Anda di halaman 1dari 48

Persahabatan Azzam

Penulis :

Muhammad Fachri Syahla Dwi Putra

Halaman Ju dul

Siswa(i) Kelas 7 Tahun Ajaran 2021-2022 | Halaman Judul i


Persahabatan Azzam

Cetakan Pertama, April 2022


Viii, 48 hlm, 15 x 21 cm
ISBN :

Penulis : Muhammad Fachri Syahla Dwi Putra

Sampul/Tata Letak : Rachmawati

Diterbitkan pada tahun 2022 oleh Yayasan


Fastabiqul Khairat Samarinda

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Isi buku ini, adalah tanggung jawab penulis,
baik sebagian maupun seluruhnya, dilarang
diperbanyak dalam bentuk apapun tanpa izin
tertulis dari penerbit, kecuali dalam hal
pengutipan untuk keperluan penulisan artikel
atau karangan ilmiah.

Siswa(i) Kelas 7 Tahun Ajaran 2021-2022 | Halaman Judul ii


Sambutan
Puji syukur kita panjatkan
kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan karunianya, sehingga
buku ini hadir kehadapan para
pembacanya. Buku ini merupakan
salah satu bentuk inovasi
pembelajaran untuk memahami
secara mendalam tentang arti
penting” Literasi” .
LITERASI adalah satu kata
yang saat ini sedang familiar di telinga kita. Meski
terkadang orang masih tak paham dengan konsep
utuh literasi. Literasi diartikan sebagai kemampuan
membaca, menulis, serta menangkap ide-ide dan
gagasan-gagasan secara visual. Untuk itu, budaya
literasi harus terus digemakan dan dibumikan di
negeri tercinta Indonesia.
Tanpa literasi masyarakat kita akan terus
tertinggal dari negara-negara maju lainnya di
dunia. Hanya dengan budaya literasi, Indonesia
kelak sanggup mengepakkan sayap menjadi bangsa
yang cerdas dan disegani oleh dunia.
Semoga buku ini dapat menjadi langkah
awal bagi anak-anak menjadi generasi cerdas dan
literat kelak dikemudian hari. Salam harmoni.
Suparjono, M.Ed
Kepala Sekolah SMP Fastabiqul Khairat

Siswa(i) Kelas 7 Tahun Ajaran 2021-2022 | Sambutan iii


Pengantar Penerbit

Dunia menulis akan menjadi suatu hal menarik


bagi mereka yang mau menekuni bidang ini. Dan tiap
penulis memiliki tulisan berbeda-beda. Ada yang
memilih menulis puisi, pantun ataupun cerita baik
cerita pendek maupun novel.

Mengulas tentang buku, buku merupakan


lembaran kertas yang berisi berbagai macam
informasi. Informasi yang tertuang juga beragam,
tujuannya untuk menambah pengetahuan dan
wawasan kita. Jika minat baca seseorang tinggi maka
akan mendorong keinginannya untuk mulai menulis.

Berangkat dari hal tersebut diatas, SMP


Fastabiqul Khairat, melalui program perpustakaan
membantu menfasilitasi siswa untuk menulis dan
menerbitkan buku secara berkala setiap tahunnya.
Dari tulisan ini anak-anak akan dapat mengukur
tingkat kemampuan menulisnya dan berharap kelak
mereka akan terus menulis.

Penerbit

Siswa(i) Kelas 7 Tahun Ajaran 2021-2022 | Pengantar Penerbit iv


Sekapur Sirih

Alhamdulillah,
segala puji dan syukur
hanya kepada Allah Swt,
rabb semesta alam yang
telah melancarkan dan
memudahkan putra kami
untuk menyelesaikan buku
hasil karyanya yang mana
didalamnya menceritakan
tentang kehidupan
seorang anak desa dan
sahabat sahabatnya yang
mempunyai jiwa yang
optimis dan harapan yang besar untuk masa depan
mereka.

Ternyata dengan kehidupan yang sederhana


menjadi anak anak desa dengan segala
keterbatasan fasilitas, baik dari segi pendidikan
maupun kehidupan sehari hari itu semua tidak
membuat mereka menyerah. Justru sebaliknya, itu
membuat mereka semakin termotivasi untuk
berjuang lebih giat lagi, sehingga mereka bisa
menyongsong masa depan yang lebih cerah.

Siswa(i) Kelas 7 Tahun Ajaran 2021-2022 | Sekapur Sirih v


Dari cerita ini, putra kami ananda Fachri
mengharapkan hikmah yang baik bagi yang
membacanya. Berharap semoga yang membaca
buku ini menjadikan seseorang termotivasi dan
terinspirasi dalam kehidupan sehari hari melakukan
hal yang bermanfaat dan mensyukuri segala nikmat
yang allah berikan kepada kita semua. Sehingga
Allah Swt memberkahi hidup ini dengan
kesuksesan.

Kami sebagai orang tua yang hanya bisa


memberikan semua sesuai kesanggupan kami,
yaitu memberikan yang terbaik untuk putra kami
tercinta. Tentu saja kami tidak sendiri, ada pihak
sekolah ibu guru Rahmawati dan ibu guru wali
kelas ibu Nurhayati yang telah membantu,
memotivasi, dan memfasilitasi, sehingga jadilah
buku karya Fachri ini. Selebihnya semua ini adalah
anugerah Allah Swt.

Kami ucapkan terimakasih banyak untuk


semuanya, ibu guru dan juga para pembaca buku
ini. Semoga buku ini bermanfaat. Aamiin…

Suparjono, M.Ed
Ibunda Muhammad Fachri Syahla Dwi Putra

Siswa(i) Kelas 7 Tahun Ajaran 2021-2022 | Sekapur Sirih vi


Sinopsis

Azzam adalah anak seorang petani yang


tumbuh ditengah keluarga yang sederhana.
Meski sederhana harapan orangtuanya kelak
dapat menyekolahkan Azzam dan kakaknya
hingga perguruan tinggi. Karena harapan itulah
ayah Azzam pada akhirnya memutuskan untuk
merantau mencari pekerjaan yang lebih mapan
di Pulau Kalimantan.
Meski ayahnya merantau Azzam tak
pernah bersedih, karena ayahnya merantau juga
demi anak-anaknya. Azzam adalah adak yang
periang dan banyak memiliki teman. Dalam
berkawan Azzam memiliki sahabat bernama Ali,
Udin dan Budi.
Meski anak desa mereka berempat
memiliki cita-cita yang tinggi agar kelak dapat
memajukan desa tempat mereka lahir dan
dibesarkan.
Bagaimanakah kelak mereka saat
dewasa?, apakah impian tersebut dapat mereka
capai agar desa mereka menjadi desa yang
makmur dan sejahtera.

Siswa(i) Kelas 7 Tahun Ajaran 2021-2022 | Sinopsis vii


DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................ i


Sambutan ......................................................iii
Pengantar Penerbit ....................................... iv
Sekapur Sirih ................................................. v
Sinopsis ........................................................ vii
Daftar Isi ..................................................... viii

Menggembala Kambing .................................. 1


Jatah Listrik Di Desa Kami .............................. 8
Saat Ayah Merantau ..................................... 13
Kenang-kenangan untuk Ali .......................... 20
Merantau Bersama Ayah .............................. 27
Kesuksesan di Tanah Rantau ........................ 32
Man Jadda Wajada ...................................... 36

Profil Penulis ................................................. ix

Siswa(i) Kelas 7 Tahun Ajaran 2021-2022 | DAFTAR ISI viii


Menggembala Kambing

Disebuah desa kecil dipinggir sungai di tepi


hutan, terdapat sebuah keluarga yang hidupnya
teramat sangat sederhana. Dalam keluarga itu
terdapat ayah, ibu, serta dua orang anaknya yang
bernama Salwa dan Azam. Salwa adalah seorang
kakak yang baik tapi sedikit jahil, sedangkan
Azzam adalah seorang adik yang lugu dan sholeh.

Pada suatu hari Azzam di ajak oleh ayahnya


pergi ke hutan untuk mencari kayu, sedangkan
Salwa membantu ibu dirumah, dan kebetulan hari
itu adalah hari libur, sehingga mereka tidak ke
sekolah. Sebelum berangkat ke hutan mereka
berdua melaksanakan sholat dhuha terlebih
dahulu seperti yang diajarkan oleh ayah dan
ibunya.

Usai melaksanakan sholat Azzam dan


ayahnya berangkat ke hutan. Dalam perjalanan
Siswa(i) Kelas 7 Tahun Ajaran 2021-2022 | Menggembala Kambing 1
menuju hutan, dikanan kiri terdapat sawah yang
hijau membentang. Sebelum sampai di hutan
Azzam dan ayahnya harus melewati sungai
terlebih dahulu. Sungai itu dangkal, lebar, dan
banyak bebatuan. Mereka melewati dengan penuh
hati-hati, diseberang sungai terdapat hamparan
rumput ilalang yang agak luas, dan disebelahnya
terdapat hutan jati dan hutan tebu.

Tak lama kemudian terdengar suara anak-


anak memanggil Azzam, dan ternyata itu adalah
suara teman-teman Azzam yang sedang
menggembala kambing sambil bermain.

“Azam… Azam… Kesini!” Panggil teman-


temannya.

“Aku punya anak kambing yang kecil dan


lucu, tadi waktu menyeberang sungai anak
kambing itu belum terlalu bisa berenang sehingga
hampir tenggelam, kemudian aku gendong.

Siswa(i) Kelas 7 Tahun Ajaran 2021-2022 | Menggembala Kambing 2


hahaha!”. kata salah satu temannya diantara
mereka.

“Oh ya?” kata azam. “Nanti aku lihat ya


kalau pulang, kita akan menyeberang sungai ini
lagikan” lanjut azam.

“Ok” kata temannya.

Nama teman-teman Azzam adalah Ali, Budi,


Dan Udin. mereka semua bersahabat.

Ayah tampak mengumpulkan ranting-


ranting kayu jati yang berserakan di bawah
pohon. Azzam membantu ayah sambil sesekali
menghampiri temannya. Kayu yang mereka
peroleh sudah banyak ayah dan Azzam lalu
beristirahat menghilangkan lelah. Tidak terasa
waktu telah menjelang sore, ayah dan Azzam
serta teman-temannya bersiap untuk pulang.

Mereka menyeberangi sungai sambil


bersenda gurau. Azzam meminta izin pada
Siswa(i) Kelas 7 Tahun Ajaran 2021-2022 | Menggembala Kambing 3
temannya untuk menggendong anak kambing
yang tadi belum bisa berenang, temannya pun
mengizinkan azam. Tapi sebelum menggendong,
Azzam mencoba melepaskannya agar anak
kambing itu berenang sendiri, ternyata belum bisa
juga. Akhirnya Azzam menggendongnya dan hal
ini membuat Azzam senang karena menggendong
kambing ternyata lucu dan menggemaskan.

Sesampainya di tepi sungai di pinggir desa,


mereka mandi terlebih dahulu karena waktu sudah
menjelang sore agar setibanya dirumah, mereka
tinggal mengganti pakaian.

Ayah Azzam duduk di tepi sungai sambil


istirahat dan menjaga kambing teman-teman
Azam. Tiba-tiba air sungai pasang dan terlihat
agak deras alirannya, ayah kemudian
mengingatkan Azzam dan kawannya.

Siswa(i) Kelas 7 Tahun Ajaran 2021-2022 | Menggembala Kambing 4


“Ayo! Ayo! Azam, Udin, Ali, Budi segera naik
nak! Sudah dulu mandinya, air sungai sudah mulai
pasang, nanti kalian bisa hanyut” Kata ayah pada
mereka dengan sedikit cemas.

Mendengar permintaan ayah mereka patuh


dan segera naik untuk berkemas pulang. Tak lama
mereka sudah tiba dirumah masing masing.

Sesampai di rumah, ayah meletakkan kayu


yang mereka peroleh dibelakang rumah. Kayu itu
untuk persediaan ibu memasak, mereka tidak
mempunyai kompor, sehingga ibu saat memasak
menggunakan kayu bakar dalam kesehariannya.
Setelah ibu usai memasak, Salwa diminta
memanggil ayah dan adiknya yang sedang duduk-
duduk di teras rumah untuk makan bersama

“Ayah, Azzam makanannya sudah siap,


dipanggil ibu kebelakang

Siswa(i) Kelas 7 Tahun Ajaran 2021-2022 | Menggembala Kambing 5


itu ayah dan Azzam masuk kedalam rumah dan
disambut oleh ibu dan Salwa untuk makan
bersama.

Pola hidup mereka yang sangat sederhana,


karena kondisi ekonomi mereka yang pas-pasan
sehingga untuk makan pun susah, hanya ada nasi,
sayur, dan telur dadar yang dibagi dua untuk
Salwa dan Azam, sedangkan ayah dan ibu tidak
memakai lauk. Saat sedang makan, Azzam
memilih-milih telur dadarnya dan membandingkan
yang mana yang lebih besar.

“Azzam untuk apa dipilih-pilih, ibu sudah


membaginya sama rata.” Kata Salwa pada Azzam

“Ini yang lebih besar zam (padahal sama)”,


“kalau begitu itu yang buat aku!” kata Azam.
“hahaha! tapi bohong” kata kakak nya sambil
tertawa, Azzam pun sedikit kesal mereka berdua
kemudian makan dengan lahapnya.

Siswa(i) Kelas 7 Tahun Ajaran 2021-2022 | Menggembala Kambing 6


Ibunya tersenyum melihat perbincangan
Azzam dan Salwa sambil menasehati “jangan
begitu ya lain kali, bila makan segera ambil dan
tidak usah dipilih-pilih, bersyukur pada Allah hari
ini kita masih diberi rezeki”.

“Baik ibu” jawab mereka.

Ayah kemudian memimpin doa makan


bersama “Marilah kita berdoa bersama sebelum
makan, Allahumma baarik lanaa fiimaa rozaqtanaa
wa qinaa 'adzaa bannar, Aamiin.”

Siswa(i) Kelas 7 Tahun Ajaran 2021-2022 | Menggembala Kambing 7


Jatah Listrik Di Desa Kami

Waktu sudah menunjukkan pukul lima sore,


Azzam dan Salwa membantu ibu membereskan
rumah. Seperti menyapu dan mencuci piring,
sedangkan ayah beristirahat untuk melepas lelah.
Tiba-tiba ada suara anak-anak memanggil dari
luar rumah, dan rupanya mereka adalah teman-
teman Azzam yang datang.

“Azaaam! Azaaam! ayo kita berangkat ke


masjid” kata mereka.

“Ini jam berapa? loh kok gak terasa sudah


jam setengah enam?” Kata Azzam sambil melihat
jam di dinding,

“Okey, aku siap siap dulu, tunggu sebentar


ya” Kata Azzam lagi.

Sudah menjadi kebiasaan mereka bila waktu


menjelang malam mereka pergi ke masjid untuk

Siswa(i) Kelas 7 Tahun Ajaran 2021-2022 | Jatah Listrik Di Desa Kami 8


sholat Maghrib dan mengaji, Sambil menunggu
adzan Maghrib, Azzam dan teman-teman nya
bermain di sekitar masjid, mereka terlihat senang
dan ceria.

Tak lama kemudian terdengar suara adzan


dikumandangkan dari masjid yang terletak tak
jauh dari rumah. Banyak orang di sekitar masjid
dan juga yang agak jauh dari masjid datang untuk
sholat Maghrib berjamaah. Jika sudah begini,
kebersamaan warga kampung sangat terasa,
karena masjid dipenuhi jamaah sholat maghrib.

“Teman teman, Ayo kita segera wudhu dan


sholat” Kata Ali salah satu dari temannya Azam,

“Ayo!!” Sahut mereka kompak. Bergegas


mereka menuju tempat wudhu bersama.

Usai sholat Maghrib mereka mengaji


bersama ustadzah, Kakaknya Azzam yaitu kak

Siswa(i) Kelas 7 Tahun Ajaran 2021-2022 | Jatah Listrik Di Desa Kami 9


Salwa. Kak Salwa membantu pengurus masjid
untuk mengajarkan ngaji anak-anak perempuan.

Setelah selesai mengaji, Azzam dan teman-


teman nya melaksanakan sholat Isya berjamaah.
Selesai sholat mereka pergi meninggalkan masjid
kembali kerumah masing-masing.

“Azam, Ali, Budi ayo ke rumahku dulu


nonton tv, Kan dirumah kalian tidak ada tv, bagus
lho acara tv nya hari ini” Kata Udin.

“Tapi nanti ibuku marah kalau gak belajar”


Kata budi

“Iya nanti aku dicariin sama ayahku kalau


aku gak segera pulang” Kata Azzam

“Sebenarnya pengen sih, tapi kita kan besok


sekolah dan harus belajar dan menyiapkan buku
pelajaran dan perlengkapan sekolah” sahut Ali

“Baik lah kalau kalian gak mau, lain kali aja


ya kalau libur” Kata Udin.
Siswa(i) Kelas 7 Tahun Ajaran 2021-2022 | Jatah Listrik Di Desa Kami 10
“Iya!” Jawab mereka serentak.

Akhirnya mereka segera pulang ke rumah


masing masing.

“Assalamualaikum” Kata Azzam dan


kakaknya

“Waalaikumsalam” Jawab ibu dan ayahnya.

“Salwa, Azzam belajar dulu pelajarannya


besok ya, kemudian istirahat dan tidur, waktu
sudah malam, jangan tidur terlalu malam agar
besok tidak mengantuk saat sholat shubuh” ucap
ibu.

“Baik bu!” Kata mereka. Azzam dan Salwa


kemudian belajar di kamarnya masing masing,
dan hari sudah malam mereka pun tidur.

Lampu listrik di desa itu hanya menyala dari


pukul enam sore sampai pukul dua belas malam,
setelah itu padam dan tidak ada lagi listrik yang
mengalir di rumah warga.
Siswa(i) Kelas 7 Tahun Ajaran 2021-2022 | Jatah Listrik Di Desa Kami 11
Suasana desa tampak gelap dan sunyi,
hanya ditemani oleh suara suara binatang malam
seperti burung hantu, jangkrik, katak, dan
terkadang ada juga gonggongan anjing liar. Jika
sudah demikian taka da lagi warga yang berada
diluar, kecuali warga yang bertugas ronda malam
di desa tersebut.

Desa ini sangat terpencil di pedalaman listrik


pun hanya memakai tenaga diesel, dan bahan
bakarnya sumbangan dari warga. Kebanyakan
penduduk di desa ini mata pencahariaannya
bertani, berkebun, bertenak, dan wirausaha. Tapi
meskipun desa ini terpencil dan jauh dari teknologi
masyarakatnya hidup damai, rukun dan tenang.

Siswa(i) Kelas 7 Tahun Ajaran 2021-2022 | Jatah Listrik Di Desa Kami 12


Saat Ayah Merantau

Hari demi hari, bulan demi bulan dan tahun


demi tahun telah berlalu, waktu berjalan , tidak
terasa Azzam sudah menginjak kelas lima SD,
Sedangkan Salwa kelas dua SMP, mereka berdua
sudah semakin besar.

“Kukuruyuuuk!” Suara ayam bersahut-


sahutan menandakan hari menjelang fajar. Ayah
dan ibu Azzam bangun untuk bersiap-siap
melakukan aktivitas. Suara azan subuh
berkumandang di masjid, Salwa dan Azzam
bangun dari tempat tidurnya, mereka segera
mengambil air wudhu dan segera berangkat ke
masjid bersama ayah mereka, sedangkan ibu
sholat shubuh sendiri dirumah. Hal ini rutin setiap
hari mereka lakukan untuk menunaikan kewajiban
sebagai manusia yang taat.

Siswa(i) Kelas 7 Tahun Ajaran 2021-2022 | Saat Ayah Merantau 13


Hari sudah mulai terang, matahari terbit
dari timur, Azzam dan Salwa bersiap siap untuk
berangkat ke sekolah, terdengar suara ibu
memanggil mereka berdua

“Azam, Salwa, ayah, ayo sarapan dulu


sebelum berangkat kalian wajib megisi perut
kalian sebelum berangkat sekolah agar tidak sakit
” Kata ibu.

Ahamdulillah, setelah sarapan pagi


bersama, Ada nasi, sayur pecel, tempe, dan ikan
asin, menu yang sangat sederhana tapi mereka
begitu sangat menikmatinya. Bagi mereka itu
sudah sangat bersyukur, begitulah kehidupan
mereka sehari-hari. Meski hidup sederhana tapi
mereka melalui semua itu dengan bahagia.

Usai makan mereka berpamitan dan


berangkat ke sekolah.

Siswa(i) Kelas 7 Tahun Ajaran 2021-2022 | Saat Ayah Merantau 14


“Sudah waktunya kita bicara pada mereka
bu, bahwasanya ayah akan merantau agar
kehidupan kita kelak lebih layak dan anak-anak
bisa sekolah sampai kuliah nanti” ucap ayah

“Sebaiknya saat mereka pulang sekolah


Yah” jawab ibu. Ayah mengangguk tanda setuju.

Ayah sangat memikirkan ekonomi keluarga,


ayah sudah berdiskusi dengan ibu tentang
rencana ayah pergi merantau jauh di pulau
seberang yaitu Kalimantan untuk mencari
pekerjaan yang lain, dan barangkali bisa
memperbaiki ekonomi keluarga. Karena anak-anak
mereka sudah tumbuh besar dan membutuhkan
biaya sekolah yang lebih banyak. Ibu hanya bisa
memberi restu dan do’a terhadap niat tulus ayah
untuk keluarga.

Ayah dan ibu mengupayakan agar Azzam


dan Salwa bisa sekolah tinggi hingga bisa kuliah

Siswa(i) Kelas 7 Tahun Ajaran 2021-2022 | Saat Ayah Merantau 15


dan mereka bisa meraih cita-cita yang mereka
inginkan untuk membanggakan kedua
orangtuanya.

Saat tengah menikmati the di sore hari.


Ayah menyampaikan pada anak-anak perihal
rencana merantau dan meninggalkan mereka
bertiga dirumah. Mendengar hal itu Salwa
menitikkan air mata, dan Azzam hanya bisa
terdiam. Tapi mereka mengijinkan ayah dan
mendoakan ayah agar kelak bisa sukses dan
mereka dapat menyusul ayah ke Kalimantan.

Sebulan kemudian tibalah waktu dimana


ayah akan berangkat pergi merantau. Ayah
berpamitan pada ibu dan kedua anaknya. Tampak
wajah sedih terlukis diwajah mereka semua,
karena harus berpisah untuk waktu yang tidak
bisa ditentukan. Ayah banyak memberi nasehat

Siswa(i) Kelas 7 Tahun Ajaran 2021-2022 | Saat Ayah Merantau 16


pada kedua anaknya untuk patuh pada ibu dan
sigap membantu ibu selama ayah merantau.

Hari yang dinantikan tiba, mereka


mengantar ayah ke pelabuhan. Azzam dan Salwa
tak bisa menahan rasa sedih yang membuncah,
mereka meneteskan air mata, sedangkan ibu
berusaha menyembunyikan kesedihan agar anak-
anak tak larut dalam kesedihannya, ibu berusaha
tegar didepan ayah dan anak-anaknya.

“Ayah, hati hati ya, jangan lupa jaga


kesehatan dan selalu berdoa ya” Kata ibu,

“Iya yah, sering sering kirim kabar pada


kami ya, dan semoga ayah baik baik saja disana”
Sambung Salwa dan Azzam dan kembali
merangkul ayah mereka.

“Iya, tidak usah khawatirkan ayah,


insyaallah ayah akan baik-baik saja disana, dan
kelak bila ayah sudah berhasil ayah akan

Siswa(i) Kelas 7 Tahun Ajaran 2021-2022 | Saat Ayah Merantau 17


membawa kalian semua kesana, doakan selalu
ayah ya, ayah akan bekerja keras untuk kalian
semua” kata ayah uyang berusaha
menyembunyikan rasa sedihnya meninggalkan
mereka bertiga.

Kapal yang akan ayah tumpangi sudah


berbunyi, menandakan sebentar lagi kapal akan
berangkat meninggalkan pelabuhan. Ayah
melambaikan tangan pada anak-anak dan juga
ibu. Tak lama, tangga kapal sudah dinaikkan,
terompet kapal kembali berbunyi tanda akan
meninggalkan pelabuhan dan membawa ayah
dengan berjuta harapan yang besar untuk
keluarga tercinta. Saat kapal sudah menjauh
Azam, Salwa, Dan ibu kembali ke rumah,
diperjalanan tak satupun kata terucap dari mulut
mereka. dihati mereka mendoakan agar ayah
mereka sukses di tanah rantau.

Siswa(i) Kelas 7 Tahun Ajaran 2021-2022 | Saat Ayah Merantau 18


Malam ini mereka tidur bertiga dirumahnya,
wajah ayah masih terbayang kala berpamitan tadi
pagi, tidak lupa mereka menyelipkan doa untuk
ayahnya sebelum mereka tidur.

“Ya Allah, lindungilah ayah saya,


sehatkanlah dia, dan berikanlah rezeki yang
banyak dan halal agar kelak kami nanti bisa
bersatu kembali” bisik Salwa dalam doanya.

“Ya Allah, semoga ayah cepat sukses di


tanah rantau agar kami segera berkumpul
kembali” Lirih Azzam menguntai doa.

Siswa(i) Kelas 7 Tahun Ajaran 2021-2022 | Saat Ayah Merantau 19


Kenang-kenangan untuk Ali

Setahun telah berlalu ayah mengirim kabar


kedesa bahwa ayah sudah mendapatkan
pekerjaan yang lebih layak dari buruh bangunan
hingga menjadi karyawan di sebuah perusahaan
swasta dengan gaji yang cukup lumayan. Selain
hasil gajinya ditabung, juga dikirim kan kepada
keluarganya di desa, dan ayah juga sering
memberi kabar, sehingga Salwa dan Azzam
senang.

Pagi ini hari senin, seperti biasa Azzam dan


Salwa bersiap-siap berangkat kesekolah. Azzam
berangkat berjalan kaki bersama teman
temannya, sedangkan Salwa naik sepeda karena
sekolahnya lebih jauh dari sekolah Azzam.

Dalam perjalanan menuju sekolah, Ali, Budi,


dan Azzam bersenda gurau dan bercerita. Ali sejak
tadi tak menimpali obrolan kawan-kawannya,
Siswa(i) Kelas 7 Tahun Ajaran 2021-2022 | Kenang-kenangan untuk Ali 20
wajah Ali tampak sedih, sejak tadi sebenarnya ia
ingin memberitahu teman-teman nya bahwa
seminggu lagi dia dan keluarga nya akan
meninggalkan desa tempat kelahirannya itu dan
pindah ke pulau Sumbawa di NTB yang letak nya
lumayan jauh dari pulau jawa di desa mereka
tinggal. Alasan keluarga Ali pindah dikarenakan
ingin memperbaiki ekonomi keluarga. Ayahnya
mendapatkan tawaran pekerjaan oleh keluarganya
yang berada di Sumbawa. Sehingga mereka
memutuskan untuk pindah kesana.

“Ali, kenapa wajahmu tampak murung?”


Tegur Azam

“Iya kenapa Ali?,” sahut Udin dan Budi


berbarengan. Ali kemudian memberitahukan pada
kawannya hal apa yang membuatnya sedih.

“Semalam, ayah dan ibuku memberitahukan


bahwa kami akan pindah dari desa ini ke pulau

Siswa(i) Kelas 7 Tahun Ajaran 2021-2022 | Kenang-kenangan untuk Ali 21


Sumbawa, karena ayahku mendapatkan pekerjaan
baru disana, dan mungkin hari ini ayahku ke
sekolah untuk mengurus surat pindah sekolahku.

Aku sedih karena akan berpisah dengan


kalian dan tidak bisa melihat kalian lagi, entah
kapan kita bisa bertemu kembali.” Ucap Sambil
meneteskan air mata

Mendengar kabar tersebut teman-temannya


sangat sedih karena mereka yang sudah berteman
sejak kecil akhirnya akan berpisah juga.

“Jangan lupakan kami semua ya Ali, kami


pun sedih mendengar kabar ini yang sangat begitu
mendadak”. Ucap Azzam

“Iya Ali, kami sangat sedih, tapi mau


bagaimana lagi? ada pertemuan ada perpisahan”
Kata Udin. “Kita saling mendoakan yang terbaik
aja ya” Sambung budi.

Siswa(i) Kelas 7 Tahun Ajaran 2021-2022 | Kenang-kenangan untuk Ali 22


Tidak terasa tiba-tiba mereka sudah sampai
disekolah dan lonceng sekolah berbunyi pertanda
segera masuk ke kelas dan pelajaran akan segera
dimulai. Azam, Budi, Ali, Udin, dan teman-teman
nya belajar seperti biasa, pukul 12:30 waktu
sekolah sudah usai, mereka pun pulang.

Sesampainya dirumah Azzam menceritakan


pada ibunya bahwa Ali akan pindah

“Ibu, seminggu lagi Ali akan pindah ke


Sumbawa”

“Lho, kata siapa?” tanya ibu.

“Tadi Ali yang memberitahu begitu dan tadi


ayahnya Ali ke sekolah untuk mengurus surat
pindah sekolahnya.” kata Azam.

“Kenapa begitu mendadak kabarnya ya?”


tanya ibu

“Iya, karena ayahnya Ali mendapat tawaran


pekerjaan baru disana” Jawab Azam.
Siswa(i) Kelas 7 Tahun Ajaran 2021-2022 | Kenang-kenangan untuk Ali 23
“Azzam pasti sedih ya?” Tanya ibu,

“Iya bu, karena Ali kan sahabatku bu, kami


berempat sering bermain, belajar, dan lain lain.
Semua sering kami lakukan bersama, suka
maupun duka” Jelas Azam.

“Bu, kira-kira Azzam pantasnya memberi


kenang kenangan apa ya sama Ali?” Tanya azam,

“Apa ya? ibu juga tidak punya cukup uang


untuk memberi sesuatu yang baru buat kenang
kenangan” Kata ibu.

“Bagaimana kalau baju lebaran ku kemarin


itu bu? karena baju itu masih baru dan hanya
Azzam pakai sekali saat lebaran waktu itu saja”
Kata Azam.

“Iya, ibu setuju, insyaallah pantas saja


untuk kenang-kenangan. Mungkin Ali akan lebih
senang dan terkenang karena baju itu sudah
pernah Azzam pakai sekali” Kata ibu.
Siswa(i) Kelas 7 Tahun Ajaran 2021-2022 | Kenang-kenangan untuk Ali 24
“Iya bu” kata Azam.

Seminggu telah berlalu, tibalah waktu


perpisahan itu datang. Ali berpamitan dengan
semua teman temannya di sekolah, juga dengan
bapak dan ibu gurunya.

“Ali, jangan lupakan kami ya, ini ada


kenang-kenangan dari kami untuk kamu. Jangan
lihat bentuk dan harga nya, tapi lihatlah
maknanya. Ini juga ada baju lebaran ku waktu itu
dan baru sekali aku pakai, hanya ini yang bisa
kuberikan untuk kenang kenangan ke kamu,
semoga dengan baju ini kamu akan mengingatku
Ali. Dan tidak pernah melupakanku” Kata Azzam

Ali mengusap air matanya “Iya Azam,


terimakasih untukmu dan teman-teman semua.
Aku akan selalu mengingat semua ini” Kata ali,
dengan nada sedih.

Siswa(i) Kelas 7 Tahun Ajaran 2021-2022 | Kenang-kenangan untuk Ali 25


Kemudian semua teman temannya berjabat
tangan, ada yang memberi kenang kenangan ada
juga yang tidak. Akhirnya Ali pun pergi
meninggalkan sekolah, teman-teman, dan desa
tercintanya itu.

Siswa(i) Kelas 7 Tahun Ajaran 2021-2022 | Kenang-kenangan untuk Ali 26


Merantau Bersama Ayah

Hari demi hari, bulan demi bulan dan tahun


demi tahun waktu berlalu, seakan berjalan begitu
cepat. Ayah Azzam sudah sukses di perantauan
ayah berencana pulang untuk menjemput anak
dan istrinya pindah ke Kalimantan. Kepulangan
ayah telah dinantikan ibu, Salwa dan Azzam

“Assalamualaikum,” Kata ayah

“Waalaikumsalam” Jawab mereka serentak

“Alhamdulillah Ayah datang!”. Teriak Salwa


dan Azzam kegirangan

“Ayah bagaimana kabarnya?” Tanya Salwa.

“Kami semua rindu ayah” Sambung ibu.

“Alhamdulillah, ayah baik baik saja seperti


yang kalian lihat saat ini” Jawab ayah.

Siswa(i) Kelas 7 Tahun Ajaran 2021-2022 | Merantau Bersama Ayah 27


“Kedatangan ayah ini bermaksud membawa
kalian semua ke Kalimantan, Alhamdulillah ayah
sekarang sudah punya pekerjaan tetap disana dan
alhamdulillah sudah bisa membeli rumah baru
meskipun tidak terlalu besar, tapi cukup untuk kita
semua” Jelas ayah.

“Azzam sekarang sudah mau masuk SMA


ya? dan Salwa juga sudah mau kuliah kan?”
Tanya ayah.

“Iya ayah” Jawab Salwa dan Azam.

“Azzam baru lulus SMP dan kakak Salwa


baru lulus SMA” Kata Azam,

“Alhamdulillah, anak-anak kita sudah besar


semua ya bu” Kata ayah pada ibu.

“Iya ayah, mereka semua sudah punya cita-


cita masing masing, dan mereka semua giat
belajar hingga nilai mereka sangat bagus semua”

Siswa(i) Kelas 7 Tahun Ajaran 2021-2022 | Merantau Bersama Ayah 28


Kata ibu. Mendengar hal itu ayah sangat senang
dan bangga pada kedua anaknya.

Hari ini hari kamis setelah beberapa hari


ayah di rumah, tibalah waktu mereka Azzam,
Salwa dan Ibu pergi meninggalkan desa
tercintanya untuk pindah ke kalimantan mengikuti
sang ayah.

Sebelum berangkat, mereka berpamitan


dengan para tetangga. Tak lupa juga Azzam dan
Salwa berpamitan dengan teman temannya,
mereka saling berpelukan dan meneteskan air
mata. Sedih sudah pasti karena mereka akan
berpisah dengan waktu yang tidak mereka
kerahui.

“Azam, selamat jalan ya, semoga suatu hari


nanti kita bisa bertemu kembali” Kata Budi,

“Azam, jangan lupakan kami ya” Kata Udin.

Siswa(i) Kelas 7 Tahun Ajaran 2021-2022 | Merantau Bersama Ayah 29


“Iya teman teman, terimakasih. Aku akan
selalu mengingat kalian semua, insyaallah kita bisa
berjumpa lagi disini”

Usai berpamitan kepada para tetangga,


Mereka kemudian berangkat menuju pelabuhan
yang akan membawa mereka ke pulau
Kalimantan, dengan menggunakan kapal laut yang
ayahnya naik saat pertama kali merantau.
Perjalanan dari pulau jawa akan mereka tempuh
selama dua hari dua malam.

Dengan kepindahan mereka, rumah Azzam


sementara ditempati oleh tante dan paman Azzam
yang masih tinggal di desa tersebut. Warga
merasa sedih dengan kepergian keluarga pak
Herman. Karena mereka terkenal ramah dan baik
pada tetangga.

Dua hari setelah perjalanan naik kapal laut,


sampailah mereka di pulau Kalimantan. Ibu,

Siswa(i) Kelas 7 Tahun Ajaran 2021-2022 | Merantau Bersama Ayah 30


Azzam dan Salwa seperti memulai kehidupan
baru, mereka perlu beradaptasi dengan
lingkungan yang baru mereka kenal. Adaptasi
yang harus mereka jalani adalah lingkungan
tempat tinggal, bahasa dan gaya hidup penduduk
di pulau Kalimantan.

Siswa(i) Kelas 7 Tahun Ajaran 2021-2022 | Merantau Bersama Ayah 31


Kesuksesan di Tanah Rantau

Azzam telah masuk sekolah SMA,


sedangkan Salwa menempuh pendidikan Sarjana
Farmasi mereka bertekad untuk dapat meraih cita-
cita yang diinginkan, dan kelak melanjutkan lagi
profesi Apoteker, karena cita citanya Salwa ingin
menjadi seorang Apoteker. Sedangkan Azam, cita-
citanya ingin menjadi seorang dokter.

Hari demi hari mereka lalui dengan penuh


semangat dan tekad yang kuat agar cita-cita
mereka bisa tercapai. Selain itu mereka ingin bisa
membuat orang tuanya bangga dan berbahagia
karena tidak sia-sia dalam perjuangan
membesarkan mereka berdua. Sama seperti
dengan harapan seluruh orang tua dibelahan bumi
manapun.

Siswa(i) Kelas 7 Tahun Ajaran 2021-2022 | Kesuksesan di Tanah Rantau 32


Lima tahun telah berlalu. Tak terasa waktu
berlalu begitu cepatnya, kini Azzam dan Salwa
sudah dewasa, mereka semua sukses dalam
meraih cita-cita nya. Salwa menjadi seorang
Apoteker dan Azzam menjadi seorang Dokter. Ibu
dan ayah mereka sangat bahagia dan bangga
melihat kesuksesan anak-anak mereka. Apa yang
menjadi harapan mereka sebagai orang tua
terkabul. Tak sia-sia ayah bekerja keras mencari
nafkah untuk anak-anak hingga semua terwujud.

Suatu hari Azzam sedang membuka


Facebook, dia teringat akan teman-teman masa
kecilnya, kemudian Azzam mencoba mencari nama
nama temannya di Facebook tersebut.

Azzam berharap melalui sosial media


mereka dapat dipertemukan kembali. Setelah
sebulan mencari, pada akhirnya Azzam
menemukan mereka semua, meski hanya lewat
media sosial, dan teman-temannya Azzam semua
Siswa(i) Kelas 7 Tahun Ajaran 2021-2022 | Kesuksesan di Tanah Rantau 33
sudah mempunyai profesi dan pekerjaan masing
masing.

Budi menjadi kepala desa di desa tersebut.


Desa yang pernah mereka tinggali bersama, kini
desa tersebut sangat maju dan berkembang
setelah sekian lama berlalu, di tangan Budi desa
mereka berkembang lebih pesat, Semenjak
menjabat jadi kepala di desanya Budi semangat
membangun sehingga menjadi desa yang maju
seperti saat ini. Udin menjadi kepala sekolah di
sekolah dasar tempat mereka pernah belajar
bersama disana. Sedangkan Ali menjadi seorang
pengusaha Villa dan Resto di pulau Sumbawa.

Mereka semua sangat bersyukur bisa


bertemu kembali di media sosial, dan mereka
semua berencana akan bertemu di desa masa
kecil mereka, dan mencoba mengatur waktu agar
situasi dan kondisi mereka memungkinkan untuk
pergi kesana. Bertemu dan reuni mengenang
Siswa(i) Kelas 7 Tahun Ajaran 2021-2022 | Kesuksesan di Tanah Rantau 34
masa sekolah dan bemain bersama saat kecil
dahulu.

Begitulah akhir dari cerita ini, mereka


semua telah mencapai cita-cita yang diinginkan
dan kehidupan mereka berakhir bahagia.

Siswa(i) Kelas 7 Tahun Ajaran 2021-2022 | Kesuksesan di Tanah Rantau 35


Man Jadda Wajada

Sobat Fastkhair dari kisah Persahabatan


Azzam banyak inspirasi yang bisa kita peroleh
bersama, Ibarat kata pepatah islam “Man Jadda
Wajada” memiliki tiga suku kata, man yang berarti
siapa, jadda berarti bersungguh-sungguh, serta
wajada yang berarti mendapatkan. Pepatah ini
menjelaskan pada kita bahwa siapa saja yang mau
bersungguh-sungguh, maka ia akan mendapatkan
hasil yang memuaskan.

Pepatah islam ini bukan hanya sekedar


nasihat semata, namun dapat jadi penyemangat
yang luar biasa untuk sobat fastkhair yang sedang
berusaha dan bekerja keras menggapai impian
dan cita-cita. Dari pepatah ini kita dapat
mengambil kesimpulan bahwa apapun yang
diawali dengan niat baik akan mendapatkan ridho
dari Allah SWT, yang akan memberikan hasil yang

Siswa(i) Kelas 7 Tahun Ajaran 2021-2022 | Man Jadda Wajada 36


baik pula bila dilakukan dengan kesungguhan.
Man Jadda Wajada bukan hanya dapat digunakan
dalam ibadah saja, melainkan juga dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sobat
fastkhair.

Sobat fastkhair Man Jadda Wajada harus


bersifat positif karena Allah SWT sangat mencintai
hamba-hambaNya yang selalu berpikir positif
tentang NYA. Sehingga dengan terus berusaha
dan berjuang, akan menjadikan kita manusia yang
selalu bersyukur dan pantang menyerah dengan
keadaan. Apapun yang dilakukan secara sungguh-
sungguh serta konsisten, akan mendapatkan
hasilnya. Karena usaha tak pernah mengkhianati
hasil.

Sobat fastkhair setelah mengetahui makna


Man Jadda Wajada, perlu diketahui apa saja yang
bisa sobat fastkhair terapkan dalam kehidupan

Siswa(i) Kelas 7 Tahun Ajaran 2021-2022 | Man Jadda Wajada 37


sehari-hari. Berikut ini penerapan baik dalam
keseharian untuk pepatah Man Jadda Wajada
antara lain :

1. Bersungguh-sungguh dalam belajar dan


menuntut ilmu tanpa rasa malas.
2. Bertekad dalam hal-hal positif, misalnya
bertekad untuk membantu membuat sukses
sebuah desa agar berkembang.
3. Jika terjatuh, berusaha bangkit kembali dan
bersungguh-sungguh dalam menjalankan
usaha.
4. Pantang menyerah meski ada rintangan dalam
hidup.

Siswa(i) Kelas 7 Tahun Ajaran 2021-2022 | 38


Tamat

Siswa(i) Kelas 7 Tahun Ajaran 2021-2022 | 39


Profil Penulis

Muhammad Fachri Syahla


Dwi Putra, lahir di Samarinda,
10 Januari 2009, merupakan
anak kedua dari ayah Mery
Jasmoro dan ibu Siti Maesaroh.

Sejak kecil bakat yang


ditunjukkan Fachri adalah
mewarnai hingga berhasil
meraih juara dan saat SD juga
meraih juara dalam kegiatan
membuat video. Fachri juga pernah mengikuti
Olimpiade Matematika saat masih duduk di bangku
SDI Bunga Bangsa. Saat ini Fachri bergabung dengan
English Champion di SMP Fastabiqul Khairat.

Muhammad Fachri Syahla Dwi Putra merupakan


Siswa pada SMP fastabiqul Khairat Samarinda. Fachri
memiliki Hoby menulis, sepak bola, travelling dan
menonton anime disela waktu luangnya, sehingga
memiliki banyak ide untuk membuat cerita. Saat ini
Fachri sedang merampungkan tulisannya yang ditulis
bersama Sky Handrian Nugraha dan Muhammad
Dzakwan yang di beri judul Water Human Virus.

Siswa(i) Kelas 7 Tahun Ajaran 2021-2022 | Profil Penulis ix

Anda mungkin juga menyukai