618, β3 sebesar -0.141506, dan β4 sebesar 0.001122. Persamaan regresi

dapat dirumuskan sebagai berikut:

Y = 3.103326 - 0.000418MC - 0.134618LEV - 0.141506SIZE + 0.001122MBV

Keterangan:

Y : Manajemen laba riil

MC : Media Coverage (Liputan Media)

LEV : Leverage

SIZE : Ukuran Perusahaan

MBV : Market to Book Value

Dari persamaan regresi di atas selanjutnya dilakukan analisis regresi untuk

mengetahui adanya pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel

dependen dengan menggunakan metode Least Squares. Hasil analisis regresi yang

diolah menggunakan software Eviews 8.0 dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5
Analisis Regresi
Dependent Variable: MLR
Method: Panel Least Squares
Date: 11/08/16 Time: 17:01
Sample: 2013 2015
Periods included: 3
Cross-sections included: 115
Total panel (balanced) observations: 345

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

MC -0.000418 0.000462 -0.904755 0.3666


LEV -0.134618 0.110557 -1.217635 0.2246
SIZE -0.141506 0.045563 -3.105720 0.0021
MBV 0.001122 0.002107 0.532460 0.5949
C 3.103326 0.963814 3.219840 0.0015

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.615007 Mean dependent var -1.92E-06


Adjusted R-squared 0.413992 S.D. dependent var 0.131790
S.E. of regression 0.100887 Akaike info criterion -1.482793
Sum squared resid 2.300253 Schwarz criterion -0.157049
Log likelihood 374.7819 Hannan-Quinn criter. -0.954821
F-statistic 3.059518 Durbin-Watson stat 2.446976
Prob(F-statistic) 0.000000

a. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) merupakan besaran yang memberikan

informasi kecocokan atau kesesuaian dari persamaan regresi, yaitu memberikan

proporsi atau persentase kekuatan pengaruh variabel independen (β1 , β2 , β3 , β4)

yang menjelaskan secara simultan terhadap variasi dari variabel dependen (Y).

R2 pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan

variasi variabel dependen (Ghozali, 2010). Nilai koefisien determinasi adalah

diantara nol dan satu. Dalam perhitungan statistik ini nilai R2 yang digunakan

adalah adjusted R square. Adjusted R square adalah suatu indikator yang

digunakan untuk mengetahui pengaruh penambahan suatu variabel independen

ke dalam suatu persamaan regresi. Koefisien determinasi dari penelitian ini

dapat dilihat pada tabel 4.5 di atas.


Nilai Adjusted R Square pada tabel di atas besarnya 0,4140 menunjukkan

bahwa proporsi pengaruh variabel liputan media (media coverage) terhadap

manajemen laba riil sebesar 41,40%. Artinya, liputan media (media coverage)

memiliki proporsi perngaruh terhadap manajemen laba riil sebesar 41,40%

sedangkan sisanya 58,60% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak ada dalam

model regresi.

b. Pengujian Dengan Koefisien Regresi Simultan (Uji F)

Hasil uji goodness of fit dari model regresi yang dipergunakan dapat

dilihat pada Tabel 4.5. Dari hasil perhitungan dapat dilihat bahwa nilai prob. F

(statistic) sebesar 0,000000 lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05 sehingga

dapat disimpulkan bahwa model regresi yang diestimasi layak digunakan untuk

menjelaskan pengaruh variabel bebas liputan media (media coverage) terhadap

variabel terikat manajemen laba riil.

c. Pengujian Dengan Koefisien Regresi Parsial (Uji t)

Uji t dilakukan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel

independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Hasil uji t yang diolah menggunakan software Eviews 8.0 dapat dilihat pada

Tabel 4.5 di atas.

Dari hasil uji t dapat dilihat bahwa nilai prob. t hitung liputan media

(media coverage) lebih besar dari 0,05 yaitu 0,3666 sehingga variabel bebas

liputan media (media coverage) tidak berpengaruh signifikan terhadap

manajemen laba riil sektor manufaktur.

4.3 Interpretasi Hasil


Interpretasi data dari hasil analisis regresi untuk masing-masing koefisien regresi

akan dibahas sebagai berikut:

1) Konstanta menunjukkan angka sebesar 3.103326 yang artinya apabila nilai

variabel independen dan variabel kontrol dianggap konstan (sama dengan nol),

maka akan menyebabkan kenaikkan pada manajemen laba riil sebesar 3,103326

point.

2) Liputan media menunjukkan angka -0,000418 yang mempunyai arti bahwa

apabila terjadi peningkatan pada media coverage sebesar 1 point, maka akan

menyebabkan penurunan pada manajemen laba riil sebesar 0,000418.

3) Leverage menunjukkan angka -0,134618 mempunyai arti bahwa apabila terjadi

peningkatan pada leverage sebesar 1 point, maka akan menyebabkan penurunan

pada manajemen laba riil sebesar 0,134618.

4) Ukuran perusahaan (Size) menunjukkan angka -0,141506 yang berarti bahwa

apabila terjadi peningkatan pada size sebesar 1 point, maka akan menyebabkan

penurunan pada manajemen laba riil sebesar 0,141506.

5) Market to Book Value menunjukkan angka 0,001122 yang berarti bahwa apabila

terjadi peningkatan pada market to book value sebesar 1 point, maka akan

menyebabkan kenaikkan pada manajemen laba riil sebesar 0,001122.

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil analisis regresi data panel yang telah dilakukan dapat dijelaskan sebagai

berikut.

4.4.1 Kemampuan Liputan Media (Media Coverage) mempengaruhi Manajemen

Laba Riil
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa nilai prob. t hitung liputan media

sebesar 0,3666 lebih besar dari 0,05 dan nilai konstanta negatif sebesar 0,000418

sehingga variabel bebas liputan media tidak berpengaruh signifikan terhadap

manajemen laba riil. Hasil pengaruh media coverage terhadap manajemen laba riil tidak

sesuai dengan yang ditetapkan pada hipotesis. Pada hipotesis berpengaruh negatif,

sementara bukti penelitian ini manajemen laba riil tidak berpengaruh negatif. Tidak

berpengaruhnya liputan media terhadap manajemen laba riil tidak searah dengan

penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Qi dkk (2014). Oleh karena itu, dapat

disimpulkan hal ini terjadi diduga disebabkan oleh adanya perbedaan dalam sistem

pengawasan media antara China dan Indonesia dimana di China media sangat

dikendalikan secara ketat oleh pemerintahannya serta cenderung menyajikan berita baik

dibandingkan berita tidak baik sehingga perusahaan dengan liputan media yang tinggi

lebih sedikit melakukan manajemen laba dibandingkan dengan perusahaan dengan

liputan media yang rendah karena perusahaan akan berusaha untuk menyajikkan berita

terbaik dengan tidak melakukan praktik manajemen laba riil, Qi dkk (2014). Media di

Indonesia memiliki kebebasan dalam meliput suatu berita, baik berita positif maupun

negatif. Hal tersebut memacu adanya perbedaan hasil penelitian dengan penelitian

sebelumnya. Kebebasan pers memberikan tekanan kepada pihak internal perusahaan

dimana dalam kasus ini yaitu manajemen perusahaan. Tekanan tersebut menyebabkan

perusahaan dengan liputan media yang tinggi akan berusaha untuk mempublikasikan

berita positif dengan memanipulasi angka laba sehingga meningkatkan daya tarik

investor. Fombrun dan Shanley (1990) menemukan bahwa semakin tinggi volume

liputan media yang positif, maka semakin baik citra perusahaan.

4.4.2 Pengaruh Faktor-Faktor Lain terhadap Manajemen Laba Riil


Berdasarkan hasil uji regresi data panel yang dapat dilihat pada Tabel 4.5

menunjukkan bahwa ketiga variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian yaitu

leverage, size, dan market to book value, masing-masing memiliki pengaruh terhadap

manajemen laba riil.

Variabel leverage tidak memiliki pengaruh terhadap manajemen laba riil dimana

nilai probability sebesar 0,2246 dan nilai konstanta -0,134618. Hasil ini tidak searah

dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Tarjo (2008), Lin dkk (2009),

dan Qi dkk (2014) yang menemukan bahwa leverage memiliki hubungan yang positif

dengan manajemen laba. Namun demikian, hasil penelitian ini konsisten dengan

penilitian Midiastuty dan Machfoedz (2003), Peasnell (2001), dan Murhadi (2009) yang

menemukan bahwa leverage tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap

manajemen laba. Semakin tingginya leverage suatu perusahaan, maka dampak terhadap

perusahaan juga akan semakin tinggi yaitu default. Default tersebut tidak dapat

dihindari dengan melakukan praktik manajemen laba karena kewajiban harus tetap di

penuhi.

Variabel ukuran perusahaan (size) memiliki pengaruh negatif terhadap

manajemen laba riil dengan nilai probability sebesar 0,0021 dan nilai koefisien -

0,141506. Hal tersebut menunjukkan bahwa faktor ukuran perusahaan dapat

menyebabkan timbulnya manajemen laba. Semakin besar perusahaan yang diukur

dengan total aset, maka akan meminimalkan terjadinya praktek manajemen laba.

Menurut Nasution dan Setiawan (2007) menyatakan bahwa ukuran perusahaan adalah

suatu skala yang dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara, salah satunya dengan

menggunakan log total aktiva. Hasil ini konsisten dengan penelitian dari Midiastuty dan

Machfoedz (2003), Cornett dkk (2009), dan Qi dkk (2014). Perusahaan yang tergolong

berukuran kecil (small firm) cenderung akan melakukan praktik manajemen laba untuk
menunjukkan kinerja perusahaan yang baik agar menarik minat investor. Sebaliknya,

perusahaan besar akan cenderung lebih berhati-hati dalam melakukan pelaporan

keuangan karena masyarakat lebih memperhatikan sehingga pelaporan keuangan harus

disajikan secara akurat.

Variabel market to book value tidak berpengaruh terhadap manajemen laba riil

dengan angka probability 0,5949 yang lebih besar dari tingkat signifikansi sebesar 0,05

(5%). Temuan ini selaras dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Daniel

dkk. (2008) yang menunjukkan bahwa market to book value tidak berpengaruh

signifikan terhadap manajemen laba riil. Hal itu menunjukkan bahwa besarnya praktik

manajemen laba tidak ditentukan dari peluang pertumbuhan (growth opportunities) dan

ekspektasi pasar terhadap return perusahaan di masa yang akan datang. Hasil ini tidak

sejalan dengan penelitian sebelumnya oleh Narendra dan Haryanto (2013) yang

menyatakan bahwa market to book value berpengaruh negatif terhadap manajemen laba.
BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan pada

Bab IV, maka menghasilkan beberapa poin sebagai berikut:

1) Berdasarkan hasil pengujian secara parsial, variabel bebas liputan media (media

coverage) tidak berpengaruh terhadap manajemen laba riil sektor manufaktur

periode 2013-2015. Hal ini tidak searah dengan penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Qi dkk (2014).

2) Variabel kontrol yaitu leverage dan market to book value secara simultan tidak

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel manajemen laba riil.

Sedangkan size (ukuran perusahaan) mempunyai pengaruh terhadap manajemen

laba riil.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbasan dan kelemahan sebagai berikut :

1. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini masih sedikit karena

periode yang digunakan dalam penelitian cukup pendek hanya dalam jangka

waktu tiga tahun yaitu tahun 2013-2015.

2. Penelitian ini hanya menggunakan variabel liputan media yang dilihat hanya

dari media online yang diantaranya adalah kompas, detik.com, dan republika,

sedangkan dalam kenyataannya media cetak juga dapat mempengaruhi praktik

manajemen laba dikarenakan investor cenderung menggunakan media cetak


sebagai bahan pengambilan keputusan dibandingkan dengan media online yang

masih jarang dijamah oleh publik dan masih banyak faktor-faktor lain yang

dapat mempengaruhi praktik manajemen laba melalui aktivitas riil sektor

manufaktur.

3. Dalam analisis praktek manipulasi aktivitas riil hanya menggunakan proksi arus

kas operasional saja.

4. Penelitian ini juga hanya berfokus pada sektor manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia, padahal perlu juga mengkaji terhadap indeks sektoral

lainnya.

5.3 Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan beberapa

keterbatasannya, maka dapat disampaikan beberapa rekomendasi yang dapat menjadi

masukan untuk penelitian selanjutnya, di antaranya:

1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah sampel penelitian, tidak

hanya perusahaan sektor manufaktur tetapi seluruh sektor yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia. Hal ini dilakukan agar hasil penelitian yang didapatkan

lebih akurat.

2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambahkan tidak hanya media online

tetapi juga menggunakan media cetak untuk menjadi sampel penelitian.

3. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menambahkan periode penelitian agar

dapat memberikan gambaran yang lebih jelas dan lebih akurat mengenai

pengaruh liputan media terhadap manajemen laba riil.


4. Penelitian selanjutnya diharapkan untuk dapat mempertajam hasil penelitian

dengan menambahkan proksi biaya produksi dan biaya diskrisioner untuk

mengukur adanya praktik manipulasi aktivitas riil.


DAFTAR PUSTAKA

Agustia, D. (2013). Pengaruh Faktor Good Corporate Governance, Free Cash Flow, dan
Leverage Terhadap Manajemen Laba. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 15
No. 1.

Ali, I. (2002). Pelaporan Keuangan dan Asimetri Informasi dalam Hubungan Agensi.
Lintasan Ekonomi Vol XIX No 2.

Amin, M. Z. (2012). Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga SBI, Nilai Kurs Dollar
(USD/IDR), dan Indeks Dow Jones (DJIA) terhadap Pergerakan Indeks Harga
Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2008-2011. Jurnal
Skripsi.

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT


Rineka Cipta.

Bannister, J., & Newman, H. (1996). Accrual usage to manage earnings toward
financial analysts forecasts. Rev Quant Finance Account.

Barton, J. (2001). Does the use of financial derivatives affect earnings management
decisions? Account Rev.

Boediono, G. S. (2005). Kualitas Laba : Studi Pengaruh Mekanisme Corporate


Governance dan Dampak Manajemen Laba dengan Menggunakan Analisis
Jalur. Simposium Nasional Akuntansi VIII.

Burgstahler. (1997). Earnings management to avoid earning decreases and losses. J


Account Econ.

Chan, K., & Chen, N. (1991). Structural and return characteristics of small and large
firms. Journal of Finance.

Chen, d. (Journal of Intellectual Capital Vol. 6 Issue 2). An empirical investigation of


the relationship between intellectual capital and firm's market value and
financial performance. 2005.

Cheng, Q., & Warfield, T. (2005). Equity incentives and earnings management. Account
Rev.

Chu, W. (2009). Family Ownership and Firm Performance: Influence of Family of


Management, Family Control, and Firm Size. Asia Pacific Journal of
Management.
Cohen, D. A., & Zarowin, P. (2010). Accrual-Based and Real Earnings Management
Activities Arround Seasoned Equity Offerings. Journal of Accounting and
Economics.

Cornett, M., Mc.Nutt, J., & dan Tehrian, H. (2009). Corporate Governance and
Earnings Management at Large U.S. Bank Holdings Companies. Journal of
Corporate Finance, 412-430.

Deegan, C., & dkk. (2002). An Examination of The Corporate Social Environmental
Disclosures of BHP from 1983-1997: A Test of Legitimacy Theory. Accounting,
Auditing, and Accountability Journal Vol. 15 No. 3.

Ding, S., Wu, Z., Li, Y., & Jia, C. (2010). Executive compensation, supervisory board,
and China's governance reform: a legal approach. Rev Quant Finance Account.

Dyck, A., & Zingales, L. (2002). The corporate governance role of the media. Working
paper http://www.nber.org/papers/w9309.

Dyck, A., Morse, A., & Zingales, L. (2010). Who blows the whistle on corporate fraud?
J Finance.

Dyck, A., Volchkova, N., & Zingales, L. (2008). The corporate governance role of the
media: evidence from Russia. J Finance.

Fang, L., & Peress, J. (2009). Media coverage and the cross-section of stock returns. J
Finance.

Fisher, M., & Rosenzweigh, K. (1995). Attitudes of Students and Accounting


Practitioners Concerning The Ethical Acceptability of Earning Management.
Journal of Business Ethics Vol. 14 No. 6.

Fombrun, C., & Shanley, M. (1990). What's in a name? Reputation building and
corporate strategy. Acad Manag J.

Ghozali. (2010). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang:


Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, & Chariri. (2007). Teori Akuntansi. Semarang: Universitas Diponegoro.

Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analsis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19 Edisi
Kelima. Semarang: Universitas Diponegoro.

Gitman, L. (2009). Principles of Manajerial Finance. United States: Pearson Addison


Wesley.

Graham, J., & dkk. (2005). The Economics Implications of Corporate Financial
Reporting. Journal of Accounting and Economics.
Gujarati, & Porter. (2009). Dasar-Dasar Ekonometrika. Jakarta: Salmba Empat.

Gujarati, D. R. (2006). Dasar-Dasar Ekonometrika. Jakarta: Erlangga.

Healy, P., & Wahlen, J. (1999). A Review of The Eranings Management Literature and
Its Implications For Standard Setting. Accounting Horizons Vol. 13 No. 4, 365-
383.

Jensen, M. C., & Meckling, W. H. (1976). Theory of The Firm: Managerial Behavior,
Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial Economics Vol 3
No 4, 305-360.

Jiambalvo, J. (1996). Discussion of Causes and Con-sequenses of Earnings


Manipulation: An Analysis of Firms Subject to Enforcement Actions by the
SEC. Contemporary Accounting Research.

Jiang, G., & Wang, H. (2008). Should earnings thresholds be used as delisting criteria in
stock market? J Account Public Policy.

Joe, J., Louis, H., & Robinson, D. (2009). Managers and Investors responses to media
exposure of board ineffectiveness. J Financial Quant Anal.

Jones, R., & Wu, Y. (2010). Executive compensations, earnings management and
shareholder litigation. Rev Quant Finance Account.

Khotari, S., Shu, S., & Wysocki, P. (2009). Do managers withhold bad news? J Account
Res.

Kusumaningtyas, M. (2012). Pengaruh Independensi Komite Audit dan Kepemilikan


Institusional terhadap Manajemen Laba. Prestasi Vol. 9, 41.

Liebman, B., & Milhaupt, C. (2008). Reputational sanctions in China's securities


market. Columbia Law Rev.

Lin, P., Hutchinson, M., & Percy, M. (2009). Can an Effective Audit Committe Help to
Mogate Earnings Management in Chinese Firm Listed in Hong Kong? Asian
Finance Association 2009 International Conference. Brisbane.

Marsela, T. (2013). Pengaruh Adopsi International Financial Reporting Standard


Terhadap Earnings Response Coefficient.

Martono, A. H. (2009). Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Ekonisia.

Meek, G., Rao, R., & Skousen, C. (2007). Evidence on factors affecting the relationship
between CEO stock option compensation and earning management. Rev Account
Finance.
Midiastuty, P., & Machfoedz, M. (2003). Analisis Hubungan Mekanisme Corporate
Governance dan Indikasi Manajemen Laba. Simposium Nasional Akuntansi VI
Surabaya.

Murhadi, W. R. (2009). Studi Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Praktik


Earnings Management pada Perusahaan Tedaftar di PT Bursa Efek Indonesia.
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan.

Nachrowi, D., & Usman, H. (2006). Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika
untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Jakarta: Universitas Indonesia.

Nasution, M., & Setiawan, D. (2007). Pengaruh Corporate Governance Terhadap


Manajemen Laba di Industri Perbankan . Simposium Nasional Akuntansi X,
Makasar.

Peasnell, K., Pope, P., & Young, S. (2001). Board Monitoring and Earnings
Management: Do Outside Directors Influence Abnormal Accruals? . Working
Paper, Lancaster University.

Qi, B., Yang, R., & Tian, G. (2014). Can media deter management from manipulating
earnings? Evidence from China. Rev Quant Finan Acc, 571-597.

Rahmawati, & dkk. (2006). Pengaruh Asimetri Informasi terhadap Praktik Manajemen
Laba pada Perusahaan Perbankan Publik yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta.
Simposium Nasional Akuntansi IX.

Ratmono, D. (2010). Manajemen Laba Riil dan Berbasis Akrual: Dapatkah Auditor
yang Berkualitas Mendeteksinya? Proceeding Simposium Nasional Akuntansi
XIII.

Roychowdhury, S. (2006). Earning Management through Real Activity Manipulation.


Journal of Accounting and Economics, 42: 335-370.

Sartono, A. (2010). Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi 4th Edt. Yogyakarta.

Scott, W. R. (2003). Financial Accounting Theory 3rd Edition. Ontario: Prentice-Hall.

Sutrisno. (2007). Manajemen Keuangan: Teori, Konsep, dan Aplikasi. Yogyakarta:


Ekonosia.

Tarjo. (2008). Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan Institusional dan Leverage terhadap


Manajemen Laba, Nilai Pemegang Saham dan Cost of Equity Capital.
Simposium Nasional Akuntansi.

Trisnawati, R., & dkk. (2016). Praktik Manajemen Laba Riil Pada Indeks JII dan LQ45
Bursa Efek Indonesia. The 3rd University Research Colloquium.
Watts, R. L., & Zimmerman, J. L. (1990). Positive Accounting Theory: a Ten Year
Perspective. The Accounting Review Vol. 65 No. 1, 31-156.

Wicaksono, A. (2015). Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba


Melalui Manipulasi Aktivitas Riil. Journal of Research in Economics and
Management, 88.
LAMPIRAN
Lampiran 1
Data Variabel Penelitian

Emiten Tahun MLR MC LEVERAGE SIZE MBV


Holcim Indonesia Tbk. [S] 2013 0.092239 89 0.410775 23.42389 2.36
Holcim Indonesia Tbk. [S] 2014 0.020257 66 0.490271 23.56718 2.63
Holcim Indonesia Tbk. [S] 2015 -0.06445 51 0.510583 23.57196 0.97
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. [S] 2013 0.136867 44 0.135094 24.00292 3.09
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. [S] 2014 0.099443 56 0.141059 24.08555 3.65
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. [S] 2015 0.073602 29 0.13527 24.04106 2.75
Semen Indonesia (Persero) Tbk. [S] 2013 0.127169 84 0.289969 24.14781 3.72
Semen Indonesia (Persero) Tbk. [S] 2014 0.114844 134 0.270536 24.25769 4.11
Semen Indonesia (Persero) Tbk. [S] 2015 0.107621 115 0.279066 24.3625 1.85
Arwana Citramulia Tbk. [S] 2013 0.230023 7 0.318593 20.84353 9.01
Arwana Citramulia Tbk. [S] 2014 0.13877 5 0.271779 20.94855 8.33
Arwana Citramulia Tbk. [S] 2015 0.014283 5 0.371625 21.07665 4.09
Asahimas Flat Glass Tbk. [S] 2013 0.098905 61 0.208788 21.97295 1.24
Asahimas Flat Glass Tbk. [S] 2014 0.07944 47 0.17628 22.07553 1.09
Asahimas Flat Glass Tbk. [S] 2015 0.010889 16 0.191822 22.15713 0.78
Intikeramik Alamasri Industri Tbk. [S] 2013 -0.07163 1 0.573893 19.99357 0.61
Intikeramik Alamasri Industri Tbk. [S] 2014 -0.0809 1 0.654147 20.06654 0.49
Intikeramik Alamasri Industri Tbk. [S] 2015 -0.08206 0 0.823012 19.78177 1.2
Keramika Indonesia Assosiasi Tbk. [S] 2013 0.026991 4 0.09485 21.53935 1.34
Keramika Indonesia Assosiasi Tbk. [S] 2014 -0.04484 0 0.09752 21.57578 1.09
Keramika Indonesia Assosiasi Tbk. [S] 2015 -0.08672 2 0.140463 21.46988 0.78
Mulia Industrindo Tbk. 2013 0.011627 8 0.834113 22.69376 0.46
Mulia Industrindo Tbk. 2014 -0.02316 0 0.816368 22.69691 0.54
Mulia Industrindo Tbk. 2015 -0.03741 1 0.842934 22.68332 0.74
Surya Toto Indonesia Tbk. [S] 2013 0.140226 17 0.395919 21.26234 3.64
Surya Toto Indonesia Tbk. [S] 2014 0.104963 27 0.379837 21.40902 2.92
Surya Toto Indonesia Tbk. [S] 2015 0.044192 11 0.369661 21.58457 4
Alakasa Industrindo Tbk. [S] 2013 -0.11826 5 0.74844 19.28423 4.84
Alakasa Industrindo Tbk. [S] 2014 -0.16149 1 0.738044 19.30196 4.57
Alakasa Industrindo Tbk. [S] 2015 -0.0863 1 0.562093 18.76891 0.67
Alumindo Light Metal Industry Tbk. 2013 -0.46232 2 0.761147 21.73562 0.29
Alumindo Light Metal Industry Tbk. 2014 -0.42126 0 0.800452 21.8903 0.33
Alumindo Light Metal Industry Tbk. 2015 0.461475 0 0.738771 21.49489 0.26
Betonjaya Manunggal Tbk. [S] 2013 0.037577 1 0.206614 18.98012 0.79
Betonjaya Manunggal Tbk. [S] 2014 0.007951 1 0.152703 18.9692 0.63
Betonjaya Manunggal Tbk. [S] 2015 -0.02205 0 0.179641 19.01817 0.6
Citra Tubindo Tbk. [S] 2013 0.161423 7 0.445661 21.92073 2.09
Citra Tubindo Tbk. [S] 2014 0.040892 23 0.431178 21.88235 2.45
Citra Tubindo Tbk. [S] 2015 0.017022 7 0.408856 21.86255 2.28
PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk. [S] 2013 0.089945 3 0.25696 20.89744 0.91
PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk. [S] 2014 0.112289 2 0.354458 21.02218 0.79
PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk. [S] 2015 -0.09902 7 0.304125 20.8682 0.58
Indal Aluminium Industry Tbk. [S] 2013 0.077179 3 0.83402 20.4502 0.82
Indal Aluminium Industry Tbk. [S] 2014 0.053339 0 0.836221 20.60727 0.62
Indal Aluminium Industry Tbk. [S] 2015 -0.00776 0 0.818513 21.00198 0.46
Jaya Pari steel 2013 0.14177 4 0.029544 19.73858 0.59
Jaya Pari steel 2014 -0.25166 0 0.030456 19.72034 0.53
Jaya Pari steel 2015 -0.06304 6 0.061644 19.68565 0.39
Krakatau Steel (Persero) Tbk. 2013 -0.05961 84 0.550691 24.07265 0.76
Krakatau Steel (Persero) Tbk. 2014 -0.12652 81 0.646031 24.16439 1.08
Krakatau Steel (Persero) Tbk. 2015 -0.16611 143 0.503878 24.62952 0.14
Lion Metal Works Tbk. [S] 2013 0.071851 14 0.150181 20.00841 1.69
Lion Metal Works Tbk. [S] 2014 0.074227 4 0.247334 20.19542 1.28
Lion Metal Works Tbk. [S] 2015 0.046309 1 0.270149 20.24984 1.04
Lionmesh Prima Tbk. [S] 2013 0.060742 21 0.212545 18.75919 0.74
Lionmesh Prima Tbk. [S] 2014 0.02043 5 0.162273 18.74574 0.62
Lionmesh Prima Tbk. [S] 2015 0.028511 6 0.143617 18.69298 0.44
Pelangi Indah Canindo Tbk. 2013 -0.07012 3 0.653652 20.24662 0.57
Pelangi Indah Canindo Tbk. 2014 -0.02302 0 0.631198 20.25586 0.43
Pelangi Indah Canindo Tbk. 2015 0.032103 3 0.592117 20.22204 0.32
Pelat Timah Nusantara Tbk. [S] 2013 -0.0399 1 0.648912 21.12054 0.88
Pelat Timah Nusantara Tbk. [S] 2014 -0.16405 2 0.701635 21.11672 0.9
Pelat Timah Nusantara Tbk. [S] 2015 0.013096 4 0.667518 21.16437 0.31
Saranacentral Bajatama Tbk. 2013 0.05231 7 0.786218 20.51878 4.08
Saranacentral Bajatama Tbk. 2014 -0.18493 6 0.802051 20.67342 4.08
Saranacentral Bajatama Tbk. 2015 -0.06215 2 0.823774 20.63679 1.12
Tembaga Mulia Semanan Tbk. 2013 -0.14446 7 0.909803 21.44297 0.83
Tembaga Mulia Semanan Tbk. 2014 -0.0733 24 0.888751 21.5006 0.95
Tembaga Mulia Semanan Tbk. 2015 0.293702 4 0.833965 21.31287 0.37
Barito Pacifc Tbk. [S] 2013 -0.05392 5 0.543597 24.06372 0.34
Barito Pacifc Tbk. [S] 2014 -0.08026 0 0.546178 24.08378 0.23
Barito Pacifc Tbk. [S] 2015 -0.06938 12 0.467743 24.15697 0.14
Budi Starch & Sweetener Tbk. 2013 0.018332 1 0.628549 21.59157 0.49
Budi Starch & Sweetener Tbk. 2014 -0.05148 1 0.631265 21.63031 0.57
Budi Starch & Sweetener Tbk. 2015 -0.03895 0 0.661584 21.90682 0.36
Chandra Asri Petrochemical Tbk. [S] 2013 -0.01855 26 0.551585 23.86763 0.92
Chandra Asri Petrochemical Tbk. [S] 2014 -0.05937 18 0.547972 23.89417 0.84
Chandra Asri Petrochemical Tbk. [S] 2015 -0.06339 23 0.522321 23.96617 0.9
Duta Pertiwi Nusantara Tbk. [S] 2013 -0.15888 10 0.099084 19.32894 1.85
Duta Pertiwi Nusantara Tbk. [S] 2014 -0.08113 7 0.090054 19.37406 1.74
Duta Pertiwi Nusantara Tbk. [S] 2015 -0.07852 1 0.088211 19.39388 2.2
Ekadharma International Tbk. [S] 2013 0.030269 0 0.304371 19.64949 1.21
Ekadharma International Tbk. [S] 2014 -0.04181 0 0.335845 19.83495 1.15
Ekadharma International Tbk. [S] 2015 0.186236 0 0.250789 19.78087 1.07
Eterindo Wahanatama Tbk. 2013 -0.30321 2 0.654546 20.97796 0.69
Eterindo Wahanatama Tbk. 2014 0.066748 1 0.769242 20.99217 0.93
Eterindo Wahanatama Tbk. 2015 -0.03706 2 0.942373 20.99703 1.56
Indo Acidatama Tbk. [S] 2013 0.043896 0 0.247492 19.85044 0.96
Indo Acidatama Tbk. [S] 2014 -0.03085 1 0.290119 19.95373 0.92
Indo Acidatama Tbk. [S] 2015 -0.22239 0 0.404799 20.16355 0.89
Intanwijaya Internasional Tbk. [S] 2013 0.052116 2 0.046143 18.69976 0.32
Intanwijaya Internasional Tbk. [S] 2014 -0.08781 0 0.050235 18.78791 0.3
Intanwijaya Internasional Tbk. [S] 2015 0.144286 0 0.081002 18.93727 0.42
Sorini Agro Asia Corporindo Tbk. [S] 2013 0.060803 19 0.385136 21.01085 1.49
Sorini Agro Asia Corporindo Tbk. [S] 2014 0.089529 10 0.356017 21.16059 2.12
Sorini Agro Asia Corporindo Tbk. [S] 2015 -0.14656 7 0.490094 21.51433 2.55
Unggul Indah Cahaya Tbk. [S] 2013 -0.08309 1 0.4521 21.89547 0.45
Unggul Indah Cahaya Tbk. [S] 2014 0.025403 1 0.382114 21.78036 0.4
Unggul Indah Cahaya Tbk. [S] 2015 -0.0557 1 0.356956 21.82867 0.33
Argha Karya Prima Industry Tbk. [S] 2013 -0.10737 1 0.506211 21.45783 0.55
Argha Karya Prima Industry Tbk. [S] 2014 0.084168 3 0.534878 21.52394 0.5
Argha Karya Prima Industry Tbk. [S] 2015 -0.11401 0 0.615848 21.78215 0.46
Asiaplast Industries Tbk. [S] 2013 0.132478 1 0.282849 19.5312 0.52
Asiaplast Industries Tbk. [S] 2014 0.024608 0 0.175262 19.42545 0.47
Asiaplast Industries Tbk. [S] 2015 0.040349 0 0.282092 19.54762 0.49
Berlina Tbk. [S] 2013 0.073618 2 0.727874 20.8402 1.2
Berlina Tbk. [S] 2014 0.110086 3 0.725147 21.01068 1.45
Berlina Tbk. [S] 2015 0.137238 0 0.545298 21.32253 0.56
Champion Pacifc Indonesia Tbk. [S] 2013 0.039027 1 0.278182 19.56089 2.63
Champion Pacifc Indonesia Tbk. [S] 2014 0.015068 1 0.245548 19.67114 1.6
Champion Pacifc Indonesia Tbk. [S] 2015 0.159272 1 0.176321 19.74755 1.36
Indopoly Swakarsa Industry Tbk. [S] 2013 -0.01252 3 0.454655 21.93996 0.42
Indopoly Swakarsa Industry Tbk. [S] 2014 -0.03402 0 0.457576 21.98644 0.33
Indopoly Swakarsa Industry Tbk. [S] 2015 0.013403 0 0.454374 22.07725 0.22
Lotte Chemical Titan Tbk. [S] 2013 -0.05973 3 0.656298 21.98011 0.48
Lotte Chemical Titan Tbk. [S] 2014 -0.09435 1 0.636835 21.87637 0.5
Lotte Chemical Titan Tbk. [S] 2015 0.037666 1 0.587462 21.89037 0.39
Trias Sentosa Tbk. [S] 2013 -0.01408 1 0.475707 21.90528 0.49
Trias Sentosa Tbk. [S] 2014 -0.00403 1 0.459878 21.90539 0.56
Trias Sentosa Tbk. [S] 2015 -0.03764 1 0.417125 21.93442 0.36
Yanaprima Hastapersada Tbk. [S] 2013 -0.09541 0 0.721496 20.2344 2.5
Yanaprima Hastapersada Tbk. [S] 2014 0.028848 0 0.493207 19.58201 2.52
Yanaprima Hastapersada Tbk. [S] 2015 0.049381 0 0.457838 19.441 2.35
Charoen Pokphand Indonesia Tbk. [S] 2013 0.058445 26 0.363826 23.47321 6.23
Charoen Pokphand Indonesia Tbk. [S] 2014 -0.09554 20 0.465852 23.74307 5.91
Charoen Pokphand Indonesia Tbk. [S] 2015 -0.02691 14 0.481325 23.91037 2.5
JAPFA Comfeed Indonesia Tbk. 2013 -0.08921 26 0.646142 23.41944 2.85
JAPFA Comfeed Indonesia Tbk. 2014 -0.0001 33 0.661544 23.47244 2.74
JAPFA Comfeed Indonesia Tbk. 2015 -0.01555 28 0.641519 23.55902 0.73
Malindo Feedmill Tbk. [S] 2013 -0.02723 3 0.6023 21.49738 6.17
Malindo Feedmill Tbk. [S] 2014 -0.23163 21 0.687944 21.96284 5.22
Malindo Feedmill Tbk. [S] 2015 -0.09586 3 0.597924 22.07172 1.39
Sierad Produce Tbk. [S] 2013 -0.06085 4 0.588181 21.86129 47.57
Sierad Produce Tbk. [S] 2014 -0.09453 6 0.535725 21.74286 51.3
Sierad Produce Tbk. [S] 2015 -0.00505 5 0.656791 21.48377 0.83
Tirta Mahakam Resources Tbk. 2013 -0.09201 2 0.914876 20.35692 0.96
Tirta Mahakam Resources Tbk. 2014 0.042427 1 0.879996 20.34434 0.87
Tirta Mahakam Resources Tbk. 2015 -0.0415 0 0.876648 20.42085 0.67
Alkindo Naratama Tbk [S] 2013 0.16473 1 0.535239 19.52255 2.86
Alkindo Naratama Tbk [S] 2014 -0.05516 0 0.55249 19.69113 3.42
Alkindo Naratama Tbk [S] 2015 -0.05245 0 0.532091 19.71624 3.02
Fajar Surya Wisesa Tbk. 2013 -0.04693 1 0.726297 22.46234 3.86
Fajar Surya Wisesa Tbk. 2014 0.145966 2 0.705308 22.44263 2.33
Fajar Surya Wisesa Tbk. 2015 -0.07576 0 0.650347 22.66827 1.48
Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. 2013 -0.04506 25 0.661512 25.13543 0.21
Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. 2014 -0.0633 36 0.630577 25.11505 0.25
Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. 2015 -0.0804 13 0.627312 25.2988 0.14
Kedawung Setia Industrial Tbk. [S] 2013 0.07232 0 0.579313 20.54503 0.4
Kedawung Setia Industrial Tbk. [S] 2014 -0.10421 1 0.577409 20.65953 0.35
Kedawung Setia Industrial Tbk. [S] 2015 -0.12281 1 0.671382 20.8657 0.24
Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk. 2013 -0.08393 2 0.116896 20.48119 4.36
Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk. 2014 -0.11344 6 0.477284 20.98197 4.46
Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk. 2015 -0.1407 3 0.641979 21.09891 5.79
Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk. 2013 -0.1269 11 0.693365 24.17865 0.26
Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk. 2014 -0.02946 14 0.6562 24.23681 0.24
Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk. 2015 0.042487 5 0.643489 24.33395 0.12
Suparma Tbk. 2013 -0.02644 0 0.572445 21.29261 0.48
Suparma Tbk. 2014 -0.05296 0 0.615384 21.46137 0.39
Suparma Tbk. 2015 -0.03192 0 0.653504 21.49903 0.24
Astra International Tbk. [S] 2013 0.00522 204 0.497943 26.07752 2.87
Astra International Tbk. [S] 2014 -0.03874 131 0.483894 26.1749 3.25
Astra International Tbk. [S] 2015 0.00051 226 0.477982 26.21382 2.45
Astra Otoparts Tbk. [S] 2013 0.008368 48 0.226847 23.238 2.19
Astra Otoparts Tbk. [S] 2014 -0.05832 41 0.279836 23.36769 2.08
Astra Otoparts Tbk. [S] 2015 -0.03148 45 0.276012 23.36307 0.84
Gajah Tunggal Tbk. [S] 2013 0.00435 32 0.626122 23.45182 1.35
Gajah Tunggal Tbk. [S] 2014 -0.08661 15 0.625962 23.49563 1.05
Gajah Tunggal Tbk. [S] 2015 -0.04768 35 0.68914 23.57699 0.37
Goodyear Indonesia Tbk. [S] 2013 0.081996 34 0.479049 20.99559 1.36
Goodyear Indonesia Tbk. [S] 2014 0.05526 75 0.525519 21.13674 0.86
Goodyear Indonesia Tbk. [S] 2015 0.022003 45 0.516472 21.18239 0.87
Indo Kordsa Tbk. [S] 2013 -0.00731 13 0.318109 21.7899 0.64
Indo Kordsa Tbk. [S] 2014 0.043075 23 0.420159 22.06296 0.68
Indo Kordsa Tbk. [S] 2015 0.013692 0 0.3727 22.11513 0.55
Indomobil Sukses Internasional Tbk. 2013 -0.23361 26 0.697319 23.81444 2.53
Indomobil Sukses Internasional Tbk. 2014 -0.07598 19 0.708868 23.86338 2.12
Indomobil Sukses Internasional Tbk. 2015 -0.06669 28 0.727164 23.92382 1.57
Indospring Tbk. [S] 2013 0.081246 12 0.20198 21.51014 0.86
Indospring Tbk. [S] 2014 -0.04417 1 0.199042 21.54861 0.75
Indospring Tbk. [S] 2015 -0.02692 1 0.246753 21.65845 0.21
Multi Prima Sejahtera Tbk. [S] 2013 -0.07808 16 0.258039 19.07968 0.61
Multi Prima Sejahtera Tbk. [S] 2014 -0.13252 1 0.2357 19.02079 0.88
Multi Prima Sejahtera Tbk. [S] 2015 0.18679 12 0.627176 19.55997 1.25
Multistrada Arah Sarana Tbk. [S] 2013 -0.06513 33 0.396268 22.74641 0.75
Multistrada Arah Sarana Tbk. [S] 2014 -0.04479 15 0.39367 22.75945 0.58
Multistrada Arah Sarana Tbk. [S] 2015 0.002557 32 0.415847 22.82212 0.48
Nipress Tbk. 2013 -0.20715 99 0.70448 20.49813 0.75
Nipress Tbk. 2014 -0.08946 4 0.522814 20.91128 0.69
Nipress Tbk. 2015 0.121468 12 0.606516 21.16005 1.16
Prima Alloy Steel Universal Tbk. [S] 2013 -0.03294 13 0.479419 20.47578 0.3
Prima Alloy Steel Universal Tbk. [S] 2014 -0.03963 0 0.462367 20.96671 0.22
Prima Alloy Steel Universal Tbk. [S] 2015 -0.05599 0 0.526747 21.14367 0.14
Selamat Sempurna Tbk. [S] 2013 0.23178 9 0.4062 21.25125 4.47
Selamat Sempurna Tbk. [S] 2014 0.184536 13 0.33914 21.27449 6.7
Selamat Sempurna Tbk. [S] 2015 0.225951 8 0.340903 21.50497 5.48
Eratex Djaja Tbk. 2013 -0.0491 15 0.770302 20.13044 0.33
Eratex Djaja Tbk. 2014 -0.09603 0 0.724752 20.16448 0.38
Eratex Djaja Tbk. 2015 -0.00813 6 0.673908 20.40144 0.68
Indo-Rama Synthetics Tbk. [S] 2013 -0.03593 5 0.594798 22.91387 0.23
Indo-Rama Synthetics Tbk. [S] 2014 -0.03678 5 0.590252 22.94074 0.2
Indo-Rama Synthetics Tbk. [S] 2015 -0.14472 1 0.631187 23.13034 0.13
Nusantara Inti Corpora Tbk. [S] 2013 -0.03560107 13 0.468061 19.9326 0.2
Nusantara Inti Corpora Tbk. [S] 2014 0.007078315 1 0.444442 19.8908 0.21
Nusantara Inti Corpora Tbk. [S] 2015 -0.10019344 1 0.465836 19.93552 0.16
Pan Brothers Tbk. [S] 2013 0.033248616 11 0.573545 21.76206 1.39
Pan Brothers Tbk. [S] 2014 -0.00693016 7 0.439364 22.2324 1.11
Pan Brothers Tbk. [S] 2015 -0.16474564 5 0.509226 22.52607 1.14
Panasia Indo Resources Tbk. 2013 0.223848744 2 0.68959 21.56479 3.13
Panasia Indo Resources Tbk. 2014 -0.12209365 1 0.852205 22.14847 2.07
Panasia Indo Resources Tbk. 2015 -0.05992985 1 0.709614 22.2934 0.7
Polychem Indonesia Tbk. [S] 2013 -0.01543276 4 0.43036 22.64336 0.25
Polychem Indonesia Tbk. [S] 2014 -0.05188972 1 0.367232 22.47686 0.22
Polychem Indonesia Tbk. [S] 2015 -0.03364007 2 0.362473 22.47996 0.09
Ricky Putra Globalindo Tbk. [S] 2013 -0.21561897 2 0.656387 20.82705 0.31
Ricky Putra Globalindo Tbk. [S] 2014 -0.06686809 0 0.661277 20.88029 0.3
Ricky Putra Globalindo Tbk. [S] 2015 9.8341E-05 0 0.665282 20.90164 0.28
Sunson Textile Manufacturer Tbk. [S] 2013 0.043607683 5 0.661153 20.50245 0.44
Sunson Textile Manufacturer Tbk. [S] 2014 -0.01048555 0 0.665397 20.46665 0.32
Sunson Textile Manufacturer Tbk. [S] 2015 -0.02074069 1 0.661869 20.39738 0.28
Tifico Fiber Indonesia Tbk. [S] 2013 -0.09620396 1 0.191714 22.20492 0.69
Tifico Fiber Indonesia Tbk. [S] 2014 -0.03463784 2 0.1545 22.1624 1.26
Tifico Fiber Indonesia Tbk. [S] 2015 0.003590673 0 0.094102 22.19232 0.74
Sepatu Bata Tbk. [S] 2013 0.013382694 27 0.41698 20.33861 2.78
Sepatu Bata Tbk. [S] 2014 0.024165685 6 0.446225 20.46823 2.92
Sepatu Bata Tbk. [S] 2015 -0.09399875 2 0.311937 20.49418 2.47
Jembo Cable Company Tbk. 2013 -0.24384939 1 0.879862 20.92954 2.33
Jembo Cable Company Tbk. 2014 -0.03922286 6 0.836735 20.77163 2.65
Jembo Cable Company Tbk. 2015 -0.05422479 2 0.729285 21.02962 0.62
Kabelindo Murni Tbk. [S] 2013 -0.21718833 5 0.587254 20.29761 15.01
Kabelindo Murni Tbk. [S] 2014 -0.06157136 0 0.551507 20.28825 12.15
Kabelindo Murni Tbk. [S] 2015 -0.02992682 0 0.546782 20.29886 9.7
KMI Wire and Cable Tbk. [S] 2013 -0.10781446 3 0.326298 20.99793 6.95
KMI Wire and Cable Tbk. [S] 2014 0.043783304 0 0.284128 20.99645 4.36
KMI Wire and Cable Tbk. [S] 2015 -0.05072096 0 0.326034 21.14484 3.21
Sumi Indo Kabel Tbk. [S] 2013 0.009766302 3 0.222012 20.45264 0.63
Sumi Indo Kabel Tbk. [S] 2014 -0.10456851 3 0.153344 20.50911 0.36
Sumi Indo Kabel Tbk. [S] 2015 0.042506359 1 0.173582 20.6951 0.39
2013 Tbk.
Supreme Cable Manufacturing & Commerce -0.08078657
[S] 7 0.59776 21.28811 1.46
2014 Tbk.
Supreme Cable Manufacturing & Commerce -0.05765883
[S] 9 0.507347 21.2259 1.07
2015 Tbk.
Supreme Cable Manufacturing & Commerce 0.02852972
[S] 2 0.478413 21.29332 0.82
Voksel Electric Tbk. [S] 2013 0.101594993 7 0.692048 21.39233 2.06
Voksel Electric Tbk. [S] 2014 -0.11808899 0 0.660852 21.14266 1.31
Voksel Electric Tbk. [S] 2015 -0.0689855 1 0.660279 21.12887 1.63
Sat Nusapersada Tbk. [S] 2013 -0.01612 1 0.345092 20.67873 0.28
Sat Nusapersada Tbk. [S] 2014 -0.04208 29 0.25309 20.51266 0.34
Sat Nusapersada Tbk. [S] 2015 -0.04272 30 0.227192 20.59059 0.19
Delta Djakarta Tbk. 2013 0.41083 18 0.207553 20.56516 8.16
Delta Djakarta Tbk. 2014 0.126923 11 0.217291 20.69969 7.4
Delta Djakarta Tbk. 2015 0.186982 104 0.164254 20.73973 4.63
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. [S] 2013 0.00784 42 0.369376 23.7695 4.68
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. [S] 2014 0.076719 63 0.387625 23.92439 4.24
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. [S] 2015 0.032988 80 0.369079 23.98032 4.78
Indofood Sukses Makmur Tbk. [S] 2013 -0.07756 68 0.500632 25.06504 2.36
Indofood Sukses Makmur Tbk. [S] 2014 -0.06237 45 0.511231 25.15826 2.39
Indofood Sukses Makmur Tbk. [S] 2015 -0.07222 55 0.519527 25.22027 1.86
Mayora Indah Tbk. [S] 2013 0.024027 7 0.59428 22.99622 6.56
Mayora Indah Tbk. [S] 2014 -0.18467 13 0.601267 23.05385 6.6
Mayora Indah Tbk. [S] 2015 0.126758 15 0.541513 23.15068 4.6
Multi Bintang Indonesia Tbk. 2013 0.963249 63 0.437249 21.28564 29.87
Multi Bintang Indonesia Tbk. 2014 0.435449 67 0.748568 21.51289 38.06
Multi Bintang Indonesia Tbk. 2015 0.333799 67 0.628537 21.44762 17.87
Nippon Indosari Corpindo Tbk. [S] 2013 0.153076 31 0.568035 21.32358 10.03
Nippon Indosari Corpindo Tbk. [S] 2014 0.089061 11 0.551951 21.48542 6.43
Nippon Indosari Corpindo Tbk. [S] 2015 0.141399 8 0.56083 21.71886 4.64
Prasidha Aneka Niaga Tbk. [S] 2013 0.043634 8 0.38263 20.33232 0.75
Prasidha Aneka Niaga Tbk. [S] 2014 -0.04492 0 0.383978 20.2364 0.73
Prasidha Aneka Niaga Tbk. [S] 2015 -0.10692 0 0.469091 20.2304 0.69
Sekar Bumi Tbk. [S] 2013 -0.0056 4 0.590934 20.01331 2.49
Sekar Bumi Tbk. [S] 2014 0.017962 7 0.503539 20.27753 4.33
Sekar Bumi Tbk. [S] 2015 0.015424 2 0.540902 20.4349 2.8
Sekar Laut Tbk. [S] 2013 0.0535 2 0.526592 19.50245 0.89
Sekar Laut Tbk. [S] 2014 0.015086 2 0.524625 19.592 2.55
Sekar Laut Tbk. [S] 2015 0.023268 0 0.578674 19.70403 1.59
Siantar Top Tbk. [S] 2013 -0.02384 21 0.527823 21.10857 2.95
Siantar Top Tbk. [S] 2014 0.060098 26 0.51912 21.25401 4.98
Siantar Top Tbk. [S] 2015 0.035753 1 0.47446 21.37537 4.03
Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. [S] 2013 -0.08909 19 0.529595 22.33472 39.4
Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. [S] 2014 -0.03875 14 0.510848 22.71729 56.01
Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. [S] 2015 -0.05116 17 0.560393 22.92313 35.42
Tri Banyan Tirta Tbk. 2013 -0.45891 6 0.638825 21.12978 1.72
Tri Banyan Tirta Tbk. 2014 -0.08247 6 0.569846 20.93699 1.46
Tri Banyan Tirta Tbk. 2015 -0.06783 0 0.56425 20.87465 1.43
Ultrajaya Milk Industry & Trading Co. Tbk.2013
[S] 0.005643 9 0.282872 21.75646 6.36
Ultrajaya Milk Industry & Trading Co. Tbk.2014
[S] -0.03898 2 0.220588 21.7901 4.93
Ultrajaya Milk Industry & Trading Co. Tbk.2015
[S] 0.143553 4 0.207102 21.98405 3.75
Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. 2013 -0.06118 1 0.506113 20.79058 0.79
Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. 2014 -0.2664 7 0.581395 20.97336 1.02
Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. 2015 0.006456 3 0.569335 21.11924 0.63
Gudang Garam Tbk. 2013 -0.0539 376 0.419936 24.64943 2.66
Gudang Garam Tbk. 2014 -0.08139 364 0.428617 24.78638 3.17
Gudang Garam Tbk. 2015 -0.06082 378 0.400669 24.873 2.37
Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. 2013 0.300694 220 0.480641 24.0285 23.22
Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. 2014 0.290826 216 0.520684 24.06121 22.79
Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. 2015 -0.08804 239 0.152453 24.35491 10.82
Wismilak Inti Makmur Tbk. 2013 -0.09761 15 0.362812 20.92724 2.02
Wismilak Inti Makmur Tbk. 2014 -0.03489 13 0.357784 21.00877 1.51
Wismilak Inti Makmur Tbk. 2015 -0.02609 9 0.294644 21.01438 1.03
Darya-Varia Laboratoria Tbk. [S] 2013 0.032192 5 0.220344 20.88301 2.88
Darya-Varia Laboratoria Tbk. [S] 2014 0.020421 5 0.204577 20.91385 2.21
Darya-Varia Laboratoria Tbk. [S] 2015 0.108458 4 0.274955 21.01795 1.72
Indofarma (Persero) Tbk. [S] 2013 -0.19059 33 0.530571 20.95321 1
Indofarma (Persero) Tbk. [S] 2014 0.047512 14 0.514067 20.92064 0.95
Indofarma (Persero) Tbk. [S] 2015 0.038225 23 0.606344 21.13249 0.91
Kalbe Farma Tbk. [S] 2013 -0.00028 53 0.243941 23.14296 8.45
Kalbe Farma Tbk. [S] 2014 0.103011 65 0.204744 23.23652 8.19
Kalbe Farma Tbk. [S] 2015 0.098985 137 0.195127 23.33261 7.08
Kimia Farma (Persero) Tbk. [S] 2013 0.036311 56 0.332271 21.61225 2.24
Kimia Farma (Persero) Tbk. [S] 2014 0.029057 54 0.38099 21.79686 4.14
Kimia Farma (Persero) Tbk. [S] 2015 -0.02073 44 0.408296 21.86972 2.34
Merck Tbk [S] 2013 0.169005 17 0.248328 20.33972 9.4
Merck Tbk [S] 2014 0.267514 66 0.218096 20.37814 8.09
Merck Tbk [S] 2015 0.160898 21 0.245674 20.25768 6.79
Pyridam Farma Tbk. [S] 2013 -0.08537 2 0.455989 18.96654 0.82
Pyridam Farma Tbk. [S] 2014 -0.03436 0 0.43164 18.95067 0.76
Pyridam Farma Tbk. [S] 2015 0.046656 1 0.355264 18.87174 0.66
Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk. [S] 2013 0.335783 1 0.171173 19.85273 8.52
Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk. [S] 2014 0.329063 25 0.188908 19.93535 7.05
Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk. [S] 2015 0.249983 12 0.226801 19.94218 8.79
Tempo Scan Pacifc Tbk. [S] 2013 0.004167 23 0.2809 22.40445 4.15
Tempo Scan Pacifc Tbk. [S] 2014 0.002406 18 0.256327 22.43826 3.17
Tempo Scan Pacifc Tbk. [S] 2015 0.045388 7 0.30561 22.5552 1.91
Akasha Wira International Tbk. [S] 2013 0.045651 13 0.399683 19.9047 6.13
Akasha Wira International Tbk. [S] 2014 0.17195 1 0.414103 20.0398 3.43
Akasha Wira International Tbk. [S] 2015 -0.00842 5 0.49731 20.29743 2.17
Mandom Indonesia Tbk. [S] 2013 0.127282 20 0.176238 21.08518 1.78
Mandom Indonesia Tbk. [S] 2014 0.007236 27 0.294767 21.32209 2.73
Mandom Indonesia Tbk. [S] 2015 -0.01329 107 0.158705 21.43542 2.11
Martina Berto Tbk. [S] 2013 -0.06814 7 0.249112 20.21418 0.81
Martina Berto Tbk. [S] 2014 -0.05736 7 0.252469 20.22403 0.54
Martina Berto Tbk. [S] 2015 -0.0604 7 0.312922 20.26435 0.36
Mustika Ratu Tbk. [S] 2013 -0.03821 39 0.129818 19.88891 0.57
Mustika Ratu Tbk. [S] 2014 -0.10488 34 0.221109 20.01589 0.43
Mustika Ratu Tbk. [S] 2015 -0.07226 67 0.227608 20.00609 0.25
Unilever Indonesia Tbk. [S] 2013 0.402681 165 0.681255 23.31465 52.37
Unilever Indonesia Tbk. [S] 2014 0.364464 282 0.677972 23.38217 52.18
Unilever Indonesia Tbk. [S] 2015 0.318831 216 0.69311 23.47883 56.78
Kedaung Indah Can Tbk. [S] 2013 0.000736 9 0.076444 18.19878 0.51
Kedaung Indah Can Tbk. [S] 2014 -0.01535 1 0.007105 18.18803 0.49
Kedaung Indah Can Tbk. [S] 2015 -0.08379 0 0.265096 18.66011 0.4
Langgeng Makmur Industri Tbk. [S] 2013 -0.09553 6 0.516632 20.52748 0.67
Langgeng Makmur Industri Tbk. [S] 2014 -0.05243 0 0.506571 20.51118 0.47
Langgeng Makmur Industri Tbk. [S] 2015 -0.0383 3 0.494118 20.49145 0.33
Trisula International Tbk. [S] 2013 0.001462 3 0.370431 19.92122 1.83
Trisula International Tbk. [S] 2014 -0.0637 12 0.405197 20.07003 1.79
Trisula International Tbk. [S] 2015 0.052544 16 0.419674 20.15637 1.36

Lampiran 2
Hasil Uji Normalitas

70
Series: Standardized Residuals
60 Sample 2013 2015
Observations 345
50
Mean -3.10e-18
40
Median 0.002060
Maximum 0.568157
Minimum -0.317754
30
Std. Dev. 0.081773
Skewness 0.872009
20
Kurtosis 11.30361

10 Jarque-Bera 1034.877
Probability 0.000000
0
-0.250 -0.125 0.000 0.125 0.250 0.375 0.500

Lampiran 3
Hasil Uji Multikolinieritas

MC LEV SIZE MBV

MC 1.000000 -0.054892 0.508104 0.323696


LEV -0.054892 1.000000 0.200495 0.075860
SIZE 0.508104 0.200495 1.000000 0.154630
MBV 0.323696 0.075860 0.154630 1.000000

Lampiran
Hasil Uji4 Chow

Hasil Uji Chow


Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 38.615553 (93,184) 0.0000


Redundant Fixed Effects Tests

Equation: Untitled

Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 2.273748 (114,226) 0.0000

Cross-section Chi-square 263.594182 114 0.0000

Lampiran 5
Hasil Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test


Equation: Untitled
Test cross-section random effects

Chi-Sq.
Test Summary Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 16.291535 4 0.0027

Lampiran 6
Hasil Uji Analisis Regresi
Dependent Variable: MLR
Method: Panel Least Squares
Date: 11/08/16 Time: 17:01
Sample: 2013 2015
Periods included: 3
Cross-sections included: 115
Total panel (balanced) observations: 345

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

MC -0.000418 0.000462 -0.904755 0.3666


LEV -0.134618 0.110557 -1.217635 0.2246
SIZE -0.141506 0.045563 -3.105720 0.0021
MBV 0.001122 0.002107 0.532460 0.5949
C 3.103326 0.963814 3.219840 0.0015

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.615007 Mean dependent var -1.92E-06


Adjusted R-squared 0.413992 S.D. dependent var 0.131790
S.E. of regression 0.100887 Akaike info criterion -1.482793
Sum squared resid 2.300253 Schwarz criterion -0.157049
Log likelihood 374.7819 Hannan-Quinn criter. -0.954821
F-statistic 3.059518 Durbin-Watson stat 2.446976
Prob(F-statistic) 0.000000
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Dieta Maghfira Rahman


Tempat/ Tanggal Lahir : Jakarta, 14 Januari 1994
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Alamat : Jl. Rasamala Gg. Langgar No. 26 B RT 009/002,
Menteng-Dalam, Tebet, Jakarta Selatan
No. Telp : 081210042470
Email : dietamaghfira@gmail.com

II. PENDIDIKAN FORMAL

1999 – 2005 : SD Yasporbi I


2005 – 2008 : SMPIT RPI
2008 – 2011 : SMA Negeri 79 Jakarta
2012 – 2016 : S1 Perbanas Institute Jakarta

Anda mungkin juga menyukai