Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK

CERITA ANAK
DONGENG DAN LEGENDA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Penulisan Kreatif


DOSEN PENGAMPU: MASITHAH MAHSA, S.Pd., M.Pd.

OLEH KELOMPOK 3
BIDYA ASTARA 200740047
KHAIRUL NISA 200740041
MELIA ARIS SAPUTRI 200740025
OULA AFRITA 200740043
ANA WARDINA TELAU 200740003
NURHALIZA 200740045
RAHMAT APRILIANTO 201332035
ANDICA IRAWAN 200740049

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

REULEUT

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah swt. karena telah diberi
karunia berupa kemudahan berpikir sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Analisis Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Cerita Anak Dongeng dan
Legenda ini. Sholawat dan salam tidak lupa penulis panjatkan kepada junjungan
kita Nabi Muhammad saw. yang telah membawa kita dari alam jahiliyah ke alam
islamiyah, dari alam penuh kebodohan ke alam penuh ilmu pengetahuan seperti
yang kita rasakan saat ini. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dosen pada
mata kuliah Penulisan Kreatif. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini
dapat menambah wawasan bagi pembaca.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Masithah Mahsa, S.Pd.,


M.Pd. karena tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan. Penulis juga mengucapkan terimakasih pada semua pihak yang telah
membantu proses penyusunan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang
bersiap membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
dapat bermanfaat bagi kita semua Aamiin.

Reuleut, 10 Desember 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ i

DAFTAR ISI ............................................................................................... ii

BAB I UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK DONGENG ............. 1

1.1 Kentang Ajaib ......................................................................................... 1

BAB II UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK LEGENDA ............ . 5

2.1 Keong Mas ............................................................................................. 5

BAB III PENUTUP ..................................................................................... 9

3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 9

3.2 Saran ........................................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 10

ii
BAB I
ANALISI UNSUR INTRINSIK DAN UNSUR EKSTRINSIK DONGENG
KENTANG AJAIB KARYA JANU ISMADI

1.1 Kentang Ajaib

1. Keluarga Deda yang Miskin


Di sebuah dusun tinggal sebuah keluarga kepala keluarganya bernama
Deda Dia tinggal bersama istri dan ketiga anaknya mereka sangat miskin
hingga untuk makan sehari hari saja sering kekurangan maklumlah Deda
hanya mengandalkan hasil pekerjaannya mencari kayu bakar di hutan.
2. Menipisnya Persediaan Makanan
Sudah seminggu ini hujan terus menerus turun dengan lebatnya Deda tidak
bisa pergi mencari kayu bakar mereka terpaksa bertahan dengan persediaan
makanan di gudang tentu saja persediaan mereka semakin sedikit "Ayah saya
khawatir dengan keadaan anak anak kita tidak punya persediaan makanan
lagi makanan yang tersisa hanya 5 butir kentang itu pun tidak cukup untuk
makan kita berlima" kata istrinya. "Aku tahu...," ujar Deda "Tapi bagaimana
lagi hujan tidak juga mau berhenti aku tidak mencari kayu ke hutan
bersabarlah Bu semoga besok hari terang dan aku bisa bekerja biarlah
persediaan terakhir kita anak anak saja yang makan"
3. Tamu Di Saat Hujan Deras
Menjelang sore ada yang mengetuk pintu rumah ternyata seorang
pengemis tua yang basah kuyup berdiri di luar pintu rumah Deda pengemis
itu tampak kedinginan Deda segera menyuruhnya masuk "Terima kasih
tuan," kata pengemis tua "Saya sudah berhari hari kehujanan tidak ada tempat
untuk berteduh perut saya lapar sekali kalau boleh saya ingin meminta sisa
makanan untuk mengganjal perut" Deda kasihan sekali melihat pengemis tua
itu tapi mereka tidak ada persediaan makanan lagi "Sayang sekali aku tidak
memiliki sisa makanan saat ini kami pun sedang kekurangan makanan," ucap
Deda "Oh kasihanilah saya tuan sudah tiga hari ini saya belum makan," kata
pengemis memelas

1
4. Memberi Makan Pengemis Tua
Deda merasa sangat iba dia pun segera menghampiri istrinya "Bu saya
kasihan melihat pengemis tua itu bagaimana kalau kita berikan saja makanan
terakhir kita mudah mudahan anak anak bisa bertahan dan besok hujan
berhenti sehingga aku bisa mencari rejeki" ujar Deda “Baiklah Pak saya akan
segera memasak kentangnya," kata istrinya akhirnya istri Deda mengukus
kentang yang tinggal 5 butir tersebut lalu menghidangkannya kepada si
pengemis tua pengemis itu memakan empat kentang dan menyisakan sebutir
kentang saja kemudian setelah beristirahat sejenak si pengemis itu pun
berpamitan "Terima kasih tuan karena tuan hari ini perut saya tidak
kelaparan" "Sama-sama Kek," kata Deda "Sudah seharusnya kita saling
menolong tapi kenapa Kakek tidak menunggu hujan reda bagaimana kalau
sakit" "Tidak apa apa perut saya sudah terisi jadi saya pasti kuat meski
kehujanan," katanya "Baiklah kalau begitu hati-hati di jalan ya Kek” kata
Deda "O ya tadi saya menyisakan sebutir kentang jika nanti kalian ingin
makan iris iris kentang itu menjadi 5 iris pasti akan cukup untuk berlima nah
selamat tinggal" kata pengemis tua.
5. Kentang Ajaib
Setelah kepergian pengemis tua Deda memandang satu butir kentang yang
tersisa di piring dan berpikir, "Mana mungkin1 butir kentang ini bisa cukup
untuk kami" namun karena penasaran dia mengajak keluarganya untuk
berkumpul kemudian mengiris iris kentang itu menjadi 5 iris ajaib ternyata
kelima iris kentang itu berubah menjadi 5 butir kentang jika 1 butir kentang
itu diiris menjadi 5 iris lagi akan berubah menjadi 5 butir kentang lagi
demikian seterusnya alhasil keluarga Deda tidak kekurangan makanan
bahkan persediaan makanan sekarang berlimpah Deda dan keluarganya
sangat bersyukur tidak lupa dia pun membagi bagikannya kepada tetangga
mereka yang kekurangan sayang Deda tidak pernah bisa menemukan
pengemis tua yang telah memberikan keajaiban bagi keluarganya.

A. Unsur Intrinsik
1) Tema

2
Dalam cerita ini mengangkat tema tentang sebuah keluarga yang tinggal
dipinggir kota, mereka sangat miskin untuk makan sehari hari saja sering
kekurangan, mereka juga harus menghidupi ketiga anaknya. Sedangkan
pekerjaan Deda hanya seorang pencari kayu bakar di hutan.
2) Tokoh dan Penokohan
Tokoh:
Deda, istrinya, ketiga anaknya, dan pengemis tua.
Penokohan:
Deda: Pekerja keras sosok kepala keluarga yang bertanggung jawab
terhadap anggota keluarganya.
Istrinya: Baik hati dan penurut kepada suaminya .
Anank-anaknya: Baik.
Pengemis tua: Baik hati memberikan keajaiban bagi keluarga Deda.
3) Latar
Dalam cerita ini terdapat latar sebagai berikut:
a) Latar Tempat: Di sebuah dusun, di hutan, di gudang, di luar pintu rumah.
b) Latar Suasana: Hujan, kedinginan.
c) Latar Waktu: Besok, sore.
4) Alur
Cerita ini menggunakan alur maju. Penulis menggambarkan cerita ini
dari awal hingga akhir.
5) Sudut Pandang
Cerita ini menggunakan sudut pandang orang ketiga. Penulis
menggambarkan tokoh dengan menyebutkan nama "Deda".
6) Gaya Bahasa
Gaya bahasa yang digunakan pada cerita ini yaitu menggunakan bahasa
Indonesia dan menggunakan majas personifikasi.
7) Amanat
Teruslah berbuat baik pada siapapun tanpa melihat status dia apa atau
siapa. Setiap manusia memang diwajibkan tolong menolong antar sesama.
Serta bersabar saat mendapatkan ujian sangatlah penting karena nggak ada
ujian yang melebihi batasan kemampuan setiap hambanya.

3
B. Unsur Ekstrinsik
1) Biografi Pengarang
Janu Ismadi menempuh pendidikan di Universitas Pendidikan Indonesia,
Bachelor of Education (B. Ed.), Matematika (1997-2001) dan Sarjana
Pendidikan Matematika. Janu Ismadi memiliki keahlian yaitu Fiction Writing,
Science Fiction dan Writers. Ia berpengalaman dalam bidang Quipper
(Purnawaktu 8 tahun 5 bulan), Subject Director, Subject Specialist, Writer (PT
Gramedia Pustaka Utama) dan Chief Editor. Ia juga telah menulis lebih dari
100 buku dan ingin berkarya lebih banyak lagi.
2) Latar Belakang Masyarakat
Karena pada saat itu banyak sekali seseorang yang menjadikan pengemis
sebagai profesi. Namun, kita juga harus pandai melihat mana orang yang
benar membutuhkan atau dia hanya malas bekerja.
Nah saat memberikan apapun ke orang mau itu kecil atau besar pasti akan
diganti yang lebih oleh Tuhan, maka dibuat dongeng untuk menginspirasi
3) Nilai dalam Cerita
a. Nilai Moral
Selalu tolong menolong dan terus berbuat baik pada siapapun dan dalam
keadaan apapun.
b. Nilai Agama
Nalam cerita ini kita diajari untuk belajar sabar atas segala ujian dan
permasalahan kehidupan kita. Tidak ada masalah tanpa jalan keluar.
c. Nilai Budaya
Selalu memperlakukan tamu yang datang dengan baik ramah dan sopan.
d. Nilai Sosial
Selalu bersyukur atas segala nikmat dan tidak lupa membagi-bagi nikmat
atau rezeki yang didapat kepada tetangga dan masyarakat di sekitar.

4
BAB II
ANALISIS UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK LEGENDA
KEONG MAS CERITA RAKYAT JAWA TIMUR

2.1 Keong Mas

Pada zaman dahulu kala, di sebuah kerajaan yang makmur dan


sentosa, hiduplah dua orang putri raja yang sangat cantik jelita. Mereka bernama
Candra Kirana dan Dewi Galuh. Kedua putri Raja tersebut hidup sangat bahagia
dan serba kecukupan.
Hingga pada suatu hari berkunjunglah seorang pangeran yang amat
tampan lagi rupawan dari Kerajaan Kahuripan ke Kerajaan Daha.
Pangeran tersebut bernama Raden Inu Kertapati. Kedatangannya
bermaksud untuk melamar Candra Kirana. Kunjungan Raden Inu Kertapati sangat
disambut baik oleh Raja Kertamarta, dan akhirnya Candra Kirana ditunangkan
dengan Raden Inu Kertapati.
Namun pertunangan itu ternyata membuat Dewi Galuh merasa dengki.
Karena dia merasa kalau Raden Inu Kertapati lebih cocok untuk dirinya. Lupa
daratan Dewi Galuh lalu pergi ke rumah Nenek Sihir. Dia meminta agar nenek
sihir itu mengutuk Candra Kirana menjadi sesuatu yang menjijikkan dan
dijauhkan dari Raden Inu. Nenek Sihir pun menuruti permintaan Dewi Galuh, dan
mengutuk Candra Kirana menjadi Keong Emas, lalu membuangnya ke sungai.
Suatu hari seorang nenek yang baik hati sedang mencari ikan dengan jala,
dan keong emas terangkut dalam jalanya tersebut. Keong Emas itu kemudian
dibawanya pulang dan diletakkan di atas tempayan. Keesokan hari nya nenek itu
mencari ikan lagi di sungai, tetapi tak mendapat ikan seekorpun. Lalu Nenek
tersebut memutuskan untuk pulang saja, namun sesampainya di rumah ia sangat
kaget sekali, karena di meja sudah tersedia masakan yang sangat enak-enak. Si
nenek bertanya-tanya pada dirinya sendiri, siapakah yang mengirim masakan itu.
Kejadian itu berulang setiap harinya, karena penasaran keesokan paginya
nenek ingin mengintip apa yang terjadi pada saat dia pergi mencari ikan. Nenek

5
itu lalu berpura-pura pergi ke sungai untuk mencari ikan seperti biasanya, lalu
pergi ke belakang rumah untuk mengintipnya.
Setelah beberapa saat, si nenek sangat terkejut. Karena keong emas yang
ada ditempayan berubah wujud menjadi gadis cantik. Gadis tersebut lalu
memasak dan menyiapkan masakan tersebut di meja. Karena merasa penasaran,
lalu nenek tersebut memberanikan diri untuk menegur putri nan cantik itu.
Siapakah kamu ini putri cantik, dan dari mana asalmu?, tanya si
nenek. Aku adalah putri kerajaan Daha yang disihir menjadi keong emas oleh
nenek sihir utusan saudaraku karena merasa iri kepadaku, kata keong emas.
Setelah menjawab pertanyaan dari nenek, Candra Kirana berubah lagi menjadi
Keong Emas, dan nenek sangat terheran-heran.
Sementara pangeran Inu Kertapati tak mau diam saja ketika tahu candra
kirana menghilang. Iapun mencarinya dengan cara menyamar menjadi rakyat
biasa. Nenek sihirpun akhirnya tahu dan mengubah dirinya menjadi gagak untuk
mencelakakan Raden Inu Kertapati. Raden Inu Kertapati Kaget sekali melihat
burung gagak yang bisa berbicara dan mengetahui tujuannya. Ia menganggap
burung gagak itu sakti dan menurutinya padahal raden Inu diberikan arah yang
salah. Diperjalanan Raden Inu bertemu dengan seorang kakek yang sedang
kelaparan, diberinya kakek itu makan. Ternyata kakek adalah orang sakti yang
baik Ia menolong Raden Inu dari burung gagak itu.
Kakek itu memukul burung gagak dengan tongkatnya, dan burung itu
menjadi asap. Akhirnya Raden Inu diberitahu dimana Candra Kirana berada,
disuruhnya raden itu pergi kedesa dadapan. Setelah berjalan berhari-hari
sampailah ia kedesa Dadapan Ia menghampiri sebuah gubuk yang dilihatnya
untuk meminta seteguk air karena perbekalannya sudah habis.
Di gubuk itu ia sangat terkejut, karena dari balik jendela ia melihat Candra
Kirana sedang memasak. Akhirnya kutukan dari nenek sihir pun hilang karena
perjumpaan itu. Lalu Raden Inu memboyong tunangannya beserta nenek yang
baik hati tersebut ke istana, dan Candra Kirana menceritakan perbuatan Dewi
Galuh pada Baginda Kertamarta.
Baginda minta maaf kepada Candra Kirana dan sebaliknya. Dewi Galuh
lalu mendapat hukuman yang setimpal. Karena Dewi Galuh merasa takut, maka

6
dia melarikan diri ke hutan. Akhirnya pernikahan Candra kirana dan Raden Inu
Kertapati pun berlangsung, dan pesta tersebut sangat meriah. Akhirnya mereka
hidup bahagia.

A. Unsur Intrinsik
1) Tema
Dalam cerita ini mengangkat tema tentang keirian seorang saudara
terhadap saudaranya sendiri, karena di lamar oleh seorang pangeran yang
tampang. Pengeran tersebut bernama Raden Inu Kertapati. Raden Inu
Kertapati melamar Candra Kirana. Lamaran tersebut di terima oleh Raja
Kertamarta. Hal tersebut yang membuat Dewi Galuh gelap hati dan
mendatangi penyihir untuk menyihir saudaranya Candra Kirana menjadi
sesuatu yang sangat menjijikkan.
2) Tokoh dan Penokohan
Tokoh: Terdapat tokoh utama yaitu Candra Kirana, Raden Inu Kertapati,
dan Dewi Galuh. Beberapa tokoh pendamping lainnya yaitu Raja Kertamarta,
Nenek Sihir, Nenek, dan Kakek.
Penokohan: 1) Protagonis: Candra Kirana, Raden Inu Kertapati, Raja
Kertamarta, Nenek, dan Kakek, 2) Antagonis: Dewi Galuh dan Nenek sihir.
3) Latar
Dalam cerita ini terdapat latar sebagai berikut:
a) Latar Tempat : Kerajaan Daha, rumah Nenek Sihir, sungai, di jalan, desa
Dadapan, di gubuk, dan hutan.
b) Latar Waktu : Siang hari, malam hari.
c) Latar Suasana : Menyedihkan, menegangkan, mengharukan.
4) Alur
Alur yang digunakan dalam cerita ini yaitu alur maju. Pengarang
menggambarkan cerita dari awal hingga akhir.
5) Sudut Pandang
Sudut pandang yang digunakan dalam cerita ini yaitu sudut pandang orang
ketiga. Dimana pengarang meletakkan tokoh utama sebagai orang yang kata
ganti ketiga, yaitu “nama tokoh”. Dalam sudut pandang orang ketiga

7
pengarang seolah-olah berada di luar cerita yang mengisahkan cerita tokoh
utama kepada pembacanya.
6) Gaya Bahasa
Gaya bahasa yang digunakan pada cerita ini yaitu menggunakan bahasa
Indonesia dan menggunakan majas hiperbola.
7) Amanat
Berbuat baiklah pada semua orang karena kebaikan akan membawa kita
pada keindahan, sedangkan kejahatan akan membawa kita dengan
kesengsaraan.

B. Unsur Ekstrinsik
1) Latar Belakang Masyarakat
Masyarakat tersebut masih memakai ilmu hitam yang digunakan untuk
mengutuk saudara atau orang yang mereka tidak suka.
2) Nilai dalam Cerita
a. Nilai Moral
Nilai moral dalam legenda ini sangat baik yaitu harus saling
menghargai dengan sesama saudara.
b. Nilai Agama
Tidak boleh bersikap iri seperti Dewi Galuh. Selalu sabar dan baik hati
seperti Putri Candra Kirana, Nenek, dan Kakek. Tidak pantang menyerah
seperti Pangeran Inu Kertapati. Tidak malu untuk meminta maaf seperti
yang dilakukan Raja Kertamarta.
c. Nilai Budaya
Tidak boleh bersikap iri seperti Dewi Galuh. Selalu sabar dan baik hati
seperti Putri Candra Kirana, Nenek, dan Kakek. Tidak pantang menyerah
seperti Pangeran Inu Kertapati. Tidak malu untuk meminta maaf seperti
yang dilakukan Raja Kertamarta.
d. Nilai Sosial
Tidak boleh bersikap iri seperti Dewi Galuh. Selalu sabar dan baik hati
seperti Putri Candra Kirana, Nenek, dan Kakek. Tidak pantang menyerah

8
seperti Pangeran Inu Kertapati. Tidak malu untuk meminta maaf seperti
yang dilakukan Raja Kertamarta.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kita ambil dari menganalisis unsur intrinsik dan
unsur ekstrinsik ke dua cerpen diatas yaitu sangat penting bagi kita
mengetahui unsur-unsur yang terdapat didalam suatu cerita pendek. Dengan
adanya unsur intrinsik dapat membantu kita sebagai pembaca mengenal ciri-
ciri yang biasa ditemukan dalam cerita pendek sekaligus dapat membantu
pembaca memahami cara pengarang dalam membangun karya sastranya.
Selain itu, dapat membentuk karakter cerita yang kuat dan akurat, dapat
menunjukkan isi cerita, membuat kerangka cerita yang utuh dan lengkap dan
dapat menghidupkan jalan cerita tersebut. Pentingnya unsur ekstrinsik dalam
sebuah cerita pendek dapat memahami bagaimana latar belakang dan cara
berpikir pengarang dalam menyajikan karya-karyanya.

3.2 Saran
Dalam menganalisis unsur-unsur tentunya kami masih melakukan banyak
kesalahan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun bagi para pembacanya sebagai kesempurnaan makalah ini. Kami
juga berharap semoga makalah ini bisa menjadi acuan untuk meningkatkan
makalah-makalah selanjutnya dan bermanfaat bagi para pembaca dan
terkhusus buat penulis.

10
DAFTAR PUSTAKA
Ismadi, Janu. 2019. Kentang Ajaib. Tangerang: Delta Edukasi Prima.

11

Anda mungkin juga menyukai