Anda di halaman 1dari 68

AKUNTANSI

ASET LANCAR
POKOK BAHASAN
HARI INI
KAS &
SETARA KAS
•Kas adalah uang tunai dan saldo simpanan di bank yang
setiap saat dapat digunakan untuk membiayai kegiatan
pemerintahan.
•Setara Kas adalah investasi jangka pendek pemerintah yang
siap dicairkan menjadi kas dalam jangka waktu pendek (3
(tiga) bulan atau kurang terhitung dari tanggal perolehannya)
dan bebas dari risiko perubahan nilai yang signifikan.
•Bentuk
•Uang tunai •Unit Pengelola
Jenis-jenis
•Saldo simpanan di •BUN
bank Kas dan Setara •Non BUN
•Setara kas Kas
Kas yang dibatasi penggunaanya
• Kas yang dibatasi penggunaannya atau kas yang terikat
(restricted cash) pada suatu kegiatan tertentu dalam
jangka waktu lebih dari 12 bulan atau kurang dari 12
bulan.
• Contoh :Dana Abadi Umat dan Dana Abadi Pendidikan.
• Diklasifikasikan sebagai Aset Lainnya
Kas dan setara kas diakui pada saat
1 memenuhi definisi kas dan/ atau setara
kas

Kas dan setara kas diakui pada saat


2 penguasaan dan/atau kepemilikan telah
beralih kepada pemerintah.
Bendahara Umum Negara Kementerian Negara/Lembaga
✓ Penerimaan Kas melalui BUN ✓Penerimaan kas melalui rekening
Kementerian Negara/Lembaga
diakui pada saat diterima di diakui pada saat diterima kas
rekening milik BUN. tunai oleh bendahara atau
✓ Pengeluaran kas melalui BUN diterima di rekening kas K/L.
diakui pada saat ada ✓Pengeluaran kas melalui
pengeluaran dari rekening rekening/kas kementerian
milik BUN negara/lembaga diakui pada saat
dikeluarkan kas tunai oleh
bendahara atau pada saat
dikeluarkan dari rekening kas K/L
Bendahara Umum Non BUN
Negara (BUN) (K/L dan BLU)

Kas pada Rekening Kas Umum Negara Kas di Bendahara


dan sub Rekening
PPh
Text
Kas Umum Negara PenerimaanCukai
(sub RKUN)di
PPN&BM Bank Sentral Bea Masuk
Kas di Bendahara
Kas pada Rekening
PBB Pemerintah Lainnya Pajak Ekspor
Pengeluaran
di Bank Sentral atau Bank Umum.
Kas di Badan Layanan
Kas pada Rekening Bank Persepsi Umum (Kas di BLU)
dan Bank Operasional yang dikelola
Kas lainnya yang dikelola Kementerian
Kuasa BUN.
Negara/Lembaga (KL) dalam rangka
Rekening khusus (special account) penyelenggaraan pemerintahan.
Penerimaan Kas Pengeluaran Kas
✓Penerimaan Pendapatan ✓Pengeluaran Belanja
✓Penerimaan Pembiayaan ✓Pengeluaran Pembiayaan
✓Pengeluaran transfer, dan
✓Penerimaan Kas Lainnya
✓Pengeluaran lainnya/
transitoris
Kas dan Setara Kas dicatat berdasarkan nilai nominal
yg disajikan dalam rupiah. Jika terdapat saldo kas
Pengukuran dalam valuta asing maka nilainya disajikan di neraca
berdasarkan nilai translasi/ penjabaran valas tersebut
kepada rupiah menggunakan kurs tengah bank sentral
pada tanggal neraca.

Kas dan Setara Kas disajikan dalam


Penyajian
Neraca sebagai bagian dari Aset Lancar.
dan
Kas dan Setara Kas diperinci dan
pengungkapan
diberikan analisa dalam CaLK.
a. Kebijakan akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas
b. Penjelasan dan sifat dari tiap akun kas yang dimiliki dan dikuasai
pemerintah
c. Rincian dan daftar dari masing-masing rekening kas yang
signifikan.
d. Kas di Bendahara Pengeluaran yang mencakup bukti-bukti
pengeluaran yang belum dipertanggungjawabkan
e. Jumlah kas yang dibatasi penggunaannya, bila ada
f. Selisih kas, bila ada
g. Rincian setara kas, termasuk jenis dan jangka
Apabila terjadi transfer/ Rekening Dana Kelolaan pd BLU
kiriman uang dari satu digunakan untuk menampung
rek. pemerintah ke rek. dana yang tidak dimasukkan ke
pemerintah lainnya pada dalam Operasional BLU dan
akhir periode pelaporan, Rekening Pengelolan Kas BLU.
tetapi rek. yg dituju baru Rekening Dana kelolaan ini utk
menerima pada awal menampung a.l. Dana bergulir
periode pelaporan TA dan/atau dana yang belum
YAD, maka saldo kas yg menjadi hak BLU. Maka Rek. Dana
ditranfer/ dikirimkan tsb Kelolaan tidak diklasifikasikan sbg
disajikan sebagai Kas Kas atau Setara Kas melainkan
dalam Transito. Aset Lainnya.
Dalam hal terjadi kerugian negara akibat hilangnya Kas di
Bendahara Pengeluaran, maka:
a.Atas kas yang hilang dapat dilakukan reklasifikasi menjadi
Piutang Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi
sepanjang diyakini dapat dibayarkan/ dapat ditagih.
b.Prosedur Reklasifikasi kas yang hilang menjadi Piutang
Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi diatur oleh
Dirjen Perbendaharaan.
KAS DAN SETARA KAS
DI KEMENTERIAN/LEMBAGA
Kas di Kementerian/Lembaga
No Jenis Transaksi
1 Kas di Bend. Penerimaan Dana Pihak ke tiga
Utang pajak Bendahara Penerimaan yang belum disetor
2 Kas di Bend. Pengeluaran Pajak belanja (PPh, PPN) yang belum disetor
Utang kepada pihak ke tiga
3 Kas di BLU Penerimaan pendapatan BLU (yang belum disahkan oleh KPPN)
Kas dan Bank BLU yang sudah disahkan oleh KPPN
Pendapatan Bunga, jasa giro, pungutan pajak dan pengembalian belanja yang
4 Kas lainnya yang dikelola K/L
belum disetor ke kas negara
belanja yang sudah dicairkan tetapi belum dibayarkan kepada pihak ketiga
kas dari hibah langsung K/L
Jurnal Transaksi terkait Kas pada K/L dapat
dilihat pada materi akuntansi pendapatan,
beban dan belanja pada K/L
PIUTANG
Adalah peristiwa atau transaksi
lain yang menimbulkan hak
pemerintah untuk menagih
Piutang Jangka Pendek

• Adalah jumlah uang yang akan diterima oleh pemerintah dan/atau hak
pemerintah (yang dapat dinilai dengan uang) sebagai akibat perjanjian,
kewenangan pemerintah, atau akibat lainnya yang sah yang diharapkan
diterima dalam waktu 12 bulan sejak tanggal pelaporan

Piutang Jangka panjang

• Adalah jumlah uang yang akan diterima oleh pemerintah dan/atau hak
pemerintah (yang dapat dinilai dengan uang) sebagai akibat perjanjian,
kewenangan pemerintah, atau akibat lainnya yang sah yang diharapkan
diterima dalam waktu lebih dari 12 bulan sejak tanggal pelaporan
Pungutan Pendapatan Negara/Daerah
• Piutang Pajak
• Piutang pendapatan bukan pajak
• Piutang Retribusi
• Piutang PAD lainnya
Perikatan
• Pemberian pinjaman
• Penjualan kredit
• Kemitraan (Bangun Guna Serah dan Bangun Serah Guna)
• Imbalan Fasilitas/Jasa
Kerugian Negara/Daerah
• Tuntutan Ganti Rugi (TGR)
• Tuntutan Perbendaharaan (TP)
• Piutang pajak • Bagian piutang jangka panjang
– pendapatan pajak pusat, piutang pajak DJP & DJBC • Beban dibayar di muka/UM belanja
• Piutang bukan pajak – pembayaran brg/jasa pihak lain lebih dulu
– s.d. tgl pelaporan belum dilunasi, mencakup piutang – Contoh: UM beli aset, sewa gedung dibayar di
dari penerimaan SDA, piutang pendapatan laba muka
BUMN, dan PNBP lainnya
• Bagian lancar Tagihan Penjualan Angsuran (TPA)
• Piutang BLU, kegiatan operasional dan non
operasional BLU
– pemerintah dapat melakukan pemindahtanganan
BMN, dijual tunai/cicilan/angsuran (tdk lewat 12 bl) • Piutang transfer ke daerah
• Bagian lancar Tagihan Tuntutan Piutang yang timbul akibat dana transfer ke
Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP / TGR) daerah melebihi dari jumlah hak pemda
– piutang pengenaan ganti kerugian negara kepada
• Piutang yang timbul dari putusan pengadilan
bendahara (TP), dan kepada pegawai negeri bukan
bendahara (TGR), jatuh tempo dalam waktu 12 bulan – Piutang yang timbul akibat adanya putusan
setelah tanggal pelaporan pengadilan
• Piutang jangka panjang penerusan
• Piutang TPA
pinjaman
– penjualan aset (rumdin, kendin)
– Piutang penerusan pinjaman adalah
secara angsuran kepada pegawai
aset pemerintah, penerusan pinjaman
pemerintah, jatuh tempo > 12
dari pinjaman / hibah dari dalam dan /
bulan setelah tanggal pelaporan.
atau LN kepada pemda/BUMN/BUMD
• Tagihan TP/ TGR /penerima lain, nantinya ada aliran
– proses penagihan kepada masuk SD ekonomi
bendahara (TP), penagihan kepada • Piutang jangka panjang kredit pemerintah
non bendahara (TGR) atas kerugian
– aset pemerintah, pemberian kredit
negara sebagai akibat langsung
kepada masyarakat/ kelompok
ataupun tidak langsung dari
masyarakat yang penyelesaiannya
pelanggaran hukum/lalai
mengakibatkan aliran masuk SD
ekonomi pemerintah di kemudian hari
Piutang pemerintah diakui pada saat timbulnya hak
PENGAKUAN tagih pemerintah, antara lain karena adanya
tunggakan pungutan pendapatan, perikatan,
transfer antar pemerintahan dan kerugian negara
serta transaksi lainnya yang belum dilunasi sampai
dengan tanggal pelaporan.

Secara umum piutang diukut berdasarkan nilai


nominal. Piutang dalam mata uang asing dicatat
PENGUKURAN dengan menggunakan kurs tengah BI pada saat
terjadinya transaksi atau saat timbulnya piutang
❖Piutang pajak : nilai nominal
❖Piutang bukan pajak : nilai nominal
❖Bagian lancar TPA : nilai TPA yang akan
jatuh tempo
❖Bagian lancar TP/TG : nilai TP/TGR yang akan jatuh
tempo
❖Bagian lancar PJP : nilai PJP yang akan jatuh
tempo
❖Beban dibayar di muka : nilai yang belum diterima
❖Piutang BLU : nilai nominal
❖Piutang transfer : nilai nominal kelebihan
ke daerah transfer
JURNAL PIUTANG
Pada saat timbul hak
Pada 16 Juni 2015 terbit surat penagihan atas denda keterlambatan
penyelesaian pekerjaan kepada rekanan senilai Rp10.000.000.

Jurnal pada Buku Besar Akrual:

Tgl Uraian Debet Kredit


Piutang PNBP … 10.000.000
Pendapatan-LO PNBP
10.000.000
… (uraian MAP)
Pada saat reklasifikasi piutang
Pada 31 Desember 2015, dilakukan reklasifikasi
atas TPA yang akan diterima tahun depan Rp12
juta

Tgl Uraian Debet Kredit


Bagian Lancar Piutang
Jangka Panjang…(sesuai 12 juta Jurnal pada Buku Besar Akrual:
jenisnya)
Piutang Jangka
12 juta
Panjang…
• Piutang jatuh tempo kurang dari 12 bulan disajikan di Neraca
sebagai Aset Lancar, jika lebih dari 12 bulan sbg Piutang Jangka
Panjang
• Piutang disajikan berikut penyisihan Piutang Tak Tertagih sebagai
kontra akun piutang → NRV
• Penyajian piutang dlm Mata Uang Asing menggunakan kurs
tengah Bank Sentral pd tanggal pelaporan.
• Selisih penjabaran selisih kurs→ kenaikan/penurunan ekuitas
periode berjalan
• Bunga, denda, commitment fee, pinalti, dan biaya lainnya yg
sejenis yg timbul dari piutang jangka panjang harus diakui
sebagai piutang jangka pendek (aset lancar)
Informasi piutang pada CALK mencakup:
❖Kebijakan akuntansi penilaian, pengakuan, dan pengukuran piutang
❖Rincian per jenis saldonya menurut umur (tingkat kolektibilitasnya)
❖Penjelasan penyelesaian piutang masih ada di K/L atau diserahkan
kepada KPKNL
❖Jaminan atau sita jaminan jika ada

✓ Piutang yang sudah dihapusbukukan tidak disajikan lagi di Neraca,


namun dicatat secara ekstrakomptabel → Off-Balance Sheet piutang
dihapusbukukan namun secara yuridis formil belum dihapus, terus
ditagih
✓ Piutang yang penagihannya diserahkan kepada DJKN, pencatatan
atas piutang tersebut tetap melekat pada satker ybs
✓ Pengungkapan penghapusbukuan piutang di Neraca meliputi jenis
piutang; nama debitur; nilai putang; nomor dan tanggal keputusan
penghapusan piutang; penjelasan lain
PENGHENTIAN
PENGAKUAN PIUTANG
• Tujuan penyisihan piutang jk pendek dan jk panjang → NRV
• Penyisihan piutang menimbang kualitas/umur piutang → Metode Pencadangan
• Kualitas piutang: hampiran atas ketertagihan piutang yang diukur berdasarkan
kepatuhan membayar oleh debitur
• Penentuan kualitas piutang tidak dilakukan terhadap:
• Belanja dibayar di muka/uang muka belanja
• Piutang transfer ke daerah dan piutang kelebihan pembayaran dimaksud yang
dikompensasikan di TA berikutnya
• Penentuan kualitas piutang diatur lebih lanjut :
• Piutang pajak bidang perpajakan diatur dengan PER Dirjen Pajak
• Piutang pajak bidang kepabeanan dan cukai diatur dengan PER Dirjen BC
• Piutang penerusan pinjaman diatur dengan PER Dirjen Perbendaharaan
Kurang
Lancar Lancar
Diragukan Macet

Belum dilunasi Belum dilunasi hingga


Belum dilunasi satu bulan sejak Surat
Belum dilunasi hingga satu bulan hingga satu bulan
sejak Surat Tagihan Ketiga atau
hingga jatuh sejak Surat
Tagihan Kedua piutang dilimpahkan
tempo Tagihan Pertama ke DJKN

Disisihkan 10% Disisihkan 50%


dari nilai piutang dari nilai piutang Disisihkan 100% dari
Disisihkan paling kualitas kurang kualitas nilai piutang kualitas
sedikit 5 per mil lancar setelah diragukan setelah macet setelah
atau 0,5% dikurangi nilai dikurangi nilai dikurangi nilai agunan
agunan agunan
Kualitas Tarif Dasar Perhitungan
Lancar Minimal 5% dari jumlah piutang yang memiliki kualitas lancar
Kurang Lancar 10% dari jumlah piutang dengan kualitas kurang lancar setelah dikurangi dengan nilai
agunan/nilai barang sitaan
Diragukan 50% dari piutang dengan kualitas diragukan setelah dikurangi dengan nilai
agunan/sitaan
Macet 100% dari piutang dengan kualitas macet setelah dikurangi dengan nilai agunan/sitaan

Nilai yang Dapat


Jenis Agunan
Dikurangkan
Surat berharga yang diterbitkan oleh BI, surat berharga negara, garansi bank, tabungan dan deposito yang diblokir 100%
pada bank, emas dan logam mulia
Tanah bersertifikat hak milik (SHM) atau hak guna bangunan (HGB) berikut bangunan di atasnya yang diikat dengan 80% dari nilai hak
hak tanggungan tanggungan
Tanah bersertifikat (SHM), HGB, atau hak pakai, berikut bangunan di atasnya yang tidak diikat dengan hak 60% dari NJOP
tanggungan
Tanah dengan bukti kepemilikan berupa Surat Girik (letter C) atau bukti kepemilikan non sertifikat lainnya yang 50% dari NJOP
dilampiri surat pemberitahuan pajak terhutang (SPPT) terakhir
Pesawat udara dan kapal laut dengan isi kotor paling sedikit 20 meter kubik 50% dari nilai hipotik
Kendaraan bermotor yang diikat dengan fidusia 50% dari nilai jaminan
fidusia
Pesawat udara, kapal laut, dan kendaraan bermotor yang tidak diikat sesuai ketentuan yang berlaku dan disertai 50% dari nilainya
bukti kepemilikan
ILUSTRASI PENYISIHAN PIUTANG
• Pada 31 Desember ditemukan data bahwa Satker memiliki tunggakan piutang PNBP Rp75
juta, dan telah dilakukan tagihan yang kedua meskipun Surat Tagihan belum diterbitkan.
Satker memegang agunan berupa tanah dengan bukti kepemilikan Surat Girik dengan
NJOP Rp50 juta

PENYELESAIAN:
– Kualitas KURANG LANCAR → tarif 10%
– Surat Girik → tarif pengurangan nilai agunan atas piutang 50%
– Penyisihan PTT = 10% x (Rp75 juta – (50% x Rp50 juta) = Rp5 juta

Tgl Uraian Debet Kredit


Beban Piutang Tak
Rp5 juta
Tertagih
Penyisihan Piutang Tak
Rp5 juta
Tertagih
PENGHENTIAN PENGAKUAN PIUTANG:
1. PELUNASAN
2. PENGHAPUSAN
✓ Penghapusbukuan (akuntansi)
✓ Penghapustagihan (perdata)
• Penghapusbukuan piutang (write-off) merupakan kebijakan internal,
pesimis kemampuan debitur membayar, proses dan keputusan akuntansi
agar nilai piutang dapat dipertahankan sesuai NRV
• Penghapusbukuan piutang tidak otomatis menghapus hak tagih yuridis
formil. Usaha penagihan tetap dilakukan, piutang yang sudah
dihapusbukukan dieliminasi dari Neraca dan dibukukan ekstrakomptabel
serta CALK
• Penghapusan bersyarat dilakukan dengan menghapuskan piutang negara
dari pembukuan pempus tanpa menghapuskan hak tagih negara
• Penghapusan mutlak dilakukan dengan menghapuskan hak tagih negara
Penghapustagihan piutang: penghapusan hak tagih/upaya tagih secara
perdata
Kriteria penghapustagihan piutang: Piutang yang akan dihapustagihkan
diusulkan Menteri/Pimpinan Lembaga:
• diajukan setelah lewat waktu 2 (dua) tahun sejak tanggal penetapan
penghapusbukuan piutang dimaksud; dan
• penanggung utang tetap tidak mempunyai kemampuan untuk
menyelesaikan sisa kewajibannya, yang dibuktikan dengan keterangan
dari pejabat berwenang
JURNAL PENGHAPUSAN PIUTANG
❖ Jurnal standar penghapusbukuan piutang

Tgl Uraian Debet Kredit


Penyisihan Piutang XX Buku Besar Akrual
Piutang XX

❖ Penerimaan piutang yang telah dihapusbukukan → kredit akun Pendapatan Pajak/PNBP


Buku Besar Akrual Buku Besar Kas

Tgl Uraian Debet Kredit Tgl Uraian Debet Kredit


Diterima dari Entitas Lain XX Diterima dari Entitas Lain XX
Pendapatan LO – Pendapatan LRA -
XX XX
PNBP Lainnya Pajak/PNBP
PERSEDIAAN
DEFINISI
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau
perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung
kegiatan operasional pemerintah, dan barang-barang
yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan
dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.
(PSAP 05 Par. 4; PMK 234/2021)
NOTES
• Untuk persediaan barang-barang operasional kegiatan, persediaan
tidak dapat dilihat dari bentuk barangnya, melainkan niat awal
(intention) pada saat penyusunan perencanaan kegiatan dan
penyusunan RKA KL-nya, sehingga untuk barang-barang yang
memang direncanakan habis pada satu kegiatan tidak dialokasikan
dari Belanja Barang Persediaan dan tidak menjadi persediaan.
• Suatu barang dapat digolongkan sebagai barang persediaan
apabila perencanaan pengadaan barang tersebut bersifat kontinu
atau berkelanjutan, tidak hanya untuk satu kali kegiatan saja dalam
jangka waktu pendek.
PERTIMBANGAN DALAM PENCATATAN
PERSEDIAAN

Pertimbangan dalam pencatatan


persediaan

Pengendalian
Materialitas internal
Pencerminan tugas
fungsi
JENIS-JENIS PERSEDIAAN MENURUT
SIFAT PEMAKAIAN

Jenis-jenis Persediaan menurut sifat


pemakaian

Barang tak habis


Barang bekas dipakai pakai
Barang habis pakai
PERSEDIAAN BERDASARKAN BENTUK
DAN JENISNYA
1. Barang konsumsi 9. Tanah/bangunan untuk dijual atau
2. Amunisi diserahkan kepada masyarakat
3. Bahan untuk pemeliharaan 10. Peralatan dan mesin untuk dijual
4. Suku cadang kepada masyarakat
5. Persediaan untuk tujuan 11. Jalan, irigasi, dan jaringan untuk
strategis/berjaga-jaga dijual kepada masyarakat
6. Pita cukai dan leges 12. Aset tetap lainnya untuk dijual atau
diserahkan kepada masyarakat
7. Bahan Baku
13. Hewan dan tanaman untuk dijual
8. Barang dalam proses/setengah
atau diserahkan kepada masyarakat
jadi
14. Persediaan lainnya untuk dijual atau
diserahkan kepada masyarakat
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN

a. Pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan


diperoleh dan mempunyai nilai atau biaya yang
Pengakuan dapat diukur dengan andal; atau
b. pada saat diterima atau hak kepemilikannya
dan/atau kepenguasaannya berpindah

a. Biaya perolehan apabila diperoleh dengan


pembelian.
Pengukuran b. Harga pokok produksi (HPP) apabila diperoleh
dengan memproduksi sendiri
c. Nilai wajar apabila persediaan diperoleh dari cara
lainnya.
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN
• Pencatatan persediaan dilakukan dengan menggunakan Metode
Perpetual
• Persediaan dinilai dengan menggunakan Metode First In First Out (FIFO)
atau Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP)
• Metode First In First Out (FIFO) diterapkan mulai tahun 2021 secara
prospektif, setelah Pemerintah menerapkan Metode Harga Perolehan
Terakhir pada tahun-tahun sebelumnya.
• Pada akhir periode pelaporan, catatan persediaan disesuaikan dengan
hasil inventarisasi fisik (stock opname).
• Saldo akhir persediaan yang diperhitungkan adalah nilai persediaan hasil
stock opname, bukan catatan saldo persediaan dalam hal terjadi
perbedaan nilai.
PENGUKURAN PERSEDIAAN-BIAYA PEROLEHAN
Persediaan diukur dengan Biaya Perolehan apabila diperoleh
melalui pembelian

harga pembelian
Biaya perolehan

+ biaya pengangkutan
+ biaya penanganan
+ biaya lainnya yang secara langsung dapat dibebankan
pada perolehan persediaan
- Potongan harga
- Rabat dan lainnya yang serupa
PENGUKURAN PERSEDIAAN-HPP

Persediaan diukur dengan HPP apabila diperoleh dengan


memproduksi sendiri

• HPP dapat terdiri dari biaya langsung yang terkait dengan


persediaan yang diproduksi dan biaya tidak langsung
yang dialokasikan secara sistematis.
• Dalam menghitung harga pokok produksi, dapat
digunakan biaya standar dalam hal perhitungan biaya riil
sulit dilakukan.
PENGUKURAN PERSEDIAAN-NILAI WAJAR

Persediaan diukur dengan Nilai wajar digunakan apabila


diperoleh dari cara lainnya

• Contoh: proses pengembangbiakan hewan dan tanaman,


donasi, rampasan dan lainnya
PENYAJIAN PERSEDIAAN
1. Persediaan disajikan di neraca pada bagian aset lancar.
2. Dalam rangka penyajian persediaan di neraca, satuan kerja
melaksanakan inventarisasi fisik (stock opname) persediaan
yang dilakukan setiap semester.
3. Hasil inventarisasi fisik digunakan sebagai dasar perhitungan
persediaan dan beban persediaan dan sebagai dasar
penyesuaian data nilai persediaan yang berguna bagi
pengendalian pengelolaan persediaan.
4. Persediaan dalam kondisi rusak atau usang tidak dilaporkan
dalam neraca, tetapi diungkapkan dalam CaLK. Untuk itu,
laporan keuangan melampirkan daftar persediaan barang rusak
atau usang.
PENGUNGKAPAN PERSEDIAAN

Persediaan diungkapkan secara memadai dalam CaLK hal-hal sebagai


berikut antara lain:
1. Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan
2. Penjelasan lebih lanjut persediaan seperti barang atau perlengkapan
yang digunakan dalam pelayanan masyarakat, barang atau
perlengkapan yang digunakan dalam proses produksi, barang yang
disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat, dan barang
yang masih dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau
diserahkan kepada masyarakat;
3. Penjelasan atas selisih antara pencatatan dengan hasil inventarisasi fisik
4. Jenis, jumlah, dan nilai persediaan dalam kondisi rusak atau using.
DIKECUALIKAN DARI BEBAN PERSEDIAAN

Dikecualikan dari Beban Persediaan adalah


1. Pemakaian barang Persediaan untuk pemeliharaan yang dicatat sebagai
Beban Pemeliharaan
2. Penyerahan Barang Persediaan untuk dijual/diserahkan kepada
Masyarakat/Pemda yang dicatat sebagai Beban Barang untuk
dijual/diserahkan kepada Masyarakat/Pemda.
PENYAJIAN PERSEDIAAN DALAM BAS
PERLAKUAN KHUSUS

✓ Barang persediaan yang memiliki nilai nominal yang dimaksudkan untuk dijual
seperti pita cukai dinilai dengan biaya perolehan terakhir
✓ Persediaan berupa barang yg akan diserahkan kepada masyarakat/ pihak ketiga
yg masih dalam proses pembangunan s.d. tgl pelaporan, maka atas pengeluaran
yg dapat diatribusikan untuk pembentukan aset tersebut tetap disajikan sebagai
persediaan (bukan KDP).
✓ Ada kalanya unit pemerintah, karena tugas dan fungsinya, menerima hibah
berupa emas, seperti penerimaan Hadiah Tidak Tertebak (HTT) atau Hadiah Yang
Tidak Diambil oleh Pemenang pada Kementerian Sosial. Persediaan berupa emas
tersebut dicatat sebesar harga wajar pada saat perolehan.
PERLAKUAN KHUSUS

✓Beban persediaan tidak memperhitungkan persediaan yang


diperoleh dari:
➢Belanja barang yang akan diserahkan kepada masyarakat /
pemda; dan
➢Belanja Bantuan Sosial berbentuk barang.
TRANSFER KELUAR/TRANSFER MASUK

1.Persediaan yang diserahkan kepada Satker Lain dalam satu entitas yang
terkonsolidasi tidak diperhitungkan sebagai beban persediaan maupun beban
hibah, melainkan dicatat sebagai transfer keluar persediaan (transfer out) dan
disajikan pada LPE.
2.Persediaan yang diterima dari Satker Lain dalam satu entitas yang
terkonsolidasi tidak diperhitungkan sebagai pendapatan hibah, melainkan
dicatat sebagai transfer masuk persediaan (transfer in) dan disajikan pada LPE.
JURNAL PERSEDIAAN:
• Perolehan
• Pe nggunaan
• Penyesuaian
Jurnal Perolehan Persediaan
Jurnal pada saat BASAT/diterima persediaan namun belum terverifikasi kondisi
BMN dan belum terverifikasi resume tagihan (SPP/SPM)

Persediaan yang belum di register Xxx


No Entry
Utang yang belum diterima Xxx
tagihannya

Jurnal pada saat terbti SPP/SPM

Utang yang belum diterima Xxx


tagihannya No Entry
Belanja yang masih harus dibayar Xxx
Jurnal Perolehan Persediaan
Jurnal pada saat persediaan terverifikasi kondisi BMN

Persediaan Xxx
No Entry
Persediaan yang belum di Xxx
register

Jurnal pada saat terbit SP2D

Belanja yang masih harus xxx


dibayar Belanja barang (persediaan) xxx
Ditagihkan ke entitas lain xxx Ditagihkan ke entitas lain xxx
Jurnal Perolehan Persediaan
Jurnal perolehan persediaan dari entitas lain dalam satu entitas pelaporan

Persediaan Xxx No Entry


Transfer Masuk Xxx

Jurnal perolehan persediaan dari hibah/donasi

Persediaan Xxx No Entry


Hibah yang belum disahkan Xxx
Jurnal Perolehan Persediaan

Jurnal perolehan persediaan dari rampasan

Persediaan Xxx No Entry


Pendapatan Rampasan/Sitaan Xxx
Jurnal Pemakaian Persediaan

Jurnal pada saat pemakaian/penggunaan persediaan

Beban Persediaan Xxx No Entry


Persediaan Xxx
Jurnal Penyesuaian Persediaan
Hasil inventarisasi fisik lebih kecil dibanding dengan catatan/perhitungan

Beban Persediaan Xxx No Entry


Persediaan Xxx

Hasil inventarisasi fisik lebih besar dibanding dengan catatan/perhitungan

Persediaan Xxx No Entry


Beban Persediaan Xxx
Jurnal Penyesuaian Persediaan

Penyesuaian nilai persediaan akibat kurang saji pada TA sebelumnya

Persediaan Xxx No Entry


Koreksi Ekuitas Xxx
Jurnal Pengembalian Belanja-TAB
Jurnal pada saat pengembalian belanja persediaan di TAB dan pengembalian langsung ke
rekening kas Negara.

Diterima dari Entitas Lain (DDEL) xxx Diterima dari Entitas Lain (DDEL) xxx
Persediaan yang belum di Xxx
register Belanja barang Xxx

Jurnal penyesuaian nilai persediaan

Persediaan yang belum di register xxx No entry


Persediaan xxx
Jurnal Pengembalian Belanja-TAYL
Jurnal pada saat pengembalian belanja persediaan di TAB dan pengembalian langsung ke
rekening kas Negara.

Diterima dari Entitas Lain (DDEL) xxx Diterima dari Entitas Lain (DDEL) xxx

PNBP Lainnya Xxx PNBP Lainnya Xxx

Jurnal penyesuaian nilai persediaan

Koreksi Ekuitas Xxx No entry


Persediaan Xxx
PNBP Lainnya
Koreksi Ekuitas

Anda mungkin juga menyukai