Anda di halaman 1dari 13

11

Lampiran 1.

RUANG LINGKUP BIOLOGI

A. BIOLOGI SEBAGAI SAINS


Karakteristik sains
Sains memiliki beberapa karakteristik yaitu sebagai berikut:
a. Rasional artinya sains merupakan hasil kegiatan berpikir secara logis dengan
menggunakan nalar (rasio) yang hasilnya dapat diterima nalar manusia.
b. Objektif, sains merupakan kebenaran apa adanya karena didasarkan atas data-data
dan tanpa pengaruh pendapat atau pandangan pribadi
c. Empiris, sains dapat dibuktikan dengan pengamatan, penelitian atau eksperimen
d. Akumulatif, sains dibentuk berdasarkan teori lama yang disempurnakan, ditambah,
atau diperbaiki sehingga makin sempurna

1. Pengertian Biologi
Biologi berasal dari kata bios yang berarti hidup dan logos yang berarti ilmu. Biologi
adalah ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup baik yang bersifat makroskopis
maupun mikroskopis.

2. Cabang Biologi
a. Anatomi mempelajari struktur bagian tubuh makhluk hidup.
b. Bakteriologi mempelajari tentang bakteri.
c. Bioteknologi mempelajari teknik pemanfaatan organisme untuk menghasilkan suatu
produk yang bermanfaat bagi manusia.
d. Botani mempelajari beraneka ragam tumbuh-tumbuhan.
e. Ekologi mempelajari hubungan makhluk hidup dengan sesamanya dan dengan
lingkungannya.
f. Evolusi mempelajari asal usul makhluk hidup dan berbagai perubahan yang terjadi
secara perlahan-lahan di bumi.
g. Fisiologi mempelajari fungsi alat-alat tubuh makhluk hidup
h. Genetika mempelajari cara penurunan sifat makhluk hidup kepada keturunannya.
i. Mikrobiologi mempelajari tentang mikroorganisme.
j. Morfologi mempelajari tentang bentuk dan struktur makhluk hidup.
12

k. Taksonomi mempelajari tentang penamaan dan pengelompokan makhluk hidup


berdasarkan persamaan dan perbedaan cirinya.
l. Zoologi mempelajari tentang beraneka ragam hewan.

3. Aplikasi Biologi Terapan


a. Bidang kedokteran misalnya tehnik pembuatan bayi tabung, metode keluarga
berencana, cangkok organ tubuh, bedah plastik dan terapi gen.
b. Bidang farmasi misalnya pembuatan vaksin, antibiotik untuk bakteri dan jamur serta
obat-obatan tradisional dan modern.
c. Bidang teknologi pangan misalnya pembuatan keju, nata de coco, kecap, tapai, dan
lain-lain.
d. Bidang pertanian misalnya penemuan bibit unggul, tanaman transgenik, kultur
jaringan, tehnologi hidroponik, dan pemandulan hama.
e. Bidang peternakan misalnya kloning untuk hewan, inseminasi buatan, ayam petelur
tanpa dibuahi pejantan, dan hewan ternak yang bermutu unggul lainnya.
f. Bidang perikanan misalnya budidaya udang windu, budidaya kerang penghasil
mutiara, dan budidaya ikan hias.
g. Bidang industri misalnya tehnik pemisahan logam dari bijihnya melalui peranan
bakteri Thiobacilllus sp.
h. Bidang pengelolaan lingkungan hidup misalnya pengolahan limbah dengan
memanfaatkan mikroorganisme.

B. KERJA ILMIAH
Kerja ilmiah merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh orang yang
memiliki sikap ilmiah, dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses dan melalui
langka-langkah metode ilmiah.

1. Sikap Ilmiah
Sikap ilmiah yang dimiliki oleh para ilmuwan, antara lain:
 Peka dan kritis terhadap fenomena atau kejadian di alam
 Tidak percaya pada takhayul, yang kebenarannya tidak dapat dibuktikan
 Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi
 Memiliki minat yang besar untuk dapat menghasilkan suatu produk sains
13

 Berpikir logis, terbuka, serta mau menerima kritik dan pendapat orang lain
 Jujur dan objektif terhadap hasil penelitian yang dilakukan
 Teliti, tekun, dan tidak mudah puutus asa ketika melakukan penelitian
 Optimis terhadap keberhasilan penelitian
 Bersikap hormat terhadap peneliti lain ataupun orang lain
 Menghargai hasil penelitian dan penemuan orang lain

2. Pendekatan Keterampilan Proses


Pendekatan keterampilan proses (inquiry approach) adalah suatu cara yang diterapkan
pada siswa agar dapat menemukan fakta dan konsep ilmiah dengan melibatkan secara
maksimal seluruh kemampuannya.
Keterampilan proses antara lain mencakup:
1. Klasifikasi objek
Klasifikasi objek adalah kegiatan mengelompokkan objek berdasarkan kriteria tertentu
yang ditetapkan, tujuannya untuk menyederhanakan objek sehingga akan memudahkkan
dalam melakukan penelitian.
2. Mengajukan pertanyaan
Pertanyaan yang muncul ketika anda melihat suatu kejadian yang aneh dapat diangkat
sebagai suatu masalah yang diselesaikan melalui serangkaian penelitian.
3. Melakukan pengamatan (observasi)
Melakukan pengamatan (observasi) adalah kegiatan untuk memperoleh data atau
informasi yang berhubungan dengan objek penelitian dengan menggunakan panca indra
maupun dengan bantuan alat.
Data yang diperoleh dari kegiatan pengamatan dapat berupa
a. Data kualitatif adalah data yang tidak dapat dinyatakan dengan angka. Data ini
diperoleh dari pangamatan dengan menggunakan panca indra.
b. Data kuantitatif adalah data yang dapat dinyatakan dalam angka, data ini diperoleh
dari pengamatan yang menggunakan alat bantu.
4. Menyajikan data
Data hasil pengamatan disajikan secara ringkas dan sistematis. Data kualitatif dapat
disajikan dalam bentuk tabel, uraian, skema, dan gambar. Data kuantitatif dapat disajikan
dalam bentuk tabel angka dan grafik.
14

5. Menafsirkan data
Menafsirkan data adalah memberikan arti atau makna data hasil pengamatan.
6. Memprediksi dan memprakirakan data
a. Memprekdiksi adalah membuat dugaan berdasarkan logika.
b. Memprakirakan adalah membuat dugaan mengenai suatu kejadian yang tidak
diketahui berdasarkan data yang ada. Prakiraan terbagi dua yaitu:
1. Prakiraan intrapolasi adalah membuat dugaan terhadap kejadian yang sudah
pernah terjadi, tetapi tidak pernah diketahui.
2. Prakiraan ekstrapolasi adalah membuat dugaan terhadap kejadian yang belum
terjadi dan kemungkinan akan terjadi.
7. Identifikasi variabel dalam percobaan
Dalam percobaan terdapat dua kelompok perangkat percobaan yaitu:
a. Kelompok kontrol adalah kelompok percobaan yang tidak diberi perlakuan,
digunakan sebagai pembanding.
b. Kelompok eksperimen adalah kelompok percobaan yang diberi perlakuan tertentu.
Perlakukan itu dapat bervariasi sehingga disebut variabel.
Variabel merupakan faktor penentu atau faktor yang dapat berpengaruh, dapat
berubah maupun diubah. Berdasarkan sifatnya, faktor yang mempengaruhi kehidupan
organisme terbagi tiga yaitu:
1. Faktor fisika
2. Faktor kimia
3. Faktor biologi
Variabel dalam percobaan dapat dibedakan menjadi:
1. Variabel bebas (variabel manipulasi) adalah perlakuan yang berbeda-beda dalam
perlakuan.
2. Variabel terikat (variabel rospons) adalah hasil dari perlakuan yang berbeda-beda dalam
percobaan.
3. Variabel control (variabel terkendali) adalah perlakuan yang sama pada semua percobaan
4. Variabel pengganggu adalah variabel yang tidak dikehendaki, tetapi dapat
mempengaruhi hasil percobaan

3. Metodel Ilmiah
15

Metode Ilmiah adalah suatu cara yang sistematis untuk memecahkan masalah.
Langkah-langkah dalam metode ilmiah adalah:
1. Menemukan dan merumuskan masalah
2. Mengumpulkan informasi atau data-data pendukung
3. Menyusun hipotesis
4. Melakukan percobaan (eksperimen untuk menguji kebenaran hipotesis)
5. Mengolah hasil percobaan
6. Membuat kesimpulan
7. Mengomunikasikan hasil penelitian kepada khalayak (teman-teman)
Teknik dan prosedur penulisan laporan penelitian dalam bentuk makalah mengandung
unsur-unsur sebagai berikut:
a. Judul, berupa kalimat yang singkat dan padat tetapi menggambarkan isi makalah
b. Abstrak, berisi uraian singkat makalah mulai dari nama penulis, judul makalah, latar
belakang permasalahan, tujuan penelitian, tekhnik pengambilan data dan pengolahan
data serta hasil penelitian
c. Prakata, berisi ungkapan rasa syukur kepada tuhan yang maha esa dan ucapan terima
kasih kepada pihak yang membantu penyelesaian penelitian
d. Daftar isi, memuat sub judul pada setiap bab dan sub bab.
e. Pendahuluan, berisi latar belakang penullisan, indentifikasi masalah, batasan
masalah,rumasn masalah, tujuan penelitian daan keguanaan penelitian
f. Kerangka teori dan pengajuan hipotesis, berisi kajian landasan teori dan hipotesis
g. Metodelogi penelitian, menguraikan tujuan penelitian, tempat dan waktu penelitian,
alat, bahan, sampel dan metode penelitian
h. Pembahasan, berisi pengolahan data-data dan hasil penelitian.
i. Kesimpulan dan saran, berisi kesimpulandari penelitian dan saran yang berhubugan
dengan pemamfaatan hasil penelitian
j. Daftar pustaka, memuaat sumber-sumber materi yang digunakan
k. Lampiran, berisi foto-foto, tabel, data dan informasi pendukung

C. BEKERJA DI LABORATORIUM
Dalam melakukan praktikum kita harus memperhatikan beberapa langkah-langkah
keselamatan kerja.

a. Tata Tertib Penggunaan dan Keselamatan Kerja di Laboratorium


16

1. Pakailah baju khusus praktikum untuk melindungi tubuh dan seragam sekolah dari
kontaminasi zat-zat kimia
2. Hanya diperbolehkan meletakkan buku, alat tulis, bahan dan alat praktikum di atas
meja
3. Jangan mencoba memegang alat dan bahan yang tidak diperlukan yang ada di
laboratorium
4. Tidak diperkenankan makan dan minum di dalam laboratorium
5. Hanya mengambil zat yang diperlukan saat praktikum saja
6. Setelah selesai bekerja, bersihkan alat-alat, meja, dan ruangan
7. Pisahkan sampah padat dan sampah cair. Sampah cair dapat dibuang di bak saluran
pembuangan air, dan sampah padat dibuang di tempat sampah
8. Sisa pengambilan zat sebaiknya dibuang, jangan dimasukkan kembali ke botol asal
9. Sebelum meninggalkan ruangan, periksa kembali keadaan di dalam laboratorium

Bahan-bahan kimia yang biasa terdapat di laboratorium banyak yang bersifat


berbahaya bagi manusia maupun bagi lingkungan sekitar, sehingga keselamatan kerja di
laboratorium sangatlah penting. Oleh karena itu, pada wadah atau tempat bahan-bahan atau
zat kimia diberi simbol-simbol yang bertujuan untuk memberi keterangan mengenai sifat dan
bahaya zat tersebut. Diharapkan kita dapat berhati-hati dalam penggunaan bahan-bahan kimia
tersebut demi keselamatan bersama.
Kita perlu memahami simbol-simbol tanda bahaya untuk menghindari kesalahan-
kesalahan dan bahaya yang tidak kita inginkan. Tabel 1 menunjukkkan beberapa simbol-
simbol tanda bahaya yang ada beserta dengan keterangannya:

Tabel 1. Simbol-simbol Tanda Bahaya Beserta Keterangannya


17

Simbol Keterangan

Nama simbol : Irritant


Lambang : Xi
Arti : Bahan yang dapat menyebabkan iritasi, gatal-gatal
dan dapat menyebabkan luka bakar pada kulit.
Tindakan : Hindari kontak langsung dengan kulit.
Contoh : NaOH, C6H5OH, Cl2

Nama simbol : Harmful


Lambang : Xn
Arti : Bahan yang dapat merusak kesehatan tubuh bila
kontak langsung dengan tubuh atau melalui inhalasi.
Tindakan : Jangan dihirup, jangan ditelan dan hindari kontak
langsung dengan kulit.
Contoh : Etilen glikol, Diklorometan.

Nama simbol : Toxic


Lambang :T
Arti : Bahan yang bersifat beracun, dapat menyebabkan
sakit serius bahkan kematian bila tertelan atau
terhirup.
Tindakan : Jangan ditelan dan jangan dihirup, hindari kontak
langsung dengan kulit.
Contoh : Metanol, Benzena.

Nama simbol : Very Toxic


Lambang : T+
Arti : Bahan yang bersifat sangat beracun dan lebih sangat
berbahaya bagi kesehatan yang juga dapat
menyebabkan sakit kronis bahkan kematian.
Tindakan : Hindari kontak langsung dengan tubuh dan sistem
pernapasan.
Contoh : Kalium sianida, Hydrogen sulfida, Nitrobenzene dan
Atripin.

Nama simbol : Corrosive


Lambang :C
Arti : Bahan yang bersifat korosif, dapat merusak jaringan
hidup, dapat menyebabkan iritasi pada kulit, gatal-
gatal dan dapat membuat kulit mengelupas.
Tindakan : Hindari kontak langsung dengan kulit dan hindari dari
benda-benda yang bersifat logam.
Contoh : HCl, H2SO4, NaOH (>2%)
18

Nama simbol : Flammable


Arti : Bahan kimia yang mempunyai titik nyala rendah,
mudah terbakar dengan api bunsen, permukaan metal
panas atau loncatan bunga api.
Tindakan : Jauhkan dari benda-benda yang berpotensi
mengeluarkan api.
Contoh : Minyak terpentin.

Nama simbol : Highly Flammable


Lambang :F
Arti : Mudah terbakar di bawah kondisi atmosferik biasa
atau mempunyai titik nyala rendah (di bawah 21°C)
dan mudah terbakar di bawah pengaruh kelembapan.
Tindakan : Hindari dari sumber api, api terbuka dan loncatan api,
serta hindari pengaruh pada kelembaban tertentu.
Contoh : Aseton dan Logam natrium.

Nama simbol : Extremely Flammable


Lambang : F+
Arti : Bahan yang amat sangat mudah terbakar. Berupa gas
dan udara yang membentuk suatu campuran yang
bersifat mudah meledak di bawah kondisi normal.
Tindakan : Jauhkan dari campuran udara dan sumber api.
Contoh : Dietil eter (cairan) dan Propane (gas).

Nama simbol : Explosive


Lambang :E
Arti : Bahan kimia yang mudah meledak dengan adanya
panas atau percikan bunga api, gesekan atau benturan.
Tindakan : Hindari pukulan/benturan, gesekan, pemanasan, api
dan sumber nyala lain bahkan tanpa oksigen
atmosferik.
Contoh : KClO3, NH4NO3, Trinitro Toluena (TNT).

Nama simbol : Oxidizing


Lambang :O
Arti : Bahan kimia bersifat pengoksidasi, dapat
menyebabkan kebakaran dengan menghasilkan panas
saat kontak dengan bahan organik dan bahan
pereduksi.
Tindakan : Hindarkan dari panas dan reduktor.
Contoh : Hidrogen peroksida, Kalium perklorat.

(Sumber: Ajeng, 2013)


19

b. Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) di Laboratorium


Jika terjadi kecelakaan kerja di laboratorium, perlu dilakukan pertolongan pertama
sebelum diberi tindakan medis lanjutan yang diperlukan.
1. Luka bakar akibat zat kimia asam
Cara penanganannya:
 Hapus zat asam dengan kapas atau kain halus
 Cuci dengan air mengalir sebanyak-banyaknya
 Cuci dengan larutan Na2CO3 1 %
 Cuci lagi luka dengan air, keringkan, olesi dengan salep levertran (salep minyak
ikan), dan balut dengan kain perban
2. Luka bakar akibat zat kimia basa
Cara penanganannya:
 Kulit di cuci dengan air sebanyak-banyaknya
 Bilas dengan asam asetat 1 %
 Cuci kembali dengan air, keringkan, olesi dengan boor
 Balut dengan perban
3. Luka bakar karena panas
Luka karena panas dapat terjadi akibat kontak langsung dengan api, gelas atau logam
panas. Bila kulit terlihat hanya memerah, olesi dengan salep levertran. Bila sampai
terasa nyeri, kompres dengan air secepatnya, dan bawa penderita ke dokter. Bila luka
terlalu besar, jangan di beri obat apapun, tutup luka dengan kain perban, dan segera
bawa ke dokter.
4. Mata terkena percikan zat kimia. Segera basuh dengan air sebanyak-banyaknya.
5. Keracunan zat melalui hidung. Bawa si penderita ke tempat yang udaranya segar.
Bila korban tidak bisa bernapas, berikan napas buatan.
6. Keracunan melalui mulut. Segera kumur sebanyak-banyak. Bila zat tertelan, segera
muntahkan. Jika tidak bisa muntah, pancing dengan minum segelas air yang dicampur
2 sendok teh garam dapur atau pancing dengan jari yang dimasukkan ke pangkal
kerongkongan hingga dapat muntah. Jika korban pingsan, hindari pemberian sesuatu
melalui mulut, dan harus segera di bawa ke dokter.
20

D. Objek dan Ragam Permasalahan Biologi


1. Ciri-Ciri Makhluk Hidup
Makhluk hidup sebenarnya mudah dibedakan dengan benda mati karena makhluk
hidup memiliki beberapa ciri hidup. Ciri makhluk hidup antara lain:
- Respirasi (bernapas)
- Memerlukan makanan dan minuman (nutrisi)
- Melakukan metabolisme
- Melakukan transportasi zat
- Mengeluarkan zat sisa metabolisme (ekskresi)
- Peka terhadap rangsangan (iritabilitas)
- Bergerak
- Tumbuh dan berkembang
- Beradaptasi dengan lingkungan
- Berkembang biak (reproduksi)

2. Objek Biologi Pada Tingkat Organisasi Kehidupan


Objek kajian biologi semakin berkembang seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi (IPTEK) sehingga makin lama makin rumit. Untuk memudahkan dalam
mempelajarinya, tema objek kajian biologi dipilah-pilah menurut tingkatan organisasi
kehidupan.

Gambar 1. Tingkatan Organisasi Kehidupan (Sumber: Ibrahim, 2014)


21

a. Tingkat molekul
Dengan ditemukannya mikroskop elektron yang dapat memperbesar objek
pengamatan sampai 1.000.000 kali, ahli biologi mampu menyingkap kerumitan organisasi
kehidupan hingga pada tingkat molekuler. Dengan menggunakan alat dan teknologi kimia
modern, struktur dalam sel dapat dipisahkan menjadi makromolekul-makromolekul bahkan
hingga menjadi atom-atom. Pada umumnya, tubuh organisme mengandung molekul yang
tersusun dari atom karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O) dan nitrogen (N). Jenis molekul
yang terkandung di dalam tubuh organisme, antara lain karbohidrat, lemak (lipid), protein,
dan asam nukleat.
b. Tingkat sel
Molekul organik membentuk organel sel, selanjutnya organel sel dengan fungsinya
masing-masing membentuk sebuah sel. Sel merupakan satuan kehidupan terkecil dari
makhluk hidup. Sel memiliki organel dengan fungsi tertentu, misalnya inti sel (nukleus)
untuk mengatur metabolisme sel, mitokondria untuk respirasi seluler, dan ribosom untuk
sintesis protein.
c. Tingkat jaringan, organ, dan sistem organ
Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang bentuknya sama untuk melaksanakan suatu
fungsi tertentu. Contoh jaringan pada tumbuhan tingkat tinggi, yaitu epidermis, parenkim
palisade, parenkim spons, sklerenkim, xilem, floem, kambium, dan gabus. Contoh jaringan
pada hewan tingkat tinggi dan manusia, yaitu lemak, tulang, darah, limfe (getah bening), otot,
dan saraf.
Organ adalah kumpulan beberapa jaringan yang mampu melaksanakan satu fungsi
tertentu. Contoh organ pada tumbuhan tingkat tinggi, yaitu akar, batang, daun, bunga, dan
buah. Contoh organ pada hewan tingkat tinggi dan manusia, yaitu jantung, paru-paru, hati,
lambung, usus, telinga, dan hidung.
Sistem organ adalah beberapa organ yang melakukan fungsi tertentu. Contoh sistem
organ pada hewan tingkat tinggi dan manusia, yaitu sistem peredaran darah, sistem
pencernaan makanan, sistem ekskresi, sistem reproduksi, dan sistem koordinasi.
d. Tingkat individu, populasi, dan komunitas
Individu merupakan makhluk hidup tunggal. Contohnya sebatang pohon kelapa,
seekor semut, dan seorang manusia.
Populasi adalah kumpulan individu dari satu spesies yang berinteraksi dan hidup di
wilayah tertentu. Contohnya sekumpulan pohon kelapa di suatu kebun dan sejumlah semut
yang hidup di suatu lubang pada sebatang pohon.
22

Komunitas adalah kumpulan populasi dari berbagai spesies yang saling berinteraksi
dan hidup di area tertentu. Contohnya seluruh organisme yang hidup di suatu sawah; terdiri
dari populasi tanaman padi, serangga, ular, burung, tikus, dan semut.
e. Tingkat ekosistem, bioma, dan biosfer
Ekosistem adalah tingkatan organisasi kehidupan yang mencakup organisme dan
lingkungan abiotiknya yang saling mempengaruhi atau terjadi hubungan timbal balik
(interaksi) di antara keduanya. Kompenen organisme di dalam ekosistem antara lain,
manusia, hewan, tumbuhan, bakteri, jamur, ganggang, dan lainnya. Organisme-organisme
tersebut terjalin dalam hubungan jaring-jaring makanan. Peranan suatu organisme di dalam
suatu ekosistem bisa sebagai produsen, konsumen, dan dekomposer. Komponen lingkungan
abiotik berupa air, udara, angin, cahaya matahari, tanah, dan lain-lain.
Bioma adalah ekosistem terestrial, yang umumnya dipengaruhi oleh iklim regional,
dan diklasifikasikan berdasarkan vegetasi dominan atau organisme yang dapat beradaptasi
dengan lingkungan tertentu. Di permukaan bumi ini terdapat tujuh macam bioma, yaitu
tundra, taiga, gurun, padang rumput, sabana, hutan hujan tropis, dan hutan gugur.
Biofer adalah lapisan bumi yang didalamnya terdapat kehidupan. Bumi yang menjadi
tempat kita hidup ini merupakan biosfer.

3. Ragam Permasalahan Biologi


Berikut ini permasalahan biologi pada berbagai tingkat organisasi kehidupan:
1. Permasalahan biologi pada tingkat molekul, misalnya terjadinya kelainan pada
pembentukan molekul hemoglobin darah sehingga menyebabkan penyakit anemia sel
sabit.
2. Permasalahan biologi pada tingkat sel, misalnya terjadi lisis sel darah merah saat
terinfeksi bakteri atau virus.
3. Permasalahan biologi pada tingkat jaringan, misalnya penyakit osteoporosis yang
menyebabkan hilangnya massa tulang keras sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah
patah.
4. Permasalahan biologi pada tingkat organ, misalnya kelainan pada organ mata hemerolopi
(rabun senja).
5. Permasalahan biologi pada tingkat sistem organ, misalnya gangguan bernapas akibat
penyempitan saluran napas pada penderita asfiksia.
6. Permasalahan biologi pada tingkat individu, misalnya seorang penderita AIDS yang
mengalami gangguan sistem imun dan membuatnya mudah terinfeksi penyakit.
23

7. Permasalahan biologi pada tingkat populasi, misalnya penyebaran AIDS dari satu orang
ke orang lain dalam satu populasi.
8. Permasalahan biologi pada tingkat komunitas, misalnya dampak penangkapan burung
secara liar terhadap kelestarian makhluk hidup lainnya dalam suatu rantai makanan.
9. Permasalahan biologi pada tingkat ekosistem, misalnya penggundulan hutan untuk
perkebunan kelapa sawit yang mengancam habitat satwa liar didalamnya.
10. Permasalahan biologi pada tingkat bioma, misalnya dampak kebakaran hutan hujan
tropis.
11. Permasalahan biologi pada tingkat biosfer, misalnya dampak menipisnya lapisan ozon di
atmosfer terhadap kehidupan makhluk hidup di bumi.

Anda mungkin juga menyukai