Anda di halaman 1dari 2

Anak-anak Negeri Di Atas Angin

Video – 5

Sepak bola menjadi cerita utama Pak Bagus seorang lulusan dari Universitas
Surabaya, dan anak-anak di Gunung julang sangat menyukai olahraga tersebut.
Karena melihat antusiasme anak-anak dalam bermain sepak bola, pak bagus
membuka SSB di gunung julang tempat dimana pak bagus ditempatkan.
Pak bagus mengajak Pak Yadi, seorang guru di SDN 1 Lebak Situ untuk
melatih anak-anak SSB tersebut, dan berharap kelak pak yadi yang melanjutkan
SSB tersebut ketika pak bagus telah selesai bertugas ditempat tersebut.
Muis, seorang anak yang berhasil menjuarai turnamen Sumpah Pemuda
Cup usia SD, juga terpilih menjadi pemain terbaik diajang turnamen tersebut. Saat
muis ingin bergabung SSB tersebut sempat terjadi keraguan dibenak orang tuanya
muis, namun prestasi muis mampu mendobrak keraguan dari orang tuanya itu.
Kebangaan itu yang ingin pak bagus tularkan kepada para orang tua, dan ingin
membuktikan bahwa anak-anak mereka mempunyai keunggulannya masing-
masing salah satunya dengan sepak bola.
Pengiriman Pengajar Muda yang dirintis oleh Gerakan Indonesia Mengajar,
mengirim Pak Bagus ke Negeri Diatas Awan, Gunung Julang Lebak Banten selama
1Tahun. Pak Bagus ditempatkan di SDN 1 Lebak Situ, pak bagus mengajar siswa
kelas 5 dengan jumlah murid 51 orang. Jumlah murid tersebut membuat pak
bagus pak kewalahan tetapi pak bagus selalu berusaha untuk mendorong dan
membantu siswa dan siswi sekolah tersebut.
Pak Bagus selalu percaya, bahwa setiap anak memiliki kecerdasannya
masing-masing, dan diawali dengan bermainlah pak bagus melihat potensi-
potensi tersebut. Dimulai dari membuat sebuah karya, anak-anak mengambar
Batik “Kincir Angin”, juga membuat “Kolecer” Tradisi Khas dari desa tersebut.
Farid, seorang siswa yang mempunyai kemampuan membaca puisi diikut
sertakan ke dalam perlombaan membaca puisi, meskipun orang tuanya tidak
percaya akan kemampuan farid karena farid adalah seorang anak pemalu, tetapi
pak bagus percaya akan potensi farid dan memperlihatkankan dengan cara
melatihnya. Pak Bagus juga membuat kelas Theather kepada anak-anak untuk
menumbuhkan rasa percaya diri anak-anak dalam mengekspresikan segala
sesuatu.
Akhir semester telah tiba, ini saatnya anak-anak menerima rapot.
Pembagian rapot menjadi ajang silaturahmi dan bercengkrama dengan orang tua
siswa. Dalam ajang pembagian rapot, pak bagus memperlihatkan potensi anak
kepada para orang tua, agar orang tua tidak selalu berpikir bahwa kecerdasan
anak hanya diukur dari nilai saja, akan tetapi setiap anak memiliki kecerdasan,
minat, dan bakat yang berbeda beda.

Begitulah cerita Pak Bagus Di Negeri Diatas Awan.


Sekian.

Anda mungkin juga menyukai