Anda di halaman 1dari 15

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sistem Informasi Akuntansi

1. Definisi Sistem

Menurut Romney dan Steinbart (2018), sistem merupakan

kumpulan komponen yang berkaitan untuk tercapainya suatu tujuan

tertentu. Definisi lain menyatakan bahwa sistem merupakan

sekumpulan unsur yang berinteraksi satu sama lain, dan berfungsi

secara bersama dalam rangka tercapainya suatu tujuan tertentu

(Mulyani, Suzan, Sagara, Yuniarti, Karya, Azizah, dan Alam., 2019).

Menurut Anggraeni (2017), sistem adalah sekelompok orang yang

saling membantu dalam melaksanakan suatu fungsi sehingga

membentuk satu kesatuan demi tercapainya suatu tujuan. Berdasarkan

pendapat di atas, definisi sistem yang dapat disimpulkan adalah

sebagai kumpulan dua unsur atau lebih yang berkaitan dan berfungsi

secara bersama untuk tercapainya suatu tujuan tertentu.

2. Definisi Informasi

Berdasarkan pendapat Romney dan Steinbart (2018) informasi

merupakan suatu data yang sudah diolah, sehingga dapat memberikan

arti dan mengambil kesimpulan. Definisi lain menyebutkan bahwa

informasi adalah sebuah hasil dari suatu data yang sudah dikelola, agar

dapat berdaya guna untuk orang yang menerimanya (Mulyani et al.,

2019).
commit to user

6
library.uns.ac.id 7
digilib.uns.ac.id

Anggraeni (2017) mendefinisikan informasi sebagai serangkaian

data yang dikelola dengan metode tertentu, sehingga dapat

memberikan arti bagi pihak yang berhak menerima. Berdasarkan

kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa informasi adalah hasil

pemrosesan suatu data dengan metode tertentu, sehingga dapat

memberikan manfaat serta dapat digunakan untuk pengambilan

keputusan.

3. Definisi Akuntansi

Romney dan Steinbart (2018) menyatakan bahwa akuntansi adalah

sistem informasi karena dalam prosesnya melakukan identifikasi,

mengumpulkan, menyimpan, memproses serta mengembangkan data

untuk selanjutnya mengkomunikasikan informasi kepada pihak yang

memiliki kepentingan. Menurut Zamzami, Nusa, dan Faiz (2021),

akuntansi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang

informasi keuangan dalam suatu organisasi, serta pelaporan informasi

tersebut kepada pihak yang memiliki kepentingan sehingga dapat

dijadikan acuan dalam mengambil keputusan.

4. Definisi Sistem Infomasi Akuntansi

Berdasarkan pendapat Romney dan Steinbart (2018) sistem

informasi akuntansi merupakan suatu sistem yang melakukan

penghimpunan, pencatatan, penyimpanan, serta pemrosesan data

sehingga informasi dapat dihasilkan untuk dijadikan pertimbangan

commit to user
dalam pengambilan keputusan. Mardia, Tanjung, Karim, Ismail,
library.uns.ac.id 8
digilib.uns.ac.id

Wahyu, Sudarmanto, Supitriyani, Martina, Damanik, Purba, dan

Ardiana (2021) berpendapat bahwa sistem informasi akuntansi

merupakan suatu sistem yang mencakup dokumen yang disusun secara

sistematis, sehingga informasi keuangan yang diperlukan perusahaan

dapat dihasilkan. Berdasarkan uraian di atas, sistem informasi

akuntansi dapat disimpulkan sebagai sistem yang melakukan

pengumpulan serta pemrosesan data setiap transaksi baik keuangan

maupun non-keuangan, menjadi suatu informasi dan

mengkomunikasikan informasi yang dihasilkan kepada pihak yang

memiliki kepentingan, sehingga dapat digunakan sebagai

pertimbangan untuk mengambil keputusan.

5. Siklus Pengolahan Data

Romney dan Steinbart (2018) mendefinisikan bahwa siklus

pengolahan data adalah suatu kegiatan yang bertujuan memproses data

sehingga menghasilkan informasi yang relevan dan bermanfaat. Dalam

siklus pengolahan data terdapat empat tahap operasi, yaitu:

a. Input Data

Dalam melakukan input data terdapat tiga langkah yang perlu

diperhatikan, yaitu:

1) Mengumpulkan data transaksi mengenai aktivitas bisnis;

2) Memeriksa keakuratan dan kelengkapan data yang sudah

dikumpulkan; dan

3) Melakukan verifikasi atas data transaksi.


commit to user
library.uns.ac.id 9
digilib.uns.ac.id

b. Penyimpanan Data

Penyimpanan data dapat dilakukan dengan manual maupun

berbasis komputer.

c. Pengolahan Data

Dalam pengolahan data terdapat empat jenis aktivitas pengolahan

data, antara lain:

1) Pembuatan pencatatan data baru;

2) Pembaharuan data yang sebelumnya telah tersimpan; dan

3) Penghapusan data.

d. Output Informasi

1) Dokumen

Dokumen yang dimaksud berupa catatan data atas suatu

transaksi. Contohnya daftar permintaan pembelian, laporan

penerimaan, dan faktur.

2) Laporan

Output dari suatu sistem berbentuk laporan yang nantinya

digunakan oleh pihak memiliki kepentingan untuk membuat

keputusan. Contohnya laporan yang digunakan oleh pihak

intern perusahaan untuk mengendalikan aktivitas operasional

dan mendesain strategi untuk kedepannya.

3) Database query (pertanyaan)

Database yang menyediakan informasi untuk menyelesaikan

permasalahan atau menjawab pertanyaan.


commit to user
library.uns.ac.id 10
digilib.uns.ac.id

6. Bagan Alir (Flowchart)

Berdasarkan pendapat Romney dan Steinbart (2018) bagan alir

merupakan penggambaran sistem informasi yang dijelaskan dengan

teknik analitis secara jelas, singkat, dan rasional. Romney dan

Steinbart (2018) menjelaskan bahwa untuk menggambarkan proses

transaksi dan arus data dari suatu sistem dapat menggunakan simbol-

simbol berikut:

a. Simbol Input/Output

Simbol yang memperlihatkan input ke dalam sistem atau output

dari suatu sistem.

Tabel 2. 1 Simbol Bagan Alir Input/Output

Simbol Nama Penjelasan


Dokumen dalam bentuk
Dokumen elektroik, kertas maupun
laporan.
Disimbolkan dengan
beberapa dokumen yang
Berbagai salinan
diberikan nomor pada pojok
dokumen kertas
kanan bagian atas setiap
dokumen.
Berupa informasi yang
Output Elektronik dimunculkan dari alat output
elektronik.

Digunakan untuk
Entri data elektronik memasukkan data secara
elektronik.

Digunakan untuk
memasukkan data dan
keluaran data secara
Alat input dan
elektronik, yang digunakan
output elektronik
secara bersama dalam
menampilkan perangkat yang
digunakan untuk keduanya.
commit
Sumber: Romney dan to user
Steinbart (2018)
library.uns.ac.id 11
digilib.uns.ac.id

b. Simbol Pemrosesan

Simbol yang memperlihatkan pengolahan data secara manual

maupun elektronik.

Tabel 2. 2 Simbol Bagan Alir Pemrosesan


Simbol Nama Penjelasan
Digunakan sebagai fungsi
Pemrosesan pemrosesan komputer,
Komputer sehingga menyebabkan
adanya perubahan data.

Digunakan untuk
Operasi manual
pemrosesan manual.

Sumber: Romney dan Steinbart (2018)

c. Simbol Penyimpanan

Simbol yang memperlihatkan tempat data disimpan.

Tabel 2. 3 Simbol Bagan Alir Penyimpanan


Simbol Nama Penjelasan

Penyimpanan data dalam


Database bentuk elektronik.

Penyimpanan data dalam


Pita magnetis kaset.

N Pengarsipan data dengan


File dokumen
menambahkan inisial huruf
kertas sebagai urutan penyimpanan.

Digunakan untuk dokumen


Jurnal/buku besar akuntansi berbentuk kertas.

Sumber: Romney dan Steinbart


commit (2018)
to user
library.uns.ac.id 12
digilib.uns.ac.id

d. Simbol Arus dan Lain-Lain

Simbol yang memperlihatkan aliran data, dari bagan alir dimulai

dan berakhir, dibuatnya keputusan, serta pemberian informasi

tambahan.

Tabel 2. 4 Simbol Bagan Alir Arus dan Lain-Lain


Simbol Nama Penjelasan

Menunjukkan arah
Arus dokumen atau
pemrosesan atau aliran
pemrosesan
dokumen.

Hubungan Menghubungkan data dari


komunikasi lokasi tertentu ke lokasi lain.

Digunakan untuk aliran


Konektor dalam
pemrosesan pada satu
halaman
halaman.

Digunakan sebagai
Konektor luar penghubung masuk dan
halaman keluar pada halaman yng
berbeda.

Digunakan untuk
menunjukkan bagan alir
Terminal
dimulai dan berakhir, dan
pihak lain.

Digunakan untuk
Keputusan
pengambilan keputusan.

Digunakan untuk
Anotasi (Catatan
menambahkan informasi
tambahan)
penjelas.

Sumber: Romney dan Steinbart (2018)


commit to user
library.uns.ac.id 13
digilib.uns.ac.id

B. Pengadaan Barang/Jasa

1. Definisi Pengadaan Barang/Jasa

Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16

Tahun 2018, pengadaan barang/jasa merupakan suatu kegiatan yang

prosesnya dimulai sejak merencanakan kebutuhan suatu instansi

sampai dengan barang/jasa diterima. Definisi lain dijelaskan oleh

Rahmah (2020) bahwa pengadaan barang/jasa merupakan suatu usaha

yang dilakukan dalam memperoleh barang/jasa oleh suatu instansi

dengan cara tertentu dan terlaksana sesuai ketentuan yang telah

ditetapkan. Berdasarkan uraian tersebut, pengadaan barang/jasa dapat

disimpulkan sebagai suatu aktivitas yang didanai oleh APBN/APBD,

untuk memperolah barang/jasa sesuai dengan kebutuhan penggunanya,

yang dalam pelaksanannya dimulai dari merencanakan kebutuhan

sampai dengan barang/jasa diterima.

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 12 Tahun 2020, pengadaan barang/jasa dipandang

sering terjadi pemborosan dan kebocoran dana, sehingga muncul

tuntutan supaya instansi pemerintahan dapat mempertimbangkan value

for money dalam melaksanakan aktivitasnya. Menurut Mardiasmo

(2018) value for money didasarkan pada tiga elemen pokok, yaitu:

a. Ekonomi

Perolehan pada harga terendah suatu input dengan kuantitas

tertentu.
commit to user
library.uns.ac.id 14
digilib.uns.ac.id

b. Efisiensi

Penggunaan input tertentu untuk mencapai output yang tinggi atau

tercapainya output tertentu dengan input yang rendah. Efisiensi

membandingkan antara input dan output yang telah dihasilkan.

c. Efektivitas

Pencapaian dari hasil suatu aktivitas dengan tujuan yang sudah

ditetapkan. Sederhananya efektivitas membandingkan output dan

outcome.

2. Jenis Pengadaan Barang/Jasa

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2018

mengelompokkan kebutuhan barang/jasa sebagai berikut:

a. Barang

Barang adalah benda yang berguna serta bermanfaat bagi pengguna

barang.

b. Pekerjaan Konstruksi

Pekerjaan konstruksi merupakan suatu kegiatan yang memiliki

hubungan dengan pendirian bangunan.

c. Jasa Konsultasi

Jasa konsultansi merupakan jasa yang memerlukan keahlian.

Dilihat dari definisi, keahlian dan kompetensi personel dijadikan

sebagai pertimbangan utama.

commit to user
library.uns.ac.id 15
digilib.uns.ac.id

d. Jasa Lainnya

Jasa lainnya adalah jasa yang memerlukan keterampilan dalam

menyelesaikan suatu pekerjaan penyediaan jasa selain jasa

konsultansi.

3. Garis Besar Proses Pengadaan Barang/Jasa

Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16

Tahun 2018 proses pengadaan barang/jasa dimulai dari merencanakan

kebutuhan sampai dengan barang/jasa diterima. Lestyowati (2018)

menyatakan bahwa kebutuhan barang/jasa dijadikan sebagai dasar

pelaksanaan kegiatan pengadaan. Dalam pelaksanaan kegiatan

pengadaan, dilakukan dengan cara yang telah ditetapkan, yaitu:

a. Swakelola

Menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun

2018, pengadaan barang/jasa melalui swakelola adalah pengadaan

yang pelaksanaan pekerjaannya dilaksanakan sendiri oleh

kementerian/lembaga/ perangkat daerah, organisasi

kemasyarakatan, dan kelompok masyarakat.

b. Penyedia

Menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun

2018, pengadaan barang/jasa melalui penyedia adalah pengadaan

yang menggunakan pelaku usaha untuk mendapatkan barang/jasa.

Secara garis besar, terdapat tiga tahapan dalam pengadaan

barang/jasa melalui penyedia, yaitu:


commit to user
library.uns.ac.id 16
digilib.uns.ac.id

1) Perencanaan Pengadaan

Perencanaan pengadaan meliputi penyusunan spesifikasi teknis,

pemaketan, perkiraan biaya, dan biaya pendukung.

2) Persiapan Pengadaan

Persiapan pengadaan melalui penyedia meliputi penyusunan

harga perkiraan sendiri, rancangan kontrak, spesifikasi teknis,

uang muka, jaminan, garansi, dan penyesuaian harga.

3) Pelaksanaan Pengadaan

Pelaksanaan pemilihan penyedia melalui pengadaan langsung

meliputi:

a) Penyampaian undangan;

b) Pengumuman dan pengambilan dokumen pemilihan;

c) Penjelasan pemilihan.;

d) Pembukaan dan pemasukan dokumen penawaran dan

dokumen kualifikasi;

e) Evaluasi, klarifikasi, dan negosiasi dokumen penawaran dan

dokumen kualifikasi; dan

f) Pengumuman, penetapan pemenang dan sanggah.

g) Pelaksanaan kontrak atas pengadaan dilakukan dengan

membuat Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ),

melakukan penandatanganan kontrak dan melakukan serah

terima hasil pekerjaan.

commit to user
library.uns.ac.id 17
digilib.uns.ac.id

Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16

Tahun 2018, terdapat lima metode pemilihan penyedia yang dapat

digunakan, yaitu E-purchasing, pengadaan langsung, penunjukan

langsung, tender cepat, dan tender.

Pengadaan langsung dilaksanakan secara langsung kepada

penyedia yang sebelumnya sudah menetapkan HPS terlebih dahulu.

Pengadaan langsung dapat dilaksanakan dengan nilai paling tinggi

Rp200.000.000,00. Selain itu, bentuk kontrak dalam pengadaan

langsung dapat berbentuk bukti pembelian, kuitansi, dan surat

perjanjian kerja.

4. Prinsip Pengadaan Barang/Jasa

Menurut Hapsari (2017), prinsip pengadaan antara lain efisiensi,

efektif, terbuka, bersaing, transparan, tidak diskriminasi, dan

akuntabel. Tujuan penerapan prinsip pengadaan adalah untuk

membatasi kebocoran anggaran, sehingga dapat tercipta praktik

pengadaan barang/jasa yang sehat. Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 16 Tahun 2018 menjelaskan terdapat tujuh prinsip

pengadaan barang/jasa pemerintah, yaitu:

a. Efisien

Menurut Rahmah (2020) efisiensi berarti pengadaan barang/jasa

seharusnya menggunakan dana APBN/APBD yang telah

ditetapkan, untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan supaya

hasilnya dapat commit to user


dipertanggungjawabkan. Hapsari (2017)
library.uns.ac.id 18
digilib.uns.ac.id

menjelaskan bahwa istilah efisien tidak selalu mendapatkan

barang/jasa dengan harga terendah, tetapi juga harus

mempertimbangkan kualitas dan biaya pendukungnya.

b. Efektif

Rahmah (2020) menjelaskan bahwa efektif berarti pengadaan

barang/jasa seharusnya disesuaikan dengan sasaran yang telah

ditentukan, sehingga barang/jasa tersebut dapat memiliki manfaat

untuk pihak terkait. Menurut Hapsari (2017) efektif berarti

barang/jasa yang didapatkan dalam proses pengadaan memiliki

manfaat, serta dapat memenuhi kebutuhan barang/jasa pemerintah.

c. Transparan

Menurut Rahmah (2020), transparan artinya semua informasi dan

ketentuan terkait pengadaan barang/jasa, harus disampaikan secara

lengkap dan jelas pada seluruh penyedia dan masyarakat. Hapsari

(2017) berpendapat bahwa transparan memiliki arti bahwa dalam

proses pengadaan, pemberian informasi harus disampaikan secara

jelas kepada seluruh peserta pengadaan barang/jasa.

d. Terbuka

Rahmah (2020) menyatakan bahwa terbuka memiliki arti

pengadaan barang/jasa harus memberikan kesempatan kepada

seluruh penyedia, dengan syarat memenuhi semua kriteria sesuai

ketentuan yang telah ditetapkan. Hapsari (2017) menjelaskan

commit to user
library.uns.ac.id 19
digilib.uns.ac.id

bahwa terbuka artinya pengadaan bersifat terbuka untuk seluruh

penyedia yang telah memenuhi persyaratan.

e. Bersaing

Menurut Rahmah (2020), bersaing mempunyai arti bahwa

pengadaan harus dilaksanakan dengan terbuka dan memperhatikan

etika pengadaan, sehingga tidak terjadi kecurangan dalam

pelaksanannya. Hapsari (2017) memberikan penjelasan tambahan

bahwa dengan adanya persaingan yang sehat, seluruh penyedia

akan memperoleh peluang yang sama untuk dapat mengikuti

pengadaan.

f. Adil

Menurut Rahmah (2020) definisi adil berarti seluruh calon

penyedia barang/jasa diberikan perlakuan yang sama, sehingga

dapat meminimalisir tindak kecurangan untuk memberikan

keuntungan kepada salah satu pihak. Hapsari (2017) menjelaskan

bahwa prinsip adil diperlukan untuk menciptakan persaingan yang

sehat, dengan memberikan perlakuan yang sama kepada seluruh

penyedia dan tidak memberikan keuntungan kepada pihak tertentu.

g. Akuntabel

Rahmah (2020) mendefinisikan akuntabel sebagai

pertanggungjawaban proses pengadaan barang/jasa berdasarkan

aturan dan ketentuan telah ditetapkan kepada pihak terkait. Hapsari

(2017) menjelaskan bahwa akuntabel berarti pengadaan harus


commit to user
library.uns.ac.id 20
digilib.uns.ac.id

memenuhi sasaran yang telah ditetapkan, serta dalam

pelaksanaannya juga harus sesuai dengan prinsip dan ketentuan

yang berlaku.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai