Anda di halaman 1dari 284

NESEII

NE|UBUT TNDOTiIETIA

- 2620 -

2. Peralatan Laboratorium

Peralatan laboratorium adalah semua peralatan yang digunakan untuk


mendukung fungsi laboratorium Puskeswan. Peralatan laboratorium
berfungsi sebagai pendukung dalam rangka pelaksanaan surveilans,
pengujian, diagnostik dan investigasi. Peralatan laboratorium dapat berupa:
a. Mikroskop (biasa atau digital), autoclaue, centrifuge, timbangan analitik,
hematologg analize4 milk analizer, alat urinalisis dan/atau alat pengujian
lainnya;
b. Ice Line Refrigerator (ILR) adalah freezer yang dimodifikasi menjadi lemari
es dengan suhu bagian dalam 2oC - 8oC;
c. Kulkas dapat memiliki fungsi refrigerator atau refrigerator dan freezer
d. Sprager disinfeksi (elektrik atau manual); dan/atau
e. Genset.

3. Peralatan Nekropsi, Pengambil dan Pengemasan Contoh Uji

Peralatan nekropsi adalah peralatan yang digunakan untuk mendukung


pemeriksaan bedah bangkai (nekropsi). Peralatan nekropsi berfungsi untuk
bedah bangkai (nekropsi), pemeriksaan post mortem dan forensb ueteriner.
Peralatan Pengambil adalah peralatan yang digunakan untuk mendukung
proses pengambilan contoh uji/spesimen/sampel. Peralatan pengambil
berfungsi mengambil sebagian jaringan atau bagian dari tubuh hewan hidup
atau mati yang akan digunakan sebagai contoh uji/spesimen/sampe1.
Peralatan Pengemasan Contoh Uji adalah peralatan yang digunakan untuk
mendukung proses pengemasan contoh uji/spesimen/sampel. Peralatan
pengemasan contoh uji berfungsi mengemas contoh uji/spesimen/sampel
untuk mencegah dari kerusakan dan pencemaran.
Peralatan nekropsi, pengambil dan pengemasan sampel dapat berupa:
a. set alat nekropsi antara lain gergaji tulang, timbangan, pisau nekropsi;
b. meja stainless steel;
c. kandang jepit portable; dan/atau
d. set alat pengambilan sampel darah, antara lain tube holder dan disposable
needle, tabung uenoject plain dan EDTA, microtube 5 ml, alcohol swab,
sterile su)ab, botol kaca steril untuk bakteri volume 50 cc, botol kaca steril
untuk viral volume 50 cc, botol plastik untuk parasiter volume 100 cc,
botol plastik untuk patologi volume 100 cc, botol plastik untuk faeces
volume 50 cc, Tabung kaca untuk serum volume 10 cc, Viral Transport

SK No 175832A
FRESIDEN
REPUEUK INDONESIA

- 262L -

Media (VTM), Disposible syringe 5 ml dan 10 ml, Tas untuk peralatan,


Thermos es besar dan ice case.
4. Peralatan Pemeriksaan Klinik atau Diagnostik

Peralatan pemeriksaan klinik atau diagnostik adalah peralatan yang


digunakan untuk memeriksa tubuh hewan untuk menemukan gejala klinis
atau mendiagnosa penyakit hewan.
Peralatan pemeriksaan klinik atau diagnostik dapat berupa:
a. Cool box dan cool pack;
b. set alat klinik atau diagnostik antara lain: stetoskop, termometer,
percussion hammer, infusion set, tiang infus, trokar, sonde, automatic
syringe, disposable needle, dbposible sgringe, ophthalmoscope, otoscope,
htberculine injection set, Feeding force catheter, urine catheter, dan
drenching gun;
c. rapid diagnostic test untuk Avian Influenza;
d. paddle pemeriksaan mastitis dan reagen Califurnian Mastitis Test (CMT);
dan/atau
e. lampu pemeriksaan.
5. Peralatan Bedah

Peralatan bedah adalah peralatan yang digunakan untuk membuka tubuh


hewan. Peralatan bedah berfungsi dalam kegiatan operasi hewan.
Peralatan bedah dapat berupa: set alat bedah mayor antara lain gunting
bengkok dan lurus, arteri klem, pinset, scalpel lengkap, kidneg trag, benang
operasi, tabung oksigen lengkap.
6. Peralatan Reproduksi dan Kebidanan

Peralatan reproduksi adalah adalah peralatan yang digunakan untuk


membantu kegiatan reproduksi dan kebidanan veteriner.
Peralatan reproduksi dan kebidanan dapat berupa: Forceps for caesaian
section + serrated rubber jauts, finger knife ukuran 15,5 cm, 4 l / 5, Obstetric
hooks-key schooter 2l cm, 8,25 cm, ege hooks ukuran 6,5-8 cm, double
obstetric hooks L4 cm, wire saws in coil of 13 yards in plastic box, handle for
embryotomi wire saw with butterfly screu), obstetic chain handle ukuran 80
cm, 3,5", obstetric chain handle ukuran 19O cm, 75", rope carries light pattern,
rope carries strong pattern, insemination gun, kontainer semen beku (frozen
semen containefl, tas peralatan operasional inseminator, uagina speculum.

SK No 175833 A
I'RESIDEN
REPUELIK INDONESIA

- 2622 -

7. Peralatan Produksi Ternak

Peralatan produksi ternak adalah peralatan yang digunakan untuk


membantu meningkatkan produksi ternak.
Peralatan produksi ternak dapat berupa: bordozzo tang besar, bordozzo tang
kecil, alat potong kuku/ hoof knife - nght hand, alat potong kuku/ hoof knife -
left hand, dan alat potong kuku/ hoof and claw cutting plier, nose ring pliers,
ear tag applicator, tang restrain hidung, tali restrain.
8. Peralatan Pemeriksaan Kesehatan Hewan bergerak
lmobilel I Utrq.s o no g r ati ( USG I

Peralatan USG adalah peralatan yang digunakan untuk membantu diagnosa


bagian abdomen hewan.
Peralatan USG berfungsi untuk:
a. Pemeriksaan kebuntingan; dan
b. Mendeteksi gangguan dalam abdomen hewan.
Peralatan USG dapat berupa USG Portable dengan probe conuex dan linear
dilengkapi dengan baterai.

6.1.3.2.5 Pembangunan Olahan Pakan Ternak


Pembangunan Olahan Pakan Ternak adalah pembangunan unit pengolah pakan
yang melakukan usaha pengumpulan dan/atau pengolahan bahan pakan
berbasis sumber daya lokal dengan memanfaatkan teknologi dalam
memproduksi, mengawetkan dan/atau mendistribusikan pakan secara
berkelanjutan.
Pembangunan Olahan Pakan Ternak meliputi:
1. Pengembangan Unit Pengolahan Pakan Konsentrat Unggas

Pengembangan Unit Pengolah Pakan Konsentrat Unggas merupakan


pengembangan unit pengolah pakan yang melakukan usaha pengumpulan
dan/atau pengolahan bahan pakan berbasis sumber daya lokal dengan
memanfaatkan teknologi dalam memproduksi, mengawetkan dan/atau
mendistribusikan pakan konsentrat unggas secara berkelanjutan.
Fungsi dari pengembangan unit pengolahan pakan konsentrat unggas
adalah untuk memberdayakan kelompok dalam melakukan usaha
pengolahan pakan konsentrat unggas sehingga dapat menyediakan pakan
konsentrat unggas untuk memenuhi kebutuhan pakan di kelompok
dan/atau di lingkungan sekitarnya.

SK No 175834A
PRESIDEN
REPUBLIK TNDONESIA

- 2623 -

Pengembangan unit pengolahan pakan konsentrat unggas dengan rincian:


(a) pengadaan alat dan mesin yaitu mesin mixer, hammer mill/ disk mill,
pelletizer, timbangan, mesin jahit karung, karung; dan (b) pembangunan
sarana pendukung yaitu pembangunan gudang yang dilengkapi dengan
instalasi listrik.
2. Pengembangan Unit Pengolahan Pakan Konsentrat Ruminansia

Pengembangan Unit Pengolah Pakan Konsentrat Ruminansia merupakan


pengembangan unit pengolah pakan yang melakukan usaha pengumpulan
dan/atau pengolahan bahan pakan berbasis sumber daya lokal dengan
memanfaatkan teknologi dalam memproduksi, mengawetkan dan/atau
mendistribusikan pakan konsentrat ruminansia secara berkelanjutan.
Fungsi dari pengembangan unit pengolahan pakan konsentrat ruminansia
yaitu untuk memberdayakan kelompok yang melakukan usaha pengolahan
pakan konsentrat ruminansia sehingga dapat menyediakan pakan
konsentrat ruminansia untuk memenuhi kebutuhan pakan di kelompok
dan/atau di lingkungan sekitarnya.
Pengembangan unit pengolahan pakan konsentrat ruminansia dengan
rincian: (a) pengadaan alat dan mesin yaitu mesin mixer, hammer mill/ disk
mill, pelletizer, timbangan, mesin jahit karung, karung; dan (b)
pembangunan sarana pendukung yaitu pembangunan gudang yang
dilengkapi dengan instalasi listrik.
3. Pengembangan Unit Pengolahan Pakan Silase

Pengembangan Unit Pengolah Pakan Silase merupakan pengembangan unit


pengolah pakan yang melakukan usaha pengumpulan dan/atau pengolahan
bahan pakan berbasis sumber daya lokal dengan memanfaatkan teknologi
dalam memproduksi, mengawetkan dan/atau mendistribusikan pakan silase
secara berkelanjutan. Pakan Silase juga dapat digunakan sebagai cadangan
pakan ketika musim kemarau. Fungsi dari pengembangan unit pengolahan
pakan silase yaitu untuk memberdayakan kelompok yang melakukan usaha
pengolahan pakan silase sehingga dapat menyediakan pakan silase untuk
memenuhi kebutuhan pakan di kelompok dan/atau di lingkungan
sekitarnya.
Pengembangan unit pengolahan pakan silase dengan rincian: (a) pengadaan
alat dan mesin yaitu mesin chopper, mesin press/uact)m, mesin sprayer,
timbangan, tong silase/plastik dan karung silase; dan (b) pembangunan
sarana pendukung yaitu pembangunan gudang dan instalasi listrik.
Spesifikasi Sarana Olahan Pakan Ternak sebagaimana pada butir satu (1)
sampai dengan tiga (3) adalah sebagai berikut:

SK No 175835 A
PRESIDEN
REPUEL|K INDONESIA

- 2624 -

a Mesin Mker
1) Kapasitas pencampuran minimal 150 kg/jam.
2) Tingkat keseragaman campuran minimal 85o/o.
3) Motor Penggerak memiliki daya minimum 6 HP.
4) Dilengkapi dengan test report (hasil uji) yang masih berlaku dari
intitusi yang berwenang.
b Mesin Hammer Mill
1) Kapasitas penepungan minimal 1000 kgljar:-:.
2) Hasil tepung lolos pada mesh 40 minimal So/o.
3) Motor Penggerak mempunyai standar Nasional Indonesia (SNI) dan
memiliki daya minimum 8 HP.
4) Dilengkapi dengan test report (hasil uji) yang masih berlaku dari
intitusi yang berwenang.
c. Mesin Disk Mill
l) Kapasitas kapasitas penepungan minimal 25 kg/jam.
2) Hasil tepung lolos pada mesh 80 minimal9Oo/".
3) Motor Penggerak memiliki daya minimum 6 HP.
4) Dilengkapi dengan test report (hasil uji) yang masih berlaku dari
intitusi yang berwenang.
d Mesin Pelletizer
1) Kapasitas minimal 75 kgljam.
2) Keseragaman panjang dan diameter hasil masing-masing 8OVo.
3) Motor Penggerak mempunyai standar Nasional Indonesia (SNI) dan
memiliki daya minimum 6 HP.
4) Dilengkapi dengan test report (hasil uji) yang masih berlaku dari
intitusi yang berwenang.
e Mesin Chopper
1) Kapasitas pencacahan minimal 2.000 kg/jam.
2) Bahan pisau dari baja.
3) Motor Penggerak mempunyai standar Nasional Indonesia (SNI) dan
memiliki daya minimum 8 HP.
4) Dilengkapi dengan test report (hasil uji) yang masih berlaku dari
intitusi yang berwenang.

SK No 175836 A
FRESIDEN
BL|K INDONESIA

- 2625 -

6.L.3.2.6 Sarana dan Prasarana Pertanian


Saranda dan Prasarana Pertanian terdiri atas:
l. Unit Pengolahan Hasil Komoditas Pertanian
Unit Pengolahan Hasil Komoditas Pertanian adalah suatu unit usaha yang
menyokong upaya proses pengolahan produk komoditas tanaman pangan
fiagung, kedelai, dan tanaman pangan lainnya), yang terdiri dari bangunan
produksi dan mesin pengolahan untuk menghasilkan produk turunannya.
Unit Pengolahan Hasil Komoditas Pertanian berfungsi mengolah bahan baku
dari komoditas tanaman pangan (iagung, kedelai, dan tanaman pangan
lainnya) untuk menghasilkan hasil olahan/ produk turunan komoditas
tanaman pangan.
Unit Pengolahan Hasil Komoditas meliputi:
a. Bangunan UPH
Bangunan UPH atau bisa juga disebut rumah UPH adalah tempat unit
produksi dari usaha pengolahan bahan baku dari komoditas tanaman
pangan (Jagung, kedelai, dan tanaman pangan lainnya) untuk
menghasilkan produk turunan dan desain dindingnya sangat
dipengaruhi oleh jenis produk turunan yang dihasilkan.
Bangunan UPH berfungsi sebagai tempat unit produksi untuk mengolah
bahan baku dari komoditas tanaman pangan Uagung, kedelai, dan
tanaman pangan lainnya) yang menghasilkan produk turunan.
Bangunan UPH minimal memiliki ukuran panjang x lebar x tinggi (10 m
x 6 m x 4,5 m). Khusus untuk dinding bagian depan dan samping
terdapat jendela dan ventilasi. Tinggi dinding depan dan/atau samping
minimal 1,5 meter terbuat dari bata/tembok, tinggi dinding selebihnya
menyesuaikan dengan jenis olahan UPH-nya.
b. Mesin Pengolahan Hasil
Mesin Pengolahan Hasil adalah unit mesin untuk mengolah bahan baku
dari komoditas tanaman pangan flagung, kedelai, dan tanaman pangan
lainnya) menjadi produk turunan. Unit mesin ini dapat terdiri dari
rangkaian beberapa mesin yang jumlah dan jenisnya dipengaruhi oleh
jenis produk turunan yang akan dihasilkan.
Mesin Pengolahan Hasil berfungsi untuk mengolah komoditas pertanian
tanaman pangan (iagung, kedelai, dan tanaman pangan lainnya) menjadi
hasil olahan/ produk turunannya.

SK No 175837 A
REPUEL|K TNDONESIA

- 2626 -

Mesin Pengolahan Hasil terbagi atas:


1) UPH Jagung
Diperuntukkan kepada UPH dengan hasil olahan antara lain
tepung, beras jagung, emping, minyak jagung, pakan ternak,
marning, dan lain-lain yang berbahan baku jagung.
Komponen mesin pengolahan antara lain: mesin penepung, mesin
pengering, mesin pengaduk vertikal/horizontal, mesin pengemas,
dan mesin dan/atau alat lainnya yang mendukung proses produksi
hasil olahan.
2) UPH Kedelai
Diperuntukkan kepada UPH dengan hasil olahan antara lain
tempe, tahu, tepung, kecap, sari kedelai, keripik/cltips, dan lain-
lain yang berbahan baku kedelai.
Komponen mesin pengolahan antara lain: seed cleaner, mesin
pengupas kulit ari kedelai, mesin penepung, mesin penggiling,
mesin pengemas, dan mesin dan/atau alat lainnya yang
mendukung proses produksi hasil olahan.
3) UPH Tanaman Pangan Lainnya (kacang-kacangan, umbi-umbian,
dan tanaman serealia)
Diperuntukkan kepada UPH dengan hasil olahan antara lain
tepung, keripik, beras, rengginang, ganepo, opak, dan lain-lain
yang berbahan baku komoditi tanaman pangan lainnya.
Komponen mesin pengolahan antara lain: mesin pencuci umbi,
mesin penepung, mesin perajang, mesin penyosoh, mesin
pengemas, dan mesin dan/atau alat lainnya yang mendukung
proses produksi hasil olahan.
2. Bangunan Rtce Milling Unit (RMUI

Bangunan RMU adalah konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan


secara tetap pada tanah sebagai tempat usaha/ proses produksi. Komponen
bangunan antara lain pondasi, struktur, lantai, partisi, dan atap bangunan.
Bangunan RMU berfungsi sebagai tempat meletakkan unit mesin RMU.
Spesifikasi dari Bangunan Rbe Milling Unit (RMU), minimal ukuran panjang,
lebar, dan tinggi bangunan RMU secara berurutan adalah 12 m,8 m, dan 7,5
m.

SK No 175838A
l,RESIDEN
REPUBUK INDONESTA

- 2627 -

3. Bangunan Vertical Dryer Padi Kapasitas 1O ton

Bangunan Vertical Dryer Padi Kapasitas 10 Ton adalah konstruksi teknik


yang ditanam atau dilekatkan secara tetap pada tanah sebagai tempat
usaha/ proses produksi. Komponen bangunan antara lain pondasi,
struktur, lantai, partisi, dan atap bangunan;
Bangunan Verttcal Dryer Padi Kapasitas 10 Ton berfungsi sebagai tempat
meletakkan unit mesin dryer padi kapasitas 1O ton.
Spesifikasi dari Bangunan Vertbal Dryer Padi Kapasitas l0 ton minimal
ukuran panjang, lebar, dan tinggi bangunan Vertical Dryer secara berurutan
adalah 12 m, 12 rn, dan 13,8 m.
4. Sarana Pra Panen

Penyediaan sarana dan prasarana pertanian pada kegiatan DAK Fisik


Penugasan Bidang Pertanian dialokasikan untuk penyediaan sarana pra
panen berupa alat mesin pertanian (alsintan) dengan jenis pompa air 3 inchi,
cultiuator dan ice transplanter. Kegiatan sarana prapanen merupakan
stimulan bagi penerima manfaat, diharapkan melalui kegiatan ini penerima
manfaat dapat mengelola dengan baik sehingga jumlah alsintan yang
dimiliki oleh penerima manfaat dapat bertambah dan dapat meningkatkan
kesejahteraan.
Jenis-jenis Alsintan pada Sarana Pra Panen adalah sebagai berikut:
a. Pompa Air 3 Inchi, Cultivator dan Rice Transplanter
1) Pompa air
Pompa Air adalah alat bantu untuk menyuplai air dengan
menggunakan mesin sebagai alat penyedot dari suatu tempat
ketempat lainnya. Secara umum fungsi dari pompa air adalah
untuk menyedot dan mendorong air dari sumbernya, melalui pipa-
pipa, kemudian disalurkan pada penampungan air atau lain
sebagainya.
2) Cultiuator
Cultiuator adalah alat dan mesin pertanian yang digunakan untuk
pengolahan tanah sekunder. Kultivator bekerja dengan
menggunakan gigi yang sedikit menancap ke dalam tanah sambil
ditarik dengan sumber tenaga penggerak, umumnya traktor.
Kultivator jenis lain (rotary tillefi menggunakan gerakan berputar
cakram dan gigi untuk mencapai hasil yang sarna. Cultiuator
berfungsi mengaduk dan menghancurkan gumpalan tanah yang
besar, sebelum penanaman (untuk mengaerasi tanah) maupun

SK No 175839 A
PRESIDEN
REPUBUK TNDONESIA

- 2628 -

setelah benih atau bibit tertanam (untuk membunuh gulma).


Berbeda dengan garu mengaduk sebagian besar permukaan tanah,
kultivator mengaduk tanah sebagian saja secara hati-hati sehingga
tidak mengganggu tanaman pertanian.
3) Transplanter
Transplanter merupakan alat penanam bibit dengan jumlah,
kedalaman, jarak dan kondisi penanaman yang dapat
diseragamkan. Transplanter berfungsi untuk menanam bibit padi
dari hasil semaian yang menggunakan tray atau dapog dengan
umur bibit sekitar 15 hari atau pada ketinggian bibit tertentu.
4) APPO Mobile
APPO Mobile adalah alat mesin pertanian yang berfungsi untuk
mencacah dan melembutkan bahan baku hijauan pakan ternak
untuk dijadikan pupuk organik. Selain itu, APPO dapat digunakan
sebagai penghancur dan pencampur kotoran ternak. Alat ini
memiliki mobilitas tinggi (menggunakan roda transportasi sehingga
mudah dipindah-pindahkan sesuai dengan kebutuhan).
Spesifikasi Bantuan Alat Pengolah Pupuk Organik (APPO) Mobile
adalah sebagai berikut:
a) Kapasitas minimal memenuhi klasifikasi 1.000 kg/jam.
b) Bahan pisau baja.
c) Jumlah pisau minimal 19 buah.
d) Motor penggerak memiliki daya minimum 10 HP yang sesuai
dengan kapasitas APPO.
e) Motor Penggerak mempunyai standar Nasional Indonesia (SNI).
0 APPO dilengkapi dengan test report (hasil uji) yang masih
berlaku dari intitusi yang berwenang.
g) Memiliki kelengkapan hopper masukan dan hopper keluaran
masing-masing untuk bahan basah dan kering.
h) APPO memiliki 3 buah roda transportasi.
i) Dilengkapi gerabox untuk dapat bergerak maju mundur
menggunakan tenaga dari motor penggerak.
5. Sarana Pasca Panen

Sarana pasca panen merupakan alat dan mesin pertanian yang digunakan
dalam penanganan pasca panen hasil tanaman pangan, antara lain Rice
Milling Unit, Vertical Dryer Padi Kapasitas 10 Ton, Colour Sorter, Corn Sheller,

SK No 175840 A
PRESIDEN
REPUELIK INDONESIA

- 2629 -

Corn Sheller Mobile, Power Thresher Multiguna, Power Thresher Multiguna


Mobile dan Combine Haruester.
Sarana pasca panen terdiri dari:
a. RiceMilling Unit
Rice Milling Unitadalah jenis mesin penggilingan padi generasi baru yang
kompak (terdiri dari beberapa rangkaian mesin yang kompak dan
harmoni) dan mudah dioperasikan, dimana proses pengolahan gabah
menjadi beras dapat dilakukan dalam satu kali proses (one pass processl.
Rbe Millirtg Unitberfungsi sebagai mesin untuk mengolah gabah menjadi
beras, dengan proses memisahkan gabah dari sekam lalu membuang
sekamnya, mengeluarkan gabah yang belum terkupas untuk
dikembalikan ke pengumpan, menyosoh dan mengumpulkan dedak, dan
melakukan pemutuan berdasarkan jenis fisik beras (beras utuh, beras
kepala, beras patah, dan beras menir).
RMU dengan kapasitas pengumpanan minimal 1 ton/jam, kapasitas
penggilingan minumal 600 kg/jam, daya motor diesel 44/33 hp/kW,
daya motor listrik minimal 30 kW. Komponen utama minimal; husker I
unit, polisher 2 unit, eleuator 1 unit.
b. VerticalDryer Padi Kapasitas 10 ton
Vertbal Dryer 10 Ton adalah mesin pengering sistem sirkulasi yang
terdiri dari ruang pengering, ruang tempering, konveyor, elevator,
sumber pemanas, motor penggerak, kipas, dan perlengkapan
pendukung lainnya.
Vertical Dryer 10 Ton berfungsi untuk menurunkan kadar air sampai
kadar air tertentu dengan cara menghembuskan atau menghisap udara
panas tegak lurus arah sirkulasi bahan yang akan dikeringkan.
Vertical Dryer dengan kapasitas tampung minimal 10 ton dengan laju
pengeringan 0,8 - 1,5 o/oljam.
c. Colour Sorter
Colour Sorter adalah mesin yang digunakan untuk menentukan grade
atau mutu beras yang dihasilkan. Dalam operasionalnya, mesin ini
menggunakan indikator grading berdasarkan warna.
Colour Sorter berfungsi menyortir beras berdasarkan warna dan tekstur.
Mesin bekerja dengan cara pendeteksian warna cahaya yang memantul
dari bahan yang dilakukan oleh sebuah sensor.
Colour Sorter yang memiliki kapasitas pengumpanan 5OO kg/jam dan
efesiensi penyortiran minimum 95%.

SK No 175841 A
PRESIDEN
REPUEL|K INDONESTA

- 2630 -

d. Corn Sheller
Corn Sheller adalah alat mesin pertanian yang digunakan sebagai mesin
pemipil jagung. Alat mesin ini bisa memisahkan biji jagung dari
tongkolnya menjadi jagung pipilan.
Corn Sheller berfungsi sebagai mesin pemipil jagung, yang bisa
menghasilkan jagung pipilan.
Corn Sheller memiliki kapasitas pemipilan minimal 75O kg/jam, tingkat
kerusakan biji maksimal Soh, tingkat kebersihan biji minimal 95oh,
persentase kehilangan hasil maksimal 5%,
e. Corn Sheller Mobile
Corn Seheller Mobile adalah mesin pemipil jagung yang bertujuan untuk
memudahkan kerja dan menekan biaya produksi dan akan lebih efektif
karena dapat berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya.
Corn Sheller Mobile berfungsi sebagai mesin pemipil jagung, yang bisa
menghasilkan jagung pipilan.
Corn Sheller Mobile memiliki kapasitas pengumpan minimal 1500
kg/jam, memiliki kapasitas pemipilan minimal 1000 kg/jam, tingkat
kerusakan biji maksimal 5 yo, tingkat kebersihan minimal 95o/o,
persentase kehilangan hasil maksimal 5o/o, memiliki 3 buah roda
transportasi.
f. Power Thresher Multiguna
Power Thresher Multiguna adalah mesin untuk merontokkan padi
menjadi gabah, jagung menjadi pipilan jagung, dan kedelai menjadi
bungkil kedelai.
Power Thresher Multiguna berfungsi sebagai perontok padi, jagung, dan
kedelai.
Power Thresher Multiguna minimal memiliki kapasitas perontokan
untuk padi 800 kgljam, jagung 1000 kg/jam, kedelai 300 kgljam.
Tingkat kerusakan biji maksimal3 %.
g. Power Thresher Multiguna Mobile
Power Tresher Multiguna Mobile adalah mesin untuk merontokkan padi,
jagung dan kedelai yang bertujuan untuk memudahkan kerja dan
menekan biaya produksi dan lebih efektif karena dapat berpindah dari
satu tempat ke tempat lainnya
Power Thresher Multiguna Mobile berfungsi sebagai perontok padi, jagung
dan kedelai.

SK No 1758424
I,RESIDEN
REPUBUK INDONESTA

- 263L -

Power Thresher Multiguna Mobile minimal memiliki kapasitas


pengumpan untuk padi 2.OOO kg/jam, jagung 3.OOO kg/jam, kedelai 900
kgljar:-:, kapasitas perontokan minimal untuk padi 1 .000 kg/jam, jagung
1.5O0 kg/jarr^, kedelai asO kg/jam. Tingkat kerusakan biji maksimal 3
%o, memiliki 3 buah roda transportasi.

h. Combine Haruester
Combine Haruesteradalah salah satu tipe mesin panen yang kegiatannya
memotong, merontok dan membersihkan dilakukan sekaligus.
Combine Haruester berfungsi sebagai alat untuk memanen padi.
Combine Haruester besar/ Combine Haruester multifungsi minimal
memiliki daya minimal 60,1 kW (80,6 HP).

6.L.3.2.7 Pertanian Presisi dan Regeneratif


Pertanian Presisi adalah konsep pertanian dengan pendekatan sistem untuk
menuju pertanian dengan rendah pemasukan (low-inpuq, efisiensi tinggi, dan
pertanian berkelanjutan. Sedangkan Pertanian Regeneratif adalah model
pertanian dengan mengintegrasikan pertanian konsenrasi dan pengelolaan
agroekosistem. Dalam penerapannya, kedua konsep pertanian ini memerlukan
teknologi yang dapat meningkatkan efisiensi yang dalam hal ini dapat ditunjang
oleh penerapan smart farming.
1. Sarana dan Prasaratra Pertanian Presisi

Pembangunan Green House untuk Pengembangan Hortikultura di Luar


Musim lOtf Season)
Green house adalah suatu bangunan untuk budidaya tanaman yang
memiliki struktur atap dan dinding yang bersifat tembus cahaya yang
berfungsi memanipulasi kondisi lingkungan agar tanaman yang ada di
dalamnya dapat berkembang secara optimal.
Pembangunan Green house untuk pengembangan hortikultura di luar
musim adalah pembangunan Green house untuk budidaya hortikultura di
luar musim menggunakan sistem otomatisasi untuk memodifikasi iklim dan
lingkungan di dalam Green house sehingga tercipta kondisi optimum untuk
pertumbuhan tanaman
Fungsi pembangunan Green house untuk pengembangan hortikultura di
luar musim adalah untuk peningkatan produksi komoditas hortikultura di
luar musim.
Pembangunan green house untuk pengembangarl hortikultura di luar musim
(off season/ dengan rincian:

SK No 175843 A
FRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

- 2632 -

1) rangka struktur dan atap (3OO m2) : green house, aluminet shading,
ground couer (2 bays x 9,6 m x 15,625 m);
2) sistem otomatisasi (automation sgstem): controller nmc junio4 gatewag
dan accessones,'
3) pompa dan panel pendukung: irrigation pump and panelfor pumps;
4l sistem irigasi otomatis dan alat pendukung: water tank, PVC pipes and
fitting, dripper, fertigation system, filler dan accessones.
2. Instalasi Pertanian Regeneratif
lnstalasi pertanian regeneratif merupakan rangkaian sarana dan prasarana
serta perlengkapan lainnya yang saling mendukung untuk terciptanya
percontohan sekaligus sarana pembelajaran tentang pertanian regeneratif.
Sbcara umum sarana prasarana serta perlengkapan lainnya terbagi atas
dukungan terhadap substansi pertanian regeneratif dan dukungan proses
pembelaj aran. Dukungan terhadap subtansi terdiri atas pembuatan
infrasruktur demplot dan demplot pertanian regeneratif, sedangkan
dukungan pembelajaran terdiri atas penguatan prasarana P4S serta sarana
pembelajaran P4S.
Instalasi Pertanian Regeneratif meliputi:
a. PembuatanlnfrastrukturDemplot
Pembuatan infrastruktur demplot merupakan pemenuhan
peralatan/perlengkapan yang diperlukan dalam mengelola demplot
yang nantinya merupakan sarana pembelajaran. Secara umum, fungsi
pengadaan infrastruktur ini adalah untuk penyiapan tanah dan
lingkungan sekitar calon lokasi demplot.
Pembuatan infrastruktur demplot dengan rincian untuk pengadaan
garpu bradfork, garpu rake, garpu flek tine weeder,jang seeder tangan,
traktor R2, small rototiller, alat bajak sawah dorong, hollow hoe besi anti
deformasi, hand garden pruners, work slwrp kntfe, dan tool shanpener.
b. Demplot Pertanian Regeneratif
Demplot pertanian regeneratif merupakan lokasi tertentu yang
dilengkapi dengan sarana, prasarana, serta peralatan lainnya yang
diperlukan untuk mewujudkan/menerapkan pertanian regenerative,
yang berfungsi sebagai sarana percontohan lahan pertanian regeneratif.
Se1ain sarana, prasarana, serta peralatan lainnya harus lengkap,
demplot ini juga harus mewujudkan/menampilkan bagaimana
serangkaian proses biologis yang mendukung kesehatan tanah dan

SK No 1758M A
PRESIDEN
REPUBL|K INDONESIA

- 2633 -

lingkungan dapat berjalan. Dengan demikian, diperlukan beberapa


bangunan yang saling terkait sebagai berikut:
1) Digunakan untuk membangun/memperbaiki /menambah
/merubah/memperluas smart green house dengan ukuran minimal
330 mz.
2l Digunakan untuk membangun/memperbaiki
/menambah/merubah/memperluas smart kandang dengan ukuran
minimal 25O rnz.
3) Digunakan untuk membangun/memperbaiki
/menambah/merubah/memperluas smart irrigation /fertigation
dengan ukuran minimal l4O mz.
4l Digunakan untuk membangun/memperbaiki
/menambah/merubah/memperluas rumah benih/bibit dengan
ukuran minimal 50 m2.
5) Digunakan untuk membangun/memperbaiki
/menambah/merubah/memperluas workshop pupuk organik cair
dengan ukuran minimal 50 m2.
6) Digunakan untuk membangun/memperbaiki
/ menambah / merubah / memperluas rumah kompos dengan ukuran
minimal 50 m2.
7l Digunakan untuk membangun/memperbaiki
/menambah/merubah/memperluas rLrang Black Soldi.er FIy (BSF)
instalation dengan ukuran minimal 25 rlr2.
8) Digunakan untuk membangun/memperbaiki
/menambah/merubah/memperluas ruang cold storage dengan
ukuran minimal 30 m2.
9) Digunakan untuk membangun/memperbaiki
/menambah/merubah/memperluas instalasi biogas dengan
ukuran minimal 14 m2.
c Penguatan Prasarana Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan
Swadaya (P4S)
Sebagai tempat pembelajaran langsung dari petani dan oleh petani, P4S
harus menunjukkan usahatani yang berhasil dan memiliki inovasi yang
menjadi unggulannya serta dapat menjalankan proses pembelajaran
yang efektif dan dapat dipahami serta dapat diterapkan oleh petani.
Untuk itu, P4S perlu dilengkapi dengan bangunan ataupun fasilitas
pembelajaran seperti rrang kelas, akomodasi, serta pendukung
operasional kelembagaan P4S. Beberapa bangunan/fasilitas dapat
berupa:

SK No 175845 A
PRESIDEN
REPUBUK INDONESTA

- 2634 -

1) Digunakan untuk membangun/memperbaiki


/menambah/merubah/memperluas rLlang sekretariat dengan
ukuran minimal 60 rn2.
2) Digunakan untuk membangun/memperbaiki
/menambah/merubah/memperluas ruang kelas /belajar dengan
ukuran minimal 80 mz.
3) Digunakan untuk membangun/memperbaiki
/menambah/merubah/memperluas rLlang bangsal parten dan
pascapanen dengan ukuran minimal 80 m2.
d Sarana Pembelajaran P4S
Selain fasilitas pembelajaran berupa bangunan, P4S juga diharapkan
memiliki peralatan audiaui.sual untuk mempermudah pemahamaman
peserta pelatihan serta sarana pendukung lain yang mendukung
terciptanya lingkungan kondusif untuk pembelaj aran.
Sarana pembelajaran P4S dengan rincian untuk pengadaan kursi dan
meja, laptop, infocus dan white board.

6.1.4 Kriteria Lokasi Prioritas (Lokprif


6.L.4.L Kriteria Lokpri Tematik Penguatan Food Estate
Kriteria Lokasi Priorotas pada Tematik Penguatan Food Estate adalah sebagai
berikut:
1. 5 Provinsi Food Estate, T Kabupaten Food Estate yang sudah ditetapkan di
dalam Rapat Terbatastanggal 23 September 2O2O
2. 4l Kabupaten/Kota Pendukung Food Estate yang memiliki keterkaitan
geospasial (dalam satuan lanskap ekologis, hidrologis), on farm (keterkaitan
sarana produksi), serta off farm (konektivitas pasar)

6.L.4.2 Kriteria Lokpri Tematik Pengembangan Kawasan Sentra


Produksi Pangan
Kriteria Lokasi Priorotas pada Tematik Pengembangan Kawasan Sentra Produksi
Pangan adalah sebagai berikut:
1. Provinsi, Kabupaten/kota yang mempunyai Indeks Ketahanan Pangan dan
IndeksKetahanan Iklim tinggi.
2. Provinsi, Kabupaten/kota yang mempakan sentraproduksi pertanian.
3. Provinsi, Kabupaten/kota yang ditetapkan sebagai lokasi KSPP berdasarkan
Permentan 78/2018 dan Kepmentan 472/2018.

SK No 175846 A
PRESIDEN
REPUEL|K INDONESIA

- 2635 -

4. Provinsi, Kabupaten/kota yang telah menetapkan Lahan Pertanian Pangan


Berkelanjutan (LP2B).
5. Provinsi, Kabupaten/kota yang menjadi lokasi penuntasan pencapaian target
Prioritas Nasional; Korporasi Petani; penguatan rantai pasok/logistik pangan;
model pembangunan bidang pangan dan pertanian; penyediaan infrastruktur
irigasi; serta lokasi afirmatif.

6.1.5 Tata Cara Pelaksanaan Kegiatan


Penerima kegiatan DAK Fisik Bidang Pertanian berdasarkan
kriteria/persyaratan yang telah ditetapkan di dalam petunjuk teknis meliputi:
1. Dalam rangka meningkatkan kinerja penyediaan prasarana dan sarana
dasar fisik pertanian, maka anggaran DAK Fisik Bidang Pertanian agar
disinergikan dengan anggaran Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan di
Provinsi dan Tugas Pembantuan di kabupaten/kota serta sumber-sumber
pembiayaan lain.
2. Persyaratan penerima manfaat kegiatan DAK Fisik Bidang Pertanian di
kabupaten/kota adalah Kelompok Tani/Gapoktan/Perkumpulan Petani
Pemakai Air (P3A)/Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) yang
berbentuk Badan, Lembaga dan Organisasi Masyarakat yang berbadan
Hukum Indonesia.
3. Dalam hal Kelompok Tani/Gapoktan/P3A/GP3A belum berbentuk
Organisasi Masyarakat yang Berbadan Hukum Indonesia yaitu yayasan atau
perkumpulan, maka dikelompokan sebagai badan/lembaga yang bersifat
nirlaba, sosial dan sukarela yang mekanisme penetapannya melalui
pengesahan atau penetapan oleh Kepala SKPD sesuai kewenangannya.
4. Kriteria dan persyaratan penerima manfaat pada Kelompok
Tani/ Gapoktan/ P3A/ GP3A yaitu :

a. tergabung dalam wadah kelompok tani/gapoktan/P3A/GP3A yang


mengusahakan kegiatan pertanian dan memiliki pengums yang aktif;
dan
b. Kelompok tani/gapoktan/P3A/GP3A yang memiliki semangat
partisipatif.

Kriteria usulan Pemerintah Daerah untuk DAK Fisik Penugasan Bidang


Pertanian adalah sebagai berikut:
6.1.5.1 Kriteria Umum
Kesiapan daerah:
1. Term of Reference dan Rencana Anggaran dan Biaya.
2. Readiness citeria per menu.

SK No 175847 A
PRESIDEN
REPUEUK INDONESIA

- 2636 -

6.1.5.2 Kriteria Teknis Provinsi


1. Status Lahan C1ean and Clear.
2. SID (Survei, Investigasi dan Desain)
3. SK kelembagaan UPTD /Balai.

6.1.5.3 KriteriaTeknis Kabupaten/Kota


1. Status Lahan Clean and Clear.
2. SID (Survei, Investigasi dan Desain).
3. Rencana Usulan Kegiatan Kelompok (RUKK).
4. SK penetapan lokasi/penerima manfaat.
5. SK kelembagaan UPTD/Balai (untuk kegiatan Renovasi Balai Penyuluhan
Pertanian dan Sarana Pendukungnya dan Renovasi Puskeswan dan
Penyediaan Sarana Pendukungnya).

6.1.6 Mekanisme Pengadaan Barang dan Jasa


Mekanisme pengelolaan (perencanaan, penganggaran, pelaksanaan
penatausahaan, pertanggungiawaban dan pelaporan) keuangan DAK Fisik
Bidang Pertanian oleh Pemerintah Daerah berpedoman pada peraturan
perundang-undangan yang mengatur pengelolaan keuangan daerah beserta
aturan pelaksanaannya.
Metode pengadaan kegiatan DAK fisik Bidang Pertanian tahun 2023
dilaksanakan dengan rincian sebagai berikut:

Usulan Menu/Kegiatan Rincian Menu Metode Pengadaan


No
DAK Kegiatan
Provinsi
1 Renovasi UPID/Balai a.Renovasi Balai Benih
Perbenihan Tanaman Tanaman Pangan Penyedia
Pangan dan dan Hortikultura
Hortikultura setta
sarana pendukungnya b. Pembangunan
Penyedia
sumber-sumber air

c.Renovasi lantai
jemur/ W dryer/ Box Penyedia
Dryer

SK No 175848 A
FRESIDEN
REPUBUK INDONESIA

- 2637 -

Usulan Menu/Kegiatan Rincian Menu


No Metode Pengadaan
DAK Kegiatan
d. Sarana alat
mesin produksi dan
processing/pengema Penyedia
san
benih/pengangkut
e.Penyediaan
kelengkapan
Penyedia
laboratorium kultur
jaringan Balai Benih
f. Jalan produksi Penyedia
lingkup BBI
2 Pembangunan/renovas a. Ruang penilaian
Penyedia
i PfD/balai varietas
Pengawasan sertifikasi
benih tanaman dan b. Ruang sertifikasi
Penyedia
hortikultura (BPSB- benih
TPH) dan sarana
c. Ruang pengawasan Penyedia
pemasaran

d. Ruang laboratorium Penyedia


benih

e. Green house Penyedia

f. Ruang
penyimpanan Penyedia
sampel

g. Penyediaan sarana
Penyedia
pengairan

h. penyediaan
peralatan Penyedia
laboratorium
3 Pembangunan/Renova a. Pembangunan
si UPTD/Balai Laboratorium Penyedia
Proteksi/ Perlindungan Pengamatan Hama
Tanaman Pangan, dan

SK No 175849 A
PRESIDEN
REPUELIK INDONESIA

- 2638 -

Usulan Menu/Kegiatan Rincian Menu Metode Pengadaan


No
DAK Kegiatan
Hortikultura dan Penyakit/Laboratori
Perkebunan serta um Agens Hayati
sarana pendukungnya (LPHP/LAH)

Renovasi
Laboratorium
Pengamatan Hama
dan Penyedia
Penyakit/Laboratori
um Agens Hayati
(LPHP/LAH)

b. Pembangunan
Laboratorium Penyedia
Pestisida

Renovasi
Laboratorium Penyedia
Pestisida

c. Pembangunan
Brigade Proteksi Penyedia
Tanaman (BPT)

d. Renovasi Brigade Penyedia


Proteksi Tanaman
(BPr)

e. Pengadaan Penyedia
Peralatan
LPHP/LAH

f. Pengadaan Penyedia
Peralatan Brigade
Proteksi Tanaman
(BPr)

g. Pengadaan Penyedia
Peralatan
Laboratorium
Pestisida

SK No 175850A
FRESIDEN
REPUEUK INDONESIA
- 2639 -

Usulan Menu/Kegiatan Rincian Menu Metode Pengadaan


No
DAK Kegiatan
h. Renovasi balai
proteksi Penyedia
perkebunan

i. Peralatan
pengendali OPT
pada Brigade Penyedia
Proteksi Tanaman
Perkebunan
j. Penyediaan sarana
laboratorium Penyedia
perkebunan

4 Renovasi UPfD/Balai a. Ruang


dan instalasi penyimpanan pakan
Penyedia
perbibitan dan Hijauan dan tempat
Pakan Ternak setta pengolah pakan
sarana pendukungnya
b. Ruang bibit/benih Penyedia

c. Peralatan recording Penyedia

d. Peralatan perah Penyedia

e. Peralatan IB Penyedia

f. Peralatan kesehatan
Penyedia
hewan

g. Sarana pendukung Penyedia


untuk khusus Balai
Inseminasi Buatan

Kabupaten/Kota
1 Pembangunan sumber- a. Rehabilitasi
sumber air dan Jaringan Irigasi Penyedia
Tersier (RJIT)

SK No 175851A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2640 -

Usulan Menu/Kegiatan Rincian Menu Metode Pengadaan


No
DAK Kegiatan
rehabilitasi irigasi b. Pembangunan
pertanian Irigasi air tanah Penyedia
dangkal sektor
tanaman pangan

c. Pembangunan
irigasi air tanah Penyedia
dangkal sektor
hortikultura
d. Pembangunan
irigasi air tanah Penyedia
dangkal sektor
perkebunan

e. Pembangunan
irigasi air tanah Penyedia
dangkal sektor
peternakan

f. Pembangunan
irigasi air tanah Swakelola
dalam sektor
tanaman pangan
g. Pembangunan
irigasi air tanah Swakelola
dalam sektor
hortikultura
h. Pembangunan
irigasi air tanah Swakelola
dalam sektor
perkebunan

i. Pembangunan
irigasi air tanah
Swakelola
dalam sektor
peternakan

SK No 175852 A
PRESIDEN
REPUBUK INDONESTA
- 264L -

|ft:l Usulan Menu/Kegiatan Rincian Menu Metode Pengadaan


DAK Kegiatan
j. Pembangunan
embung sektor Swakelola
perkebunan

k. Pembangunan
embung sektor Swakelola
peternakan

l. Pembangunan
embung sektor Swakelola
tanaman pangan
m Pembangunan
embung sektor Swakelola
hortikultura
2 Pembangunan Jalan a. Pembangunan Jalan
Pertanian Usaha Tani Sektor Swakelola
Tanaman Pangan

b. Pembangunan Jalan
Usaha Tani Sektor Swakelola
Hortikultura
c. Pembangunan Jalan
Produksi sektor Swakelola
Perkebunan

d. Pembangunan Jalan
Produksi sektor Swakelola
Peternakan

3 Renovasi Balai a. Ruang data dan


Penyedia
Penyuluhan Pertanian sistem informasi
dan Sarana
b. b. Ruang
multifungsi
(perpustakaan, Penyedia
pameran, peraga
dan promosi)

SK No 175853 A
PRESIDEN
REPUELTK INDONESTA

- 26+2 -

Usulan Menu/Kegiatan Rincian Menu Metode Pengadaan


No
DAK Kegiatan
c. Ruang klinik Penyedia
agribisnis

d. Laboratorium Mini Penyedia

e. Green Penyedia
House/percontohan

f. Sarana Penyedia
keinformasian

g. Alat bantu
pen5ruluhan Penyedia
pertanian

4 Renovasi Puskeswan a. Bangunan


Penyedia
dan Penyediaan Sarana Laboratorium
pendukungnya
b. Peralatan Penyedia
Laboratorium
c. Peralatan Nekropsi,
pengambil dan
Penyedia
pengemasan contoh
uji
d. Peralatan klinik Penyedia

e. peralatan bedah Penyedia

f. Peralatan
reproduksi dan Penyedia
kebidanan

g. Peralatan produksi
Penyedia
ternak
h. Peralatan
pemeriksaan
Penyedia
kesehatan bergerak
lmobilel USG

SK No 175854 A
PRESIDEN
REPUBUK INDONESTA

- 2643 -

Usulan Menu/Kegiatan Rincian Menu Metode Pengadaan


No
DAK Kegiatan
5 Pembangunan Olahan a. Pengembangan unit
Pakan Ternak pengolahan pakan
konsentrat unggas
- Mesin Mixer Penyedia

- Hammer Mill/ Disk Penyedia


Mill
- Pelletizer Penyedia

- Timbangan Penyedia

- Mesin Jahit Penyedia


Karung

- Kendaraan Roda Penyedia


Tiga

Karung Penyedia

- Pembangunan Penyedia
Gudang

b. Pengembangan unit
pengolahan pakan
konsentrat
ruminansia
- Mesin M*er Penyedia

- Hammer Mill/ Disk Penyedia


Mill
- Pelletizer Penyedia

- Timbangan Penyedia

- Mesin Jahit
Penyedia
Karung

- Kendaraan Roda
Penyedia
Tiga

SK No 175855 A
PRESIDEN
REPUEUK INDONESIA
- 2644 -

Usulan Menu/Kegiatan Rincian Menu Metode Pengadaan


No
DAK Kegiatan
Karung Penyedia

- Pembangunan Penyedia
Gudang

c. Pengembangan unit
pengolahan pakan
silase

- Mesin Chopper Penyedia

Mesin Penyedia
Press/Vaccum

- Mesin Sprager Penyedia

- Timbangan Penyedia

- Kendaraan Roda Penyedia


Tiga

Tong Penyedia
Silase/plastik dan
karung silase
Pembangunan Penyedia
Gudang

6 Sarana dan Prasarana a. Unit pengolahan


Pertanian hasil komoditas
pertanian

1. Bangunan UPH Swakelola

2. Mesin
Penyedia
Pengolahan Hasil

b. Bangunan Rice
Swakelola
Milling Unit (RMU)
c. Bangunan Vertical
Dryer padi Swakelola
Kapasitas 10 ton

SK No 175856A
PRESIDEN
REPUELTK INDONESIA

- 2645 -

Usulan Menu/Kegiatan Rincian Menu Metode Pengadaan


No
DAK Kegiatan
d. Sarana pra panen

- Cultiuator Penyedia

- Pompa air 3 inc Penyedia

Transplanter Penyedia

e. Sarana pascapanen

- Rice Milling Unit Penyedia


(RMU)

- Vertical DryerPadi Penyedia


kapasitas 10 ton
- Colour Sorter Penyedia

- Corn Sheller Penyedia

- Corn Sheller mobile Penyedia

- Pouer Thresher Penyedia


multiguna
- Power Thresher Penyedia
multiguna mobile

- Combine Haruester Penyedia

- APPO Mobile Penyedia

7 Pertanian presisi dan a. sarana dan


regeneratif prasarana pertanian Penyedia/Swakelola
presisi

- Pembangunan
green house untuk
pengembangan
Penyedia/Swakelola
hortikultura di
luar musim (off
season)

SK No 175857A
PRESIDEN
REPUBL|K INDONESIA

- 2646 -

Usulan Menu/Kegiatan Rincian Menu Metode Pengadaan


No
DAK Kegiatan
b. Instalasi pertanian
regeneratif

1. Pembuatan
infrastruktur Penyedia
demplot

2. Demplot
pertanian Penyedia
regeneratif

3. Penguatan
Penyedia
prasarana P4S

4. Sarana Penyedia
pembelajaran P4S

6.1.7 Pelaporan Pelaksanaan Kegiatan


1. Kepala Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota men5rusun laporan pelaksanaan
DAK Fisik Bidang Pertanian yang terdiri atas laporan:
a. realisasi penyerapan dana;
b. capaian keluaran kegiatan;
c. pelaksanaan teknis kegiatan; dan
d. capaian hasil jangka pendek.
2. Kepala Dinas lingkup Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota wajib
menyampaikan laporan semester dan tahunan mengenai realisasi kinerja
fisik dan realisasi keuangan pelaksanaan DAK Fisik Bidang Pertanian
melalui aplikasi e-monevdakpertanian.

SK No 175858 A
PRESIDEN
REPUBLIK TNDONESIA
- 2647 -

6.1.8 Capaian Hasil Jangka Pendek

Batas waktu penyampaian capaian jangka pendek (immediate outcome) dari DAK
Fisik Bidang Pertanian paling lambat 30 Juni 2024 serta disampaikan melalui
sistem informasi perencanaan dan penganggaran yang terintegrasi.
Bidang Sasaraa
I Mcnu/Rlncian Indikator Indlkator/ Cara Perhiturgan
Target Satuan
Subbid Kegiatan Capaian Penerima
ang Manfaat*

Pertani Pembangunan Peningkatan Kelompok Tani Perhitungan:


e;nl sumber-sumber air luasan lahan (Poktan),
dan rehabilitasi pertanian yang Gabungan Luasan lahan yg diairi
Dood irigasi pertanian terairi Kelompok Tani
Estote (Gapoktan),
Jumlah luas lahan
Perkumpulan yang terairi dikali
a. Rehabilitasi 50 Halunit
Petani Pemakai dengan jumlah unit
Jaringan Irigasi
Tersier (RJIT)
Air (P3A)
yang dilaksanakan.
dan/atau
b. Pembangunan 10 Halunit Gabungan
Irigasi air tanah Perkumpulan
dangkal sektor Petani Pemakai
tanaman pangan Air (GP3A)

c. Pembangunan 5 Ha/unit
irigasi air tanah
dangkal sektor
hortikultura
d. Pembangunan 10 Ha/unit
irigasi air tanah
dangkal sektor
perkebunan

e. Pembangunan 1 Ha/unit
irigasi air tanah
dangkal sektor
peternakan

f. Pembangunan 10 Halunit
irigasi air tanah
dalam sektor
tanaman pangan
g. Pembangunan 5 Halunit
irigasi air tanah
dalam sektor
hortikultura
h. Pembangunan 10 Ha/unit
irigasi air tanah
dalam sektor
perkebunan

SK No 175859 A
PRESIDEN
REPUEUK INDONESTA

- 2648 -

Bidang Sasaran
I Menu/Rincian Indikator
Target Satuan
lndikator/ Cara Perhlturgan
Subbid Keglatan Capaian Penerima
atrg Manfaat*
i. Pembangunan 1 Halunit
irigasi air tanah
dalam sektor
peternakan
j. Pembangunan 3 Ha/unit
embung sektor
perkebunan

k. Pembangunan 3 Ha/unit
embung sektor
peternakan

l. Pembangunan 20 Halunit
embung sektor
tanaman pangan
m. Pembangunan 3 Ha/unit
embung sektor
hortikultura
Pertaal Pembangunan Peningkatan Kelompok Perhltuagan:
aal Jalan Pertanian luasan lahan Tani/Kelompok
pertanian yang Wanita Tani Luasan lahan
tood difasilitasi ja-lan pertanian yang
Estate pertanian terfasilitasi =

a. Pembangunan 30 Ha/unit
Jalan Usaha Tani
Sektor Tanaman Jumlah lahan
Pangan
pertanian yang
difasilitasi jalan
b. Pembangunan 30 Ha/unit pertanian dari jumlah
Jalan Usaha Tani unit yang
Sektor Hortikultura dilaksanakan

c. Pembangunan 30 Ha/unit
Jalan Produksi
sektor Perkebunan

d. Pembangunan 30 Ha/unit
Jalan Produksi
sektor Peternakan
Pertanl Renovasi Balai Jumlah layanan 4 Layanan Lembaga Perhitungan:
Penyuluhan BPP terhadap /Bulan penyelenggara
^al Pettanlan dan Petani/ pen5ruluhan Rata-rata layanan per
Food Sarana Masyarakat pertanian di bulan selama bulan
Estate Peadukungnya kecamatan/Bal Januari sampai mei
ai Penyuluhan (T+1).
a. Ruang data dan Pertanian (BPP)
sistem informasi

SK No 175860 A
REPUBLTK INDONESIA

- 2649 -

Bidang Sasaran
I Menu/Rincian Indikator
Target Satuan
Indikator/
Cara Perhitungatr
Subbtd Keglatan Capaian Penerima
alrg Manfaat*
b. Ruang
multifungsi
(perpustakaan,
pameran, peraga
dan promosi)

c. Ruang klinik
agribisnis

d. Laboratorium
Mini

e. Green House
percontohan

f. Sarana
keinformasian
g. Alat bantu
penyuluhan
pertanian

Pettani Renovaei Jumlah layanan 75 Layanan Dinas yang Perhitungau:


a,,.l Puskeswan daa kesehatan /unit melaksanakan/
Peuyediaan Sarana hewan membidangi Jumlah pengobatan
Food pendukungnya fungsi yang dilakukan dan
Estate Peternakan dan dilaporkan di aplikasi
Kesehatan iSIKHNAS Root 694.
a. Bangunan
Laboratorium
Hewan di
Kabupaten/Kot
b. Peralatan a Keterangan:
Laboratorium
10 ekor pengobatan
c. Peralatan setara dengan 1
Nekropsi, layanan, pengobatan
pengambil dan jenis ternak lainnya
pengemasan contoh dapat dikonversi
uji dengan standar
Satuan Ternak
d. Peralatan klinik

e. Peralatan bedah
Catatan: perhitunsan
f. Peralatan dilakukan dari
reproduksi dan akumulasi bulan
kebidanan Januari sampai Mei
(T+1) dan dilaporkan
g. Peralatan pada bulan Juni (T+l)
produksi ternak

h. Peralatan
pemeriksaan

SK No 175861 A
PRESIDEN
REPUBL|K INDONESIA

- 2650 -

Bidang Sasaran
I Menu/Rincian Indikator
Target Satuan
Indikator/
Cara Perhltungaa
Subbid Keglatan Capaiaa Penerima
ang Manfaat*
kesehatan bergerak
(mobile) USG

Pertaai Pembangunan Dinas yang


an/ Olahan Pakan melaksanakan/
Ternak membidangi
Food fungsi
Dstote Peternakan dan
Kesehatan
a. Pengembangan Jumlah 6 Ton/ Perhltungan:
unit pengolahan produksi pakan Hewan di
pakan konsentrat Bulan Kabupaten/Kot Laporan data produksi
konsentrat
a pakan konsentrat
unggas unggas
unggas =

Jumlah ton pakan


konsentrat unggas
yang diproduksi setiap
unit kelompok per
bulan x jumlah unit
kelompok pengolah
pakan konsentrat
unggas sebagai
penerima manfaat

b. Pengembangan Jumlah 6 Ton/ Perhitungan:


unit pengolahan produksi pakan
pakan konsentrat konsentrat Bulan l,aporan data produksi
ruminansia ruminansia pakan konsentrat
ruminansia =
Jumlah ton pakan
konsentrat ruminansia
yang diproduksi setiap
unit kelompok per
bulan x jumlah unit
kelompok pengolah
pakan konsentrat
ruminansia sebagai
penerima manfaat

c. Pengembangan Jumlah 6 Tonl Perhitungan:


unit pengolahan produksi pakan
pakan silase silase Bulan Laporan data produksi
pakan silase =
Jumlah ton pakan
silase yang diproduksi
setiap unit kelompok
per bulan x jumlah
unit kelompok
pengolah pakan silase

SK No 175862 A
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
- 265L -

Bldang Sasaran
I Menu/Rinciaa Indikator Target Satuan
Indikator/
Cara Perhltungan
Subbid Keglatan Capalan Penerima
ang Manfaat*
sebagai penerima
manfaat

Pertanl Sarana dan


a,ill Pragarana
Pertanian
Food
Estatz
a. Unit pengolahan Peningkatan 5 Persen/ Kelompok Perhitungan:
hasil komoditas hasil produksi Tani/Gapoktan
pertanian olahan produksi (Hasil produksi
eesudah
1. Bangunan UPH mendapatkan UPH-
hasil produksi
2. Mesin sebelum
Pengolahan Hasil mendapatkan
UPHI/hasil produksi
- UPH Jagung, hasil sebelum
olahan antara lain: mendapatkan UPH X
tepung, beras LOOo/o
jagung, emping,
minyak jagung,
pakan ternak,
marning, dan lain- Catatan: perhitunqan
lain yang berbahan dilakukan dari
baku jagung. akumulasi bulan
Januari sampai Mei
- UPH Kedelai, hasil (T+1) dan dilaporkan
olahan antara lain: pada bulan Juni (T+l)
tempe, tahu,
tepung, kecap, sari
kedelai,
keripik/chips, dan
lain-lain yang
berbahan baku
kedelai.

- UPH Tanaman
Pangan Lainnya
(Kacang-kacangan,
Umbi-umbian, dan
tanaman serealia),
hasil olahan antara
lain: tepung,
keripik, beras,
rengginang, ganepo,
opak, dan lain-lain
yang berbahan
baku komoditi
tanaman pangan
lainnya.

SK No 175863 A
PRESIDEN
BLIK INDONESIA
- 2652 -

Bidang Sasaran
I Menu/Rlncian Indikator Target Satuan
IndiLator/ Cara Perhitungan
Subbid Keglatan Capal,an Penerima
aDg Manfaat*
b. Bangunan Rice Termanfaatkann 150 Tonl Kelompok Perhitungan :
Milling Unit (RMU) ya bangunan Tani/Gapoktan
RMU musim Banyaknya produksi
tanam beras yang dihasilkan
oleh RMU per musim
tanam

Catatan: perhitungan
dilakukan dari
akumulasi bulan
Januari sampai Mei
(T+1) dan dilaporkan
pada bulan Juni (T+1)

c. Bangunan Termanfaatkann 150 Ton/ Kelompok Perhitungan


Vertical Dryer padi ya bangunan Tani/Gapoktan
Kapasitas 1O ton vertica) dryer musim Banyaknya produksi
tanam Gabah Kering Giling
(GKG)yang dihasilkan
oleh Dryer per musim
tanam

d. Sarana pra Termanfaatkann Kelompok


panen ya alsintan pra Tani/Gapoktan
panen luPJAl
- cultivator L2 Hal Korporasi 30 Hari Kerja x 5 Jam
musim Petani/ Kerja x Kapasitas
tanam Kelompok Kerja 0,08 Ha/Jam
Usaha Bersama
- pompa air 3 inc 30 Hal 30 Hari Kerja x 5 Jam
(KUB)/
musim Kerja , Kapasitas
Masyarakat
tanam Kerja 0,20 Ha/Jaln
Tani/ Kelompok
-transplanter 15 Hal Masyarakat 30 Hari Kerja x 5 Jam
musim yang Kerja x Kapasitas
tanam mendukung Kerja 0,1O Ha/Jam
pembangunan
pertanian

e. Sarana Kelompok
pascapElnen Tani/Gapoktan

- Rice Milling Unit Jumlah 150 Ton/ Cara Perhiturgan :


(RMU) produksi beras
dari musim Kapasitas produksi
pemanfaatan tanam minimal I ton/per jam
RMU x5jam/harix30
hari/musim tanam

SK No 175864A
REPUBUK INDONESIA
- 2653 -

Btdang Sasaran
I Menu/Rincian Indikator Indikator/ Cara Perhitungan
Target Satuan
Subbid Keglatan Capalaa Penerima
arg Manfaat*
- Vertical Dryer Padi Jumlah 150 Ton/ Cara perhitungan:
kapasitas l0 ton produksi Gabah
Kering Giling musim Kapasitas produksi
(GKG)dari tanam minimal 1O ton/2 hari
pemanfaatan x 30 hari/musim
ver1.ical dryer tanam

- Colour Sorter Jumlah beras 90 Ton/ Cara perhltungatr :


dari
pemanfaatan musim Kapasitas produksi
Colour Sorter tanam minimal 0,5 ton/jam x
6 jam/hari x 30
hari/musim tanam
- Corn Sheller Jumlah jagung 90 Tor:/ Cara perhitungen :
pilipan dari
pemanfaatan musim Kapasitas produksi
Corn Sheller tanam minimal 0,5 ton/jam x
6 jam/hari x 30
hari/musim tanam
- Corn Sheller Jumlah jagung 180 Ton/ Cara perhiturgan:
mobile pipilan dari
pemanfaatan musim Kapasitas produksi
Corn Sheller tanam minimal l ton/jamx6
mobile
jam/hari x 30
hari/musim tanam
- Power Thresher Jumlah 90 Ton/ Cara perhltungan :
multiguna padi/jagung/ke
delai dari musim Kapasitas produksi
pemanfaatan tanam minimal 0,5 ton/jam x
6 jam/hari x 30
Power Thresher
multiguna hari/musim tanam

- Power Thresher Jumlah 180 Ton/ Cara perhitungan:


multiguna mobile padi/jagung/ke
delai dari musim Kapasitas produksi
pemanfaatan tanam minimal l ton/jamx6
Power Thresher
jamlhari x 30
multiguna hari/musim tanam
mobile

- Combine Jumlah luas 180 h.al Cara perhitungatr :


Harvester lahan yang
dipanen dari musim Kapasitas pemanenan
pemanfaatan tanam minimal
Combine
0,5 ha/jam x 6
Harvester jam/hari x 30
hari/bulan x 2
bulan/musim tanam

SK No 175865 A
REPUEUK INDONESIA
- 2654 -

Bldang Sasaraa
I Menu/Rinciaa Indikator Target Satuan
Indikator/ Cara Perhitungan
Subbid Keglatan Capalan Penerlma
ang Manfaat*
- APPO Mobile Jumlah cacahan 1.O00 Kg/jam Kelompok Perhitungan:
bahan organik Tani/Gapoktan
Laporan data produksi
sebagai bahan / Asosiasi/
pupuk organik =
baku pupuk Koperasi/
organik Lembaga Jumlah Ton yang
Pemerintah/ diproduksi setiap unit
Lembaga Non per bulan x jumlah
Pemerintah/ unit alat pencacah
Kelompok bahan organik
Usaha Bersama
yang Catatan: perhitunsan
mempunyai dilakukan dari
keabsahan akumulasi bulan
Januari sampai Mei
(T+ 1l dan dilaporkan
pada bulan Juni (T+1)

Pertanl Pertanian preslsl


anl dan regeneratif
tood
Estate
a. Sarana dan
prasarana
pertanian presisi

- pembangunan Jumlah Kelompok Tani Total produksi


green house untuk produksi (Poktan), komoditas
pengembangan komoditas Gabungan hortikultura (Sa5ruran,
hortikultura di luar hortikultura Kelompok Tani Buah, dan
musim (off season) (Sa5ruran, Buah, (Gapoktan), Florikultura) yang
dan Kelompok dihasilkan per musim
Florikultura) di masyarakat, tanam atau per tahun
dalam green Lembaga di setiap unit Green
house Masyarakat House yang difasilitasi
Hutan (LMDH),
Kelompok
Usaha Bersama
(KUB), Lembaga
Pemerintah, Catatan:
dan/atau
Lembaga Non - tarset produksi
Pemerintah terqantunq ienis
yang memenuhi komoditas vane
syarat/layak dikembanekan dalam
dan memiliki green house
keabsahan dari
- perhitungan
instansi yang
dilakukan dari
berwenang
akumulasi bulan
Januari 2024 sampai

SK No 175866 A
PRESIDEN
REPUBUK TNDONESIA
- 2655 -

Bidang Saearan
I Menu/Rincian Indikator
Target Satuan
Indikator/
Cara Perhiturgatr
Subbtd Keglatan Capaian Peaerima
ang Manfaat*
Juni 2024 dan
dilaporkan pada bulan
Jwni 2024

a. Melon 1,5 Ton/ Jumlah produksi


Musim Melon per musim
tanam tanam per unit green
house =

Total produksi Melon


yang dihasilkan per
musim tanam di setiap
unit Green House yang
difasilitasi

Catatan : Populasi
900-1000 tanaman per
Green House seluas
3OO m2

b. Sa5ruran daun 4,8 - 9,6 Ton/ Jumlah produksi


Tahun SaSruran daun per
tahun per unit green
house =

Total produksi
Sa5ruran daun yang
dihasilkan per tahun
di setiap unit Green
House yang difasilitasi

c. Sa5ruran buah 3600 - Kgltahu Jumlah produksi


7200 n Sa5ruran buah per
tahun per unit green
house =

Total produksi
Sa5ruran buah yang
dihasilkan per tahun
di setiap unit Green
House yang difasilitasi

d. Anggur 400 - Kgltahu Jumlah produksi


640 n Anggur per tahun per
unit green house =
Total produksi Anggur
yang dihasilkan per
tahun di setiap unit

SK No 175867 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2656 -

Bidang Sasaran
I Menu/Rincian Indikator
Target Satuan
Indikator/
Cara Perhitungar
Subbid Keglataa Capaian Penerima
ang Manfaat*
Green House yang
difasilitasi

Catatan:

populasi tanaman per


Green House seluas
300 m2 adaJah 24
pohon

e. Florikultura 16.200 Tangkai/ Jumlah produksi


Musim Florikultura Tangkai
tanam per musim tanam per
unit green house =
Total produksi
Florikultura tangkai
yang dihasilkan per
musim tanam di setiap
unit Green House yang
difasilitasi
Catatan : Target
produksi untuk
komoditas Krisan
b. Instalasi Jumlah layanan 4 Layanan Pusat Pelatihan Perhituugan:
pertanian P4S terhadap / Bulan Pertanian dan
regeneratif Petani/ Perdesaan Layanan per bulan
Masyarakat Swadaya (P4S) selama 5 bulan

Catatan: perhitunean
dilakukan dari
akumulasi bulan
Januari sampai Mei
(T+1) dan dilaporkan
pada bulan Juni (T+1)

Pertaai Renovasl UPTD/Balai


an/Ka UPID/Bdai Perbenihan
waaan Perbenihan Tanaman
Sentra Tanaman Pangan Pangan dan
Produk dan Hortikultura Hortikultura
si serta garana Provinsi
Pangaa pendukungnya

SK No 175868 A
PRESTDEN
REPUEUK INDONESIA
- 2657 -

Bidang Sasaran
I Menu/Rlncian Indikator Iadikator/ Cara Perhltungan
Target Satuan
Subbid Kegiatan Capaian Peaerlma
ang Manfaat*
a. Renovasi Balai Jumlah Padi: 3 Ton/hal a 1 UPTD
Benih Tanaman produksi benih musim menghasilkan 3
Pangan dan sumber kelas tanam ton/ha/musim
Hortikultura Benih Dasar tanam produksi
b. Pembangunan Palawija benih sumber padi
(BD) dan Benih
sumber-sumber Pokok (BP)di
1 kelas Benih Dasar
air balai benih
(BD) dan Benih
c. Renovasi lantai Provinsi sesuai
Pokok (BP) di balai
jemur/UV benih Provinsi
dryer/Box Dryer usulan Contoh pada
d. Sarana alat perbanyakan luasan lahan yang
mesin produksi benih sumber diusulkan
dan perbanyakan benih
proscessing/pen sumber kelas BP
gemasan seluas 5 hektar:
benih/pengangk 5 ha x 3 ton= l5
ut ton
e. Penyediaan
kelengkapan a l UPTD
laboratorium menghasilkan 1

kultur jaringan ton/ha/musim


Balai Benih tanam produksi
f. Jalan produksi benih sumber
lingkup BBI palawija kelas
Benih Dasar (BD)
dan Benih Pokok
(BP)di balai benih
Provinsi
Iagung/kedelai)

Contoh pada
luasan lahan yang
diusulkan
perbanyakan benih
sumber kelas BP
seluas 5 hektar:
5haxlton=5ton
Pertanl Pembangunan/ren UPTD/balai
anlKa ovasi UPTD/Balai Pengawasan
waaan Pengawasan sertifikasi benih
Sentra Sertilikasl Benlh tanaman dan
Produk Tanamaa Pangan hortikultura
sl dan Hortikultura (BPSB-TPH)
Paagan IBPSB-TPH) dan Provinsi
aarala
pendukungnya

SK No 175869 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2658 -

Bldang Sasaran
I Menu/Riacian Indikator Indikator/ Cara Perhitungan
Target Satuan
Subbtd Keglatan Capal,an Penerima
ang Maafaat*

a. Ruang penilaian Jumlah Padi: 3 Tonlha/ Penghitungannya


varietas produksi benih Musim
TPH yang Tanam 1 UPTD menghasilkan
tersertifikasi
jumlah produksi benih
Palawija bersertifikat yang
sesuai dengan I
permohonan diajukan para
produsen benih pada
sertifikasi benih
dari produsen wilayah setempat per
Anggrek
- Botol musim tanam
b. Ruang sertifikasi benih TPH kuljar/
:10O0
benih tahun Contoh pada
atau luasan lahan yang
c. Ruang Batang/ diusulkan
pengawasan tahun sertifikasi oleh
pemasar€rn para produsen
benih di Prov. Riau
d. Ruang untuk padi inbrida
laboratorium benih seluas lO0 hektar
menghasilkan:
e. Green house l0Ohax3ton=
30O ton benih
f. Ruang bersertifikat padi
penyimpanan
sampel Pada luasan lahan
yang diusulkan
g. Penyediaan
sertifikasi oleh
sarana pengairan para produsen
benih palawija
h. Penyediaan
(kedelai) seluas
peralatan
50 hektar
laboratorium menghasilkan:50
haxlton=5Oton
benih bersertifikat
kedelai

- Total produksi
Kultur jaringan per
unit Laboratorium
Kutur Jaringan per
UPTD per tahun

Catatan :

- Perhitungn target
produksi
Laboratorium Kultur
Jaringan merupakan
akumulasi produksi
kultur iaringan
Pettaai Pembangunan/Ren UPTD/Balai
an/Ka ovasl IrPTD/Balai Proteksi/Perlin
weSan Proteksi/Perlindun dungan
Scntra gan Taaaman Tanaman
Produk Paagaa, Pangan,

SK No 175870A
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA

- 2659 -

Bidang Sasaran
I Menu/Rincian Indikator Target Satuan
Indlkator/ Cara Perhitungan
Subbtd Keglatan Capaian Penerlma
ang Manfaat*
si Hortlkultura dan Hortikultura
Paagan Perkebunan serta dan
aarana Perkebunan
pendukuagnya Provinsi

a.Pembangunan/Re Jumlah 20 Layanan Pemerlntah daerah


novasi pelayanan /bulan menyiapkan data
Laboratorium LPHP/LAH dukung:
Pengamatan Hama
.Data penerima
dan
Penyakit/L"aboratori manfaat (nama
poktan/gapoktan/gap
um Agens Hayati
(LPHP/LAH) oktan bersama, nama
ketua, titik koordinat)
.Foto open carnera
kegiatan pelayanan

Laporan kegiatan
layanan

Cara Peaghitungan
:Jumlah data dan
laporan kegiatan yang
disusun pada bulan
berjalan. Perhitungan
dilakukan sejak awal
hingga akhir bulan
berjalan dan
dilaporkan pada bulan
berikutnya

b.Pembangunan/Re Jumlah 7 LHPI Pemerintah daerah


novasi pelayanan uji menyiapkan data
Laboratorium sample bulan dukung:
Pestisida
.Data penerima
manfaat
(pribadi/perusahaan)
.Foto open carnera
kegiatan pelayanan

l,aporan hasil
pengujian (LHP)
Cara Penghitungan
:Jumlah laporan
kegiatan hasil
pengujian (LHP)yang
di susun setiap bulan.
Perhitungan dilakukan
sejak awal hingga
akhir bulan berjalan

SK No 175871 A
FRESIDEN
REPUEUK INDONESIA

- 2660 -

Bidang Sagaran
I Menu/Rincian Indikator
Target Satuan
Indikator/
Cara Perhitungan
Subbid Keglatan Capaian Penerima
arg Manfaat*
dan dilaporkan pada
bulan berikutnya

c.Pembangunan/Re Jumlah 10 Layanan Pemerintah daerah


novasi Brigade pelayanan /musim menyiapkan data
Proteksi Tanaman gerakan tanam dukung:
(BPT) pengendalian
.Data penerima
manfaat (nama
poktan/gapoktan/gap
oktan bersama, nama
ketua, titik koordinat)
.Foto open c€unera
kegiatan pelayanan

Laporan pelaksanaan
kegiatan

Cara Penghitungan
:Jumlah data dan
laporan kegiatan yang
disusun pada bulan
berjalan. Perhitungan
dilakukan sejak awal
hingga akhir bulan
berjalan dan
dilaporkan pada bulan
berikutnya

d. Pengadaan Jumlah 20 Layanan Pemerintah daerah


Peralatan pelayanan /bulan menyiapkan data
LPHP/LAH LPHP/LAH dukung:
.Data penerima
manfaat (nama
poktan/gapoktan/gap
oktan bersama, nama
ketua, titik koordinat)
.Foto open camera
kegiatan pelayanan

Laporan kegiatan
layanan
Cara Penghitungan
:Jumlah data dan
laporan kegiatan yang
disusun pada bulan
berjalan. Perhitungan
dilakukan sejak awal

SK No 175872 A
PRESIDEH
REPUEUK INDONESIA

- 266t -

Bidang Sasaran
I Menu/Rincian Indikator Target Satuan
Indikator/ Cara Perhitungan
Subbtd Kegiatan Capalan Penerima
ang Manfaat*
hingga akhir bulan
berjalan dan
dilaporkan pada bulan
berikutnya

e. Pengadaan Jumlah 10 Layanan Pemerintah daerah


Peralatan Brigade pelayanan /musim menyiapkan data
Proteksi Tanaman gerakan tanam dukung:
(BPT) pengendalian
.Data penerima
manfaat (nama
poktan/gapoktan/gap
oktan bersama, nama
ketua, titik koordinat)
.Foto open carnera
kegiatan pelayanan

Laporan pelaksanaan
kegiatan

Cara Penghitungan:
Jumlah data dan
laporan kegiatan yang
disusun pada bulan
berjalan. Perhitungan
dilakukan sejak awal
hingga akhir bulan
berjalan dan
dilaporkan pada bulan
berikutnya

f. Pengadaan Jumlah 7 LHPI Peuerintah daerah


Peralatan pelayanan uji menyiapkan data
Laboratorium sample bulan dukung:
Pestisida
.Data penerima
manfaat
(pribadi/perusahaan)
.Foto open carnera
kegiatan pelayanan

Laporan hasil
pengujian (LHP)
Cara Penghltungan
:Jumlah laporan
kegiatan hasil
pengujian (LHP)yang
di susun setiap bulan
Perhitungan dilakukan
sejak awal hingga
akhir bulan berjalan

SK No 175873 A
PRESIDEN
REFUEUK INDONESIA

- 2662 -

Bidang Sasaran
I Menu/Rincian Indikator
Target Satuan
Indikator/ Cara Perhltungan
Subbtd Keglataa Capaian Penerlma
ang Manfaat*
dan dilaporkan pada
bulan berikutnya

g. Renovasi balai Jumlah 250 kg o Jenis APH :

proteksi produksi Agens Trichoderma sp.


perkebunan pengendali atau Metarhizium
Hayati (APH) sp. atau Beauveria
h. Penyediaan yang bassiana
sarana diperbanyak o Produksi APH
laboratorium (dalam media
perkebunan perbanyakan) 50 kg
per bulan. Sehingga
kebutuhan untuk 5
bulan = 5O kgx5
bln= 250kg
o Kebutuhan
Trichoderma sp.
Atau Metarh2ium
sp. Atau Beauveria
bassiana sebagai
Agens Pengendali
OPT = (Luas areal
serangan OPT yang
dikendalikan x
produksi APH)
r Masing-masing
UPTD dapat
memproduksi
minimal salah satu
jenis APH (tidak
harus ketiganva)
i. Peralatan Jumlah layanan 5 layanan Layanan
pengendali OPT pembinaan/pen pembinaan/pengendali
pada Brigade gendalian OPT an OPT lx per bulan,
Proteksi Tanaman jadi jumlah layanan
Perkebunan selama5bulan=5
layanan

Pertani Renovasi UPTD/Balai


an/Ka UPfD/Bdai daa dan instalasi
waaan instalasi perbibitan dan
Sentra perblbltan dan Hijauan Pakan
Produk HiJauan Pakan Ternak Provinsi
gi Ternak serta
Paugan aarana
pendukungnya
a. Ruang Pemanfaatan 100 o/o
Perhitungan:
penyimpanan sarana dan
pakan dan prasarana Membandingkan
tempat pengolah UPTD/Balai dan antara pemanfaatan
pakan instalasi sarana dan prasarana
b. Ruang Perbibitan dan yang difasilitasi
bibit/benih

SK No 175874 A
PREgIDEH
REPUEUK INDONESIA

- 2663 -

Bidang Sasaran
I Menu/Rincian Indikator Target Satuan
Indikator/ Cara Perhltungan
Subbid Keglatan Capalan Penerima
ang Manfaat*

c. Peralatan Hijauan Pakan dengan yang


recording Ternak diusulkan
d. Peralatan perah (pemanfaatan untuk
e. Peralatan IB optimalisasi
f. Peralatan manajemen
kesehatan perbibitan).
hewan
g. Sarana
pendukung
untuk khusus Catatan: perhitunean
Balai Inseminasi dilakukan dari
Buatan akumulasi bulan
Januari sampai Mei
(T+1) dan dilaporkan
pada bulan Juni (T+l)

SK No 175875 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2664 -

7. BIDANG KELAUTAN DAN PERII(ANAN


7.L. Arah Kebijakan
Arah kebijakan DAK Fisik Bidang Kelautan dan Perika.nan adalah:
a. mendukung DAK Fisik Tematik Penguatan Kawasan Sentra Produksi
Pangan/KSPP (Pertanian, Perikanan dan Hewani);
b. mendukung pelaksanaan Major Project Penguatan Jaminan Usaha serta
350 Korporasi Petani dan Nelayan; Major Project Revitalisasi Tambak di
Kawasan Sentra Produksi Udang dan Bandeng; dan Major Project Integrasi
Pelabuhan Perikanan dan Fish MarketBertaraf Internasional; dan
c. alternatif pendanaan dalam pelaksanaan Major Project tersebut yang
diarahkan pada kegiatan-kegiatan bidang Kelautan dan Perikanan yang
menjadi kewenangan daerah.
7.2. Tujuan dan Sasaran
7.2.L. Tujuan
Tujuan DAK Fisik Bidang Kelautan dan Perikanan adalah:
a. meningkatkan produksi kelautan dan perikanan, pendapatan dan
kesejahteraan nelayan, pembudidaya ikan serta masyarakat pesisir
lainnya, dalam rangka mendukung ketahanan pangan dan menyediakan
kebutuhan konsumsi protein bersumber ikan dan konsumsi produk
kelautan lainnya;
b. meningkatkan sarana dan prasarana serta peran masyarakat dalam
pengelolaan dan pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan,
pesisir, pulau-pulau kecil, serta pemberantasan IUU frshing;
c. meningkatkan pengelolaan perikanan yang ramah lingkungan dan
berkelanjutan; dan
d. meningkatkan standar pelayanan kepada masyarakat kelautan dan
perikanan.
Tujuan jangka menengah DAK Fisik Bidang Kelautan dan Perikanan adalah:
a. meningkatkan pengelolaan dan pemanfaatan serta peran masyarakat
dalam pengembangan ekonomi kelautan dan perikanan untuk mendukung
jati diri bangsa sebagai negara maritim;
b. mendukung pemberantasan IW frshing dan meningkatkan pengawasan
sumber daya kelautan dan perikanan untuk menjamin pengelolaan yang
berkelanjutan dan mandiri; dan

SK No 175984 A
PRESIDEN
REPUEL|K INDONESIA
- 2665 -

c. meningkatkan ketersediaan produksi sumber daya kelautan dan perikanan


dan tingkat konsumsi masyarakat untuk mendukung kedaulatan pangan
dan pengembangan ekonomi maritim dan kelautan.
7.2.2. Sasaran
Sasaran DAK Fisik Bidang Kelautan dan Perikanan adalah sebagai berikut:
a. meningkatkan produksi/produktivitas dan daya saing kelautan dan
perikanan di lokasi Kawasan Sentra Produksi Pangan;
b. meningkatkan kesejahteraan nelayan, pembudidaya ikan dan pengolahan
hasil perikanan di lokasi Kawasan Sentra Produksi Pangan;
c. meningkatkan nilai tambah komoditas kelautan dan perikanan di lokasi
Kawasan Sentra Produksi Pangan;
d. tersedianya dukungan sarana dan prasarana di lokasi Kawasan Sentra
Produksi Pangan; dan
e. meningkatkan kualitas aksesibilitas kelautan dan perikanan di lokasi
Kawasan Sentra Produksi Pangan.

7.9. Ruang Lingkup Kegiatan


7.3.L. Deskripsi Menu dan Rincian Kegiatan
A. Menu kegiatan DAK Fisik Bidang Kelautan dan Perikanan untuk provinsi
adalah sebagai berikut:
1. Pembangunan/Rehabilitasi Sarana dan Prasarana Pelabuhan
Perikanan (UPTD Provinsi)
Rincian kegiatan:
a. Penahan gelombang (breakwatefl;
b. T\rrap penahan tanah (reuetmentl;
c. Dermaga;
d. Kolam pelabuhan;
e. Drainase;
f. Tempat Pemasar Ikan (TPI Higienis);
g. Fasilitas air (tawar) bersih;
h. Jaringan dan instalasi listrik (termasuk trafo);
i. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL); dan
j. Peralatan dan mesin menunjang pendataan dan penangkapan ikan
terukur.

SK No 175983 A
PRESIDEN
REPUEL|K INDONESTA
- 2666 -

2. Pembangunan/Rehabilitasi Unit Perbenihan (UPTD Provinsi)


Rincian kegiatan:
a. Rehabilitasi kolam atau bak pemijahan/induk/pakan
alani/tandon;
b. Pembangunan kolam atau bak pemijahan/induk/calon
induk/pakan alami/tandon;
c. Rehabilitasi saluran air pasok dan/atau buang;
d. Pembangunan saluran air pasok dan/atau buang;
e. Pembangunan atau rehabilitasi sarana dan prasarana biosecuitg;
dan
f. Penyediaan calon induk unggul dan pakan calon induk.
3. Rehabilitasi Sarana dan Prasarana Pengawasan dan Kawasan
Konservasi
Rincian kegiatan:
a. Sarana dan prasarana pusat informasi kawasan konserwasi;
b. Sarana monitoring biofisik target konservasi;
c. Speedboat konservasi perairan;
d. Perlengkapan pokmaswas;
e. Speedboat pengawasan panjang 8 meter dan 12 meter; dan
f. Perlengkaparl Pengawas Perikanan dan Polisi Khusus Pengelolaan
Wilayah Pesisir dan Pulau-hrlau Kecil (Polsus PWP3K).
B Menu kegiatan DAK Fisik Bidang Kelautan dan Perikanan untuk
kabupaten/kota adalah sebagai berikut:
1. Pembangun{L I Rehabilitasi Unit Perbenihan (UPTD Kab/Kota)
Rincian kegiatan:
a. Rehabilitasi kolam atau bak pemijahan/induk/calon
induk/larwa/tandon;
b. Pembangunan kolam atau bak pemijahan/induk/calon
induk/larva/tandon;
c. Rehabilitasi saluran air pasok dan/atau buang;
d. Pembangunan saluran air pasok dan/atau buang;
e. Paket pengukuran dan pemeriksaan kesehatan ikan/mutu benih;
dan
f. Penyediaan calon induk unggul dan pakan calon induk.

SK No 175982 A
PRESIDEH
REPUELIK INDONESTA
- 2667 -

2. Sarana dan Prasarrana Pemberdayaan Usaha Nelayan Skala Kecil


Rincian kegiatan:
a. Perahu/Kapal Penangkap Ikan berukuran lebih kecil dari 5 GT
beserta mesin, alat penangkapan ikan, sara.na pendukung kegiatan
penangkapan ikan dan sarana keselamatan pelayaran untuk
peningkatan kapasitas nelayan kecil;
b. Perahu/Kapal Penangkap Ikan untuk perairan darat berukuran
lebih kecil dari 3 GT beserta mesin, alat penangkapan ikan, sarana
pendukung kegiatan penagkapan ikan dan sarana keselamatan
pelayaran;
c. Mesin kapal perikanan untuk perahu/kapal penangkap ikan
berukuran lebih kecil dari 5 GT;
d. Sarana Penangkapan Ikan (Alat Penangkapan Ikan, Sarana
Pendukung Kegiatan Penangkapan Ikan dan Sarana Keselamatan
Pelayaran);
e. Tempat Pendaratan Ikan (TPI) perairan darat; dan
f. Sarana dan Prasarana dalam Rangka Mendukung Peningkatan
Produktivitas Nelayan (Jalan Produksi, Drainase, dan Air Bersih
Mendukung Produksi Perikanan.
3. Sarana dan Prasarana Pemberdayaan Usaha Pembudidaya Ikan Skala
Kecil
Rincian kegiatan:
a. Sarana dan Prasarana Budidaya Ikan Air payau (Udang dan
Bandeng);
b. Sarana dan Prasaranan Budidaya Kepiting dan Nila salin;
c. Sarana dan Prasarana Budidaya Ikan Air Tawar (Ni1a, Mas, Gurame,
Lele, Patin);
d. Sarana dan Prasarana Budidaya Ikan Komoditas Lokal (Gabus,
Belida, Toman, Papu5ru, Nilem, Jelawat, Tawes dan Sidat);
e. Sarana dan Prasarana Budidaya Sistem Polikultur (Udang, Bandeng
dan Rumput Laut);
f. Sarana dan Prasararra Budidaya ikan laut (Kerapu, Bawal, Bintang,
Kakap dan l,obster); dan
g. Sarana dan Prasarana Budidaya Rumput Laut.
4. Rehabilitasi Sarana dan Prasarana Pengolahan Hasil Perikanan
Rincian kegiatan:

SK No 175985 A
PRESIDEN
REPUtsUK TNDONESIA
- 2668 -

a. Rehabilitasi bangunan pengolahan rumput laut dan perbaikan atau


pengadaan peralatan pengolahan rumput laut;
b. Rehabilitasi bangunan pasar ikan;
c. Rehabilitasi bangunan sentra pengolahan dan perbaikan atau
pengadaan peralatan sentra pengolahan;
d. Rehabilitasi cold storage lebih kecil atau sama dengan 1O0 ton;
e. Rehabilitasi integrated cold storage;
f. Rehabilitasi pabrik es lebih kecil atau sarna dengan 20 ton;
g. Bedah Unit Pengolahan ikan skala mikro kecil; dan
h. Rehabilitasi bangunan rumah kemasan dan perbaikan atau
pengadaan peralatan rumah kemasan.
7.4. Kriteria Lokasi Horitas
Lokasi prioritas DAK Bidang Kelautan dan Perikanan TA 2023 mengacu kriteria
lokasi sebagai berikut:
1. lokasi Major Project Penguatan Jaminan Usaha serta 350 Korporasi Petani
dan Nelayan; Major ProjectRevitalisasi Tambak di Kawasan Sentra Produksi
Udang dan Bandeng; dan Major Project Integrasi Pelabuhan Perikanan dan
Fish Market Bertaraf Internasional;
2. sentra kelautan dan perikanan;
3. provinsi dengan IW frshing dan destructiue fishing yang tinggi;
4. provinsi kawasan konservasi perairan daerah;
5. daerah bercirikan kepulauan dan/atau laut;
6. daerah afirmasi (daerah tertinggal, perbatasan, pulau-pulau kecil terluar,
transmigrasi dan seluruh kabupaten di Provinsi Papua dan Papua Barat);
7. Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jawa Barat, sesuai amanat Perpres
Nomor 79 Tahun 2Ol9 dan Perpres Nomor 80 Tahun 2079; Perpres Nomor
87 Tahun 2O2l; dan
8. provinsi, kabupaten, dan kota yang memiliki indeks fiskal sangat rendah
hingga sedang.

7.5. Tata Cara Pelaksanaan Kegiatan dan Spesifikasi Output


I. Tata cara pelaksanaan kegiatan DAK Fisik Bidang Kelautan dan Perikanan
untuk provinsi adalah sebagai berikut:

SK No 174647 A
PRESIDEN
REPUELIK INDONESTA
- 2669 -

A. Pembangunan/Rehabilitasi Sarana dan Prasarana Fasilitas Pokok dan


Fungsional Pelabuhan Perikanan (UPTD Provinsi)

1. Pengertian
Pelabuhan perikanan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan
perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat
kegiatan pemerintahan dan kegiatan sistem bisnis perikanan yang
digunakan sebagai tempat kapal perikanan bersandar, berlabuh
dan/atau bongkar muat ikan yang dilengkapi dengan fasilitas
keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang perikanan.
Pembangunan/ rehabilitasi pelabuhan perikanan diarahkan untuk
meningkatkan fasilitas/sarana dan prasarana pelabuhan
perikanan dalam memenuhi kapasitas produksi atau pemenuhan
fasilitas agar pelabuhan perikanan dapat minimal operasional.
Pelabuhan perikanan mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Fungsipemerintahan:
1) pelayanan tambat dan labuh kapal perikanan;
2l pelayanan pembinaan dan pengendalian mutu pada
kegiatan penangkapan ikan;
3) pengumpulan data tangkapan dan hasil perikanan;
4l pelaksanaan kegiatan operasional kapal perikanan, yang
meliputi pengaturan keberangkatan, kedatangan, dan
kegiatan kapal perikanan di pelabuhan perikanan;
5) pelaksanaan keselamatan dan keamanan operasional kapal
perikanan dan membantu pengendalian sumber daya ikan;
6) pelaksanaan pengendalian lingkungan di pelabuhan
perikanan yang meliputi kebersihan, keamanan,
ketertiban, keindahan, dan keselamatan kerja;
7l pelaksanaan publikasi operasional pelabuhan perikanan,
hasil pelayanan sandar dan labuh kapal perikanan dan
kapal pengawas perikanan;
8) pelaksanaan pemantauan wilayah pesisir dan wisata
bahari;
9) fasilitasi tempat pelaksanaan pengawasan dan
pengendalian sumber daya ikan;
10) fasilitasi tempat pelaksanaan pen5ruluhan dan
pengembangan masyarakat nelayan ;

11) fasilitasi tempat pelaksanaan fungsi karantina ikan;

SK No 174648 A
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
-2670-

12) fasilitasi tempat publikasi hasil riset kelautan dan


perikanan;
13) fasilitasi tempat pelaksanaan fungsi kesehatan;
14) fasilitasi tempat pelaksanaan fungsi kepabeanan; dan/atau
15) fasilitasi tempat pelaksanaan fungsi keimigrasian.
b. Fungsi pengusahaan:
1) pelayanan bongkar muat ikan;
2) pelayanan pengolahan hasil perikanan;
3) pemasaran dan distribusi ikan;
4l penggunaan dan pemanfaatan fasilitas di pelabuhan
perikanan;
5) pelayanan docking dan galangan kapal perikanan;
6) pelayanan logistik dan perbekalan awak kapal perikanan
dan kapal perikanan;
7l penyelenggaraan wisata bahari;
8) fasilitasi tempat pelayanan lembaga keuangan; dan/atau
9) penyediaandan/atau pelayanan jasa lainnya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dalam rangka menunjang fungsi pelabuhan perikanan, setiap
pelabuhan perikanan memiliki fasilitas yang terdiri dari fasilitas
pokok, fasilitas fungsional, dan fasilitas penunjang.
a. Fasilitas pokok, dapat terdiri atas:
1) tanah;
2l dermaga termasuk cause wag/trestle, jetty, wharf, quagwall
atau dolphin;
3) kolam pelabuhan;
4l sarana bantu navigasi pelayaran;
5) pemecah gelombang (breakwater);
6) turap (reuetment);
7) groin;
8) drainase; dan
9) jalan.
b. Fasilitas fungsional, dapat terdiri atas:
1) tempat pemasaran ikan;

SK No 174649 A
PRESIDEN
FEPUELIK INDONESIA
- 267t -

2) Menara pengawas aktivitas pelabuhan perikanan;


3) fasilitas komunikasi antara lain telepon, internet, radio
komunikasi, dan fasilitas informasi lainnya;
4l fasilitas pemadam kebakaran;
5) fasilitas air bersih, bahan bakar minyak (BBM), es, dan
listrik;
6) tempat pemeliharaan kapal antara larn dock/ slipwag darr
bengkel;
7) tempat pemeliharaan alat penangkapan ikan;
8) tempat penanganan dan pengolahan hasil perikanan antar
larn cold storage, integrated cold storage, transit sheed, darr
laboratorium pembinaan mutu ;
9) perkantoran antara lain kantor administrasi pelabuhan,
pos pelayanan terpadu, dan perbankan;
10) transportasi, antara lain alat pengangkutan ikan; dan
11) kebersihan dan pengolahan limbah antara lain instalasi
pengolahan air limbah dan tempat pembuangan sementara.
c. Fasilitas penunjang, dapat terdiri atas:
1) balai pertemuan nelayan;
2) mess operator;
3) wisma nelayan;
4l fasilitas sosial dan umum antara lain tempat peribadatan
dan Mandi Cuci Kakus (MCK);
5) tempat istirahat/ shelter nelayan;
6)pertokoan/kios nelayan;
7lfasilitas pengamanan kawasan antara lain pos jaga, pagar,
dan closed circuit teleuision; dan
8) pasar ikan.
Pelabuhan perikanan dibagi ke dalam 4 (empat) kelas. Pembagian
kelas dimaksud dilakukan berdasarkan kriteria teknis dan kriteria
operasional dari setiap pelabuhan perikanan. Keempat kelas
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS);
b. Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN);
c. Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP); dan

SK No 174650 A
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
- 2672 -

d. Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI).


2. Tujuan
Pembangunan/rehabilitasi pelabuhan perikanan UPTD Provinsi
diarahkan untuk mendukung penerapan kebijakan Penangkapan
Ikan Terukur dengan kriteria sebagai berikut:
a. kriteria teknis minimal:
1) mampu melayani kapal perikanan yang melakukan
kegiatan perikanan di perairan Indonesia dan zona ekonomi
eksklusif Indonesia;
2l memiliki fasilitas untuk kegiatan tambat labuh kapal
perikanan yang berukuran 10 GT;
3) memiliki dan/atau memanfaatkan dermaga paling pendek
13 (tiga belas) meter dengan kedalaman kolam paling
dangkal minus 1 (satu) meter;
4l mampu menarnpung kapal perikanan sekurang- kurangnya
15 (lima belas) unit atau jumlah keseluruhan paling sedikit
75 (tujuh puluh lima) GT; dan
5) memiliki dan/atau memanfaatkan tanah paling sedikit 1
(satu) hektare.
b. kriteria operasional minimal yaitu terdapat aktivitas bongkar
muat ikan dan pemasaran hasil perikanan rata-rata 0,5 (nol
koma lima) ton per hari.
3. Persyaratan Umum
Persyaratan umum pembangunan/rehabilitasi sarana dan
prasarana pelabuhan perikanan UPTD Provinsi adalah sebagai
berikut:
a. tercantum dalam Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan
Nomor 109 Tahun 2021 tentang Rencana Induk Pelabuhan
Perikanan Nasional;
b. diutamakan pelabuhan perikanan yang telah operasional dan
ditetapkan kelasnya melalui Keputusan Menteri Kelautan dan
Perikanan;
c. merupakan aset milik Pemerintah Provinsi, telah memiliki
Berita Acara Serah Terima atau masih dalam proses serah
terima Personil, Pembiayaan Sarana dan Prasarana, dan
Dokumen (P3D) yang dibuktikan dengan surat pernyataan
sebagaimana tercantum dalam Form 1; dan

SK No 174651 A
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
- 2673 -

d. terdapat kelembagaan/Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai


pengelola pelabuhan perikanan yang dibuktikan dengan Surat
Keputusan Gubernur atau Kepala Dinas Kelautan dan
Perikanan Provinsi.
4. Persyaratan Khusus
Persyaratan khusus pembangunan/rehabilitasi pelabuhan
perikanan UPTD Provinsi adalah sebagai berikut:
a. menentukan prioritas lokasi pelabuhan perikanan ya.ng akan
dibangun atau rehabilitasi;
b. difokuskan untuk melengkapi fasilitas minimal Pelabuhan
perikanan;
c. menyampaikan usulan rencana pembangunan/rehabilitasi
pelabuhan perikanan yang ditandatangani Kepala Dinas
Kelautan dan Perikanan serta berisi informasi diantaranya:
latar belakang, kondisi umum (fasilitas dan operasional saat
ini), tujuan, target waktu, rencana pelaksanaan, justifikasi
pemilihan jenis fasilitas, layout pelabuhan perikanan, gambar
perspektif, dan perkiraan kebutuhan biaya (format
sebagaimana Form 2l:' dan
d. sanggup mengoperasionalkan dan memelihara fasilitas yang
dibangun (format kesanggupan sebagaimana Form 3).
5. Pilihan Menu Kegiatan
Pembangunan/rehabilitasi sarana dan prasarana pelabuhan
perikanan (UPTD provinsi) terdiri dari pilihan menu kegiatan yaitu:
a. penahan gelombang (breakwatefl;
b. turap penahan tanah (reuetmenfl;
c. dermaga;
d. kolam pelabuhan;
e. drainase;
f. tempat Pemasaran Ikan;
g. fasilitas air (tawar) bersih;
h. jaringan dan instalasi listrik (termasuk trafo);
i. instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL); dan/atau
j. peralatan dan mesin menunjang pendataan dan penangkapan
ikan terukur.

SK No 174652 A
PRESIDEN
REPUEUK TNDONESIA
- 2674 -

6. Ikiteria Teknis Rincian Kegiatan Pembangunan/Rehabilitasi


Sarana dan Prasarana Pelabuhan Perikanan UPTD Provinsi
a. Penahan gelombang (breakwater)
Penahan gelombang (breakwaterl merupakan salah satu
fasilitas pokok pelabuhan perikanan untuk meredam energi
gelombang di belakang struktur dan pengurangan transport
sedimen tegak lurus pantai, menurunkan tinggi gelombang di
pantai, dan memperlambat angkutan sedimen ke arah
pemecah gelombang antara lain berupa bulkhead dan struktur
ambang rendah. Kriteria teknis secara umum sebagai berikut:
1) Struktur bangunan dapat berupa (f) batu alam; (2) batu
buatan (artifisial) dari beton; dan (3) kombinasi keduanya.
2l Diperbolehkan gelombang laut ouer topping terhad.ap
breakwater ketika tinggi gelombang ekstrim.
3) Tinggi gelombang laut di kolam pelabuhan perikanan tidak
mengganggu olah gerak, tambat dan labuh kapal.
4l Dilakukan analisis gelombang, nota/kriteria desain dan
perencan aan breakwater sesuai ketentuan.

Gambar 1. Contoh Pemecah Gelombang (Breakwater)

b. Turap penahan tanah (reuetmenQ


Turap penahan tanah lreuetmentl merupakan salah satu
fasilitas pokok pelabuhan perikanan untuk menahan tanah
dari erosi. Kriteria teknis secara umum sebagai berikut:

SK No 174653 A
PRESIDEN
REPUBLTI( INDONESIA
- 2675 -

1) Struktur bangunan dapat berupa (1) batu kosong; (2)


pasangan batu; (3) beton; (4) sheet pite; dan (5) kombinasi.
2) Dapat menahan pergerakan tanah secara horisontal.
3) Tinggi minimal menyesuaikan dengan elevasi dermaga.
4l Dilakukan analisis dan perencanaan reuetment sesuai
ketentuan.

Gambar 2. Contoh Turap Penahan Tanah (Revetment)

c. Dermaga
Dermaga merupakan salah satu fasilitas pokok pelabuhan
perikanan untuk merapat dan menambatkan kapal yang
melakukan bongkar muat barang dan menaikturunkan
penumpakng atau barang. Kriteria teknis secara umum sebagai
berikut:
1) Struktur bangunan adalah berupa deck on pile, sheet pile,
atau kantileuer/ grauity wall.
2l Material struktur bangunan berupa beton dan baja yang
tahan terhadap pengaruh lingkungan laut atau material
lain sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik di masing-
masing lokasi.
3) Dimensi dapat menahan beban (beban hidup dan beban
mati) sesuai dengan analisa maupun nota desain.
4) Dilengkapi dengan fender dan bollard.
5) Dapat memfasilitasi kapal perikanan sesuai dengan
proyeksi jumlah dan ukuran kapal.

SK No 174654A
FRESIDEN
REPUBUK INDONESTA
- 2676 -

6) Dilakukan analisis, nota/kriteria desain, dan perencana€rn


dermaga sesuai ketentuan.

Gambar 3. Contoh Dermaga

d. Kolam pelabuhan;
Kolam pelabuhan merupakan salah satu fasilitas pokok
pelabuhan perikanan untuk perairan di depan dermaga yang
digunakan untuk kepentingan operasional sandar dan olah
gerak Kapal Perikanan. Kriteria teknis secara umum sebagai
berikut:
1) Luasan dan kedalaman,sesuai dengan proyeksi ukuran
kapal yang akan diakomodir.
2l Dilakukan analisis batimetri, notaf kriteria desain, dan
p erencan aan kolam p elabuhan se suai ketentuan.

Gambar 4. Contoh Kolam Pelabuhan Perikanan

SK No 174655 A
PRESIDEN
EEPUBUK INDONESTA
- 2677 -

e Drainase
Drainase merupakan salah satu fasilitas pokok pelabuhan
perikanan untuk mengurangi dan membuang kelebihan air
dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat
difungsikan secara optimal. Kriteria teknis secara umum
sebagai berikut:
1) Diupayakan menggunakan material fabrikasi/cor in-situ
kecuali tidak tersedia di sekitar lokasi.
2l Dilakukan analisis dan perencanaan drainase sesuai
ketentuan.

Gambar 5. Contoh Drainase

f. Tempat Pemasaran lkan (TPI Higienis);


Tempat Pemasaran Ikan (TPI Higienis) merupakan salah satu
fasilitas fungsional pelabuhan perikanan sebagai tempat
pemasaran Ikan. Kriteria teknis secara umum sebagai berikut
1) Ruangannya diantaranya terdiri dari aula pemasaran,
kantor administrasi dan pelayanan, serta gudang.
2l Luasannya mempbrhatikan jumlah ikan yang akan
didaratkan.
3) Lantai menggunakan beton dan dicat epoxA.
4l Atap dan plafon menggunakan bahan anti karat.

SK No 174656A
PRESIDEN
REPUEUK INDONESTA
- 2678 -

5) Terdapat pagar tertutup dari aktivitas yang tidak terkait


langsung dengan kegiatan TPI.
6) Bangunan tertutup atau semi tertutup sesuai dengan
karakteristik kebiasaan setempat.
7l Terdapat penerangan dan ventilasi cukup.
8) Drainase berfungsi dengan baik.
9) Tersedianya kran air bersih dan air laut serta memiliki
tempat penampungan air.
1O) Diupayakan dilengkapi dengan tempat parkir.

11) Kawasan dirancang bersih dan higienis.


12) dilakukan analisis kebutuhan ruang, nota/kriteria desain,
dan perencanaan TPI sesuai ketentuan.

Gambar 6. Contoh Tempat Pemasaran Ikan (TPI)

g. Fasilitas air (tawar) bersih;


Fasilitas air
(tawar) bersih merupakan salah satu fasilitas
fungsional pelabuhan perikanan yang dapat berupa sumur bor
artesis, pompa, rumah pompa, instalasi air tawar bersih,
menara, dan tangki air. Kriteria teknis secara umum sebagai
berikut:
1) Terdapat sumber air bersih.
2l Terdapat instalasi perpipaan.
3) Terdapat tempat penampungan air dan pompa distribusi
maupun pompa dorong serta dilengkapi dengan rumah
pompa.

SK No 174657 A
FRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2679 -

4l Dilakukan analisis dan perencanaan fasilitas air (tawar)


bersih sesuai ketentuan.

Gambar 7. Contoh instalasi air bersih

h. Jaringan dan instalasi listrik (termasuk trafo);


Jaringan dan instalasi listrik (termasuk trafo) merupakan salah
satu fasilitas fungsional pelabuhan perikanan untuk
menyediakan pasokan kebutuhan listrik baik 'untuk
operasional maupun untuk penerangan kawasan. .Kriteria
teknis secara umum sebagai berikut:
1) Tiang terbuat dari beton atau material lain yang anti karat.
2l Sumber listrik dapat menggunakan PLN maupun solar cell.
3) Menggunakan automatic uoltage regulator (AVR).
4l Jumlah tiang dan lampu disesuaikan kebutuhan
penerangan kawasan pelabuhan perikanan.
5) Dilakukan analisis dan perencanaan jaringan dan instalasi
listrik sesuai ketentuan.

Gambar 8. Contoh instalasi listrik

SK No 174658 A
PRESIDEN
REPUBUK TNDONESIA
- 2680 -

1 Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL); dan/atau


Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) merupakan salah satu
fasilitas fungsional pelabuhan perikanan untuk pengelolaan
limbah cair di kawasan pelabuhan perikanan. Kriteria teknis
secara umum sebagai berikut:
1) Menggunakan IPAL fabrikasi atau konvensional.
2l Kapasitas sesuai dengan jumlah limbah yang dihasilkan.
3) Dilakukan analisis dan perencanaan instalasi Pengolahan
Air Limbah (IPALI sesuai ketentuan.

Gambar 9. Contoh Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)


J Peralatan dan mesin menunjang pendataan dan penangkapan
ikan terukur
1) Internet untuk mendukung pelaksanaan pengawasan
kegiatan pendaratan ikan termasuk rencana penerapan
PNBP pasca produksi di pelabuhan perikanan serta
pendataan pada aplikasi e-logbook Internet dapat berupa
pemasangan jaringan internet, penyediaan paket langganan
internet, atau penguatan jaringan internet. Internet
disediakan oleh provider yang memiliki jangkauan internet
memadai untuk kawasan pelabuhan lokasi kegiatan dan
mudah dalam pemeliharaan.
2) Closed Circuit Teleuisbn (CCTV) di area dermagaf kawasan
pelabuhan digunakan untuk adanya pemantauan aktifitas
pembongkaran dan penimbangan ikan di dermaga

SK No 174659 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 268r -

pelabuhan perikanan atau kegiatan lainnya. CCTV dapat


juga untuk meningkatkan keamanan kawasan, memantau
aktivitas SDM di pelabuhan, dan antisipasi untuk hal-hal
lain yang perlukan dari hasil pemantauan.
CCTV dengan kualitas video yang tinggi dan mampu
merekam suara. Jenis kamera yang dibutuhkan dilengkapi
dengan IP Camera dengan pertimbangan sebagai berikut:
a) IP Camera memiliki kualitas gambar jauh lebih bagus
dan cakupan bidang pandang yang relatif lebih luas
dibandingkan analog cann era;
b) dapat diakses melalui perangkat yang tersambung ke
internet seperti smartphone atau laptop;
c) memiliki kemampuan Pan, Tilt, Zoom (PTZ); darr
d) rekaman video dilindungi oleh enkripsi.
IP Camera menggunakan lVyR sebagai media perekam
(termasuk suara) dengan kelebihan sebagai berikut:
a) mampu beroperasi pada wilayah outdoor, tahan
terhadap debu, pasir atau partikel sejenisnya, dan air;
b) CCTV juga harus memenuhi Standar lP67 (International
Protection)berupa:
(a) angka 6: tahan terhadap debu, pasir, atau
sejenisnya; dan
(b) angka 7: tahan terhadap air mampu menyelam pada
kedalaman I meter, selama 3O menit.
Apabila diperlukan dapat ditambahkan tiang untuk
memasang CCTV dengan tinggi sesuai kebutuhan.
3) Troli akan meningkatkan elisiensi waktu untuk proses
pengangkutan ikan di Kawasan pelabuhan perikanan. Troli
mudah didapatkan berasal dari berbagai produsen troli
dengan spesifrkasi yang tersedia beragam. Berikut
spesifikasi troli yang disarankan:
a) tahan terhadap korosi, tahan suhu panas dan dingin
(contoh: sfainless steel standar SS304);
b) roda yang tahan gesek, tahan aus, tahan terhadap
beberapa kimia ringan, juga stabil dalam suhu dingin
dan panas;

SK No 174660 A
PRESIDEN
REPUBUK TNDONESIA
- 2682 -

c) ukuran bordes disesuaikan dengan ukuran keranjang


yang digunakan, sehingga jumlah keranjang tiap troli
bisa optimal;
d) memiliki 4 roda dengan 2 roda fixed (belakang) dan 2
roda swivel (depan); dan
e) roda terbuat dari bahan tahan gesek, tahan aus, tahan
terhadap beberapa kimia ringan, stabil dalam suhu
dingin dan panas.

Gambar 10. Contoh Troli

4) Keranjang ikan dibutuhkan sebagai wadah untuk menjaga


sanitasi dan mutu ikan selama proses di Pelabuhan
Perikanan. Keranjang ikan juga mudah didapatkan karena
sudah banyak produsen penyedia keranjang dengan
spesifikasi yang beragam. Berikut spesifikasi keranjang
ikan yang disarankan:
a) tahan banting, tahan air laut, dan tahan panas;
b) kapasitas cukup besar tetapi tidak terlalu berat
diangkat oleh awak kapal/petugas penimbangan;
c) memiliki lubang-lubang di bagian bawah untuk tempat
keluar air;
d) material HDPE (High-Densitg Polyethglene); dart
e) dapat berupa blong atau bentuk silinder berlubang,
keranjang atau bentuk balok.

Gambar 11. Contoh keranjang ikan

SK No 174661 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2683 -

5) Pengadaan alat pengolah data untuk menunjang pendataan


pendaratan ikan termasuk penangkapan ikan terukur.
6) Pengadaan kendaraan bermotor roda 3 yang dilengkapi
dengan bak terbuka yang berfungsi diantaranya untuk
pengangkutan peralatan kegiatan penangkapan ikan
terukur (keranjang, troli, timbangan, d11) dan mengangkut
hasil tangkapan dari tempat pendaratan ikan ke tempat
penimbangan/tempat pemasaran ikan.
Form 1. Surat Pernyataan Kepemilikan Aset Pelabuhan

SK No 174662 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2684 -

Form 2. Format Usulan Rencana Pembangunan/Rehabilitasi Pelabuhan


Perikanan

SK No 174663 A
PRESIDEN
REPUBUK TNDONESIA
- 2685 -

Form 3. Surat Pernyataan Kesiapan Menanggung Biaya Operasional dan


Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pelabuhan Perikanan

SK No 174664 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESTA
- 2686 -

B Pembangunan/ Rehabilitasi Unit Pembenihan (UPTD-Provinsi)


l. Pengertian
Unit Pembenihan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi adalah
Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) milik dinas provinsi yang
melaksanakan tugas teknis di bidang pembenihan laut, air payau,
dan air tawar.
2. Tujuan
a. Pembangunan/rehabilitasi sarana dan prasarana fisik untuk
meningkatkan produksi sehingga unit tersebut dapat
beroperasi secara optimal; dan
b. penyediaan sarana prasarana pokok pembenihan (calon induk,
pakan, peralatan pembenihan) yang menunjang produksi.
3. Persyaratan Umum
a. Pembangunan/rehabilitasi UPTD berdasarkan kewenangan
sesuai amanat UU No. 23 Tahun 2Ol4 tentang Pemerintahan
Daerah, sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015, prioritas
daerah, serta dengan memperhatikan potensi pengembangan
unit tersebut dan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 90
Tahun 2Ol9 tentang Klasifikasi, Kodefikasi dan Nomenklatur
Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Daerah; dan
b. lokasi berada di tanah yang dikuasai oleh pemerintah daerah
dengan status peruntukan untuk pengembangan balai benih
dan ditetapkan dengan surat keputusan kepala daerah.
4. Persyaratan Nonteknis
a. Dinas provinsi sanggup menyediakan anggaran operasional,
pemeliharaan, dan staf operasional, dibuktikan dengan surat
pernyataan kesanggupan pemerintah daerah provinsi
sebagaimana tercantum dalam Form 4;
b. dinas provinsi menyampaikan data dukr"rng berupa TOR, RAB,
Surat Pernyataan Tanggung Jawab sebagaimana tercantum
dalam Form 5, dan data dukung teknis lainnya;
c. dinas provinsi menyampaikan data keragaan dan rencana
operasional UPTD yang berisi profil UPTD: nEuna dan alamat
UPTD, koordinat lokasi, struktur kelembagaan dan SDM, luas
lahan, infrastruktur yang tersedia, komoditas yang
dikembangkan, kapasitas produksi, target produksi benih,
kontak person penanggung jawab sebagaimana tercantum
dalam Form 6; dan

SK No 174665 A
FRESIDEN
REPUEUK INDONESIA
- 2687 -

d. dinas provinsi menyampaikan laporan hasil kegiatan setiap


empat bulan kepada Kementerian (Direktorat Jenderal
Perikanan Budidaya). Laporan paling sedikit memuat: rincian
kegiatan, realisasi anggaran dan realisasi fisik hasil pekerjaan
(outpuQ, target dan capaian produksi benih per komoditas,
pemanfaatan benih hasil produksi, sebaran daerah
pemanfaatan benih, permasalahan dan rencana penyelesaian.
5. Persyaratan Teknis
Persyaratan teknis pembangunan/rehabilitasi UPTD Pembenihan
didasarkan pada persyaratan teknis lokasi dan bangunan:
a. lokasi harus memiliki ketersediaan air, listrik, jenis tanah
(terutama porositas dan keasaman tanah), keamanan, serta
aspek sosial ekonomi; dan
b. bangunan disesuaikan dengan peruntukan bangunan seperti
tempat memproduksi benih/induk ikan, unit produksi pakan
alami, unit produksi pakan buatan, laboratorium kesehatan
ikan dan lingkungan. Pembangunan/rehabilitasi UPTD dapat
dikonsultasikan dengan Direktorat Jenderal Perikanan
Budidaya.
6. Rincian Kegiatan Pembangunan/Rehabilitasi Unit Pembenihan
Pembangunan/rehabilitasi prasarana unit pembenihan (UPTD)
kewenangan Pemerintah Provinsi, meliputi:
1) rehabilitasi kolam atau bak pemijahan/induk/pakan
alami/tandon;
2) pembangunan kolam atau bak pemijahan/induk/calon
induk/ pakan alami/tandon;
3) rehabilitasi saluran air pasok dan/atau buang;
4l pembangunan/rehabilitasi sarana dan prasarana biosecurity;
5) penyediaan calon induk unggul dan pakan calon induk:
a) Calon induk unggul
Calon induk yang digunakan bersumber dari hasil
tangkapan alam dan/atau hasil selectiue breeding yang
dihasilkan oleh Unit Pembenihan yang melalukan kegiatan
pemuliaan baik milik pemerintah maupun swasta sebagai
produsen calon induk sesuai Standar Nasional Indonesia
(sNr).
Persyaratan administrasi pengadaan calon induk adalah
sebagai berikut:

SK No 174666A
FRESIDEN
REPUBLTK INDONESIA
- 2688 -

(l) surat keterangan asal calon induk ikan lokal dari alam,
di tanda tangani oleh kepala dinas kelautan dan
perikanan daerah;
(2) surat keterangan asal calon induk berasal dari Unit
Pembenihan milik pemerintah atau swasta sebagai
produsen calon induk, yang berisi sumber dan asal-
usul induk, instansi pemulia, tempat pemuliaan, serta
informasi keturunan induk, yang terdiri dari deskripsi,
jenis, varietas, sifat biologi, dan jumlah;
(3) surat kesehatan ikan (Certiftcate of Healthl dari
karantina ikan dan/atau dari laboratorium kesehatan
ikan yang terakreditasi;
(4) standar operasional prosedur pemeliharaan calon
induk mengacu pada protokol dan calon induk dari
lembaga pemuliaan ikan; dan
(5) dokumen pengiriman calon induk dan induk ikan.
b) Penyediaan Pakan Calon Induk
Pakan calon induk adalah pakan untuk pemeliharaan
induk dalam rangka pematangan gonad dan menghasilkan
benih. Pakan induk merupakan pakan segar dan pakan
buatan yang terdaftar di Kementerian Kelautan dan
Perikanan. Penyediaan pakan buatan diperuntukkan bagi
operasional UPTD minimal kandungan protein minimal
35o/o.

Persyaratan teknis pakan yang diadakan adalah jenis


pakan yang sesuai dengan jenis dan ukuran calon induk,
dan pakan ikan terdaftar di Direktorat Jenderal Perikanan
Budidaya atau sesuai dengan Standar Nasional Indonesia.

SK No 174667 A
PRESIDEN
REPUBLTK INDONESIA
- 2689 -

Form 4. Surat Pernyataan Kesanggupan Pemerintah Daerah Provinsi

SK No 174668A
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
- 2690 -

Form 5. Surat Pernyataan Tanggung Jawab (kegiatan UPTD Provinsi)

SK No 174669 A
PRESIDEN
REPUELIK INDONESIA
- 269r -

Form 6. Data Keragaan dan Rencana Operasional UPTD Provinsi

C Pengadaan Sarana dan Prasarana Pengawasan dan Kawasan


Konservasi
1. Sarana Prasarana Ptrsat Informasi Kawasan Konservasi
a. Pengertian
Pr.rsat informasi kawasan konservasi merupakan tempat untuk
memberikan informasi tentang kawasan konservasi. Pusat
informasi dapat dilengkapi dengan papan informasi.

SK No 174670 A
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
- 2692 -

b. T\rjuan
Pusat informasi dapat digunakan untuk berbagai tujuan, yaitu
menjadi tempat untuk memberikan informasi tentang kawasan
konservasi dan dapat juga difungsikan sebagai kantor lapang
untuk kegiatan pengelolaan sehari-hari di lapangan.
c. Persyaratan Umum
1) Dibangun di kawasan konservasi yang telah ditetapkan
Menteri Kelautan dan Perikanan;
2l dibangun di dalam atau di sekitar kawasan konservasi;
3) jumlah yang dibangun menyesuaikan dengan kebutuhan
dan luasan kawasan konservasi;
4l dibangun di atas tanah milik pemerintah daerah atau tanah
hibah yang sudah jelas statusnya; dan
5) kesanggupan untuk bertanggung jawab atas pemanfaatan
output kegiatan secara maksimal dibuktikan dengan Surat
Pernyatan tanggung jawab atas pemanfaatan output
kegiatan yang dananya bersumber dari Dana DAK (Form 7).
d. Persyaratan dan Spesifikasi Teknis
1) Material bangunan pondok informasi menyesuaikan
dengan kondisi setempat. Ruangan pondok informasi
disesuaikan dengan kebutuhan, setidaknya terdapat ruang
kerja, ruang tamu, ruang audio visual, ruang display/ruang
informasi, kamar mandi/toilet, atau ruang-rulang lain yang
dianggap penting;
2l ukuran bangunan disesuaikan ketersediaan lahan dan
bentuk bangunan disesuaikan dengan adat istiadat
ataupun budaya lokal;
3) papan informasi dapat berupa papan pengumuman, papan
dinding, atau gapura;
4l papan informasi setidaknya mencantumkan nama kawasan
konservasi, surat keputusan penetapan, pembagian zonasi,
kategori, dan ketentuan pemanfaatan kawasan konservasi;
5) papan informasi yang berupa gapura dapat berisi ucapan
selamat datang di kawasan konservasi tersebut; dan
6) dilengkapi dengan papan informasi yang sedikitnya
bertuliskan "Kawasan Konservasi (nama kawasan)".

SK No 174671 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2693 -

Gambar 14. Contoh papan informasi berupa papan dinding

Gambar 15. Contoh papan informasi berupa gapura

2. Sarana Monitoring Biofisik Target Konservasi


a. Pengertian
Sarana Monitoring biofisik target konservasi adalah sarana
yang digunakan untuk memantau habitat dan
keanekaragamarl hayati di dalamnya. Sarana monitoring
dimaksud baik yang digunakan di atas dan bawah permukaan
air maupun di wilayah daratannya. Lebih jauh lagi, sarana yang
dibutuhkan antara lain perlatan selam yang terdiri dari
masker, snorkel dan fin serta sistem navigasi berbasis satelit
yaitu Global Positioning Sgstem (GPS), kamera bawah air, alat
tulis bawah air, drone, ATV, kompresor danlatau peralatan lain

SK No 174672 A
FRESIDEN
REPUBL|K INDONESTA
- 2694 -

yang digunakan untuk tujuan identifikasi, inventarisasi


maupun monitoring habitat/kawasan atau biota.
b. Tujuan
Sarana dan prasararla monitoring biofisik target konservasi
bertujuan untuk digunakan dalam memantau kondisi target
konservasi yang dapat berupa terumbu karang, padang lamun,
mangrove, biota laut dilindungi dan/atau terancam punah dan
lainnya.
c. Persyaratan Umum
1) Jumlah disesuaikan dengan kebutuhan personil di
lapangan;
2l dapat digunakan untuk mendukung operasional petugas di
lapangan;
3) jenis dan tipe peralatan monitoring kawasan diutamakan
adalah yang sesuai kebutuhan;
4l peralatan monitoring kawasan ditempatkan di kantor
pengelola kawasan; dan
5) kesanggupan untuk bertanggung jawab atas pemanfaatan
output kegiatan secara maksimal dibuktikan dengan Surat
Pernyatan tanggung jawab atas pemanfaatan output
kegiatan yang dananya bersumber dari Dana DAK (Form 7).
d. Persyaratan dan Spesifikasi Teknis
1) Masuk dalam standar SCUBA untuk monitoring ekosistem;
2) mudah dalam pengoperasian;
3) murah dalam perawatan;
4l terbuat dari bahan yang tidak mudah korosif; dan
5) terbuat dari bahan yang tidak menimbulkan dampak
negatif terhadap kesehatan.

SK No 174673 A
PRESIDEN
REPUBLTK INDONESIA
- 2695 -

Gambar 16. Peralatan selam Gambar 17. Kompressor

Gambar 18. GPS Gambar 19. Kamera bawah air

Gambar 20. Drone Gambar 21. ATV

3. Speedboat Kawasan Konsenrasi


a. Pengertian
Speedboat monitoring sumber daya kawasan konservasi
merupakan kapal yang digunakan oleh Satuan Unit Organisasi
Pengelola (SUOP) kawasan konservasi untuk pelaksanaan

SK No 1746744
PRESIDEN
REPUEUK INDONESIA
- 2696 -

monitoring target konservasi dan sumber daya sekaligus kapal


kerja SUOP di kawasan konservasi.
b. Tujuan
Mengadakan speedboat monitoring sumber daya kawasan
konservasi.
c. Persyaratan Umum
1) Kawasan konsenrasi telah ditetapkan oleh Menteri Kelautan
dan Perikanan;
2) memiliki SUOP Kawasan Konserwasi yang bertanggung
jawab terhadap pemanfaatan speedboat; dan
3) memiliki tempat labuh/parkir speedboat.
d. Persyaratan dan Spesifikasi Teknis
1) Membuat surat pernyataan kesanggupan menyediakan
biaya operasional dan pemeliharaan oleh Kepala Dinas atau
unit kerja yang membidangi kawasan konservasi (Form 8);
2) Speedboat monitoring dibuat dari bahan lambung
fiberglass, twin engine out board. Kapal dirancang
mempunyai sudut trim dan tinggi metacentrb yang baik
serta kemampuan olah gerak (manuuefl dan stabilitas yang
baik sehingga diharapkan bisa digunakan sebagai sarana
yang efektif untuk kapal monitoring di kawasan konservasi
daerah. Kapal dibangun dengan 3 (tiga) bagian utama yaitu
badan kapal, dek dan bangunan atas. Badan kapal terdiri
dari ruang mesin, rLlang penumpang/akonodasi dan ruang
gudang/ store. Bahan dan pekerjaan bagian-bagian kapal
dilaksanakan berdasarkan standar pelaksanaan yang lazim
dipakai dalam pembangunan kapal fiberglass mengacu
dengan peraturan kontruksi dari Klasifikasi (BKI).
3) Persyaratan teknis pengadaan speeboat monitoring sebagai
berikut:
a) Lambung
Speedboat monitoring dengan konstruksi lambung GRP
(Glassfrbre ReinforcedPlastbl terdiri dari 3 bagian utama
yaitu badan kapal bagian bawah (hult), bagian geladak
kapal (deckl dan bagian bangunan atas kapal
(superstructure) dimana masing-masing bagian dibuat
dengan konstruksi GRP yang dicetak dengan sistem
hand Lag-Up. Lapisan-lapisan setiap laminasi serta
ketebalan tiap bagian akan dikerjakan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku sehingga laminasi tiap bagian

SK No 174675 A
PRESIDEN
REPUELIK INDONESIA
- 2697 -

sehingga menyatu dengan kekuatan yang memenuhi


sesuai perhitungan. Pekerjaan pembuatan bagian-
bagian kapal yang tidak diatur dalam ketentuan yang
ada maka pekerjaan tersebut akan dilakukan sesuai
dengan pelaksanaan yang lazim dalam pembangunan
kapal FRP.
(1) Ukuran-Ukuran Pokok:

Panjang seluruhnya (LOA) : + 9,00 meter

Lebar (Mouldedl (B) : + 2,4O meter

Tinggr (Moulded at Mid Shrp) (D) : + 1,3O meter

Sarat Air (Design) (d) : 0,6 mter

Mesin Penggerak 2x85HP


Out Board Erryine (Marine : 2 tak bahan
Engine) bakar bensin
Kecepatan : r 20 knot

Radius Pelayaran : 2OO Nautical mil

ABK :4 - 8 orang
termasuk awak
kapal

(2) Material Konstruksi Lambung


Seluruh bahan-bahan/material, mesin-mesin dan
perlengkapan yang dipergunakan untuk pembuatan
kapal ini dan yang akan dipasang di kapal ini adalah
bermutu baik dan untuk kegunaan di kapal (Marine
Use) serta memenuhi ketentuan-ketentuan dari Biro
Klasifikasi Ditjen Perhubungan Laut. Bahan
material kapal yang digunakan menggunakan
marine fiberglass, pada tahap laminasi bagian dasar
(kulit bawah) dan lambung (kulir samping) agar
dilakukan dengan cermat mengingat lambung
adalah single skin. Untuk keamanan kerja lantai
geladak dilapisi anti slip agar tidak mudah
tergelincir.

SK No 174676 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2698 -

(3) Bagian Lambung


Bagian lambung kapal dibatasi oleh sekat-sekat dari
buritan (AP) ke arah haluan (FP) terdiri dari 4
(empat) bagian ruang-nrang, antara lain:
a. Ruang I bak mesin
1) Tempat mesin Out board dipasang di
transom kapal.
b. Ruang Akomodasi / Kabin
1) Tempat kursi penumpang
2) Tempat meja stir dan kursi kemudi
3) Tanki bahan bakar
c. Ruang Perlengkapan selam / Store dan Jangkar
(optional)
1) Ruang Store digunakan untuk ruang
penyimpanan peratan kapal
2l Tempat penyimpanan peralatan selam (diuing
store)
3) Ruang jangkar untuk menimpan peralatan
labuh dan tambat
b) Material Badan Kapal
Material badan kapal terbuat dari GRP (Glassfibre
Reinforced Plasticl diperkuat dengan penguat-penguat
membujur dan melintang yang terbuat dari balok-balok
/ frame glassfibre. Lambung kapal dibuat dari bahan
Fibreglass Reinforced Plastic (FRP) yang terdiri dari
komposit bahan Polgester Resin dan serat fiberglass
Chopped strand mat 3OO gr / m' , Chopped strand mat 45O
gr/m' dan Wouen rouing 800 gr/m2. Jenis resin yang
direkomendasikan Yucalac 157 BQTNEX. zat warna
@igmenfl yang tahan panas direkomendasikan pigment
Llogd Register.
c) Konstruksi Bangunan Kapal
(1) Pembagian Ruangan
Kapal memiliki beberapa ruanga.n dengan
pembagian berdasarkan sekat melintang yang
membagi kapal ke arah memanjang menjadi
beberapa ruangan, antara lain:

SK No 174677 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESTA
- 2699 -

i. Di bawah geladak: tanki bahan bakar kapasitas


400 liter.
ii. Bangunan Atas / Kabin
1. Ruang kemudi digunakan untuk ruang
pengendalian kapal dilengkapi dengan
peralatan kemudi, navigasi dan
komunikasi.
2. Ruang penumpang.
3. Store tempat penyimpanan peralatan kapal,
tali menali, dan jangkar.
(2) Pembujur (Girder)
Bottom Longihtdinal Girder dan Deck Longihtdinal
Girder pada kapal terbuat dari glassfibre yang
dicetak berbentuk profile, dipasang memanjang
kapal dari transom kapal ke ujung haluan kapal
yang disatukan dengan lambung kapal dengan
fibreglass, sehingga merupakan kekuatan
menyeluruh pada bagian kapal.
(3) Gading-gading (Frame)
Kapal dilengkapi dengan konstruksi gading
melintang yang dibuat dari bahan glassfibre yang
dicetak berbentuk profile yang disatukan dengan
lambung pada bagian bottom kapal.
(4) Konstruksi Geladak (Deck Constnrction)
Konstruksi geladak atau deck dibuat dari bahan
fibreglassyang dibuat sesuai dengan ketebalan yang
dibutuhkan dan diperkuat dengan kekuatan
memanjang dan melintang (longitudinal &
transuersal stiffenefl berbentuk profile dan
disatukan dengan lambung kapal.
(5) Sekat Kedap Air (Water Tight BulkheaQ
(6) Sekat kedap air dibuat dari bahan glassfibre dengan
ketebalan yang memenuhi dan diperkuat dengan
profile glassfibre yang dipasang secara vertikal.
Sekat kedap air merupakan penguat melintang yang
dipasang dan menyatu atau menerus dengan kulit
lambung kapal bagian dalam dengan pelapisan
glassfibre.

SK No 174678 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESTA
- 2700 -

(7) Pondasi Mesin (Engine Pondationl


Pondasi mesin dipasang di transom kapal untuk
mengikat Out board engine yang diperkuat oleh
sandwich construction
(8) Konstruksi Fender
Sekeliling badan kapal diberi lapisan pelindung dari
benturan (fender) dari bahan karet yang diikat ke
lambung kapal dengan baut stafnless steel.
(9) Store
Ruangan di bagian depan (terlihat pada gambar
rencana Umum) berfungsi sebagai gudang tempat
penyimpanan barang/ perlengkapan kapal.
d) Tanki
Kapal kerja fibreglass ini memilil<t 2 (dua) jenis tanki,
yaitu:
(1) I (satu) buah tanki bahan bakar utama dengan total
kapasitas 400 liter yang terletak di bawah ruang
penumpang. Tanki terbuat dari plat stainless steel;
dan
(21 1 (satu) buah tanki air tawar terbuat dari bahan FRP
kapasitas 10O liter. Tanki tersebut diletakan
sedemikian rupa sehingga menghasilkan stabilitas
yang baik. Seluruh tanki dilengkapi dengan
manhole untuk pembersihan, pipa isi, pipa udara
dan pipa distribusi yang menuju instalasi sesuai
kebutuhan. Khusus tanki bahan bakar harus
dilengkapi dengan fuel gauge di ruang kemudi /
dashboard.
e) Jendela
Ruangan dilengkapi dengan jendela kapal yang
dipasang pada kabin dengan menggunakan sistem baut
stainless steel serta diberi silicon untuk sistem
kekedapannya. Untuk jendela sistem geser juga
dilengkapi dengan sistem pengunci. Jendela selain
sebagai lubang sirkulasi udara, cahaya masuk juga
harus tahan terhadap terpaan cuaca dan air laut.
Jendela-jendela terbuat dari bahan alumunium dengan
kaca dari tempered dan paking karet dipasang sesuai
gambar.

SK No 174679 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESTA
- 270L -

0 Bagian Interior Kapal


Lantai ru€rng terbuat dari bahan utama fibreglass yang
terbuat cukup kuat sesuai dengan ketentuan untuk
ketebalan lantai. Untuk permukaannya dipasang anti
slip yang dicetak langsung pada saat proses laminasi.
Langit-langit pada rulang akomodasi dan anjungan
terbuat dari bahan FRP, sedangkan dinding terbuat dari
pelat FRP warna sesuai dengan permintaan pemilik.
g) Kanopi
Kanopi terletak dibelakang kabin atau bangunan atas
kapal terbuat dari bahan pipa stainless steel diam 1,25
inch dan I inch sebagai rangka kanopi. Atap kanopi
terbuat dari bahan tarpaulin yang di ikat kuat ke rangka
pipa kanopi.
h) Spoiler
Spoiler terletak di belakang kabin atau bangunan atas
kapal terbuat dari bahan FRP kiri dan kanan bangunan
kabin kapal
i) Pengecatan
Cat badan kapal maupun geladak, menyatu dengan
badan kapal yang, tahan panas dan air laut sehingga
tahan terhadap binatang laut. Pengecatan pertama
untuk lambung kapal, geladak dan bangunan atas
menggunakan cat dasar. Untuk lambung kapal di
bawah garis air dicat Anti Foulirtg, sedang untuk
lambung kapal di atas garis air dan bangunan atas di
cat warna.
j) Perlengkapan
(1) Perlengkapan navigasi /telekomunikasi terdiri atas:
i. 1 (satu) buah lampu puncak (12 volt - 15 watt)
ii. 2 (dua) buah lampu lambung (12 volt - 15
watt)
iii. 1 (satu) buah lampu buritan (12 volt - 15 watt)
iv. 3 (tiga) buah lampu nrangan / kabin ( DC 12
volt- 15 watt)
v. 1 (satu) buah kompas magnetic /pedoman tb 3
inch
vi. 1 (satu) set bendera semboyan

SK No 174680 A
PRESIDEN
REPUBLTK INDONESIA
- 2702 -

vii. 1 (dua) buah bendera nasional


viii. 1 (satu) set switch panel
ix. 1 (satu) buah tiang mast
x. 1 (satu) unit VHF
xi. 1 (satu) unit GPS
xii. 1(satu) pcs Teropong
xiii. 1(satu) unit Wiper
xiv. l(satu) pcs lampu sorot 500 Watt
(2) Perlengkapan untuk keselamatan dan akomodasi
sebagai berikut:
i. 10 (sepuluh) buah life jacket
ii. 2 (dua) buah Ring Bouys
iii. 4 (empat) buah Redhand flare
iv. 4 (empat) buah Parachute Signal
v. 2 (dua) buah Smoke Signal
vi. 1 (satu) set P3K
vii. 1 (satu) buah botol pemadam kebakaran
cap.3,5 Kg type powder.
(3) Perlengkapan geladak dan alat tambat sebagai
berikut:
i. 1 (satu) set railing pipa galvanis dia.1,25 inch
(posisi seperti terlihat pada gambar rencana
umum).
ii. 1 (satu) buah bolder dihaluan kapal
iii. 2 (dua) buah bolder belakang kapal
iv. 1 (satu) buah Rollerjangkar dilengkapi stopper
v. 1 (satu) buah jangkar kapasitas 15 kg.
vi. Tali jangkar A t+ mm panjang 75 meter bahan
nylon
vii. 50 meter tali tamb at A 14 mm
viii. 30 meter tali buangan dia.10 mm
ix. 4 buah Dropp Fender F4

SK No 174681 A
PRESIDEN
REPUELIK INDONESTA
- 2703 -

(4) Inventaris Ruangan Akomodasi, Anjungan dll


sebagai berikut:
i. 2 (dua) buah kursi kemudi
ii. 8 (delapan) buah kursi penumpang
iii. 1 (satu) buah Lampu peta
iv. 1 (satu) Clinometer
k) Permesinan dan Listrik
(1) Mesin Penggerak Utama

Jumlah 2 (dua) unit Out Board Engine


Yamaha Berkekuatan 2 x 85 HP
Bahan Bakar bensin

Sistim Pendingin Langsung (direct Cooling) dengan


air laut
Sistim Start Electric

Jenis Mesin Out board Engine 2 tak


(21 Pompa
i. 1 buah Pompa Got/ bilge pump DC 12 Volt.
ii. 1buah Pompa air tawar DC 12 volt
(3) Control System
Mesin penggerak dapat dikendalikan sepenuhnya
dari ruang kemudi yang dilengkapi dengan remote
control. Kemudi digerakkan dengan sistem
Hydrolik dari rumah kemudi dengan bantuan
roda steer yang dipasang dirumah kemudi.
(41 Instalasi Listrik
Untuk keperluan penera.ngan /lampu navigasi
disediakan 2 set baterai 150 AH 12 Volt, dipakai
untuk stater mesin induk penempatan baterai
diatur dengan baik sehingga tidak mengganggu
stabilitas kapal.
4l Spesifikasi dapat berubah sesuai kondisi kawasan
konserwasi masing-masing dan dikomunikasikan dengan
Ditjen PRL.

SK No 174682 A
PRESIDEN
REPUBLTK INDONESIA
- 2704 -

Gambar 22. Contoh Spesifikasi Dimensi Eksterior Speedboat

Gambar 23. Contoh Spesifikasi Dimensi Interior Speedboat

Gambar 24. Contoh Speedboat Monitoring

SK No 174683 A
PRESIDEN
REPUELTK INDONESIA
- 2705 -

4. Perlengkapan POKMASWAS
a. Pengertian
Perlengkapan POKMASWAS adalah peralatan dan sumber
daya pendukung lainnya yang digunakan POKMASWAS
untuk membantu pengawasan sumber daya kelautan dan
perikanan di wilayahnya.
b. Persyaratan Umum
Perlengkapan ini diberikan kepada POKMASWAS yang dinilai
aktif membantu pengawasan sumber daya kelautan dan
perikanan. Persyaratan kelompok untuk bantuan
perlengkapan kelompok adalah:
1) diprioritaskan kelompok yang belum pernah menerima
bantuan sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun terakhir;
2l memiliki Surat Pengukuhan/Pembentukan yang sudah
ditandatangani oleh gubernur/kepala dinas provinsi
sekurang-kurangnya telah dikukuhkan 1 (satu) tahun;
3) berperan aktif dalam kegiatan pengawasan sumber daya
kelautan dan perikanan dengan melaporkan hasil kegiatan
di wilayahnya kepada instansi terkart/aparat penegak
hukum;
4) memiliki profil POKMASWAS (dapat berisi fokus kegiatan
pengawasan, struktur organisasi, peta wilayah
pengawas€ur sumber daya kelautan dan perikanan), atau
yang lainnya;
5) kelompok yang secara berkala menyampaikan laporan
kegiatan kepada dinas terkait (dibuktikan dengan laporan
kegiatan); dan
6) kelompok yang dinilai layak untuk diberikan bantuan
guna mendukung pelaksanaan tugas di lapangan.
c. Persyaratan Khusus
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh POKMASWAS
penerima bantuan adalah sebagai berikut:
1) fotokopi SK POKMASWAS dari Kepala Dinas Kelautan dan
Perikanan Provinsi; dan
2l profil POKMASWAS.
d. Jenis Perlengkapan POKMASWAS
Jenis perlengkapan POKMASWAS dalam satu paket terdiri:

SK No 1746844
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
- 2706 -

1) Rompi/.Lifejacket
Perlengkapan ini digunakan sebagai pengaman dan
identitas POKMASWAS. Spesilikasi teknis rompi/life
jacket sebagai berikut:
a) bahan nyaman digunakan untuk bertugas di
lapangan;
b) terdapat kantong penyimpanan barang sesuai
kebutuhan;
c) pada bagian belakang (punggung) dipasang
reflektor/scotlight bertuliskan ?OKMASWAS SDKP'
dengan ukuran huruf disesuaikan; dan
d) pengadaan disesuaikan dengan wilayah pengawasan
dan kondisi di lapangan misal perairan umum darat
(PUD) atau laut.

Gambar 25. Contoh Life Jacket POKMASWAS wilayah


pengawasan laut

Gambar 26. Contoh Rompi POKMASWAS wilayah PUD

2 Headlamp (5 unit)
Alat ini digunakan untuk penerangan saat melakukan
pengawas€rn SDKP di tempat gelap atau malam hari.
Spesifikasi teknis sebagai berikut:

SK No 174685 A
FRESIDEN
REPUEUK INDONESIA
- 2707 -

Tabel 1. Spesifikasi Headlamp

Ilo Urrtrn Kctcraryra


1 Ukuran Standar
2 Material Waterproof

3 La.mpu - LED warna putih


- model nyala terang, medium,
redup, kedip dan SOS
4 Sumber tenaga Re charg e able (B ater arl

5 Jangkauan cahaya Lumens (2OO lm) dengan rentang


> 50 meter

Gambar 27. Contoh Headlamp

3) Hondy Talkg
Handg Talky adalah alat yang digunakan untuk
komunikasi dengan saluran/frekuensi khusus agar bisa
terhubung tanpa dengan menggunakan sinyal jaringan
seperti prouider guna mendukung kegiatan pengawasan
sumber daya kelautan dan perikanan. Spesilikasi teknis
sebagai berikut:
Tabel 2. Spesifikasi Handg Talkg

No Uraian Keterangan

1 Frekuensi VHF 136 - 174 mHz


2 Memory Channels r28
3 Baterai Lithium 1130 mAh
4 Material Waterproof/ tahan air lP67

SK No 169955 A
PRESTDEN
REPUBLIK INDONESTA
- 2708 -

No Uraian Keterangan

5. Kelengkapan Handb Talkg, Desktop Charger,


Adaptaer Charg er, Baterai"
Buku Manual

Gambar 28. Contoh Handy Talky

4l Kamera Semipro
Kamera digunakan untuk mengambil gambar pada saat
kegiatan pengawasan sumber daya kelautan dan
perikanan sebagai data dukung laporan pengawasan.
Spesifikasi teknis sebagai berikut:
Tabel 3. Spesifikasi Kamera Semipro

l-\Tt Uralan Keterangan


1 Lensa > 16 MP
2 Zoom optik > 60 kali

3 Format foto JPEG


4 Format video AVI, MJPEG
5. TVpe Memory SD, SDHC
6. Fitur tampilan HD

Gambar 29. Contoh Kamera Semi Pro

SK No 174687 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESTA
- 2709 -

5) GPS/ Global Positioning Sgstem (1 Unit)


Peralatan ini digunakan untuk melihat lokasi (titik
koordinat) terjadinya pelanggaran di bidang kelautan dan
perikanan. Spesifikasi Teknis sebagai berikut: portable,
waterproof, maine t)se, colour screen, a butlt-in mbro SD
card slot for loa.ding additional maps, a dedicated MOB
(man ouer board) button.

Gambar 30. Contoh Global Positioning System (GPS)


6) Teropong Binocular
Teropong Binocular adalah alat yang digunakan untuk
membantu pengawasan SDKP pada siang hari saat
melakukan pengamatan/melihat obyek yang berada jauh
agar kelihatan lebih jelas. Spesifikasi teknis umum
sebagai berikut: minimum magnification: 12 x auto focus.

Gambar 31. Contoh Teropong Binocular


7) Teropong Monocular
Teropong Monocular adalah alat yang digunakan untuk
membantu pengawasan SDKP pada malam hari saat
melakukan pengamatan/melihat obyek yang berada jauh
agar kelihatan lebih jelas. Spesifikasi teknis umum
sebagai berikut:

SK No 174688 A
FRESIDEN
REPUBUK INDONESTA
- 27rO -

Tabel 4. Spesifikasi Teropong Monocular

i\tt Uralen Keterangan


1 >5x
2 Zoom 18x
3 Material
4 Penyimpanan Micro SD card slot

5. Fitur NUht uision

Gambar 32. Contoh Teropong Monocular


8) Papan Nama POKMASWAS
Papan nama POKMASWAS sebagai papan identitas
kelompok yang dipasang di pos/lokasi Pokmaswas,
material disesuaikan dengan ketersediaan yang ada di
lokasi setempat. Dengan spesifikasi teknis sebagai
berikut :

Tabel 5. Spesifikasi Papan Nama POKMASWAS

No Uraian Keterangan
1 Ukuran papan narna Minimal lebar 0,9 m
x tinggi 0,6 m

2 Material papan nama Alumunium/ Besi

3 Material Tiang Penyangga Alumunium/ Besi/ KaA


4 Tinggi Tiang L 2.5 meter

SK No 174689 A
FRESIDEN
REPUBL|K INDONESIA
- 277r -

Gambar 33. Contoh Papan Nama POKMASWAS


Dalam menentukan jenis dan jumlah perlengkapan
POKMASWAS, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi
dapat menyesuaikan dengan kebutuhan POKMASWAS.
e. Pemeliharaan Perlengkapan POKMASWAS
Ditjen PSDKP tidak menyediakan zrnggar€rn untuk
pemeliharaan perlengkapan POKMASWAS.
5. SpeedboatPengawasan
a. Pengertian
Speedboat pengawasan adalah kapal pemerintah yang
memiliki ruang-rLlang terbatas dan diberi tanda tertentu
untuk melakukan pengawasan dan penegakan hukum
dibidang kelautan dan perikanan.
b. Persyaratan Umum Pemohon
1) memiliki wilayah kerja yang terdapat perairan (perairan
laut dan/atau perairan umum darat);
2l memiliki kelembagaan dan organisasi unit kerja yang
mengelola operasional speedboat pengawasan SDKP;
3) terdapat aktivitas pemanfaatan sumber daya kelautan
dan perikanan;
4l merrrpakan daerah yang rawan kegiatan illegal frshirtg
dan/ atau destructtue frshirry;
5) terdapat prasarana untuk menyimpan/menempatkan
speedboat pengawasan SDKP; dan
6) memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai
personel/operator speedboat pengawasan SDKP yang
bertugas mengoperasikan, menjaga dan merawat
speedboat pengawasan SDKP.

SK No 174690 A
PRESIDEN
REPUEUK INDONESIA
- 2712 -

c. Persyaratan Khusus Pemohon


Membuat surat pernyataan kesanggupan menyediakan biaya
operasional dan pemeliharaan speedboat, serta penyiapan
personel/operator, yang ditandatangani oleh kepala dinas
provinsi/unit kerja yang membidangi pengawasan sumber
daya kelautan dan perikanan sebagaimana form 9.
d. Persyaratan Teknis
Persyaratan teknis pengad aar: sp e e db o at pen gawasan sebagai
berikut:
1) Peraturan
a) Speedboat harus memenuhi regulasi standar Non
Konvensi berbendera Indonesia; dan
b) speedboaf direncanakan dan dibangun mengacu pada
regulasi Badan Klas BKI.
2l Bahan/Material
Bahan/material speedboat pengawasan menggunakan
Fibreglass Reinforced Plocstb (FRP) sesuai dengan Standar
Nasional Indonesia atau sertifikasi material klas BKI.
Metode laminasi dapat dilakukan dengan hand lag-up
atau uacuum infuston. Tingkat kekuatan konstruksi,
kecepatan, stabilitas, manuueurabilitg, daya jelajah dan
tingkat ketahanan/keawetan yang memadai sesuai
kebutuhan dan kondisi daerah pelayaran setempat.
3) Spesifikasi Speedboat Pengawasan
Panjang speedboat (length ouer all/LOA) 8 meter dan 12
meter. Untuk lebar, tinggi dan draft menyesuaikan dengan
perhitungan desain. Lambung speedboat adaJah lambung
tunggal (monohultl. Speedboat dilengkapi dengan pagar
pelindun g (railirtgl y ar:g terbuat dari bahan stainless ste el,
dipasang tetap pada sekeliling geladak terbuka untuk
keamanan dan keselamatan. Di bagian sisi kiri-kanan
bangunan atas dipasang handrail.

SK No 174691 A
FRESIDEN
REPUEUK INDONESIA
- 2773 -

Gambar 34. Contoh Pagar Pelindung (Railing)


Speedboat
Sebagai penahan kemungkinan terjadi benturan
lambung dengan sisi dermaga, speedboat dilengkapi
dengan fixed fender sepanjang sisi speedboat. Untuk
permesinan dan sistem propulsi menyesuaikan dengan
perhitungan desain speedboat agar dapat memenuhi
kecepatan untuk mengejar pelaku tindak pelanggaran
sumber daya kelautan darl perikanan.'Sistem kelistrikan
menggunakan batteryDC l2V 150Ah, dengan alternator
pada mesin untuk keperluan charging. Alat Navigasi dan
Komunikasi sekurang-lnrrangnya sebagaimana dalam
Tabel.

Tabel 6. Alat Navigasi dan Komunikasi

Uraian Spesifikasi Teknis Jumlah


GPS Navigator yang dilengkapi 1 unit
dengan ffLemory card satu
set yang berisi peta
bluechart daerah operasi
speedboat dan waterproof.

Compass Mini Magnetic ukuran 1 unit


sekurang-kurangnya 3"
Peta Laut untuk daerah operasi 1
speedboat pengawas shipset

Jangka Peralatan menjangka peta 1


(marine stdl shipset

Clinometer 2 unit

SK No 174692 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESTA
- 27t4 -

Uraian Spesifikasi Teknis Jumlah


Bendera Merah Putih 1 Set
Nasional

VHF radio Dilengkapi dengan fitur 1 Set


DSC

Teropong Binocular 1 unit


Lampu marine use warna merah 1 Set
navigasi dan hijau

Lampu Sorot manne use 1 Unit


Penerangan
Malam Hari

Lampu Jenis LED 5 Unit


Penerangan

Lampu ttanne use 1 Unit


putar

Speedboat harus dilengkapi dengan peralatan


keselamatan sesuai standar yang berlaku. Penandaan
speedboat pengawasan sesuai dengan Peraturan
Menteri Kelautan dan Perikanarl Nomor 4 tahun 2027
tentang Tata Kelola Kapal Pengawas Perikanan.
6. Perlengkapan Pengawas Perikanan
a. Pengertian
Perlengkapan Pengawas Perikanan adalah seperangkat
perlengkapan Pengawas Perikanan yang digunakan dalam
pelaksanaan tugas pengawasan perikanan. Perlengkapan
pengawasan perikanan meliputi:
1) Pakaian Dinas Lapangan Pengawas Perikanan;
2) Globat Positioning Sgstem (GPS);
3) Jangka sorong digital;
4l Segel Pengawas Perikanan;
5) Pengawas Perikanan Line;
6) Alat pengukur dimensi ruang /lahan (distometer);

SK No 174693 A
PRESIDEN
REPUEUK TNDONESIA
- 2715 -

7) Timbangan digital;
8) Kamera digital; dan/atau
9) Senter LED.
b. Ketentuan Umum
1) Memiliki sumber daya manusia (SDM) Pengawas
Perikanan yang telah ditetapkan oleh Menteri Kelautan
dan Perikanan atau Pejabat yang ditunjuk;
2l memiliki unit ke{a pengawasan perikanan, berupa Bidang
Pengawasan SDKP, Kantor Cabang Dinas atau Unit
Pelaksana Teknis Daerah Pengawasan SDKP;
3) telah memetakan obyek pengawasan perikanan secara
khusus sektor perikanan sesuai kewenangan;
4l memiliki wilayah perairan (perairan laut dan/atau
perairan umum darat);
5) terdapat aktifitas pemanfaatan sumber daya kelautan dan
perikanan; dan
6) merupakan daerah yang rawan kegiatan illegal fishing
dan/ atau destructiue ftshing.
c. Ketentuan Khusus
Membuat surat pernyataan kesanggupan menyediakan biaya
operasional dan pemeliharaan perlengkapan pengawas
perikanan, yang ditandatangani oleh kepala dinas
provinsi/unit kerja yang membidangi pengawasan sumber
daya kelautan dan perikanan sebagaimana Surat Pernyataan
pada Form 10.
d. Ketentuan Teknis
Ketentuan teknis perlengkapan pengawas perikanan sebagai
berikut:
1) Pakaian Dinas Lapangan Pengawas Perikanan
Pakaian dinas lapangan merupakan salah satu jenis
pakaian dinas yang digunakan oleh Pengawas Perikanan
dalam menjalankan tugas operasional di lapangan yang
bersifat teknis sesuai dengan kewenangan dan
kecakapannya. Pengadaan pakaian dinas lapangan
Pengawas Perikanan dapat mengacu Peraturan Menteri
Kelautan dan Perikanan Nomor 7 Tahun 2022 tentang
Pakaian Kerja dan Atribut Pegawai di Lingkungan
Kementerian Kelautan Dan Perikanan sebagai refrensi

SK No 174694A
PRESIDEN
REPUELIK INDONESTA
- 27t6 -

atau acuan/pedoman dalam pengadaan. Pakaian dinas


lapangan terdiri atas:
a) Baju
Baju pengawas perikanan dikenakan oleh pria dan
wanita. Adapun model terdiri atas baju lengan pendek
dan/atau lengan panjang. Baju ini digunakan dalam
menjalankan tugas operasional di lapangan bersifat
teknis dan dalam memberikan layanan di kantor.

Gambar 35. Baju Lengan Pendek Pria

Gambar 36. Baju Lengan Pendek Perempuan

SK No 174695 A
FRESIDEH
REFUBL|K INDONESIA
- 2777 -

Gambar 37. Baju Lengan Panjang

(1) Catatan tambahan


(a) Pakaian Dinas lapangan Pengawas Perikanan,
untuk wanita hamil menyesuaikan dengan
model/desain baju wanita.
(b) Warna kerudung bagi wanita berjilbab sama
dengan warna celana atau rok.
(2) Spesifikasi teknis baju
(a) Baju lengan pendek pria
i. digunakan oleh PEngawas Perikanan pada
saat melakukan kegiatan yang bersifat
pelayanan di kantor;
ii. berbahan katun;
iii. berwarna biru tua kehitamhitaman dengan
kode: C= 1OO; M= 99; Y: 56; dan K= 46;
iv. lengan pendek;
v. kancing sebanyak 7 (tujuh) buah;
vi. dilengkapi dengan lidah/skoder pada
pundak kiri dan pundak kanan;
vii. bagian depan terdapat 2 (dua) saku tertutup
dan berkancing dengan lipat luar (flui) di
sebelah kanan atas dan sebelah kiri atas;
viii. kerah/leher baju tegak; dan
ix. penggunaan baju dimasukkan ke dalam
celana.

SK No 174696A
FRESIDEN
REPUEUK INDONESIA
- 2718 -

(b) celana
i. berbahan katun;
ii. berwarna biru tua kehitamhitaman dengan
kode: C: 10O; M: 99; Y: 56; dan K = 46;
iii. bagian pinggang menggunakan ban sebagai
tempat ikat pinggang;
iv. 2 (dua) saku dalam pada bagian depan
samping kiri dan samping kanan; dan
v. 2 (dua) saku bertutup dan berkancing pada
bagian belakang.
(c) Baju lengan pendek wanita
i. digunakan oleh Pengawas Perikanan pada
saat melakukan kegiatan yang bersifat
pelayanan di kantor;
ii. berbahan katun;
iii. berwarna biru tua kehitamhitaman dengan
kode: C: 1OO; M= 99; Y= 56; danK= 46;
iv. model mini jas;
v. lengan pendek;
vi. panjang baju sebatas pinggul;
vii. kancing sebanyak 7 (tujuh) buah;
viii. dilengkapi dengan lidah/skoder pada
pundak kiri dan pundak kanan;
ix. bagian depan pinggang terdapat 2 (dua)
saku dalam tanpa tutup di sebelah kiri dan
sebelah kanan; dan
x. penggunaan baju tidak dimasukkan ke
dalam rok.
(d) Rok
i. berbahan katun;
ii. berwarna biru tua kehitamhitaman dengan
kode: C= 100; M= 99; Y= 56; dan K= 46;
iii. bagian pinggang menggunakan ban sebagai
tempat ikat pinggang;
iv. bagian belakang terdapat belahan paling
tinggi 5 (lima) cm di bawah lutut; dan

SK No 174697 A
FRESIDEN
REPUELIK INDONESTA
- 2779 -

v. panjang rok paling rendah 10 (sepuluh) cm


di bawah lutut.
(e) Baju lengan panjang
i. dikenakan oleh pria dan wanita;
ii. digunakan oleh Pengawas Perikanan pada
saat melakukan kegiatan operasional di
lapangan;
iii. berbahan katun;
iv. berwarna birr tua kehitamhitaman dengan
kode: C= 100; M= 99; Y= 56; dan K= 46;
v. kancing sebanyak 7 (tujuh) buah;
vi. tanpa dilengkapi dengan lidah/skoder pada
pundak kiri dan pundak kanan;
vii. bagian depan terdapat 2 (dua) saku tertutup
dan berkancing dengan lipat luar (flui) di
sebelah kanan dan sebelah kiri atas;
viii. kerah/leher baju tegak; dan
ix. penggunaan baju tidak dimasukkan ke
dalam celana.
(0 Celana
i. dikenakan oleh pria dan wanita;
ii. berbahan katun;
iii. ber-warna biru tua dengan kode: C= 10O; M=
99;Y= 56; dan K= 46i
iv. bagian pinggang menggunakan ban sebagai
tempat ikat pinggang;
v. 2 (dua) saku dalam pada bagian depan
samping kiri dan samping kanan;
vi. 2 (dua) saku luar pada bagian belakang kiri
dan belakang kanan yang dilengkapi
dengan penutup saku dan kancing; dan
vii. 2 (dua) saku luar pada samping sejajar paha
kiri dan paha kanan yang dilengkapi dengan
penutup saku dan kancing.

SK No 174698 A
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
- 2720 -

b) Atribut
Atribut adalah tanda kelengkapan yang digunakan
pada pakaian kerja yang menunjukkan identitas
pemakainya. Atribut pakaian dinas lapangan
Pengawas Perikanan meliputi:
1) lencana/tanda kewenangan Pengawas Perikanan;
2l brevet Pengawas Perikanan;
3) topi bivakmut;
4l topi baret;
5) lencana Penyidik Pegawai Negeri Sipit (PPNS), jika
memiliki kewenangan penyidikan ;
6l Ikat pinggang baju lengan pendek pria dan wanita
serta baju lengan panjang;
7l logo Kementerian pada baju lengan pendek pria
dan wanita serta baju lengan panjang;
8) nama unit kerja pada baju lengan pendek pria dan
wanita serta baju lengan Panjang;
9) papan nama pada baju lengan pendek pria dan
wanita serta baju lengan panjang; dan
10) lambang Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber
Daya Kelautan dan Perikanan.
(1) Spesifikasi teknis atribut
(a) lencana/tanda kewenangan Pengawas
Perikanan
i. berbahan logam/kuningan;
ii. ber.warna kuning emas;
iii. ukuran diameter 4,5 (empat koma lima)
cm; dan
iv. hanya dipakai oleh Pengawas Perikanan
yang telah diangkat oleh Menteri atau
pejabat yang ditunjuk.

SK No 174699 A
PRESIDEN
REPUBL|K INDONESTA
- 272r -

Gambar 38. Lencana/Tanda kewenangan Pengawas Perikanan


(b) brevet Pengawas Perikanan
i. berbahan logam;
ii. berwarna kuning emas;
iii. ukuran bentang sayap 7 (tujuh) cm;
iv. hanya dipakai oleh pegawai yang telah
mengikuti dan lulus pelatihan
kecakapan Pengawas Perikanan.

Gambar 39. Brevet Pengawas Perikanan


(c) topi bivakmut
digunakan oleh Pengawas Perikanan
pada saat melaksanakan tugas di kantor
pusat, menghadiri rapat, atau kegiatan
nonteknis lainnya
ii. berbentuk cup;
iii. berwarna biru tua kehitamhitaman
dengan kode: C= 100; M= 99; Y= 56; dan
K= 46;
iv. terdapat lambang Direktorat Jenderal
Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan
Perikanan pada bagian depan sebelah
kanan; dan
v. warna dan ukuran lis: ") golongan IY /e
berwarna kuning emas, lebar 1,50 (satu
koma lima puluh) cm; b) golongan lY /c
sampai dengan IV/d berwarna kuning
emas, lebar 1,20 (satu koma dua puluh)
cm; ") golongan l[l/d sampai dengan

SK No 174700 A
PRESIDEN
REPUEUK INDONESIA
- 2722 -

IV/b berwarna kuning emas, lebar 0,80


(nol koma delapan puluh) cm; d)
golongan lll/a sampai dengan III/c
berwarna kuning emas, lebar 0,40 (nol
koma empat puluh) cm; dan .)golongan
II/a sampai dengan II/d berwarna putih
perak, lebar O,4O (nol koma empat
puluh) cm.

Gambar 40. Topi Bivakmut


(d) topi baret
digunakan oleh Pengawas Perikanan
dan Polsus PWP3K pada saat
melaksanakan tugas teknis di lapangan;
ii. berbentuk bulat, pemakaian miring ke
samping kiri;
iii. warna biru tua kehitamhitaman dengan
kode: C= 100; M= 99; Y= 56; dan K= 46;
iv. terdapat lambang Pengawas Perikanan
untuk Pengawas Perikanan pada bagian
samping kanan depan; dan
v. bagian lingkar dalam terdapat tali/karet
untuk menyesuaikan ukuran kepala.

Gambar 41. Topi Baret

(e) lencana Penyidik Pegawai Negeri Sipil


(PPNS)

i. dikenakan oleh Pengawas Perikanan


yang mempunyai sertifikasi PPNS;

SK No 174701 A
PRES'DEN
REPUEUK INDONESIA
- 2723 -

ii. berbahan logam;

iii. berwarna kuning emas; dan

iv. ukuran diameter 5,2 (lima koma dua)


cm.

Gambar 42. Lencana Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS)


Ikat pinggang baju lengan pendek pria dan
wanita serta baju lengan panjang:
i. berbahan kanvas;
ii. tali berwarna hitam; dan
iii. kepala ikat pinggang terbuat dari logam
berwarna kuning emas dan dilengkapi
dengan logo Direktorat Jenderal
Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan
Perikanan.

Gambar 43. Ikat Pinggang Baju Lengan Pendek serta Baju


Lengan Panjang Pria dan Wanita

(g) logo Kementerian pada baju lengan pendek


pria dan wanita serta bd, lengan panjang
.' :
i- 'b han kain'
ii. berwarna biru tua;
q|<ufan diameter 6 (enam) cm; dan

SK No 174702A
PRESIDEN
BUK INDONESIA
- 2724 -

iv. tulisan KEMENTERIAN KELAUTAN DAN


PERIKANAN berwarna putih.

Gambar 44. Logo Kementerian Kelautan dan Perikanan


(h) nama unit kerja pada baju lengan pendek
pria dan wanita serta baju lengan Panjang
i. berbahan kain;
ii. berwarna kuning;
iii. tulisan nama unit kerja berwarna
merah;
iv. ukuran lebar 2 (dua) cm dan panjang
8,5 (delapan koma lima) cm; dan
v. bentuk melengkung dengan bagian tepi
diberi warna merah.

Gambar 45. Nama Unit Kerja pada Baju Lengan Pendek Pria
dan Wanita Serta Baju Lengan Panjang

(i) papan nama pada baju lengan pendek pria


dan wanita serta baju lengan panjang
i. berbahan ebonit;
ii. ber.warna hitam;
iii. tulisan nEuna berwarna putih;
iv. bagian tepi diberi warna putih; dan
v. ukuran lebar 2 (dua) cm dan panjang 10
(sepuluh) cm.

SK No 174703 A
PRESIDEN
REPUELIK INDONESIA
- 2725 -

Gambar 46. Papan Nama Baju Lengan Pendek dan


Baju Lengan Panjang

0) lambang Direktorat Jenderal Pengawasan


Sumber Daya Kelautan dan Perikanan
i. berbahan kain/bordiran;
ii. berwarna kuning emas;
iii. berukuran panjang 5,5 (lima koma lima)
cm dan tinggi 7,5 (tujuh koma lima) cm;
dan
iv. tulisan dan gambar timbul.

Gambar 47. Logo Ditjen PSDKP

(2) Penempatan atribut


(a) Baju lengan pendek
1. lencana kewenangan Pengawas
Perikanan ditempatkan di atas
saku/dada sebelah kiri;
2. narna unit kerja eselon I atau
nomenklatur unit pelaksana teknis
ditempatkan pada lengan kiri di atas
lambang Direktorat Jenderal
Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan
Perikanan;
3. lambang Direktorat Jenderal
Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan

SK No 174704 A
PRESIDEN
REPUBUI( INDONESTA
- 2726 -

Perikanan ditempatkan pada lengan kiri


di bawah n€una unit kerja;
4. tanda pangkat ditempatkan pada
pundak sebelah kanan dan sebelah kiri;
5. papan nanna ditempatkan di atas
saku/dada sebelah kanan;
6. logo Kementerian ditempatkan pada
lengan kanan bagian atas;
7. brevet Pengawas Perikanan
ditempatkan di atas papan nama; dan
8. tanda jabatan ditempatkan di depan
saku/dada sebelah kanan sebelah
kanan.

Gambar 48. Penempatan atribut pada baju lengan pendek


(b) Baju lengan panjang
tanda ditempatkan pada kerah
baju sebelah kiri dan sebelah kanan;
2. lencana kewenangan Pengawas
Perikanan ditempatkan di atas saku
sebelah kiri;
3. nama unit kerja eselon I atau
nomenklatur unit pelaksana teknis
ditempatkan pada lengan kiri di atas
lambang Direktorat Jenderal
Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan

SK No 174705 A
PRESIDEN
REPUELIK INDONESIA
- 2727 -

Perikanan;
4. lambang Direktorat Jenderal
Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan
Perikanan ditempatkan pada lengan kiri
di bawah narna unit kerja;
5. tulisan Pengawas Perikanan/Polsus
PWP3K/KKP ditempatkan di bawah
lencana kewenangan Pengawas
Perikanan/ Polsus PWP3K;
6. logo Kementerian ditempatkan pada
lengan kanan bagian atas;
7. papan nama ditempatkan di atas saku
sebelah kanan; dan
8. tali pinggang digunakan di luar baju

Gambar 49. Penempatan atribut pada baju lengan panjang


(c) Tanda pangkat
1. Tanda pangkat baju lengan pendek
Tanda pangkat terdiri atas golongan II,
golongan III, dan golongan IV nakhoda,
kepala unit pelaksana teknis, pejabat
pimpinan tinggi, dan Menteri yang
digunakan pada baju lengan pendek.
a) Spesifikasi teknis
1) Tanda pangkat Golongan II
i. berbentuk persegi panjang
dengan garis tepi warna biru
tua, dengan ukuran lebar atas
4 (empat) cffi, lebar bawah 5

SK No 1747064
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
- 2728 -

(lima) cm, dan panjang 10


(sepuluh) cm;
ii. berbahan kain;
iii. berwarna biru tua;
iv. terdapat logo Kementerian pada
bagian atas berwarna kuning
emas dengan ukuran diameter
1,5 (satu koma lima) cm;
v. terdapat tulisan KKP pada
bagian bawah berwarna kuning
emas;
vi. strip berbentuk huruf V terbalik
dan sedikit melebar pada kedua
sisinya;
vii. strip terbuat dari bordiran
benang berwarna kuning emas;
viii. jumlah strip disesuaikan
dengan golongan; dan
ix. untirk golongan llld, di bawah
strip berbentuk hurrf V terbalik
ditambahkan dengan strip
berbentuk persegi panjang
berwarna kuning emas.
2) Tanda pangkat Golongan III
i. strip berbentuk persegi
panjang;
ii. jumlah disesuaikan dengan
golongan;
iii. strip terbuat dari bordiran
benang berwarna kuning emas;
dan
iv. untuk golongan III/d, strip
diganti dengan melati sebanyak
1 (satu) buah, terbuat dari
bordiran benang berwarna
kuning emas.
3) Tanda pangkat golongan IV,
nakhoda, kepala unit pelaksana
teknis, pejabat pimpinan tinggi,

SK No 174707 A
PRESIDEN
REPUELIK TNDONESIA
- 2729 -

dan Menteri
i. golongan lY la terdapat gambar
melati sebanyak 2 (dua) buah
dan golongan IV lb sebanyak 3
(tiga) buah;
ii. golongan lY lc terdapat gambar
mata angin sebanyak 1 (satu)
buah;
iii. golongan IV/d terdapat gambar
mata angin sebanyak 2 (dua)
buah;
iv. golongan IV/e terdapat gambar
mata angin sebanyak 3 (tiga)
buah;
v. nakhoda kapal Pengawas
Perikanan, kepala unit
pelaksana teknis, pejabat
pimpinan tinggi pratama, dan
pejabat pimpinan tinggi madya
menggunakan tanda jabatan
sesuai golongan masing-masing
dengan garis tepi diberi warna
merah;
vi. Menteri terdapat gambar mata
angrn sebanyak 4 (empat) buah
dengan garis tepi diberi warna
merah; dan
vii. gambar mata angln terbuat dari
bordiran benang berwarna
kuning.

SK No 1747084
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESTA
- 2730 -

Gambar 50. Tanda pangkat Golongan II, Golongan III dan


Golongan IV

Tanda pangkat baju lengan Panjang


Tanda pangkat terdiri atas golongan II,
golongan III, dan golongan IV nakhoda,
kepala unit pelaksana teknis, pejabat
pimpinan tinggi, dan Menteri yang
digunakan pada baju lengan panjang.
a) Spesifikasi teknis
1) Tanda pangkat golongan II
i. berbentuk persegi panjang
dengan kedua ujung bagian
atas berbentuk miring, dengan
ukuran lebar 2,5 (dua koma
lima) cm dan panjang 5 (lima)
cm;
ii. berbahan kain drill;
iii. berwarna hitam;
iv. strip berbentuk huruf V
terbalik dan sedikit melebar
pada kedua sisinya;
v. strip terbuat dari bordiran
benang benrarna kuning;
vi. jumlah strip disesuaikan
dengan golongan; dan

SK No 174709 A
PRESIDEN
REPUELIK INDONESIA
- 2737 -

vii. untuk golongan II/d, di bawah


strip berbentuk huruf V
terbalik ditambahkan dengan
strip berbentuk persegi
panjang berwarna kuning.
2) Tanda pangkat golongan III
i. strip berbentuk persegi
panjang;
ii. jumlah strip disesuaikan
dengan golongan;
iii. strip terbuat daribordiran
benang berwarna kuning; dan
iv. untuk golongan lll/d, strip
diganti dengan melati
sebanyak 1 (satu) buah,
terbuat dari bordiran benang
benvarna kuning.
3) Tanda pangkat golongan IV,
nahkoda, kepala unit pelaksana
teknis, pejabat pimpinan tinggi,
dan Menteri
i. golongan lV /a terdapat
gambar melati sebanyak 2
(dua) buah dan golongan IV/b
sebanyak 3 (tiga) buah;
ii. golongan IY/c terdapat
gambar mata angin sebanyak
1 (satu) buah;
iii. golongan IV ld terdapat
gambar mata angtn sebanyak
2 (dua) buah
iv. golongan lY /e terdapat
gambar mata angin sebanyak
3 (tiga) buah;
v. nakhoda kapal Pengawas
Perikanan, kepala unit
pelaksana teknis, pejabat
pimpinan tinggi pratama, dan
pejabat pimpinan tinggi
madya menggunakan tanda

SK No 174710 A
PRESIDEN
NEPUBLIK TNDONESIA
- 2732 -

jabatan sesuai golongan


masing-masing dengan garis
tepi diberi warna merah
vi. Menteri terdapat gambar mata
angin sebanyak 4 (empat)
buah dengan garis tepi diberi
warna merah; dan
vii. gambar mata angin terbuat
dari bordiran benang
berwarna kuning.

Gambar 51. Tanda pangkat baju lengan panjang


2 Global Positiontng Sgstgm
Global PositioiinE Sgstem (GPS) merupakan sistem dalam
satelit navigasi dan penentuan dari sebuah posisi. GPS ini
digunakan untuk meneritukan lokasi obyek pengawasan,
seperti posisi kapal perikanan, posisi lahan usaha
pembudidayaan ikan, posisi usaha pengolah perikanan
(uPr).
a) Spesifikasi teknis
i. dimensi: 6.1 x 16.0 x 3.6 cm (2..4" x6.3" x 1.4")
ii. Ukuran layar: 1.43" x 2.15" (3.6 x 5.5 cm); 2.6" diag
(6.6 cm)
iii. Resolusi: 160 x 240 piksel
iv. Jenis Layar: TFT transflektif, 65-K warna
v. Berat: 23O g (8.1 oz) dengan baterai
vi. Baterai: Dua baterai AA (tidak disertakan), NiMH
atau Lithium direkomendasikan
vii. Ketahanan baterai: l6 jam

SK No l747ll A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESTA
- 2733 -

viii. Kedap Air: Ya

ix. Mengapung: Tidak


x. Unit penerima sensitivitas tinggi: Ya
xi. Memori: minimal 4GB

Gambar 52. Contoh Global Positioning System (GPS)


3) Jangka sorong digital
Jangka sorong digital adalah salah satu alat ukur
digunakan untuk mengetahui panjang, diameter luar, dan
diameter dalam sebuah bentuk benda tertentu dan
dilengkapi dengan layar digital yang dapat menghasilkan
nilai dari benda y4ng diukur secara otomatis. Jangka
sorong digital juga dapat digunakan untuk mengukur
kedalaman lubang.at?g bangun ruang tertentu, seperti
tabung serta dapat juga diperuntukkan untuk mengukur
benda-benda yang ukurannya relatif kecil.

Gambar 53. Bagian-bagian Jangka Sorong

SK No 174712 A
PRESIDEN
IIEPUBUK INDONESIA
- 2734 -

a) Spesifikasi teknis
I. Range (mm): 0 - 150
II. Range (inchi): 0 - 6
ru. Resolusi (mm): 0.01
ry. Dimensi (mm): 250 x 95 x 3O
V. Berat (kg): 0.3
VI. Pembacaan ukuran digital
4l Segel Pengawas Perikanan
Segel Pengawas Perikanan merupakan tanda yang dalam
rangka memaksa pemenuhan kewajiban serta
menunjukkan penyegelan tempat atau rLlangan tertentu
serta barang bergerak dan/atau tidak bergerak yang
digunakan atau patut diduga digunakan sebagai tempat
atau alat untuk melakukan pelanggar€rn perikanan.
a) Spesifikasi teknis
i. Tanda penyegelan berbentuk persegi berlatar
belakang warna merah (CMYK: 0, 255, 255, 0)
tulisan warna hitam, dengan standar ukuran
minimal 6Ocm (lebar) x 90cm (panjang) atau lebih
menyesuaikan luasan bangunan dan tetap
memperhatikan proporsional ukuran standar.
ii. Bahan tanda penyegelan menggunakan bahan
yang tahan lama dan tidak mudah nrsak
menyesuaikan lokasi pemasangan tanda
penyegelan, seperti menggunakan bahan spanduk,
papan ka5ru, atau plat besi.
iii. Font "Arial Black" untuk tulisan BANGUNAN INI
DISEGEL dan "Arial" untuk tulisan lainnya.
iv. Logo disertai outer/strokewarna putih.

SK No 174713 A
PRESIDEN
]IEPUBLIK INDONESIA
- 2735 -

Gambar 54. Contoh format tanda penyegelan


5) Pengawas Perikanan Line
Garis Pengawas Perikanan (Pengawas perikanan line)
adalah garis batas pengawas perikanan berwarna kuning
hitam bertuliskan pengawas perikanan line yang
digunakan sebagai batas.
a) Spesifikasi teknis
i. warna kuning hitam;
ii. tulisan pengawas perikanan line; dan
iii. lebar 3 (tiga) inch.

Gambar 55. Contoh Pengawas Perikanan Line


6 Alat pengukur dimensi nrang la}:an (distometer)
Alat pengukur dimensi ruang/lahan digunakan untuk
mengukur jarak, panjang, lua.s dan uolume suatu tempat
atau ruangan.
a) Spesifikasi teknis
i. Outdoor application;
ii. Measurtng Range: O.O5 to 100m (0.15 ft to 328 ft);

SK No 174714 A
PRESTDEN
REPUBLIK INDONESTA
- 2736 -

dan
lll Measuring accuracA: + l- 1 mm; water jet protection
and dust-t@ht.

Gambar 56. Contoh Alat Pengukur Dimensi Ruang


7) Timbangan digital
Timbangan Digital merupakan digunakan
sebagai pengukuran untuk mengukur suatu berat atau
beban maupun massa pada suatu zat. Alat ini
membutuhkan sumber daya dan tidak benar-benar
akurat, narnun biasanya cukup akurat ketika digunakan
dalam jangka waktu yang panjang.
a) Spesifikasi teknis
i. Kapasitas : 30 kg
ii. Berat minimal ; 20 grarn
iii. Akurasi:5gram
iv. Voltase : 22O voLt
v. Tampilan digital led depan dan belakang.
vi. Batterai dapat diisi ulang ( charge )
vii. Sudah lolos test akurasi terra
viii. Dimensi Kemasan : 38x15x38 cm

SK No 174715 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2737 -

Gambar 57. Contoh Timbangan Digital


8) Kamera digital
Kamera digital adalah sebuah perangkat elektronik
digunakan untuk memvisualisasikan keadaan sekitar
menggunakan sebuah sensor dalam format digital dan
disimpan melalui media penyimpanan digital (memori).
a) Spesifikasi teknis
i. Jenis Kamera digital SLR
ii. Tipe: Digital, single-lens reflex, AF/AE camera with
built-inflash
iii. Media penyimpanan: SD memory card, SDHC
flLenlory card, SDXC memory card
tu. Effectiue pixels: Approx. 18.O megapixels
v. Aspect ratio: 3;2
vi. Recordhg format: Design rule for Camera File
System (DCF) 2.0
vii. ISO speed (Recommended exposure index): Basic
Zone modes*: /SO I0O - BO 32OO set automatically "
Portrait: ISO 1OO
viii. Dimensi: Approx. 129.0 x 101.3 x 77.6mm / 5.08 x
3.99 x 3.06in.

Gambar 58. Contoh Kamera Digital

SK No 174716 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2738 -

9) Senter LED
a) Spesifikasi teknis
i. material waterproof;
ii. lampu LED warna putih;
iii. power battery rechargeable; dart
iv. jangkauan cahaya minimal 50 (lima puluh) meter.

Gambar 59. Contoh Senter LED

7. Perlengkapan Polsus PWP3K (Pengawas Kelautan)


a. Pengertian
Perlengkapan Polsus PWP3K (Pengawas Kelautan) adalah
seperangkat perlengkapan Polsus PWP3K (Pengawas
Kelautan) yang digunakan dalam pelaksanaan tugas
pengawasan kelautan. Perlengkapan Polsus PWP3K
.

(Pengawas Kelautan) meliputi:


1. Seragam Polsus PWP3K (Pengawas Kelautan);
2. Global Positioning Sgstem (GPS);
3. Jangka sorong digitat;
4. Segel Polsus PWP3K (Pengawas Kelautan);
5. Polsus PWP3K (Pengawas Kelautanl Line;
6. Alat pengukur dimensi ruang I Lahan (distometer);
7. Timbangan digital;
8. Kamera digital;
9. Senter LED;
10. Alat Pelindung Diri;
11. Pisau Komando; dan
12. Borgol Tangan.
b. Ketentuan Umum
1. memiliki sumber daya manusia (SDM) Polsus PWP3K yang

SK No 174717 A
PRESIDEN
NEPUBLIK INDONESIA
- 2739 -

telah ditetapkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan


atau Pejabat yang ditunjuk;
2. memiliki unit kerja pengawasan, berupa Bidang
Pengawasan SDKP, Kantor Cabang Dinas atau Unit
Pelaksana Teknis Daerah Pengawasan SDKP;
3. telah memetakan obyek pengawasan sesuai kewenangan;
4. memiliki wilayah perairan (perairan laut dan/atau
perairan umum darat);
5. terdapat aktifitas pemanfaatan sumber daya kelautan dan
perikanan; dan
6. merupakan daerah yang rawan kegiatan illegal ftshing
dan/atau destntctiue frshing, pemanfaatan ruang laut,
pesisir dan pulau-pulau kecil.
c. Persyaratan Khusus
Membuat surat pernyataan kesanggupan menyediakan biaya
operasional dan pemeliharaan perlengkapan Polsus PWP3K,
yang ditandatangani oleh Kepala Dinas Provinsi/Unit Kerja
yang membidangi pengawasarl sumber daya kelautan dan
perikanan sebagaimana Surat Pernyataaan pada Form 11.
d. Ketentuan Teknis
Ketentuan teknis perlengkapan Polsus PWP3K (pengawas
kelautan) sebagai berikut:
1. Seragam Polsus PWP3K (Pengawas Kelautan)
Pakaian dinas lapangan merupakan salah satu jenis
pakaian dinas yang digunakan oleh Polsus PWP3K
(Pengawas Kelautan) dalam menjalankan tugas
operasional di lapangan yang bersifat teknis sesuai dengan
kewenangan dan kecakapannya. Pengadaan pakaian
dinas lapangan Polsus PWP3K dapat mengacu Peraturan
Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 7 Tahun 2022
tentang Pakaian Kerja dan Atribut Pegawai di Lingkungan
Kementerian Kelautan Dan Perikanan dan Peraturan
Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 9 Tahun
2O2l tentang Kepolisian Khusus sebagai refrensi atau
acuan/pedoman dalam pengadaan. Seragam dinas
lapangan terdiri atas:
a) Baju
Baju Polsus PWP3K dikenakan oleh pria dan wanita.
Adapun model terdiri atas baju lengan pendek

SK No 174718 A
PRESIDEN
REPUELIK INDONESIA
- 2740 -

dan/atau lengan panjang. Baju ini digunakan dalam


menjalankan tugas operasional di lapangan bersifat
teknis dan dalam memberikan layanan di kantor.

Gambar 60. Baju Lengan Pendek Pria

Gambar 61. Baju Lengan Pendek Perempuan

SK No 174719 A
PRESIDEN
REPUBLIK TNDONESIA
- 2747 -

Gambar 62. Baju Lengan Panjang

(a) Pakaian Dinas lapangan Polsus PWP3K, untuk


wanita hamil menyesuaikan dengan
model/desain baju wanita.
(b) Warna kerudung bagi wanita be{ilbab sama
dengan warna celana atau rok.
(2) Spesifikasi teknis baju
(a) Baju lengan pendek pria
i. digunakan oleh Polsus PWP3K pada saat
melakukan kegiatan yang bersifat
pelayanan di kantor;
ii. berbahan katun;
iii. berwarna biru tua kehitam-hitaman dengan
kode: C= 100; M: 99; Y= 56; dan K= 46;
iv. lengan pendek;
v. kancing sebanyak 7 (tujuh) buah;
vi. dilengkapi dengan lidah/skoder pada
pundak kiri dan pundak kanan;
vii. bagian depan terdapat 2 (dua) saku tertutup
dan berkancing dengan lipat luar (flui) di
sebelah kanan atas dan sebelah kiri atas;
viii. kerah/leher baju tegak; dan

SK No 174720 A
PRESIDEN
REPUBLTK INDONESIA
- 2742 -

ix. penggunaan baju dimasukkan ke dalam


celana.
(b) Celana
i. berbahan katun;
ii. berwarna biru tua kehitamhitaman dengan
kode: C= 1OO; M= 99; Y= 56; dan K = 46;
iii. bagian pinggang menggunakan ban sebagai
tempat ikat pinggang;
iv. 2 (dua) saku dalam pada bagian depan
samping kiri dan samping kanan; dan
v. 2 (dua) saku bertutup dan berkancing pada
bagian belakang.
(c) Baju lengan pendek wanita
i. digunakan oleh Polsus PWP3K pada saat
melakukan kegiatan yang bersifat
pelayanan di kantor;
ii. berbahan katun;
iii. berwarna birr tua kehitamhitaman dengan
kode: C= 100; M= 99; Y: 56; dan K= 46;
iv. model mini jas;
v. lengan pendek;
vi. panjang baju sebatas pinggul;
vii. kancing sebanyak 7 (tujuh) buah;
viii. dilengkapi dengan lidah/skoder pada
pundak kiri dan pundak kanan;
ix. bagian depan pinggang terdapat 2 (dua)
saku dalam tanpa tutup di sebelah kiri dan
sebelah kanan; dan
x. penggunaan baju tidak dimasukkan ke
dalam rok.
(d) Rok
i. berbahan katun;
ii. berwarna biru tua kehitamhitaman dengan
kode: C= 100; M: 99; Y= 56; danK= 46;
iii. bagian pinggang menggunakan ban sebagai
tempat ikat pinggang;

SK No 174721 A
PRESIDEN
REPUBLTK INDONESIA
- 2743 -

iv. bagian belakang terdapat belahan paling


tinggi 5 (lima) cm di bawah lutut; dan
v. panjang rok paling rendah 10 (sepuluh) cm
di bawah lutut.
(e) Baju lengan panjang
i. dikenakan oleh pria dan wanita;
ii. digunakan oleh Polsus PWP3K pada saat
melakukan kegiatan operasional di
lapangan;
iii. berbahan katun;
iv. berwarna biru tua kehitam-hitaman dengan
kode: C= 100; M: 99; Y= 56; dan K= 46;
v. kancing sebanyak 7 (tujuh) buah;
vi. tanpa dilengkapi dengan lidah/skoder pada
pundak kiri dan pundak kanan;
vii. bagian depan terdapat 2 (dua) saku tertutup
dan berkancing dengan lipat luar (flui) di
sebelah kanan dan sebelah kiri atas;
viii. kerah/leher baju tegak; dan
ix. penggunaan baju tidak dimasukkan ke
dalam celana.
(0 Celana
i. dikenakan oleh pria dan wanita;
ii. berbahan katun;
iii. berwarna biru tua dengan kode: C: 100; M=
99;Y= 56; dan K: 46.
iv. bagian pinggang menggunakan ban sebagai
tempat ikat pinggang;
v. 2 (dua) saku dalam pada bagian depan
samping kiri dan samping kanan;
vi. 2 (dua) saku luar pada bagian belakang kiri
dan belakang kanan yang dilengkapi
dengan penutup saku dan kancing; dan
vii. 2 (dua) saku luar pada samping sejajar paha
kiri dan paha kanan yang dilengkapi dengan
penutup saku dan kancing.

SK No 174722 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2744 -

b) Atribut
Atribut adalah tanda kelengkapan yang digunakan
pada Pakaian Kerja yang menunjukkan identitas
pemakainya. Atribut pakaian dinas lapangan Polsus
PWP3K (Pengawas Kelautan) meliputi:
1) lencana/tanda kewenangan Polsus PWP3K;
2) topi baret;
3) topi PDL;
4) sepatu PDL;
5) baju taktikal Polsus PWP3K;
6) kopel rim (ikat pinggang) Polsus PWP3K;
7l logo Kementerian pada baju lengan pendek pria
dan wanita serta baju lengan panjang;
8) nama unit kerja pada baju lengan pendek pria dan
wanita serta baju lengan panjang;
9) papan nama pada baju lengan pendek pria dan
wanita serta baju lengan panjang;
10) lambang Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber
Daya Kelautan dan Perikanan.
(1) Spesifikasi teknis atribut
(a) lencana/tanda kewenangan Polsus PWP3K
i. berbahan logam/kuningan;
ii. berwarna kuning emas; '
iii. ukuran diameter 4,5 (empat koma lima)
cm; dan
iv. dikenakan oleh Polsus PWP3K yang
telah diangkat oleh Menteri atau pejabat
yang ditunjuk.

Gambar 62. Lencana/Tanda kewenangan Polsus PWP3K


(b) topi baret

SK No 174723 A
FRESIDEN
BL|K INDONESIA
- 2745 -

i. digunakan oleh Polsus PWP3K pada saat


melaksanakan tugas teknis di lapangan
ii. berbentuk bulat, pemakaian miring ke
samping kiri;
iii. warna biru tua kehitamhitaman dengan
kode: C= 100; M= 99; Y= 56; dan K= 46.
iv. terdapat lambang Polsus PWP3K bagian
samping kanan depan; dan
v. bagian lingkar dalam terdapat tali/karet
untuk menyesuaikan ukuran kepala.

Gambar 63. Topi Baret


(c) topi PDL
digunakan oleh Polsus PWP3K pada saat
melaksanakan tugas teknis di lapangan;
ii. berbentuk bulat dan memiliki lidah
topi/pet pada sisi depan;
iii. warna biru tua kehitamhitaman dengan
kode: C= 100; M= 99; Y= 56; dan K= 46;
iv. terdapat lambang Polsus PWP3K bagran
depan; dan
v. bagian belakang terdapat
perekat/velcrow untuk menyesuaikan
ukuran kepala.

Gambar 64. Topi PDL

SK No 1747244
PRESIOEN
REPUBUK INDONESIA
- 27+6 -

(d) sepatu PDL


i. model tactical boots;
ii. berbahan kanvas/kulit, tertutup, dan
bertali;
iii. benvarna hitam; dan
iv. digunakan oleh pria dan wanita.

Gambar 65. Sepatu PDL

(e) Baju Taktikal Polsus PWP3K


i. bahan ripstok tornado warna hitam;
ii. lengan pendek;
iii. kancing sebanyak 7 (tujuh) buah;
iv. bagian depan terdapat 2 (dua) saku
tertu,tup dan berkancing dengan lipat
luar (flui) di sebelah kanan atas dan
sebelah kiri atas;
v. kerah/leher baju tegak;
vi. bagian atas saku kiri terdapat bordir
logo Polsus PWP3K;
vii. bagian atas saku kanan terdapat bordir
tulisan POLSUS PWP3K;
viii. bagian lengan kiri terdapat bordir
bendera merah putih; dan
ix. bagian lengan kanan terdapat bordir
logo Baharkam Mabes Polri.

SK No 174725 A
FRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2747 -

Gambar 66. Contoh Baju taktikal

(0 Kopel Rim (ikat pinggang) Polsus PWP3K


i. berbahan webbing tebal;
ii. berwarna hitam; dan
iii. lebar 5,5 cm
iv. panjang total 120 cm.

Gambar 67. Kopel Rim


(g) logo Kementerian pada baju lengan pendek
pria dan wanita serta baju lengan panjang
i. berbahan kain;
ii. berwarna biru tua;
iii. ukuran diameter 6 (enam) cm; dan
iv. tulisan KEMENTERIAN KELAUTAN DAN
PERIKANAN berwarna putih.

SK No 174726 A
PRESIDEN
REPUBLIK TNDONESIA
- 2748 -

Gambar 67. Logo Kementerian Kelautan dan Perikanan


(h) nama baju lengan pendek
pria dan wanita serta baju lengan Panjang:
i. berbahan kain;
ii. berwarna kuning;
iii. tulisan nama unit kerja berwarna
merah;
iv. ukuran lebar 2 (dua) cm dan panjang
8,5 (delapan koma lima) cm; dan
v. bentuk melengkung dengan bagian tepi
diberi warna merah.

Gambar 68. nama unit kerja pada baju lengan


pendek pria dan wanita serta baju lengan panjang
papan nama pada baju lengan pendek pria
dan wanita serta baju lengan panjang
i. berbahan ebonit;
ii. berwarna hitam;
iii. tulisan nama berwarna putih;
iv. bagian tepi diberi warna putih; dan
v. ukuran lebar 2 (dua) cm dan panjang 10
(sepuluh) cm

SK No 174727 A
PRESIDEN
NEPUBLIK TNDONESIA
- 2749 -

Gambar 12. Papan nama baju lengan pendek dan baju


lengan panjang

U) lambang Direktorat Jenderal Pengawasan


Sumber Daya Kelautan dan Perikanan
i. berbahankain/bordiran;
ii. ber.warna kuning emas;

dan
iv. tulisan dan gambar timbul.

Gambar 69. Logo Ditjen PSDKP


(2) Penempatan_atribut
(a) Baju lengan pendek
1. lencana kewenangan Polsus PWP3K
ditempatkan di atas saku /dada sebelah
kiri;
2. nanna unit kerja eselon I atau
nomenklatur unit pelaksana teknis
ditempatkan pada lengan kiri di atas
lambang Direktorat Jenderal
Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan
Perikanan;
3. lambang Direktorat Jenderal
Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan
Perikanan ditempatkan pada lengan kiri
di bawah nama unit kerja;

SK No 174728 A
FRESIDEN
REPUBLIK INDONESTA
- 2750 -

4. tanda pangkat ditempatkan pada


pundak sebelah kanan dan sebelah kiri;
5. papan nama ditempatkan di atas
saku/dada sebelah kanan;
6. logo Kementerian ditempatkan pada
lengan kanan bagian atas;
7. brevet Polsus PWP3K ditempatkan di
atas papan nama; dan
8. tanda jabatan ditempatkan di depan
saku/dada sebelah kanan sebelah
kanan.

Gambar 70. Penempatan atribut pada baju lengan pendek

(b) Baju lengan panjang


1. tanda pangkat ditempatkan pada kerah
baju sebelah kiri dan sebelah kanan;
2. lencana kewenangan Polsus PWP3K
ditempatkan di atas saku sebelah kiri;
3. narna unit kerja eselon I atau
nomenklatur unit pelaksana teknis
ditempatkan pada lengan kiri di atas
lambang Direktorat Jenderal
Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan
Perikanan;
4. lambang Direktorat Jenderal
Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan
Perikanan ditempatkan pada lengan kiri

SK No 174729 A
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
- 275r -

di bawah narna unit kerja;


5. tulisan Polsus PWP3K/KKP
ditempatkan di bawah lencana
kewenangan Polsus PWP3K;
6. logo Kementerian ditempatkan pada
lengan kanan bagian atas;
7. papan nama ditempatkan di atas saku
sebelah kanan; dan
8. tali pinggang digunakan di luar baju.

Gambar 71. Penempatan atribut pada baju lengan panjang

(c) Tanda pangkat


1. Tanda pangkat baju lengan pendek
Tanda pangkat terdiri atas golongan II,
golongan III, dan golongan IV nakhoda,
kepala unit pelaksana teknis, pejabat
pimpinan tinggi, dan Menteri yang
digunakan pada baju lengan pendek.
a) Spesifikasi teknis
1)Tanda pangkat Golongan II
i. berbentuk persegi panjang
dengan garis tepi warna biru tua,
dengan ukuran lebar atas 4
(empat) cm, lebar bawah 5 (lima)
cm, dan panjang 10 (sepuluh)
cm;
ii. berbahan kain;

SK No 174730 A
FRESIDEN
REPUELIK INDONESIA
- 2752 -

iii. berwarna biru tua;


iv. terdapat logo Kementerian pada
bagian atas berwarna kuning
emas dengan ukuran diameter
1,5 (satu koma lima) cm;
v. terdapat tulisan KKP pada
bagian bawah ber.warna kuning
emas;
vi. strip berbentuk hutrf V terbalik
dan sedikit melebar pada kedua
sisinya;
vii. strip terbuat dari bordiran
benang berwarna kuning emas;
viii. jumlah strip disesuaikan dengan
golongan; dan
ix. untuk golongan II/d, di bawah
strip berbentuk huruf V terbalik
ditambahkan dengan strip
berbentuk persegi panjang
berwarna kuning emas.
2) Tanda pangkat Golongan III
i. strip berbentuk persegi panjang;
ii. jumlah disesuaikan dengan
golongan;
iii. strip terbuat dari bordiran
benang berwarna kuning emas;
dan
iv. untuk golongan lll/d, strip
diganti dengan melati sebanyak
1 (satu) buah, terbuat dari
bordiran benang berwarna
kuning emas.
3) Tanda pangkat golongan IV,
nakhoda, kepala unit pelaksana
teknis, pejabat pimpinan tinggi,
dan Menteri
i. golongan lY /a terdapat gambar
melati sebanyak 2 (dua) buah
dan golongan IV /b sebanyak 3

SK No 174731 A
FRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2753 -

(tiga) buah;
ii. golongan IV/c terdapat gambar
mata angin sebanyak 1 (satu)
buah;
iii. golongan lV/d terdapat gambar
mata angin sebanyak 2 (dua)
buah;
iv. golongan lY /e terdapat gambar
mata angin sebanyak 3 (tiga)
buah;
v. nakhoda kapal Pengawas
Perikanan, kepala unit
pelaksana teknis, pejabat
pimpinan tinggi pratama, dan
pejabat pimpinan tinggi madya
menggunakan tanda jabatan
sesuai golongan masing-masing
dengan garis tepi diberi warna
merah;
vi. Menteri terdapat gambar mata
angrn sebanyak 4 (empat) buah
dengan garis tepi diberi warna
merah; dan
vii. gambar mata angin terbuat dari
bordiran benang berwarna
kuning.

Gambar 72. Tanda pangkat Golongan II, Golongan III dan


Golongan IV

SK No 174732 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2754 -

2.Tanda pangkat baju lengan Panjang


Tanda pangkat terdiri atas golongan II,
golongan III, dan golongan IV nakhoda,
kepala unit pelaksana teknis, pejabat
pimpinan tinggi, dan Menteri yang
digunakan pada baju lengan panjang.
a) Spesifikasi teknis
1) Tanda pangkat golongan II
i. berbentuk persegi panjang
dengan kedua ujung bagian atas
berbentuk miring, dengan
ukuran lebar 2,5 (dua koma
lima) cm dan panjang 5 (lima)
cm;
ii. berbahan kain drill;
iii. berwarna hitam;
iv. strip berbentuk hun:f V terbalik
dan sedikit melebar pada kedua
sisinya;
v. strip terbuat dari bordiran
benang berwarna kuning;
vi. jumlah strip disesuaikan dengan
golongan; dan
vii. untuk golongan II/d, di bawah
strip berbentuk huruf V terbalik
ditambahkan dengan strip
berbentuk persegi panjang
berwarna kuning.
2l Tanda pangkat golongan III
i. strip berbentuk persegi panjang;
ii. jumlah strip disesuaikan dengan
golongan;
iii. strip terbuat dari bordiran
benang berwarna kuning; dan
iv. untuk golongan lllld, strip
diganti dengan melati sebanyak
1 (satu) buah, terbuat dari
bordiran benang berwarna

SK No 174733 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2755 -

kuning.
3) Tanda pangkat golongan IV,
nahkoda, kepala unit pelaksana
teknis, pejabat pimpinan tinggi,
dan Menteri
i. golongan IY /a terdapat gambar
melati sebanyak 2 (dua) buah
dan golongan lV lb sebanyak 3
(tiga) buah;
ii. golongan lY/c terdapat gambar
mata angin sebanyak 1 (satu)
buah;
iii. golongan IV/d terdapat gambar
mata angin sebanyak 2 (dua)
buah;
iv. golongan IV/e terdapat gambar
mata angin sebanyak 3 (tiga)
buah;
v. nakhoda kapal Pengawas
Perikanan, kepala unit
pelaksana teknis, pejabat
pimpinan tinggi pratama, dan
pejabat pimpinan tinggi madya
menggunakan tanda jabatan
sesuai golongan masing-masing
dengan garis tepi diberi warna
merah;
vi. Menteri terdapat gambar mata
angrn sebanyak 4 (empat) buah
dengan garis tepi diberi warna
merah; dan
vii. gambar mata angin terbuat dari
bordiran benang berwarna
kuning.

SK No 174734 A
PRESIDEN
REPUBUK INDONESTIT
- 2756 -

Gambar 73. Tanda pangkat baju lengan panjang

2 Global Positianing SEstem


Global Positioning System (GPS) merupa l*
satelit navigasi dan,peneptuan dari sebuah posisi.'GPS ini
digunakan untuk menenttrkan lokasi obyek pengawasan,
seperti pqsisi objek/aset pelaku usaha kelautan, posisi
lahan usaha peflranfaatah ruang laut, pesisir d4n pulau-
pulau kecil, posisi batas Uin pemanfaatan ruang dan
realisasi di lapangan.
a) Spesifikasi teknis
i. dimensi: 6.1 x 16.O x 3.6 cm (2.4" x 6.3" x 1.4")
ii. ukuran layar: 1.43" x2.15" (3.6 x 5.5 cm); 2.6" diag
(6.6 cm)
iii.resolusi: 160 x 240 piksel
iv. Jenis Layar: TFT transflektif, 65-K warna
v. Berat: 23O g (8.1 ozl dengan baterai
vi. Baterai: Dua baterai AA (tidak disertakan), NiMH
atau Lithium direkomendasikan
vii. Ketahanan baterai: 16 jam
viii. Kedap Air: Ya
ix. Mengapung: Tidak
x. Unit penerima sensitivitas tinggi: Ya
xi. Memori: minimal 4GB

SK No 174735 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2757 -

Gambar 74. GPS

3. Jangka sorong digital


Jangka sorong digital adalah salah satu alat ukur
digunakan untuk mengetahui panjang, diameter luar, dan
diameter dalam sebuah bentuk benda tertentu dan
dilengkapi dengan layar digital yang dapat menghasilkan
nilai dari benda yang diukur secara otomatis. Jangka
sorong digital juga dapat digunakan untuk mengukur
kedalaman lubang atau bangun ruang tertentu, seperti
tabung serta dapat juga diperuntukkan untuk mengukur
benda-benda yang ukurannya relatif kecil.

Gambar 75. Bagian-bagian Jangka Sorong

a) Spesifikasi teknis
i. Range (mm): 0 - 15O
ii. nang'i.1inchi): O - 6
iii. Resolusi (mm): 0.01
iv. Dimensi (mm): 250 x 95 x 30
v. Berat (kg): 0.3
vi. Pembacaan ukuran digital

SK No 174736 A
FRESIDEN
REPUBLTK INDONESIA
- 2758 -

4. Segel Polsus PWP3K (Pengawas Kelautan)


Segel Polsus PWP3K (Pengawas Kelautan) merupakan
tanda yang dalam rangka memaksa pemenuhan kewajiban
serta menunjukkan penyegelan tempat atau mangan
tertentu serta barang bergerak dan/atau tidak bergerak
yang digunakan atau patut diduga digunakan sebagai
tempat atau alat untuk melakukan pelanggaran
pemanfaatan ruang laut (termasuk pesisir dan pulau-
pulau kecil).
a) Spesifikasi teknis:
i. Tanda penyegelan berbentuk persegi berlatar
belakang warna merah (CMYK: 0, 255, 255, 0)
tulisan warna hitam, dengan standar ukuran
minimal 6ocm (lebar) x 90cm (panjang) atau lebih
menyesuaikan luasan bangunan dan tetap
memperhatikan proporsional ukuran standar.
ii. Bahan tanda penyegelan menggunakan bahan
yang tahan lama dan tidak mudah rusak
menyesuaikan lokasi pemasangan tanda
penyegelan, seperti menggunakan bahan spanduk,
papan ka5ru, atau plat besi.
iii. Font "Arial Black" untuk tulisan BANGUNAN INI
DISEGEL dan "Arial" untuk tulisan lainnya.
iv. Logo disertai outer/stroke warna putih.

Gambar 76. Contoh format tanda penyegelan

5. Polsus PWP3K (Pengawas Kelautanl Line


Garis Polsus PWP3K'(Polsus PWP3K line) adalah garis
batas Polsus PWP3K ,(pengawas kelautan) berwarna

SK No 174737 A
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
- 2759 -

kuning hitam bertuliskan Polsus PWP3K (pengawas


kelautan) line yang digunakan sebagai batas
a) Spesifikasi teknis
i. warna kuning hitam;
ii. tulisan Polsus PWP3K (pengawas kelautan) line;
dan
iii. lebar 3 (tiga) inch.

Gambar 77. Polsus PWP3K (Pengawas Kelautan) Line

6. Alat pengukur dimensi ruang / lahan (distometer)


Alat pengukur dimensi ruang/lahan digunakan untuk
mengukur jarak, panjang, lua.s dan uolume suatu tempat
atau rLlangan.
a) Spesifikasi teknis
i. Outdoor applbation;
ii. Measuring Range: O.OS to lOOm (0.15 ft to 328 ft);
dan
iii. Measuring accuracA: +/- 1mm; waterjetprotection
and dust-t@ht.

Gambar 78. Contoh Alat Pengukur dimensi ruang

SK No 174738 A
FRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2760 -

7. Timbangan digital
Timbangan Digital merupakan alat yang digunakan
sebagai pengukuran untuk mengukur suatu berat atau
beban maupun massa pada suatu zat. Alat ini
membutuhkan sumber daya dan tidak benar-benar
akurat, namun biasanya cukup akurat ketika digunakan
dalam jangka waktu yang panjang.
a) Spesilikasi teknis
i. Kapasitas : maksimal 40 kg
ii. Berat minimal : 20 grana
iii. Akurasi:5gram
iv. Voltase : 22O volt
v. Tampilan digital led depan dan belakang.
vi. Batterai dapat diisi ulang ( charge I
vii. Sudah lolos test akurasi terra.
viii. Dimensi Kemasan : 38x15x38 cm

Gambar 79. Contoh Timbangan Digital

8. Kamera digital
Kamera digital adalah sebuah perangkat elektronik
digunakan untuk memvisualisasikan keadaan sekitar
menggunakan sebuah sensor dalam format digital dan
disimpan melalui media penyimpanan digital (memori).
a) Spesifikasi teknis
i. Jenis Kamera digital
ii. Sensor 24.2 MP
iii. Full HD 1080p
739 A iv. Ukuran layar minimum 3 inch
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
- 276r -

v. Built in Wi-Fi, Bluetooth


vi. Dimensi 108.2 x 67.1 x 35.1 mm

Gambar 80. Contoh Kamera digital

9. Senter LED
a) Spesifikasi teknis
i. material waterproof (IPX);
ii. lampu LED warna putih;
iii. power battery reghargeable; dan
iv. jangkauan cahaya minimal 50 (Iima puluh) meter.

Gambar 81. Contoh Senter LED

10. Alat Pelindung Diri (pentungan)


Alat pertahanan diri yang dapat digunakan untuk
melindungi diri berupa stik (tongkat/pentungan) besi yang
dapat dipanjangkan saat diperlukan.
a) Spesifikasi teknis
i. material besi stainless;
ii. model tactical baton;
iii. warna hitam;
iv. panjang saat tertutup minumum 23 cm;
v. Perpanjangan 2 ruas, maksimum panjang 65 cm;

SK No 174740 A
PRESIDEN
REPUBLTK INDONESIA
- 2762 -

dan
vi. Dilengkapi dengan sarung (pelindung)

Gambar 82. Contoh Pentungan

11. Pisau Komando


Sangkur/Pisau Komando yang dapat digunakan untuk
melindungi diri saat diperlukan.
a) Spesifikasi teknis
i. Panjang bilah 18 cm;
ii. Lebar bilah 3,5 cm;
iii. Gagang L2 cm;'
iv. Tebal bilah 6 mm;
v. Panjang anak pisau 20 crn;
vi. Bahan sarurng dan gagang plastik fiber; dan
vii. Bahan bilah baja strip steel cobra.

Gambar 83. Contoh Pisau Komando

SK No 174741 A
FRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
- 2763 -

12. Borgol Tangan


Borgol tangan digunakan jika terdapat perlawanan dalam
penyitaan atau pengamanan aset/ perlindungan diri saat
diperlukan.
a) Spesifikasi teknis
i. Bahan besi dengan coating nickel/ nickel plated
steel; dan
ii. Dilengkapi dengan 2 buah anak kunci

Gambar 84. Contoh Borgol tangan

SK No 174742 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2764 -

Form 7. Surat Pernyataan Tanggungiawab atas Pemanfaatan Output Kegiatan


yang Dananya Bersumber dari Dana DAK

SK No 174743 A
PRESIDEN
REPUBUK TNDONESIA
- 2765 -

Form 8. Surat Pernyataan Kesanggupan Menanggung Biaya Operasional dan


Pemeliharaan Speedboat Kawasan Konservasi

SK No 174744 A
PRESIDEN
REPUBUK TNDONESIA
- 2766 -

Form 9. Surat Pernyataan Kesanggupan Menyediakan Biaya Operasional dan


Pemeliharaan Serta Penyiapan Personel/Operator (Speedboat
Pengawasan SDKP)

SK No 174745 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESTA
- 2767 -

Form 10. Surat Pernyataan Kesanggupan Menyediakan Biaya Operasional dan


Pemeliharaan Perlengkapan Pengawasan Perika.nan

SK No 174746 A
FRESIDEN
REPUBLIK INDONESTA
- 2768 -

Form 11. Surat Pernyataan Kesanggupan Menyediakan Biaya Operasional dan


Pemeliharaan Perlengkapan Polsus PWP3K (Pengawas Kelautan)

SK No 174747 A
FRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2769 -

I Tata cara pelaksanaan kegiatan DAK Fisik Bidang Kelautan dan Perikanan
untuk KabupatenlKota adalah sebagai berikut:
A. Pembangunan/Rehabilitasi Unit Pembenihan (UPTD Kabupaten/Kota)
Unit Pembenihan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota
adalah Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) milik Dinas
KabupatenlKota yang melaksanakan tugas teknis di bidang
perbenihan ikan air tawar /payau.
1. Tujuan
a. Pembangunan/rehabilitasi sarana dan prasarana fisik untuk
meningkatkan produksi sehingga unit tersebut dapat
beroperasi secara optimal; dan
b. penyediaan sarErna prasara.na pokok perbenihan (calon induk,
pakan, peralatan perbenihan) yang menunjang produksi.
2. Persyaratan Umum
a. Pembangunan/rehabilitasi UPTD berdasarkan kewenangan
sesuai amanat UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah, prioritas daerah, serta dengan memperhatikan potensi
pengembangan unit tersebut; dan
b. lokasi berada di tanah yang dikuasai oleh pemerintah daerah
dengan status peruntukan untuk pengembangan balai benih.
3. Persyaratan Nonteknis
a. Dinas Perikanan Kabupaten/Kota sanggup menyediakan
anggaran operasional, pemeliharaan, dan staf operasional,
dibuktikan dengan surat pernyataan kesanggupan pemerintah
daerah kabupaten/kota sebagaimana tercantum dalam Form
1;

b. dinas perikanan kabupaten/kota menyampaikan data dukung


berupa TOR, RAB, Surat Pernyataan Tanggung Jawab
sebagaimana tercantum dalam Form 2, dan data dukung teknis
lainnya;
c. dinas perikanan kabupaten/kota menyampaikan data
keragaan dan rencana operasional UPTD yang berisi profil
UPTD: nama dan alamat UPTD, koordinat lokasi, struktur
kelembagaan dan SDM, luas lahan, infrastrukturyang tersedia,
komoditas yang dikembangkan, kapasitas produksi, realisasi
produksi, rencana produksi benih, kontak person
penanggungjawab sebagaimana tercantum dalam Form 3; dan
d. dinas perikanan kabupaten/kota menyampaikan laporan hasil
kegiatan setiap empat bulan kepada KKP (Direktorat Jenderal

SK No 1747484
PRESIDEN
REPUBUK INDONESTA
- 2770 -

Perikanan Budidaya). Laporan paling sedikit memuat: rincian


kegiatan, realisasi anggaran dan realisasi fisik hasil pekerjaan
(output), target dan capaian produksi benih per komoditas,
pemanfaatan benih hasil produksi, sebaran daerah
pemanfaatan benih, permasalahan dan rencana penyelesaian.
4. Persyaratan Teknis
Persyaratan teknis pembangunan/rehabilitasi UPTD Perbenihan
didasarkan pada persyaratan teknis lokasi dan bangunan:
a. lokasi harus memiliki ketersediaan air, listrik, jenis tanah
(terutama porositas dan keasaman tanah), keamanan, serta
aspek sosial ekonomi; dan
b. bangunan disesuaikan dengan peruntukan bangunan seperti
tempat memproduksi benih/induk ikan, unit produksi pakan
alami, unit produksi pakan buatan, laboratorium kesehatan
ikan dan lingkungan. Pembangunan/rehabilitasi UPTD dapat
dikonsultasikan dengan Direktorat Jenderal Perikanan
Budidaya.
5. Pembangunan/rehabilitasi prasarana UPTD Perbenihan
kewenangan pemerintah kabupate nfkota, meliputi:
a. Rehabilitasi kolam atau bak pemijahan/induk/calon
induk/lara/tandon;
b. Pembangunan kolam atau bak pemijahan/induk/calon
induk/larua/tandon;
c. Rehabilitasi saluran air pasok dan/atau buang;
d. Pembangunan saluran air pasok dan/atau buang;
e. Paket pengukuran dan pemeriksaan kesehatan ikan/mutu
benih; dan/atau
f. Peyediaan calon induk unggul dan pakan calon induk:
1) Penyediaan calon induk unggul

Calon induk yang digunakan bersumber dari hasil


tangkapan alam dan/atau hasil selectiue breeding yang
dihasilkan oleh Unit Pembenihan yang melakukan kegiatan
Pemuliaan baik milik pemerintah maupun swasta yang
sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI).
Persyaratan administrasi pengadaan calon induk adalah
sebagai berikut:

SK No 174749 A
PRESIDEN
REPUELIK INDONESIA
- 277L -

a) surat keterangan asal calon induk ikan lokal dari alam,


di tanda tangani oleh Kepala Dinas Kelautan dan
Perikanan Daerah;
b) surat keterangan asal calon induk berasal dari unit
pembenihan milik pemerintah atau swasta sebagai
produsen calon induk, yang berisi sumber dan asal-usul
induk, instansi pemulia, tempat pemuliaan, serta
informasi keturunan induk, yang terdiri dari deskripsi,
jenis, varietas, sifat biologr, dan jumlah;
c) surat kesehatan ikan (Certificate of Health) dari karantina
ikan dan/atau dari laboratorium kesehatan ikan yang
terakreditasi;
d) SOP Pemeliharaan calon induk mengacu pada protokol
dan calon induk dari lembaga pemuliaan ikan; dan
e) dokumen pengiriman calon induk dan induk ikan.
2) Penyediaan pakan calon induk
Pakan calon induk adalah pakan untuk pemeliharaan induk
dalam rangka pematangan gonad dan menghasilkan benih.
Pakan induk merupakan pakan segar dan pakan buatan
yang terdaftar di Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Penyediaan pakan buatan diperuntukkan bagi operasional
UPTD minimal kandungan protein 35o/o.
Persyaratan teknis pakan yang diadakan adalah jenis pakan
yang sesuai dengan jenis dan ukuran calon induk, dan
pakan ikan terdaftar di Direktorat Jenderal Perikanan
Budidaya serta sesuai dengan SNI.

SK No 174750 A
PRESIDEN
NEPUBLIK INDONESIA
- 2772 -

Form 1. Surat Pernyataan Kesanggupan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota

SK No 174751 A
PRESIDEN
BUK INDONESIA
- 2773 -

Form 2. Surat Pernyataan Tanggung Jawab

SK No 174752A.
FRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2774 -

Form 3. Data Keragaan dan Rencana Operasional UPTD

B Pengadaan Sarana dan Prasarana Pemberdayaan Usaha Pembudidaya


Ikan Skala Kecil
a. Pengertian
Pengadaan Sarana dan Prasarana Pemberdayaan Usaha
Pembudidaya Ikan Ska1a Kecil adalah pengadaan sarana dan
prasarana budidaya ikan air tawar, payau dan laut komoditas
tertentu yang dirancang sebagai pemberdayaan usaha dan contoh
penerapan pembudidayaan ikan skala kecil atau mikro.

SK No 174753 A
PRESIDEN
REPUEUK INDONESTA
- 2775 -

b. Persyaratan Umum
1) Lokasi kegiatan pembudidayaan ikan sesuai dengan
rencana/penetapan alokasi nrang perikanan budidaya di
Kabupaten/Kota/Provinsi, peruntukan pengembErngan
perikanan, serta tidak terdapat konflik kepentingan dengan
kegiatan lainnya;
2l lokasi sesuai potensi kawasan dan standar kelayakan teknis
kegiatan perikanan budidaya dan/atau sudah ditetapkan
sebagai kawasan kampung perikanan budidaya; dan
3) memperhatikan aspek sosial budaya dan atau kearifan lokal.
c. Persyaratan Nonteknis
1) Penerima manfaat adalah kelompok pembudidaya ikan
(Pokdakan) dengan ketentuan:
a) sesuai potensi kawasan dan standar kelayakan teknis
kegiatan perikanan budidaya danf atau sudah ditetapkan
sebagai kawasan kampung perikanan budidaya;
b) terdaftar di Dinas Perikanan Kabupaten/Kota dan bergerak
di bidang usaha perikanan budidaya;
c) memiliki kartu pelaku usaha kelautan dan perikanan
(KUSUKA) atau terdaftar pada modul KUSUKA dalam laman
satudata.kkp.go.id;
d) anggota atau pengurLls kelompok masyarakat calon
penerima bukan Perangkat Desa/Kelurahan, Aparatur Sipil
Negara (ASN)/BUMN/TNI/POLRI/Anggota Legislatif,
Penyuluh Perikanan;
e) beranggotakan minimal 10 orang;
0 mempunyai struktur organisasi dan kepengurusan.
Memiliki identitas yang legal, alamat jelas, dan dapat
dihubungi;
g) mempunyai lahan (sewa atau milik sendiri);
h) sudah atau akan melakukan kegiatan di bidang perikanan
budidaya;
i) belum pernah menerima bantuan sejenis pada tahun
sebelumnya dari DAK;
j) bersedia disertifikasi Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB);
k) bersedia mendapatkan pendampingan dari Petugas
Teknis / Penyuluh Perikanan ;

SK No 174754 A
FRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2776 -

l) bersedia mengikuti ketentuan pelaksanaan percontohan;


dan
m) Pokdakan diidentifikasi dan diverifikasi oleh Dinas
Perikanan Kabupaten/Kota serta Penyuluh Perikanan.
Ditetapkan oleh Dinas Perikanan Kab/Kota.
2l Dinas perikanan kabupaten/kota bersedia melaksanakan temu
lapang minimal 2 (dua) kali, monitoring dan pelaporan
dinyatakan sebagaimana tercantum dalam Form 4.
3) Dinas perikanan kabupaten/kota menyampaikan data dukung
benrpa TOR, RAB, Surat Pernyataan Tanggung Jawab
sebagaimana tercantum dalam Form 5, dan data dukung teknis
lainnya.
4l L,okasi yang sudah ditetapkan sebagai kawasan kampung
perikanan budidaya, harus memasang papan informasi dengan
spesifikasi sebagai berikut: papan informasi berbentuk empat
persegi panjang dengan panjang minimal 150 cm (seratus lima
puluh sentimeter) lebar minimal 120 cm (seratus dua puluh
sentimeter), terbuat dari plat besi atau seng galvanis ketebalan
minimal 0,4 mm (nol koma empat milimeter); dan ditopang
dengan 2 (dua) tiang penyangga yang tingginya 27O cm (dua
ratus tujuh puluh sentimeter) dari tanah, terbuat dari pipa besi
diameter minimal 5 cm (lima sentimeter) tercantum dalam
gambar 1.

SK No 174755 A
REPUBLIK INDONESIA
- 2777

Gambar1. Papan Informasi


Dinas perikanan kabupaten/kota menyampaikan laporan hasil
kegiatan secara berkala setiap empat bulan kepada
Kementerian Kelautan dan Perikanan (Ditjen Perikanan
Budidaya). Laporan memuat antara lain: rician kegiatan
percontohan dan lokasi, realisasi anggaran dan realisasi fisik
hasil pekerjaan, penetapan calon kelompok penerima manfaat,
hasil produksi percontohan, pelaksanaan temu lapang, dan
permasalahan dan rencana penyelesaian.
d. Persyaratan Teknis
1) Daya dukung lingkungan memadai dan tidak dalam areal
tercemar;
2l pendampingan teknis oleh penyuluh perikanan;
3) sanggup menerapkan Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB);

SK No 174756 A
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
- 2778 -

4l benih berasal dari unit pembenihan yang bersertifikat Cara


Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB) dan/atau Surat Keterangan
Sehat dari laboratorium yang terakreditasi. Benih komoditas
ikan lokal bukan benih yang berasal dari alam, karena benih
ikan lokal ketersediaannya terbatas;
5) memiliki kemudahan akses terhadap transportasi, komunikasi,
sumber benih, dan pasar; dan
6) memiliki sarana dan prasarana penunjang yang memadai.
e Rincian Sarana dan PrasararLa Budidaya Ikan
1) Sarana dan Prasarana Budidaya Ikan Air payau (Udang dan
Bandeng)
a) Budidaya Udang
Luas total lahan minimal 2 hektar dengan teknologi
pembudidayaan tradisional plus. Adapun kebutuhan
maksimum sarana produksi terdiri dari:
- Benih : 200.0O0 ekor (PL 10)
- Pakan : 1.500 kg
- Persiapan lahan : 1 paket
- Pompa6inc :2paket
- Pupuk : 200 kg
- Kapur : 2.000 kg
- Saponin : 200 kg
- Obat Ikan : 1 paket
- Peralatan Panen : 1 paket
- Peralatan kualitas air : 1 paket
- Papan Informasi : 1 Paket
b) Budidaya Bandeng
Luas total lahan minimal 2 hektar. Teknologi Tradisional
Plus. Adapun kebutuhan maksimum sarana prasarana
produksi terdiri dari :
- Benih : 40.00O ekor (uk. 4-5 cm)
- Pakan : 4.000 kg
- hrpuk : 200 kg
- Kapur : 2.O00 kg

SK No 174757 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2779 -

Saponin 200 kg
Pompa 6 inchi 1 paket
Persiapan lahan 1 paket
Peralatan Panen 1 paket
Peralatan Kualitas Air 1 paket
Papan Informasi 1 Paket

2) Sarana dan Prasarana Budidaya Kepiting dan Nila Salin


a) Budidaya Kepiting
Luas total lahan minimal 5.000 mz. Adapun kebutuhan
maksimum sarana prasarana produksi terdiri dari:
- Crab Box : 4.000 buah
- Benih (ukuran 60 - 80gr) : 4.000 ekor
- Pakan Runcah : 100 kg
- Perlengkapan Keda : I Paket
- Persiapa.n lahan : 1 paket
- Chest Freezer : 1 Unit
- Peralatan uji kualitas air : 1 Paket
- Papan Informasi : 1 Paket
b) Budidaya Nila Salin
Luas total kolam minimal 2.000 mz. Adapun kebutuhan
maksimum sarana prasarana produksi terdiri dari:
- Benih : 14.000 ekor (5-8 cm/ekor)
- Pakan pembesaran : 2.940 kg
- Kapur : 300 kg
- Pupuk : 100 kg
- Pompa Air : 2 paket
- Kincir Air : 2 paket
- Persiapan Tambak : 1 paket
- Alat Perikanan : 1 paket
- Peralatan uji kualitas air : 1 Paket

SK No 174758 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2780 -

- Papan Informasi : 1 Paket


3) Sarana Budidaya lkan Air Tawar (Nila, Gurame, Lele, Patin,
Mas)
a) Budidaya Nila di Kolam
Luas total kolam minimal 1.000 mz. Adapun kebutuhan
maksimum sarana prasarana produksi terdiri dari:
- Benih : 7.000 ekor (5-8 cm/ekor)
- Pakan starter : 20 kg
- Pakan grower : 42O kg
- Pakan finisher : 1.680 kg
- Persiapan Kolam : 1 paket
- Alat Perikanan : 1 paket
- Pompa :lpaket
- KendaraanRoda3 :1Unit
- Alat pengukur kualitas air : 1 paket
- Papan Informasi : 1 Paket
b) Budidaya Gurame
Luas total kolam minimal 100 m2. Adapun kebutuhan
maksimum sarana prasarana produksi terdiri dari:
- Benih : 5.000 ekor (7-9 cmlekorl
- Pakan Grower : 400 kg
- Pakan Finisher : 1.620 kg
- Persiapan kolam : 1 paket
- Alat perikanan : 1 paket
- KendaraanRoda3 : 1 Unit
- Pompa /Alat pengukur kualitas air : 1 Unit
- Papan Informasi : 1 Paket
c) Budidaya Patin di Kolam
Luas minimal 1.000 m2 per kolam. Adapun kebutuhan
maksimum sarana prasarana produksi terdiri dari:
- Benih : 5.000 ekor (7-8 cm/ekor)
- Pakan starter : 50 kg

SK No 174759 A
PRESIDEN
REPUBUK INDONESTA
- 2781 -

- Pakan grower : 42O kg


- Pakan fini.sher : 1.980 kg
- Persiapan kolam : 1 paket
- Alat perikanan : 1 paket
- Pompa Air 6 inch : 1 Paket
- KendaraanRoda3 :1Unit
- Alat pengukur kualitas air : 1 Paket
- Papan Informasi : 1 Paket
d) Budidaya Lele di Kolam
(l) Kolam Tradisional
Luas lahan minimal 2OOmz. Adapun kebutuhan
maksimum sarana prasarana produksi terdiri dari:
- Benih : 20.000 ekor (7-8 cm/ekor)
- Pakan starter : 30 kg
- Pakan grower : 350 kg
- Pakan finbher : 1.450 kg
- Alat perikanan : 1 paket
- Persiapan kolam : 1 paket
- Pompa air : 1 paket
- Kendaraan Roda3 : 1 Unit
- Papan Informasi : I Paket
(21 Kolam Terpal
Rincian kebutuhan maksimum sarana prasarana
produksi terdiri dari:
- Benih : 12.000 ekor (7-8 cm/ekor)
- Pakan starter : 30 kg
- Pakan grou)er : 350 kg
- Pakan fini.sher : 1.450 kg
- Alat perikanan : 1 paket
- Kolam terpal : 1 paket
- Hi Blow LP 2OO : 1 unit

SK No 174760 A
PRESIDEN
FEPUELIK INDONESIA
- 2782 -

- Genset : lUnit
- Instalasi aerasi : 1 paket
- Instalasi listrik : 1 paket
- Alat pengukur kualitas air : I Paket
- Papan Informasi : 1 Paket

e) Budidaya Ikan Mas di Kolam


Luas total kolam minimal 1.000 mz. Adapun kebutuhan
maksimum sarana prasarana produksi terdiri dari:
- Benih : 7.000 ekor (Scm/ekor)
- Pakan starter : 100 k
- Pakan grower : 32O kg
- Pakan finblrcr : 1.630 kg
- Persiapan Kolam :1 paket
- Alat Perikanan :1 paket
- Pompa Air : 1 Paket
- KendaraanRoda3 : lUnit
- Papan Informasi : 1 Paket
4l Sarana dan Prasarana Budidaya Ikan Komoditas Lokal
a) Budidaya Ikan Lokal (Gabus, Belida, Toman dan ikan lokal
sejenisnya)
Budidaya ikan komoditas lokal dengan luas lahan
pemeliharaan minimal 2OO m2. Adapun kebutuhan
maksimum sarana prasarana produksi terdiri dari:
- Benih (ukuran 4 - 6cm) : 10.000 ekor
- Pakan pembesaran : 2.688 kg
- Obat-Obatan (garam dan vitamin) : 1 paket
- Alat Perikanan : 1 paket
- Persiapan Kolam : 1 paket
- kendaraanRoda3 :lunit
- Peralatan uji kualitas air : 1 Paket
- Papan Informasi : 1 paket

SK No 174761 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2783 -

b) Budidaya Ikan Papuyu


Budidaya ikan papuyu dengan luas lahan pemeliharaan
minimal 4OOm2. Rincian maksimum kebutuhan sarana
prasarana produksi terdiri dari:
- Benih (ukuran 4-6cml : 20.000 ekor
- Pakan pembesaran : 2.150 kg
- Alat Perikanan : 1 paket
- Persiapan Kolam : 1 paket
- Obat-Obatan (garam dan vitamin) : 1 paket
- Alat Perikanan : 1 paket
- Persiapan Kolam : 1 paket
- Peralatan uji kualitas air : 1 Paket
- kendaraanRoda3 :1unit
- Papan Informasi : 1 paket
c) Budidaya Ikan Jelawat
Budidaya ikan Jelawat dengan luas karamba minimal 2,5 x
4 m2 (2 keramba). Rincian maksimum kebutuhan sarana
produksi terdiri dari:
- Benih (ukuran 8-10cm) : 2.500 ekor
- Pakan pembesaran : 3.20O kg
- Alat Perikanan : 1 paket
- Vitamin : 2.OO0 gr
- KendaraanRoda3 :lunit
- Peralatan uji kualitas air : I Paket
- Papan Informasi : 1 paket
d) Budidaya Ikan Nilem
Budidaya ikan nilem dengan luas lahan pemeliharaan
minimal 500m2. Rincian maksimum sarana produksi terdiri
dari:
- Benih (ukuran 8-10cm) : 7.500 ekor
- Pakan pembesaran : 2.410 kg
- Garam : 15O kg
- Probiotik : 50 liter

SK No 174762 A
PRESIDEN
NEPUBLTK INDONESIA
- 2784 -

- Alat Perikanan : 1 paket


- Persiapan Kolam : 1 paket
- KendaraanRoda3 :1unit
- Papan Informasi : 1 paket
e) Budidaya Sidat
Rincian maksimum sarana produksi terdiri dari:
- Benih (ukuran 50-100 gram) : 30 kg
- Pakan buatan protein >5Oo/o: 24O kg
- Pakanbuatanprotein >45o/o : l.74Okg
- Perekat pakan : 150 kg
- Immunostimulan (vit C) : 3 kg
- Pompa submerchible 3 inchi : I unit
- Peralatan lapang : 1 paket
- Peralatan uji kualitas air : 1 Paket
- Papan Informasi : 1 paket

5) Sarana dan Prasarana Budidaya Sistem Polikultur


Budidaya sistem polikultur dengan komoditas udang, bandeng,
dan rumput laut. Luas total lahan minimal 4 hektar. Adapun
rincian kebutuhan maksimum sarana prasarana produksi
terdiri dari:
- Nener (4-5 cm) : 40.00O ekor
- benur udang (PL l7l : 200.0OO ekor
- bibit gracillaria : 4.000 kg
- pakan bandeng grower : 4.000 kg
- pupuk : 1.200 kg
- kapur : 4.000 kg
- persiapan lahan : 1 paket
- peralatan panen : 1 paket
- pompa air 6 inchi : 1 paket
- Peralatan uji kualitas air : 1 Paket
- Papan Informasi : 1 paket

SK No 174763 A
PRESIDEN
REPUBUK TNDONESIA
- 2785 -

6) Sarana dan Prasarana Budidaya Ikan Laut


a) Budidaya Ikan Kerapu
Rincian kebutuhan maksimum paket komoditas kerapu,
sebagai berikut:
- Keramba (KJA 4 lubang @3x3 m) : 1 paket
- Perahu jukung fiber : 1 unit
- Mesin tempel(5-6PK) : 1 unit
- benih macan/hybrid (5-7cm) : 2.000 ekor
- pakan ikan : 1.200 kg
- perlengkapan kerja : 1 paket
- vitamin dan obat-obatan : 1 paket
' chestfreezerkapasitas 100 ltr : 1 unit
- coolboxkapasitas 2OOltr :2 unit
- papan informasi : 1 paket
b) Budidaya Ikan Kakap
Rincian kebutuhan maksimum paket komoditas kakap,
sebagai berikut:
- Keramba (KJA 4 lubang @3x3 m) : 1 paket
- Perahu jukung fiber : 1 unit
- Mesin tempel (5-6PK) : 1 unit
- benih (5-7cm) : 2.500 ekor
- pakan ikan : 1.875 kg
- perlengkapan kerja : 1 paket
- vitamin dan obat-obatan : 1 paket
' chestfreezerkapasitas 100 ltr : 1 unit
- cool boxkapasitas 200 ltr : 4 unit
- papan informasi : 1 paket

c) Budidaya Ikan Bawal Bintang


Rincian kebutuhan maksimum sarana prasarana budidaya
bawal bintang, sebagai berikut:

SK No 174764A
FRESIDEN
REPUBLIK INDONESTA
- 2786 -

- Keramba (KJA 4 lubang @3x3 m) : 1 paket


- Perahu jukung fiber : 1 unit
- Mesin tempel (5-6PK) : 1 unit
- benih (5-7cm) : 2.000 ekor
- pakan ikan : 1.400 kg
- perlengkapan kerja : 1 paket
- vitamin dan obat-obatan : 1 paket
- chest freezer kapasitas 100 ltr : unit
1
- cool box kapasitas 200 ltr : 4 unit
- papan informasi : 1 paket

d) Budidaya lobster
Rincian kebutuhan maksimum sarana pras€rrErna budidaya
l,obster, sebagai berikut:
- Keramba (KJA 4 lubang @3x3 m) : 1 paket
- Perahu jukung fiber : 1 unit
- Mesin tempel (5-6PK) : 1 unit
- Benih Lobster (50 gram) : 1.000 ekor
- pakan runcah : 840 kg
- perlengkapan ke{a : 1 paket
- vitamin dan obat-obatan : 1 paket
' chestfreezerkapasitas 1OO ltr : 1 unit
' coolboxkapasitas 200 ltr : 2 unit
- papan informasi : 1 paket

7l Sarana dan Prasarana Budidaya Rumput Laut


a) Budidaya rumput laut metode longline
Luas lahan minimum 50 x 50 meter. Rincian kebutuhan
maksimum sarana prasarana budidaya mmput laut
metode longline, sebagai berikut:
- bibit rumput laut : 425 kg
- tali utama :23 kg (frame; PE 12mm)

SK No 174765 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2787 -

- tali ris : 25 kg (PE min Smm)


- tali pengikat bibit (rafia/PE) : 10 kg
- jangkar beton(kotak) 50 kg : 10 buah
- tali jangkar : 44 kg (PE 12mm)
- tali pemberat : 2 kg (PE 12mm)
- pelampung utama : 10 buah (bola diameter
36cm)
- pelampung ris : 42O buah (pelampung
bola plastic diameter locm)
- biaya pengikatan bibit dan pemasa.ngan di longline
: 25 ris
- biayasetting : 1 paket
- perahu jukung : I unit
- tak
mesin ketinting 2 : 1 unit
- papan informasi : 1 paket

b) Budidaya rumput laut metode lepas dasar


Luas lahan minimum 50 x 10 meter. Adapun rincian
kebutuhan maksimum sarana prasarana budidaya rumput
laut metode lepas dasar, sebagai berikut:
- patok kayu : 100 buah (panjang 75cm
diameter 3,5cm)
- tali utama (PE l2mm) : 12 kg
- tali ris (PE 5-6mm) : 53 kg
- tali pengikat bibit (rafia) : 20 kg
- bibit RL : 1.000 kg
- jaring (PE troll) : 1 ball
- biaya Pengikatan Bibit : 25O ris
- biaya setting : 1 paket
- perahu jukung : 1 unit
- papan informasi : 1 paket

SK No 174766 A
FRESIDEN
REPUBLTK INDONESIA
- 2788 -

Form 4. Surat Pernyataan Kesanggupan Temu Lapang

C Sarana dan Prasarana Pemberdayaan Usaha Nelayan Skala Kecil


1. Perahu/Kapal Penangkap Ikan berukuran lebih kecil dari 5 GT
beserta mesin, alat penangkapan ikan, sarana pendukung
kegiatan penangkapan ikan dan sarana keselamatan pelayaran
untuk peningkatan kapasitas nelayan kecil.
a. Pengertian
1) Yang dimaksud dengan pengadaan perahu/kapal
penangkap ikan untuk perairan laut berukuran lebih kecil
dari 5 GT beserta mesin, alat penangkapan ikan, sarana
pendukung kegiatan penangkapan ikan dan sarana
keselamatan pelayaran untuk peningkatan kapasitas
nelayan kecil adalah pengadaan dalam 1 (satu) paket.

SK No 174767 A
FRESIDEN
REPUELIK INDONESIA
- 2789 -

2l Kapal penangkap ikan berukuran lebih kecil dari 5 GT


adalah kapal yang dilengkapi dengan mesin utama yang
dipergunakan untuk menangkap ikan termasuk
menampuog, menyimpan, mendinginkan, dan/atau
mengawetkan, yang dioperasikan di perairan laut serta
berukuran lebih kecil dari 5 GT.
3) Alat penangkapan ikan adalah sarana dan perlengkapan
atau benda-benda lainnya yang dipergunakan untuk
menangkap ikan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
4l Sarana pendukung penangkapan ikan adalah sarana dan
perlengkapan atau benda-benda lainnya yang dipergunakan
untuk mendukung kegiatan pena.ngkapan ikan.
5) Sarana keselamatan pelayaran adalah perlengkapan atau
benda-benda lainnya yang dipergunakan untuk menunjang
keselamatan kegiatan penangkapan ikan.
b. Persyaratan
1) Kriteria penerima adalah koperasi atau Kelompok Usaha
Bersama (KUB) di bidang perikanan tangkap dan terdaftar
pada dinas perikanan setempat;
2) penerima sebagaimana angka 1 diatas diutamakan
berdomisili pada lokasi pengembangan Kampung Nelayan
Maju secara Nasional; I

3) anggota koperasi atau KUB yang menjadi sasaran penerima


adalah nelayan yang telah memiliki kartu pelaku usaha
kelautan dan perikanan (KUSUKA) atau terdaftar pada
modul KUSUKA dalam laman sahtdata.kkp.go.id: dan
4l melengkapi surat pernyataan kesanggupan memanfaatkan
kapal sebagaimana (Form 6).
c. Kriteria Teknis
1) Kapal
a) Kapal penangkapan ikan berukuran lebih kecil dari 5
GT terdiri dari kasko dan mesin;
b) pembangunan kapal penangkap ikan dilengkapi dengan
dokumen pendukung sekurang-kurangnya spesifikasi
teknis, gambar/desain teknis (gambar rencana garis,
gambar rencana umum, dan gambar rencana
konstruksi) dan Rincian Anggaran Biaya (RAB) yang
disahkan oleh Dinas Perikanan Kabupaten/Kota yang
bersanglmtan. Contoh format gambar rencana garis,

SK No 174768 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2790 -

gambar rencana umum, dan gambar rencana


konstruksi sebagaimana tercantum dalam Gambar 2;
dan
c) jenis dan daya mesin kapal penangkapan ikan
disesuaikan dengan kebutuhan dan disahkan oleh
Dinas Perikanan Kabupaten/Kota yang bersangkutan.
Contoh jenis dan daya mesin kapal sebagaimana
tercantum dalam Tabel 1.
2l Alat penangkapan ikan
a) Jenis alat penangkapan ikan sebagaimana yang
tertuang dalam Peraturan Menteri Kelautan dan
Perikanan Nomor 18/PERMEN-KP/2021 tentang
Penempatan Alat Penangkapan Ikan dan Alat Bantu
Penangkapan Ikan di WPPNRI dan Laut Lepas serta
Penataan Andon Penangkapan Ikan. Alat penangkapan
ikan untuk kapal lebih kecil dari 3 GT sesuai Peraturan
Menteri dimaksud adalah sebagaimana pada Tabel 2;
dan
b) pemilihan jenis dan spesifikasi alat penangkapan ikan
sebagaimana huruf a) disesuaikan dengan kebutuhan
dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan
Menteri dimaksud dan disahkan oleh Dinas Perikanan
Kabupaten/Kota yang bersangkutan. Contoh format
sebagaimana Tabel 3.
3) Sarana pendukung kegiatan penangkapan ikan
a) Jenis sarana pendukung kegiatan penangkapan ikan
lainnya yang diadakan dapat disesuaikan dengan
kebutuhan, seperti: alat pengumpul ikan (lampu), alat
navigasi (GPS, kompas), alat pendeteksi ikan Wh
ftndefl, coolbox, dart
b) jenis dan spesifikasi sarana pendukung kegiatan
penangkapan ikan disesuaikan dengan kebutuhan dan
disahkan oleh Dinas Perikanan Kabupaten/Kota yang
bersangkutan. Contoh format sebagaimana Tabel 4.
4l Sarana keselamatan pelayaran
a) jenis sarana keselamatan pelayaran sekurang-
kurangnya adalah: life jacket (iaket keselamatan); dan
b) jenis dan spesifikasi sarana keselamatan pelayaran
disesuaikan dengan kebutuhan dan disahkan oleh
Dinas Perikanan Kabupaten/Kota yang bersangkutan.
Contoh format sebagaimana Tabel 5.

SK No 174769 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2791 -

2. Perahu/Kapal Penangkap Ikan untuk perairan darat berukuran


lebih kecil dari 3 GT beserta mesin, alat penangkapan ikan, sarana
pendukung kegiatan penangkapan ikan dan sarana keselamatan
pelayaran
a. Pengertian
1) Yang dimaksud dengan pengadaan perahu/kapal
penangkap ikan untuk perairan darat berukuran lebih kecil
dari 3 GT beserta mesin, alat penangkapan ikan, dan sarana
pendukung kegiatan penangkapan ikan adalah pengadaan
dalam 1 (satu) paket.
2l Kapal penangkap ikan berukuran lebih kecil dari 3 GT
adalah kapal yang dilengkapi dengan mesin utama yang
dipergunakan untuk menangkap ikan termasuk
menampuog, menyimpan, mendinginkan, dan/atau
mengawetkan, yang dioperasikan di perairan darat.
3) Alat penangkapan ikan adalah sarana dan perlengkapan
atau benda-benda lainnya yang dipergunakan untuk
menangkap ikan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
4l Sarana pendukung penangkapan ikan adalah sarana dan
perlengkapan atau benda-benda lainnya yang dipergunakan
untuk mendukung kegiatan penangkapan ikan.
5) Sarana keselamatan pelayaran adalah perlengkapan atau
benda-benda lainnya yang dipergunakan untuk menunjang
keselamatan kegiatan penangkapan ikan.
b. Persyaratan
1) Kriteria penerima adalah koperasi atau Kelompok Usaha
Bersama (KUB) perikanan tangkap dan terdaftar pada dinas
perikanan setempat;
2) anggota koperasi atau KUB yang menjadi sasaran penerima
adalah nelayan yang telah memiliki kartu pelaku usaha
kelautan dan perikanan (KUSUKA) atau terdaftar pada
modul KUSUKA dalam laman satudata.kkp.go.id; dan
3) melengkapi surat pernyataan kesanggupan memanfaatkan
kapal sebagaimana Form 7.
c. Ketentuan Teknis
1) Kapal
a) Kapal penangkapan ikan berukuran lebih kecil dari 3
GT terdiri dari kasko dan mesin;

SK No 174770 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2792 -

b) pembangunan kapal penangkap ikan dilengkapi


dengan gambar rencana garis, gambar rencana umum,
dan gambar rencana konstruksi yang disahkan oleh
dinas perikanan kabupaten/kota yang bersangkutan.
Contoh format gambar rencana umum, gambar
renca.na garis, dan gambar rencana konstruksi
sebagaimana tercantum dalam Gambar 3; dan
c) jenis dan daya mesin kapal penangkapan ikan
disesuaikan dengan kebutuhan dan disahkan oleh
dinas perikanan kabupaten / kota yang bersangkutan.
Contoh jenis dan daya mesin kapal sebagaimana
tercantum dalam Tabel 6.
2l Alat penangkapan ikan
a) jenis alat penangkapan ikan sebagaimana yang
tertuang dalam Peraturan Menteri Kelautan dan
Perikanan Nomor 18/PERMEN-KP/2021 tentang
Penempatan Alat Penangkapan lkan dan Alat Bantu
Penangkapan Ikan di WPPNRI dan Laut Lepas serta
Penataan Andon Penangkapan Ikan. Alat penangkapan
ikan untuk kapal lebih kecil dari 3 GT sesuai Peraturan
Menteri dimaksud adalah sebagaimana pada Tabel 7;
dan
b) pemilihan jenis dan spesifikasi alat penangkapan ikan
sebagaimana huruf a) disesuaikan dengan kebutuhan
dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri dimaksud dan disahkan oleh Dinas
Perikanan KabupatenlKota yang bersangkutan,
Contoh format sebagaimana Tabel 8.
3) Sarana pendukung kegiatan penangkapan ikan
a) Jenis sarana pendukung kegiatan penangkapan ikan
yang diadakan dapat disesuaikan dengan kebutuhan,
seperti: alat navigasi (GPSllFi,sh Finder darr cool box
atau alat penampung ikan lainnya; dan
b) jenis dan spesifikasi sara.na pendukung kegiatan
penangkapan ikan disesuaikan dengan kebutuhan dan
disahkan oleh Dinas Perikanan Kabupaten/Kota yang
bersangkutan. Contoh sebagaimana Tabel 9.
4l Sarana keselamatan pelayaran
a) jenis sarana keselamatan pelayaran sekurang-
kurangnya adalah: tife jacket fiaket keselamatan); dan

SK No 174771A
PRESIDEN
EEPUBLIK INDONESTA
- 2793 -

b) jenis dan spesifikasi sarana keselamatan pelayaran


disesuaikan dengan kebutuhan dan disahkan oleh
Dinas Perikanan Kabupaten / Kota yang bersangkutan.
Contoh format sebagaimana Tabel 10.
3. Mesin kapal perikanan untuk perahu/kapal penangkap ikan
berukuran lebih kecil dari 5 GT
a. Pengertian
Mesin kapal perikanan untuk perahu/kapal penangkap ikan
berukuran lebih kecil dari 5 GT adalah sarana yang
dipergunakan sebagai sumber penggerak pada kapal
penangkap ikan berukuran lebih kecil dari 5 GT.
b. Persyaratan
1) Kriteria penerima adalah koperasi atau Kelompok Usaha
Bersama (KUB) yang bergerak di bidang perikanan tangkap
dan terdaftar pada dinas perikanan setempat;
2l penerima sebagaimana angka 1 diatas diutamakan
berdomisili pada lokasi pengembErngan Kampung Nelayan
Maju secara Nasional; dan
3) anggota koperasi atau KUB yang menjadi sasaran penerima
adalah nelayan yang telah memiliki kapal penangkap ikan
berukuran lebih kecil dari 5 GT yang didukung dengan
dokumen:
a) kartu nelayan atau kartu pelaku usaha kelautan dan
perikanan (KUSUKA) atau terdaftar pada modul
KUSUKA dalam laman satudata.kkp.go.id;
b) legalitas kepemilikan kapal dibuktikan dengan
dokumen kepemilikan kapal atau surat keterangan dari
Dinas Perikanan Kabupaten/Kota setempat yang
menerangkan bahwa kapal telah terdaftar dan
berukuran lebih kecil dari 5 GT, contoh surat
keterangan sebagaimana Form 7; darr
c) surat pernyataan nelayan penerima yang berisi
pernyataan kesanggupan memanfaatkan mesin kapal
perikanan. Contoh surat keterangan sebagaimana Form
9.
c. Ketentuan teknis
1) Jenis dan spesifikasi mesin kapal perikanan untuk
perahu/kapal penangkap ikan berukuran lebih kecil dari 5
GT adalah sebagaimana pada Tabel 1; dan

SK No 174772A.
PRESIDEN
REPUBLIK TNDONESIA
- 2794 -

2l pemilihan jenis dan spesifikasi mesin kapal perikanan


untuk perahu/kapal penangkap ikan lebih kecil dari 5 GT
disesuaikan dengan kebutuhan sebagaimana tabel 1 dan
disahkan oleh Dinas Perikanan Kabupaten/Kota yang
bersangkutan.
4. Sarana Penangkapan Ikan (Alat Penangkapan Ikan, Sarana
Pendukung Kegiatan Penangkapan Ikan dan Sarana Keselamatan
Pelayaran)
Sarana Penangkapan Ikan terdiri dari alat penangkapan ikan,
sarana pendukung kegiatan penangkapan ikan dan sarana
keselamatan pelayaran.
a. Alat Penangkapan Ikan
1) Pengertian
Alat penangkapan ikan adalah sarana penangkapan ikan
sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Kelautan
dan Perikanan Nomor 18/PERMEN-KP/2021 tentang
Penempatan Alat Penangkapan Ikan dan Alat Bantu
Penangkapan Ikan di WPPNRI dan Laut Lepas serta
Penataan Andon Penangkapan Ikan.
2l Persyaratan
a) Kriteria penerima adalah koperasi atau Kelompok Usaha
Bersama (KUB) yang bergerak di bidang perikanan
tangkap dan terdaftar pada dinas perikanan setempat;
b) penerima sebagaimana huruf (a) di atas diutamakan
berdomisili pada lokasi pengembangan Kampung
Nelayan Maju secara Nasional; dan
c) anggota koperasi atau KUB yang menjadi sasaran
penerima adalah nelayan yang telah memiliki kapal
penangkap ikan berukuran lebih kecil dari 5 GT yang
didukung dengan dokumen:
(1) kartu nelayan atau kartu pelaku usaha kelautan
dan perikanan (KUSUKA) atau terdaftar pada modul
KUSUKA dalam laman satudata.kkp. go.id;
(2) legalitas kepemilikan kapal dibuktikan dengan
dokumen kepemilikan kapal atau surat keterangan
dari Dinas Perikanan KabupatenlKota setempat
yang menerangkan bahwa kapal telah terdaftar dan
berukuran lebih kecil dari 5 GT, contoh surat
keterangan sebagaimana Form 5; dan

SK No 174773 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESTA
- 2795 -

(3) surat pernyataan nelayan penerima yang berisi


pernyataan kesanggupan memanfaatkan alat
tangkap, contoh surat keterangan sebagaimana
Form 4.
3) Ketentuan teknis
a. Jenis dan spesifikasi alat penangkapan ikan untuk
kapal berukuran lebih kecil dari 5 GT adalah
sebagaimana pada Tabel 2; dan
b.
pemilihan jenis dan spesifikasi alat penangkapan ikan
disesuaikan dengan kebutuhan sebagaimana Tabel 2
dan disahkan oleh Dinas Perikanan Kabupaten/Kota
yang bersangkutan. Contoh sebagaimana tabel 3.
b. Sarana Pendukung Kegiatan Penangkapan Ikan
1) Pengertian
Sarana pendukung kegiatan penangkapan ikan adalah
sarana dan perlengkapan atau benda-benda lainnya yang
dipergunakan untuk membantu kegiatan penangkapan
ikan.
2l Persyaratan
a) Kriteria penerima adalah koperasi atau Kelompok Usaha
Bersama (KUB) yang bergerak di bidang perikanan
tangkap dan terdaftar pada dinas perikanan setempat;
b) penerima sebagaimana huruf a di atas diutamakan
berdomisili pada lokasi pengembangan Kampung
Nelayan Maju secara Nasional; dan
c) anggota koperasi atau KUB yang menjadi sasaran
penerima adalah nelayan yang telah memiliki kapal
penangkap ikan berukuran lebih kecil dari 5 GT yang
didukung dengan dokumen:
(1) kartu nelayan atau kartu pelaku usaha kelautan
dan perikanan (KUSUKA) atau terdaftar pada modul
KUSUKA dalam laman satudata.kkp.go.id;
(2) legalitas kepemilikan kapal dibuktikan dengan
dokumen kepemilikan kapal atau surat keterangan
dari Dinas Perikanan KabupatenlKota setempat
yang menerangkan bahwa kapal telah terdaftar dan
berukuran lebih kecil dari 5 GT, contoh surat
keterangan sebagaimana Form 5; dan

SK No 1747744
PRESIDEN
REPUELIK INDONESTA
- 2796 -

(3) surat pernyataan nelayan penerima yang berisi


pernyataan kesanggupan memanfaatkan alat
penangkapan ikan, contoh surat keterangan
sebagaimana Form 4.
3) Ketentuan teknis
a) Jenis dan spesifikasi sarana pendukung kegiatan
penangkapan ikan yang diadakan dapat disesuaikan
dengan kebutuhan, seperti: alat pengumpul ikan
(lampu), alat navigasi (GPS, kompas), alat pendeteksi
ikan WhJindefl, coolbox, dan
b) jenis dan spesifikasi sarana pendukung kegiatan
penangkapan ikan disesuaikan dengan kebutuhan dan
disahkan oleh dinas perikanan kabupaten/kota yang
bersangkutan. Contoh sebagaimana Tabel 4.
c. Sarana Keselamatan Pelayaran
1) Pengertian
Sarana keselamatan pelayaran adalah perlengkapan atau
benda-benda lainnya yang dipergunakan untuk menunjang
keselamatan kegiatan penangkapan ikan.
2l Persyaratan
a) Kriteria penerima adalah koperasi atau Kelompok Usaha
Bersama (KUB) yang bergerak di bidang perikanan
tangkap dan terdaftar pada dinas perikanan setempat;
b) penerima sebagaimana huruf (a) di atas diutamakan
berdomisili pada lokasi pengembangan Kampung
Nelayan Maju secara nasional; dan
c) anggota koperasi atau KUB yang menjadi sasaran
penerima adalah nelayan yang telah memiliki kapal
penangkap ikan berukuran lebih kecil dari 5 GT yang
didukung dengan dokumen:
(1) kartu nelayan atau kartu pelaku usaha kelautan
dan perikanan (KUSUKA) atau terdaftar pada modul
KUSUKA dalam laman satudata.kkp. go.id;
(2) legalitas kepemilikan kapal dibuktikan dengan
dokumen kepemilikan kapal atau surat keterangan
dari Dinas Perikanan KabupatenlKota setempat
yang menerangkan bahwa kapal telah terdaftar dan
berukuran lebih kecil dari 5 GT, contoh surat
keterangan sebagaimana Form 6; dan

SK No 174775 A
FRESTDEN
REPUBUK INDONESIA
- 2797 -

(3) surat pernyataan nelayan penerima yang berisi


pernyataan kesanggupan memanfaatkan sarana
dan prasarana keselamatan pelayaran, contoh surat
keterangan sebagaimana Form 7.
3) Ketentuan Teknis
a) Jenis dan spesifikasi sarana keselamatan pelayaran
yang diadakan dapat disesuaikan dengan kebutuhan,
seperti: radio komunikasi, life jacket/buoy/pelampung
penolong, alat pemadam kebakaran ringan (APAR); dan
b) jenis dan spesifikasi sarana keselamatan pelayaran
disesuaikan dan disahkan oleh dinas kabupaten/kota
yang bersangkutan. Contoh sebagaimana Tabel 5.

Gambar 2. Contoh format gambar rencana garis, gambar rencana umum, dan
gambar rencana kontruksi kapal penangkap ikan berukuran lebih
kecil dari 5 GT serta pengesahan Dinas KabupatenlKota

SK No 174776A
REPUBLIK INDONESIA
- 2798 -

SK No 174777 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2799 -

SK No 1747784
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2800 -

Tabel 1. Contoh jenis dan daya mesin kapal penangkapan ikan berukuran lebih
kecil dari 5 GT dan pengesahan Dinas Kabupaten/Kota
A. Mesin Ketinting
SPESIFIKASI MESIN KETINTING

NO PARAMETER URAIAN KETERANGAN

A. Mesin

1 Daya 5- 15 HP

2 Tipe 4langkah 1 silinder

3 Bahan Bakar Bensin/ Gas


4 Sistem Pendingin Udara

5 Sistem Penyalaan Manual

B Komponen Tambahan

I 6s + pipa pelindung As Panjang 200-300 cm &


bahan stailess

2 Propeller Jumlah daun 2-3,


bahan aluminium
Disesuaikan dengan
3 Dudukan Bahan besi galvanis mesin
4 Adaptor Bahan besi galvanis

5 Spare past standard Busi, tali recoil

6 Toolkit
7 Minyak pelumas dan Disesuaikan
bahan bakar kebutuhan mesin

Mengetahui
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten/Kota

(...)
NIP ...

SK No 174779 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2801 -

B Mesin Tempel
SPESIFIKASI MESIN TEMPEL (OUTBOARD)
NO. PARAMETER URAI,AN KETERANGAN

A. Mesin

1 Daya Sampai dengan 30 HP

2 Tipe 2 atau 4langkah


3 Bahan Bakar Bensin

4 Sistem Pendingin Air

5 Sistem Penyalaan Manual

B Komponen Tambahan

1 Tank fuel Kapasitas 25 liter

2 Selang (hose)

3 Handpump
Standar mesin
4 Toolkit Obeng, kunci busi, tang

5 Lanyard/ capit udang


cadangan

6 Tali recoil cadangan

7 Minyak pelumas dan


bahan bakar
Disesuaikan
8 Spare part standard Tali recoil, capit udang, kebutuhan mesin
busi, impeller, packing
set

9 Buku petunjuk Dalam Bahasa Indonesia Standar mesin


pemakaian/ owner book
manual
Mengetahui
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten/Kota ...

NIP

SK No 174780 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2802 -

C. Mesin Stasioner
SPESIFIKASI MESIN STASIONER
No. PARAMETER URAIAN KETERANGAN

A Mesin

I Daya sampai dengan 35 (HP)

2 Tipe 4langkah 1 silinder

3 Bahan bakar diesel fuel (solar)

4 Sistem pendinging air (tipe hopper)

5 Sistem penyalaan manual (engkol)

B Komponen kelengkapan

1 As + pipa pelindung As Panjang 200-4OO cm dan


bahan stainless steel

2 Propeller jumlah daun 3, bahan


aluminium

3 Dudukan bahan besi galvanis

4 Adaptor flange (baja) + flexible joint


Disesuaikan
(karet)
dengan mesin
5 Saluran air pendingin mesin selang air berserat

pipa inlet air laut bahan


stainless steel

klem selang ke pipa dan ke


in/out hopper bahan stainless
steel

saluran in/out hopper bahan


stainless steel

Mengetahui
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten/Kota

NIP

SK No 174781 A
PRESIDEN
REPUBLTK INDONESIA
- 2803 -

Tabel2. Jenis alat penangkapan Ikan berdasarkan kelompok, penempatan


dan Jalur Penangkapan lkan pada kapal perikanan berukuran lebih
kecil dari 5 GT

Alat Penangkapan tkan Jalur Penangkapan


No Keterangan
Laut
Kelompok Jenis Sifat IA IB II m
lepas

1 disesuaikan
AIat yang dengan
dijatuhkan / 1 Jala tebar Pasif { DL DL DL DL kebutuhan
ditebarkan per kapal <
5GT
maksimal
Jaring insang
5OO m per
2 hanyut mesh size Pasif DL ./ ./ ./ DL
kapal < 5
) 1,5 inci GT
Jaring
2
insang Jaring insang maksimal
berlapis (tramel 5OO m per
3
net) mesh size >
Pasif ./ { ./ DL DL
kapal < 5
1,5 inci GT

maksimal
300 unit per
4 Bubu ikan Pasif { { { DL DL
kapal < 5
GT
3 Perangkap
maksimal
Bubu rajungan/ 300 unit per
5
kepiting
Pasif ,v
{ ./ DL DL
kapal < 5
GT

6 Pancing ulur Pasif { ./ ./ ./ DL

7
Pancing ulur Pasif ./ ./ { ./ DL
tuna disesuaikan
pancing dengan
,V
4. (hoolcs and 8 Pancing bedoran Pasif ./ ./ ./ DL kebutuhan
linesl per kapal <
,V ,(
9 pancing cumi Pasif DL ./ DL 5GT
Pancing layrng-
10
layang
Pasif { n DL DL DL

SK No 174782 A
PRESIDEN
REPUEUK INDONESIA
- 2804 -

,v
1l Rawai dasar Pasif DL ./ n DL

12 Tonda Pasif DL { { DL DL

Keterangan:
-{ : alat penangkapan ikan yang diperbolehkan
-DL : alat penangkapan ikan yang dilarang dioperasikan
- Jala Tebar : dapat dioperasikan tanpa menggunakan kapal
Mengetahui
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten/Kota ...

(...)
NIP ...

SK No 174783 A
PRESIDEN
REPUBLTK INDONESIA
- 2805 -

Tabel 3. Contoh usulan pemilihan jenis alat penangkapan ikan

Nama Nama Nama Ukuran Jenis Spesifikasi Jumlah.)


No. API
Koperasi/KUB Anggota Kapal (GT) API (unit)

Dst.

*) Jumlah (unit) maksimal per kapal sebagaimana ketentuan pada tabel 2.

Mengetahui
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten/Kota ...

(...)
NIP ...

SK No 174784 A
PRESIDEN
REPUBUK INDONESTA
- 2806 -

Tabel 4 Contoh jenis dan spesifikasi sarana pendukung kegiatan


penangkapan ikan

No Jenis Spesifikasi Jumlah (unit)


I alat pengumpul ikan (lampu, disesuaikan
atraktor) kebutuhan
2 alat navigasi (GPS, kompas) disesuaikan
kebutuhan
3 alat pendeteksi ikan (fish disesuaikan
findefl kebutuhan
4 cool box disesuaikan
kebutuhan
Dst.

Mengetahui
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten/Kota ...

NIP

SK No 174785 A
FRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
- 2807 -

Tabel 5. Contoh jenis dan spesifikasi sarana keselamatan pelayaran kegiatan


penangkapan ikan

No. Alat Keselamatan Spesifikasi Jumlah (unit)


1 Life jacket (baju penolong) disesuaikan
kebutuhan
2 Ring buoy disesuaikan
kebutuhan
3 Radio komunikasi disesuaikan
kebutuhan
4 Alat pemadam api ringan disesuaikan
(APAR) kebutuhan
Dst

Mengetahui
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten/Kota ...

NIP

SK No 174786 A
PRESIDEN
REPUBUK TNDONESIA
- 2808 -

Form 6. Surat Pernyataan Kesanggupan Memanfaatkan (Paket


perahu/kapal penangkap ikan berukuran lebih kecil dari 5 GT atau
Paket perahu/kapal penangkap ikan untuk perairan darat berukuran
lebih kecil dari 3 GT atau Mesin kapal perikanan untuk perahu/kapal
penangkap ikan berukuran lebih kecil dari 5 GT atau Sarana
Penangkapan lkan)

SK No 174787 A
PRESIDEN
REPUBLTK INDONESIA
- 2809 -

Form 7. Contoh surat keterangan Dinas Perikanan bahwa kapal terdaftar


dan berukuran lebih kecil dari 5 GT

SK No 174788 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2810 -

5. Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Perairan Darat


a. Pengertian
Tempat Pendaratan Ikan (TPI) di Perairan Darat, yang
selanjutnya disingkat TPI-PD adalah tempat yang terdiri atas
daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu
sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan sistem
bisnis perikanan yang digunakan sebagai tempat kapal
perikanan bersandar, berlabuh, danf atau bongkar muat ikan
dan kegiatan penunjang lainnya.

SK No 174789 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 281r -

b. Persyaratan
1) Persyaratan umum pembangunan TPI-PD adalah sebagai
berikut:
a) terdapat aktivitas perikanan tangkap di perairan darat
yang dibuktikan dengan data perikanan seperti data
produksi, nelayan, kapal dan pelaksanaan kegiatan
perikanan lainnya;
b) diutamakan untuk kabupatenf kota yang masuk dalam
lokasi Food Estate dan Sentra Kelautan dan Perikanan;
c) bidang tanah calon lokasi pembangunan TPI-PD asetnya
dimiliki oleh pemerintah daerah atau instansi
pemerintah lainnya (dibuktikan dengan surat
pernyataan sebagaimana tercantum dalam Form 8 dan
bukti kepemilikan aset).
2l Persyaratan khusus pembangunErn TPI-PD adalah sebagai
berikut:
a) melengkapi justifikasi pemilihan calon lokasi yang akan
dikembangkan untuk pembangunan TPI-PD;
b) kesanggupan mengoperasional TPI-PD yang dibangun
untuk kegiatan pendaratan dan pencatatan hasil
penangkapan ikan di Perairan Darat yang dituangkan
dalam surat pernyataan sebagaimana tercantum pada
Form 9; dan
c) menyampaikan rencana kelembagaan/SDM sebagai
pengelola TPI-PD.
c. Ketentuan teknis
1) Bidang tanah calon lokasi pembangunan TPI-PD akan
dikembangkan untuk mendukung aktifitas perikanan;
2l pembangunan TPI-PD dilakukan pada lokasi yang
berdekatan dengan ekosistem perairan darat dan tergenang
air sepanjang tahun; dan
3) pembanguan TPI-PD sekurang-kurangnya terdiri dari
fasilitas utama yaitu dermaga, gedung kantor TPI dan
sarana informasi pengelolaan perairan darat.

SK No 174790 A
PRESIDEN
REPUELIK INDONESTA
- 28t2 -

Form 8. Surat Pernyataan Kepemilikan Aset

SK No 174791 A
PRESIDEN
REPUELIK INDONESIA
- 28L3 -

Form 9. Surat Pernyataan Kesanggupan Operasional TPI-PD

Sarana dan Prasarana dalam Rangka Mendukung Peningkatan


Produktivitas Nelayan (Jalan Produksi, Drainase, dan Air Bersih
Mendukung Produksi Perikanan
a. Pengertian
Sarana dan prasarana dalam rangka mendukung peningkatan
produktivitas nelayan adalah fasilitas yang dibangun untuk
menunjang aktMtas keseharian nelayan dalam meningkatkan
produksi dan produktivitas kegiatan penangkapan ikan serta
untuk meningkatkan kualitas lingkungan permukiman
(kampung) nelayan. Pada lingkup nasional kegiatan ini

SK No 174792 A
PRESIDEN
REPUBUK TNDONESIA
- 28t+ -

mendukung program pengembangan kampung nelayan maju


(KALAJU).
Kampung nelayan merupakan suatu lingkungan
permukiman masyarakat yang mayoritas berprofesi sebagai
nelayan yang melakukan mata pencaharian penangkapan ikan.
Kawasan kampung nelayan umumnya dekat dengan sentra
perikanan (pelabuhan perikanan atau sentra nelayan) yang
menjadi pusat aktifitas para nelayan.
Sarana dan prasarana dalam rangka mendukung peningkatan
produktivitas nelayan, yaitu:
a) Jalan Produksi Perikanan adalah jalan yang dipergunakan
untuk aktivitas produksi yang dapat meningkatkan
produktivitas perikanan tangkap dan pendapatan ekonomi
masyarakat di suatu kampung nelayan.
b) Drainase adalah prasarana yang berfungsi mengalirkan
kelebihan air dari lokasi tertentu di kampung nelayan ke
badan air penerima.
c) Prasarana air bersih adalah prasarana yang disediakan
dalam menunjang kebutuhan air bersih yang dapa!
digunakan untuk perbekalan melaut, aktivitas penanganan
hasil produksi, kebutuhan sanitasi dan hggi.ene, dll.
b. Persyaratan
1) Lokasi yang diusulkan bersinergi dengan program
pengembangan KALAJU secara nasional dengan memenuhi
kriteria sebagai berikut:
a) mayoritas mata pencaharian kepala keluarga di lokasi
tersebut yaitu sebagai nelayan, dibuktikan dengan surat
pernyataan kepala Desa/lurah setempat sebagaimana
format yang tercantum dalam formulir 1O;
b) tersedianya tanah milik desa/kelurahan untuk kegiatan
perbaikan/penyediaan fasilitas umum, yang dibuktikan
dengan sertifikat/bukti kepemilikan yang sah, tidak
dalam keadaan sengketa atau tanah (clean and clear),
dan pernyataan dari kepala desa/lurah sebagaimana
format yang tercantum dalam formulir 11;
c) dalam hal tanah merupakan milik
masyarakat/masyarakat adat, harus ada penyerahan
hak dari masyarakat/ masyarakat adat kepada
pemerintah desa/kelurahan untuk dimanfaatkan bagr
kepentingan umum dan tidak dalam keadaan
sengketa lahan lclean and clear), yang dibuktikan

SK No 174793 A
PRESIDEN
REPUBLIK TNDONESIA
- 2815 -

dengan adanya surat pernyataan penyerahan hak


sebagaimana format yang tercantum dalam formulir 12;
dan
d) lokasi kampung nelayan dapat dijangkau dan tersedia
sarana transportasi maupun komunikasi.
2) calon lokasi yang telah memenuhi kriteria sebagaimana
angka 1 di atas, selanjutnya disampaikan kepada
Kementerian Kelautan dan Perikanan c.q. Direktorat
Jenderal Perikanan Tangkap untuk mendapat persetujuan
sebagaimana formulir 13.
c Kriteria Teknis
Pelaksanaan pembangunan sarErna dan prasarana dalam
rangka mendukung peningkatan produktivitas nelayan dapat
dipilih (sesuai kebutuhan), antara lain (f) Jalan Produksi, (2)
Drainase, dan (3) Penyediaan Air Bersih. Cakupan kegiatan
dapat berupa rehabilitasi/peningkatan kapasitas fasilitas yang
telah tersedia, pembangunan/pengadaan fasilitas baru dan
kombinasi keduanya.
Kriteria teknis secara umum sebagai berikut:
1) Jalan Produksi
a) Lebar badan jalan berkisar antara 1-4 meter;
b) status jalan adalah jalan desa dan atau jalan lingkungan
(berdasarkan PP No.34 tahun 2006 tentang jalan); dan
c) material dapat berupa beton/aspal/bahan lainnya
dengan mempertimbangkan kemudahan pelaksanaan,
pemeliharaan, sesuai karakteristik wilayah,
pengutamaan bahan lokal, keselamatan jalan serta
kelestarian lingkungan.

SK No 174794A
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
- 2816 -

Gambar : Contoh Perbaikan Jalan dengan Menggunakan Batu


Sikat

2l Drainase
a) Kontruksi bagian dasar saluran agar mudah
dibersihkan;
b) memiliki beberapa penyaring/penahan sampah di
sepanjang saluran drainase; dan
c) proses pembangunan dan pemilihan Bahan material
mempertimbangkan :
(1) mengutamakan penggunaan tenaga kerja
masyarakat setempat;
(2) Mengutamakan penggunaan bahan lokal; dan
(3) desain yang mengutamakan daya tahan dan
kemudahan perawatan.

Gambar. Contoh Drainase

SK No 174795 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2877 -

3) Penyediaan Air Bersih


a) Memenuhi parameter fisik standar baku,mutu air bersih
untuk keperluaan higiene dan sanitasi sesuai dengan
Permenkes No. 32l2ol7 .

b) Dapat berupa penyediaan/rehabilitasi fasilitas meliputi:


(1) Sumber air, dapat berupa: penangkap mata air,
sumur gali, penampungan air hujan atau sumber air
lainnya sesuai ketersediaan di lokasi;
(2) bak penampung air, minimal kapasitas memenuhi
kebutuhan 5Oo/o nelayan yang ada;
(3) hidran /kran komunal;
(a) jaringan pipa yang menghubungkan sumber air, bak
penampung dan kran komunal; dan/atau
(5) sarana pendukung; pompa, penyaring air sederhana
pada bak penampung, dl[.
c) Proses pembangunan dan pemilihan bahan material
mempertimbangkan :
(1) mengutamakan penggunaan tenaga kerja
masyarakat setempat;
(2) mengutamakan penggunaan bahan lokal; dan
(3) desain yang mengutamakan daya tahan dan
kemudahan perawatan.

SK No 174796A
PRESIDEN
REPUELIK INDONESIA
- 2818 -

Form 10. Surat Pernyataan Kepala Desa/Lurah

SK No 174797 A
FRESIDEN
REPUBLTK INDONESIA
- 2819 -

Form 11. Surat Pernyataan Kepala Desa/Lurah terkait Ketersediaan Tanah


Milik Desa/Kelurahan.

SK No 174798 A
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
- 2820 -

Form 12. Surat Pernyataan Penyerahan Hak Kepada Pemerintah


Desa/Kelurahan

SK No 174799 A
PRESIDEN
FEPUBLIK INDONESIA
- 2821 -

Form 13. Surat Pengusulan Calon Lokasi Sarana dan Prasarana dalam
Rangka Mendukung Peningkatan Produktivitas Nelayan Tahun
Anggaran 2023

SK No 174800 A
PRESIDEN
REPUEUK INDONESIA
- 2822 -

Form 14. Pakta Integritas

D.
l. Bedah UPI (Skala Mikro dan Kecil)
a. Ruang Lingkup
1) Bedah UPI merupakan kegiatan perbaikan bangunan dan
penyediaan bantuan peralatan pengolahan kepada
kelompok pengolah produk perikanan skala mikro dan
kecil yang terdiri dari sembilan jenis produk olahan, yaitu:
1) pindang ikan, 2l ikan asap, 3) abon ikan, 4)
kerupuk/keripik/peyek ikan, 5) rLlmput laut, 6) ikan
kering/asin, 7l pelumatan daging ikan, 8) peragian/

SK No 174801 A
PRESTDEN
REPUBLIK INDONESTA
- 2823 -

fermentasi ikan dan 9) pengawetan dan pengolahan


lainnya.
2l Pindang Ikan adalah hasil olahan ikan sederhana dengan
cara kombinasi perebusan dan penggaraman. Produk yang
dihasilkan merupakan produk awetan ikan dengan kadar
garam rendah.
3) Ikan asap adalah produk ikan segar yang mengalami
perlakuan penyiangan, pencucian dengan atau tanpa
perendaman dalam larutan garam, penirisan, dengan atau
tanpa pemberian rempah dan pengasapan panas yang
dilalnrkan dalam mang pengasapan dengan menggunakan
ka5ru, sabut atau tempurung kelapa.
4l Abon ikan adalah produk olahan hasil perikanan dengan
bahan baku ikan segar yang mengalami perlakuan
perebusan atau pengukusan, pencabikan, penambahan
bumbu, dan/atau pemasakan.
5) Kerupuk /kenpik/peyek ikan adalah usaha pengolahan
ikan dengan cara penc€rmpuran daging lumatan Ikan seg€rr
dan bahan-bahan lain menjadi produk akhir dengan
bentuk dan ketebalan tertentu.
6) Olahan rumput laut adalah produk olahan hasil perikanan
dengan bahan baku rumput laut seperti dodol rumput laut,
stik rumput laut, dan olahan lain yang terbuat dari rumput
laut.
7l Ikan kering/asin adalah ikan segar yang mengalami
perlakuan penerimaan, pencucian dengan atau tanpa
perendaman dalam larutan garam, pengeringan, sortasi,
dan penimbangan.
8) Pengolahan berbasis lumatan daging ikan adalah produk
olahan hasil perikanan dengan bahan baku lumatan daging
ikan (Contohnya: baso ikan, nugget ikan, pempek).
9) Perag1an/ fermentasi ikan adalah usaha pengolahan ikan
dengan cara perombakan protein ikan secara enzimatis,
proteolitik, bakteriologis dalam derajat keasaman tertentu
untuk menghasilkan produk dengan cita rasa yang khas.
10) Pengawetan . dan Pengolahan lainnya adalah Usaha
Pengolahan Ikan dengan bahan baku Ikan selain
pengolahan di atas.
b. Kegiatan Bedah UPI meliputi:
1) Perbaikan dan/atau Penambahan Bangunan

SK No 174802 A
PRESIDEN
REPUELIK INDONESIA
- 2824 -

Perbaikan bangunan harus memenuhi kaidah dan


persyaratan kelayakan dasar pengolahan bagi UPI skala
mikro dan kecil. Perbaikan bangunan terdiri dari dua
komponen kegiatan yaitu:
a) Perbaikan dan/atau penambahan rLrang pengolahan
yang terdiri dari: area penanganan, area pengolahan,
area pengemasan, fasilitas higienis karyawan, seperti
ruang ganti, loker, tempat pencuci tangan/wastafel,
bak cuci kaki dan toilet, serta tempat penyimpanan
bahan baku dan produk; dan/atau
b) Perbaikan dan/atau penambahan saluran air, listrik
dan, instalasi pengolahan air limbah (IPAL).
2. Penyediaan Peralatan Pengolahan
Penyediaan peralatan pengolahan merLlpakan pengadaan
peralatan pengolahan untuk mengganti dan/atau
melengkapi peralatan pengolahan yang sudah dimiliki
dalam rangka peningkatan mutu produk, nilai tambah dan
kapasitas produksi. Spesifikasi peralatan pengolahan dapat
disesuaikan dengan kebutuhan UPI skala mikro dan kecil,
selama memenuhi fungsi dan kaidah persyaratan
kelayakan dasar pengolahan.
c. Persyaratan Umum
1) Kelompok pengolah yang melakukan kegiatan pengolahan
pada salah satu jenis produk olahan;
2) penerima bantuan memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB)
dan beroperasi secara aktif;
3) memiliki bangunan/ruang pengolahan yang digunakan
secara aktif untuk kegiatan pengolahan;
4l tersedia sumber air bersih dan jaringan listrik yang
memadai;
5) terdapat tim teknis pelaksanaa.n Bedah UPI yang dibentuk
oleh daerah dengan melibatkan Pembina Mutu; dan
6) melengkapi persyaratan dan dokumen yang terdiri atas:
a) proposal usulan yang ditujukan kepada Menteri
Kelautan dan Perikanan c.q. Direktur Jenderal
Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan;
b) KAK dan RAB;
c) profil calon penerima (Form 15);

SK No 174803 A
PRESIDEN
REPUBLTK INDONESIA
- 2825 -

d) dokumen status lahan clean and clear;


e) surat pernyataan bermaterai sanggup mengikuti
kegiatan Bedah UPI dan tidak mengalih fungsikan
bangunan yang ditandatangani oleh Ketua (Form 16);
0 surat pernyataan tanggung jawab kegiatan bedah UPI
yang ditanda tangani oleh kepala dinas (Form 17).
d. Persyaratan Teknis
1) Lokasi Bedah UPI berada di lokasi usaha yang telah ada.
2l Lahan memadai untuk direhab UPI dengan desain dan
layout sesuai dengan standar kelayakan dasar pengolahan.
3) Penyediaan peralatan pengolahan diadakan dalam rangka
peningkatan mutu produk, nilai tambah dan kapasitas
produksi.
4) Melakukan konsultasi/koordinasi dalam penJrusunan
rancangan desain, lagout bangunan dan spesifikasi
peralatan pengolahan kepada Direktorat Pengolahan dan
Bina Mutu, Ditjen PDSPKP.
5) Daftar Item Pekerjaan rehabilitasi bangunan.

No Item Pekerjaan Spesifikasi


1 Lantai Permukaan lantai halus, tanpa retak,
mudah dibersihkan dan didesinfeksi,
terbuat dari bahan yang kedap air, tahan
gararn, asam, basa dan bahan kimia
lainnya serta tidak mudah pecah.
Kemiringan lantai cukup agar tidak ada
genangan air
2 Dinding Permukaan dinding kedap air, tidak
mudah mengelupas, halus, rata, tanpa
retak, tidak bercelah, tidak berjamur,
mudah dibersihkan. Pertemuan antar
dinding dengan lantai tidak membentuk
sudut mati sehingga mudah dibersihkan.
3 Pintu Terbuat dari bahan yang kuat, kedap air
dan mudah dibersihkan, dilengkapi
dengan tirai plastik
4 Langit-langit; Mudah dibersihkan
atau

SK No 174804 A
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
- 2826 -

sambungan
atap
5 Ventilasi dan Dapat mencegah kondensasi, dan
sirkulasi udara mencegah serangga tidak masuk ke area
pengolahan
6 Penerangan Penerangan yang cukup dan dilengkapi
pelindung agar aman dari pecahnya kaca
ke produk
7 Tempat Layak, terpisah antara produk dan bahan
penyimpanan baku serta memungkinkan diterapkan
sistem first infirst out (FIFO)
8 Toilet Menggunakan sistem water flushing darr
memenuhi sanitasi
9 Instalasi air Memenuhi kapasitas debit yang
dibutuhkan
10 Tempat pencuci Dilengkapi dengan kran air dan sarana
tangan sanitasi
11 Perbaikan dan Mendukung produksi dan mencegah
lagout terjadinya kontaminasi silang
bangunan
t2. Saluran Mampu mengurai limbah hasil olahan
pembuangan sebelum dilakukan pembuangan ke
dan lingkungan dengan kapasitas yang
penampungan memadai
air limbah

6) Daftar Jenis Peralatan pada kegiatan Bedah UPI


No Jenis Peralatan Spesifikasi

1 Cool Box Kapasitas minimal 100 L


2 Keranjang a. Bahan: Plastik
Berlubang b. Tidak mudah pecah
c. Dapat disusun vertikal dan
berlubang-lubang
3 Keranjang Tanpa a. Bahan: Plastik
Lubang b. Tidak mudah pecah
c. Dapat disusun vertical dan tidak
berlubang-lubang

4 Paket Pisau Material: Stainless Steel

SK No 174805 A
PRESTDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2827 -

No Jenis Peralatan Spesifikasi

5 Talenan Bahan: Plastik

6 Panci Perebusan a. Dimensi: menyesuaikan kebutuhan


di lapangan
b. Bahan: stainless steel
7 Wajan a. Bahan anti karat
b. Diameter: menyesuaikan kebutuhan
di lapangan
8 Timbangan digital a. Power: rechargeable
b. Display: LED (double displayl atau
a
LCD (backl@tltl
c. Kapasitas (min): 15 (kg)
9 Kompor gas I Terbuat dari bahan stainless steel
tungku atau 2 dan/atau bahan Anti Karat yang tahan
tungku lama terhadap korosi

10. Tabung gas Tabung Gas Elpiji 12 Kg

11. Chestfreezer Volume (min) : 2OO L


72. Sealer Panjang Seal (Min) : 20 cm
13. Timbangan duduk Kapasitas (max) : r50/300/600(kg)
t4. Spinner Kapasitas (Min): 5 KG
Bahan peniris: Stainless Steel
15. Meat ginder atau Kapasitas minimal 45 kg/ jam
Meat Mincer
16. Peralatan Disesuaikan dengan kebutuhan
pengolahan lain lapangan

7) Jenis, spesifikasi, jumlah sarana yang diadakan


disesuaikan dengan kapasitas produksi, jenis komoditas,
jenis produk, dan bentuk produk.
8) Bila bahan peralatan sulit diperoleh maka dapat digunakan
bahan lain yang setara atau memiliki sifat yang sama dan
tetap memenuhi persyaratan kelayakan pengolahan.

SK No 174806 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2828 -

9) Perubahan spesifikasi teknis disampaikan ke Direktorat


yang menangani urusan Pengolahan Produk Kelautan dan
Perikanan Kemeteriaan Kelautan dan Perikanan.
10) Beberapa tipe dan contoh lay out UPI skala mikro dan kecil

Gambar 1. Layout UKM Tipe II B

SK No 174807 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESTA
- 2829 -

Form 15. Profil UPI Calon Penerima Bantuan Bedah UPI

SK No 174808 A
PRESIDEN
REPUEL|K INDONESIA
- 2830 -

Form 16. Surat Pernyataan bermaterai sanggup mengikuti kegiatan Bedah UPI
dan tidak mengalihfungsikan bangunan

SK No 174809 A
PRESIDEN
REPUBUK INDONESTA
- 2837 -

Form 17. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Kegiatan Bedah UPI yang ditanda
tangani

Rehabilitasi Rumput Laut


a. Definisi
1) Pabrik Rumput Laut adalah bangunan sarana pengolahan
rumput laut yang sudah dikeringkan oleh para petani,
diolah dengan beberapa proses sehingga menjadi produk
akhir tepung nrmput laut.
2l Rehabilitasi pabrik rumput laut adalah perbaikan fungsi
dan kondisi bangunan pabrik rumput laut dan perbaikan/
pengadaam peralatan pebrik rumput laut dalam rangka

SK No 174810 A
PRESIDEN
REPUBUK TNDONESIA
- 2832 -

optimalisasi dan peningkatan produksi dari suatu unit


pabrik rumput laut.
3) Rehabilitasi bangunan adalah perbaikan bangunan kantor,
ruang produksi, laboratorium, IPAL, gudang bahan baku,
gudang bahan kimia, dan gudang produk.
4l Rehabilitasi mesin adalah perbaikan komponen mesin
pengolahan rumput laut seperti mesin IPAL, instalasi
listrik, crane, tangki perendaman alkali, ftlter press, plate
heat exchanger, hidrolik press, ctusher dan miller, rotary
dryer, heat thermal oil, dan mesin pengemasan.
b. Persyaratan Umum
1) Merupakan aset milik pemerintah daerah kabupaten/kota
sebagaimana Format terlampir (form 18);
2) telah memiliki pengelola dan beroperasi narnun belum
optimal;
3) membentuk tim teknis pelaksanaan rehabilitasi pabrik
rumput laut; dan
4l melengkapi dokumen yang diperlukan dalam rangka
pengajuan rehabilitasi pabrik rumput laut, meliputi:
a) Proposal usulan bantuan rehabilitasi pabrik rumput
laut yang ditujukan kepada Menteri Kelautan dan
Perikanan c.q Direktur Jenderal PDSPK;
b) KAK dan RAB;
c) profil pengelola pabrik rumput laut;
d) data produksi pabrik rumput laut satu tahun terkahir;
e) surat pernyataan berupa pakta integritas yang memuat
kesanggupan kepala daerah dan pengelola pabrik
rumput laut untuk menganggarkan biaya operasional,
mengoperasionalkan dan memelihara pabrik rumput
laut, serta sarana prasarananya sebagaimana format
terlampir (Form 19);
0 surat pernyataan ketersediaan listrik di lokasi pabrik
rumput laut dari pihak PLN setempat (dilengkapi
dengan foto meteran listrik pabrik rumput laut);
g) surat pernyataan ketersediaan air bersih di lokasi
pabrik rumput laut dari pengelola pabrik rumput laut
dan/atau PDAM setempat beserta foto meteran PDAM
ataupun sumber air);

SK No l748ll A
PRESIDEN
REPUBUK INDONESTA
- 2833 -

h) surat pernyata€rn tidak adanya tunggakan biaya


pengelolaan pabrik rumput laut dari pihak kepala dinas
KP, pengelola pabrik rumput laut, PLN, dan PDAM; dan
0 Surat pernyataan tidak sedang dalam sengketa hukum
dari Kepala Dinas dan/atau Pengelola pabrik rumput
laut (Form 20).
c. Persyaratan Teknis
1) Bangunan
a) Gudang bahan baku dan produk;
b) Ruang produksi;
c) Ruang pengemasan;
d) Laboratorium;
e) Fasilitas higienis kar5rawan, seperti tempat pencuci
tangan/sarana sanitasi, toilet, ruang ganti, musholla,
kantin;
0 Gudang penyimpanan/gudang kering;
g) Saluran pembuangan air limbah; dan
h) Lantai jemur.
Daftar jenis kegiatan rehabilitasi bangunan
No. Jenis Pekerjaar Spesifikasi
1 Konstruksi konstruksi bangunan yang akan
bangunan direnovasi atau dibangun harus
direncanakan dalam detail design
dengan mempertimbangkan bentuk
bangunan awal, laA out, rencana
pengemb€rngan (peningkatan target
produksi), proses produksi, posisi
peralatan/mesin, dan sebagainya.
Bangunan yang bisa dilaksanakan
melalui kegiatan ini, antara lain
pembangunan/renovasi: kantor, ruang
produksi, IPAL, bengkel, laboratorium,
gudang bahan baku, gudang bahan
kimia, gudang produk jadi, dan
sebagainya.

SK No 174812 A
REPUBLIK INDONESIA
- 2834 -

No Jenis Pekerjaar: Spesifikasi


2 Lantai Jemur Ketinggian lantai jemur minimal 20 cm
dari permukaan tanah, agar produk
terjaga kebersihannya. Lantai harus
kuat tidak mudah rusak, pecah, atau
retak dilengkapi dengan fondasi untuk
meletakkan para-p€rra. Para-para
dibuat dari bahan yang bebas dari
korosi dan marnpu manahan beban
rumput laut pada saat peniemuran.
3 Lantai Pabrik Ketinggian lantai pabrik
Epoxg/ Hardener minimal 20 cm dari
permukaan tanah, agar produk yang
terjaga kebersihannya. Lantai harus
kuat tidak mudah rusak, pecah atau
retak, harus mampu menahan beban
produk diatasnya. Lantai harus tahan
terhadap minyak/lemak, arr garamf air
laut, deterjen dan desinfektan. Untuk
menghindari terjadinya genangan air,
maka lantai harus memiliki kemiringan
3-5" ke arah saluran pembuangan
(drainaqel.
4 Instalasi Kapasitas listrik yang adb harus dapat
Listrik memenuhi kebutuhan listrik peralatan
elektronik operasional pabrik rumput
laut, seperti : crane, mesin pemanas,
dan lain-lain. Listrik yang diperlukan
adalah sebesar 150 kVa atau sesuai
dengan kebutuhan. Listrik tersebut
dapat digunakan untuk
mengoperasionalkan pabrik dengan
kapasitas bahan baku rumput laut 1O
ton per harinya.
5 Penerangan Ruangan pabrik nrmput laut harus
mendapat penerangan yang cukup dan
sedapat munskin dari cahava alami.
6 Instalasi Air Ketersediaan air bersih harus mampu
Bersih memenuhi kebutuhan operasional
pabrik rumput laut, seperti: untuk
proses pencucian rumput laut,
pencucian alat, pembersihan lantai, dan
lain-lain. Kebutuhan air yang
diperlukan untuk proses produksi

SK No 174813 A
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
- 2835 -

No. Jenis Pekerjaan: Spesifikasi


kapasitas 3 ton per hari adalah 15 ms.
Apabila menggunakan perbandingan,
untuk mengolah 1 ton bahan baku
rumput laut diperlukan 5 ton air bersih
sehingga menjadi chips.
7 Instalasi Pengolahan rLlmput laut 3 ton per hari
Pengolahan memerlukan air tawar bersih 1500
Air Bersih / m3/per hari (6,25 ms/jam). Untuk
Water mendapatkan air bersih menggunakan 2
Treatment sumur bor, tersedia submersible pump
Ptant (wTP) yang diberi relag protectton dimana
pompa akan bekerja bergantian setiap I
atau 2 jam sesuai keinginan.Kelebihan
menggunakan jenis pompa subm.ersible
adalah tersedia untuk berbagai
kedalaman sumur bahkan ada yang
mampu untuk dipasang pada sumur
hingga kedalaman 2O0 meter. Apabila air
yang dihasilkan dari sumur bor ternyata
parameter airnya tidak sesuai dengan
kualitas air tawar, seperti air keruh dan
kebanyakan logam Fe nya dan lainnya,
maka diperlukan media filter dan
resentoir.
8 Instalasi Instalasi pengolahan air limbah di
Pengolahan industri lumput laut sangatlah penting
Air Limbah untuk diperhatikan karena pemakaian
(rPAL) / air yang sangat banyak dalam
Waste Water prosesnya, apabila setiap hari hanya
Treatment mengandalkan sumber dari alam dalam
Plant (WWTP) pengadaan airnya maka akan
diperlukan setiap hari sejumlah 400 m3
dalam jumlah air yang disedot dari
dalam tanah ataupun sungai, dan
sekitar 8Oo/o akan dibuang kembali
kelingkungan.
9 Laboratorium Laboratorium lengkap digunakan untuk
pengecekan hasil pengolahan rumput
laut yang sesuai dengan standar, yaitu
untuk pengecekan gell strength dan
kadar air dari hasil pengolahan rumput
laut (chip atau tepung). Kebutuhan
minimal mangan untuk laboratorium

SK No l748l4A
PRESIDEN
REPUELIK INDONESIA
- 2836 -

No. Jenis Pekerjaar: Spesifikasi


2 x 3 m, atau disesuaikan
adalah
dengan kondisi bangunan pabrik.
10 Tempat Layak, terpisah antara produk dan
penyimpanan bahan baku serta memungkinkan
diterapkan sistem first infirst out (FIFO)
1l Struktur Terbuat dari bahan yang kuat, anti
karat, mudah dibersihkan, tahan lama

2l Mesin/ Peralatan
Kegiatan rehabilitasi mesin yang dapat dilakukan meliputi:
a) jenis, spesifikasi, volume bangunan, mesin, dan
peralatan yang diadakan disesuaikan dengan kapasitas
produksi, jenis komoditas, bentuk produk dan
ketersediaan anggaran;
b) bila bahan bangunan, mesin, dan peralatan sulit
diperoleh di lokasi pabrik rumput laut, maka dapat
digunakan bahan lain yang setara atau memiliki sifat
yang sarna dan tetap memenuhi persyaratan kelayakan
pengolahan;
c) perbaikan mesin dilakukan apabila kerja mesin tidak
optimal dengan kapasitas terpasang mesin dan/atau
biaya perbaikan tidak melebihi biaya mengganti dengan
mesin baru dengan spesifikasi yang sama;
d) penggantian mesin dilakukan apabila mesin rusak berat
dan tidak dapat diperbaiki atau biaya pebaikannya
sama dengan dan/atau melebihi membeli mesin baru.
Mesin yang diganti harus dapat mencapai produksi
minimal dengan mesin terdahulu; dan
e) penambahan kapasitas mesin harus dilengkapi dengan
analisa kebutuhan.
3) Peralatan Pendukung
Jumlah, jenis, dan spesifikasi peralatan yang diadakan
memenuhi standar pangan serta sesuai kebutuhan
operasional.
4l Pengadaan genset harus memenuhi kapasitas minimal daya
terpasang yang dibutuhkan pabrik rumput laut.
5) Jaminan purna jual.

SK No 174815 A
FRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
- 2837 -

a) Perbaikan dan atau penambahan bangunan harus


dilengkapi dengan jaminan pemeliharaan sesuai
ketentuan yang berlaku.
b) Perbaikan dan atau penggantian mesin harus
dilengkapi pelatihan operator, jaminan purna jual
minimal 1 tahun dengan layanan respon maksimal2 x
24 jam, mudah dalam pemeliharaan dan ketersediaan
suku cadang.
6) Tidak diperbolehkan mengusulkan pengadaan kendaraan
operasional.
7l Tidak diperbolehkan mengusulkan untuk pembangunanf
rehab bangunan pelengkap seperti pagar, landscape,
mushola, jalan, dan lain-lain yang tidak berhubungan
dengan produktifitas.
8) Melakukan konsultansi dalam pembuatan renc€rna
rehabilitasi pabrik rumput laut dengan Direktorat
Pengolahan dan Bina Mutu.

SK No 174816A
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
- 2838 -

Form 18. Surat Pernyataan Status Kepemilikan Asset dan Tidak Dalam Proses
Personil, Pembiayaan Sarana Dan Prasarana, Dan Dokumen

SK No 174817 A
PRESIDEN
REPUBL|K INDONESTA
- 2839 -

Form 19. Surat Pernyataan Pakta Integritas/Surat Pernyataan Kesiapan Mampu


Dan Kesanggupan

SK No 174818 A
PRESIDEN
REPUEUK INDONESIA
- 2840 -

Form 20. Surat Pernyataan Komitmen Pengelola Pabrik Rumput Laut untuk
pelaksanaan program Rehabilitasi Pabrik Rumput Laut

3. Rehabilitasi Pasar Ikan


a. Definisi
1) Pasar Ikan adalah tempat jual beli ikan yang terdiri dari
bangunan pasar, los pasar, serta sarana dan prasarana
lainnya yang memadai untuk menjaga mutu dan kualitas
ikan tetap baik, seperti tersedianya air yang cukup, lantai
yang terbuat dari keramik, saluran pembuangan dan IPAL,
serta pengelolaan sampah pasar yang baik.
2l Rehabilitasi Pasar Ikan adalah kegiatan perbaikan
dan/atau penambahan sarana dan prasarana utama pasar

SK No 174819 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 284t -

ikan termasuk fasilitas penunjang pasar ikan sebagaimana


diatur didalam petunjuk pelaksanaan kegiatan ini
3) Rehabilitasi Prasarana Utama Pasar Ikan adalah kegiatan
perbaikan bangunan utama seperti dinding, lantai, saluran
pembuangan, atap, ventilasi udara, dan pencahayaan agar
berfungsi optimal.
4l Rehabilitasi Fasilitas Penunjang Pasar Ikan adalah kegiatan
perbaikan instalasi sumber air bersih, instalasi pengolahan
air limbah dan sampah, serta sarana pendukung seperti
keranjang ikan, timbangan dan cool box.
b. Persyaratan Umum
Persyaratan umum rehabilitasi pasar ikan meliputi:
1.) Pasar Ikan merupakan aset milik Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota.
2l Lahan clean and clear atau tidak dalam sengketa.
3) Menyampaikan proposal usulan kegiatan yang mencakup:
a) perbaikan sarana dan prasarana utama pasar ikan
yaitu: dinding, lantai, saluran pembuangan, atap,
ventilasi udara, dan pencahayaan agff berfungsi
optimal; dan
b) fasilitas penunjang pasar ikan yaitu: kegiatan perbaikan
instalasi sumber air bersih, instalasi pengolahan air
limbah dan sampah, serta sarana pendukung seperti
keranjang ikan, timbangan dalrr cool box.
4l Pemerintah Daerah KabupatenlKota yang mengusulkan
pelaksanaan pasar ikan membentuk tim teknis
pelaksanaan rehabilitasi pasar ikan dengan melibatkan
SKPD lainnya yang terkait.
5) Membuat Rincian Anggaran Biaya (RAB) perencanaan
teknis rehabilitasi pasar ikan.
6) Kriteria Pasar Ikan yang diusulkan sebagai berikut:
a) pasar ikan yang telah ada namun mengalami kerusakan
dan/atau tidak memiliki fasilitas memadai dan/atau
tidak beroperasi lagi;
b) aksesibilitas ke lokasi kegiatan dalam kondisi baik dan
mudah dijangkau;
c) tersed.ia sumber air bersih dan jaringan listrik yang
memadai;

SK No 174820 A
PRESIDEN
REPUELIK TNDONESIA
- 28+2 -

d) melengkapi persyaratan dan dokumen yang diperlukan


yang terdiri atas:
(1) Proposal Usulan yang ditujukan kepada Direktur
Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan
dan Perikanan, c.q. Direktur Pemasaran;
(2) Kerangka Acuan Kerja (KAK);
(3) Rincian Anggaran Biaya (RAB);
(41 Profil Calon Penerima Bantuan Rehabilitasi Pasar
Ikan. (Form 21)
(5) Dokumen Status Lahan; (Forrn 22)
(6) Surat Pernyataan Tanggung Jawab melaksanakan
kegiatan Rehabilitasi Pasar lkan yang ditanda
tangani oleh Kepala Dinas Kabupaten/Kota. (Form
23)
(71 Surat Pernyataan Kesedian Menerima Bantuan
kegiatan Rehabilitasi Pasar Ikan yang ditanda
tangani oleh Kepala Dinas Kabupaten/Kota. (Form
24l,
c. Persyaratan Teknis
Rehabilitasi Bangunan Prasarana Utama dan Fasilitas Penunjang
Pasar Ikan yang akan direhabilitasi harus memenuhi kriteria
standar teknis, antara lain sebagai berikut :
1) Bangunan Prasarana Utama
No. Item Pekerjaarr Spesifikasi

1 I^antai 1) Lantai berwarna terang, kedap air,


rata tidak berpori, dan mudah
dibersihkan.
2) Lantai dengan ketinggian tertentu
dari permukaan tanah, agar produk
terj aga kebersihannya.

3) Untuk ruang basah (ikan segar),


lantai dibuat dengan kemiringan
tertentu ke arah saluran
pembuangan (drainase) sehingga
lantai tetap kering dan air tidak
menggenang.

SK No 174821 A
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
- 2843 -

No. Item Pekerjaarr Spesifikasi

2 Dinding 1) Kontruksi bangunan dinding


tertutup. Permukaan dinding hanrs
rata, berwarna terang, tidak
lembab, dan mudah dibersihkan.
Untuk itu, dinding dibuat dari
bahan yang kuat, kering, tidak
menyerap air, dan dipasang rata
tanpa celah/retak.
2) Dinding dapat dilapisi plesteran
atau porselen agar tidak mudah
ditumbuhi oleh jamur atau kapang.
Keadaan dinding harus dipelihara
agar tetap utuh, bersih, dan tidak
terdapat debu atau kotoran lain
yang berpotensi menyebabkan
pencemaran pada ikan yang
dipasarkan.

3) Kondisi dinding dapat di konstruksi


tertutup ataupun semi tertutup
(kombinasi antara beton pennanen
serta kisi-kisi dan kasa maupun
hanya kasa/ram), disesuaikan
dengan jumlah anggaran yang
tersedia.

3 Ruang area 1) Bangunan ruang area penjualan


penanganErn yang tediri area lapak penjualan
dan yang terdapat meja-meja penjualan
penjualan yang terbuat dari bahan yang
mudah untuk dibersihkan, dapat
dibuat berbahan beton pennanen
berkeramik maupun meja tidak
perlnanen

2) Memiliki kemiringan yang cukup


dilengkapi pipa pembuangan air
limbah yang terhubung langsung ke
saluran pembuangan utama.
3) Dimensi ukuran yang memadai,
memenuhi karakteristik yang cocok
bagr produk maupun pedangang

SK No 174822 A
PRESIDEN
REPUBUK INDONESTA
- 2844 -

No. Item Pekerjaarr Spesifikasi

atau penjual

4 Langit-langit; 1) Atap harus terbuat dari bahan yang


atau marnpu melindungi produk yang
diperdagangkan dari sinar
sambungan matahari, hujan dan padatan lain
atap yang akan mengakibatkan
terjadinya kontaminasi dan
kerusakan fisik ikan serta kualitas.
2) Atap harus memiliki kemiringan
yang cukup untuk . menghindari
terjadinya genangan air pada atap
dan mengantisipasi kebocoran.

3) Atap dilengkapi dengan uentilator


roof yang berfungsi untuk
mengeluarkan udara p€rnas dari
dalam ruangan jika biaya
mencukupi.
5 Ventilasi dan Bangunan atau ruang€rn tempat
pemasaran harus dilengkapi'dengan
sirkulasi ventilasi yang dapat menjaga keadaan
udara nyErman dengan kisaran suhu antara
28oC - 32 oC. Ventilasi harus cukup
untuk sirkulasi udara, mencegah
udara ruangan tidak terlalu panas,
mencegah te{adinya kondensasi uap
air atau lemak pada lantai, dinding
atau langit-langit, dan membuang
aroma tidak sedap.

6 Pencahayaan 1) Ruangan pemasaran dapat


dilengkapi dengan lampu
penerangan yang dilengkapi dengan
pelindung untuk menghindari
pecahan lampu mengkontaminasi
produk.
2) Intensitas pencahayaan rLrangan
pemasaran harus cukup terang
untuk penanganan ikan secara

SK No 174823 A
PRESIDEN
REPUEUK TNDONESIA
- 2845 -

No. Item Pekerjaarr Spesifikasi

efektif dan memenuhi kapasitas


debit yang dibutuhkan dalam
ru€rngan

7 Tempat Ruang penyimpanan untuk produk


penyimpanan dan bahan baku yang
bahan baku memungkinkan diterapkan sistem
first uafirst out (FIFO).
8 Saluran 1) Ruang pemas€rran ikan segar/hidup
pembuangan harus dilengkapi dengan saluran
f Drainase pembuangan (drainase) dengan
kapasitas yang memadai. Saluran
harus terbuat dari bahan yang
kedap air, rata tidak berpori, dan
halus agar aliran air lancer serta
mudah dibersihkan.
2) Kontruksi bagian dasar saluran
harus berbentuk
melengkung/berbentuk "U" agar
mudah dibersihkan.
3) Untuk menjamin kenyamanan dan
keselamatan pengunjung serta
mencegah masuknya binatang
pengerat, maka saluran harrs
ditutup dengan jeruji logam atau
bahan sejenisnya.

9 Instalasi dan 1) Setiap Pasar Ikan harus dilengkapi


sumber air dengan instalasi air bersih yang
bersih digunakan untuk proses
penanganan ikan serta pencucian
peralatan/lantar maupun fasilitas
pasar lainnya.

2) Air yang digunakan untuk


penanganan ikan adalah air yang
memiliki standar kualitas air bersih
sesuai dengan SNI.

Dilengkapi dengan tandon air untuk


meniamin ketersediaan air untuk

SK No 174824 A
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
- 2846 -

No. Item Pekerjaan Spesifikasi


penanganan ikan, pembersihan dan
lain-1ain.

10 Instalasi Setiap kelistrikan yang ada di setiap


Listrik m€rng area pasar dalam dan luar
memenuhi kapasitas debit yang
dibutuhkan, serta terbuat dari
bahan yang kuat, anti karat, mudah
dibersihkan dan tahan lama
11 Pengelolaan 1) Setiap Pasar Ikan minimal
Air Limbah dilengkapi dengan bak kontrol air
limbah yang digunakan untuk
memfilter air limbah sebelum
dibuang ke saluran umum.
Apabila memungkinkan dari aspek
anggaran, sebaiknya Pasar lkan
dilengkapi dengan Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL).

2l Sarana Fasilitas Penunjang


No. Item Pekedaarr Spesifikasi
1 Peralatan Peralatan sanitasi minimal yang harus
Sanitasi dimiliki oleh Pasar lkan antara lain
yaitu peralatan kebersihan seperti:
tempat Sampah, sapu, penyeka air,
sekop, dan sikat keramik/lantai.
2 Peralatan 1) Peralatan pembantu untuk Pasar
Penunjang Ikan yang digunakan dalam
penanganan ikan harus terbuat dari
bahan yang kuat, tidak mudah
berkarat serta mudah untuk
dibersihkan.
2) Secara umum peralatan Pasar lkan
antara lain yaitu talenan, pisau,
timbangan, keranjang ikan, cool box,
dan Tempat sampah.

SK No 174825 A
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
- 2847 -

3) Ketentuan
a) Jenis, spesifikasi, volume bangunan dan peralatan yang
diadakan disesuaikan dengan kapasitas, jenis
komoditas, bentuk produk dan ketersediaan a.nggaran;
b) bila bahan bangunan dan peralatan sulit diperoleh di
lokasi, maka dapat digunakan bahan lain yang setara
atau memiliki sifat yang sama dan tetap memenuhi
persyaratan kelayakan pengolahan ;

c) perbaikan peralatan penunjang dilakukan apabila kerja


tidak optimal dengan kapasitas dan/atau biaya
perbaikan tidak melebihi niali kewajaran biaya
mengganti dengan spesifikasi yang sama; dan
d) penambahan kapasitas peralatan penunjang harus
dilengkapi dengan analisa kebutuhan.
4l Melakukan koordinasi/konsultasi dalam menJrusun
perencanaan rehabilitasi pasar ikan dengan Direktorat
Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan
Perikanan, c.q. Direktorat Pemasaran.
5) Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota tidak diperbolehkan
mengusulkan pembagunan atau rehabilitasi bangunan
pendukung seperti pagar, landscape, mushola, jalan, yang
tidak berhubungan dengan produktifitas.

SK No 174826 A
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
- 2848 -

Form 21. Format Profil Calon Penerima Bantuan Rehabilitasi Pasar IkanForm

SK No 174827 A
PRESIDEN
REPUEUK INDONESIA
- 2849 -

22. Surat Pernyataan Status Kepemilikan Asset dan Tidak Dalam Proses
Personil, Pembiayaan Sarana dan Prasarana, dan Dokumen (Rehabilitasi Pasar
Ikan)

SK No 174828 A
PRESIDEN
REPUEUK INDONESTA
- 2850 -

Form 23. Surat Pernyataan Tanggung Jawab melaksanakan kegiatan


Rehabilitasi Pasar Ikan

SK No 174829 A
PRESIDEN
REPUEUK INDONESIA
- 285t -

Form 24. Surat Pernyataan Kesedian Menerima Bantuan kegiatan


Rehabilitasi Pasar Ikan

4. Rehabilitasi Sentra Pengolahan Hasil Perikanan


a. Definisi
1) Rehabilitasi Sentra Pengolahan Hasil Perikanan
Rehabitasi sentra pengolahan hasil perikanan adalah
kegiatan perbaikan bangunan dan pemberian bantuan
peralatan pengolahan kepada sentra pengolahan hasil
perikanan yang disesuaikan dengan jenis produk olahan
yang dihasilkan. Paket rehabilitasi sentra pengolahan hasil
perikanan terdiri dari perbaikan bangunan dan pengadaan
atau perbaikan peralatan pengolahan.

SK No 174830 A
PRESTDEN
REPUBUK TNDONESIA
- 2852 -

a) Perbaikan Bangunan
Perbaikan bangunan dapat sesuaikan dengan kondisi
yang sudah ada, namun harus tetap memenuhi kaidah
dan persyaratan kelayakan dasar bagi UPI. Perbaikan
bangunan terdiri dari dua komponen kegiatan yaitu:
(1) Penyediaan atau perbaikan bangunan dalam
rehabilitasi sentra pengolahan hasil perikanan
meliputi: area penanganan, area pengolahan, area
pengemasan, fasilitas higienis karyawan, seperti
tempat pencuci tangan/sarana sanitasi dan toilet
serta tempat penyimpanan bahan baku dan produk.
(2) Perbaikan instalasi air bersih, listrik dan Instalasi
Pengolahan Air Limbah dan pengelolaannya yang
dilengkapi bak kontrol.
b) Bantuan peralatan pengolahan.
Bantuan peralatan pengolahan merupakan pengadaan
peralatan pengolahan bagi pengolah ikan skala UPI
untuk mengganti dan/atau melengkapi peralatan
pengolahan yang sudah dimiliki dalam rangka
peningkatan mutu produk, nilai tambah dan kapasitas
produksi. Spesifikasi peralatan pengolahan dapat
disesuaikan dengan kondisi di daerah selama
memenuhi fungsi dan kaidah persyaratan higienis.
2) Operasional d.an Pengelolaan sentra pengolahan hasil
perikanan
Operasional dan Pengelolaan sentra pengolahan hasil
perikanan yang telah memperoleh rehabilitasi tidak
mengalami perubahan yaitu:
a) Pemda dan pengolah membentuk pegelola sentra
pengolahan hasil perikanan sebagai penanggung jawab
operasionalisasi sentra yang ditandai dengan adanya
nota kesepakatan;
b) pengolah melakukan kegiatan pengolahan di sentra
pengolahan hasil perikanan secara kontiniu dengan
menerapkan kaidah pengolahan yang baik (GMP) dan
Prosedur Operasional Standar Sanitasi (SSOP) dengan
bimbingan pembina sentra kabupaten /kota;
c) pengolah melakukan pencatatan kegiatan produksi
meliputi pencatatan kebutuhan bahan baku, jumlah
produksi, harga produk dan permasalahan yang
dihadapi;

SK No 174831 A
PRESIDEN
REPUBUK TNDONESIA
- 2853 -

d) pengolah di sentra pengolahan hasil perikanan


membentuk kelembagaan, minimal Kelompok Usaha
Bersama (KUB) di bawah bimbingan dan pembinaan
dinas KP kabupaten/kota setempat. Namun demikian,
kelembagaan diharapkan berbentuk koperasi;
e) pembina sentra kabupaten/kota melakukan pertemuan
rutin dengan pengolah khususnya membahas
penerapan kaidah pengolahan yang baik (GMP) dan
Prosedur Operasi Sandar Sanitasi (POSS) serta
pemecahan permasalahan yang dihadapi;
0 biaya yang timbul dari operasionalisasi sentra antara
lain pembayaran listrik, air dan sebagainya menjadi
tanggung jawab pemda dan/atau pengelola sesuai
dengan kesepakatan antara Pemmda, Pengelola dan
Pengolah;
g) pengelolaan bangunan/peralatan yang diberikan
kepada pihak swasta/ pihak lain harus memperhatikan
mekanisme serah terima. Selanjutnya disusun
perjanjian Kerjasama Operasi yang membagi tugas,
tanggung jawab dan kewenangan masing-masing pihak
yaitu Dinas KP Provinsi/ Kabupaten/ Kota, Pihak
Pengolah dan Pihak Swasta/ Pihak lain; dan
h) pengelola sentra bersama dengan Pemda memfasilitasi
akses pasar dan akses permodalan untuk memenuhi
permodalan di sentra.
b. Persyaratan Umum
1) Sentra pengolahan hasil perikanan telah operasional dan
mendapatkan rekomendasi dari Dinas yang membidangi
perikanan;
2l Sentra pengolahan hasil perikanan memiliki sumber air
bersih dan jaringan listrik dan pengolah limbah yang
memadai;
3) Memiliki lahan memadai untuk rehabilitasi dengan desain
dan lagout sesuai dengan standar kelayakan dasar
pengolahan. Design dan lagout rehabilitasi sentra
dikonsultasikan dengan Direktorat teknis yang menangani.
4l Melengkapi persyaratan dan dokumen yang diperlukan
yang terdiri atas:
a) proposal usulan yang ditujukan kepada Menteri
Kelautan dan Perikanan c.q. Direktur Jenderal
Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan;

SK No 174832 A
FRESIDEN
REPUEUK INDONESIA
- 2854 -

b) profll sentra pengolahan d.an hasil perikanan (Form 25);


c) KAK dan RAB;
d) surat pernyataan bahwa aset merupakan milik
pemerintah daerah sebagaimana format terlampir (Form
281.;

e) surat keterangan dari dinas yang membidangi


perikanan yang menyatakan bahwa sentra beroprasi
secara kontinue minimal dalam satu tahun terakhir
(Form 271;
0 surat keterangan dari dinas yang membidangi
perikanan yang memiliki sumber air bersih dan jaringan
listrik dan pengolah limbah yang memadai;
g) surat pernyataan dari dinas yang membidangi
perikanan yang menyatakan sanggup mengikuti
kegiatan rehabilitasi sentra pengolahan hasil perikanan
(Form 26);
h) surat keterangan dari dinas yang membidangi
perikanan bahwa sentra pengolahan hasil perikanan
memiliki kelembagaan usaha dan fasilitasi kemitraan
pengolah dengan usaha pendukung (penyedia baghan
baku, jaringan pemasaran produk, dan lain lain);
i) surat pernyatan dari kelompok untuk memanfaatkan
dan mengoperasionalisasikan sentra; dan
j) pakta integritas dari dinas yang membidangi perikanan
yang berisi mampu mengkoordinir kelompok pengolah
untuk memanfaatkan sarana dan prasarana di sentra
pengolahan hasil perikanan.
c Persyaratan Teknis
1) Lokasi rehabilitasi sentra pengolahan hasil perikanan
berada di lokasi sentra pengolahan hasil perikanan yang
telah ada.
2) Lahan memadai untuk rehabilitasi dengan desain dan
layout yang dapat menjamin tidak terjadi kontaminasi
silang selama proses produksi.
3) Penyediaan peralatan pengolahan diadakan untuk
mendukung dan meningkatkan mutu dan standar produk
yang dihasilkan.
4l Melakukan konsultasi dalam pembuatan rencana desain,
lagout bangunan dan spesifikasi peralatan sentra

SK No 174833 A
PRESIDEN
REPUEUK INDONESIA
- 2855 -

pengolahan hasil perikanan dikoordinasikan dengan


Direktorat Pengolahan dan Bina Mutu, Ditjen PDSPKP.
5) Daftar jenis kegiatan rehabilitasi bangunan:

No. Jenis Pekerjaan Spesifikasi

1 Lantai Keramik Kemiringan yang cukup


(tidak ada genanBan), kedap
air, mudah dibersihkan dan
disanitasi, serta dirancang
sedemikian rupa sehingga
memudahkan pembuangan
air.

2 Dinding Permukaan rata, mudah


dibersihkan , kuat, dan
kedap air

3 Pintu Terbuat dari bahan yang


kuat, kedap air dan mudah
dibersihkan, dilengkapi
dengan tirai plastik

4 Langit-langrt; atau Mudah dibersihkan


sambungan atap

5 Ventilasi dan Dapat mencegah


sirkulasi udara kondensasi, dan mencegah
serangga tidak masuk ke
area pengolahan

6 Penerangan Penerangan yang cukup


dan dilengkapi pelindung
agar aman dari pecahnya
kaca ke produk

7 Tempat Layak, terpisah antara


penyimpanan produk dan bahan baku
serta memungkinkan
diterapkan sistem first in
first out (FIFO)
8 Toilet Menggunakan water
flushing sistem dan
memenuhi sanitasi.

SK No 174834 A
PRESIDEN
REPUBL|K INDONESIA
- 2856 -

9 Instalasi air Memenuhi kapasitas debit


yang dibutuhkan

10. Tempat pencuci Dilengkapi dengan kran air


tangan dan sarana sanitasi

11 Perbaikan dan Mendukung produksi dan


layout bangunan mencegah terjadinya
kontaminasi silang
t2 Saluran Kapasitas mencukupi, tidak
pembuangan dan mencemari lingkungan
penampungan air sekitar
limbah

6) Daftar jenis peralatan pada kegiatan rehabilitasi sentra


pengolahan hasil perikanan

No. Uraian Spesifikasi Ilustrasi Gambar

1 Meja Material : Stainless


preparasi Steel
stainless steel

2 Chest Freezer Kapasitas : min 300


Liter

3 Kompor Gas Kompor Gas :


Mawar • 1 tungku
Tungku • Terbuat dari bahan
Lengkap stainless steel dan
anti karat yang
tahan lama terhadap
korosi
Tabung Gas Elpiji

SK No 174835 A
PRESIDEN
REPUEUK INDONESIA
- 2857 -

No. Uraian Spesifikasi Ilustrasi Gambar


dan Regulator :
• Ber-SNI
Selang :
• Dilengkapi dengan
ring aluminium
• Ber-SNI

Cool box Kapasitas : min 100


4 Liter
Bahan: HDPE

5 Exhaust Fan Jaring kipas dan


di ruang baling-baling terbuat
pengolahan dari bahan yang
tidak korosif

6 Tirai Min. Tebal 2 mm


plastik/plastic
curtain

7 Lampu Lampu yang


dengan acrylic dilengkapi dengan
cover kap/Tutup cover
acrylic bening

8 Insect killer Maks. UV Light


lamps Tubes 2 x 20 Watt

9 Hand Sealer Body : Iron / Besi

SK No 174836A
PRESIDEN
REPUBL|K TNDONESIA
- 2858 -

No. Uraian Spesifikasi Ilustrasi Gambar

10 Vacuum Bahan Kemasan


sealer dan merupakan bahan
Bahan plastik yang
Kemasan mendukung vacuum

11 Tempat Berbahan HDPE


sampah plastic
berpenutup dilengkapi dengan
penutup
Kapasitas 30 Liter

12 Pallet untuk Material : Stainless


penirisan Steel

13 Timbangan Display : LED


bahan Baku Power :
Baterai/rechargeable

14 Timbangan Display : LED


produk Power :
Baterai/rechargeable

SK No 174837 A
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
- 2859 -

No. Uraian Spesifikasi Ilustrasi Gambar

15 Panci Bahan : plat


perebusan Stainless Steel
pindang
minimal 10
Kg

16 Lemari asap Material : Mild


dan atau Steel,Stainless Steel
Oven Pemanas: Kompor
LPG (dari Kios
Mesin)

17 Spinner Silinder : Stainless


(peniris Steel, Keranjang :
minyak) vorporasi stainless
steel, Tabung :
stainless steel,
Regulator pengatur
kecepatan (3 level
kecepatan), Bahan
Body stainless steel
dan besi

18 Wadah Bahan : stainless


pengukusan steel

19 Blender Bahan plastik, dan


stainless steel, mata
pisau stainless steel

20 Food Kapasitas maksimal


Processor mangkuk : min 1,5
Liter

SK No 174838 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESTA
- 2860 -

No. Uraian Spesifikasi Ilustrasi Gambar

21 Sillent Cutter Pembuat Adonan


Bakso Silent Cutter
Kapasitas maksimal
5 Liter

22 Sarana Disesuaikan dengan


Pengolahan kebutuhan
lain yang
mendukung
proses
produksi
utama

7) Gambar yang tercantum merupakan ilustrasi dan bukan


patokan yang mengikat.
8) Jenis, spesifikasi, jumlah sarana yang diadakan
disesuaikan dengan kapasitas produksi, jenis komoditas,
jenis produk, bentuk produk dan ketersediaan anggaran.
9) Bila bahan peralatan sulit diperoleh maka dapat digunakan
bahan lain yang setara atau memiliki sifat yang sama dan
tetap memenuhi persyaratan kelayakan pengolahan.
1O) Perubahan spesifikasi teknis harus mendapat persetujuan
dari Kementerian Teknis.

SK No 174839 A
PRESIDEN
RE:PUEUK INDONESIA
- 286L -

Form 25. Profil Pengelola Sentra PHP

SK No 174840 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2862 -

Form 26. Surat Pernyataan bermaterai sanggup mengikuti kegiatan sentra


pengolahan hasil perikanan dan tidak mengalihfungsikan bangunan

SK No 174841 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2863 -

Form 27. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Kegiatan sentra pengolahan hasil
perikanan

SK No 174842 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2864 -

Form 28. Surat Pernyataan Status Kepemilikan Aset dan Tidak Dalam Proses
Personil, Pembiayaan Sarana Dan Prasarana, Dan Dokumen

5. Cold Storage
a. Definisi
1) Cold Storage adalah bangunan dan/atau instalasi sistem
pendingin yang dirancang secara khusus untuk
mempertahankan suhu tertentu yang digunakan sebagai
tempat penyimpanan hasil perikanan.
2l Rehabilitasi cold storage adalah perbaikan, melengkapi
maupun meningkatkan kapasitas bangunan dan mesin cold
storage agar beroperasional secara optimal.
3) Rehabilitasi bangunan adalah perbaikan bangunan cold
storage seperti bangunan sipil, struktur, lantai, atap,
dinding, instalasi pengolahan air limbah dan lainnya yang
secara langsung mendukung operasional cold storage.
4) Rehabilitasi mesin adalah perbaikan mesin pendingin
seperti penggantian/ perbaikan mesin compressor,

SK No 174843 A
FRESIDEN
REPUEUK INDONESIA
- 2865 -

condellsor, euaporator, dan komponen mesin pendingin agar


berfungsi.
5) Air Blast Freezer yang selanjutnya disingkat ABF adalah
mesin pembekuan cepat dengan waktu pembekuan 8
sampai dengan 10 jam dengan suhu pendinginan minimal -
350C (minus tiga puluh lima derajat celsius) untuk hasil
perikanan sehingga dapat bertahan dalam jangka waktu
yang lama.
6) Pengadaan peralatan penduLung operasional cold storage
adalah pembelian peralatan pendukung seperti: rak
pembeku, pan pembelnr, troli, coolbox, timbangan, hand
pallet, dan peralatan pendukung operasional cold storage
7l Genset adalah mesin yang berfungsi sebagai cadangan
energi apabila listrik utama padam.
b. Persyaratan Umum
L) Melampirkan surat pernyataan komitmen Pemerintah
Daerah sebagaimana format terlampir (form 29).
2l Aset cold storage merupakan milik pemerintah daerah
kabupaten/ kota sebagaimana format terlampir (Form 3O).
3) Lahan clean and clearf tidak dalam sengketa.
4l Terdapat tim teknis pelaksanaan rehabilitasi cold storage
yang dibentuk oleh daerah dengan melibatkan ahli
pendingin.
5) Menyampaikan proposal usulan kegiatan yang mencakup:
a) perbaikan bangunan yaitu lantai, dinding, struktur,
langit-langit, pintu, jendela, penambah€rn rulang proses ;
b) perbaikan mesin yaitu, panel cold storage, penerimaan
bahan baku, perbaikan dan atau penambahan mesin
pendingin, penambahan kapasitas ABF dan pengadaan
IPAL; dan/atau
c) pengadaan peralatan pendukung dan/ atau pengadaan
generator set.
6) Menyampaikan laporan kegiatan pemanfaatan
sebagaimana Form 31.
c. Persyaratan Teknis
1) Bangunan
a) Lantai harus kuat, kedap air dan kemiringan cukup.
b) Dinding harus kuat, kedap air, dan mudah dibersihkan.

SK No 174844 A
PRESIDEN
REPUELIK INDONESIA
- 2866 -

c) Struktur harus kuat, tidak korosif, dan mudah


dibersihkan.
d) Langit-langit; lampu-lampu sesuai standar, plafon
berwarna terang, dan kedap air.
e) Pintu dan jendela harus kuat, kedap air, tidak korosif
atau lapuk.
0 Kapasitas IPAL sesuai dengan kebutuhan produksi.
2l Mesin sistem pendingin
a) Penggantian compressor, condensor dan euaporator
dilakukan apabila mesin rusak berat dan tidak dapat
diperbaiki atau biaya perbaikannya hampir sarna
dengan beli baru. Mesin yang diganti harus dapat
mencapai produksi minimal dengan mesin terdahulu.
b) Perbaikan mesin dilakukan apabila kerja mesin tidak
optimal lagr dengan kapasitas mesin terpasang dan
biaya tidak melebihi biaya apabila mengganti mesin
baru dengan spesifikasi teknis yang salna.
c) Penambahan ABF/ mesin pembekuan ikan harus
dilengkapi analisa kebutuhan.
d) Panel berinsulasi memiliki spesifikasi kuat, tahan lama,
tahan api dan karat, food grade, memiliki daya hambat
panas dan blowing agent yang menggunakan bahan
yang ramah lingkungan.
3) Peralatan Pendukung
Jumlah, jenis, dan spesifikasi peralatan yang diadakan
memenuhi standar pangan serta sesuai kebutuhan
operasional.
4l Pengadaan genset harus memenuhi kapasitas minimal daya
terpasang yang dibutuhkan cold storage.
5) Jaminan purna jual.
a) Perbaikan dan atau penambahan bangunan harus
dilengkapi dengan jaminan pemeliharaan sesuai
ketentuan yang berlaku.
b) Perbaikan dan atau penggantian mesin harus
dilengkapi pelatihan operator, jaminan purna jual
minimal 1 tahun dengan layanan respon maksimal 2 x
24 jam, mudah dalam pemeliharaan, dan ketersediaan
suku cadang.

SK No 174845 A
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
- 2867 -

6) Tidak diperbolehkan mengusulkan untuk pembangunan/


rehabilitasi bangunan pelengkap seperti pagtr, landscaFe,
mushola, jalan dan lain-lain yang tidak berhubungan
dengan produktifitas cold storage serta pengadaan
kendaraan operasional.
7) Melakukan konsultasi dalam pembuatan rencana
rehabilitasi cold storage dengan Direktorat Logistik.

Form 29. Surat Pernyataan Komitmen Pemerintah Daerah untuk Keberhasilan


Rehabilit asi cold storage

SK No 1748464
PRESIDEN
REPUEUK TNDONESIA
- 2868 -

Form 30. Surat Pernyataan Status Kepemilikan Asset dan Tidak Dalam Proses
Personil

SK No 174847 A
FRESIDEN
REPUEL|K INDONESTA
- 2869 -

Form 31. Format Laporan Kegiatan Pemanfaatan

SK No 1748484
PRESIDEN
REPUEUK INDONESIA
- 2870 -

6. Rehabilitasi Gudang Beku Terintegrasi/Integrated Cold Sforage (ICS)


a. Definisi
1) Rehabilitasi Gudang Beku Terintegrasi/ Integrated Cold
Storage adalah perbaikan, melengkapi, maupun
meningkatkan kapasitas Gudang Beku
Terintegrasi/ Integrated Cold Storage (ICS) agar berfungsi
optimal.
2l Rehabilitasi bangunan adalah perbaikan dan/atau
penggantian bangunan Gudang Beku
Terintegrasi/ Integrated Cold Storage (ICS) seperti bangunan
sipil, stuktur, lantai, atap, dinding, dan lainnya yang
mendukung operasional Gudang Beku
Terintegr asi / Integrated Cold Storage (ICS) .
3) Rehabilitasi mesin adalah perbaikan dan/atau penggantian
mesin dan/atau komponennya yang meliputi mesin
pendingin, unit water treatment, IPAL, Genset, dan mesin
unit pengolahan lainnya.
4l Pengadaan peralatan adalah pengadaan peralatan
pendukung operasional seperti coolbox, pallet, pan, trolly,
keranjang, timbangan, sealer, dan sebagainya.
b. Persyaratan Umum
Persyaratan umum rehabilitasi gudang beku
terintegrasi / integrated cold storage (ICS) meliputi:
1) merupakan aset milik pemerintah daerah kabupaten/kota;
2l lahan cleandan clear atau tidak dalam sengketa hukum;
3) telah memiliki pengelola dan beroperasi nannun belum
optimal;
4l membentuk tim teknis pelaksanaan Rehabilitasi Gudang
Beku Terintegrasi / Integrated Cold Storage (ICS) ;
5) melengkapi dokumen yang diperlukan dalam rangka
pengajuan rehabilitasi Gudang Beku
Terintegrasil Integrated Cold Storage (ICS), meliputi:
a) proposal usulan bantuan rehabilitasi Gudang Beku
Terintegrasi/Integrated Cold Storage (ICS) yang
ditujukan kepada Kementerian Kelautan dan
Perikanan;
b) KAK dan RAB;
c) profil pengelola Gudang Beku Terintegrasi/Integrated
Cold Storage (ICS);

SK No 174849 A
PRESIDEN
REPUEUK INDONESTA
- 287L -

d) data produksi Gudang Beku Terintegrasi/Integrated


Cold Storage [CS) satu tahun terkahir;
e) surat pernyataan berupa komitmen atau pakta
integritas kesanggupan Kepala Daerah untuk
menganggarkan biaya operasional dan pemeliharaan;
(Form 32)
f) surat pernyataan berupa komitmen kesanggupan
Kepala Daerah dan/atau Pengelola Gudang Beku
Terintegrasi/Integrated Cold Storage (ICS) untuk
mengoperasionalkan dan memelihara Gudang Beku
Terintegrasi/Integrated Cold Storage (ICS) serta sarana
prasarananya (Form 33) ;
g) Surat pernyataan ketersediaan listrik di lokasi Gudang
Beku Terintegrasi/Integrated Cold Storage (ICS) dari
pihak PLN setempat (dlengkapi dengan foto meteran
listrik Gudang Beku Terintegrasi/Integrated Cold
Storage (ICS);
h) Surat pernyataan ketersediaan air bersih di lokasi
Gudang Beku Terintegrasi/Integrated Cold Storage (ICS)
dari Pengelola ICS dan/atau PDAM setempat beserta
foto meteran PDAM ataupun sumber air);
i) Surat pernyataan tidak adanya tunggakan biaya
pengelolaan Gudang Beku Terintegrasi/ Integrated Cold
Storage (ICS) dari pihak Kepala Dinas KP, Pengelola
Gudang Beku Terintegrasi/ Integrated Cold Storage
(ICS), PLN, dan PDAM;
j) Surat pernyataan tidak sedang dalam sengketa hukum
dari Kepala Dinas dan/atau Pengelola Gudang Beku
Terintegrasi / Integrated Cold Storage (ICS) ; dan
k) Surat pernyataan bahwa aset merupakan milik
pemerintah Daerah (Form 34).
c Persyaratan Teknis
1) Bangunan
a) Ruang penerimaan bahan baku (unloadingl
b) Ruang pengolahan
c) Ruang pengemasan
d) Mini laboratorium

SK No 174850 A
PRESIDEN
REPUBL|K INDONESIA
- 2872 -

e) Fasilitas higienis karyawan, seperti tempat pencuci


tangan/sarana sanitasi, toilet, rLlang ganti, musholla,
kantin
0 Gudang penyimpanan/gudang kering
g) Ruang Alat
h) Ruang pembekuan
i) Ruang penyimpanan bahan baku dan produk
j) Ruang mesin dan kelistrikan
k) Ruang penampungan limbah padat
1) Saluran pembuangan air limbah
m) Ruang Pengeluaran Produk (loading)
Daftar jenis kegiatan rehabilitasi bangunan yang dapat dilakukan
meliputi:
No. Jenis Pekerjaarr Spesifikasi
1 L,antai Kemiringan yang cukup (tidak ada
genangan), kedap 4ir, serta
dirancang sedemikian rupa
sehingga memudahkan
pembuangan air, terbuat dari
bahan yang mudah dibersihkan
dan disanitasi seperti keramik
2 Dinding Permukaan rata, mudah
dibersihkan, kuat, dan kedap air
3 Pintu Terbuat dari bahan yang kuat,
kedap air dan mudah dibersihkan,
dilengkapi dengan tirai plastic
4 Jendela Terbuat dari bahan yang kuat,
anti karat, mudah dibersihkan,
tahan lama
5 Langit-langit; atau Mudah dibersihkan
sambungan atap
6. Ventilasi dan Dapat mencegah kondensasi, dan
sirkulasi udara mencegah serangga tidak masuk
ke area pengolahan
7 Penerangan Penerangan yang cukup dan
dilengkapi pelindung agar aman

SK No 174851A
PRESIDEN
REPUEL|K INDONESIA
- 2873 -

No Jenis Pekerjaan Spesifikasi


dari pecahnya kaca ke produk

8 Tempat Layak, terpisah antara produk dan


penyimpanan bahan baku serta memungkinkan
diterapkan sistem first in first out
(FrFo)
9 Toilet Menggunakan water flushing
sistem dan
memenuhi sanitasi.
10 Instalasi air Memenuhi kapasitas debit yang
dibutuhkan
11 Tempat pencuci Dilengkapi dengan kran air dan
tangan sarana sanitasi

t2 Perbaikan dan Mendukung produksi dan


layout bangunan mencegah terjadinya kontaminasi
silang
13 Instalasi Listrik Memenuhi kapasitas debit yang
dibutuhkan serta terbuat dari
bahan yang kuat, anti karat,
mudah dibersihkan, tahan lama
14. Saluran Kapasitas mencukupi
pembuangan dan
penampungan air
limbah
15 Struktur Terbuat dari bahan yang kuat,
anti karat, mudah dibersihkan,
tahan lama

2l Mesin
Kegiatan rehabilitasi mesin yang dapat dilakukan meliputi

No Komponen Kapasitas

1 Mesin Pendingin

a. Pembekuan :

SK No 174852 A
FRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
- 2874 -

No Komponen Kapasitas

Air Blast Freezer (ABF) Min. 2.5 ton/siklus


Contact Plate Freezer (CPF) Min. 0.5 ton/siklus
Semi Contact Plate Freezer Min. 0.2 ton/siklus
b. Cold Storage (penyimpanan Min. 5O ton
beku)

c. Flake lce Machfne (FIM) 2,5 - 5 ton

d. Pendingin udara rucrng 1 set


pengolahan

3 Unit water treatment Min 3 m3ljam


4 IPAL / Waste Water Treatmen Min. 50 ma/hari
Plant (!VWTP)

5 Genset Min. 60 KVA


6 Water Chiller Min. 7 ton/hari
7 Pompa Air Min. lOm3/perjam

3) Peralatan
Kegiatan pengadaan peralatan yang dapat dilakukan
meliputi
No Nama Alat Spesifikasi Ilustrasi Gambar
1 Meja a. Ukuran
Stafnless menyesuaikan
steel jenis produk
dan kebutuhan
UPI
b. Bahan frame
meja: stainless
steel tebal
minimal 3 mm
dengan original
finbh material

SK No 174853 A
PRESIDEN
REPUEUK INDONESIA
- 2875 -

No Nama Alat Spesifikasi Ilustrasi Gambar


c. Bahan kaki
meja: pipa
medium A1
ukuran
diameter
minimal 1,5
inchi, tebal
minimal 1,2
mm dan kaki
meja
dilengkapi
dengan karet
pada ujungnya
d. Siku dibuat
halus untuk
mencegah
akumulasi
kotoran.

2. Box Fiber a. Terbuat dari


bahan HDPE
insulated PU
b. Volume 500 -
1000 liter
c. Dilengkapi
penutup

3. Timbangan a. Standar untuk


Food
Processing
b. Kapasitas : 5 -
150 kg
c. Anti air
d. Anti karat

4. Timbangan a. Large Digital


Analitik LCD Display
with blacklight
b. Large stainless
steel weighing
pan
c. One touch
calibration

SK No 174854A
FRESIOEN
REPUEUK INDONESIA
- 2876 -

No Nama Alat Spesifikasi Ilustrasi Gambar

5. Keranjang a. Bahan : plastik


tebal, kuat,
kokoh
b. Tidak mudah
pecah
c. Dapat disusun
vertikal dan
berlubang-
lubang

6. Keranjang a. Bahan :
Limbah plastik tebal,
kuat, kokoh
b. Dapat
disusun
vertikal
c. Kedap air
(tanpa lubang)

7. Pan a. Material pan


Pembekuan pembekuan
berbahan
alumunium.
b. Kapasitas :
1,8 – 20 kg

8. Trolly (untuk a. Bahan :


pan stainless steel
pembekuan b. Roda : 4 buah
ABF) yang berada
di tiap sisi,
kapasitas
beban
minimal 1
ton, roda
terbuat dari
bahan yang
tahan di
suhu
pembekuan

SK No 174855 A
PRESIDEN
REPUEUK INDONESIA
- 2877 -

No Nama Alat Spesifikasi Ilustrasi Gambar

9. Hand Sealer a. Lebar Seal :


minimal 2
mm
b. Body : tahan
korosi

10. Foot Sealer a. Tipe : Pedal


b. Stainless steel
c. Mudah
dibersihkan

11. Vaccum a. Stainless steel


Sealer b. Single or
Double
Chambers
c. Mudah
dibersihkan
d. Waterproof
digital display
panel

12. Lackband a. Daya Listrik


Machine 180-250 Watt
b. Max. Pack.
Size : 550 x
600 mm

13. Strapping a. Power : max.


Band 660 W
Machine b. Binding
ability
(Sec/Strap) :
max. 4.5
c. Strapping
band width
(mm) : max.
15.5

SK No 174856 A
PRESIDEN
REPUEUK INDONESTA
- 2878 -

No Nama Alat Spesifikasi Ilustrasi Gambar

14. Metal a. Pass height :


detector 145 - 175 mm
Inner
b. Belt width:
Carton/ 230 - 250 mm
(Waterproof)
c. Display:
LCD/LED
d. Operation
Method: Touch
panel
e. Belt speed:
variable speed
depending on
product
f. Waterproof
g. Metal
detection:
Rejection
signal output
and beep, or
belt stop and
beep
h. Environtment
conditions: 0º
to 40 ºC
i. Exterior:
Indicator and
detector head :
Stainless steel
(SUS 304);
conveyor
frame and
stand :
Stainless steel
(SUS 304)
j. Certified
testpiece : 3
pieces

SK No 174857 A
PRESTDEN
REPUBL|K INDONESIA
- 2879 -

No Nama Alat Spesifikasi Ilustrasi Gambar

15. Forklift a. Adjustable


forks
b. Load capacity
Min.1.5 T
c. Battery voltage,
nominal
capacity
24/120 V/Ah

16. Hand Pallet a. Dimensi (P x L


(mini forklift) x T) :
menyesuaikan
dengan
kebutuhan di
lapangan
b. Kapasitas :
Min 2 ton
c. Anti karat
d. Dilengkapi
roda

17. Pallet Plastik a. Material :


HDPE/PPC
b. Type : Non-
Reversible
c. Forklift/hand
pallet entry : 4-
way
d. Washable

18. Trolly (untuk a. Stainless steel


pengangkuta
b. Anti karat
n es)
c. Dilengkapi
roda
d. berbentuk bak

Keterangan:
Gambar yang tercantum dalam tabel diatas merupakan ilustrasi
dan bukan patokan yang mengikat.

SK No 174858 A
FRESIDEN
REPUBLIK INDONESTA
- 2880 -

4l Ketentuan
a) Jenis, spesifikasi, volume bangunan, mesin, dan
peralatan yang diadakan disesuaikan dengan kapasitas
produksi, jenis komoditas, bentuk produk dan
ketersediaan anggaran.
b) Bila bahan bangunan, mesin dan peralatan sulit
diperoleh di lokasi gudang beku terintegrasi/integrated
cold storage (ICS), maka dapat digunakan bahan lain
yang setara atau memiliki sifat yang sama dan tetap
memenuhi persyaratan kelayakan pengolahan.
c) Perbaikan mesin dilakukan apabila kerja mesin tidak
optimal dengan kapasitas terpasang mesin dan/atau
biaya perbaikan tidak melebihi biaya mengganti dengan
mesin baru dengan spesifikq.si yang sarna.
d) Penggantian mesin dilakukan apabila mesin rusak berat
dan tidak dapat diperbaiki atau biaya pebaikannya
sama dengan dan/atau melebihi membeli mesin bart.
Mesin yang diganti harus dapat mencapai produksi
minimal dengan mesin terdahulu.
e) Penambahan kapasitas mesin harus dilengkapi dengan
analisa kebutuhan.
0 Tidak diperbolehkan mengusulkan pengadaan
kendaraan operasional.
g) Tidak diperbolehkan mengusulkan untuk
pembangun{L/ rehab bangunan pelengkap seperti
pagtr, Iandscape, mushola, jalan dll yang tidak
berhubungan dengan produktifitas.
h) Melakukan konsultansi dalam pembuatan rencana
rehabilitasi Gudang Beku Terintegrasil Integrated Cold
Storage (ICS) dengan Direktorat Pengolahan dan Bina
Mutu.

SK No 174859 A
FRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
- 2881 -

Form 32. Surat Pernyataan Komitmen Pemerintah Daerah untuk pelaksanaan


progrErm Rehabilitasi Gudang Beku Terintegrasi/ Integrated Cold
Storage (ICS).

SK No 174860 A
PRESIDEN
REPUBL|K INDONESIA
- 2882 -

Form 33. Surat Pernyataan Komitmen Pengelola Gudang Beku


Terintegrasi/ Integrated Cold Storage (ICS) untuk pelaksanaan
program Rehabilitasi Gudang Beku Terintegrasi/ Integrated Cold
Storage (ICS).

SK No 174861 A
PRESIDEN
REPUBUK INDONESTA
- 2883 -

Form 34. Surat Pernyataan Status Kepemilikan Asset dan Tidak Dalam Proses
Personil, Pembiayaan Sarana Dan Prasarana, Dan Dokumen

SK No 174862A
PRESIDEN
REPUBL|K INDONESIA
- 2884 -

7. Rehabilitasi Pabrik ES
a. Definisi
1) Pabrik Es adalah bangunan dan/atau instalasi sistem
pendingin yang berfungsi membuat es balok sesuai dengan
ukurannya.
2l Rehabilitasi pabrik es adalah perbaikan fungsi atau
penambahan kapasitas, baik bangunan, mesin dan fasilitas
penunjang dalam rangka optimalisasi, dan peningkatan
produksi
dari suatu unit pabrik es.
3) Rehabilitasi bangunan adalah perbaikan bangunan pabrik
es seperti bangunan sipil, bak air garam, bak celup,
luncuran es dan lainnya yang mendukung operasional
pabrik es.
4l Rehabilitasi mesin adalah perbaikan komponen mesin
pembuat es seperti penggantian/ perbaikan mesin
compressor, condensor, euaporator, agitator, ice canJiller, ice
can, cooling tower, hobt cranae, tilter, pompa air, control
panel dan komponen lainnya agar mesin berfungsi
sebagaimana mestinya.
b. Persyaratan Umum
Persyaratan umum rehabilitasi pabrik es meliputi:
1) merupakan aset milik pemerintah daerah kabupaten/kota
(Form 36);
2l Surat Komitmen Pemerintah Daerah untuk Keberhasilan
Rehabilitasi Pabrik Es Lahan clean dan clear atau tidak
dalam sengketa hukum (Form 35);
3) membentuk tim teknis pelaksanaan rehabilitasi pabrik es
melibatkan ahli pendingin;
4l membuat perencanaan teknis rehabilitasi dan pemanfaatan
pabrik es;
5) melengkapi persyaratan dan dokumen yang diperlukan
yang terdiri atas:
a) proposal Usulan yang ditujukan kepada Menteri
Kelautan dan Perikanan c.q. Direktur Jenderal
Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan;
b) KAK dan RAB yang telah disahkan oleh Kepala Dinas
yang membidangi Kelautan dan Perikanan; dan

SK No 174863 A
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
- 2885 -

c) menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan (Form


36).
c Persyaratan Teknis
Spesifikasi teknis rehabilitasi pabrik es
1) Bangunan
a) Lantai harus kuat, kedap air, dan kemiringan cukup.
b) Dinding harus kuat, kedap air, dan mudah dibersihkan.
c) Pintu dan jendela harus kuat, kedap air, tidak korosif
atau lapuk.
d) Bak air garam harus kuat, kedap air, dan tidak bocor.
e) Bak celup harus kuat, kedap air, dan tidak bocor.
0 Luncuran es harus kuat, bahan tidak korosif,
permukaan rata, mudah untuk seluncuran €s, dan
ketinggian disesuaikan dengan kendaraan pengangkut
es.
g) Water treatment; kapasitas sesuai kebutuhan, kuat dan
tidak bocor.
h) Bak penampung air bersih; kapasitas sesuai
kebutuhan, kuat dan tidak bocor.
i) Sumur bor harus menghasilkan debit air yang cukup.
2) Mesin pembuat es
a) Penggantian compressor, conderLsor, dan euaporator
dilakukan apabila mesin rusak berat dan tidak dapat
diperbaiki atau biaya perbaikannya hampir sarna
dengan beli barr.. Mesin yang diganti harus mempunyai
spesifikasi dapat mencapai produksi minimal dengan
mesin terdahulu.
b) Perbaikan compressor, condensor, dan euaporator
dilakukan apabila kerja mesin tidak optimal lagi dengan
kapasitas mesin terpasang dan biaya tidak melebihi
biaya apabila mengganti mesin baru dengan spesifikasi
teknis yang sama.
c) Spesifikasi refrigerantmesin pembuat es sesuai dengan
spesifikasi mesin pabrik es terdahulu (freon atau
amoniak).
d) Perbaikan/ penggantian agitator; mampu menjamin
sirkulasi air dengan baik dan tidak korosif.

SK No 174864A
FRESIDEH
REPUEUK INDONESIA
- 2886 -

e) Perbaikan/ penggantian be can filler, mampu menjami


pengisian airyang tepat ukuran, kuat, dan tidak korosif.
0 Perbaikan/ penggantian cooling tower: kapasitas
pendingin air sesuai dengan kebutuhan, kuat, dan tidak
bocor.
g) Perbaikan/ penggantian ice can:lr'tat, tidak korosif, dan
tidak bocor.
h) Perbaikan/ penggantian horst crane: kapasitas angkut
disesuaikan dengan kapasitas angkut maksimal, kuat,
dan tidak korosif.
i) Perbaikan/ penggantian tilten kuat dan tidak korosif.
j) Perbaikan/ penggantian pompa air: daya isap dan
dorong sesuai dengan kapasitas bak air bersih.
3) Jaminan purna jual
a) Perbaikan dan atau penambahan bangunan harus
dilengkapi dengan jaminan pemeliharaan sesuai
ketentuan yang berlaku.
b) Perbaikan dan atau penggantian mesin harus
dilengkapi pelatihan operator, jaminan purna jual
minimal 1 tahun dengan layanan respon maksimal 2 x
24 jarn, mudah dalam pemeliharaan dan ketersediaan
suku cadang.
4l Dapat mengusulkan perbaikan lantai, dinding, struktur,
langit-langit, pintu, jendela, perbaikan mesin, penggantian
mesin, pengadaan peralatan pendukung, dan pengadaan
generator set.
5) Tidak diperbolehkan mengusulkan untuk pembangunuLl
rehab bangunan pelengkap seperti pagar, landscape,
mushola, jalan dll yang tidak berhubungan dengan
produktifitas.
6) Tidak diperbolehkan mengusulkan pengadaan kendaraan
operasional.
7) Melakukan konsultansi dalam pembuatan rencana
rehabilitasi pabrik es dengan Direktorat Pengolahan dan
Bina Mutu.

SK No 174865 A
FRESIDEN
REPUBUK INDONESTA
- 2887 -

Komponen pabrik es

Gambar 2 ilustrasi Pabrik ES dan tidak dapat


menggambarkan kondisi di setiap lokasi.

SK No 1748664
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
- 2888 -

Form 35. Surat Pernyataan Komitmen Pemerintah Daerah untuk Keberhasilan


Rehabilitasi Pabrik Es

SK No 174867 A
PRESIDEH
REPUBUK INDONESIA
- 2889 -

Form 36. Surat Pernyataan Status Kepemilikan Asset dan Tidak Dalam Proses
Personil, Pembiayaan Sarana Dan Prasarana, Dan Dokumen

SK No 174868 A
PRESIDEN
REPUBL|K INDONESIA
- 2890 -

Form 37. Format Laporan Kegiatan Pemanfaatan

Rehabilitasi Rumah Kemasan


a. Definisi
1) Rehabilitasi rrmah kemasan merupakan perbaikan fungsi
bangunan dan peralatan rumah kemasan, dan/atau
penambahan fasilitas baik bangunan, peralatan, bahan
kemasan maupun peralatan desain kemasan dalam rangka
optimalisasi rumah kemasan.
2l Perbaikan bangunan adalah perbaikan dan/atau
penggantian bangunan rumah kemasan seperti bangunan
sipil, lantai, dinding serta atap dan lainnya yang
mendukung operasional rumah kemasan.

SK No 174869 A
PRESIDEN
REPUBUK TNDONESIA
- 2891 -

3) Pengadaan atau perbaikan peralatan adalah pengadaan


peralatan baru atau perbaikan dan/atau penggantian
mesin dan/atau komponennya sehingga peralatan dapat
berfungsi sebagaimana mestinya.
4l Pengadaan Bahan Kemasan adalah pengadaan bahan-
bahan kemasan yang mendukung operasional rumah
kemasan.
5) Pengadaan Peralatan Desain Kemasan adalah pengadaan
peralatan desain kemasan yang mendukung operasional
rumah kemasan.
b. Persyaratan Umum
Persyaratan umum Rehabilitasi Rumah Kemasan meliputi:
1) Rumah kemasan beroperasional narnun belum optimal atau
tidak operasional karena adanya kendala seperti kerusakan
bangunan dan peralatan kemasan atau peralatan
penunjang lainnya;
2) tidak memiliki tunggakan listrik;
3) merupakan aset milik Pemda Kab / Kota, sebagaimana
format terlampir;
4l tidak dalam sengketa hukum (clean and clearl;
5) terdapat Tim Teknis Rehabilitasi Rumah Kemasan yang
dibentuk oleh Daerah dengan melibatkan Pembina mutu;
dan
6) Melengkapi persyaratan dan dokumen yang terdiri atas:
a) Proposal Usulan yang ditujukan kepada Menteri
Kelautan dan Perikanan c.q. Direktur Jenderal
Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan;
b) KAK dan RAB;
c) Dokumen Status Lahan (clean and clear);
d) Surat Pernyataan Kesanggupan Kepala Dinas untuk
menga.nggarkan biaya pendampingan operasionalisasi
dan pemeliharaan;
e) surat pernyataan dari kepala Dinas terkait pengelola
rumah kemasan atau kesanggupan menyediakan
pengelola rumah kemasan;
0 lembar rencana kerja operasionalisasi rumah kemasan
yang ditandatangani oleh kepala dinas; dan
g) bukti pembayaran listrik bulan sebelumnya.

SK No 174870 A
PRESIDEH
REPUBUK TNDONESIA
- 2892 -

c Persyaratan Teknis
1) Perbaikan Bangunan
No. Jenis Pekeriaan Spesifikasi
1 Lantai Keramik Kedap air, mudah dibersihkan dan
disanitasi
2 Dinding Rata permukaannya, mudah
dibersihkan, kuat, dan kedap air
3 Pintu Terbuat dari bahan yang kuat,
kedap air dan mudah dibersihkan
+ Langit-langit; atau Mudah dibersihkan
sambungan atap
5 Atap Terbuat dari bahan yang kuat,
kedap air dan tahan lama
6 Ventilasi dan Dapat mencegah kondensasi di
sirkulasi udara dalam ruangan
7 Penerangan Penerangan yang cukup dan
dilengkapi pelindung
8 Instalasi air Memenuhi kapasitas debit yang
dibutuhkan
9 Penambahan daya Disesuaikan dengan kebutuhan
listrik
10. Saluran Kapasitas mencukupi
pembuangan dan
penampungan air
limbah

2l Pengadaan atau Perbaikan Peralatan Kemasan


a) Perbaikan peralatan dilakukan apabila kinerja
peralatan tidak optimal atau terjadi kerusakan ringan
pada komponennya dan biaya perbaikan tidak melebihi
biaya penggantian peralatan baru dengan spesifkasi
yang sarna.
b) Apabila peralatan mengalami kenrsakan berat dan tidak
dapat diperbaiki atau biaya perbaikan peralatan sarna
dengan atau melebihi pembelian peralatan baru, maka
dapat dilakukan penggantian atau pengadaan peralatan
baru dengan kapasitas disesuaikan dengan kebutuhan.
Beberapa peralatan kemasan yang diadakan sebagai
berikut:

SK No 174871 A
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
- 2893 -

No. Uraian Spesifikasi Ilustrasi Gambar

1. Mesin - Dapat
Sablon digunakan
untuk bahan
plastik,
kertas, kain
- Ukuran dan
kapasitas
disesuaikan
dengan
kebutuhan

2. Cutting - Dapat
sticker memotong
sticker/label
kemasan
sesuai
kebutuhan
- Ukuran
kertas sticker
A4, A3

SK No 174872 A
PRESIDEN
REPUELIK TNDONESIA
- 2894 -

3) Pengadaan Bahan Kemasan


Bahan kemasan yang dapat diadakan dalam mendukung
operasional rumah kemasan sebagai berikut:

No. Uraian Spesifikasi Ilustrasi Gambar

1. Bahan - Ukuran:
Kemasan menyesuaikan
kebutuhan
- Bentuk :
standing
pouch,
lembaran,
gulungan, atau
menyesuaikan
kebutuhan
- Bahan: Plastik
PE/nylon atau
PP, paper
metal,
alumininum
foil, atau
menyesuaikan
kebutuhan

2. Kertas - Ukuran: A3,


Stiker A4, atau
menyesuaikan
kebutuhan
- Bahan: cromo,
vinil, atau
menyesuaikan
kebutuhan

7.6. Penilaian Kinerja Pelaksanaan Kegiatannya


1. Output kegiatan DAK Fisik Bidang Kelautan dan Perikanan yang digunakan
sebagai dasar penilaian kinerja adalah sebagai berikut:
a. Sarana dan Prasarana Pelabuhan Perikanan yang
dibangun / direhabilitasi ;

SK No 174873 A
PRESIDEN
REPUBL|K INDONESIA
- 2895 -

b. Unit Perbenihan (Provinsi dan Kab/Kota) yang dibangun/direhabilitasi;


c. Sarana dan Prasarana Pengawasan dan Kawasan Konservasi yang
dibangun/disalurkan;
d. Sarana dan Prasarana Pemberdayaan Usaha Nelayan Skala Kecil yang
disalurkan;
e. Sarana dan Prasarana Pemberdayaan Usaha Pembudidaya Ikan Skala
Kecil yang disalurkan; dan
f. Sarana dan Prasarana Pengolahan Hasil Perikanan yang direhabilitasi.
2. Outcome kegiatan DAK Fisik Bidang Kelautan dan Perikanan adalah sebagai
berikut:
a. Memfasilitasi dan mendukung pengembangan Kawasan Sentra Produksi
Pangan (Pertanian, Perikanan dan Hewani) dan daerah pendukungnya
secara terintegrasi hulu-hilir.
b. Meningkatkan ownership dan kapasitas daerah dalam pengembangan
Kawasan Sentra Produksi Pangan (Pertanian, Perikanan dan Hewani)
dan daerah pendukungnya.
c. Mendukung peningkatan produksi perikanan 30,58 juta
ton, peningkatan Nilai T\:kar Nelayan (NTN) menjadi 107-1O8 dan Nilai
T\rkar Pembudidaya Ikan (NTPi) menjadi 104, peningkatan pengelolaan
kawasan konservasi yang dimanfaatan secara berkelanjutan di 15,80
juta Ha, dan peningkatan kepatuhan pelaku usaha perikanan
mencapai 97 persen pada tahun 2023 melalui pemenuhan sarana dan
prasar€rna kelautan dan perikanan pada 32 Provinsi dan 116
Kabupaten/Kota Kawasan Sentra Produksi Pangan (Pertanian,
Perikanan dan Hewani).
7.7. Spesifikasi Target Output
Spesifikasi target keluaran kegiatan DAK Fisik Bidang Kelautan dan Perikanan
adalah sebagai berikut:

No Menu Kegiatan Target

1. Pembangunan/Rehabilitasi Sarana 53 pelabuhan


dan Prasarana Pelabuhan Perikanan perikanan (29
(UPTD Provinsi) Provinsi)

2. Pembangunan/Rehabilitasi Unit 32 BBI provinsi


Perbenihan (UPTD Provinsi) 27 Provinsi)

3. Pengadaan Sarana dan Prasarana 28 lokasi pengawasan


Pengawasan dan Kawasan Konservasi dan 26 Kawasan

SK No 174874 A
PRESIDEH
REPUBUK INDONESIA
- 2896 -

No Menu Kegiatan Target


Konservasi (28
Provinsi)

4. Pembangunan/Rehabilitasi Unit 68 BBI


Perbenihan (UPTD Kabupaten/Kota) kabupaten/kota
(65 Kab/Kota)

5. Pengadaan Sarana dan Prasarana 100 kab/kota


Pemberdayaan Usaha Nelayan Skala
Kecil

6. Pengadaan Sarana dan Prasarana 109 kabupaten/ kota


Pemberdayaan Usaha Pembudidaya
Ikan Skala Kecil

7. Rehabilitasi Sarana dan Prasarana 92 kab/kota


Pengolahan Hasil Perikanan

7.8. Mekanisme Pengadaan Barang Jasa


Berdasarkan rencana kegiatan yang telah disetujui dalam Rencana Kegiatan
(RK) Dana Alokasi Khusus (DAK), pemerintah provinsi dan kabupaten/kota
dapat melaksanakan pengadaan barang/jasa melalui penyedia sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan diantaranya: Kontraktual,
Penunjukkan Langsung, Swakelola, E-Catalog (terutama untuk Fesh Finder darr
GPS, mesin kapal perikanan). Pelaksanaan pengadaan barang dan jasa kegiatan
DAK Fisik Bidang Kelautan dan Perikanan mengacu pada Peraturan Presiden
Nomor 12 Tahun 2O2l tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 16
Tahun 2Ol8 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

SK No 174875 A
PRES IOEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2897 -

7.9. C.pala! Hartl Jalgta Perdel


Batas waltu penyampaian capaian jangka pendek (immediate outcome) dari pelaksanaan pembangunan melalui DAK Fisik Bidang
Kelauta-n dan Perikanan paling lambat minggu terakhir bulan Juni tahun anggaran berikutnya serta disampaikan melalui sistem
informasi perencanaan dar penganggaran yang terintegrasi.
Bidang/ Immediate Penerima Cara
Menu Indikator Capaian Target* Satuan Kendala Data Dukung
Subbidang Outcome Manfaat Perhitungan
Kelautan Pembangunan/ Peningkatan Rata-rata Jumlah Minimal Nelayan Nelayan/ Rekapitulasi Diisi oleh Melampirkan data dukung:
dan Rehabilitasi Sarana sarana nelayan / 200 atau stakeholder di Rata-rata Pemerintah 1. Menyertakan data
Perikanan dan Prasarana prasarana stakeholder di nelayan stakeho Pelabuhan jumlah nelayan Daerah nelayan/stakeholders yang
Pelabuhan pelabuhan Pelabuhan atau lder Perikanan atau dalam disahkan oleh pihak yang
Perikanan (UPTD perikanan Perikanan penerima stakeholde (orang) stakeholder di pelaksanaan berwenang (Dinas Kelautan
Provinsi) sesuai manfaat dari r di pelabuhan DAK Fisik dan Perikanan)
standar peningkatan sarana Pelabuhan perikanan per bidang 2. Hasil perhitungan
dan prasarana Perikanan bulan (periode Kelautan indikator capaian
pelabuhan per bulan januari-minggu dan
perikanan ke-2 juni 2024) Perikanan
Kelautan Pembangunan/ Peningkatan Rata-rata Jumlah Minimal 75 Benih Pembudidaya Rekapitulasi Diisi oleh Melampirkan data dukung :
dan Rehabilitasi Unit sarana benih yang ribu ekor ikan Ikan/ Rata-rata Pemerintah 1. Menyertakan data
Perikanan Perbenihan (UPTD prasarana diproduksi oleh Unit benih/UPT (ekor) Kelompok Jumlah benih Daerah kelompok pembudidaya
Provinsi) unit Perbenihan (UPTD D pembudidaya yang diproduksi dalam ikan yang disahkan oleh
perbenihan Provinsi) Provinsi/b ikan oleh UPTD pelaksanaan pihak yang berwenang
(UPTD ulan Provinsi per DAK Fisik (Dinas Kelautan dan
Provinsi) bulan (periode bidang Perikanan)
januari-minggu Kelautan 2. Hasil perhitungan
ke-2 juni 2024) dan indikator capaian
Perikanan

SK No 053332 C
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2898 -

Bidang/ Immediate Penerima Cara


Menu Indikator Capaian Target* Satuan Kendala Data Dukung
Subbidang Outcome Manfaat Perhitungan
Kelautan Rehabilitasi Peningkatan Jumlah rata-rata Minimal 10 Hari Kelompok Jumlah Diisi oleh Melampirkan data dukung :
dan Sarana dan efektivitas hari operasi - 15 hari Operasi Masyarakat realisasi hari Pemerintah 1. Menyertakan data
Perikanan Prasarana pengawasan pengawasan sumber operasi Pengaw Pengawas operasi Daerah kelompok masyarakat
Pengawasan dan sumber daya daya kelautan dan pengawasa asan (Pokmaswas) pengawasan dalam pengawas (Pokmaswas) dan
Kawasan kelautan dan perikanan n pada dan sumber daya pelaksanaan masyarakat persisir yang
Konservasi perikanan triwulan 1 masyarakat kelautan dan DAK Fisik disahkan oleh pihak yang
pesisir perikanan bidang berwenang (Dinas Kelautan
menggunakan Kelautan dan Perikanan)
speedboat dan 2. Hasil perhitungan
pengawasan Perikanan indikator capaian
pada triwulan I
tahun
berikutnya
(T+1)
Kelautan Persentase Minimal Persen Kelompok Jumlah Diisi oleh Melampirkan data dukung :
dan Pokmaswas/ Polsus 85% (%) Masyarakat Pokmaswas/ Pemerintah 1. Menyertakan data
Perikanan PWP3K / Pengawas Pengawas Polsus PWP3K / Daerah kelompok pembudidaya
Perikanan penerima (Pokmaswas) Pengawas dalam ikan yang disahkan oleh
perlengkapan yang dan Perikanan pelaksanaan pihak yang berwenang
aktif dalam masyarakat penerima yang DAK Fisik (Dinas Kelautan dan
mendukung pesisir aktif dibagi bidang Perikanan)
pengawasan Jumlah Kelautan dan 2. Hasil perhitungan
Pokmaswas Perikanan indikator capaian
/Polsus PWP3K
/ Pengawas
Perikanan

SK No 053333 C
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2899 -

Bidang/ Immediate Penerima Cara


Menu Indikator Capaian Target* Satuan Kendala Data Dukung
Subbidang Outcome Manfaat Perhitungan
penerima
(persentase)
Kelautan Peningkatan Persentase meningkat Persen SKPD terkait Persentase nilai Diisi oleh Melampirkan data dukung :
dan efektivitas peningkatan 5% (%) kelautan dan evaluasi Pemerintah 1. Menyertakan data
Perikanan pengelolaan efektivitas perikanan, efektivitas Daerah masyarakat pesisir yang
kawasan pengelolaan dan pengelolaan dalam disahkan oleh pihak yang
konservasi kawasan konservasi masyarakat kawasan pelaksanaan berwenang (Dinas Kelautan
pesisir konservasi DAK Fisik dan Perikanan)
tahun berjalan bidang 2. Hasil perhitungan
(T) dikurangi Kelautan indikator capaian
dengan dan
persentase nilai Perikanan
evaluasi
efektivitas
pengelolaan
kawasan
konservasi
tahun
sebelumnya (T-
1), sesuai
dengan
Keputusan
Direktur
Jenderal
Pengeloaan
Ruang Laut
Nomor 28/KEP-

SK No 053334 C
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2900 -

Bidang/ Immediate Penerima Cara


Menu Indikator Capaian Target* Satuan Kendala Data Dukung
Subbidang Outcome Manfaat Perhitungan
DJPRL/2020
tentang
Pedoman
Teknis Evaluasi
Efektifitas
Pengelolaan
Kawasan
Konservasi
Kelautan Pembangunan/Re Peningkatan Rata-rata Jumlah Minimal 40 Benih Pembudidaya Rekapitulasi Diisi oleh Melampirkan data dukung :
dan habilitasi Unit sarana benih yang ribu ekor ikan Ikan/ Rata-rata Pemerintah 1. Menyertakan data
Perikanan Perbenihan (UPTD prasarana diproduksi oleh Unit benih/UPT (ekor) Kelompok Jumlah benih Daerah pembudidaya ika/kelopok
Kab/Kota) unit Perbenihan (UPTD D pembudidaya yang dalam pembudidaya ikan yang
perbenihan kab/kota) kab/kota/ ikan diproduks-i pelaksanaan disahkan oleh pihak yang
(UPTD bulan oleh UPTD DAK Fisik berwenang (Dinas Kelautan
Kab/Kota) kab/kota per bidang dan Perikanan)
bulan (periode Kelautan 2. Hasil perhitungan
januari-minggu dan indikator capaian
ke-2 juni 2024) Perikanan

Kelautan Sarana dan Peningkatan Jumlah nelayan per 5-10 orang Nelayan Nelayan/ Rekapitulasi Diisi oleh Melampirkan data dukung :
dan Prasarana ketersediaan koperasi atau KUB per (orang) Kelompok jumlah nelayan Pemerintah 1. Menyertakan data
Perikanan Pemberdayaan dan Perikanan Tangkap koperasi nelayan/ dan jumlah Daerah Nelayan/Kelompok
Usaha Nelayan pemanfaatan penerima manfaat atau KUB koperasi/ koperasi/KUB dalam Nelayan/Koperasi/KUB
Skala Kecil kapal dari peningkatan perikanan KUB perikanan pelaksanaan perikanan Tangkap yang
perikanan, sarana tangkap Perikanan tangkap yang DAK Fisik disahkan oleh pihak yang
mesin, alat pemberdayaan Tangkap menerima bidang berwenang (Dinas Kelautan
tangkap dan bantuan Kelautan dan Perikanan)

SK No 053335 C
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 290t -

Bidang/ Immediate Penerima Cara


Menu Indikator Capaian Target* Satuan Kendala Data Dukung
Subbidang Outcome Manfaat Perhitungan
sarana usaha nelayan skala dan 2. Hasil perhitungan
pemberdayaa kecil Perikanan indikator capaian
n usaha
nelayan
skala kecil
lainnya oleh
nelayan
Kelautan Peningkatan Rata-rata Jumlah Minimal 50 Nelayan Nelayan/Kelo Rekapitulasi Diisi oleh Melampirkan data dukung :
dan ketersediaan nelayan / nelayan atau mpok Rata-rata Pemerintah 1. Menyertakan data
Perikanan dan stakeholder atau stakeho nelayan/ jumlah nelayan Daerah kelompok pembudidaya
pemanfaatan penerima manfaat stakeholde lder koperasi/KUB atau dalam ikan yang disahkan oleh
prasarana dari peningkatan r (orang) Perikanan stakeholder pelaksanaan pihak yang berwenang
pemberdayaa prasarana Tangkap penerima DAK Fisik (Dinas Kelautan dan
n usaha pemberdayaan manfaat dari bidang Perikanan)
nelayan ikan usaha nelayan ikan peningkatan Kelautan 2. Hasil perhitungan
skala kecil skala kecil (TPI dan prasarana dan indikator capaian
(TPI dan Prasarana dalam pemberdayaan Perikanan
Prasarana Rangka Mendukung usaha nelayan
dalam Peningkatan ikan skala kecil
Rangka Produktivitas (TPI dan
Mendukung Nelayan) Prasarana
Peningkatan dalam Rangka
Produktivitas Mendukung
Nelayan) Peningkatan
Produktivitas
Nelayan)
(periode

SK No 053336 C
PRES IDEN
REPUELIK INDONESIA
- 2902 -

Bidang/ Immediate Penerima Cara


Menu Indikator Capaian Target* Satuan Kendala Data Dukung
Subbidang Outcome Manfaat Perhitungan
januari-minggu
ke-2 juni 2024)
Kelautan Sarana dan Peningkatan Jumlah Minimal 10 Pembud Pembudidaya Rekapitulasi Diisi oleh Melampirkan data dukung :
dan Prasarana ketersediaan pembudidaya ikan orang per idaya Ikan/ jumlah Pemerintah 1. Menyertakan data
Perikanan Pemberdayaan dan per kelompok kelompok Ikan Kelompok pembudidaya Daerah kelompok pembudidaya
Usaha pemanfaatan pembudidaya ikan pembudida (orang) pembudidaya ikan dan dalam ikan yang disahkan oleh
Pembudidaya Ikan sarana dan penerima manfaat ya ikan ikan jumlah pelaksanaan pihak yang berwenang
Skala Kecil prasarana dari peningkatan kelompok DAK Fisik (Dinas Kelautan dan
pemberdayaa sarana dan pembudidaya bidang Perikanan)
n usaha prasarana ikan yang Kelautan 2. Hasil perhitungan
pembudiday pemberdayaan menerima dan indikator capaian
a ikan skala usaha pembudidaya manfaat Perikanan
kecil skala kecil peningkatan
sarana dan
prasarana
Kelautan Rehabilitasi Peningkatan Jumlah pengolah per Minimal 5 Jumlah Pengolah/ Rekapitulasi
dan Sarana dan ketersediaan kelompok dan orang per Pengola Kelompok Jumlah
Perikanan Prasarana dan stakeholder lain kelompok h Per pengolah hasil Pengolah dan
Pengolahan Hasil pemanfaatan (orang) penerima pengolah Kelomp perikanan stakeholder lain
Perikanan sarana dan manfaat dari Bedah untuk ok yang dilayani
prasarana UPI bedah UPI (orang) (orang)
pengolahan
Kelautan dan Jumlah pengolah Minimal 15 Jumlah Pengolah/ Rekapitulasi Diisi oleh Melampirkan data dukung:
dan pemasaran dan pemasar per orang Pengola Pemasar/ Jumlah Pemerintah 1. Menyertakan data
Perikanan hasil kelompok dan pengolah h dan Kelompok Pengolah dan Daerah Pengolah/Pemasar/Kelopok
perikanan stakeholder lain dan atau atau pengolah dan atau Pemasar dalam Pengolah dan pemasar hasil
oleh (orang) penerima pemasar pemasa dan stakeholder pelaksanaan perikanan yang disahkan

SK l.lo 053337 C
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2903 -

Bidang/ Immediate Penerima Cara


Menu Indikator Capaian Target* Satuan Kendala Data Dukung
Subbidang Outcome Manfaat Perhitungan
pengolah, manfaat dari Cold dan r dan pemasar hasil lain yang DAK Fisik oleh pihak yang berwenang
pemasar dan Storage, Integrated stakeholder stakeho perikanan dilayani (orang) bidang (Dinas Kelautan dan
stakeholder Cold Storage, Pabrik lainnya lder Kelautan dan Perikanan)
lain Es, Pasar Ikan, untuk Cold lainnya Perikanan 2. Hasil perhitungan
Rumah Kemasan, Storage / (orang) indikator capaian
Sentra Pengolahan, Pabrik Es /
dan Pengolahan Integrated
Rumput laut Cold
Storage /
Pasar Ikan
/ Rumah
Kemasan /
Sentra
Pengolahan
/
Pengolahan
Rumput
laut

SK No 053338 C

Anda mungkin juga menyukai