Oleh
DIETA MAGHFIRA RAHMAN
NIM 1211000144
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
DIETA MAGHFIRA RAHMAN
NIM 1211000144
PERSETUJUAN
Oleh
Nama : Dieta Maghfira Rahman
Nim : 1211000144
Program Studi : S1 Akuntansi
Jasman S.E., Ak., MBA., CA. Jasman S.E., Ak., MBA., CA.
INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA
(ASIAN BANKING FINANCE AND INFORMATICS INSTITUTE)
PERBANAS
JAKARTA
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul
PENGARUH MEDIA COVERAGE TERHADAP MANAJEMEN LABA RIIL
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015)
pada,
Hari : Jumat
Tanggal : 25 November 2016
Waktu : 09:00 WIB
Oleh
Mengetahui
PERNYATAAN
Seluruh isi dan materi skripsi ini menjadi tanggung jawab penyusun sepenuhnya.
Penyusun,
Menyatakan bahwa hasil penulisan Skripsi yang telah saya buat ini merupakan
hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata di kemudian hari penulisan
skripsi ini merupakan hasil plagiat atas penjiplakan terhadap karya orang lain, maka
saya bersedia mempertanggungjawabkan sekaligus menerima sangsi berdasarkan aturan
tata tertib di Perbanas Institute.
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak ada unsur
paksaan.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh liputan media (media coverage)
terhadap manajemen laba melalui aktivitas riil sektor manufaktur periode 2013-2015.
Jumlah perusahaan sampel dalam penelitian sebanyak 115 perusahaan sektor
manufaktur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi data
panel. Data yang digunakan diperoleh dari Bursa Efek Indonesia dan website masing-
masing media online. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel media coverage
tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba melalui aktivitas riil sektor
manufaktur. Hal tersebut menunjukkan bahwa tinggi atau rendahnya liputan media
suatu perusahaan tidak mempengaruhi tinggi atau rendahnya praktik manajemen laba
riil di suatu perusahaan. Variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian yaitu
leverage, size, dan market to book value memiliki hasil berbeda dimana kedua variabel
yaitu leverage dan market to book value tidak berpengaruh terhadap manajemen laba
riil, sedangkan size berpengaruh negatif terhadap manajemen laba riil.
Kata Kunci: Media Coverage, Manajemen Laba Riil, Leverage, Size, Market to Book
Value
KATA PENGANTAR
mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT karena telah memberikan limpahan
rahmat dan berkah, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian dan syarat-syarat guna mencapai gelar
Sarjana Ekonomi pada Institut Keuangan Perbankan dan Informatika Asia Perbanas
Jakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dan bimbingan
yang tidak ternilai harganya dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali
ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak
yang telah berjasa memberikan doa, bimbingan, dan dukungan sehingga skripsi ini
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Marsudi Wahyu Kisworo selaku Rektor Institut
2. Bapak Dr. Hidajat Sofyan Widjaja, S.E., M.M. selaku Dekan Fakultas
3. Bapak Jasman, S.E., Ak., M.B.A., C.A. selaku Kepala Program Studi S-1
Akuntansi (SA) IKPIA Perbanas serta selaku dosen pembimbing yang telah
yang selalu mendukung baik secara materil maupun spiritual dan selalu
6. Kakaku tersayang Audia dan Kak Johan yang telah memberikan masukan
8. Teman-teman sebimbingan Mba Nissa, Mba Evana, Mba Trimi, dan Panji
9. Teman-teman SMA Regita dan Dilla yang selalu membantu dan menemani
10. Sepupu tercinta Safira Firda dan sahabat tersayang Ulfianti yang selalu
ini.
11. Semua pihak yang telah membantu namun tidak dapat disebutkan satu per
Penulis yakin masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini karena
penulis masih dalam proses pembelajaran. Untuk itu, penulis menerima dengan senang
hati untuk saran dan kritik yang membangun agar dapat memperbaiki kekurangan
penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak yang
membacanya. Aamiin.
Jakarta, 9 November 2016
Penulis
ABSTRAK
LAMPIRAN ............................................................................................... 64
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
menuntut perusahaan harus secara jujur, lengkap dan terbuka dalam menyajikan laporan
keuangan. Laporan keuangan yang telah disajikan kemudian wajib disampaikan untuk
di publikasikan kepada publik bagi perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
atau yang disebut dengan perusahaan go public. Pada dasarnya semua elemen yang
terdapat dalam laporan keuangan dijadikan sebagai dasar untuk menilai kinerja
stakeholders. Oleh karena itu, laporan keuangan harus dilaporkan sebaik mungkin agar
tidak menyesatkan stakeholders. Tata cara penyusunan laporan keuangan yang baik dan
berkualitas dituangkan dalam suatu pedoman yang dikenal dengan standar akuntansi.
pihak eksternal. Pemberian keleluasaan kepada manajemen untuk menentukan satu dari
untuk melakukan tindakan oportunis. Dengan kata lain, manajer akan memilih
perusahaan dari satu periode ke periode berikutnya tidak mengalami perbedaan jumlah
yang begitu besar dan menarik minat investor untuk berinvestasi di perusahaan karena
informasi laba menjadi fokus utama investor dan pihak eksternal lainnya. Hal itu
disebabkan informasi laba atau laba historis berfungsi untuk menilai efisiensi dan
dividen dimasa yang akan datang serta sebagai acuan pengambilan keputusan ekonomis
kasus skandal pelaporan akuntansi yang telah diketahui oleh khalayak umum, antara
lain Enron dan yang terjadi di Indonesia seperti PT Lippo Tbk dan PT Kimia Farma
yang melibatkan pelaporan keuangan (financial reporting) yang berawal dari terdeteksi
adanya manipulasi laba (Boediono, 2005). Adanya skandal manipulasi laba dalam
Dyck et al. (2010) menyatakan bahwa media dapat menjalankan peran corporate
sebagai monitor eksternal manajer di pasar modal. Media melakukan perannya sebagai
perantara informasi lainnya dan melakukan investigasi dan analisa langsung (Qi, Yang,
& Tian, 2014). Media umumnya dianggap sebagai perantara informasi yang efektif,
pengendalian.
Penelitian mengenai media dapat menghalangi manipulasi laba sebelumnya
telah dilakukan oleh Qi, Yang, dan Tian (2014). Hasil penelitiannya adalah semakin
banyaknya paparan media maka manipulasi laba semakin sedikit terjadi. Dengan
demikian, media coverage dan manajemen laba berpengaruh negatif. Akan tetapi
Penelitian ini dimotivasi karena perlu suatu penelitian tentang efektifitas media
mendorong penulis untuk menguji pengaruh media coverage terhadap manajemen laba
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penelitian ini mengambil
manufaktur?
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data yang digunakan tahun 2013-
2015 yang dikumpulkan dari laporan keuangan perusahaan sektor manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang tersedia secara online pada situs
sektor manufaktur.
Indonesia..
diinvestasikannya.
dengan manipulasi laba dalam laporan keuangan dan sebagai bahan masukan
referensi dalam menambah wawasan serta dapat menjadi bahan kajian untuk
HIPOTESIS
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori yang berkaitan dengan penelitian,
yaitu teori agensi. Teori agensi digunakan untuk menjelaskan bahwa hubungan agensi
muncul ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan orang lain (agent) untuk
keputusan kepada agen tersebut (Jensen and Meckling, 1976). Teori keagenan ini akan
Landasan dari praktik manajemen laba yaitu teori keagenan. Jensen dan
Meckling (1976) menyatakan bahwa teori keagenan (agency theory) yaitu hubungan
kontraktual yang ada ketika satu orang atau lebih (prinsipal) mempekerjakan orang lain
merupakan pihak eksternal perusahaan yang dikenal dengan pemegang saham atau
investor, sedangkan agen merupakan pihak internal perusahaan yang dikenal sebagai
manajemen yang mengelola perusahaan atau manajer. Prinsipal dan agen mempunyai
tersebut terjadi karena agen cenderung tidak selalu melakukan apa yang diminta dan
1. Monitoring Cost
kebijakan kompensasi.
2. Bonding Cost
Suatu biaya yang dikeluarkan oleh manajer untuk menjamin bahwa manajer
3. Residual Cost
keputusan bagi para investor atau pengguna eksternal (Ali, 2002). Perbedaan banyaknya
akses informasi yang dimiliki oleh agen serta peluang perusahaan yang tidak dimiliki
oleh prinsipal menimbulkan suatu kendala yaitu asimetri informasi (Rahmawati, dkk,
2006).
Watts dan Zimmerman (1990) menyatakan bahwa terdapat informasi yang tidak
seimbang dalam teori agensi yang disebut juga dengan asimetri informasi. Asimetri ini
ada karena pembagian informasi yang tidak sama antara pemilik dan manajer. Pada
dasarnya, pemilik menerima informasi yang dibutuhkan untuk mengukur hasil dari
kinerja manajer sedangkan pada kenyataannya informasi yang didapatkan oleh pemilik
tidak dapat mengukur keberhasilan yang telah dicapai dengan usaha yang telah
dilakukan pihak agen. Asimetri informasi ini dapat menimbulkan dua hal, yaitu:
pemilik tidak dapat mengetahui apakah suatu keputusan yang diambil oleh
manajer dengan menaikkan atau menurunkan laba perusahaan pada periode berjalan
dalam menyajikan laporan keuangan dari unit usaha yang menjadi tanggung jawabnya,
dilakukan oleh pihak manajemen dalam pelaporan keuangan dan penyusunan transaksi
menyesatkan pemegang saham atas dasar kinerja ekonomi organisasi atau untuk
mempengaruhi hasil sesuai dengan kontrak yang tergantung pada angka akuntansi yang
dilaporkan.
memicu manajer untuk bersikap oportunis dikemukakan dalam teori akuntansi positif
atau laba perusahaan mencapai jumlah tertentu. Janji bonus ini merupakan
salah satu alasan manajer untu mengatur laba dengan cara menaikkan atau
mendapatkan bonus.
hutang, laba perusahaan dikelola dan diatur oleh manajer agar kewajiban
penetapan pajak. Besar kecilnya pajak tergantung pada besar kecilnya laba
Terdapat empat pola manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan menurut
1. Taking a Bath
Pola taking a bath dilakukan biasanya pada saat pergantian CEO atau
sekarang.
2. Income Minimization
Pola jenis ini dilakukan dengan cara menentukan kebijakan yang dapat
3. Income Maximization
Pola jenis ini akan dihentikan ketika laba telah mencapai cap yang ada
4. Income Smoothing
Proses pelaporan keuangan melibatkan intervensi dari manajer yang tidak hanya
selama tahun berjalan agar mencapai target laba perusahaan. Kegiatan manipulasi
tersebut dikenal dengan manajemen laba riil (Trisnawati, Wiyadi, Sasongko, &
Puspitasari, 2016).
manajemen yang menyimpang dari praktek bisnis yang normal yang dilakukan dengan
tujuan utama untuk mencapai target laba. Manajemen laba riil dapat dilakukan melalui
1. Manipulasi penjualan
menawarkan diskon yang lebih besar serta persyaratan kredit yang lebih
mudah.
dan laba dapat dilakukan oleh perusahaan. Cara tersebut dapat digunakan
untuk meningkatkan laba dan arus kas periode saat ini namun berdampak
dengan asumsi tingkat produksi yang lebih tinggi akan menimbulkan biaya
tetap per unit produk yang lebih rendah. Cara ini digunakan untuk
menurunkan kos barang terjual (cost of goods sold) dan meningkatkan laba
operasi.
aktivitas riil seperti yang diuraikan di atas karena perusahaan tersebut tidak banyak
memiliki akrual untuk dimanipulasi. Manajemen laba aktivitas riil merupakan satu-
satunya cara untuk mendapatkan laba di atas nol. Pada umumnya, perusahaan yang
dianggap melakukan manajemen laba riil akan memiliki abnormal cash flow operation
(CFO) dan abnormal discretionary expenses yang lebih kecil serta abnormal production
Selain itu, Graham dkk (2005) menunjukkan bukti empiris bahwa manajemen laba riil
lebih dipilih untuk digunakan oleh manajer dibandingkan dengan manajemen laba
berbasis akrual. Cohen dan Zarowin (2010) beragumen bahwa hal tersebut terjadi
karena disebabkan oleh dua hal, yaitu : (i) Manajemen laba berbasis akrual lebih
cenderung menarik perhatian auditor dan regulator, (ii) Penggunaan manajemen laba
berbasis akrual tidak cukup untuk mencapai target laba sehingga harus dibantu dengan
menggunakan:
yang dilakukan perusahaan melalui aliran operasi kas yang akan memiliki
activities) dan aktivitas lain yang bukan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan
merupakan aktivitas operasi. Kas dan setara kas dari aktivitas operasi merupakan alat
ukur untuk menentukan apakah perusahaan dapat menghasilkan kas yang cukup untuk
dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan luar. Aktivitas
penghasil utama pendapatan perusahaan menghasilkan arus kas dari aktivitas operasi,
sehingga pada umumnya arus kas berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang
baik pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Selain itu, media juga berfungsi
sebagai alat publikasi dan sosialisasi yang digunakan oleh perusahaan demi
perusahaan. Dengan demikian liputan media (media coverage) sangat berperan penting
dalam lingkungan bisnis dalam hal membangun opini masyarakat. Tidak hanya
membangun opini masyarakat, liputan media juga dapat berfungsi sebagai pengawas
terjadinya kecurangan dalam laporan keuangan suatu perusahaan khususnya dalam
maka peluang praktik manajemen laba di perusahaan semakin kecil karena hal tersebut
dan transparan.
Deegan dkk. (2002) menyatakan bahwa langkah awal untuk membentuk opini
publik adalah dengan adanya kesadaran masyarakat dan media dapat membangun
publik salah satunya melalui media. Terutama pada era globalisasi media yang paling
efektif ialah media online yang dapat diakses oleh siapa saja termasuk calon investor
2.1.6 Leverage
antara total kewajiban dengan total aset perusahaan. Pada umumnya rasio leverage
terbagi menjadi enam, yaitu debt to total asset, debt to equity ratio, time interest earned,
longterm debt to total capitalization, fix charge coverage, dan cashflow adequency.
Pentingnya rasio debt to total asset dari perusahaan menjadi alasan utama penelitian ini
hanya menggunakan proksi debt to asset ratio untuk menilai besarnya aset yang
dimiliki perusahaan yang dibiayai dengan utang. Jika utang perusahaan semakin besar,
maka risiko yang dihadapi perusahaan untuk membayar kewajibannya juga semakin
besar. Hal itu menyebabkan nilai leverage akan menjadi tinggi, sehingga perusahaan
akan cenderung melakukan manajemen laba untuk menghindari perjanjian utang (Tarjo,
yang berbasis akuntansi, maka semakin besar pula kemungkinan manajer perusahaan
untuk memilih prosedur akuntansi yang dapat memindahkan laba yang dilaporkan dari
periode masa yang akan datang ke periode saat ini (Watts dan Zimmerman, 1986).
Size atau ukuran perusahaan merupakan skala yang digunakan untuk mengukur
besar atau kecilnya suatu perusahaan. Ukuran perusahaan juga dapat mempengaruhi
struktur pendanaan perusahaan. Perusahaan yang besar akan membutuhkan dana yang
lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang berukuran kecil. Hal tersebut
memotivasi sang manajer untuk melakukan manipulasi laba pada laporan keuangan
karena dengan adanya laba yang tinggi maka calon investor akan tertarik untuk
bahwa total aset dan total penjualan dapat mencerminkan besar atau kecilnya suatu
perusahaan. Perusahaan yang memiliki total aset dan total penjualan yang tinggi dapat
modal di pasar modal lebih mudah didapatkan oleh perusahaan besar yang sudah well-
established. Oleh karena itu, perusahaan besar lebih menguntungkan karena memiliki
fleksibilitas yang lebih tinggi dalam mengakses sumber dana. Chan dan Chen (1991)
mendefinisikan bahwa perusahaan yang kecil (small firm) adalah market value dari
saham yang beredar rendah mempunyai tingkat risiko dan return yang lebih tinggi jika
variabel kontrol yang sering digunakan dalam banyak penelitian keuangan karena di
duga banyaknya keputusan atau hasil keuangan dipengaruhi oleh ukuran perusahaan.
buku suatu perusahaan melalui harga saham. Rasio ini terdapat dalam neraca yang
Market to book value menunjukkan perbandingan antara harga saham per lembar saham
dan nilai buku saham pada suatu perusahaan (Gitman, 2009). Rasio ini digunakan untuk
menilai kinerja saham melalui harga pasarnya. Jika nilai market to book value
meningkat, maka hal ini mengindikasikan bahwa nilai saham perusahaan dihargai di
atas nilai bukunya atau dapat dikatakan nilai perusahaan meningkat di mata investor
(Martono, 2009).
sebelumnya belum pernah dilakukan di Indonesia. Penelitian yang dilakukan oleh Qi,
Yang, dan Tian (2014) yang meneliti mengenai dapatkah peranan media menghalangi
manajemen dari praktik manajemen laba di China menyimpulkan bahwa paparan media
yang secara signifikan dapat membatasi praktik manajemen laba riil. Penelitian ini
menemukan bahwa kritik publik memiliki efek yang signifikan pada perusahaan yang
terdaftar dan manajemennya, serta perusahaan dan individu yang terkena sanksi liputan
penelitian ini diperluas dengan adanya bukti tambahan dari peranan media sebagai
et al. (2009) menemukan bahwa paparan media dapat mendeteksi kecurangan akuntansi
Dari beberapa penelitian sebelumnya menyatakan hal yang sama bahwa media
coverage berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba riil. Dimana media
manajer untuk tidak melakukan manipulasi laba serta adanya tekanan dari para pembaca
terhadap manajemen laba riil sektor manufaktur di Bursa Efek Indonesia dengan
yang signifikan terhadap manajemen laba riil khususnya pada sektor manufaktur.
variabel dependen yang akan diuji untuk mempermudah dalam memahami hipotesis
Variabel Kontrol
- Leverage
- Size (Ukuran
Perusahaan)
- Market to Book Value
(MBV)
-
digambarkan dalam kerangka pemikiran pada gambar 2.1. Terdapat satu variabel
(Qi, Yang, & Tian, Can media deter management from manipulating earnings?
manajemen laba riil. Perusahaan dengan tingkat liputan media yang tinggi (berita
negatif maupun positif) lebih sedikit melakukan praktik manajemen laba dibandingkan
dengan perusahaan dengan tingkat liputan media yang rendah. Penelitian sebelumnnya
telah membuktikan beberapa insentif yang akan diterima oleh manajer dalam
melakukan praktik manajemen laba, seperti insentif bonus, insentif reputasi, insentif
untuk menghindari penurunan dan kehilangan laba, dan insentif untuk memenuhi
ekspektasi pasar (Bannister dan Newman 1996; Cheng dan Warfield 2005; Meek et al
2007; Jiang dan Wang 2008; Burgstahler dan Dichev 1997; Barton 2001; Ding et al
2010; Jones dan Wu 2010). Liputan media dapat mengurangi selisih informasi antara
prinsipal dan agen dan dapat mengurangi asimetri informasi antara manajer dengan
pelaku pasar (Kothari et al. 2009; Fang dan Peress 2009). Liputan media mengenai
manajer untuk memperbaiki perilaku mereka. Oleh karena itu, dengan adanya liputan
media diperkirakan dapat membantu perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
yang akan memperburuk perilaku manajemen laba perusahaan. Liputan media akan
menambahkan banyak tekanan bagi manajer khususnya ekspektasi pasar. Fombrun dan
Shanley (1990) menemukan bahwa semakin tinggi volume liputan media yang positif,
maka semakin baik citra perusahaan. Selanjutnya, peranan wartawan dalam tata kelola
perusahaan dipengaruhi oleh adanya tekanan dari berbagai sumber. Tekanan tersebut
yaitu mencakup kebutuhan wartawan untuk menjaga hubungan baik dengan manajemen
serta memenuhi permintaan pembaca. Hubungan antara liputan media dan manajemen
laba tidak akan ada jika peran media sebagai monitor eksternal yang efektif sepenuhnya
terganggu oleh berbagai tekanan pada manajer dan wartawan (Qi, Yang, & Tian, Can
media deter management from manipulating earnings? Evidence from China, 2014).
Penelitian yang dilakukan oleh Qi, Yang, dan Tian (2014) juga menunjukkan
hasil yang sama bahwa media coverage berpengaruh negatif terhadap manajemen laba
manufaktur.
BAB III
METODE PENELITIAN
menjelaskan mengenai fenomena yang terjadi di dunia empiris (real world) serta untuk
mengenai pengaruh media coverage terhadap manajemen laba riil dengan menggunakan
proksi arus kas kegiatan operasi (Cash Flow from Operation activity).
penelitian ini. Terdapat tiga jenis variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah manipulasi aktivitas riil melalui
arus kas kegiatan operasi. Arus kas kegiatan abnormal (ABN_CFO) digunakan untuk
melalui arus kas kegiatan operasi. Arus kas kegiatan operasi abnormal diperoleh dari
selisih nilai arus kas kegiatan operasi aktual yang diskala dengan total aktiva satu tahun
sebelum pengujian dikurangi dengan arus kas operasi normal. Arus kas kegiatan
Keterangan :
CFOt/At-1 : Arus kas kegiatan operasi pada tahun t yang diskala dengan total aktiva
α1(1/At-1) : Intersep yang diskala dengan total aktiva pada tahun t-1 dengan tujuan
supaya arus kas kegiatan operasi tidak memiliki nilai 0 ketika penjualan
St/At-1 : Penjualan pada tahun t yang diskala dengan total aktiva pada tahun t-1
(∆St/At-1 ) : Penjualan pada tahun t dikurangi penjualan pada tahun t-1 yang diskala
α0 : Konstanta
Variabel independen dalam penelitian ini adalah media coverage yang diukur
dari banyaknya total liputan baik pemberitaan positif maupun pemberitaan negatif di
tiga media yaitu detik.com, kompas.com, dan republika.co.id selama tiga tahun
mengenai suatu perusahaan. Sektor yang diambil adalah sektor manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Model persamaan regresi, mereplikasi dari penelitian
Dimana:
Terdapat tiga jenis variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu :
1. Leverage
kewajiban dan total aset yang menunjukkan bagian aktiva yang digunakan
Dimana :
yang diukur dengan berbagai cara, antara lain : jumlah karyawan, sales
turnover, dan total aset (Chu, 2009). Ukuran perusahaan terbagi kedalam
(medium size), dan perusahaan kecil (small size). Perusahaan besar memiliki
total aktiva yang lebih besar sehingga akan lebih berani dalam
aktiva baik aktiva tetap maupun aktiva lancar yang digunakan untuk
perluasan usaha (Oktafia, 2013). Penelitian ini menggunakan log natural
Dimana :
market to book value. Oleh karena itu, perusahaan yang memiliki market to
berikut :
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
perusahaan.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu semua variabel yang
diperoleh dari data seluruh waktu (time series) yang terdaftar di situs-situs resmi yang
penelitian ini adalah dengan menggunakan purposive sampling dengan tujuan untuk
mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Adapun
dalam website perusahaan atau website BEI selama periode 2013-2015 dan
dinyatakan dalam rupiah (Rp) agar nilai tidak terpengaruh oleh fluktuasi nilai
Penelitian ini menggunakan jenis data sekunder yaitu data kuantitatif yang
berupa laporan keuangan perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia selama periode tahun 2013 sampai tahun 2015 yang dapat dilihat dan
website media online selama pengamatan dari bulan Januari 2013 sampai dengan
Desember 2015.
sesuai dengan data yang diperlukan yaitu data sekunder. Metode dokumentasi yaitu
mencari data dalam bentuk catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
notulen rapat, dan sebagainya (Arikunto, 2002). Pengumpulan data dengan metode
dokumentasi dalam penelitian ini adalah berdasarkan laporan keuangan periode 2013
sampai dengan 2015 yang dipublikasikan oleh BEI yang dapat diperoleh dan diunduh
dari internet di situs resmi BEI www.idx.com serta website masing-masing perusahaan.
Sedangkan untuk data liputan media diperoleh dengan menggunakan metode observasi
yaitu melalui pengamatan dari ketiga website media online diantaranya adalah kompas
digunakan dalam penelitian. Hal ini dilakukan agar diperoleh model analisis yang tepat.
Model analisis regresi linier penelitian ini mensyaratkan uji asumsi terhadap data antara
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Untuk mendeteksi normalitas data
statistik pada program yang digunakan yaitu Eviews adalah dengan menggunakan uji
Jarque-Bera. Uji Jarque-Bera memiliki distribusi chi square dengan derajat bebas dua.
Perbandingan nilai probabilitas Jarque-Bera dihitung dengan tingkat alpha 0,05 atau
setara dengan 5%. Jika hasil uji Jarque-Bera (Prob. JB hitung) lebih kecil dari nilai chi
square pada 0,05 (5%), maka hipotesis nul ditolak yang berarti tidak terdistribusi
normal. Jika hasil Jarque-Bera (Prob. JB hitung) lebih besar dari nilai chi square pada
0,05 (5%), maka hipotesis nul diterima yang berarti error term terdistribusi normal.
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi data
panel ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model yang baik adalah
model yang tidak terjadi korelasi antar variabel independennya. Menurut Gujarati
1. Nilai R2 yang terlampau tinggi atau lebih dari 0,08 tetapi tidak ada atau
Untuk menguji masalah multikolinearitas dapat melihat matriks korelasi dari variabel
bebas, jika terjadi koefisien korelasi lebih dari 0,08 maka terdapat multikolinearitas
(Gujarati, 2006).
3.7 Metode Analisis Data
antara dua variabel atau lebih dan juga untuk menunjukkan arah hubungan antara
variabel dependen dan varibel independen (Ghozali, 2011). Alat analisa yang digunakan
untuk data sekunder dengan menggunakan metode dokumenter dan metode observasi
dalam penelitian ini adalah model regresi linier berganda (multiple regression).
variabel yang terdapat dalam penelitian ini. Setelah mendapatkan hasil dari
8.
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah manipulasi laba melalui aktivitas
independen yaitu liputan media (media coverage) serta beberapa variabel kontrol yang
diantaranya adalah Leverage, Size, Market to Book Value. Persamaan regresi linier yang
Keterangan:
α : Konstanta
β : Koefisien Regresi
RAM : Real Activity Manipulation (manajemen laba riil) perusahaan i pada tahun t
Sizeit : Ukuran Perusahaan dihitung dengan logaritma natural total aset perusahaan i
pada tahun t
MBVit : Market to Book Value dihitung dengan membandingkan closing price terhadap
kecocokan atau kesesuaian dari persamaan regresi, yaitu memberikan proporsi atau
secara simultan terhadap variasi dari variabel dependen (Y). R2 pada intinya mengukur
(Ghozali, 2010). Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai R2
variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati 1 (satu) berarti variabel–variabel
Penelitian ini menggunakan data panel, sehingga model regresi yang digunakan
adalah model regresi data panel. Model regresi data panel dalam menganalisisnya
berubah atau bersifat konstan antara individu maupun antar waktu (Nachrowi dan
Usman, 2006). Persamaan dari model jenis ini adalah sebagai berikut:
Dimana:
i : individu ke-i
t : periode ke-t
β : koefisien slope
ε : error
Setiap data cross section ataupun time series, α dan β dapat menggunakan estimasi
model OLS ini diakibatkan asumsi yang menyatakan bahwa intersep dan slope tidak
berubah. Dengan demikian, model ini dianggap tidak realistis untuk digunakan data
panel karena tidak dapat dilihatnya perbedaan antara individu dan antar waktu
Model fixed effect mengasumsikan bahwa slope antar perusahaan dan antar
waktu bersifat konstan atau tetap sedangkan intercept antar perusahaan dan antar waktu
menemukan adanya perbedaan antara intersep dan individu sehingga model ini sering
juga disebut sebagai Least Square Dummy Variable Model. Menurut Nachrowi (2006)
∑ ∑
Dimana:
D : Variabel dummy
i : Individu ke-i
t : Periode ke-t
β, γ, δ: Koefisien slope
ε : error
variabel acak (variable random). Model ini memperhitungkan error dari cross section
dan time series untuk memperbaiki efisiensi proses PLS. Perbedaan pada Random Effect
Model dicerminkan melalui error. Terdapat dua elemen yang berkontribusi pada
pembentukan error diantaranya adalah individu dan waktu sehingga Random Effect
Model harus menguraikan random error menjadi error untuk elemen individu, elemen
Dari ketiga model diatas yang telah disebutkan, model estimasi data dapat
dipilih sesuai dengan yang dibutuhkan berdasarkan data dan kondisi penelitian. Namun,
terdapat beberapa cara untuk menentukan model mana yang paling tepat dengan
penelitian untuk mengestimasi data panel yaitu dengan menggunakan uji statistik formal
antara lain Uji Chow dan Uji Hausman (Nachrowi dan Usman, 2006) :
1. Uji Chow
Uji Chow dilakukan dengan tujuan untuk memilih serta menentukan model
manakah yang lebih baik dan tepat yang digunakan dalam penelitian antara Ordinary
Least Square Model (OLS Model) dan Fixed Effect Model. Apabila hasil uji chow
menunjukkan bahwa Ordinary Least Square Model adalah metode yang digunakan,
maka tidak diperlukan uji selanjutnya yaitu uji hausman. Apabila sebaliknya, bahwa
metode yang terpilih adalah Fixed Effect Model yang digunakan, maka uji hausman
perlu dilakukan (Gujarati, 2009).. Hipotesis yang digunakan dalam Uji Chow yaitu:
F.
a. Apabila hasil tingkat signifikansi (α) 5% lebih besar (>) dari F-tabel atau nilai
b. Apabila tingkat signifikansi (α) 5% lebih kecil (<) dari F tabel atau nilai
2. Uji Hausman
Uji Hausman dilakukan dengan tujuan untuk memilih serta menentukan model
manakah yang lebih baik dan tepat yang digunakan dalam penelitian antara Fixed Effect
Model dan Random Effect Model. Model data panel dengan fixed effect menggunakan
estimasi OLS, sedangkan random effect menggunakan estimasi GLS (Generalized Least
a. H0 diterima dan H1 ditolak apabila nilai signifikansi > nilai alpha 0,05, maka
b. H0 ditolak dan H1 diterima apabila nilai signifikansi < nilai alpha 0,05, maka
hipotesis penelitian dengan dilakukannya uji hipotesis serta untuk melihat tingkat
signifikansi dalam hasil regresi. Uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan melalui uji
Uji F ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang
Dengan tingkat signifikansi sebesar 5%, nilai F ratio dari masing‐masing koefisien
regresi kemudian dibandingkan dengan niai t tabel. Jika Fhitung > Ftabel atau prob‐sig
< α = 5%, dapat diartikan bahwa masing‐ masing variabel independen berpengaruh
independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen dan uji t
independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat
regresi dan nilai t tabel. Jika t‐hitung > t‐tabel atau prob‐sig < α = 5%, maka dapat
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terkategori dalam
2013-2015. Berdasarkan data dari BEI terdapat 144 perusahaan manufaktur yang
terdaftar pada tahun 2013-2015, namun dalam periode penelitian terdapat 10 perusahaan
yang delisting dari BEI atau pun yang baru lisiting di BEI dalam periode penelitian.
utang lebih tinggi untuk operasional mereka. Selain itu, terdapat 11 perusahaan yang
penelitian. Total perusahaan sampel yang digunakan dalam penelitian sebanyak 115
perusahaan.
disajikan dalam lampiran beserta variabel penelitian. Proses pemilihan sampel disajikan
Tabel 4.1
Proses Pemilihan Sampel
Dalam penelitian ini, terdapat 2 (dua) variabel yang akan dianalisis dan kedua
variabel tersebut dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu variabel dependen dan
variabel independen. Variabel dependen adalah manajemen laba melalui aktivitas riil,
laba melalui manipulasi aktivitas riil. Arus kas kegiatan operasi dapat digunakan
persamaan regresi.
salah satunya adalah dalam hal membangun opini masyarakat. Selain itu, liputan
awal dalam penelitian ini yaitu melakukan pengujian asumsi klasik dengan persamaan
dari variabel bebas, jika terjadi koefisien korelasi lebih dari 0,08 maka terdapat
‘penyembuhan’. Dalam regresi data panel, uji autokorelasi tidak diperlukan karena uji
tersebut hanya terjadi pada jenis data time series sedangkan data panel lebih dekat ke
tersebut dilakukan pengujian asumsi regresi klasik, diantaranya: uji normalitas dan uji
multikolinearitas.
a. Uji Normalitas
model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji
distribusi kumulatif dari distribusi normal (Ghozali, 2007). Model regresi yang
baik yaitu distribusi data normal atau mendekati normal. Dalam penelitian ini uji
Gambar 4.1
Uji Normalitas Jarque-Bera
70
Series: Standardized Residuals
60 Sample 2013 2015
Observations 345
50
Mean -3.10e-18
40
Median 0.002060
Maximum 0.568157
Minimum -0.317754
30
Std. Dev. 0.081773
Skewness 0.872009
20
Kurtosis 11.30361
10 Jarque-Bera 1034.877
Probability 0.000000
0
Berdasarkan
-0.250-0.125 Gambar
0.000 0.125 4.1 dapat
0.250 disimpulkan
0.375 0.500 bahwa residual terdistribusi
dari 0,05 (5%) sehingga menunjukkan bahwa data yang digunakan dalam
penelitian ini tidak memenuhi kriteria terdistribusi yang normal. Akan tetapi
data tersebut dapat dikatakan terdistribusi normal dengan asumsi jika jumlah
data yang besar, maka dapat diasumsikan terdistribusi normal. Jumlah data
dalam penelitian ini sebanyak 345 sehingga dapat dikatakan data yang
b. Uji Multikolinieritas
atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi dapat dilihat dari matriks
korelasi dari variabel bebas. Jika terjadi koefisien korelasi lebih besar dari 0,80
Tabel 4.2
Hasil Uji Multikolinieritas
yang lebih besar dari 0,80, maka dapat dikatakan bahwa model regresi ini layak
tersebut.
Penentuan model mana yang terbaik dari ketiga model yaitu ordinary least
square model (common effect model), fixed effect model, dan random effect model dapat
ditentukan dengan menggunakan dua teknik antara lain uji chow dan uji hausman.
Pertama, uji chow dilakukan untuk memilih antara common effect atau fixed effect.
Kedua, uji hausman dilakukan untuk memilih antara fixed effect atau random effect.
1. Uji Chow
Pengujian ini dilakukan untuk memilih model yang akan digunakan antara
ordinary least square model (common effect model) dan fixed effect model.
signifikansi (α) 5% lebih besar (>) dari F-tabel atau nilai probability-F, maka
menunjukkan model yang paling tepat digunakan yaitu Fixed Effect Model.
Namun, jika tingkat signifikansi (α) 5% lebih kecil (<) dari F tabel atau nilai
penelitian yaitu Ordinary Least Square Model. Hasil dari uji chow dapat dilihat
Tabel 4.3
Berdasarkan Tabel 4.3 output yang didapatkan dari hasil perhitungan Chow Test
diatas menunjukkan bahwa hasil tingkat signifikansi (α) 5% lebih besar (>) dari
F-tabel atau nilai probability-F, maka model yang paling tepat digunakan dalam
2. Uji Hausman
Pengujian ini dilakukan untuk memilih model yang akan digunakan antara fixed
effect model dan random effect model. Hasil pengujian dapat dilihat apabila nilai
signifikansi > nilai alpha 0,05, maka maka menunjukkan model yang paling
tepat digunakan dalam penelitian yaitu Ordinary Least Square Model. apabila
nilai signifikansi < nilai alpha 0,05, maka menunjukkan model yang paling tepat
digunakan yaitu Fixed Effect Model. Hasil dari uji chow dapat dilihat pada Tabel
4.4.
Tabel 4.4
Chi-Sq.
Test Summary Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Berdasarkan Tabel 4.4 output yang didapatkan dari hasil perhitungan Hausman
Test diatas menunjukkan bahwa nilai signifikansi < nilai alpha 0,05, maka
menunjukkan model yang paling tepat digunakan dalam penelitian yaitu Fixed
Effect Model.
Setelah dilakukan pengujian asumsi klasik dan berdasarkan hasil estimasi data
yang sudah diolah, maka dapat dibentuk model analisis regresi data panel yang
Keterangan:
LEV : Leverage
dependen dengan menggunakan metode Least Squares. Hasil analisis regresi yang
diolah menggunakan software Eviews 8.0 dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5
Analisis Regresi
Dependent Variable: MLR
Method: Panel Least Squares
Date: 11/08/16 Time: 17:01
Sample: 2013 2015
Periods included: 3
Cross-sections included: 115
Total panel (balanced) observations: 345
Effects Specification
yang menjelaskan secara simultan terhadap variasi dari variabel dependen (Y).
diantara nol dan satu. Dalam perhitungan statistik ini nilai R2 yang digunakan
manajemen laba riil sebesar 41,40%. Artinya, liputan media (media coverage)
sedangkan sisanya 58,60% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak ada dalam
model regresi.
Hasil uji goodness of fit dari model regresi yang dipergunakan dapat
dilihat pada Tabel 4.5. Dari hasil perhitungan dapat dilihat bahwa nilai prob. F
(statistic) sebesar 0,000000 lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05 sehingga
dapat disimpulkan bahwa model regresi yang diestimasi layak digunakan untuk
Hasil uji t yang diolah menggunakan software Eviews 8.0 dapat dilihat pada
Dari hasil uji t dapat dilihat bahwa nilai prob. t hitung liputan media
(media coverage) lebih besar dari 0,05 yaitu 0,3666 sehingga variabel bebas
variabel independen dan variabel kontrol dianggap konstan (sama dengan nol),
maka akan menyebabkan kenaikkan pada manajemen laba riil sebesar 3,103326
point.
apabila terjadi peningkatan pada media coverage sebesar 1 point, maka akan
apabila terjadi peningkatan pada size sebesar 1 point, maka akan menyebabkan
5) Market to Book Value menunjukkan angka 0,001122 yang berarti bahwa apabila
terjadi peningkatan pada market to book value sebesar 1 point, maka akan
Hasil analisis regresi data panel yang telah dilakukan dapat dijelaskan sebagai
berikut.
Laba Riil
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa nilai prob. t hitung liputan media
sebesar 0,3666 lebih besar dari 0,05 dan nilai konstanta negatif sebesar 0,000418
manajemen laba riil. Hasil pengaruh media coverage terhadap manajemen laba riil tidak
sesuai dengan yang ditetapkan pada hipotesis. Pada hipotesis berpengaruh negatif,
sementara bukti penelitian ini manajemen laba riil tidak berpengaruh negatif. Tidak
berpengaruhnya liputan media terhadap manajemen laba riil tidak searah dengan
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Qi dkk (2014). Oleh karena itu, dapat
disimpulkan hal ini terjadi diduga disebabkan oleh adanya perbedaan dalam sistem
pengawasan media antara China dan Indonesia dimana di China media sangat
dikendalikan secara ketat oleh pemerintahannya serta cenderung menyajikan berita baik
dibandingkan berita tidak baik sehingga perusahaan dengan liputan media yang tinggi
liputan media yang rendah karena perusahaan akan berusaha untuk menyajikkan berita
terbaik dengan tidak melakukan praktik manajemen laba riil, Qi dkk (2014). Media di
Indonesia memiliki kebebasan dalam meliput suatu berita, baik berita positif maupun
negatif. Hal tersebut memacu adanya perbedaan hasil penelitian dengan penelitian
dimana dalam kasus ini yaitu manajemen perusahaan. Tekanan tersebut menyebabkan
perusahaan dengan liputan media yang tinggi akan berusaha untuk mempublikasikan
berita positif dengan memanipulasi angka laba sehingga meningkatkan daya tarik
investor. Fombrun dan Shanley (1990) menemukan bahwa semakin tinggi volume
menunjukkan bahwa ketiga variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian yaitu
leverage, size, dan market to book value, masing-masing memiliki pengaruh terhadap
Variabel leverage tidak memiliki pengaruh terhadap manajemen laba riil dimana
nilai probability sebesar 0,2246 dan nilai konstanta -0,134618. Hasil ini tidak searah
dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Tarjo (2008), Lin dkk (2009),
dan Qi dkk (2014) yang menemukan bahwa leverage memiliki hubungan yang positif
dengan manajemen laba. Namun demikian, hasil penelitian ini konsisten dengan
penilitian Midiastuty dan Machfoedz (2003), Peasnell (2001), dan Murhadi (2009) yang
manajemen laba. Semakin tingginya leverage suatu perusahaan, maka dampak terhadap
perusahaan juga akan semakin tinggi yaitu default. Default tersebut tidak dapat
dihindari dengan melakukan praktik manajemen laba karena kewajiban harus tetap di
penuhi.
manajemen laba riil dengan nilai probability sebesar 0,0021 dan nilai koefisien -
dengan total aset, maka akan meminimalkan terjadinya praktek manajemen laba.
Menurut Nasution dan Setiawan (2007) menyatakan bahwa ukuran perusahaan adalah
suatu skala yang dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara, salah satunya dengan
menggunakan log total aktiva. Hasil ini konsisten dengan penelitian dari Midiastuty dan
Machfoedz (2003), Cornett dkk (2009), dan Qi dkk (2014). Perusahaan yang tergolong
berukuran kecil (small firm) cenderung akan melakukan praktik manajemen laba untuk
menunjukkan kinerja perusahaan yang baik agar menarik minat investor. Sebaliknya,
Variabel market to book value tidak berpengaruh terhadap manajemen laba riil
dengan angka probability 0,5949 yang lebih besar dari tingkat signifikansi sebesar 0,05
(5%). Temuan ini selaras dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Daniel
dkk. (2008) yang menunjukkan bahwa market to book value tidak berpengaruh
signifikan terhadap manajemen laba riil. Hal itu menunjukkan bahwa besarnya praktik
manajemen laba tidak ditentukan dari peluang pertumbuhan (growth opportunities) dan
ekspektasi pasar terhadap return perusahaan di masa yang akan datang. Hasil ini tidak
sejalan dengan penelitian sebelumnya oleh Narendra dan Haryanto (2013) yang
menyatakan bahwa market to book value berpengaruh negatif terhadap manajemen laba.
BAB V
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan pada
1) Berdasarkan hasil pengujian secara parsial, variabel bebas liputan media (media
periode 2013-2015. Hal ini tidak searah dengan penelitian sebelumnya yang
2) Variabel kontrol yaitu leverage dan market to book value secara simultan tidak
laba riil.
1. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini masih sedikit karena
periode yang digunakan dalam penelitian cukup pendek hanya dalam jangka
2. Penelitian ini hanya menggunakan variabel liputan media yang dilihat hanya
dari media online yang diantaranya adalah kompas, detik.com, dan republika,
masih jarang dijamah oleh publik dan masih banyak faktor-faktor lain yang
manufaktur.
3. Dalam analisis praktek manipulasi aktivitas riil hanya menggunakan proksi arus
4. Penelitian ini juga hanya berfokus pada sektor manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia, padahal perlu juga mengkaji terhadap indeks sektoral
lainnya.
5.3 Rekomendasi
Bursa Efek Indonesia. Hal ini dilakukan agar hasil penelitian yang didapatkan
lebih akurat.
dapat memberikan gambaran yang lebih jelas dan lebih akurat mengenai
Agustia, D. (2013). Pengaruh Faktor Good Corporate Governance, Free Cash Flow, dan
Leverage Terhadap Manajemen Laba. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 15
No. 1.
Ali, I. (2002). Pelaporan Keuangan dan Asimetri Informasi dalam Hubungan Agensi.
Lintasan Ekonomi Vol XIX No 2.
Amin, M. Z. (2012). Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga SBI, Nilai Kurs Dollar
(USD/IDR), dan Indeks Dow Jones (DJIA) terhadap Pergerakan Indeks Harga
Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2008-2011. Jurnal
Skripsi.
Bannister, J., & Newman, H. (1996). Accrual usage to manage earnings toward
financial analysts forecasts. Rev Quant Finance Account.
Barton, J. (2001). Does the use of financial derivatives affect earnings management
decisions? Account Rev.
Chan, K., & Chen, N. (1991). Structural and return characteristics of small and large
firms. Journal of Finance.
Cheng, Q., & Warfield, T. (2005). Equity incentives and earnings management. Account
Rev.
Cornett, M., Mc.Nutt, J., & dan Tehrian, H. (2009). Corporate Governance and
Earnings Management at Large U.S. Bank Holdings Companies. Journal of
Corporate Finance, 412-430.
Deegan, C., & dkk. (2002). An Examination of The Corporate Social Environmental
Disclosures of BHP from 1983-1997: A Test of Legitimacy Theory. Accounting,
Auditing, and Accountability Journal Vol. 15 No. 3.
Ding, S., Wu, Z., Li, Y., & Jia, C. (2010). Executive compensation, supervisory board,
and China's governance reform: a legal approach. Rev Quant Finance Account.
Dyck, A., & Zingales, L. (2002). The corporate governance role of the media. Working
paper http://www.nber.org/papers/w9309.
Dyck, A., Morse, A., & Zingales, L. (2010). Who blows the whistle on corporate fraud?
J Finance.
Dyck, A., Volchkova, N., & Zingales, L. (2008). The corporate governance role of the
media: evidence from Russia. J Finance.
Fang, L., & Peress, J. (2009). Media coverage and the cross-section of stock returns. J
Finance.
Fombrun, C., & Shanley, M. (1990). What's in a name? Reputation building and
corporate strategy. Acad Manag J.
Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analsis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19 Edisi
Kelima. Semarang: Universitas Diponegoro.
Graham, J., & dkk. (2005). The Economics Implications of Corporate Financial
Reporting. Journal of Accounting and Economics.
Gujarati, & Porter. (2009). Dasar-Dasar Ekonometrika. Jakarta: Salmba Empat.
Healy, P., & Wahlen, J. (1999). A Review of The Eranings Management Literature and
Its Implications For Standard Setting. Accounting Horizons Vol. 13 No. 4, 365-
383.
Jensen, M. C., & Meckling, W. H. (1976). Theory of The Firm: Managerial Behavior,
Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial Economics Vol 3
No 4, 305-360.
Jiang, G., & Wang, H. (2008). Should earnings thresholds be used as delisting criteria in
stock market? J Account Public Policy.
Joe, J., Louis, H., & Robinson, D. (2009). Managers and Investors responses to media
exposure of board ineffectiveness. J Financial Quant Anal.
Jones, R., & Wu, Y. (2010). Executive compensations, earnings management and
shareholder litigation. Rev Quant Finance Account.
Khotari, S., Shu, S., & Wysocki, P. (2009). Do managers withhold bad news? J Account
Res.
Lin, P., Hutchinson, M., & Percy, M. (2009). Can an Effective Audit Committe Help to
Mogate Earnings Management in Chinese Firm Listed in Hong Kong? Asian
Finance Association 2009 International Conference. Brisbane.
Meek, G., Rao, R., & Skousen, C. (2007). Evidence on factors affecting the relationship
between CEO stock option compensation and earning management. Rev Account
Finance.
Midiastuty, P., & Machfoedz, M. (2003). Analisis Hubungan Mekanisme Corporate
Governance dan Indikasi Manajemen Laba. Simposium Nasional Akuntansi VI
Surabaya.
Nachrowi, D., & Usman, H. (2006). Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika
untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Jakarta: Universitas Indonesia.
Peasnell, K., Pope, P., & Young, S. (2001). Board Monitoring and Earnings
Management: Do Outside Directors Influence Abnormal Accruals? . Working
Paper, Lancaster University.
Qi, B., Yang, R., & Tian, G. (2014). Can media deter management from manipulating
earnings? Evidence from China. Rev Quant Finan Acc, 571-597.
Rahmawati, & dkk. (2006). Pengaruh Asimetri Informasi terhadap Praktik Manajemen
Laba pada Perusahaan Perbankan Publik yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta.
Simposium Nasional Akuntansi IX.
Ratmono, D. (2010). Manajemen Laba Riil dan Berbasis Akrual: Dapatkah Auditor
yang Berkualitas Mendeteksinya? Proceeding Simposium Nasional Akuntansi
XIII.
Sartono, A. (2010). Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi 4th Edt. Yogyakarta.
Trisnawati, R., & dkk. (2016). Praktik Manajemen Laba Riil Pada Indeks JII dan LQ45
Bursa Efek Indonesia. The 3rd University Research Colloquium.
Watts, R. L., & Zimmerman, J. L. (1990). Positive Accounting Theory: a Ten Year
Perspective. The Accounting Review Vol. 65 No. 1, 31-156.
Lampiran 2
Hasil Uji Normalitas
70
Series: Standardized Residuals
60 Sample 2013 2015
Observations 345
50
Mean -3.10e-18
40
Median 0.002060
Maximum 0.568157
Minimum -0.317754
30
Std. Dev. 0.081773
Skewness 0.872009
20
Kurtosis 11.30361
10 Jarque-Bera 1034.877
Probability 0.000000
0
-0.250 -0.125 0.000 0.125 0.250 0.375 0.500
Lampiran 3
Hasil Uji Multikolinieritas
Lampiran
Hasil Uji4 Chow
Equation: Untitled
Lampiran 5
Hasil Uji Hausman
Chi-Sq.
Test Summary Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Lampiran 6
Hasil Uji Analisis Regresi
Dependent Variable: MLR
Method: Panel Least Squares
Date: 11/08/16 Time: 17:01
Sample: 2013 2015
Periods included: 3
Cross-sections included: 115
Total panel (balanced) observations: 345
Effects Specification
I. DATA PRIBADI