Anda di halaman 1dari 7

FAKTOR PENGARUH EVOLUSI

DAN HUKUM HARDY-WEINBERG


Guru mata pelajaran: Rika Januarita, S. Pd

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2

1.Anggun Humairoh
2.Lira Nindia Ananda
3.Mareta Lira Sari
4. Nigella Salsabila Wijaya
5. Yolanda Dwi Arisandi

SMA YPI TUNAS BANGSA PALEMBANG


TAHUN PELAJARAN 2022/2023

KATA PENGANTAR

1
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT. Yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah faktor pengaruh perbedaan Lamarck
Darwin dan evolusi Hardy Weinberg dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa
shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW.
Keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya hingga akhir zaman.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas mata pelajaran Biologi. Kami
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah faktor pengaruh perbedaan Lamarck Darwin dan evolusi
Hardy Weinberg ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan
dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang
akan menjadi bahan makalah.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan
makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini sehingga kami mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.

Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan
dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu
Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

DAFTAR ISI

Kata
Pengantar............................................................................................................................. 2
Bab Pembahasan..................................................................................................................... ....4
A. Faktor yang mempengaruhi evolusi...................................................................................4
B. Hukum Hardy-Weinberg................................................................................................. ....
5
Daftar Pustaka........................................................................................................................... 7

2
BAB PEMBAHASANPEMBAHASA

A. Faktor Yang Mempengaruhi Evolusi


Evolusi dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor genetik berupa variasi genetik dan faktor
lingkungan yang berupa seleksi alam.

1. Pengaruh Variasi Genetik dalam Evolusi.


Adanya variasi genetik menyebabkan tidak adanya dua individu yang benar-benar sama
fenotipenya. Variasi genetik sangat berpengaruh dalam evolusi karena semakin besar
variasi genetik dalam suatu populasi maka akan semakin besar pula peluang populasi
tersebut untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan dan penyakit. Evolusi
dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor genetik berupa variasi genetik dan faktor
lingkungan yang berupa seleksi alam.

3
Pengaruh Variasi Genetik dalam Evolusi
Adanya variasi genetik menyebabkan tidak adanya dua individu yang benar-benar sama
fenotipenya. Variasi genetik sangat berpengaruh dalam evolusi karena semakin besar variasi
genetik dalam suatu populasi maka akan semakin besar pula peluang populasi tersebut untuk
beradaptasi dengan perubahan lingkungan dan penyakit.

 Mutasi
Mutasi dapat menyebabkan terjadinya perubahan susunan DNA dalam sel suatu
spesies. Laju mutasi pada suatu spesies biasanya lambat dan mungkin terlihat terlalu
kecil untuk ukuran evolusi yang terjadi. Tetapi jika lajunya dikalikan dengan jumlah sel
kelamin yang dihasilkan dan jumlah generasi maka jumlah mutasi akan luar biasa.

 Reproduksi Seksual
Reproduksi seksual cenderung menghasilkan variasi genetik akibat adanya rekombinasi
gen dari kedua induk.

 Migrasi
Pergerakan alel dalam populasi melalui perkawinan antar anggota populasi dikenal
dengan migrasi atau aliran gen. Perpindahan individu dari satu populasi ke populasi
lainnya menyebabkan terjadinya migrasi gen yang mengarah pada terjadinya perubahan
frekuensi gen pada populasi tersebut.

 Ukuran Populasi yang Kecil


Ukuran populasi akan mempengaruhi segala mekanisme yang terlibat dalam
pembentukan variasi genetik pada populasi. Jika ukuran populasi besar, maka
perubahan yang terjadi tidak mempengaruhi susunan genetik populasi secara
keseluruhan. Akan tetapi, jika ukuran populasi kecil, migrasi, mutasi, serta kematian
yang terjadi akan berpengaruh besar terhadap susunan genetik populasi.

2. Pengaruh Seleksi Alam dalam Evolusi

 Seleksi alam berperan sebagai agen penyeleksi suatu populasi. Makhluk hidup yang
dapat beradaptasi akan mempertahankan kelangsungan hidupnya, sedangkan makhluk
hidup yang tidak mampu beradaptasi akan punah atau tersingkir. Terdapat 3 jenis
seleksi alam yaitu seleksi direksional, seleksi penstabilan, dan seleksi disruptif.

 Seleksi Direksional
Seleksi direksional adalah tipe seleksi alam yang mengarahkan suatu populasi ke arah
satu sifat yang ekstrem. Misalnya, pada kasus kupu-kupu Biston betularia, seleksi yang
terjadi mengarahkan pada populasi Biston betularia hitam yang lebih adaptif
dibandingkan dengan Biston betularia putih.

 Seleksi Penstabilan
Seleksi penstabilan merupakan tipe seleksi yang mempertahankan karakter
pertengahan diantara dua karakter ekstrem. Contohnya adalah bobot bayi yang
dilahirkan. Penelitian menunjukan bahwa bayi dengan bobot sedang ternyata lebih
mampu bertahan hidup, sedangkan bayi berbobot besar mengalami banyak komplikasi
pada saat dilahirkan dan bayi berbobot rendah sering lahir secara prematir serta
mengalami banyak masalah kesehatan.

 Seleksi Disruptif
Seleksi disruptif merupakan tipe seleksi yang berlawanan dengan seleksi penstabilan.
Seleksi disruptif akan mempertahankan dua karakter ekstrem dan mengeliminasi
karakter yang ada di pertengahan. Contohnya, kupu-kupu penipu Afrika yang memiliki
kemampuan untuk menghindar dari predatornya dengan cara meniru kupu-kupu
beracun.

 Pada wilayah yang berbeda, ternyata kupu-kupu penipu ini memiliki corak yang
berbeda pula. Seleksi lebih mendukung pola warna yang ekstrem yaitu putih dan jingga
karena lebi menyerupai kupu-kupu beracun, sedangkan karakter putih jingga yang
merupakan karakter pertengahan tidak dipertahankan.

B. Hukum Hardy-Weinberg

4
Setiap induk akan menurunkan gen-gen yang membawa sifat-sifat yang akan diwariskan
kepada keturunannya. Gen ini bersifat stabil sehingga frekuensinya dalam suatu populasi dari
generasi ke generasi akan cenderung tetap. Akibatnya, frekuensi genotipe dalam suatu
populasi juga cenderung tetap.

Pada tahun 1908, Godfrey Harold Hardy (ahli matematika dari Inggris) dan Wilhelm Weinberg
( dokter dari Jerman) mengemukakan prinsip kesetimbangan yang dikenal dengan hukum
Hardy-Weinberg. Hukum Hardy-Weinberg menyatakan bahwa frekuensi alel dan frekuensi
genotipe dalam suatu populasi dari generasi ke generasi berikutnya akan selalu tetap (konstan)
pada kondisi tertentu, yaitu sebagai berikut.

1.Populasinya besar tidak terbatas, artinta jumlah anggota populasi banyak.


2.Populasi tertutup, tidak terjadi imigrasi maupun emigrasi.
3.Tidak terjadi mutasi. Mutasi diperbolehkan jika laju mutasi maju dan mundur setara, dengan
kata lain A bermutasi menjadi a dalam frekuensi yang sama dengan mutasi a menjadi A.
4. Tidak terjadi seleksi.
5. Perkawinan antar individu terjadi secara acak.
6. Meiosis dalam gametogenesis normal.

Adapun bunyi atau isi hukum Hardy-Weinberg adalah sebagai berikut: “Frekuensi alel dan
genotip dalam suatu populasi tetap konstan dalam beberapa generasi, kecuali ada yang
bertindak sebagai agen lain selain rekombinasi seksual.”

Asas Hardy-Weinberg menyatakan bahwa frekuensi alel dan frekuensi genotipe dalam suatu
populasi akan tetap konstan, yakni berada dalam kesetimbangan dari satu generasi ke generasi
lainnya kecuali apabila terdapat pengaruh-pengaruh tertentu yang mengganggu kesetimbangan
tersebut. Pengaruh-pengaruh tersebut meliputi perkawinan tanpa pola , mutasi , seleksi ,
ukuran populasi terbatas , hanya genetika , dan aliran gen. Adalah penting untuk dipahami
bahwa di luar laboratorium, satu atau semakin pengaruh ini akan selalu benar. Oleh karena itu,
kesetimbangan Hardy-Weinberg sangatlah tidak mungkin terjadi di dunia. Kesetimbangan
genetik adalah suatu keadaan ideal yang dapat dibuat sebagai landasan untuk mengukur
perubahan genetik.

Frekuensi alel yang statis dalam suatu populasi dari generasi ke generasi mengasumsikan
benar-benar perkawinan tanpa pola, tidak benar-benar mutasi, tidak benar-benar migrasi
ataupun emigrasi, populasi yang akbarnya tak terbatas, dan ketiadaan tekanan seleksi terhadap
sifat-sifat tertentu.Asas Hardy-Weinberg menyatakan bahwa frekuensi alel dan frekuensi
genotipe dalam suatu populasi akan tetap konstan, yakni berada dalam kesetimbangan dari
satu generasi ke generasi lainnya kecuali apabila terdapat pengaruh-pengaruh tertentu yang
mengganggu kesetimbangan tersebut. Pengaruh-pengaruh tersebut meliputi perkawinan tanpa
pola , mutasi , seleksi , ukuran populasi terbatas , hanya genetika , dan aliran gen. Adalah
penting untuk dipahami bahwa di luar laboratorium, satu atau semakin pengaruh ini akan selalu
benar. Oleh karena itu, kesetimbangan Hardy-Weinberg sangatlah tidak mungkin terjadi di
dunia. Kesetimbangan genetik adalah suatu keadaan ideal yang dapat dibuat sebagai landasan
untuk mengukur perubahan genetik.

Syarat-syarat berlakunya Hukum Hardy-Weinberg adalah sebagai berikut:

1. Ukuran populasi besar.


Dalam populasi besar (jumlah individu banyak), proses pergeseran genetik atau genetic drift
yang merupakan fluktuasi acak di kumpulan gen tidak akan mengubah frekuensi alel.

2. Terisolasi dari populasi lain


Di populasi yang terisolasi, tidak akan ada aliran gen (perpindahan alel antar-populasi akibat
ada migrasi individu) yang dapat mengubah kumpulan gen.

5
3. Tidak ada mutasi
Perubahan satu alel menjadi alel lain akibat mutasi dapat mengubah frekuensi alel serta genotip
di suatu populasi.

4. Perkawinan acak
Dengan adanya perkawinan acak, frekuensi alel dan genotip bisa sesuai dengan hukum
pewarisan sifat Mendel. Maka itu, frekuensi alel dan genotip dapat bertahan tetap sama
(konstan) dari satu generasi ke generasi berikutnya.

5. Tidak ada seleksi alam


Dalam kondisi potensi keberlangsungan hidup dan keberhasilan reproduksi di semua individu
tetap sama, frekuensi alel dan genotip akan tetap konstan dari generasi ke generasi.

Hubungan Hukum Hardy-Weinberg dengan Evolusi

Konsep kesetimbangan dalam Hukum Hardy-Weinberg dapat dipakai guna memahami


mekanisme evolusi. Bahwa evolusi akan terjadi apabila salah satu syarat berlakunya Hukum
Hardy-Weinberg tidak terpenuhi. Dengan demikian, penyebab utama evolusi terjadi ialah
adanya seleksi alam, hanjutan/pergeseran genetik (genetic drift), aliran gen (gene flow), mutasi,
dan perkawinan tidak acak.

Frekuensi alel adalah perbandingan antara jumlah suatu alel dengan alel lainnya dalam suatu
populasi. Alel biasanya disimbolkan dengan satu huruf, misalnya A atau a. Sementara itu,
frekuensi genotipe adalah perbandingan jumlah suatu genotipe dengan genotipe lainnya dalam
suatu populasi. Genotipe biasanya disimbolkan dengan saty pasang huruf, misalnya AA, aa,
atau Aa. Populasi adalah sekelompok individu dalam suatu lingkungan hidup yang berasal dari
spesies yang sama. Spesies adalah suatu kelompok populasi yang tiap individunya mempunyai
potensi untuk saling mengawini dan menghasilkan keturunan yang fertil(subur).

Hukum Hardy-Weinberg ini tidak berlaku untuk proses evolusi karena selalu menghasilkan
evolusi karena selalu menghasilkan angka perbandingan yang tetap dari generasi ke generasi
berikutnya.
Rumus aljabar hukum Hardy-Weinberg adalah sebagai berikut.

p² + 2pq + q² = 1
p+q=1

Keterangan:
p² = frekuensi genotipe dominan homozigot
2pq = frekuensi genotipe heterozigot
q² = frekuensi genotipe resesif homozigot
p = frekuensi alel dominan
q = frekuensi alel resesif

Simbol p dan q digunakan untuk frekuensi gen alel, p untuk frekuensi alel dominan dan q untuk
frekuensi alel resesif. Simbol tersebut dapat digantikan dengan huruf yang lain, mislanya A
untuk alel dominan dan a untuk alel resesif. Frekuensi gen dalam populasi adalah p + q = 1 =
100%, sedangkan frekuensi genotipenya merupakan perkalian frekuensi gen, yaitu (p + q)²
yang hasilnya adalah p² + 2pq + q² = 1

Contoh :
Sebanyak 1296 tanaman kacang ercis ditanam di kebun percobaan sekolah. Ternyata
sebanyak 1215 tanaman dapat tumbuh dengan ukuran batang yang tinggi, sedangkan sisanya
berbatang pendek. Batang tinggi dilambangkan dengan alel T dan batang pendek
dilambangkan dengan alel t. Hitung berapa frekuensi setiap alel dan jumlah individu memiliki
genotipe heterozigot?

DAFTAR PUSTAKA

https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/faktor-faktor-yang-
mempengaruhi-evolusi-8118/

6
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5816401/evolusi-makhluk-hidup-
pengertian-teori-dan-faktor-pendukungnya

https://tirto.id/isi-hukum-hardy-weinberg-syarat-berlaku-hubungan-dengan-
evolusi-guCN

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Asas_Hardy-Weinberg#:~:text=Asas
%20Hardy%2DWeinberg%20menyatakan%20bahwa,tertentu%20yang
%20mengganggu%20kesetimbangan%20tersebut.

http://p2k.unkris.ac.id/en3/3065-2962/Hukum-Hardy-
Weinberg_125368_p2k-unkris.html

Anda mungkin juga menyukai