Anda di halaman 1dari 13

INTEGRASI MANAJEMEN K3 DAN MANAJEMEN UMUM

Dosen Pengampu: Ekawati, S.KM. M.Sc

Disusun Oleh :

Arina Yunisaq 25000121120048


Jenita Anastasya Sihombing 25000121140256
Nadia Mutiara Hasna 25000121120034
Farica Fortunata Masyida 25000121140356
Dimas Putra Pamungkas 25000121140234
Adil Yudha Prawira 25000121120006
Sharifa Hasna Mahira 25000121140175
Sinnestya Budi Oktaviori 25000121140252
Abdillah Taufiq Purnomosidi W. 25000121140340

PEMINATAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2023
A. Pengertian Manajemen K3 & Manajemen Umum
Manajemen umum (General Management) dan manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) adalah dua hal yang berbeda, tetapi keduanya saling terkait
dalam konteks pengelolaan keseluruhan suatu organisasi, terutama dalam memastikan
lingkungan kerja yang aman, produktif, dan efisien. Manajemen umum meliputi
pengelolaan sumber daya dan fungsi organisasi secara menyeluruh, termasuk
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, dan koordinasi berbagai
aspek bisnis untuk mencapai tujuan organisasi. Sedangkan, manajemen K3
merupakan bagian integral dari manajemen umum yang bertanggung jawab untuk
memastikan kesehatan, keselamatan, dan keamanan para pekerja dalam lingkungan
kerja.
Perbedaan utama antara manajemen K3 dan manajemen umum adalah
fokusnya. Manajemen K3 terutama berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan di
lingkungan kerja. Sedangkan, manajemen umum meliputi aspek-aspek manajemen
seperti keuangan, pemasaran, produksi, dan sumber daya manusia yang diperlukan
untuk menjalankan organisasi secara efektif. Hubungan antara manajemen umum dan
manajemen K3 terletak pada integrasi upaya untuk menjalankan organisasi yang
efisien guna memastikan kesehatan dan keselamatan pekerja di lingkungan kerja.
Manajemen umum berperan dalam mengkoordinasikan sumber daya, proses, dan
strategi, sementara manajemen K3 terlibat dalam menerapkan kebijakan, prosedur,
dan praktik keselamatan kerja yang sesuai.
Dapat disimpulkan bahwa manajemen K3 merupakan bagian dari manajemen
umum. Manajemen K3 harus diterapkan dalam rangka mencapai tujuan organisasi
secara efektif dan efisien. Dengan menerapkan manajemen K3, organisasi dapat
terhindar dari kerugian akibat kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja, sehingga
dapat meningkatkan produktivitas dan kinerja organisasi.

B. Profil PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk.


PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk adalah salah satu perusahaan agri-food terbesar dan
terkemuka di tanah air. Perusahaan ini adalah penghasil protein hewani berkualitas
dan terpercaya, yang dengan setia melayani kebutuhan serta menjadi kebanggaan
Indonesia sejak tahun1975. PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk telah menjadi penyedia
terkemuka dan terpercaya di bidang produk pangan berprotein terjangkau di
Indonesia, berlandaskan kerjasama dan pengalaman teruji, dalam upaya memberikan
manfaat bagi seluruh pihak terkait.
TERKEMUKA
● Menjadi yang utama dan selalu diingat menjadi panutan bagi industri sejenis
● Berkembang melalui proses berkesinambungan
● Selangkah lebih maju dalam persaingan
TERPERCAYA
● Dapat diandalkan oleh segenap pemasok, pelanggan dan karyawan
● Konsisten, dapat dipercaya, aman, berkualitas baik, produk higienis
● Bertanggung jawab kepada masyarakat dan lingkungan sekitar
TERJANGKAU
● Mengutamakan masyarakat luas
● Kualitas baik dengan harga terjangkau
● Berperan aktif dalam menanggulangi keterbatasan pangan
● Penyedia protein yang efisien; mengarah pada tingkat keuntungan jangka
panjang yang mendukung kelangsungan usaha
PRODUK PANGAN BERPROTEIN
● Mengembangkan usaha di bidang protein dari hewan ternak termasuk unggas
dan hewan laut
● Termasuk usaha utama di bidang pakan, pembiakan & pemeliharaan ternak,
vaksin, dan lain-lain
● Berujung pada produksi makanan olahan untuk konsumsi manusia
KERJA SAMA
● Bekerja sama dan saling membantu satu sama lain tanpa diminta
● Koordinasi yang sempurna
● Beroperasi sebagai satu kesatuan
● Berbeda pendapat tetapi tetap bergerak sebagai satu tim
PENGALAMAN TERUJI
● Memiliki pengalaman teruji di bidang peternakan dan di kawasan berkembang
Asia
PIHAK TERKAIT
Pihak-pihak yang terkait dalam mensukseskan perusahaan ini meliputi :
● Karyawan
● Pelanggan
● Pemasok
● Peternak Mitra
● Pemegang Saham
● Masyarakat
Nilai-Nilai
Nilai yang di bangun oleh PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk adalah "Berkembang
Menuju Kesejahteraan Bersama" yang bermakna kesuksesan utama PT Japfa
Comfeed Indonesia Tbk (Perseroan), dibangun atas dasar keyakinan dalam membina
hubungan yang saling menguntungkan, berdasarkan kepercayaan dan integritas.
Bersama seluruh pihak-pihak terkait, Perseroan selalu mengambil posisi pro-aktif
dalam mengembangkan hubungan yang saling menguntungkan.
Bersama seluruh pemegang sahamnya, Perseroan senantiasa bertujuan meraih imbal
hasil investasi yang lebih baik.
Bersama rekan bisnis, Perseroan bekerja sama dalam menekan persaingan yang tidak
sehat.
Bersama pelanggan, Perseroan memfokuskan diri untuk memberikan atau
menghasilkan produk unggulan dan pelayanan yang sangat bersaing dan membina
hubungan yang saling menguntungkan.
Bersama pemasok, menawarkan dan mengeksplorasi kesepakatan dalam bekerja
sama.
Bersama karyawan, Perseroan terus mencari dan mengembangkan program-program
yang dapat memberikan hasil dan nilai tambah terbaik bagi setiap karyawan.
Bersama masyarakat, Perseroan melakukan upaya untuk menjadi warga dunia usaha
yang bertanggung jawab terhadap masyarakat di sekitarnya.
Mengikuti motto "Berkembang Menuju Kesejahteraan Bersama" menjadi titik tolak
kesuksesan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk.

C. Penerapan SMK3 di PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk.


PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk telah menerapkan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). Perusahaan telah membentuk komite
yang disebut P2K3 (Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja) di hampir
semua unitnya, yang bertanggung jawab untuk menerapkan dan mengembangkan
sistem SMK3. Sistem SMK3 dibangun untuk mengendalikan risiko-risiko yang
berkaitan dengan aktivitas kerja dan menciptakan lingkungan kerja yang aman,
nyaman, efisien, dan produktif. Perusahaan telah cukup berkomitmen untuk
memprioritaskan aspek praktik ketenagakerjaan, kesehatan, dan keselamatan kerja,
dan telah menetapkan tujuan dan sasaran K3 di setiap tingkat yang relevan dalam
organisasi. Perusahaan juga telah melakukan tinjauan awal terhadap kondisi K3,
termasuk mengidentifikasi potensi bahaya. Perusahaan telah menyediakan sarana dan
prasarana K3, serta telah menerapkan kebijakan, perencanaan, dan prosedur K3.
Perusahaan juga telah melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja K3.
Perusahaan ini memiliki komitmen yang cukup kuat untuk menerapkan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) yang baik. Penerapan SMK3 di
PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk mengacu pada Undang-Undang Nomor 1 Tahun
1970 tentang Keselamatan Kerja dan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012
tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Penerapan
SMK3 di perusahaan ini meliputi aspek-aspek berikut:
- Kebijakan K3
Kebijakan K3 di PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk ditetapkan oleh manajemen
puncak dan dituangkan dalam dokumen kebijakan K3. Kebijakan K3 ini berisi
komitmen perusahaan untuk menjamin keselamatan dan kesehatan kerja bagi
seluruh karyawan dan pihak terkait lainnya.
- Organisasi K3
Untuk mendukung penerapan SMK3, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk
membentuk organisasi K3 yang terdiri dari Panitia Pembina Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (P2K3) dan Tim Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(TK3). P2K3 merupakan organisasi yang dibentuk oleh pengusaha yang
berfungsi untuk menyusun program K3 dan memantau pelaksanaannya.
Sedangkan TK3 merupakan organisasi yang dibentuk oleh pekerja yang
berfungsi untuk memberikan saran dan masukan kepada P2K3 dalam
pelaksanaan program K3.
- Penilaian risiko K3
Penilaian risiko K3 dilakukan untuk mengidentifikasi potensi bahaya dan
risiko yang dapat timbul di tempat kerja. Hasil penilaian risiko K3 digunakan
untuk menentukan tindakan pengendalian yang perlu dilakukan untuk
mengurangi atau menghilangkan risiko tersebut.
- Pengelolaan risiko K3
Tindakan pengendalian yang dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan
risiko K3 meliputi:
- Pengamanan mesin dan peralatan
- Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
- Pelatihan K3
- Pemeriksaan kesehatan kerja
- Peningkatan kinerja K3
Peningkatan kinerja K3 dilakukan melalui kegiatan monitoring dan evaluasi
terhadap pelaksanaan SMK3. Hasil monitoring dan evaluasi digunakan untuk
mengidentifikasi kekurangan dan kelemahan dalam penerapan SMK3,
sehingga dapat dilakukan perbaikan untuk meningkatkan kinerja K3.
Berdasarkan hasil penilaian dari Badan Pengawas Ketenagakerjaan, PT Japfa
Comfeed Indonesia Tbk telah menerapkan SMK3 dengan baik dan telah memperoleh
sertifikat SMK3 dari Kementerian Ketenagakerjaan. Berikut adalah beberapa contoh
penerapan SMK3 di PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk:
- Perusahaan menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) yang lengkap dan sesuai
dengan kebutuhan karyawan.
- Perusahaan memberikan pelatihan K3 kepada seluruh karyawan secara rutin.
- Perusahaan memiliki fasilitas kesehatan kerja yang memadai.
- Perusahaan melakukan pemeriksaan kesehatan kerja secara berkala.
- Perusahaan memiliki sistem pelaporan kecelakaan kerja yang efektif.
Penerapan SMK3 yang baik di PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk telah
memberikan dampak positif bagi perusahaan, antara lain:
- Mengurangi risiko kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
- Meningkatkan produktivitas kerja
- Meningkatkan kepuasan karyawan
- Meningkatkan citra perusahaan
Perusahaan ini berkomitmen untuk terus meningkatkan penerapan SMK3
untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat bagi seluruh karyawan.
- Penetapan kebijakan K3
PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk melakukan tinjauan awal kondisi K3,
identifikasi potensi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko di seluruh area
perusahaan. Kebijakan K3 disusun melalui proses konsultasi antara pengurus
dan wakil pekerja/buruh, yang ditandatangani oleh Head of Unit dan berisi
komitmen, kerangka, dan program kerja yang mencakup kegiatan perusahaan
secara menyeluruh. Kebijakan K3 merupakan hal yang penting dalam
penerapan SMK3. Kebijakan K3 merupakan pernyataan formal dari
manajemen puncak tentang komitmennya untuk menjamin keselamatan dan
kesehatan kerja bagi seluruh karyawan dan pihak terkait lainnya. Kebijakan
K3 harus ditetapkan secara tertulis dan ditandatangani oleh manajemen
puncak.Kebijakan K3 harus mencakup hal-hal berikut:
- Komitmen manajemen puncak untuk menjamin keselamatan dan
kesehatan kerja
- Tujuan dan sasaran K3
- Ruang lingkup penerapan K3
- Peran dan tanggung jawab manajemen, karyawan, dan pihak terkait
lainnya
Kebijakan K3 harus ditinjau secara berkala untuk memastikan bahwa
kebijakan tersebut masih relevan dan sesuai dengan kondisi perusahaan.
Penetapan kebijakan K3 yang jelas dan tegas akan memberikan dampak positif
bagi perusahaan, antara lain:
- Menjamin komitmen manajemen puncak terhadap keselamatan dan
kesehatan kerja
- Memberikan pedoman bagi seluruh karyawan dalam melaksanakan K3
- Membantu perusahaan dalam meningkatkan kinerja K3
- Perencanaan K3
PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk telah melakukan perencanaan K3 dengan
hampir semua kriteria terpenuhi. Namun, ada beberapa kriteria yang belum
terpenuhi, seperti kurangnya sumber daya manusia untuk mensosialisasikan
tanggung jawab K3. Proses penetapan kebijakan K3 di PT Japfa Comfeed
Indonesia Tbk dilakukan oleh tim yang terdiri dari perwakilan manajemen
puncak, P2K3, dan TK3. Tim ini melakukan identifikasi terhadap potensi
bahaya dan risiko yang dapat timbul di tempat kerja. Hasil identifikasi ini
digunakan untuk menyusun kebijakan K3 yang sesuai dengan kondisi
perusahaan. Kebijakan K3 yang telah disusun kemudian dibahas dan disetujui
oleh manajemen puncak. Kebijakan K3 ini kemudian dituangkan dalam
dokumen kebijakan K3 yang ditandatangani oleh manajemen puncak.
- Pelaksanaan rencana K3
Secara umum, penerapan pelaksanaan rencana K3 di PT Japfa Comfeed
Indonesia Tbk hampir semua kriteria terpenuhi. Namun, ada beberapa kriteria
yang belum terpenuhi, seperti perusahaan belum mengkomunikasikan
tanggung jawab dan tanggung gugat di bidang K3. Perencanaan K3
merupakan hal yang penting dalam penerapan SMK3. Perencanaan K3
merupakan proses yang dilakukan untuk menentukan tujuan dan sasaran K3,
serta tindakan yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan dan sasaran
tersebut.
- Pemantauan dan evaluasi kinerja K3
PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk memiliki prosedur pemeriksaan, pengujian,
dan pengukuran dalam pemantauan dan evaluasi kinerja K3. Catatan K3 akan
diidentifikasi, dipelihara, dan disimpan dalam jangka waktu tertentu. Peralatan
dan metode pengujian juga akan dikalibrasi dan terdokumentasi.
Terdapat beberapa evaluasi terhadap manajemen kesehatan dan keselamatan
kerja (K3) di PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Salah satu penelitian mengevaluasi
penerapan prosedur K3 pada pekerjaan pembersihan ruang terbatas di silo pengasapan
di pabrik perusahaan di Surabaya. Studi lainnya mengevaluasi penerapan K3 di unit
transportasi di hatchery perusahaan di Semarang. Ada juga penelitian yang
mengevaluasi penerapan K3 di unit pengering jagung di pabrik perusahaan di Metro
Kibang. Perusahaan sendiri telah melakukan tinjauan awal terhadap kondisi K3, yang
meliputi identifikasi potensi bahaya. Perusahaan juga telah melakukan pemantauan
dan evaluasi terhadap kinerja K3.
D. Integrasi Manajemen K3 & Manajemen umum
Integrasi manajemen K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) dengan manajemen
umum adalah praktik menggabungkan aspek-aspek keamanan, kesehatan, dan
keselamatan kerja dalam pengelolaan umum perusahaan. Ini melibatkan
pengintegrasian kebijakan, prosedur, dan budaya kerja K3 ke dalam operasi
sehari-hari perusahaan untuk mencapai lingkungan kerja yang lebih aman, sehat, dan
efisien. Integrasi ini membantu mengurangi risiko kecelakaan dan penyakit kerja,
serta meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja secara keseluruhan. Manajemen
K3 merupakan bagian integral dari manajemen umum perusahaan yang bertujuan
untuk mencapai hasil yang optimal dalam proses input dan output dalam kaitannya
dengan aspek K3. Oleh karena itu, perlu adanya SMK3 yaitu pendekatan sistematis
yang diterapkan di tempat kerja seperti membagi tanggung jawab terhadap tindakan
yang terkait K3 di tempat kerja, menetapkan standar kerja dan kerangka kerja untuk
mencapai standar tersebut, memberikan penekanan terhadap pengaturan K3, serta
memfasilitasi penegakan aturan atau kebijakan. Program keselamatan, keamanan dan
kesehatan akan menjadi lebih efektif apabila komitmen manajemen dilaksanakan
secara nyata dan terdapat keterlibatan langsung dari pekerja dalam keselamatan kerja.
Keterlibatan pekerja dalam keselamatan kerja tersebut dapat dilakukan dengan
berbagai cara, berupa keaktifan pekerja dalam kegiatan K3, memberikan masukan
mengenai adanya kondisi berbahaya di lingkungan, menjalankan dan melaksanakan
kegiatan dengan cara yang aman, memberikan masukan dalam penyusunan prosedur
dan cara kerja aman, dan mengingatkan pekerja lain mengenai bahaya K3.
Manfaat penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
bagi perusahaan:
- Pihak manajemen dapat mengetahui kelemahan-kelemahan unsur sistem
operasional sebelum timbul gangguan operasional, kecelakaan, insiden dan
kerugian-kerugian lainnya
- Dapat diketahui gambaran secara jelas dan lengkap tentang kinerja K3 di
perusahaan
- Dapat meningkatkan pemenuhan terhadap peraturan perundangan bidang K3.
- Dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesadaran tentang K3,
khususnya bagi karyawan yang terlibat dalam pelaksanaan audit.Dapat
meningkatkan produktivitas kerja.

E. Contoh Integrasi Manajemen K3 dan Manajemen Umum di PT Japfa Comfeed


Indonesia Tbk.
a. Manajemen K3
Beberapa contoh penerapan manajemen K3 di PT. Japfa adalah sebagai
berikut,
● Pembentukan P2K3 (Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan
Kerja)
P2K3 merupakan suatu organisasi yang dibentuk oleh perusahaan
sebagai salah satu wadah untuk membina dan menumbuhkembangkan
kesadaran, kepedulian, serta partisipasi seluruh pihak dalam
pelaksanaan K3 di tempat kerja. Di PT Japfa, P2K3 terdiri dari
perwakilan manajemen, pekerja, serta serikat atau jajaran pekerja.
● Pengembangan kebijakan dan prosedur K3
PT. Japfa memiliki kebijakan dan prosedur K3 yang keberadaannya
jelas serta terdokumentasi. Kebijakan dan prosedur ini mencakup
berbagai aspek K3, seperti keselamatan kerja, kesehatan kerja, dan
lingkungan kerja.

● Pemberdayaan karyawan terkait K3


Dalam penerapan manajemen K3, salah satu hal yang diklakukan PT.
Japfa dan berkaitan dengan karyawan yaitu dengan memberikan
pelatihan K3 kepada seluruh karyawannya, baik karyawan yang status
kerjanya masih baru maupun karyawan yang sudah lama bekerja di PT.
Japfa serta karyawan seluruh bagian tanpa terkecuali. . Pelatihan yang
diberikan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan
pengetahuan karyawan tentang K3.

● Pemberian Alat Pelindung Diri (APD)


Dalam keberjalanan sistem kerja terkaity implementasi manajemen K3,
PT. Japfa menyediakan APD yang sesuai dengan SOP atau standar
keselamatan kerja untuk seluruh karyawannya. APD ini wajib
digunakan oleh karyawan selama bekerja.

● Pemeriksaan dan inspeksi K3


PT. Japfa telah melakukan pemeriksaan dan inspeksi K3 secara berkala
dengan tujuan memastikan bahwa penerapan atau implementasi K3
oleh seluruh pihak di tempat kerja sudah sesuai dengan standar.

● Pelaporan dan tindak lanjut kecelakaan kerja


PT. Japfa memiliki sistem pelaporan dan tindak lanjut terkait kejadian
kecelakaan kerja yang jelas. Setiap kecelakaan kerja yang terjadi akan
diinvestigasi dan kemudian ditindaklanjuti untuk mencegah terjadinya
kecelakaan yang sama di masa depan, serta dapat meminimalisir
kecelakaan kerja lain.
Terkait implementasi manajemen K3 yang telah dilakukan oleh PT. Japfa,
perusahaan ini berhasil mendapat beberapa penghargaan, yaitu Penghargaan Zero
Accident dari Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia, Penghargaan
Bronze Medal dari ASEAN Occupational Safety and Health Confederation (AOSHC),
Penghargaan Gold Medal dari International Occupational Safety and Health
Association (IOSHA), dimana penghargaan-penghargaan di atas dapat menunjukkan
atau mencerminkan bahwa PT. Japfa telah berkomitmen penuh untuk
mengiumplementasikan manajemen K3 yang baik dan telah berhasil mewujudkan
lingkungan kerja yang aman serta sehat bagi seluruh elemen perusahaannya.

b. Manajemen Umum
1. Keterlibatan Pemangku Kepentingan
PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk harus melibatkan semua pemangku
kepentingan yang relevan dalam proses integrasi manajemen.
Keterlibatan ini termasuk pada karyawan dari berbagai tingkatan dan
departemen, manajemen senior, dan bahkan pelanggan atau masyarakat
yang terkena dampak langsung. Dengan melibatkan pemangku
kepentingan secara aktif, perusahaan dapat memperoleh pemahaman
yang lebih baik tentang kebutuhan dan kekhawatiran mereka, serta
membangun dukungan yang diperlukan untuk perubahan.
2. Kepemimpinan yang kuat
Kepemimpinan yang kuat sangat penting dalam menerapkan
perubahan yang sukses. PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk perlu
memiliki pemimpin yang visioner, strategis, dan dapat menginspirasi
karyawan. Pemimpin ini harus mampu mengartikulasikan visi
perubahan, memberikan arahan yang jelas, dan memberikan dukungan
yang diperlukan kepada karyawan. Selain itu, pemimpin juga harus
menjadi contoh yang baik dalam mengadaptasi perubahan dan
memimpin dengan teladan.
3. Pelatihan dan Pengembangan Karyawan
Basis manajemen integrasi lainnya adalah pelatihan dan
pengembangan karyawan. PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk perlu
memberikan pelatihan yang relevan untuk membekali karyawan
dengan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan dalam
menghadapi perubahan. Hal ini dapat mencakup pelatihan tentang
teknologi baru, manajemen perubahan, kepemimpinan, keterampilan
interpersonal, atau bidang lain yang relevan.
DAFTAR PUSTAKA

Ramli, Soehatman. 2011. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1996 tentang Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Kementerian Ketenagakerjaan
Republik Indonesia, 1996.
Hasibuan, Malayu S.P. 2013. Manajemen. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Suroso, R. P. (2022). Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
(SMK3) dan Identifikasi Potensi Bahaya Kerja Pada CV. TDL. Journal Technology and
Industrial Engineering (JTIE), 1(1), 72-82.
Harahap, I. J. (2017). PENGARUH FAKTOR-FAKTOR PENENTU PROGRAM K3
TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI PERUM JASA TIRTA II. Jurnal Satya Mandiri
Manajemen dan Bisnis, 3(2), 52-75

https://www.japfacomfeed.co.id/id/csr/environment-health-safety/labour-practices-health-safety

Anda mungkin juga menyukai