Anda di halaman 1dari 5

Nama : Immanuel Raja Hasudungan Damanik

NIM : 22/503484/TK/55014

Prodi : Teknik Elektro

“Dengan mengumpulkan lembar jawaban ini, saya menyatakan


bahwa saya menjaga integritas saya dan integritas institusi UGM,
mengerjakan ujian dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab,
tidak melakukan kecurangan dalam bentuk mencontek, bertukar
jawaban dengan peserta ujian lain, atau melakukan copy paste
jawaban. Jika saya terbukti melakukan pelanggaran, saya bersedia
untuk mendapatkan nilai E dalam mata kuliah ini.”

Persebaran Jaringan Telekomunikasi yang Belum Merata di


Indonesia

A. Pengantar
Komunikasi merupakan suatu hal yang penting bagi manusia dan
biasa kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa adanya
komunikasi, aktivitas yang kita lakukan mungkin tidak akan berjalan
dengan baik. Pada era digital ini komunikasi tidak hanya dilakukan secara
langsung, melainkan juga dapat dilakukan secara tidak langsung.
Komunikasi yang dilakukan secara tidak langsung mendorong munculnya
istilah telekomunikasi.
Secara umum telekomunikasi merupakan kegiatan pertukaran
informasi yang dilakukan dalam jarak jauh. Telekomunikasi juga
dapat diartikan sebagai teknik dalam mengirim dan menerima
setiap informasi dalam bentuk isyarat, gambar, dan suara. Di dalam
telekomunikasi tentunya ada suatu sistem yang dapat mengatur
input, proses, maupun output. Sistem tersebut terdiri dari berbagai
unsur seperti infrastuktur telekomunikasi, perangkat
telekomunikasi, dan sarana telekomunikasi.
Indonesia merupakan negara yang luas dengan jumlah penduduk
sebesar 266 Juta (Pada Tahun 2019-2022) dan tersebar di seluruh daerah
yang ada di Indonesia. Sayangnya sistem telekomunikasi yang ada di
Indonesia belum tersebar secara merata ke seluruh daerah yang ada di
Indonesia khususnya di daerah pedalaman. Hal tersebut disebabkan oleh
kurangnya pembangunan infrastruktur telekomunikasi di daerah
pedalaman, sehingga penduduk yang berada pada daerah pedalaman
tersebut masih terbatas dalam berkomunikasi secara jarak jauh.

B. Pembahasan

Menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet


Indonesia (APJII), pengguna internet di Indonesia pada Q2 (2019-2022)
sebesar 196,7 juta dari 266 juta total penduduk atau sekitar 73,7%
penduduk Indonesia yang terhubung dengan internet. Dilihat dari
pengguna internet di seluruh wilayah Indonesia, Pulau Jawa masih
menempati posisi pertama dalam jumlah pengguna internet terbanyak
sebesar 55,7%, kemudian diikuti oleh Pulau Sumatra sebesar 21,6%,
Pulau Sulawesi-Maluku-Papua sebesar 10,9%, Pulau Kalimantan 6,6%,
dan Bali-Nusa Tenggara sebesar 5,2%.

Penyebab terhambatnya penyebaran jaringan telekomunikasi di


Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:
 Keadaan Geografis
Keadaan geografis Indonesia menjadi masalah penyebaran
jaringan di berbagai daerah, hal ini disebabkan karena keadaan
geografis Indonesia sangatlah luas dan terdiri dari berbagai
kepulaun. Hal ini menyebabkan sulitnya membangun infrastruktur
telekomunikasi di daerah yang tertinggal, terdepan, dan terluas
(3T).
 Ketergantungan pada Internet Nirkabel
Masyarakat Indonesia tentunya berharap dapat mengakses
jaringan internet dimanapun dan kapanpun, akan tetapi masih
banyak daerah di Indonesia yang tidak tersentuh oleh sinyal
komunikasi (Blankspot).
Daerah blankspot tidak memiliki jaringan fiber optic yang terhubung
dengan Base Trasnceiver Station (BTS), sehingga tidak dapat
terhubung dengan jaringan 4G.
 Daya Beli
Harga jaringan fiber optic yang cenderung mahal membuat daya
tarik masyarakat berkurang dengan jaringan tersebut. Masyarakat
lebih tertarik membeli internet dengan sistem kuota terbatas yang
dijual oleh para operator seluler, karena harga yang ditawarkan
jauh lebih terjangkau daripada jaringan fiber optic.

Upaya yang dilakukan pemerintah dalam pemerataan akses


jaringan ke seluruh wilayah Indonesia salah satunya memberikan Hak
Labuh Satelit Starlink kepada Telkomsat, anak usaha PT Telkom
Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) yang bergerak sebagai penyedia
layanan satelit. Hak Labuh Satelit merupakan lisensi bagi Telkomsat untuk
membangun jaringan perantara yang menghubungkan infrastruktur
backbone telekomunikasi milik TelkomGroup dengan tower BTS melalui
fiber optic. Starlink sendiri merupakan sistem konstelasi Satelit Non
Geostationer milik SpaceX dengan orbit rendah (LEO /Low Earth Orbit)
dengan ketinggian 500-1.400 km yang mampu memberikan layanan
dengan latency rendah, throughput tinggi, dan didukung oleh perangkat
stasiun bumi yang mudah diinstalasi dan portable.

C. Kesimpulan
Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat dipisahkan dari
komunikasi dengan sesamanya, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Dalam berkomunikasi secara tidak langsung, diperlukan suatu
sistem yang dapat menghubungkan antar sesama manusia sehingga
manusia dapat berkomunikasi walaupun dibatasi oleh jarak yang jauh.
Sistem tersebut dinamakan dengan sistem telekomunikasi. Dalam sistem
telekomunikasi terdapat berbagai unsur salah satunya infrastruktur
telekomunikasi. Infrastruktur telekomunikasi dapat mendukung manusia
dalam berkomunikasi secara tidak langsung. Sayangnya infrastruktur
telekomunikasi di Indonesia belum tersebar secara merata khususnya di
daerah pedalaman. Salah satu solusi yang dilakukan pemerintah dalam
pemerataan infrastruktur telekomunikasi yaitu menggunakan satelit
Starlink. Dengan adanya satelit Starlink, diharapkan tempat-tempat yang
belum merasakan jaringan internet dapat segera merasakannya sehingga
kegiatan komunikasi secara tidak langsung dapat dilakukan dengan
mudah.
Daftar Pustaka

https://www.kominfo.go.id/content/detail/13518/belum-tersentuh-meski-
tak-terpencil/0/sorotan_media. Diakses pada Minggu, 2 Oktober
2022 pukul 13.37 WIB
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20201215131630-213-582359/
kominfo-ungkap-masalah-internet-di-indonesia. Diakses pada
Minggu, 2 Oktober 2022 pukul 15.23 WIB
https://www.merdeka.com/teknologi/pemerataan-akses-internet-di-
indonesia-telkomsat-peroleh-hak-labuh-starlink.html. Diakses pada
Minggu, 2 Oktober 2022 pukul 16.04 WIB
Agus “Pengguna Internet RI Meningkat, Tapi Akses Internet Belum
Merata” Detik, 11 November 2020.

Anda mungkin juga menyukai