Anda di halaman 1dari 20

PROMOSI BUDAYA K3

MELALUI
PRINSIP TEKAD
Oleh :
Soekotjo Joedoatmodjo
Ketua DK3N

Disampaikan pada :
Pelatihan K3 untuk Pengurus dan Anggota P2K3

PROMOSI BUDAYA K3
MELALUI PRINSIP TEKAD
I. PENDAHULUAN
II. PENGEMBANGAN PEMIKIRAN
III. WAWASAN K3 2010
IV. MEMPERKENALKAN PRINSIP
TEKAD
1

I.

PENDAHULUAN
Process safety management memiliki tiga
unsur pokok yang saling terkait antar satu
dengan yang lain yaitu :
Teknologi
Keselamatan
Manajemen
Unsur keselamatan berkaitan dengan sumber
daya manusia
yang harus dilindungi
kesehatan dan keselamatan selama bekerja.

Dalam

kesimpulan Rapat Koordinasi Nasional I


tahun 1999 antara lain disebutkan bahwa :
Penyelenggaraan K3 di berbagai perusahaan masih belum
sepenuhnya sesuai dengan peraturan perundang-undanga yang
berlaku. Karena itu diperlukan komitmen dari pimpinan puncak dalam
melaksanakan ketentuan K3 dan pembudayaan K3 di perusahaannya.
Disampang itu seluruh pekerja diharapkan turut bertanggung jawab
atas keselamatan diri mereka dan lingkungannya
Kondisi sumber daya manusia dibidang K3, masih sangat kurang baik
ditinjau dari segi jumlah, tingkat kemampuan dan penyebarannya.
Budaya K3 belum sepenuhnya terwujud baik dilingkungan kerja dan
masyarakat, karena itu pembudayaan K3 perlu dilaksanakan secara
terus-menerus, meningkat dan berkelanjutan.
3

DK3N mencoba merumuskan prinsip dasar


yang dapat membentuk budaya K3 di
perusahaan. Prinsip dasar tersebut dilaporkan
pada rapat Koordinasi Nasional II tahun 2001.
Rakornas K3 ke-II antara lain menyebutkan
bahwa Prakarsa Dewan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Nasional (DK3N) tentang
Prinsip Tekat merupakan suatu alternatif yang
dapat dipertimbangkan.

II. PENGEMBANGAN PEMIKIRAN


Setelah sekian lama di luncurkan Kampanye K3 kemudian
ditingkatkan menjadi Gerakan Nasional Pembudayaan K3
yang dicanangkan oleh Presiden RI pada tahun 1993, pada
Rakornas tahun 1999 masih diidentifikasikan banyak
perusahaan yang belum melaksanakan kaidah norma kerja
yang selamat dan sehat. Pimpinan perusahaan yang belum
tinggi komitmennya terhadap K3, menyebabkan pekerja
merasa tidak perlu bekerja dengan sarana keselamatan
yang dapat melindungi dirinya dari bahaya yang selalu
mengancam.
Sudah lama DK3N sangat risau terhadap hal tersebut selain
bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku,
hal tersebut juga dapat merugikan pekerja dan perusahaan.
Efisiensi perusahan pasti rendah dan produktivitas
perusahaan sukar bersaing di pasar bebas.
5

Semua perusahaan baik besar, menengah atau perusahaan


kecil pasti menghendaki produksinya baik dan menghasilkan
keuntungan besar. Faktor sumber daya manusia yang
dipekerjakan sangat menentukan keberhasilan tersebut.
Mereka harus dilatih agar dapat bekerja dengan trampil
sehingga rejection rate nya rendah, itu berarti efisiensinya
tinggi dan mutu dapat dijamin sesuai standar produksi yang
ditetapkan.
Apabila pekerja yang terampil dapat bekerja dengan tekun,
pasti keuntungan perusahaan menjadi semakin besar.
Pengusaha harus memperhatikan kesejahteraan pekerja yang
telah memberi keuntungan tersebut.

Kondisi saat ini pekerja yang biasanya bekerja tenang


dan memiliki toleransi tinggi, emosinya sering kali
tidak terkendali. Dengan pertimbangan yang sangat
pendek seringkali dapat melakukan tindakan yang
dapat membahayakan dirinya atau orang lain.

Tindakan emosional akan merugikan


tempat ia mencari nafkah.

Seharusnya seorang dalam menekuni pekerjaannya


dapat merasakan kenikmatan dalam bekerja yang
dilaksanakan dengan sepenuh hati.

perusahaan

Kerja adalah ibadah, rahmat, amanah,


kehormatan, merupakan panggilan,
seni,
aktualisasi dan pelayanan. Hal tersebut dapat
dicapai apabila mereka dapat mengendalikan
emosinya dan akan menimbulkan etos bekerja
serius penuh pengabdian, penuh semangat,
bertanggung jawab, kreatif, kerja keras dan
senang melayani.

Dari perusahaan Jepang kita dapat belajar bahwa


tata kebersihan pabrik atau house keeping sangat
diperhatikan. Dengan good house keeping dapat
mengkondisikan tempat kerja menjadi nyaman dan
aman terus menerus sehingga pelaksanaan kerja
berjalan lancar tanpa hambatan berarti serta sasaran
kerja tercapai tepat waktu, berkualitas dan efisien.

Perusahaan Jepang menerapkan "5S principle" yaitu


Seiri
(clearing up), Seiton (organize), Seiso
(cleaning), Seiketzu (standardize),
dan Sithsuke
(training dan disiplin).

Perusahaan Jepang di Indonsia menerapkan Prinsip tersebut


dan dikenal dengan Prinsip 5R yaitu : Ringkas (Seiri), Rapi
(Seiton), Resik (Seiso), Rawat (Seiketsu) dan Rajin (Sitsuke).
Dengan mendalami hal-hal tersebut, dan
setelah
mengadakan pembicaraan yang mendalam melalui
berbagai pertemuan dan rapat kerja DK3N pada akhir
tahun 2000
merumuskan suatu prinsip dasar
pembudayaan K3 di perusahan yang dapat dilaksanakan
oleh semua perusahaan.

Prinsip tersebut diberi nama Prinsip TEKAD. Pilihan kata


TEKAD untuk mengingatkan dan memberi dorongan
kepada semua pelaku proses produksi untuk bertekad
keluar dari keterbelakangan dan maju ke depan sejajar
dengan bangsa lain di era global.
10

III. WAWASAN K3 2010


Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional
merumuskan Visi K3 pada tahun 2010 sebagai berikut :
K3 telah menjadi budaya diseluruh tempat kerja sehingga
tercapai efisiensi yang optimal
Tempat kerja dan lingkungan hidup disekitarnya telah
memenuhi standar keselamatan dan kesehatan kerja dan
standar lingkungan hidup.
Sistem Managemen K3 telah dilaksanakan dengan baik
dan mampu mengendalikan kecelakaan dan penyakit
akibat kerja.
Semua penanggung jawab sektor pembangunan telah
melaksanakan fungsinya dalam membina dan mengawasi
pelaksanaan K3 dengan koordinasi yang efektif oleh
instansi diberi tugas mengatur dan membina masalah
keselamatan dan kesehatan kerja di Indonesia.
11

Standar keselamatan dan kesehatan kerja yang meliputi


standar spesifikasi, standar tata cara dan standar pengujian
telah tercipta disemua tempat dan lingkungan kerja
disemua sektor dan matra.

Pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia untuk


semua tingkat keahlian K3 telah tersusun dengan baik dan
mampu
mengikuti
perkembangan
teknologi
yang
berkembang sangat pesat serta terkualifikasi.

Tenaga Kerja disekitar non-formal telah menghayati dan


melaksanakan budaya kerja yang mengutamakan
keselamatan dan kesehatan kerja bagi diri dan
lingkungannya.

12

Agar WAWASAN K3 tersebut dapat dicapai secara


optimal maka semua pelaku proses produksi harus
dapat memberikan komitmennya
secara total
dengan
bekerja
yang
selalu
berwawasan
keselamatan.
Hal itu dapat dicapai dengan prinsip dasar yang dapat :

menjadikan tempat kerja lebih sehat, dan nyaman,


meningkatkan efisiensi kerja,
mencegah terjadinya kecelakaan,
meningkatkan mutu produk dan produktivitas, dan
mengurangi waktu terbuang percuma

13

IV. MEMPERKENALKAN PRINSIP TEKAD

Berbagai perusahaan di Indonesia telah mengadaptasi


program tersebut. Program 5S dapat dijadikan acuan
untuk mencari prinsip dasar di Indonesia dengan
memperhatikan prinsip efisiensi produktivitas dalam
budaya yang saat ini sedang berkembang dari budaya
masyarakat agraris ke budaya masyarakat industri.

Satu hal yang sangat penting adalah bahwa kita semua


harus mempunyai tekad yang sama untuk hidup sejajar
dengan bangsa lain dalam berkarya yang efisien, efektif,
bermutu
tinggi
dan
berdisiplin
yang
mampu
meningkatkan produktivitas nasional.

14

DK3N ingin memperkenalkan dan menawarkan


Prinsip TEKAD, sebagai suatu alternatif untuk
menjawab tantangan yaitu semua perusahaan
telah melaksanakan budaya K3 seperti yang
kita idamkan dalam Wawasan K3 2010.
Prinsip TEKAD yang dimaksud tersebut adalah:
Terampil dan tekun
Emosi terkendali
Kebersihan dilaksanakan terencana
Atur rapih bahan dan alat
Disiplin di tegakkan melalui pelatihan

15

Dengan melaksanakan program TEKAD,


diharapkan dapat menghasilkan hal-hal
sebagai berikut :
Terkendalinya keselamatan, stabilitas kerja dan mutu
produk
Terbinanya suasana kerja yang nyaman,
menyenangkan, dan saling menghargai
Terawatnya tempat kerja, peralatan dan
perlengkapan yang sangat penting dalam
mendukung proses produksi
Tercapainya efisiensi kerja, memperkecil kehilangan
waktu kerja, dan peningkatan mutu kerja.
Terwujudnya disiplin kerja yang dilaksanakan dengan
sukarela sebagai perwujudan budaya K3 yang telah
dihayati.

16

Bagi perusahaan, prinsip TEKAD dapat mendukung


perusahaan
dalam
meningkatkan
laba
dengan
meningkatkannya penghematan, kemampuan berproduksi
dan kecepatan bisnis, serta memberikan citra perusahaan
menjadi perusahaan yang mempunyai bonafititas tinggi.
Bagi pekerja, dengan melaksanakan program TEKAD
pekerja dapat memperoleh manfaat yaitu terjaminnya
keselamatan dan kesehatan dalam bekerja, kenyamanan
dan kesejahteraan dapat ditingkatkan, serta dapat
memberikan sikap kerja yang positif, kreatif dan
bersemangat.
Bagi para pelanggan, penerapan program TEKAD
diperusahaan, dapat memperoleh jaminan barang yang
diterima bermutu tinggi, dengan harga kompetitif dan
disampaikan dalam waktu yang tepat sesuai pesanan.
17

Program yang diturunkan


TEKAD mampu :

dari

Prinsip

Meningkatkan efisiensi dan produktivitas


Meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja
Meningkatkan kenyamanan dan sasaran kerja
yang baik dan kondusif

Cisarua, 9 Desember 2005

19

Anda mungkin juga menyukai