Anda di halaman 1dari 8

Vol. 1, No. 1, Hal.

9-16
DOI: https://doi.org/10.57103/biosains_medika.v1i1.80

EFEKTIVITAS KONSENTRASI KALSIUM KLORIDA (Cacl2) TERHADAP UMUR


SIMPAN DAN SIFAT ORGANOLEPTIK PADA PISANG MULI (Musa Acuminate Aa)
SELAMA PENYIMPANAN

1
Dwi Rhindra Krisnamurti, 2Hafsah
Program studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Wanita Internasional Bandung,
Indonesia
hafsah@iwu.ac.id

(Diterima: Desember 2022; Direvisi: Januari 2023; Dipublikasikan: Januari 2023)

ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui konsentrasi kalsium klorida (CaCl2) yang efektif
terhadap umur simpan dan sifat organoleptik pada pisang muli (Musa acuminate AA). Penelitian ini bersifat
eksperimental dengan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL). Ada enam konsentrasi
kalsium klorida (CaCl2), yaitu larutan CaCl2 konsentrasi 0%, 3%, 6%, 9%, 12%, dan 15%. Buah pisang
muli direndam dalam larutan selama 90 menit. Untuk mengetahui umur simpan menggunakan uji warna
kulit buah yang dilakukan secara visual menggunakan indeks skala warna buah pisang. Dan untuk uji
organoleptik menggunakan pengumpulan data dengan kuesioner kepada 30 panelis. Data yang diperoleh
dianalisa dengan uji Friedman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, Ada pengaruh pemberian
konsentrasi kalsium klorida (CaCl2) yang berbeda terhadap umur simpan buah pisang muli (Musa
acuminate AA). Konsentrasi kalsium klorida 9% merupakan konsentrasi yang efektif karena mampu
memperpanjang umur simpan pada pisang muli (Musa acuminate AA) dilihat dari perubahan warna kulit
dan sifat organoleptik yang lebih baik dibandingkan dengan konsentrasi lainnya.

Kata Kunci: CaCl2, Buah Pisang Muli (Musa acuminate AA), Umur simpan (Warna kulit buah), Sifat
Organoleptik (Warna, Rasa, Tekstur.

ABSTRACT:
The purpose of this study was to find out the effect of calcium chloride concentration (CaCl2) are
different from the storage life and organoleptic properties of the banana muli (Musa acuminate AA). This
research is an experimental design by using the method Draft Random Complete (DRC). There were six-
level concentration of calcium chloride (CaCl2) solution : 0%, 3%, 6%, 9%, 12%, and 15%. Banana muli
(Musa acuminate AA) was immersed in the solution for 90 minutes. To find out the result of storage life,
this study used a fruit skin color test based on the banana color scale index. And for organoleptic tests
using data collection with questionnaires to 30 panelists. The data obtained were analyzed by the
Friedman test. The results showed that there is a concentration of calcium chloride (CaCl2) giving influence
different storage life of fruit banana muli (Musa acuminate AA). The concentration of 9% calcium chloride
is an effective concentration because it can extend the shelf life of banana muli (Musa acuminate AA)
seen from changes in skin color and organoleptic properties better than other concentrations.

Keywords: CaCl2 , Fruit Banana Muli (Musa acuminate AA), storage life, organoleptic properties (color,
taste, texture)

PENDAHULUAN
Pisang termasuk pada jenis buah yang menjadi unggulan di Indonesia selain mangga, durian,
manggis, dan jeruk (Direktorat Tanaman Buah, 2003). Hal ini dikarenakan oleh volume produksi pisang
dan jumlah konsumsi pisang meningkat tiap tahun di Indonesia. Pada data terbaru menyatakan bahwa
produksi pisang sejumlah 6.862.568 ton pada tahun 2014 dan mengalami peningkatan menjadi 7.162.680
ton pada tahun 2017. Dan, jumlah konsumsi pisang di Indonesia mengalami peningkatan pada tahun
2013 dengan jumlah 3,546 menjadi 7,039 kg/kapita/tahun pada tahun 2017 (Dirjen Hortikultura, 2018).

9
Jurnal Biosains Medika, Vol. 1, No. 1, Januari 2023: 9-16

Pisang merupakan salah satu tanaman hortikultura yang mudah rusak (perishable). Hal ini
disebabkan oleh adanya proses metabolisme yang masih berlangsung saat setelah buah dipanen, yang
membuat kualitas buah akan menurun selama proses penyimpanan. Selain itu pisang termasuk golongan
buah klimakterik yang menyebabkan buah setelah dipanen masih melangsungkan proses fisiologi dengan
laju respirasi yang meningkat drastis selama pematangan buah (Sugistiawati, 2013). Menurut Elvi (2012)
hal tersebut dapat mengakibatkan daya simpan pisang menjadi sangat singkat yang mengakibatkan
kualitas pisang cepat memburuk.
Maka dari itu dibutuhkan penanganan pascapanen dalam penyimpanan yang mempunyai fungsi
untuk penghambatan proses enzimatis dalam meminimalisir respirasi dan trasnpirasi yang mengakibatkan
daya simpan buah lebih lama (Elvi, 2012). Menurut Zhang dkk (2010) penanganan pasca panen juga
berfungsi untuk mempertahankan kualitas pisang, baik bentuk, rasa, maupun tekstur.
Salah satu cara penanganan pascapanen adalah dengan penambahan garam kalsium (Ca)
(Winarno, 2002). Hal itu dikarenkan pada jaringan ion kalsium mempunyai peranan penting untuk
pertahanan dari ketegaran dinding sel yang dapat terhambatnya kelunakan buah serta berkurangnya
kepekaan pada kerusakan mekanis maupun fisiologi (Hedrikus dkk, 2014). Selain itu buah yang
mengandung kalsium yang tinggi memiliki laju respirasi yang lambat sehingga memiliki umur simpan yang
pada buah akan lebih lama dibandikan buah yang mengandung kalsium yang rendah (Lia dkk, 2016).
Menurut Fardiana, dkk (2004), buah mangga arumanis pada perendaman dengan larutan Kalsium
Klorida (CaCl2) dapat memperlambat pematangan buah selama 1 hingga 3,5 hari. Buah mangga pada
perendaman dengan larutan 4% Kalsium Klorida (CaCl2) memiliki umur simpan yang panjang bersamaan
dengan pertambahan waktu rendam, disisi lain mangga pada perendaman larutan 8% Kalsium Klorida
(CaCl2) memiliki tingkat kematangan yang lebih cepat.
Penggunaan kalsium klorida yang efektif pada buah pasca panen adalah dengan pemberian secara
kontak langsung dengan buah (Eka, 2004). Menurut Justina, dkk (2006) kalsium klorida dapat bekerja
lebih efektif pada metode perendaman dibanding dengan penyemprotan pada buah.
Tujuan penelitian adalah untuk dapat mengetahui pengaruh konsentrasi kalsium klorida (CaCl2)
terhadap umur simpan dan sifat organoleptik pada buah pada pisang muli (Musa acuminate AA) .

METODE
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 30 buah pisang muli yang terdapat pada
sisir kedua dari pangkal tandan sampai sisir kedua terakhir dari ujung tandan. Dengan tingkat kematangan
3⁄4 penuh yang mempunyai ciri-ciri kulit berwarna hijau dan siku pada buah masih terlihat sangat jelas.
Pisang didapat dari perkembunan daerah Cimahi. Bahan lain yang digunakan adalah 450 gram serbuk
Kalsium Klorida (CaCl2), serta 6 liter Aquadest.
Alat-alat yang digunakan adalah baskom, sendok pengaduk, tempat penyimpanan, dan alat
timbang, form uji organoleptik, alat tulis, tusuk gigi, piring kertas.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian dengan metode eksperimental. Percobaan ini
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang disusun secara faktorial. Terdapat dua faktor pada
percobaan ini yaitu konsentrasi CaCl2 (K) dan lama perendaman (L). Konsentrasi CaCl2 terdiri dari 6 taraf
yaitu 0% (K0), 3% (K1), 6% (K2), 9% (K3), 12% (K4), dan 15% (K5). Lama perendaman yaitu 90 menit
(L1).
Data yang diperoleh dari penilaian umur simpan serta sifat organoleptik akan diolah dan dianalis
menggunakan uji normalitas data, jika data yang diperoleh merupakan data yang tidak normal maka akan
digunakannya statistika parametik dengan uji Friedman pada taraf signifikan 95% dan apabila data yang

10
Yulianus Kotouki et al. Optimalisasi Konsentrasi Dan Frekuensi Pemberian Pupuk …

diperoleh merupakan data yang normal maka akan digunakannya uji statistika parametik, hal ini
digunakan untuk mengukur ada tidaknya perbedaan pada kadar kalsium klorida terhadap umur simpan
dan sifat organoleptik yang meliputi warna, tekstur, manis, asam dan sepat pada pisang muli yang
didukung dengan teori-teori yang telah ada. Jika data yang diperoleh mempunya perbedaan makan akan
dilakukannya uji lanjutan yaitu uji bedan atau LSD. Analisis data akna menggunakan program SPSS versi
21.
Dipilih 30 buah pisang muli yang telah dibersihkan menggunakan air mengalir dengan kesamaan
dalam warna dan tingkat ketuaan. Selanjutnya pisang yang telah kering akan dibagi menjadi 6 unit dengan
masing-masing unit memiliki 5 buah pisang muli. Pembagian unit berdasarkan konsentrasi larutan CaCl2
yang digunakan sebanyak 0%, 3%, 6%, 9%, 12%, dan 15%. Untuk larutan CaCl2 3% diperoleh dari
percampuran 30 gram serbuk CaCl2 dengan 1 liter aquadest. Pada larutan CaCl2 6% diperoleh dari
percampuran 60 gram serbuk CaCl2 dengan 1 liter aquadest, pada larutan CaCl2 9% diperoleh dari
pencampuran 90 gram serbuk CaCl2 dengan 1 liter aquadest, pada larutan CaCl2 12% diperoleh dari
pencampuran 120 gram serbuk CaCl2 dengan 1 liter aquadest, yang terakhir pada larutan CaCl2 15%
diperoleh dari campuran 150 gram serbuk CaCl2 dengan 1 liter aquadest. Masing-masing unit direndam
dengan waktu 90 menit.
Setelah proses perendaman pada 6 kadar yang CaCl2 berbeda, maka buah akan dikeringanginkan,
selanjutnya buah akan disimpan pada suhu ruang dengan rata- rata 23 0C sesuai dengan RAL sampai
pada hari ke-4. Dihari ke-4 dilaksanakannya pengujian pada pengaruh pemberian kalsium klorida (CaCl2)
terhadap umur simpan buah pisang. Yang dilihat dari karakter fisik warna kulit buah dengan indek nilai
atau skor (score). Ket nilai 1= Seluruh permukaan buah berwarna hijau, 2= Hijau dengan sedikit kuning,
3= Kuning lebih banyak dari hijau, 4= Kuning dengan ujung hijau, 5= Kuning penuh, 6= Kuning dengan
sedikit bintik coklat, 7= Kuning dengan bercak coklat lebih luas.
Pada pengujian sifat organoleptik menggunakan panelis konsumen berjumlah 30 orang
yang akan memberikan penilaian terhadap pisang muli dengan cara menuliskan penilaian pada
kertas form organoleptik. Panelis yang digunakan adalah mahasiswa/I dengan umur dari 20
hingga 25 tahun yang berada di wilayah Jawa Barat. Sifat yang akan diuji pada pengujian sifat
organoleptik ini, yaitu : warna, tekstur, dan rasa.

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Umur simpan pisang muli (Musa acuminate AA) dengan uji warna.
Tabel 1. Perubahan Warna Kulit Pisang Muli (Musa acuminate AA) pada kadar kalsium klorida
(CaCl2) yang berbeda

11
Jurnal Biosains Medika, Vol. 1, No. 1, Januari 2023: 9-16

Tabel 1 dapat disimpulkan bahwa konsentrasi kalsium klorida (CaCl2) paling baik adalah 9% yang
memiliki warna kulit pisang muli (Musa acuminate AA) masih berwarna hijau pada hari ke-1, berwarna
hijau lebih banyak dari kuning dihari ke-2, berwarna kuning dengan ujung hijau dihari ke-3, dan pada hari
ke-4 berwarna kuning penuh. Kondisi warna pisang pada kadar 9% memiliki kondisi yang lebih baik
dibanding dengan warna kulit buah pada kadar yang lain. Sedangkan kadar 15% merupakan kadar
dengan warna kulit buah paling buruk dibandingkan dengan warna kulit pisang kontrol dengan kadar 0%
CaCl2, pada hari terakhir pengamatan terlihat warna kulit buah kuning dengan banyak bercak coklat .
2. Sifat Organoleptik Pisang Muli (Musa acuminate AA)
Tabel 2. Rata-rata Hasil Uji Sifat Organoleptik

12
Yulianus Kotouki et al. Optimalisasi Konsentrasi Dan Frekuensi Pemberian Pupuk …

Data tersebut telah diolah menggunakan metode Friedman yang menghasilkam data seperti
berikut ini :
Warna Daging Buah
Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa pisang dengan kadar kalsium klorida (CaCl2) 0% 3% 6%
12% dan 15% memiliki rata-rata skor warna yaitu 3.30, 3.65, 3.49, 3.24, 3.06, menurut persepsi panelis
berarti warna daging buah pisang agak kuning, sedangkan pada kadar kalsium klorida (CaCl2) 9%
memiliki rata-rata skor yaitu CaCl2 4.26%, menurut persepsi panelis berarti warna daging buah pisang
berwarna agak putih. Hal ini menandakan bahwa pisang perendaman kalsium klorida (CaCl2) pada
konsentrasi 9% merupakan pisang yang belum seutuhnya matang atau dengan kata lain mempunyai
umur simpan yang pendek yang telah dinilai oleh panelis konsumen.
Tekstur
Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa pisang dengan kadar CaCl2 0% dan 3% memiliki rata-
rata skor tekstur pisang yaitu 2,29, dan 2,35 menurut persepsi panelis yang berarti memiliki tekstur lunak,
pisang dengan kadar kalsium klorida (CaCl2) 12% memiliki rata-rata tekstur skor 2,59 menurut persepsi
panelis berarti pisang tersebut memiliki tekstur agak keras. Pisang muli (Musa acuminate AA) dengan
kadar CaCl2 6% dan 15% memiliki rata-rata skor tekstur pisang yaitu 3,51 dan 4,28 menurut persepsi
panelis berarti pisang tersebut memiliki tekstur keras. Pisang muli (Musa acuminate AA) dengan kadar
rendaman CaCl2 9% memiliki rata-rata tekstur skor tertinggi 4.56 menurut persepsi panelis yang berarti
tekstur sangat keras. Dengan demikian konsentrasi kalsium klorida (CaCl2) 9% dapat memperpanjang
umur simpan pada pisang muli (Musa acuminate AA) dan mempertahankan tekstur dari buah pisang muli
(Musa acuminate AA).
Rasa Manis
Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa pisang dengan kadar kalsium klorida (CaCl2) 3% memiliki
rata-rata skor yang paling rendah yaitu 2.24 yang menurut panelis mempunyari rasa yang manis. Pisang
muli (Musa acuminate AA) dengan kadar kalsium klorida (CaCl2) 12% memiliki rata-rata skor manis yaitu
3.43 yang menurut panelis mempunyai rasa yang agak manis. Sedangkan untuk pisang muli (Musa
acuminate AA) dengan kadar CaCl2 0%, 6%, 9%, dan 15% memiliki rata-rata skor yang paling tinggi
yaitu 3.68, 4.00, 3.97, dan 3.68 menurut penilaian panelis mempunyai rasa yang kurang manis. Hal ini
menandakan bahwa perendaman pisang muli (Musa acuminate AA) dengan konsentrasi kalsium klorida
(CaCl2) 6% dan 9% dapat buah pisang muli tanpa mengubah kualitas rasa dari buah pisang muli (Musa
acuminate AA) itu sendiri.
Rasa Asam
Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui, bahwa pisang dengan konsentrasi kalsium klorida (CaCl2) 0%,
3%, 6%, 12%, dan 15% memiliki rata-rata skor rasa asam paling rendah yaitu 3.20, 3.48, 3.50, 3.29,

13
Jurnal Biosains Medika, Vol. 1, No. 1, Januari 2023: 9-16

dan 3.15 yang dapat diartikan bahwa panelis menilai wahwa rasa asam yang terasa adalah rasa agak
asam. Sedangkan untuk pisang dengan konsentrasi kalsium klorida (CaCl2) 9% memiliki rata-rata skor
rasa asam paling tinggi yaitu 4.38 menurut persepsi panelis yang berarti memiliki rasa yang asam. Dengan
ciri ini dapat disimpulkan bahwa penambahan kalsium klorida (CaCl2) konsentrasi 9% dapat
memperpanjang umur simpan dari buah pisang muli.
Rasa Sepat
Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui bahwa pisang dengan kadar CaCl2 0% dan 12% memiliki rata-
rata skor rasa sepat yang paling rendah yaitu 2.40 dan 1.82 menurut panelis merupakan pisang dengan
rasa yang sedikit sepat. Pisang dengan konsentrasi kalsium klorida (CaCl2) 3% memiliki rata-rata skor
rasa asam yaitu 3.06 menurut panelis merupakan pisang dengan rasa yang agak sepat. Sendangkan
pisang dengan konsentrasi kalsium klorida (CaCl2) 6%, 9%, dan 15% memiliki rata-rata nilai skor rasa
sepat yang tertinggi yaitu 3.58, 4.26, dan 4.21 para panelis menilai bahwa rasa yang dimiliki pisang yaitu
sepat. buah pisang muli yang di rendam pada kalsium klorida (CaCl2) berkonsentrasi 9% dan 15%
memiliki ciri-ciri buah yang belum sepenuhnya matang. Hal ini menunjukkan bahwa kedua konsentrasi ini
efektif dalam memperpanjang umur simpan dari pisang muli (Musa acuminate AA).

SIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan dari penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Pemberian konsentrasi kalsium klorida (CaCl2) yang berbeda memiliki efektivitas terhadap umur
simpan dan kualitas buah pisang muli (Musa acuminate AA). Konsentrasi 9% kalsium klorida (CaCl2)
merupakan konsentrasi yang efektif karena mampu memperpanjang umur simpan pada pisang muli
(Musa acuminate AA) yang dilihat dari perubahan warna kulit pisang.
2. Pemberian konsentrasi kalsium klorida (CaCl2) yang berbeda memiliki efektivitas terhadap sifat
organoleptik dari para konsumen. Konsentrasi 9% kalsium klorida (CaCl2) merupakan konsentrasi
yang memiliki skor tinggi pada uji sifat organoleptik. Para panelis menilai bahwa pisang muli dengan
konsentrasi 9% kalsium klorida (CaCl2) memiliki warna daging buah yang agak putih, tekstur yang
sangat keras, rasa yang kurang manis, rasa yang asam, dan rasa yang sepat. Hal ini menandakan
bahwa perendaman pisang muli dengan konsentrasi 9% kalsium klorida (CaCl2) mampu
memperpanjang umur simpan hingga 4 hari dan mempertahankan kualitas dari segi warna daging
buah, tekstur, rasa manis, rasa asam dan rasa sepat.
Berdasarkan hasil dan pembahasan dari penelitian yang telah dilakukan maka dapat
dikemukakan saran sebagai berikut :
1. Disarankan pada penelitian selanjutkan untuk dilakukannya pengujian pada kualitas buah
pisang muli yang telah telah direndam dalam konsentrasi kalsium klorida (CaCl2) yang
berbeda seperti kadar air, kadar gula, serat, vitamin A, vitamin B, serta vitamin C yang
terdapat dalam daging buah dengan kematangan yang penuh.
2. Sebagai aplikasi untuk masyarakat, hubungan dari konsentrasi 9% kalsium klorida (CaCl2)
dengan lama perendaman 90 menit dapat digunakan, hal ini dikarenakan pada perlakuan
tersebut dapat memperpanjang umur simpan dan mempertahankan kualitas buah yang
dapat dilihat dari warna kulit buah pisang muli (Musa acuminate AA) yang masih terdapat

14
Yulianus Kotouki et al. Optimalisasi Konsentrasi Dan Frekuensi Pemberian Pupuk …

warna hijau, warna daging buah yang sedikit putih, rasa yang kurang manis, memiliki rasa
yang asam dan rasa yang sepat pada pisang muli (Musa acuminate AA) sampai hari ke-4
bahkan lebih.

REFERENSI
Aeny, Sri Nur. ANALISA PENGARUH PERENDAMAN LARUTAN CaCl2
Andriani, Lia, Yahdi Yahdi, and Lutvia Krismayanti. "Pengaruh Konsentrasi Kalsium Klorida (CaCl2) Dan
Lama Perendaman Terhadap Umur Simpan dan Pematangan Buah Mangga (Mangifera indica L) Cv.
Manalagi." Biota 9.2 (2016): 226-240.
Andriyanto, F. Penyimpanan Pisang (Musa acuminata C.) Varietas Mas Kirana pada Suhu Rendah.
Antarlina SS, Noor HD, Umar S, Noor I. Karakteristik buah pisang lahan rawa
Astuti, Nurita Puji. "Sifat Organoleptik Tempe Kedelai yang Dibungkus Plastik, Daun Pisang dan Daun Jati."
PhD diss., Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2009.
Cahyono B. Bambang Cahyono Pisang. Kanisius; 2009.
Diennazola R. Pengaruh Sekat dalam Kemasan Terhadap Umur Simpan dan Mutu Buah Pisang Raja Bulu.
Skripsi Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian IPB. Bogor. 2008.
Efendi D. REVIEW Rekayasa Genetika untuk Mengatasi Masalah-masalah Pascapanen. Jurnal Agronomi
Indonesia (Indonesian Journal of Agronomy). 2005;33(2).
Faiqoh, Elmaulida Nur. "Pengaruh Konsentrasi dan Lama Perendaman Dalam CaCl2 (Kalsium Klorida)
Terhadap Kualitas dan Kuantitas Buah Naga Super Merah (Hylocereus costaricensis)." Jurusan Biologi
Fakultas SAINS dan Teknologi UIN Malang (2014).
Hasibuan, Elvi Pebri, and Winarso D. Widodo. "Pengaruh Aplikasi KMnO4 dengan Media Pembawa Tanah
Liat terhadap Umur Simpan Pisang Mas (Musa sp AA Group.)." Buletin Agrohorti 3.3 (2017): 387-394
Huda, Muchammad Ambar, Sri Trisnowati, and Eka Tarwaca Susila Putra. "TANGGAPAN BUAH SAWO
(Manilkara zapota (L.) van Royen) TERHADAP KADAR DAN LAMA PERENDAMAN DALAM LARUTAN
CaCl2." Vegetalika 4.3: 70-85.
Kartikawati, Diah, Dyah Ilminingtyas, and Nurtekto Nurtekto. "Pengaruh Perendaman Larutan Kalsium
Klorida Terhadap Sifat Fisik Dan Tingkat Kesukaan French Fries Labu Kuning (Cucurbita moschata
Durch)(Effect of Calcium Chloride Solution Immersion on Physical Characteristic and Hedonic Scale
of Pumpkin French Fries (Cucurbita moschata L.)." Serat Acitya 6.2 (2018): 16.
Luthfiana, Ilfa. Pengaruh konsentrasi dan lama perendaman dalam kalsium klorida (CaCl2) terhadap
kematangan dan kualitas buah pisang ambon kuning (Musa paradisiaca var sapientum). Diss.
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, 2014.
Mikasari W. Kajian Penyimpanan dan Pematangan Buah Pisang Raja (Musa Paradisiaca var. sapientum L.)
dengan metode Pentahapan Suhu. Sekolah Tinggi Institusi Pertanian Bogor. 2004.
MUSTIANAH, IRMA. Pengaruh Lama Penyimpanan Dalam Kemasan Plastik Dengan Penambahan Kmno4
Terhadap Mutu Buah Pisang (Musa parasidiaca L.). Diss. University of Muhammadiyah Malang, 2004.
Partha, Ida Bagus Banyuro, Moh Ali Joko Wasono, and Maria Ulfah. "PENGARUH CaCl2 DAN EDIBLE FILM
TERHADAP PENGHAMBATAN CHILLING INJURY BUAH NANGKA KUPAS [Effect of CaCl2 and Edible
Film on Chilling Injury Inhibition of fresh-cut Jackfruits]." Jurnal Teknologi dan Industri Pangan 20.1
(2009): 63.
Prabawati S, Setyabudi D. Teknologi Pascapanen dan Teknik Pengolahan Buah Pisang. Bogor: Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
2008.
Rahayu, Mustika Dwi, Winarso Drajad Widodo, and Ketty Suketi. "Penentuan Waktu Panen Pisang Raja
Bulu Berdasarkan Evaluasi Buah Beberapa Umur Petik." Jurnal Hortikultura Indonesia 5.2 (2015): 65-
72.
Santoso SP. Teknologi Pengawetan Bahan Segar. Naskah Publikasi Universitas Widyagama, Malang. 2006.
Sapta,B.P.U. 2002. Infiltrasi Poliamina Menghambat Pemasakan Buah Pisang Cavendish. Hayati Vol 9. No.1
Sari, Fardiana Eka, Sri Trisnowati, and Suyadi Mitrowihardjo. "Pengaruh kadar CaCl2 dan lama perendaman
terhadap umur simpan dan pematangan buah mangga arumanis (The effect of CaCl2 and dipping
time on shelve life and ripening of arumanis mango)." Ilmu Pertanian 11.1 (2004): 42-50.
Setiani Rahmawati, Ita, Endah Dwi Hastuti, and Sri Darmanti. "Pengaruh perlakuan konsentrasi kalsium
klorida (CaCl2) dan lama penyimpanan terhadap kadar asam askorbat buah tomat (Lycopersicum
esculentum Mill.)." Anatomi Fisiologi 19.1 (2011): 62-70.
Sholihati, Sholihati, Rokhani Abdullah, and Suroso Suroso. "Kajian Penundaan Kematangan Pisang Raja

15
Jurnal Biosains Medika, Vol. 1, No. 1, Januari 2023: 9-16

(Musa paradisiaca Var. Sapientum L.) Melalui Penggunaan Media Penyerap Etilen Kalium
Permanganat." Rona Teknik Pertanian 8.2 (2015): 76-89.
Silsia, Devi, Rosalina Yessy, and Muda Firman. "Pemanfaatan Asap Cair Untuk Mempertahankan Kesegaran
Buah Pisang Ambon Curup." Agro Industri 1.1 (2011): 8-16.
Slamet, Agus. "Optimasi perendaman dalam larutan CaCl2 terhadap sifat fisik dan tingkat kesukaan stick
pisang." Jurnal AgriSains 1.1 (2010).
Sonia, Siti Latipa, Zulkifli Zulkifli, and Martha Lulus Lande. "Studi Berat Segar dan Kandungan Karbohidrat
Terlarut Total pada Setiap Tingkat Kematangan Buah Pisang Ambon (Musa paradisiaca var.
sapientum)." Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pertanian. 2017.
Sunarjono H. Berkebun 21 jenis tanaman buah. Niaga Swadaya; 2006.
Suyanti S, Ahmad S. Pisang Budi Daya Pengolahan dan Prospek Pasar. Edisi Revisi. Jakarta: Penebar
Swadaya. 2008.
Suyanto, Edy, Hurip Santoso, and Rabiatul Adawiyah. "Pendapatan dan Tingkat Kesejahteraan Petani
Pisang Ambon (Musa paradisiaca) di Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran." Jurnal Ilmu-
Ilmu Agribisnis 2.3 (2014): 253-261.
Triyono A. Pengaruh maltodekstrin dan substitusi tepung pisang (Musa paradisiaca) terhadap karakteristik
flakes. InProsiding Seminar Nasional Teknik Kimia “Kejuangan” Pengembangan Teknologi Kimia
untuk Pengolahan Sumber Daya Alam Indonesia (pp. B06-1-B06-7). Yogyakarta: Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta 2010.
Tullah, Rahmat. "Penghambatan Pematangan Buah Pisang Mas Kirana dengan Senyawa 1-MCP and Zeolit
dalam Penyimpanan Suhu Ruang."
Umami, Dewi Muslikhatul. Pengaruh konsentrasi dan lama perendaman dalam CaCl2 terhadap
pematangan buah alpukat (Persea americana Mill.). Diss. Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim, 2009.
Wattimena GA. Diktat Zat Pengatur Tumbuh Tanaman. Bogor: Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman
PAU Bioteknologi IPB-Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. 1987.
Winarno, F. G. "Kimia pangan gizi." Edisi Kedua. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta (1997).
Wiratama ID, Wirya GN, Nyana ID, Adnyani NN, Suastika G. Laporan pertama infeksi Begomovirus pada
tanaman mentimun di Bali. Jurnal Fitopatologi Indonesia. 2016 Jan 12;11(5):175.

16

Anda mungkin juga menyukai