Anda di halaman 1dari 60

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS GADOG
Jl. Raya Pasirwangi No 53 Desa Sirnajaya Kecamatan Pasirwangi Kabupaten Garut
E-mail : puskesmasgadog76@gmail.com. Kode Pos 44161

KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS GADOG


NOMOR : 039/SK/PKM.GDG/ IV/2023

TENTANG
INDIKATOR MUTU DAN KINERJA
DI UPT PUSKESMAS GADOG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA UPT PUSKESMAS GADOG,

Menimbang : a. bahwa untuk menilai keberhasilan kinerja setiap kegiatan yang


dilaksanakan puskesmas perlu adanya indikator dari masing-
masing pelayanan yang ada di Puskesmas;
b. bahwa Indikator Kinerja masing –masing pelayanan yang ada di
Puskesmas perlu di susun sebagai acuan yang harus dicapai
dari tiap kegiatan pelayanan di Puskesmas;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan yang dimaksud pada huruf a
dan b perlu ditetapkan Keputusan Kepala UPTD Puskesmas
Gadog tentang penetapan Indikator Kinerja di Lingkungan UPT
Puskesmas Gadog.
Mengingat : 1. Undang undang nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lemabaran Negara Nomor 5063);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 2 tahun 2018 Tentang Standar
Pelayanan Minimal (lembaran Negara Tahun 2018 Nomor 2,
Tambahan Lembar Negara 6178);
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun 2016 Tentang
Pedoman Manajemen Puskesmas (Berita Negara Tahun 2016
Nomor 1423);
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11
Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 308);
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27
Tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Berita Negara
Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 857);
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 52
Tahun 2018 tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 19);

7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 Tentang


Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan (Berita Negara
Tahun 2019 Nomor 69);

8. Peraturan menteri Kesehatan Nomor 43 tahun 2019 tentang


Pusat Kesehatan Masyarakat (Berita Negara tahun 2019
nomor 1335);

9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 34 Tahun 2022 tentang


Tentang Akreditasi Pusat Kesehatan Masyarakat, Klinik,
Laboratorium Kesehatan, Unit Transfusi Darah, Tempat
Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri Dokter
Gigi;

10. Keputusasn Menteri Kesehatan Nomor 165 Tahun 2023


Tentang Standar Akreditasi PUSKESMAS (Pusat Kesehatan
Masyarakat);

11. Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor


HK.02.02/D/4871/2023 Tentang Instrumen Akreditasi Pusat
Kesehatan Masyarakat.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS GADOG TENTANG
INDIKATOR MUTU DAN KINERJA DI UPT PUSKESMAS
GADOG.
KESATU : Indikator Mutu dan kinerja di UPT Puskesmas Gadog meliputi :

1. Indikator Manajemen Puskesmas

2. Indikator Cakupan Pelayanan UKM

3. Indikator Cakupan UKP, Kefarmasian dan Laboratorium.

4. Indikator Nasional Mutu

5. Indikator Mutu Prioritas Puskesmas

6. Indikator Mutu Pelayanan

7. Indikator Mutu Keselamatan pasien

8. Indikator Mutu Pencegahan dan penegndalian Infeksi


Sebagaiamana tercantum dalam lampiran yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari keputusan ini;

Ditetapkan di : Garut
Pada Tanggal : 04 April 2023
KEPALA UPT PUSKESMAS GADOG,

Dedeh,S.Kep,Ners
Pembina
NIP.19650520 198609 2002
LAMPIRAN I : KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS
NOMOR : 039/SK/PKM.GDG/IV/2023
TANGGAL : 04 April 2023
TENTANG :
INDIKATOR MUTU DAN KINERJA DI UPT PUSKESMAS
GADOG

INDIKATOR DAN TARGET KINERJA


PUSKESMAS GADOG TAHUN 2023

A. INDIKATOR DAN KINERJA


TARGET
NO JENIS KEGIATAN
SASARAN
A UKM ESENSIAL
1 PELAYANAN KESEHATAN KELUARGA
a KESEHATAN IBU dan ANAK/KB
1) Cakupan Kunjungan ibu Hamil K4 635
2) Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan 605
3) Cakupan Komplikasi Kebidanan yang ditangani 127
4) Cakupan Pelayanan Nifas Lengkap 605
5) Cakupan Pertolongan Persalinan di Fasilitas Kesehatan 605
6) Cakupan Kunjungan Neonatus (KN1) 540
7) Cakupan Kunjungan Neonatus Lengkap (KN Lengkap) 540
8) Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang ditangani 81
9) Cakupan Kunjungan Bayi 540
10) Cakupan Pelayanan Anak Balita 2.317
11) Cakupan Peserta KB Aktif 6.879
b PELAYANAN UPAYA KESEHATAN SEKOLAH
a Cakupan Sekolah (SD/MI/ sederajat) yang melaksanakan
754
penjaringan Kesehatan (kelas 1)
b Cakupan Sekolah (SMP/MTS/ sederajat) yang melaksanakan
570
penjaringan Kesehatan ( kelas 7)
c PELAYANAN UPAYA KESEHATAN LANSIA
a Cakupan lansia yang mendapatkan skrining kesehatan sesuai
2.344
standar
b Jumlah lansia umur ≥ 60 tahun yang dibina / yang mendapat
1.146
pelayanan
c Jumlah lansia umur ≥ 70 tahun yang dibina / yang mendapat
437
pelayanan
d Jumlah kelompok lansia /posyandu lansia yang aktif 6
2 PELAYANAN GIZI MASYARAKAT
a Persentase Ibu Hamil mendapat Tablet Tambah Darah (TTD)
635
minimal 90 tablet
b Persentase Bayi Baru Lahir Mendapatkan Inisiasi Menyusu Dini
605
(IMD)
c Persentase Bayi 0-6 bulan mendapatkan ASI Eksklusif 550
d Persentase Balita Ditimbang (D) 2.946
e Persentase Balita Naik Timbangan (N) 2.693
f Persentase Balita mempunyai KMS/ buku KIA 2.946
g Persentase Balita 6-59 bulan mendapatkan Kapsul Vitaim A Dosis
2.838
Tinggi
h Persentase Remaja putri di sekolah usia 12-18 tahun mendapatkan
1.524
TTD
i Persentase Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK) mendapat
24
Makanan Tambahan
j Persentase Balita Kurus mendapat Makanan Tambahan 55
3 PELAYANAN PROMOSI KESEHATAN
a Penyuluhan PHBS pada:
1) Penyuluhan PHBS keluarga 2.637
2) Penyuluhan PHBS di sekolah 38
3) Penyuluhan PHBS Tempat-Tempat Umum 52
4) Frekuensi penyuluhan di Fasilitas Kesehatan 96
5) Frekuensi penyuluhan di Tatanan Kerja 15
b Komunikasi Interpersonal dan Konseling 158
c Penyuluhan kelompok oleh petugas kesehatan di dalam gedung
96
Puskesmas
d Pembinaan PHBS di tatanan Institusi Kesehatan (Puskesmas dan
jaringanya : Puskesmas Pembantu, Polindes, Poskesdes. dll). 10

e Pemberdayaan Individu/Keluarga melalui Kunjungan rumah 158


f Pembinaan PHBS di tatanan rumah tangga 3.514
g Cakupan Pembinaan Pemberdayaan Masyarakat dilihat melalui
6
presentase (%) Strata Desa/Kelurahan Siaga Aktif
h Cakupan Pembinaan UKBM dilihat melalui presentase (%)
Posyandu strata Purnama dan Mandiri (Prosentase Posyandu
yang ada di wilayah kerja Puskesmas Strata Purnama dan Mandiri) 29

i Advokasi Puskesmas kepada Kepala Desa/Kelurahan, Camat dan


12
Lintas Sektor
j Penggalangan Kemitraan 12
k Orientasi Promosi Kesehatan (Promkes) bagi Kader 255
l Penggunaan Media KIE menyebarluasan informasi) 12
m Pendampingan Pelaksanaan SMD dan MMD tentang Kesehatan
endapat pendampingan kegiatan pemberdayaan masyarakat 6
(SMD, MMD)

4 PELAYANAN KESEHATAN LINGKUNGAN


a Prosentase Penduduk terhadap akses sanitasi yang layak (jamban
32.475
sehat)
b Prosentase penduduk terhadap akses air minum yang berkualitas
32.475
(memenuhi syarat)
c Jumlah desa yang melaksanakan STBM 6
d Presentase Inspeksi Kesehatan lingkungan terhadap sarana air
bersih, pasar sehat , TFU dan TPM 242
5 PELAYANAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
a Penyakit Menular
1) Pelayanan kesehatan orang terduga TB 154
2) Cakupan Pengobatan semua kasus TB 29
3) Angka Keberhasilan Pengobatan Pasien TB Semua Kasus 29
4) Pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi HIV 598
5) Persentase cakupan penemuan penderita pneumonia balita 140
6) Persentase cakupan pelayanan diare pada kasus semua umur
816
7) Cakupan Layanan Rehidrasi Oral Aktif (LROA) 0
8) Persentase cakupan deteksi dini Hepatitis B pada Ibu Hamil 635
9) Cakupan pemeriksaan kontak pada penderita kusta 0
10) Cakupan pemeriksaan fungsi syaraf (PFS) pada penderta kusta
0
11) Pencegahan DBD dengan penghitungan Angka Bebas Jentik (ABJ)
25
Cakupan Angka Bebas Jentik
12) Cakupan tatalaksana kasus Filariasis 0
13) Cakupan Pemberian Obar Pencegahan Masal (POPM) Cacingan
8.267

Pelayanan Imunisasi Dasar


a) Cakupan HB 0-7 Hari 504
b) Cakupan BCG 504
c) Cakupan DPT HB H1b1 504
d) Cakupan DPT-HB-Hib3 504
e) Cakupan Polio 4 504
e) Cakupan Campak -Rubella (MR) 504
g) Cakupan BIAS DT 726
h) Cakupan BIAS Td 1.887
i) Cakupan BIAS MR 726
j) Cakupan pelayanan imunisasi ibu hamil TT1 589
k) Cakupan pelayanan imunisasi ibu hamil TT2+ 589
l) Cakupan Desa /Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) 6
m) Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) 504
b Penyakit Tidak Menular
1) Program PTM
a) Cakupan Pelayanan Skrining Kesehatan Pada Usia Produktif 16.596
b) Cakupan Desa/Kelurahan yang melaksanakan Pos Pembinaan
6
Terpadu (Posbindu) PTM
c) Cakupan Pelayanan Hipertensi 9.365
d) Cakupan Pelayanan kesehatan bagi penderita diabetes melitus 1.145
2) Program PTM Jiwa
a) Cakupan Pelayanan Orang dengan Gangguan Jiwa Berat 43
b) Cakupan penderita pasung yang dibebaskan/ dan mendapatkan
0
pelayanan kesehatan
3) Program Indera
a Cakupan Skrining Kelainan/ gangguan refraksi pada anak sekolah
71
b Cakupan Penanganan kasus kelaianan refraksi 71
c Cakupan skrining katarak 30
d Cakupan Penanganan Penyakit Katarak 26
e Cakupan rujukan gangguan penglihatan pada kasus Diabetes Militus 0
ke RS
f Cakupan Kegiatan Penjaringan Penemuan Kasus Gangguan 21
Pendengaran di SD/MI
g Cakupan Kasus Gangguan Pendengaran di SD/MI yang ditangani 21
2) Pelayanan Surveilans
a) Cakupan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) 52
b) Cakupan surveilans terpadu penyakit 100
c) Cakupan Pengendalian Kejadian Luar Biasa (KLB) 100

B PELAYANAN UKM PENGEMBANGAN


1 PELAYANANUPAYA KESEHATAN GIGI MASYARAKAT
a Cakupan Pembinaan Kesehatan Gigi di Masyaakat 51
b Cakupan Pembinaan Kesehatan Gigi dan Mulut di SD/ MI 21
c Cakupan Pemeriksaan Kesehatan Gigi dan Mulut Siswa SD 711
d Cakupan Penanganan Siswa SD yang Membutuhkan Perawatan
177
Kesehatan Gigi
C PELAYANAN UKP
1 RAWAT JALAN ( Puskesmas Non DTP)
a Kunjungan rawat jalan :
1) Cakupan rawat jalan peserta JKN 9.865
Cakupan kelengkapan pengisian Rekam Medis pada pasien
2) 100
kunjungan rawat jalan di Puskesmas
3) Cakupan kunjungan rawat jalan gigi 1020
4) Cakupan kunjungan IGD 1.560
2 PELAYANAN PERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT
a Dalam Gedung
1) Kunjungan Rawat Jalan Umum mendapat Askep Individu 100
b Luar Gedung
1) Cakupan keluarga resiko tinggi mendapat Askep keluarga 117
2) Cakupan Keluarga Mandiri III dan IV pada semua kasus 117
Cakupan Keluarga dengan TBC yang mencapai (KM III dan
3) 39
IV) setelah minimal4 kali kunjungan rumah .
Cakupan Keluarga Mandiri (KM III dan IV) pada keluarga dengan
4) 117
Hipertensi yang mendapat askep keluarga .
Cakupan Keluarga Mandiri (KM III dan IV) pada keluarga dengan
5) 42
ODGJ yang mendapat askep keluarga .
6) Cakupan Kelompok Resiko tinggi mendapat Askep 12
7) Cakupan masyarakat/Desa mendapat Askep Komunitas 6
8) Persentase kunjungan pasien ke Sentra keperawatan aktif 0
3 PELAYANAN KEFARMASIAN
Persentase kesesuaian jenis obat yang tersedia dengan formulasi
a 100
nasional
b Persentase kesesuaian permintaan obat dengan pemesanan 100

c Persentase kesesuaian peresepan dengan formularium puskesmas 100

d Pelaksanaan stock opname obat 100


e Persentase obat rusak dan kadaluarsa 10
f Persentase pemberian informasi obat (PIO) 100
g Persentase ketersediaan obat di puskesmas 100
h Persentase penggunaan obat yang rasional di puskesmas: 100
i Persentase kesesuaian obat dengan formularium nasional 100
4 PELAYANAN LABORATORIUM
a Cakupan pemeriksaan laboratorium puskesmas 1.400
b Cakupan jumlah pemeriksaan laboratorium yang dirujuk 24
1.301
c Persentase ketepatan waktu tunggu penyerahan hasil pelayanan
laboratorium sesuai standar pemeriksaan laboratorium

d Persentase ketepatan oenyerahan hasil laboratorium kritis 15


e Persentase pelaksanaan Pengendalian Mutu Internal (PMI) 175

B. INDIKATOR MUTU
1. Indikator Nasional Mutu
Indikator Nasional Mutu merupakan indikator yang wajib dilaksanakan oleh
seluruh puskesmas di seluruh Indonesia. Ada 6 (enam) indikator nasional mutu
puskesmas yaitu :
No Indikator Target
1. Kepatuhan Kebersihan Tangan (KKT) 85
%
2. Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) 100
%
3. Kepatuhan Identifikasi Pasien 100
%
4. Keberhasilan Pengobatan Pasien Tuberkulosis (TB) 90
Semua Kasus Sensitif Obat (SO) %
5. Ibu Hamil yang Mendapatkan Pelayanan Ante Natal 100
Care (ANC) Sesuai Standar %
6. Kepuasan Pengguna Layanan >76,60

2. Indikator Mutu Prioritas Puskesmas


Indikator Mutu Prioritas Puskesmas adalah indikator mutu yang diprioritaskan
berdasarkan permasalahan yang ada di wilayah kerja UPT Puskesmas Gadog
serta cakupan spm tahun 2022 terendah.
Indikator Mutu Prioritas Puskesmas Gadog yaitu PENYAKIT TIDAK MENULAR
(SKRINING KESEHATAN PADA USIA PRODUKTIF, HIPERTENSI, INDERA)
DENGAN TARGET 100%
1. Indikator Mutu Pelayanan

UKP

NO JENIS LAYANAN INDIKATOR TARGET

1 PENDAFTARAN Waktu Pendaftaran Pasien < 5 Menit 85 %


2 POLI UMUM Kelengkapan pengisisan rekam medis 100%
3 POLI GIGI Kelengkapan Inform consent 100%
4 POLI TBC Suspect TB Paru dilakukan ≥80%
pemeriksaan TCM
5 FARMASI Kesesuain resep dengan formularium 100%
6 LABORATORIUM Pelaporan hasil Laboratorium kritis 100%
7 PONED Penolong persalinan oleh tenaga bidan 100 %
yang sudah pelatihan APN
8 UGD Pemberian Pelayanan UGD 100 %
bersertifikat BTCLS
9 RAWAT INAP Ketepatan waktu visite dokter ≥80%

UKM

NO JENIS LAYANAN INDIKATOR TARGET


1 Imunisasi Cakupan jumlah bayi yang 100
mendapatkan Imunisasi dasar %
lengkap
2 Penyakit Tidak Skrining deteksi dini PTM pada 80%
Menular Usian 15 tahun ke atas

4. Indikator Sasaran Keselamatan Pasien


No Indikator Target
1. Mengidentifikasi pasien dengan benar 100%

2. Meningkatkan komunikasi yang efektif 100%

3. Meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus 100%


diwaspadai

4. Memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang 100%


benar, pembedahan pada pasien yang benar
5. Mengurangi risiko infeksi akibat perawatan kesehatan 100%

6. Mengurangi risiko cedera pasien akibat terjatuh 100%


5. Indikator PPI

No Indikator Target
1. Kepatuhan Kebersihan Tangan (KKT) 85%
2 Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) 100%

Ditetapkan di : Garut
Pada Tanggal : 04 April 2023
KEPALA UPT PUSKESMAS GADOG,

Dedeh,S.Kep,Ners
Pembina
NIP.19650520 198609 2002

LAMPIRAN II : KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS


GADOG
NOMOR : 039/SK/PKM.GDG/IV/2023
TENTANG : INDIKATOR MUTU DAN KINERJA
DI UPT PUSKESMAS GADOG

PROFIL INDIKATOR

A. Profil Indikator Nasional Mutu


1. Kepatuhan Kebersihan Tangan
Judul Indikator Kepatuhan Kebersihan Tangan
Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Keselamatan
Pasien.
2. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan
3. Puskesmas harus memperhatikan kepatuhan seluruh
pemberi pelayanan dalam melakukan kebersihan
tangan sesuai dengan ketentuan WHO.
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Mengukur kepatuhan pemberi layanan kesehatan sebagai
dasar untuk memperbaiki dan meningkatkan kepatuhan
agar dapat menjamin keselamatan petugas dan
pasien/pengguna layanan dengan cara mengurangi risiko
infeksi yang terkait pelayanan kesehatan.
Definisi 1. Kebersihan tangan dilakukan dengan mencuci tangan
Operasional menggunakan sabun dan air mengalir bila tangan
tampak kotor atau terkena cairan tubuh, atau
menggunakan alkohol (alcohol-based handrubs)
dengan kandungan alkohol 60-80% bila tangan tidak
tampak kotor.
2. Kebersihan tangan yang dilakukan dengan benar
adalah kebersihan tangan sesuai indikasi dan langkah
kebersihan tangan sesuai rekomendasi WHO.
3. Indikasi adalah alasan mengapa kebersihan tangan
dilakukan pada saat tertentu sebagai upaya untuk
menghentikan penularan mikroba selama perawatan.
4. Lima indikasi (five moment) kebersihan tangan terdiri
dari:
a. Sebelum kontak dengan pasien yaitu sebelum
menyentuh tubuh/permukaan tubuh pasien.
b. Sesudah kontak dengan pasien yaitu setelah
menyentuh tubuh/permukaan tubuh pasien.
c. Sebelum melakukan prosedur aseptik -31- yaitu
kebersihan tangan yang dilakukan sebelum
melakukan tindakan steril atau aseptik, seperti:
pemasangan intra vena kateter (infus), perawatan
luka, pemasangan kateter urin, suctioning,
pemberian suntikan dan lain-lain.
d. Setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien
seperti muntah, darah, nanah, urin, feses, produksi
drain, setelah melepas sarung tangan steril dan
setelah melepas APD.
e. Setelah bersentuhan dengan lingkungan pasien
yaitu melakukan kebersihan tangan setelah tangan
petugas menyentuh permukaan, sarana prasarana,
dan alat kesehatan yang ada di lingkungan pasien,
seperti: menyentuh tempat tidur pasien, linen yang
terpasang di tempat tidur, alat-alat di sekitar pasien
atau peralatan lain yang digunakan pasien.
5. Peluang adalah periode di antara indikasi di mana
tangan terpapar kuman setelah menyentuh permukaan
(lingkungan atau pasien) atau tangan menyentuh zat
yang terdapat pada permukaan.
6. Tindakan kebersihan tangan yang dilakukan adalah
kebersihan tangan yang dilakukan sesuai peluang
yang diindikasikan.
7. Pemberi pelayanan terdiri dari tenaga medis dan
tenaga kesehatan.
8. Penilaian kepatuhan kebersihan tangan adalah
penilaian kepatuhan pemberi pelayanan yang
melakukan kebersihan tangan dengan benar.
9. Observer adalah orang yang melakukan observasi
atau penilaian kepatuhan dengan metode dan tool
yang telah ditentukan.
10. Periode observasi adalah kurun waktu yang digunakan
untuk mendapatkan minimal 200 peluang kebersihan
tangan di setiap unit atau Puskesmas sesuai dengan
waktu yang ditentukan untuk melakukan observasi
dalam satu bulan.
11. Sesi adalah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
observasi maksimal 20 menit (rerata 10 menit).
12. Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi adalah
jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi dalam
satu periode observasi.
13. Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi pada
waktu observasi tidak boleh lebih dari 3 orang agar
dapat mencatat semua indikasi kegiatan yang
dilakukan.
Jenis Indikator Proses
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah tindakan kebersihan tangan yang dilakukan
(pembilang)
Denominator Jumlah total peluang kebersihan tangan yang seharusnya
(penyebut) dilakukan dalam periode observasi
Target ≥ 85%
Pencapaian
Kriteria Kriteria Inklusi :
Seluruh peluang yang dimiliki oleh pemberi pelayanan
terindikasi harus melakukan kebersihan tangan
Kriteria Eksklusi:
Tidak ada
Formula Jumlah tindakan kebersihan tangan yang
dilakukan
Jumlah total peluang kebersihan tangan X 100%
yang seharusnya dilakukan dalam
periode
observasi
Metode Observasi
Pengumpulan
Data
Sumber Data Hasil Observasi
Instrumen Formulir Kepatuhan Kebersihan Tangan
Pengambilan
Data
Besar Sampel Minimal 200 Peluang
Cara Non probability Sampling – Consecutive sampling
Pengambilan
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis Bulanan, Triwulanan, Tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung Penanggung jawab mutu
Jawab

2. Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)


Judul Indikator Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Keselamatan
Pasien.
2. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan.
3. Keputusan Menteri Kesehatan mengenai
penanggulangan penyakit yang dapat menimbulkan
wabah atau kedaruratan kesehatan masyarakat.
4. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Keselamatan
dan Kesehatan Kerja di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan.
5. Pedoman Teknis Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi di Fasilitas Pelayanan Tingkat Pertama.
6. Petunjuk Teknis Alat Pelindung Diri (APD).
7. Puskesmas harus memperhatikan kepatuhan pemberi
pelayanan dalam menggunakan APD sesuai dengan
prosedur
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan 1. Mengukur kepatuhan petugas Puskesmas dalam
menggunakan APD.
2. Menjamin keselamatan petugas dan pengguna
layanan dengan cara mengurangi risiko infeksi.
Definisi 1. Alat pelindung diri (APD) adalah perangkat alat yang
Operasional dirancang sebagai penghalang terhadap penetrasi
zat, partikel padat, cair, atau udara untuk melindungi
pemakainya dari cedera atau transmisi infeksi atau
penyakit.
2. Kepatuhan penggunaan APD adalah kepatuhan
petugas dalam menggunakan APD dengan tepat
sesuai dengan indikasi ketika melakukan tindakan
yang memungkinkan tubuh atau membran mukosa
terkena atau terpercik darah atau cairan tubuh atau
cairan infeksius lainnya berdasarkan jenis risiko
transmisi (kontak, droplet dan airborne).
3. Penilaian kepatuhan penggunaan APD adalah
penilaian terhadap petugas dalam menggunakan APD
sesuai indikasi dengan tepat saat memberikan
pelayanan kesehatan pada periode observasi.
4. Petugas adalah seluruh tenaga yang terindikasi
menggunakan APD, contoh dokter, dokter gigi, bidan,
perawat, petugas laboratorium.
5. Observer adalah orang yang melakukan observasi
atau penilaian kepatuhan dengan metode dan tool
yang telah ditentukan.
6. Periode observasi adalah waktu yang ditentukan
sebagai periode yang ditetapkan dalam proses
observasi penilaian kepatuhan.
Jenis Indikator Proses
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah petugas yang patuh menggunakan APD sesuai
(pembilang) indikasi dalam periode observasi
Denominator Jumlah seluruh petugas yang terindikasi menggunakan
(penyebut) APD dalam periode observasi
Target 100%
Pencapaian
Kriteria Kriteria Inklusi :
Semua petugas yang terindikasi harus menggunakan APD
Kriteria Eksklusi:
Tidak ada
Formula Jumlah petugas yang patuh menggunakan
APD sesuai indikasi dalam periode observasi
X 100%
Jumlah seluruh petugas yang terindikasi
menggunakan APD dalam periode observasi
Metode Observasi
Pengumpulan
Data
Sumber Data Hasil Observasi
Instrumen Formulir Observasi Kepatuhan Penggunaan APD
Pengambilan
Data
Besar Sampel 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30
Cara Non probability Sampling – Consecutive sampling
Pengambilan
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis Bulanan, Triwulanan, Tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung Penanggung jawab mutu
Jawab

3. Kepatuhan Identifiaksi Pasien


Judul Indikator Kepatuhan Identifikasi Pasien
Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Keselamatan
Pasien.
2. Ketepatan identifikasi menjadi sangat penting untuk
menjamin keselamatan pasien selama proses
pelayanan dan mencegah insiden keselamatan pasien.
3. Untuk menjamin ketepatan identifikasi pasien maka
diperlukan indikator yang mengukur dan memonitor
tingkat kepatuhan pemberi pelayanan dalam
melakukan proses identifikasi. Dengan adanya
indikator tersebut diharapkan pemberi pelayanan akan
menjadikan identifikasi sebagai proses rutin dalam
proses
pelayanan.
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Mengukur kepatuhan pemberi pelayanan untuk melakukan
identifikasi pasien dalam melakukan tindakan pelayanan.
Definisi 1. Pemberi pelayanan terdiri dari tenaga medis dan
Operasional tenaga kesehatan.
2. Identifikasi pasien secara benar adalah proses
identifikasi yang dilakukan pemberi pelayanan dengan
menggunakan minimal dua penanda identitas seperti:
nama lengkap, tanggal lahir, nomor rekam medik, NIK
sesuai dengan yang ditetapkan di Puskesmas.
3. Identifikasi dilakukan dengan cara visual (melihat) dan
atau verbal (lisan).
4. Pemberi pelayanan melakukan identifikasi pasien
secara benar pada setiap keadaan terkait tindakan
intervensi pasien seperti :
a. Pemberian pengobatan: pemberian obat,
pemberian cairan intravena.
b. Prosedur tindakan: pencabutan gigi, imunisasi,
pemasangan alat kontrasepsi, persalinan, dan
tindakan kegawatdaruratan.
c. Prosedur diagnostik: pengambilan sampel.
5. Identifikasi pasien dianggap benar jika pemberi
pelayanan melakukan identifikasi seluruh tindakan
intervensi yang dilakukan dengan benar.
Jenis Indikator Proses
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah pemberi pelayanan yang melakukan identifikasi
(pembilang) pasien secara benar dalam periode observasi.
Denominator Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi dalam
(penyebut) periode observasi.
Target 100%
Pencapaian
Kriteria Kriteria Inklusi :
Semua pemberi pelayanan yang memberikan pelayanan
kesehatan.
Kriteria Eksklusi:
Tidak ada
Formula Jumlah pemberi pelayanan yang melakukan
identifikasi pasien secara benar dalam
periode observasi X 100%
Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi
dalam periode observasi
Metode Observasi
Pengumpulan
Data
Sumber Data Hasil Observasi
Instrumen Formulir Observasi Kepatuhan Identifikasi Pasien
Pengambilan
Data
Besar Sampel 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30
Cara Non probability Sampling – Consecutive sampling
Pengambilan
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis Bulanan, Triwulanan, Tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung Penanggung jawab mutu
Jawab

d. Keberhasilan Pengobatan Pasien Tuberkulosis (TB) Semua Kasus Sensitif Obat


Judul Indikator Keberhasilan Pengobatan Pasien TB Semua Kasus
Sensitif Obat (SO)
Dasar Pemikiran 1. Peraturan Presiden mengenai RPJMN.
2. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai
Penanggulangan Tuberkulosis.
3. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Puskesmas.
4. Angka keberhasilan pengobatan pasien TB semua
kasus minimal 90% dengan memperhatikan upaya
penurunan angka putus berobat, gagal, meninggal dan
pasien tidak dilakukan evaluasi.
Dimensi Mutu Efisien, Efektif, Tepat Waktu
Tujuan Untuk mengetahui jumlah keberhasilan pengobatan pasien
TB semua kasus sensitif obat dan mengurangi angka
penularan penyakit TB.
Definisi 1. Tuberkulosis yang selanjutnya disingkat TB adalah
Operasional penyakit menular yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis, yang dapat menyerang
paru dan organ lainnya.
2. TB Sensitif Obat (SO) adalah penderita TB yang
berdasarkan hasil pemeriksaan bakteriologis atau Tes
Cepat Molekuler (TCM) menunjukkan hasil masih
sensitif terhadap Obat Anti Tuberculosis (OAT) lini 1
(pertama).
3. OAT lini 1 adalah obat anti tuberculosis yang terdiri
dari Isoniazid (H), Rifampisin (R), Pirazinamid (Z),
Etambutol (E) dan Streptomisin (S).
4. Keberhasilan pengobatan pasien TB adalah angka
yang menunjukkan persentase semua pasien TB yang
sembuh dan pengobatan lengkap di antara semua
pasien TB yang diobati dan dilaporkan sesuai dengan
periodisasi waktu pengobatan TB. Angka ini
merupakan penjumlahan dari angka kesembuhan
semua kasus dan angka pengobatan lengkap semua
kasus yang menggambarkan kualitas pengobatan TB.
5. Sembuh adalah pasien TB paru dengan hasil
pemeriksaan bakteriologis positif pada awal
pengobatan yang hasil pemeriksaan bakteriologis pada
akhir pengobatan menjadi negatif dan pada salah satu
pemeriksaan sebelumnya.
6. Pengobatan lengkap adalah pasien TB yang telah
menyelesaikan pengobatan secara lengkap di mana
pada salah satu pemeriksaan sebelum akhir
pengobatan hasilnya negatif dan di akhir pengobatan
tidak ada bukti hasil pemeriksaan bakteriologis (tidak
dilakukan pemeriksaan bakteriologis di akhir
pengobatan).
7. Upaya peningkatan mutu keberhasilan pengobatan
pasien TB dilihat menurut alur pengobatan mulai dari
pasien dinyatakan positif sebagai pasien TB
berdasarkan hasil pemeriksaan bakteriologis atau TCM
sampai dengan pasien dinyatakan sembuh dan
pengobatan lengkap.
8. Upaya peningkatan mutu tersebut meliputi:
a. Pemeriksaan dahak yang tepat dan benar dengan
hasil terdokumentasi.
b. Pelaksanaan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE)
TB kepada pasien TB dan keluarga, pembuatan
kesepakatan pasien dalam menjalankan
pengobatan TB termasuk penunjukan Pengawas
Minum Obat (PMO).
c. Pemberian regimen dan dosis obat yang tepat.
d. Pemantauan kemajuan pengobatan termasuk
penanganan efek samping obat.
e. Pencatatan rekam medis (medical record) secara
lengkap dan benar di setiap tahapan pengobatan.
Jenis Indikator Hasil
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah semua pasien TB SO yang sembuh dan
(pembilang) pengobatan lengkap pada tahun berjalan di wilayah kerja
Puskesmas.
Denominator Jumlah semua kasus TB SO yang diobati pada tahun
(penyebut) berjalan di wilayah kerja Puskesmas.
Target 90%
Pencapaian
Kriteria Kriteria Inklusi :
Semua pasien TB SO yang dinyatakan sembuh dan
menjalani pengobatan secara lengkap di wilayah kerja
Puskesmas pada tahun berjalan.
Kriteria Eksklusi:
1. Pasien TB pindahan yang tidak dilengkapi dengan
TB.09 dan hasil pengobatan pasien TB pindahan
dengan TB.10
2. Pasien TB dengan hasil positif pada bulan ke -38- 5
atau bulan ke 6
3. Pasien TB meninggal sebelum berakhir masa
pengobatan
Formula Jumlah semua pasien TB SO yang sembuh
dan pengobatan lengkap pada tahun berjalan
di wilayah kerja Puskesmas
X 90%
Jumlah semua kasus TB SO yang diobati
pada tahun berjalan di wilayah kerja
Puskesmas
Metode Retrospektif
Pengumpulan
Data
Sumber Data Formulir TB/Sistem Informasi TB (SITB)
Instrumen Data sekunder
Pengambilan
Data
Besar Sampel Total sampel
Cara Total sampel
Pengambilan
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis Bulanan, Triwulanan, Tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung Penanggung jawab mutu
Jawab

e. Ibu Hamil yang Mendapatkan Pelayanan Ante Natal Care (ANC) Sesuai Standar
Judul Indikator Ibu Hamil yang Mendapatkan Pelayanan ANC sesuai
standart
Dasar Pemikiran 1. Peraturan Presiden mengenai RPJMN.
2. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Pelayanan
Kesehatan Ibu.
3. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.
4. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Puskesmas.
5. Hasil SUPAS 2015 menyebutkan Angka Kematian Ibu
(AKI) 305/100.000 kelahiran hidup (KH) sedangkan target
pada RPJMN 2020-2024 adalah 183/100.000 KH dan
pada akhir SDGs 2030 adalah 131/100.000 KH.
6. Jika ibu hamil mendapatkan pelayanan ANC sesuai
standar, maka risiko pada kehamilan dapat sejak awal
diketahui dan dilakukan tata laksana, sehingga faktor
risiko dapat dikurangi agar tidak terjadi komplikasi.
7. ANC sangat penting dilakukan untuk kelangsungan
hidup baik bagi ibu maupun bayi serta bayi dapat lahir
sehat, berkualitas dan tercegah dari risiko stunting.
Dimensi Mutu Efektif, Keselamatan, Berorientasi pada Pasien/Pengguna
Layanan
Tujuan 1. Mendorong penurunan angka kematian ibu
di Indonesia
2. Mendapatkan gambaran pelayanan ANC yang
sesuai standar
Definisi 1. Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan ANC sesuai
Operasional standar adalah ibu hamil yang telah bersalin serta yang
mendapatkan pelayanan ANC lengkap sesuai dengan
standar kuantitas dan standar kualitas selama periode
kehamilan di wilayah kerja Puskesmas pada tahun
berjalan.
2. Standar kuantitas adalah kunjungan 4 kali selama
periode kehamilan (K4) terdiri dari: a. 1 (satu) kali
kunjungan sedini mungkin pada trimester ke-1 (satu)/ 0-12
minggu, b. 1 (satu) kali kunjungan pada trimester ke2
(dua)/ > 12-24 minggu, dan c. 2 (dua) kali kunjungan pada
trimester ke-3 (tiga)/ 24 minggu-sampai dengan kelahiran.
3. Standar kualitas yaitu pelayanan antenatal yang
memenuhi 10T meliputi: a. Timbang berat badan dan
tinggi badan b. Ukur tekanan darah c. Nilai status gizi
(ukur LILA)
d. Ukur tinggi fundus uteri (setelah kehamilan 24 minggu)
e. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin f.
Skrining status imunisasi dan berikan suntikan tetanus
toksoid (TT) bila diperlukan. g. Beri tablet tambah darah h.
Pemeriksaan laboratorium meliputi: 1) Golongan darah 2)
Kadar Hemoglobin 3) Gluko-Protein urin 4) termasuk
pemeriksaan HIV i. Tata laksana j. Temu wicara/
konseling.
4. Waktu pemeriksaan 10T mengikuti daftar pemeriksaan
ANC sesuai ketentuan yang berlaku. 5. Sasaran Indikator
adalah semua ibu bersalin yang telah mendapatkan
pelayanan ANC sesuai standar pada masa kehamilan
pada
tahun berjalan.
Jenis Indikator Hasil
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ANC
(pembilang) lengkap sesuai standar di wilayah kerja Puskesmas pada
tahun berjalan
Denominator Jumlah seluruh ibu hamil yang telah bersalin yang
(penyebut) mendapatkan pelayanan ANC di wilayah kerja puskesmas
pada tahun berjalan
Target 100%
Pencapaian
Kriteria Kriteria Inklusi:
Seluruh ibu hamil yang telah bersalin di wilayah kerja
Puskesmas pada tahun berjalan
Kriteria Eksklusi:
1. Ibu hamil dengan K1 bukan di trimester 1
2. Ibu hamil yang pindah domisili (drop out)
3. Ibu hamil yang tidak menyelesaikan masa kehamilan
(abortus)
4. Ibu hamil pindahan yang tidak memiliki catatan riwayat
kehamilan lengkap
5. Ibu hamil meninggal sebelum bersalin
6. Ibu hamil yang bersalin sebelum menyelesaikan K4
(premature)
Formula Jumlah ibu hamil yang telah mendapatakan
pelayanan ANC lengkap sesuai standart di
wilayah kerja puskesmas pada tahun
X 100%
berjalan
Jumlah seluruh ibu hamil yang telah bersalin
yang mendapatkan pelayanan ANC di
wilayah kerja puskesmas pada tahun
berjalan
Metode Observasional retrospektif
Pengumpulan
Data
Sumber Data 1. Kohort Ibu, Kartu Ibu, PWS KIA, Buku Register Ibu 2. e-
Kohort
Instrumen Data sekunder
Pengambilan
Data
Besar Sampel Total sampel
Cara Total sampel
Pengambilan
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis Bulanan, Triwulanan, Tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung Penanggung jawab program KIA
Jawab

f. Kepuasan Pasien
Judul Indikator Kepuasan pasien
Dasar Pemikiran 1. Undang-Undang mengenai pelayanan publik.
2. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi mengenai Pedoman Penyusunan
Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara
Pelayanan Publik.
Dimensi Mutu Berorientasi kepada pasien
Tujuan Mengukur tingkat kepuasan masyarakat sebagai dasar
upaya peningkatan mutu dan terselenggaranya pelayanan
di semua unit yang mampu memberikan kepuasan pasien.
Definisi 1. Kepuasan pasien adalah hasil pendapat dan
Operasional penilaian pasien terhadap kinerja pelayanan yang
diberikan oleh fasilitas pelayanan kesehatan.
2. Responden adalah pasien yang pada saat survei
sedang berada di lokasi unit pelayanan, atau yang
pernah menerima pelayanan.
3. Besaran sampel ditentukan dengan menggunakan
sampel dari Morgan dan Krejcie.
4. Survei Kepuasan Pasien adalah kegiatan
pengukuran secara komprehensif tentang tingkat
kepuasan pasien terhadap kualitas layanan yang
diberikan oleh penyelenggara -16- Total Nilai
Persepsi Seluruh Respoden Total Unsur yang
Terisi dari Seluruh Responden pelayanan kepada
pasien.
5. Unsur pelayanan adalah faktor atau aspek yang
terdapat dalam penyelenggaraan pelayanan
sebagai variabel penyusunan survei kepuasan
untuk mengetahui kinerja unit pelayanan.
6. Unsur survei kepuasan pasien dalam peraturan ini
meliputi:
a. Persyaratan.
b. Sistem, Mekanisme, dan Prosedur.
c. Waktu Penyelesaian
d. Biaya/Tarif.
e. Produk Spesifikasi Jenis Pelayanan.
f. Kompetensi Pelaksana.
g.Perilaku Pelaksana.
h.Penanganan pengaduan, Saran dan Masukan.
i. Sarana dan prasarana.
7. Indeks Kepuasan adalah hasil pengukuran dari kegiatan
Survei Kepuasan berupa angka
Jenis Indikator Outcome
Satuan Indeks
Pengukuran
Numerator Tidak ada
(pembilang)
Denominator Tidak ada
(penyebut)
Target ≥ 76.60%
Pencapaian
Kriteria Kriteria Inklusi:
Seluruh pasien
Kriteria Eksklusi:
Pasien yang tidak kompeten dalam mengisi kuesioner
dan/atau tidak ada keluarga yang mendampingi.
Formula Total Nilai Persepsi Seluruh Respoden
Total Unsur yang Terisi dari Seluruh X 25%
Responden
Metode Survei
Pengumpulan
Data
Sumber Data Hasil survey
Instrumen Kuesioner
Pengambilan
Data
Besar Sampel Sesuai tabel sampel Krejcie dan Morgan
Cara Stratified Random Sampling
Pengambilan
Sampel
Periode Semesteran
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis Semesteran, Tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung Dokter Puskesmas
Jawab

B. INDIKATOR MUTU PRIORITAS PUSKESMAS


PENYAKIT TIDAK MENULAR (SKRINING KESEHATAN PADA
USIA PRODUKTIF, HIPERTENSI, INDERA)

Judul Indikator PENYAKIT TIDAK MENULAR /PTM


Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 2 Tahun 2018 Tentang Standar Pelayanan
Minimal (SPM)
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 tahun
2019 tentang Puskesmas
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 tahun
2019
tentang standar teknis pemenuhan mutu layanan
dasar pada standar pelayanan minimal
bidang kesehatan
4. Permenkes Nomor 71 tahun 2015
tentang penanggulangan penyakit tidak menular

Dimensi Mutu 1. Keselamatan


2. Berorientasi kepada pasien
3. Terintegrasi
Tujuan Melakukan deteksi dini dan pemantauan faktor risiko
penyakit tidak menular (PTM) pada usia 15 Tahun ke atas
meliputi merokok, pola makan tidak sehat, kurang aktifitas
fisik, obesitas, stres, konsumsi minuman beralkohol,
hipertensi, hiperglikemi, serta menindak lanjuti secara dini
faktor risiko yang ditemukan melalui konseling kesehatan
dan segera merujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan.
Definisi 1. Usia Produktif adalah usia 15 tahun
Operasional 2. Penyakit tidak menular ( PTM ) adalah penyakit
yang bukan disebabkan oleh infeksi kuman, namun
lebih banyak disebabkan oleh perilaku dan gaya
hidup.
3. Skrining PTM adalah kegiatan deteksi
dini,monitoring dan tindak lanjut faktor risiko
penyakit tidak menular menular meliputi
pengukuran tekanan darah,IMT, lingkar perut dan
pemeriksaan gula darah
4. Pengukuran tekanan darah adalah pemeriksaan
dengan alat khusus bernama sphygnometer, yang
bertujuan mengukur tekanan pada pembuluh darah
arteri ketika jantung berdenyut, dilakukan guna
mendeteksi adanya tekanan darah tinggi
(hipertensi).
5. Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah ukuran yang
digunakan untuk mengetahui status gizi seseorang
yang
didapatkan dari perbandingan tinggi dan berat
badan, dengan kriteria :
a. Kurus : Kurang dari 18,4
b. Normal : 18,5 sampai dengan 25,0
c. Gemuk : Lebih dari 25,1
6. Mengukur tinggi badan adalah pengukuran tinggi
badan menggunakan alat microtoise yang
dinyatakan dalam satuan centimeter (cm)
7. Mengukur berat badan dengan melakukan
penimbangan menggunakan timbangan berat
badan yang dinyatakan dalam satuan kilogram (kg)
8. Mengukur lingkar perut dengan menggunakan pita
meteran badan dalam satuan centimeter (cm)
dengan benar sebagai berikut:
a. Singkapkan atau lepaskan pakaian anda terlebih
dahulu agar tidak menghalangi pita pengukur.
b. Lingkarkan pita pengukur pada perut sejajar
dengan pusar. Tempatkan titik 0 di pusar.
c. Pastikan pita pengukur tidak terlalu kencang dan
tidak juga terlalu longgar.
d. Jangan menahan napas saat mengukur lingkar perut
e. Lihat angka pada pita pengukur yang bertemu
dengan titik 0.

9. Pemeriksaan gula darah adalah pemeriksaan


Gula darah sewaktu untuk mengetahui kadar gula
(glukosa) dalam darah dengan menggunakan alat
glukometer.

10. Wawancara faktor risiko meliputi merokok, pola


makan tidak sehat, kurang aktifitas fisik,stres,
konsumsi minuman beralkohol.

11. Format skrining yang digunakan adalah


format skrining risiko Penyakit tidak menular

Jenis Indikator Proses


Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah penduduk usia 15 Tahun ke atas yang dilakukan
(pembilang) skriningPTM sesuai standar di wilayah kerja Puskesmas

dalamkurun waktu satu tahun


Denominator
Seluruh penduduk usia diatas 15 tahun di wilayah
(penyebut) kerja puskesmas dalam kurun waktu satu tahun
Target 80%
Pencapaian
Kriteria Kriteria inklusi :
Penduduk usia 15 tahun ke atas yang berdomisili di
wilayahkerja Puskesmas Gadog
Kriteria eksklusi :
Penduduk usia 15 tahun ke atas yang berdomisili diluar
wilayahkerja Puskesmas Gadog
Penduduk usia kurang dari 15 tahun
yang berdomisili dan diluar wilayah kerja puskesmas
Formula
Jumlah peduduk usia diatas 15 tahun yang
dilakukanskrining PTM sesuai standar di
wilayah kerja puskesmas dalam kurun waktu
X 100%
satu tahun
Seluruh penduduk usia diatas 15 tahun di
wilayah kerja puskesmas dalam kurunwaktu
satu tahun
Metode Observasi
Pengumpulan
Data
Sumber Data
Data Primer format skriing faktor resiko PTM

Instrumen Data Primer


Pengambilan
Data
Besar Sampel Semua usia diatas 15 tahun yang dilakukan skrining
Kesehatan (Total Sample )
Cara Non probability Sampling
Pengambilan
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel Grafik
Periode Analisis Bulanan,Triwulanan
dan Pelaporan
Data
Penanggung Koordinator pelayanan PTM
Jawab

C. INDIKATOR MUTU PELAYANAN

a. Indikator Mutu Pendaftaran(ikm,audit)


Judul Waktu Pendaftaran Pasien < 5 Menit
Dasar pemikiran Peningkatan kualitas pelayanan dan
kepuasan pelayanan pendaftaran pasien

Dimensi mutu Efektif, Tepat waktu, Efisien dan Adil


Tujuan Terselenggaranya pelayanan pendafatarn yang
mudah dan cepat diakses oleh pasien
Definisi operasional Waktu tunggu pendaftaran adalah ketika pasien
dating mengambil nomor antrian sampai
petugas Rekam Medis mendistribusikan RM ke
unit yang
dituju.
Jenis indikator Proses
Satuan pengukuran Persentase
Numerator/pembilang Jumlah pasien yang dilayani dengan waktu
tunggu < 5 Menit
Denumerator/penyebut Semua Pasien
Target 85%
Kriteria Inklusi: Semua pasien
Eksklusi: Pasien gawat darurat
formula Jumlah pasien yang dilayani dengan
waktu tunggu < 5 Menit X 100%

Semua Pasien
Metode pengumpulan Retrospektif dan Survei harian
data
Sumber data Data Primer
Instumen pengambilan Pasien Pendaftaran
data
Besar sampel Semua pasien pendaftaran
Cara pengambilan Non probability sampling
sampel
Periode pengambilan Setiap bulan
data
Penyajian data Grafik
Periode analisis dan 3 bulan
pelaporan data
Penanggung jawab Petugas Pendaftaran

b. Indikator Mutu Layanan Poli TB


Judul Suspect TB Paru dilakukan pemeriksaan TCM di
UPT Puskesmas Gadog

Dasar Pemikiran 1. PMK no 27 tahun 2017 tentang


Pencegahan danPengendalian Infeksi
2. Standart pelayanan minimal (SPM) Puskesmas
Dimensi Mutu Tepat
waktu
Keselam
atan
Efektif

Tujuan Menghitung jumlah pasien suspect TB paru yang


mendapat pelayanan sesuai standar di wilayah
kerja Puskesmas Gadog untuk mencegah
penyebaran penyakit TB Paru.
Definisi TB Paru adalah penyakit menular langsung yang
Operasional disebabkanoleh kuman TB (miko bacterium
tuberkulosa)
Bakteri TB ditularkan melalui droplet yang
terinfeksi diudara.
Jenis Indikator Output
Satuan Presentase
Pengukuran
Numerator Jumlah pasien suspect TB yang mendapat
(pembilang) pelayanan sesuai standart (diperiksa TCM)

Denominator Jumlah pasien suspect TB yang datang


berobat ke
(penyebut)
Puskesmas Gadog
Target Pencapaian ≥ 80%
Kriteria Kriteria Inklusi : Pasien suspect TB yang datang
berobat ke Puskesmas Gadog

Kriteria Eksklusi : -

Formula Jumlah pasien suspect TB yang mendapat


pelayanan sesuaistandart (diperiksa TCM)

100
%
Jumlah pasien suspect TB yang datang berobat
kePuskesmas Gadog
Metode Pengumpulan Retrospektif
Data

Sumber Data Data sekunder


Instrumen Ceklist pasien suspect TB Paru , data pada SITB
Pengambilan Data

Besar Sampel 20 pasien per bulan


Cara Pengambilan Non Probability Sampling
Sampel
Periode Setiap 1 bulan
PengumpulanData

Cara Penyajian Tabel


Data

Periode Analisis Triwulan, tahunan


Penanggung Penanggung Program TB
Jawab

c. Indikator Mutu Layanan Klinis Farmasi


Judul : Kesesuaian resep dengan formuarium
Dasar Pemikiran : Permenkes No 74 Tahun 2016 Tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
Dimensi mutu : -Efisien
Tujuan : Tergambarnya efisiensi pelayanan obat kepada
pasien
Definisi Operasional : Formularium obat adalah daftar obat yang
digunakan di puskesmas
Tipe Indikator : Proses
Satuan Pengukuran : Persentase (%)
Numerator : Jumlah resep yang diambil sebagai sample
yang sesuai dengan formularium dalam satu
bulan
Denominorator : Jumlah seluruh resep yang diambil sebagai
sample dalam satu bulan (n minimal 50)
Target Pencapaian : 100%
Kriteria : Eksekusi
Formula : Numerator x 100%
Denumerator
Desain Pengumpulan : Survei harian
Data
Sumber Data : Data primer
Besar Sampel : Jumlah data
Frekuensi : Tiap hari
Pengumpulan Data
Periode Waktu : Bulanan
Pelaporan Data
Periode Analisa Data : 3 Bulan
Penyajian Data : Grafik
Instrumen Pengambilan : Form
Data
Penanggug Jawab : Koord Petugas farmasi

d. Indikator Mutu Layanan Poli Umum


Judul : Kelengkapan Pengisian Rekam Medis
Dasar Pemikiran : Untuk memberikan pelayanan yang bermutu
maka diperlukan indikator yang mengukur dan
memonitor kelengkapan pengisian rekam medis
yang sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun
2022
Dimensi Mutu : Efisien, efektif, tepat waktu
Tujuan : Mengukur kelengkapan pengisian rekam medis
Definisi Operasional : Rekam Medis adalah dokumen yang berisikan
data identitas pasien, pemeriksaan,
pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang
telah diberikan kepada pasien
Tipe Indikator : Output
Satuan Pengukuran : Persentase
Numerator : Jumlah semua rekam medis yang terisi dengan
lengkap dalam 1 bulan
Denominator : Jumlah semua rekam medis dalam 1 bulan
Target Pencapaian : 100%
Kriteria : Inklusi : Semua pasien pelayanan BP Umum
Eksklusi : Tidak ada
Formula : Jumlah semua rekam medis yang
terisi dengan lengkap dalam 1 bulan
Jumlah semua rekam medis dalam 1 X
bulan 100%
Desain Pengumpulan : Observasi
Data
Sumber Data : Data sekunder
Instrumen Pengambilan Rekam medis, Aplikasi E-Pus
Data
Besar Sampel : Semua pasien di pelayanan Ruang
Pemeriksaan Umum BP Umum
Frekuensi Pengumpulan : Harian
Data
Periode Waktu : Bulanan
Pelaporan Data
Periode Analisa Data : 3 bulan
Penyajian Data : Tabel
Penanggung Jawab : Penanggung Jawab Koordinator ruang
Pemeriksaan Umum BP Umum

e. .Indikator Mutu Layanan klinis Ruang Gigi

Judul : Kelengkapan Pengisian Inform Consent


Dasar Pemikiran : Untuk memberikan pelayanan yang bermutu
maka diperlukan indikator yang mengukur dan
memonitor kelengkapan pengisian inform
consent yang sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun
2022
Dimensi Mutu : Efisien, efektif, tepat waktu
Tujuan : Mengukur kelengkapan pengisian Inform
consent
Definisi Operasional : Inform Consent adalah dokumen yang berisikan
persetujuan atau penolakan untuk tindakan
medis yang telah diberikan kepada pasien
Tipe Indikator : Output
Satuan Pengukuran : Persentase
Numerator : Jumlah semua inform consent yang terisi dengan
lengkap dalam 1 bulan
Denominator : Jumlah semua inform consent dalam 1 bulan
Target Pencapaian : 100%
Kriteria : Inklusi : Semua pasien pelayanan kesehatan
gigi dan mulut
Eksklusi : Tidak ada
Formula : Jumlah semua inform consent yang
terisi dengan lengkap dalam 1 bulan
Jumlah semua inform consent dalam X
1 bulan 100%

Desain Pengumpulan : Observasi


Data
Sumber Data : Data sekunder
Instrumen Inform consent
Pengambilan Data
Besar Sampel : Semua pasien di pelayanan kesehatan gigi dan
mulut
Frekuensi : Harian
Pengumpulan Data
Periode Waktu : Bulanan
Pelaporan Data
Periode Analisa Data : 3 bulan
Penyajian Data : Tabel
Penanggung Jawab : Penanggung Jawab Unit Gigi dan Mulut

f. Indikator Mutu Pelayanan Laboratorium

Judul Pelaporan hasil laboratorium kritis

Dasar pemikiran Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan


laboratorium,komunikasi efekstif dalam
pelaporan hasil laboratorium kritis sangat
diperlukan untuk mencegah keterlamabatan
dokter dalam
penanganan terhadap pasien
Dimensi mutu Efektif
Keselamatan pasien
Tepat waktu
integrasi
Tujuan Terwujudnya penyampaian hasil laboratorium kritis
tepat waktu,dari petugas laboratorium kepada dokter
atau petugas pemeriksa
Definisi operasional Hasil laboratorium kritis adalah pemeriksaan
laboratorium yang memerlukan penanganan dengan
segera.
Pelaporan hasil kritis adalah proses penyampaian
nilai hasil pemeriksaan yang memerlukan
penanganan segera dan harus dilaporkan segera
keada dokter atau pemeriksa.
Standar : harus dilaporkan kepada dokter atau
petugas pemeriksa segera setelah diperoleh hasil
laboratorium kritis .
Tipe indicator Proses
Satuan pengukuran Persentase
Numerator/pembilang Jumlah pelaporan hasil pemeriksaan laboratorium
kritis yang dilaporkan segera
Denumerator/penyebut Julah keseluruhan hasil pemeriksaan laboratorium
kritis
Target 100 %

Kriteria Inklusi : semua hasil pemeriksaan laboratorium


kritis yang dilaporkan segera
Ekslusi : semua hasil pemeriksaan laboratorium
Formula Numerator
X 100
Denumerator
Design pengumpulan Retrospektif
data
Sumber data Data sekunder
Besar Sampel Pasien yang dilayani di laboratorium
Periode Waktu Bulanan
pelaporan data
Periode Analisa data Triwulanan
Penyajian data Grafik
Instrument Ceklis pemantauan pelaporan hasil
pengambilan data laboratorium kritis
RM
Register lab
Pengambilan data Bulanan
Penanggung jawab Koordinator Laboratorium

g. Indikator Mutu Pelayanan Rawat Inap


Judul Indikator Kepatuhan Waktu Visite Dokter
Dasar pemikiran 1. Undang-Undang mengenai Praktik Kedokteran
2. Undang-Undang mengenai pelayanan publik
3. Pelayanan kesehatan harus berorientasi
kepada kebutuhan pasien, bukan kepada
keinginan Puskesmas.
Dimensi Mutu Berorientasi kepada pasien
Tujuan 1. Tergambarnya kepatuhan dokter melakukan
visitasi kepada pasien rawat inap sesuai waktu
yang ditetapkan.
2. Waktu yang ditetapkan untuk visite adalah pukul
08.00 – 10.00.
Definisi Operasional Waktu visite dokter adalah waktu kunjungan
dokter untuk melihat perkembangan pasien yang
menjadi tanggung jawabnya.
Jenis Indikator Proses
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah pasien yang di-visite dokter pada pukul
(pembilang) 08.00 – 10.00
Denominator Jumlah pasien yang di rawat inap
(penyebut)
Target ≥ 80%
Pencapaian
Kriteria: Kriteria Inklusi:
Visite dokter pada pasien rawat inap
Kriteria Eksklusi:
a. Pasien yang baru masuk rawat inap hari itu
b. Pasien konsul via phone/WA & Medsos lainnya
Formula
Jumlah pasien yang di-visite dokter
padapukul 08.00-10.00
x 100 %

Jumlah pasien yang dirawat


Metode Retrospektif
Pengumpulan
Data
Sumber Data Data sekunder berupa laporan visite rawat inap
dalam rekam medik
Instrumen Formulir Kepatuhan Waktu Visite Dokter
PengambilanData

Besar Sampel Semua pasien rawat inap

Cara Probability Sampling – Stratified Random Sampling


PengambilanSampel (berdasarkan unit pelayanan)

Periode Bulanan
Pengumpulan
Data

Penyajian Data  Tabel


 Run chart
Periode Analisis dan Bulanan, Triwulanan, Tahunan
PelaporanData

PenanggungJawab Kepala Instalasi Rawat inap

h. Indikator Mutu pelayanan Poned


Penolong persalinan oleh tenaga bidan yang sudah
Judul Indikator
pelatihan APN
Dasar Pemikiran Standar pelayanan minimal puskesmas
Dimensi Mutu Kompetensi tehnis
Tersedianya pelayanan persalinan oleh
Tujuan tenaga Bidan yang sudah mengikuti
APN
Penolong persalinan adalah tenaga
bidan yang sudah mengikuti pelatihan
Definisi APN
Operasional APN Adalah persalinan yang bersih
dan aman serta mencegah terjadinya
komplikasi
Input : hanya sebagian tenaga bidan di UPT Puskesmas
Gadog yang sudah mengikuti pelatihan APN
Proses : disaat menolong persalinan tenaga bidan yang
belum pelatihan APN tidak menghubungi tenaga bidan yang
Jenis Indikator sudah pelatihan APN
Output : masih ada persalinan yang ditolong oleh tenaga
bidan yang belum pelatihan APN
Outcome : masih ada kasus kesakitan dan kematian
maternal dan neonatal
Satuan
Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah tenaga yang sudah pelatihan APN
Denumerator Jumlah tenaga yang menolong persalinan
Target
100%
Pencapaian
Inklusi : persalinan yang ditolong oleh tenaga bidan
Kriteria
Eksklusi : -
jumlah persalinan yang
ditolong tenaga bidan yang
pernah
Penolong pelatihan APN dalam kurun
persalinan waktu tertentu
Formula X 100%
=
Jumlah semua persalinan yang
ditolong oleh bidan dalam
kurun waktu tertentu

Metode
PENGUMPULAN Retropective
DATA
Sumber Data Kepegawaian
Intrument Data kepegawaian
Semua persalinan yang ditolong oleh tenaga bidan di UPT
Besar Sample
Puskesmas Gadog
Cara Metode yang di gunakan yaitu total sampling yaitu
Pengukuran persalinan yang ditolong oleh tenaga bidan di UPT
Sample Puskesmas Gadog
Periode
Pengumpulan 1 Bulan
Data
Penyajian Data Tabel
Periode Analisa
1 Bulan
Data
Penanggung
Koordinator poned
Jawab
g. UGD
Judul Indikator Pemberian pelayanan kegawatdaruratan yang bersertifikat
BTCLS
Dasar Kepmenkes No 129 Thn 2008

Pemikiran

Dimensi Mutu Kompetensi teknis

Tujuan Tersedianya pelayanan gawat darurat oleh tenaga kompeten


dalam bidang kegawatdaruratan
Definisi Tenaga Kompeten pada gawat darurat adalah tenaga yang

Noperasional sudah memiliki sertifikat BTCLS

Jenis Indikator INPUT


Satuan Persentase

Pengukuran
Numerator Jumlah tenaga yang bersertifikat BTCLS

Denumerator Jumlah tenaga yang memberikan pelayanan kegawat


daruratan
Target 100%

Pencapaian
Kriteria Inklusi : Perawat UGD
Eklusi : -
Formula N/D X 100%
Metode Retropective
Pengumpulan
Data
Sumber Data Kepegawaian
Instrument Data Kepegawaian
Besar Sampel Seluruh petugas UGD
Cara Motode yang digunakan yaitu total sampling yaitu pasien
Pengumpulan UGD yang dilayani oleh perawat bersertifikat BTCLS di UPT
Sampel Puskesmas Gadog
Periode 1 Bulan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Peroide Analisa 1 Bulan
Data
Penanggung Koordinator UGD
Jawab

I. Imunisasi
Judul Indikator Cakupan jumlah bayi yang mencapatkan imunisasi dasar
lengkap
Dasar Pemikiran PMK NO 12 Tahun 2017 tentang penyelenggaraan
imunisasi
Dimensi Mutu Keselamatan dan efektivitas
Tujuan Memberikan gambaran presentasenbayi yang
mendapatkan imunisasi dasar lengkap di wilayah kerja
puskesmas
Definisi Jumlah bayi 0 – 11 bulan yang mendapatkan imunisasi
Operasional dasar lengkap (hb0, bcg, bopv 2, bopv 3, bpov 4, dpt -hb-
hib- 1, dpt -hb-hib 2, dpt-hb HiB 3, MR) sebelum usia 1
tahun
Jenis Indikator Hasil
Satuan Presentase
Pengukuran
Numerator Jumlah bayi yang mendapatkan imunisasi dasar lengkap di
(Pembilang) wilayah kerja puskesmas
Denominator Jumlah bayi usia 9 – 11 bulan di wilayah kerja puskesmas
(Penyebut)
Target 100%
Pencapaian
Kriteria Kriteria inklusi:
Bayi yang telah berusia 9 – 11 bulan pada tahun tertentu
yang berdomisili/ sebagai target layanan damal wilayah kerja
puskesmas yang telah mendapatkan Imunisasi dasar
lengkap

Kriteria eksklusi:
- Bayi yang tidak termasuk dalam target layanan/
berdomisili di luar wilayah
- Bayi yang berusia belum 9 bulan dalam tahun
perhitungan
- Bayi usia 9 – 11 bulan yang telah d laporkan IDL
pada tahun sebelumnya
Formula Jumlah bayi yang mendapatkan imunisasi dasar lengkap di wilayah
kerja puskesmas
Dalam kurun waktu satu bulan
X100
Jumlah sasaran bayi usia 9 – 11 bulan yang ada
di wilayah kerja Puskesmas dalam
kurun waktu satu bulan

Metode Laporan hasil pelayanan dalam gedung , luar gedung juga


Pengumpulan jejaring dan jaringan
Data
Sumber Data Laporan hasil pelayanan,kohort ibu, dan bayi
Instrumen From laporan hasil pelayanan imunisasi
Pengambilan
Data
Besar Sample Total sample
Cara Non probability sampling
Pengambilan
Sample
Periode Bulanan
Pengumpulan
Sample
Penyajian Data Grafik
Periode Analisis Bulanan, tribulanan, tahunan
Dan Pelaporan
Data
Penanggung Penganggung jawab program Imunisasi
Jawab

Skrining Penyakit Tidak Menular PTM


Judul Indikator Skrining Penyakit Tidak Menular pada Usia 15 tahun ke atas

Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 2 Tahun 2018 Tentang Standar Pelayanan
Minimal (SPM)
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 tahun 2019
tentang Puskesmas
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 tahun 2019
tentang standar teknis pemenuhan mutu layanan
dasar pada standar pelayanan minimal
bidang
kesehatan
4. Permenkes Nomor 71 tahun 2015 tentang
penanggulangan penyakit tidak menular
Dimensi Mutu 1. Keselamatan
2. Berorientasi kepada pasien
3. Terintegrasi

Tujuan Melakukan deteksi dini dan pemantauan faktor risiko


penyakit tidak menular (PTM) pada usia 15 Tahun ke
atas meliputi merokok, pola makan tidak sehat, kurang
aktifitas fisik, obesitas, stres, konsumsi minuman
beralkohol, hipertensi, hiperglikemi, serta menindak
lanjuti secara dini faktor risiko yang ditemukan melalui
konseling kesehatan
dan segera merujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan.
Definisi 1. Usia Produktif adalah usia 15 tahun
Operasional
6. Penyakit tidak menular ( PTM ) adalah penyakit yang
bukan disebabkan oleh infeksi kuman, namun lebih
banyak disebabkan oleh perilaku dan gaya hidup.
7. Skrining PTM adalah kegiatan deteksi dini,monitoring
dan tindak lanjut faktor risiko penyakit tidak menular
menular meliputi pengukuran tekanan darah,IMT,
lingkar perut dan pemeriksaan gula darah
8. Pengukuran tekanan darah adalah pemeriksaan
dengan alat khusus bernama sphygnometer, yang
bertujuan mengukur tekanan pada pembuluh darah
arteri ketika jantung berdenyut, dilakukan guna
mendeteksi adanya tekanan darah tinggi (hipertensi).
9. Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah ukuran yang
digunakan untuk mengetahui status gizi seseorang yang
didapatkan dari perbandingan tinggi dan berat badan,
dengan kriteria :
a. Kurus : Kurang dari 18,4
b. Normal : 18,5 sampai dengan 25,0
c. Gemuk : Lebih dari 25,1
9. Mengukur tinggi badan adalah pengukuran tinggi
badan menggunakan alat microtoise yang dinyatakan
dalam satuan centimeter (cm)
10. Mengukur berat badan dengan melakukan
penimbangan menggunakan timbangan berat badan
yang dinyatakan dalam satuan kilogram (kg)
11. Mengukur lingkar perut dengan menggunakan
pita meteran badan dalam satuan centimeter (cm)
dengan benar sebagai berikut:
a. Singkapkan atau lepaskan pakaian anda terlebih
dahulu agar tidak menghalangi pita pengukur.
b. Lingkarkan pita pengukur pada perut sejajar dengan
pusar. Tempatkan titik 0 di pusar.
c. Pastikan pita pengukur tidak terlalu kencang dan tidak
juga terlalu longgar.
d. Jangan menahan napas saat mengukur lingkar perut
e. Lihat angka pada pita pengukur yang bertemu dengan
titik 0.
9. Pemeriksaan gula darah adalah pemeriksaan Gula
darah sewaktu untuk mengetahui kadar gula (glukosa)
dalam darah dengan menggunakan alat glukometer.
10. Wawancara faktor risiko meliputi merokok, pola
makan tidak sehat, kurang aktifitas fisik,stres, konsumsi
minuman beralkohol.
11. Format skrining yang digunakan adalah format
skrining risiko Penyakit tidak menular
Jenis Indikator Proses
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah penduduk usia 15 Tahun ke atas yang dilakukan
(pembilang)
skriningPTM sesuai standar di wilayah kerja Puskesmas
dalamkurun waktu satu tahun
Denominator Seluruh penduduk usia diatas 15 tahun di wilayah
(penyebut) kerja puskesmas dalam kurun waktu satu tahun
Target 80%
Pencapaian
Kriteria Kriteria inklusi :
Penduduk usia 15 tahun ke atas yang berdomisili di
wilayahkerja Puskesmas Gadog
Kriteria eksklusi :
Penduduk usia 15 tahun ke atas yang berdomisili diluar
wilayahkerja Puskesmas Gadog
Penduduk usia kurang dari 15 tahun
yang berdomisili dan diluar wilayah kerja puskesmas
Formula
Jumlah peduduk usia diatas 15 tahun yang
dilakukanskrining PTM sesuai standar di
wilayah kerja puskesmas dalam kurun
waktu satu tahun
X 100%
Seluruh penduduk usia diatas 15 tahun di
wilayah kerja puskesmas dalam kurunwaktu
satu tahun
Metode Observasi
PengumpulanData

Sumber Data Data Primer format skriing faktor resiko PTM


Instrumen Data Primer
Pengambilan
Data

Besar Sampel Semua usia diatas 15 tahun yang dilakukan skrining


Kesehatan (Total Sample )
Cara Non probability Sampling
Pengambilan
Sampel
Periode Bulanan
PengumpulanData
Penyajian Data Tabel
Grafik
Periode Analisis Bulanan,Triwulanan
dan Pelaporan
Data
Penanggung Koordinator pelayanan PTM
Jawab

E. INDIKATOR SASARAN KESELAMATAN PASIEN


1. Menidentifikasi pasien dengan benar
Judul : Kepatuhan identifikasi pasien
Dasar : Untuk mencegah kesalahan identifikasi pasien maka
Pemikiran diperlukan indikator untuk menjamin ketepatan indentifikasi
pasien dengan menggunakan 3 kriteria yaitu nama,
umur/tanggal lahir, dan alamat dengan mengacu pada
Peraturan Mentri kesehatan Republik Indonesia nomor 11
tahun 2017 tentang Keselamatan pasien.
Dimensi Mutu : Keselamatan
Tujuan : Mengukur kepatuhan pemberi pelayanan untuk melakukan
identifikasi pasien dalam melakukan tindakan pelayanan
Definisi : 1. Pemberi pelayanan terdiri dari tenaga medis dan
Operasional tenaga kesehatan
2. Identifikasi pasien secara benar adalah proses
identifikasi yang dilakukan pemberi pelayanan dengan
menggunakan minimal dua penanda identitas seperti
nama,umur/tanggal lahir, alamat sesuai dengan yang
ditetapkan di puskesmas
3. Identifikasi dilakukan dengan cara visual (melihat) dan
atau verbal(lisan)
4. Pemberi pelayanan melakukan identifikasi pasien
secara benar pada setiap keadaan terkait tindakan
intervensi pasien.
5. Identifikasi pasien dianggap benar jika pemberi
pelayanan melakukan Pelayanan melakukan
identifikasi kembali pasien sebelum menberikan
pelayanan
Tipe Indikator : Proses
Satuan : Persentase
Pengukuran
Numerator : Jumlah pemberi pelayanan yang melakukan identifikasi
pasien secara benar dalam periode observasi
Denominator : Jumlah pemberi pelayanan yang di observasi dalam periode
observasi
Target : 100%
Pencapaian
Kriteria : Inklusi : semua pemberi pelayanan yang
memberikan pelayanan kesehatan
Eksklusi : tidak ada
Formula : Jumlah pemberi pelayanan yang
melakukan identifikasi pasien secara
benar dalam periode observasi
Jumlah pemberi pelayanan yang X 100%
diobservasi dalam periode observasi
Desain : Observasi
Pengumpulan
Data
Sumber Data : Data Primer
Besar Sampel : Semua pemberi pelayanan klinis
Frekuensi : Harian
Pengumpulan
Data
Periode Waktu : Bulanan
Pelaporan
Data
Periode : 3 bulan
Analisa Data
Penyajian : Tabel
Data
Instrumen : Formulir observasi kepatuhan identifikasi pasien
Pengambilan
Data
Penanggung : Penanggung Jawab mutu
Jawab

2. Meningkatkan komunikasi yang efektif


Judul : Meningkatkan komunikasi yang efektif
Dasar : Untuk mencegah terjadinya kesalahan penyampaian
Pemikiran informasi tentang hasil kritis pemeriksaan laboratorium maka
diperlukan indikator untuk meningkatkan komunikasi yang
efektif dengan menggunakan metode SBAR (Situation,
Background, Assesment, Recommendation) dan readback
dengan mengacu pada Peraturan Menteri kesehatan
Republik Indonesia nomor 11 tahun 2017 tentang
Keselamatan pasien.
Dimensi Mutu : Keselamatan, tepat waktu
Tujuan : Tergambarnya upaya puskesmas dalam menjaga
keselamatan pasien dengan prosedur pelaporan hasil kritis
pemeriksaan laboratorium dengan teknik SBR
Definisi : Hasil kritis pemeriksaan laboratorium adalah hasil harus
Operasional segera disampaikan oleh analis penanggung jawab karena
hasil tersebt menggambarkan nilai yang harus segera
ditangani. Yang dimaksud dengan hasil kritis (critical value)
adalah :
- Glukosa darah
- Hb
- A
- A
Prosedur readback adalah kegiatan untuk memastikan
setiap instruksi verbal dilakukan dengan benar dan sesaui
dengan instruksi, dengan cara membacakan kembali
instruksi dan mengkonfirmasi apa yang sudah dituliskan
dengan dibaca ulang dan atau dengan ejaan huruf alphabet
instruksi obat sound alike.
Tipe Indikator : Proses
Satuan : Persentase
Pengukuran
Numerator : Jumlah verifikasi pelaporan hasil kritis pemeriksaan
laboratorium dengan teknik readback dari petugas pemberi
layanan klinis
Denominator : Jumlah seluruh hasil kritis pemeriksaan laboratorium dalam
1 bulan yang dilaporkan ke ruangan/petugas
Target : 100%
Pencapaian
Kriteria : Inklusi : semua hasil kritis pemeriksaan
laboratorium Eksklusi : tidak ada
Formula : Jumlah verifikasi pelaporan hasil kritis
pemeriksaan laboratorium dengan teknik
readback dari petugas pemberi layanan
klinis
Jumlah seluruh hasil kritis pemeriksaan X 100%
laboratorium dalam 1 bulan yang
dilaporkan ke ruangan/petugas
Desain : Observasi
Pengumpulan
Data
Sumber Data : Data Primer
Besar : Semua hasil kritis pemeriksaan laboratorium
Sampel
Frekuensi : Harian
Pengumpulan
Data
Periode : Bulanan
Waktu
Pelaporan
Data
Periode : 3 Bulan
Analisa Data
Penyajian : Tabel
Data
Instrumen : Formulir hasil pemeriksaan laboratorium
Pengambilan
Data
Penanggung : Penanggung Jawab mutu
Jawab

3. Meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus diwaspadai


Judul : Pelabelan stiker LASA (Look Alike Sound Alike)
Dasar : Untuk mencegah terjadinya kesalahan pengambilan
Pemikiran sediaan obat pada obat yang Nama Obat, Rupa, dan
Ucapan Mirip (NORUM) maka diperlukan stiker LASA untuk
mengidentifikasi obat yang masuk kategori LASA atau
NORUM dengan mengacu pada Peraturan Menteri
kesehatan Republik Indonesia nomor 11 tahun 2017
tentang
Keselamatan pasien.
Dimensi Mutu : Keselamatan, aman
Tujuan : Tergambarnya upaya puskesmas dalam menjaga
keselamatan pasien dalam pemberian obat.
Definisi : Obat LASA (Look Alike Sound Alike) adalah obat-obatan
Operasional yang memiliki nama, rupa, dan ucapan yang mirip dan perlu
diwapadai agar tidak terjadi kesalahan dalam pengambilan
obat.
Tipe Indikator : Output
Satuan : Persentase
Pengukuran
Numerator : Obat LASA yang diberi label di puskesmas dalam waku
observasi
Denominator : Jumlah seluruh obat-obatan LASA yang ada di puskesmas
dalam waktu observasi
Target : 100%
Pencapaian
Kriteria : Inklusi : Semua obat LASA
Eksklusi : tidak ada
Formula : Obat LASA yang diberi label di
puskesmas dalam waku observasi
X 100%
Jumlah seluruh obat-obatan LASA yang
ada di puskesmas dalam waktu observasi
Desain : Observasi
Pengumpulan
Data
Sumber Data : Data Primer
Besar : Semua obat LASA yang ada di puskesmas
Sampel
Frekuensi : Harian
Pengumpulan
Data
Periode : Bulanan
Waktu
Pelaporan
Data
Periode : 3 bulan
Analisa Data
Penyajian : Tabel
Data
Instrumen : Daftar obat-obatan LASA
Pengambilan
Data
Penanggung : Penanggung Jawab mutu
Jawab

4. Memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang


benar, pembedahan pada pasien yang benar
Judul : Pelaksanaan penandaan sebelum tindakan pembedahan
Dasar : Peraturan entri kesehatan Nomor 11 tahun 2017 tentang
Pemikiran keselamatan pasien
Dimensi Mutu : Keselamatan, berorientasi pada pasien, keamanan
Tujuan : Untuk mencegah tidak terjadi kesalahan lokasi tindakan
pembedahan
Definisi : Penanda pembedahan adalah prosedur penandaan untuk
Operasional memastikan lokasi dalam tindakan pembedahan yang benar
Tipe Indikator : Proses
Satuan : Jumlah Tindakan
Pengukuran
Numerator : Jumlah tindakan pembedahan yang dilakukan penandaan
Denominator : Jumlah seluruh tindakan pembedahan
Target : 100%
Pencapaian
Kriteria : Inklusi : seluruh tindakan pembedahan di puskesmas
Eklusi : Tidak ada

Formula : Jumlah tindakan pembedahan yang


dilakukan penandaan X 100%
Jumlah seluruh tindakan pembedahan
Desain : Observasi
Pengumpulan
Data
Sumber Data : Format penanda pembedahan
Besar : Total sampel
Sampel
Frekuensi : Harian
Pengumpulan
Data
Periode : Bulanan
Waktu
Pelaporan
Data
Periode : Bulanan
Analisa Data
Penyajian : Tabel
Data
Instrumen : Data Flimer
Pengambilan
Data
Penanggung : Petugas yang melaksanakan
Jawab

5. Mengurangi Resiko Infeksi Akibat Perawatan Kesehatan

Judul : Mengurangi Resiko Infeksi Akibat Perawatan Kesehatan


Dasar : Untuk mengurangi resiko infeksi akibat perawatan
Pemikiran kesehatan maka diperlukan alat yang steril dengan
mengacu pada Peraturan Menteri kesehatan Republik
Indonesia nomor 11
tahun 2017 tentang Keselamatan pasien.
Dimensi Mutu : Keselamatan, aman
Tujuan : Tergambarnya upaya puskesmas dalam
menjaga
keselamatan pasien khusus infeksi nosokomial
Definisi : Definisi alat steril alat yang bebas dari semua
Operasional mikroorganisme (bakteri, virus, fungi danparasit) termasuk
endospore salah satu alat yang digunakan untuk sterilisasi
alat medis adalah stelisator
Stelisator adalah suatu proses pengelolahan alat atau
bahan yang bertujuan untuk menghancurkan semua
bentuk
kehidupan mikroba.
Tipe Indikator : Proses
Satuan : Persentase
Pengukuran
Numerator : Jumlah seluruh yang ada di layanan kesehatan
Denominator : Jumlah seluruh alat yang harus steril di layanan kesehatan
Target : 100%
Pencapaian
Kriteria : Inklusi : Semua alat steril
Eksklusi : tidak ada
Formula : Jumlah seluruh alat steril yang ada di
layanan kesehatan
X 100%
Jumlah seluruh alat yang harus steril di
layanan kesehatan
Desain : Observasi
Pengumpulan
Data
Sumber Data : Data Primer
Besar : Semua alat steril
Sampel
Frekuensi : Harian
Pengumpulan
Data
Periode : Bulanan
Waktu
Pelaporan
Data
Periode : 3 bulan
Analisa Data
Penyajian : Tabel
Data
Instrumen : Daftar alat steril
Pengambilan
Data
Penanggung : Penanggung Jawab mutu
Jawab

6. Mengurangi Resiko Cedera Pasien Akibat Terjatuh


Judul : Mengurangi Resiko Cedera Pasien Akibat Terjatuh
Dasar : Untuk mengurangi resiko cedera akibat pasien Terjatuh
Pemikiran maka identifikasi pada pasien dengan menggunakan form
Asesmen Resiko jatuh dengan mengacu pada Peraturan
Menteri kesehatan Republik Indonesia nomor 11 tahun 2017
tentang
Keselamatan pasien.
Dimensi Mutu : Keselamatan, aman
Tujuan : Kejadian pasien jatuh adalah pasien yang mengalami insiden
secara cepat dan tiba-tiba berpindah posisi dari tempat tidur
ke lantai sampai setengah atau lebih bagian tubuh berada di
lantai, sehingga memungkinkan pasien mengalami cedera
ringan sapai berat atau tidak menimbulkan cedera
Definisi : Fasilitas pelayanan kesehatan menerapkan proses asesmen
Operasional awal risiko pasien jatuh dan melakukan asesmen ulang
terhadap pasien bila diindikasikan terjadi perubahan kondisi
atau pengobatan
Tipe Indikator : Proses
Satuan : Persentase
Pengukuran
Numerator : Jumlah pasien yang beresiko jatuh setelah dilukan kajian awal
dan diberikan penandaan
Denominator : Jumlah seluruh pasien yang beresiko jatuh
Target : 100%
Pencapaian
Kriteria : Inklusi : pasien jatuh yang jatuh yang terjadi saat berada di
rawat jalan
Eksklusi : tidak ada
Formula : Jumlah pasien yang beresiko jatuh
setelah dilukan kajian awal dan diberikan
penandaan X 100%
Jumlah seluruh pasien yang beresiko
jatuh
Desain : Observasi
Pengumpulan
Data
Sumber Data : Total sampling
Besar : Semua alat steril
Sampel
Frekuensi : Harian
Pengumpulan
Data
Periode : Bulanan
Waktu
Pelaporan
Data
Periode : 3 bulan
Analisa Data
Penyajian : Tabel
Data
Instrumen : Form Asesmen resiko jatuh
Pengambilan
Data
Penanggung : Penanggung Jawab mutu
Jawab

Ditetapkan di : Garut
Pada Tanggal : 04 April 2023
KEPALA UPT PUSKESMAS GADOG

Dedeh,S.Kep,Ners
Pembina
NIP.19650520 198609 2002

Anda mungkin juga menyukai