Para pakar, yang merupakan seorang professor matematika
dari Inggris, Godfrey Harold Hardy dan juga seorang dokter dari Jerman, Wilhelm Weinberg, juga memiliki pendapat sendiri mengenai proses evolusi ini. Mereka secara terpisah mempublikasikan hasil analisis mereka tentang keseimbangan gen dalam populasi. Dari pemikiran mereka ini, dikenallah Hukum Hardy - Weinberg. Hukum Hardy -Weinberg ini menyatakan bahwa frekuensi alel atau gen di dalam populasi dapat tetap stabil dan tetap berada pada keseimbangan dari satu generasi ke generasi, dengan syarat : 1. Jumlah populasi yang besar 2. Perkawinan terjadi secara acak atau random 3. Tidak terjadi mutasi maju atau pun mutasi balik 4. Tidak ada seleksi 5. Tidak ada migrasi Namun, jika kondisi ini tidak terjadi, maka dimungkinkan terjadinya perubahan alel atau gen dalam populasi tersebut yang berujung pada kondisi yang disebut sebagai evolusi ini. Para ahli evolusi menggunakan Hukum Hardy -Weinberg ini untuk mengamati apakah suatu perubahan frekuensi alel telah terjadi pada suatu populasi. Hal inilah yang kemudian menjadi tanda terjadinya mikroevolusi. Mikroevolusi ini kemudian mmebentuk makroevolusi atau yang lebih dikenal sebagai evolusi dalam pengertian umum. Hingga saat ini, diketahui beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan keseimbangan frekuensi gen atau alel di dalam suatu populasi. Hal ini juga dikenal sebagai faktor yang mempengaruhi evolusi.
Faktor yang mempengaruhi evolusi ini, meliputi :
1. Perkawinan tak acak Kenyataannya, secara alami tidak ada perkawinan yang benar -benar acak. Perkawinan secara umum dipengaruhi oleh faktor pilihan. Sebagai contoh, secara naluriah burung merak betina akan memilih merak jantan yang memiliki bulu ekor besar dan indah. Begitu pun manusai yang akan cenderung mengembangbiakan hewan atau tanaman yang bagus dan menguntungkan. 2. Migrasi Ketika individu meninggalkan populasi atau emigrasi, maka ia akan membawa alel keluar, begitu pun sebaliknya. Hal ini yang kemudian berpotensi menghasilkan alel baru. Pergerakan alel antar populasi inilah yang disebut sebagai alel gen. Artinya, migrasi menyebabkan terjadi varias sifat dalam populasi. 3. Hanyutan genetik Ketika sebagian anggota populasu terpisah dari populasi besar atau pun kawin hanya dengan antar populasi mereka, maka frekuensi alel akan berubah. Perubahan dari frekuensi alel akibat adanya populasi kecil yang memisah dari populasi besar inilah yang disebut sebagai hanyutan genetik. 4. Seleksi alam Seleksi alam adalah terjadi perubahan pada suatu lingkungan hidup. Perubahan inilah yang kemudian berpotensi mengakibatkan evolusi. Sebab, ketika menghadapi perubahan ini, organisme mungkin akan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan baru dan mempertahankan kelangsungan hidupnya. Kemungkinan lain, organisme tersebut tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya yang baru dan kemudian akan mati atau pindah ke daerah lain yang tidak mengalami perubahan lingkungan. 5. Mutasi
Mutasi adalah sautu bentuk perubahan materi genetik yang bersifat
menurun. Mutasi ini bisa terjadi pada semua organisme dan merupakan sumber dari adanya variasi hereditas. Ketika ada beberapa gen yang bermutasi, maka akan mengakibatkan terjadinya perubahan frekuensi gen. Mutasi menjadi bahan mentah evolusi, karena untuk bisa bertahan dari seleksi alam, populasi harus memiliki variasi genetik yang tinggi. dengan adanyamutasi, maka dapat terbentuk spesies baru yang adaptif, memiliki peningkatan daya fertilitas dan viabilitas, dan lainnya 6. Rekombinasi dan seleksi Bagian paling penting dari mekanisme evolusi ini adalah adanya rekombinasi gen. Rekombinasi gen ini bisa terjadi melalui perkawinan sehingga reproduksi seksual menjadi faktor penting dalam proses evolusi.