Anda di halaman 1dari 4

Nama : Muhammad Ihsan Al Amin

NIM : 2110862020
Prodi : Ilmu Komunikasi (Kelas B)
Mata Kuliah : Dasar Dasar Logika
Dosen Pengampu : Muhammad Thaufan A, S.Sos.

Kepentingan Asas Asas Berpikir Dalam Ilmu Logika

Dalam ilmu logika terdapat standar dasar yang tidak dapat dipisahkan dari
aktivitas berpikir benar, yaitu prinsip berpikir. Bahkan dalam kegiatan penalaran
ini kita tidak boleh melupakan pentingnya prinsip berpikir. Mengapa demikian?
Jawabannya seperti yang kita ketahui secara umum bahwa asas adalah asal mula
atau asal mula sesuatu muncul dan dipahami. Sangat penting bagi kita untuk
mengenali dan memahami untuk apa prinsip-prinsip itu dimaksudkan. Mengutip
penjelasan Mundiri, prinsip berpikir atau prinsip berpikir adalah pengetahuan
dimana pengetahuan lain muncul dan dipahami. Kapasitas prinsip berpikir lurus
ini mutlak, dan benar atau salahnya suatu pemikiran tergantung pada diterapkan
atau tidaknya prinsip berpikir tersebut. Singkatnya, prinsip berpikir benar adalah
dasar dari pengetahuan dan sains.

Asas pemikiran merupakan asal atau pangkal dimana asas ini muncul dan
mengerti untuk diketahui, dimengerti dan dipahami. Sedangkan asas-asas
pemikiran merupakan pengetahuan dimana pengetahuan lain muncul dan
dimengerti. Asas ini bersifat mutlak dsn tidak dapat di ganggu gugat dan salah
benarnya suatu pemikiran sangatlah bergantung pada terlaksana atau tidaknya
asas-asas ini.

Secara garis besar asas pemikiran terbagi atas 2 macam, yaitu asas primer dan
asas sekunder.
1. Asas primer
Asas primer merupakan asas yang mendahului asas lainya. Asas ini
tidaklah bergantung pada asas-asas lainya, asas primer ini berlaku untuk
apapun yang ada di dunia ini. Berikut pembagian asas primer ini;
 Asas Identitas (Principium Identitas) Asas Ini Menyatakan Bahwa
sesuatu benda adalah benda tersebut dan tidak mungkin benda
lainya. Contoh; B adalah B dan B tidak mungkin adalah o, senter
adalah senter tidak mungkin senter adalah pot dan mobil adalah
mobil tidak mungkin mobil adalah kapal. Rumusnya : “bila
proposisi itu benar maka benarlah itu”
 Asas Kontradiksi (Principium Contradictions)
Asas ini berarti meneguhkan identitas dan menjauhi kontradiksi.
Dalam artian, tidak boleh membatalkan atau memungkiri dengan
mudah sesuatu yang diakui. Contoh; rumsh ini besar sekali dan
kecil sekali, ia sangatlah kaya dan juga sangat miskin .Rumusnya :
“tidak ada proposisi (pemikiran) yang benar sekaligus salah.
 Asas Penyisihan Kemungkinan Ketiga (Principium Tertiiexclusi)
Asas ini menyatakan bahwa sesuatu hal atau benda hanya
memiliki sifat A atau bukan A, hanya salah satu sifat yang benar
tidak ada kemungkinan sifat ketiga. Misalnya mahasiswa yang
kuliah di ruang 5 adalah mahasiswa internasional. Rumusnya :
“suatu proposisi selalu dalam keadaan benar atau salah”
 Asas Alasan Yang Mencakupi (Principium Rationis Sufficientis)
Prinsip asas ini adalah etnis X, jika X ada, maka ada penjelasan
yang cukup mengapa etnis X ada. Jika peristiwa terjadi, maka ada
penjelasan yang cukup mengapa peristiwa ada. Contohnya batu
jatuh karena ada gaya tarik bumi, Budi masuk penjara karena
mencuri, Sebuah bus kecelakaan dikarenakan rem
blong. Rumusnya : “Suatu proposisi berubah” + “Alasan yang
cukup”
2. Asas sekunder
Asas sekunder, merupakan pengkhususan dari asas primer, dibedakan dari
sudut isi dan dari sudut luasnya. Asas ini dibedakan menjadi:
Asas sekunder jika dipandang dari sudut isi
 Asas Kesesuaian (Principium Convenientiae)
Asas ini menyatakan bahwa ada dua hal yang sama, salah satu
diantaranya sama dengan hal yang ketiga. Jika A = B, B = C maka
A = C. Contoh semua perempuan adalah cantik, semua yang
cantik berambut panjang, maka sama perempuan berambut
panjang.
 Asas Ketidaksesuaian (Principium Convenientiae)
Asas ini menyatakan bahwa ada dua hal yang sama. Akan tetapi
salah satu diantaranya tidak sama dengan hal yang ketiga. Jika A
= B, B tidak sama dengan C, maka A tidak sama dengan C.
Contoh jeruk berasa asam, terasa asam bukanlah pahit, jadi jeruk
tidak pahit.
Asas sekunder dipandang dari sudut luasnya
 Asas Dikenakan Semua (Principium Dictum De Omni)
Asas yang menyatakan sesuatu atau apapun yang secara umum
dapat diimplementasikan pada seluruh lingkungan suatu
pengertian (subjek) dan juga dalam asas ini boleh
diimplementasikan pada semua bawahannya. Contoh:
Kucing adalah hewan mamalia.
Hewan mamalia memiliki kelenjar susu. Oleh karena itu, semua
kucing memiliki kelenjar susu.
 Asas Tidak Dikenakan Pada Semua (Principium Dictum De Nullo)
Asas yang menyatakan sesuatu atau apapun secara umum apa
yang tidak dapat diimplementasikan pada suatu pengertian
(subjek) dan juga tidak dapat diimplementasikan pada semua
bawahannya.
Contoh:
Kucing adalah hewan mamalia.
Hewan mamalia tidak memiliki insang. Oleh karena itu, semua
kucing tidak memiliki kelenjar insang.

Anda mungkin juga menyukai