“ SANG PEMIMPI “
Disusun Oleh :
NIS : 9371
Kelas : VIII C
“ SANG PEMIMPI “
Disusun Oleh :
NIS : 9371
Kelas : VIII C
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa, yang
telah melimphkan hikmat, rahmat, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas terstruktur yang berjudul “Sang Pemimpi” ini dengan baik
dan tepat waktu.
Penulis
ii
PENGESAHAN
Hari :
Tanggal :
Mengetahui,
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Sinopsis………………………………………………………..…4
Unsur Intrinsik……………………………………….………9
Unsur Ekstrinsik…………………………………..…………16
B. Teks Ulasan……………………………………………………...18
A. Kesimpulan.....................................................................................25
B. Saran................................................................................................25
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
Teks ulasan adalah teks yang dihasilkan dari sebuah analisis terhadap
berbagai karya sastra. Analisis tersebut berisi tinjauan terhadap isi karya sastra
baik buku, novel, cerpen, film, drama, maupun puisi. Tinjauan tersebut bertujuan
untuk mengetahui kualitas, kekurangan, atau kelebihan suatu karya sastra . Hasil
analisi ditujukan kepada pembaca atau khayalak ramai.
1. Orientasi
Berisi gambaran umum karya sastra yang akan diulas. Gambaran umum bias
berupa nama, kegunaan, dan sebagainya.
2.Tafsiran
Berisi pandangan sendiri mengenai karya sastra yang diulas. Pada bagian ini
biasanya membandingan karya dengan karya yang lain.
3.Evaluasi
Berisi evaluasi karya , penampilan, dan produksi. Bagian ini juga berisi
gambaran detail suatu karya sastra yang diulas. Hal ini biasanya berupa ciri
ciri dan kualitasi karya.
4.Rangkuman
1
C. Novel Sang Pemimpi
1. Kelebihan
Banyak kelebihan-kelebihan yang didapatkan dalam novel ini. Mulai dari segi
kekayaan bahasa hingga kekuatan alur yang mengajak pembaca masuk dalam
cerita hingga merasakan tiap latar yang terdeskripsikan secara sempurna. Hal
ini tak lepas dari kecerdasan penulis memainkan imajinasi berfikir yang
dituangkan dengan bahasa-bahasa intelektual yang berkelas. Penulis juga
menjelaskan tiap detail latar yang mem-background-i adegan demi adegan,
sehingga pembaca selalu menantikan dan menerka-nerka setiap hal yang akan
terjadi. Selain itu, kelebihan lain daripada novel ini yaitu kepandaian Andrea
dalam mengeksplorasi karakter-karakter sehingga kesuksesan pembawaan
yang melekat dalam karakter tersebut begitu kuat.
2
2.Kekurangan
Pada dasarnya novel ini hampir tiada kelemahan. Hal itu disebabkan karena
penulis dengan cerdas dan apik menggambarkan keruntutan alur, deskripsi
setting, dan eksplorasi kekuatan karakter. Baik ditinjau
dari segi kebahasaan hingga sensasi yang dirasakan pembaca
sepanjang cerita, novel ini dinilai cukup untuk mengobati keinginan pembaca
yang haus akan novel yang bermutu.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A.Sinopsis
SANG PEMIMPI
Arai adalah saudara jauh Ikal yang telah menjadi yatim piatu sejak kelas 3
SD, ia adalah anak yang sangat tabah menjalani hidupnya. Bayangkan saja, ketika
Ikal dan Ayahnya menjemput Arai, mereka sedih melihat keadaan Arai, namun
Arai menghibur Ikal dengan mainan buatannya. Sedangkan Jimbron adalah
sahabat setia mereka yang juga yatim piatu. Ia menjadi gagap sejak ayahnya
meninggal dan iapun diangkat menjadi anak asuhnya Pendeta Geovanny. Ia sangat
fanatik kepada kuda yang dianggap hewan asing di lingkungannya, bahkan ia
mengerti seluk beluk setiap kuda.Tiga orang bersahabat itu tinggal di satu kamar
kontrakan di pinggir Dermaga Magai. Setiap pukul 2 pagi mereka harus bangun
untuk bekerja sebagai kuli ikan di Dermaga Magai.
Mereka sering dimarahi Pak Mustar karena ulah mereka. Pak mustar
adalah sosok orang yang sangat bersahaja, tegas, dan disiplin. Ia adalah pahlawan
bagi anak-anak di Belitong, karena berkatnya Ikal dan teman-temannya tidak
perlu menempuh jalan sejauh ratusan kilometer untuk pergi ke sebuah sekolah
negeri. Pak Mustar menjadi galak karena anaknya tidak dapat masuk ke sma yang
susah dibangunnya karena nemnya kurang 0.25 dari batas minimal.
Sore itu, Mak Cik Maryamah bersama anaknya datang untuk meminjam
beras. Sebenarnya mereka sudah datang tiga kali minggu ini. Mata Arai berkaca-
kaca melihatnya. Arai seketika menyeret Ikal ke dalam mengambil tabungan
mereka. Ikal bingung melihat tingkah Arai. Mereka mengambil uang tabungan
mereka lalu melesat ke toko untuk membeli tepung, gula, gandum, dan minyak.
Yang benar saja, Arai meberikan itu semua kepada Mak Cik Maryamah supaya
dapat membuat roti untuk dijual sebagai penghasilan.
4
Pak Balia adalah kepala sekolah sekaligus guru sastra mereka, ia selalu
mempunyai kata-kata yang membuat muridnya takjub. Tiba-tiba tanpa diminta
Pak Balia, Arai melompat , melolong keras sekali "Tak semua yang dapat
dihitung, diperhitungkan, dan tak semua yang diperhitungkan dapat dihitung!
Albert Einstein, fisikawan nomor wahid!" Ikal mengerti taktik tengik Arai untuk
membuat Nurmala berkesan.
Setiap Minggu Pagi, Jimbron melesat ke Pabrik Cincau. Dengan senang hati
Jimbron membantu Laksmi. Sorang anak yang tidak pernah tersenyum sejak
keluarganya meninggal di sebuah muara yang sejak kejadian tersebut tempat itu
diberi nama Semenanjung Ayah. Laksmi diselamatkan oleh seorang Tionghoa
Thong San dan kemudian diangkatlah laksmi menjadi anak angkatnya. Seperti
Jimbron dengan Pendeta Geovanny, bapak asuh Laksmi justru menumbuhkan
Laksmi menjadi muslimah yang taat.
Dua hari sebelum penerimaan rapor, ayah dan ibu Ikal mempersiapkan segala
perlengkapan dengan sangat baik. Ayah Ikal juga harus bersepeda sejauh 30
kilometer untuk mengambil rapor anak kesayangannya itu. Orang tua murid
duduk berkumpul di aula dan di kursi yang sudah diberi nomor besar-besar sesuai
urutan rangking anaknya. Pak Mustar juga sudah menyiapkan sepuluh kursi
didepan yang sedikit dipisahkan untuk orang tua murid yang anaknya mendapat
nilai lebih baik dari teman-temannya yang lain. Beruntung kali ini Ikal dan Arai
dapat mempersembahkan kursi nomor tiga dan lima untuk ayah mereka.
Kini Ikal telah menjadi seorang yang pesimis, malas belajar, dan tak
bersemangat untuk berlari. Hawa positif di dalam di Ikal telah menguap dibawa
hasutan-hasutan yang melemahkannya. Bahkan yang kemarin ayahnya duduk di
barisan garda depan, kini ia harus duduk dikursi nomor 75. Ikal dimarahi habis-
habisan oleh Arai dan Pak Mustar.
5
Berbeda dengan Jimbron yang sangat optimis dan satu minggu yang lalu
ia memesan 2 celengan kuda dari Jakarta. Dan hari ini dua celengan itu datang,
Jimbron senang bukan main, sejak saat itu Jimbron menjadi semangat bekerja dan
upah yang diterimanya dibagi rata untuk dua celengan kudanya.
Bendera Kapal Bintang Laut Selatan telah tampak di horizon pukul 3 sore.
Dermaga itu telah dipadati orang-orang yang ingin melihat hewan yang hanya
pernah dilihatnya digambar.
Seusai zuhur, Jimbron bolos sekolah, dia hilir mudik di dermaga. Dia
bersembunyi dibelakang tong-tong aspal. Dia seperti cemas dan malu.
Keinginannya selama belasan tahun sebentar lagi akan terwujud di depan batang
hidung.
Kapal itupun merapat, pintu utama dibuka. Tampaklah tujuh ekor kuda.
Ya tujuh ekor kuda yang dipesan Capo dari Tasmania, Australia. Yang paling
menakjubkan yaitu kuda yang ketujuh, ia memiliki rambut putih yang bersih dan
halus membuatnya tampak gagah berani "Subhanallah! Maha Besar Allah."
Kuda tersebut oleh Capo diberi nama Pangeran Mustika Raja Brana.
Kemerosotan mulai tampak pada diri Arai dan Jimbron. Keadaan
semakin parah sejak Arai memutuskan untuk berhenti sementara menjadi kuli
ngambat, ia lebih memilih menjadi kuli bangunan musiman di Gedong.
Waktu itu hari Minggu, Ikal dan Jimbron kembali tidur setelah shalat
subuh. Baru beberapa menit terlelap, terdengar ketukan pelan di jendela. Di luar
masih gelap, suara itu semakin dekat, Ikal dan Jimbron semakin ketakutan.
6
Ikal memberanikan dirinya melihat di luar jendela, ia menjerit sejadi-
jadinya. Pangeran Mustika mendongakkan kepalanya memasuki jendela kamar.
Jimbron tak berkutik, matanya berkaca-kaca. Jimbron diberi kesempatan
menungganginya. Ia sangat senang, ia memacu kudanya keluar dari batas pantai
dan memasuki pasar. Ikal dan arai panik, namun mereka sadar dan mengerti
tujuan Jimbron, merekapun mengambil jalan pintas tercepat ke Pabrik Cincau.
Dan bertepatan dengan Jimbron, Ikal dan Arai sampai di tempat itu. Jimbron
memperlihatkan kemampuannya di depan Laksmi. Setelah segala upaya
dikerahkan kini berkat Jimbron ia dapat kembali tersenyum.
Luas samudra dapat diukur, namun luasnya hati siapa sangka. Itulah Arai.
Dua bulan yang lalu, dia menyerahkan diri kepada penindasan yang dilakukan
Capo demi Jimbron. Waktu dia mengatakan ingin jadi kuli bangunan di Gedong
tempo hari, sebenarnya diam-diam dia melamar kerja kepada Capo dengan satu
tujuan, agar Jimbron dapat mendekati Pangeran.
8
.Unsur Intrinsik
1.Tema
Tema yang tersirat dalam novel Sang Pemimpi ini tak lain
adalah “persahabatan dan perjuangan dalam mengarungi
kehidupan serta kepercayaan terhadap kekuatan sebuah mimpi
atau pengharapan”. Hal itu dapat dibuktikan dari penceritaan
per kalimatnya dimana penulis berusaha menggambarkan
begitu besarnya kekuatan mimpi sehingga dapat membawa
seseorang menerjang kerasnya kehidupan dan batas
kemustahilan.
2. Latar
A. Latar tempat :
Kamar Kontrakan di Belitong, “ Aku, Jimbron, dan Arai
baru pulang sekolah dan sedang duduk santai berada di
beranda los kontrakan kami...”
SMA Bukan Main, “ di tengah lapangan sekolah, Pak
Mustar dan para penjaga sekolah telah menyiapkan
lokasi shooting.”
Bioskop, “ Kami mengambil tempat duduk di tengah. Bau
pesing tercium dari sudut-sudut bioskop.”
Gudang, “Kami memasuki labirin gang yang
membingungkan. Akhirnya, di gudang peti es itulah kami
terperangkap”
Dermaga Magai, “Namun, sejak pukul dua, dermaga telah
dipadati orang Melayu yang ingin melihat langsung hewan
yang hanya pernah mereka lihat dalam gambarRumah
Mak Cik Maryamah, “Kami masuk ke dalam rumah yang
9
senyap. Dari dalam kamar, sayup terdengar Nurmi sedang
menggesek biola.”
Tanjung Priok, Jakarta. “Aku dan Arai gemetar melihat
demikian banyak manusia di Tanjung Priok.”
Terminal Bogor, “Dua lampu neon panjang menyinari
tuisan nama terminal di gerbang itu: Terminal Bus Bogor.”
Pabrik Cincau, “Setiap Minggu pagi, Jimbron menghambur
ke pabrik cincau. Dengan senang hati, dia menjadi relawan
membantu Laksmi.”.
Rumah Bang Zaitun, “Kami memasuki ruang tamu Bang
Zaitun yang dipenuhi beragam pernak-pernik,...”
Kamar Kos di Bogor, ”Kamar kos kami berdinding gedek
bambu dan berlantai semen yang sebagian berlantai tanah.”
Kios Fotokopi, “kami berdiri dari pagi sampai malam di
depan mesin fotokopi yang panas. “
Kantor pos, “Berbulan-bulan aku menyortir. Ribuan surat
bertumpuk setiap hari. Setiap kali kantong pos dicurahkan,
aku selalu berdoa dengan pedih, semoga ada surat dari Arai
untukku.”
3. Latar waktu :
Pagi, “Senin pagi itu tidak ada siswa yang terlambat
apel karena semuanya ingin menyaksikan tiga pesakitan
dieksekusi.”
Siang, “aku selalu berlari sepulang sekolah, tapi siang
ini, di depan restoran Tionghoa, langkahku terhenti.”
10
Sore, “Sore itu, aku dan Arai sedang bermain di
pekarangan waktu seorang yang biasa kami Mak Cik
Maryamah datang.”
Malam, “Setiap malam, dari los kontrakan, kami benci
melihat orang-orang berkerudung mengantre tiket.”
4. Latar suasana :
Bersemangat
Putus asa
Kerja keras
Kebersamaan
5. Latar sosial :
Belajar
Bekerja
Bermain
A.Ikal :
Baik Hati, “Aku dan Jimbron berusaha menahan diri tak tertawa
untuk menjaga perasaan Arai.”
Optimis, “Sejak kejadian pembagian rapor kemarin, aku berjanji
kepada Ayah untuk mendudukkannya lagi di bangku garda depan.”
Peduli, “Aku cemas akan keadaan Jimbron yang untuk pertama
kalinya...”
Pantang menyerah, “Aku dan Arai berlari terbirit-birit menuju
sekolah.”
11
Pintar, “Beruntungnya, aku dan Arai selalu berada di garda depan.
Aku di urutan ketiga, sedangkan Arai di urutan kelima.”.
B. Arai :
Perhatian, “Sering ketika bangun tidur, aku menemukan kuaci,
permen gula merah, dan mainan kecil dari tanah liat sudah ada di
saku bajuku. Arai diam-diam membuatnya untukku.”
Kreatif dan Penuh inspirasi, “Aku melirik benda itu dan aku makin
pedih membayangkan dia membuat mainan itu sendiri,
memainkannya juga sendiri...”
Gigih, “Dua bulan terakhir, dia menyerahkan diri pada penindasan
Capo yang terkenal keras, semuanya demi Jimbron.“
Rajin, “Sstiap habis maghrib, Arai melantunkan ayat-ayat suci Al-
Qur’an di bawah temaram lampu minyak.”
Pintar, “Beruntungnya, aku dan Arai selalu berada di garda depan.
Aku di urutan ketiga, sedangkan Arai di urutan kelima.”
Pantang menyerah, “Arai terus melolong gagah berani. Dia
bersahut-sahutan dengan Nat King Cole.”
Tulus, “Arai menyerahkan karung-karung tadi kepada Mak Cik.”
C. Jimbron :
Tabah, “Suatu hari, belum empat puluh hari ibunya wafat, Jimbron
bepergian naik sepeda dibonceng ayahnya. Masih berkendara,
ayahnya terkena serangan jantung.”
Pekerja keras, “setiap hari dia bekerja part time di kapal milik
salah satu nahkoda.”
Polos, “Jimbron berdiri mematung. Dia seakan tak percaya kalau
aku tega membentakknya sekeras itu.”
12
Tulus, “dia memberikan kedua celengan kudanya yang selama ini
telah ia persiapkan untuk Ikal dan Arai.”
Baik hati, “Setiap Minggu pagi, Jimbron menghambur ke pabrik
cincau. Dengan senang hati, dia menjadi relawan membantu
Laksmi.”
D. Pak Mustar :
Disiplin, “Setengah jam sebelum masuk, Pak Mustar mengunci
pagar sekolah.”
Tegas, “Pak Mustar mengancam tak main-main.” Peduli, “Beliau
tidak mau murid-muridnya terjerumus ke masa depan yang
suram.”
F. Ibunya Ikal :
Perhatian, “Saat pembagian rapor, Ibu pun tak kalah repot. Sehari
semalam, dia merendam daun pandan dan bunga kenanga untuk
dipercikkan di baju safari empat saku Ayah itu ketika
menyetrikanya.”
13
Baik hati,”Ibuku tersenyum memandangi Nurmi. ‘Jangan sekali-
kali kaupisahkan Nurmi dari biolanya, Maryamah. Kalau berasmu
habis, datang lagi ke sini.’”
4.Alur
14
5.Gaya Penulisan
6.Sudut Pandang
7.Amanat
15
Unsur Ekstrinsik
1.Nilai Moral
2.Nilai Sosial
Ditinjau dari nilai sosialnya, novel ini begitu kaya akan nilai
sosial. Hal itu dibuktikan rasa setia kawan yang begitu tinggi
antara tokoh Ikal, Arai, dan Jimbron. Masing-masing saling
mendukung dan membantu antara satu dengan yang lain dalam
mewujudkan impian-impian mereka sekalipun hampir mencapai
batas kemustahilan. Dengan didasari rasa gotong royong yang
tinggi sebagai orang Belitong, dalam keadaan kekurangan pun
masih dapat saling membantu satu sama lain.
Nilai adat di sini juga begitu kental terasa. Adat kebiasaan pada
sekolah tradisional yang masih mengharuskan siswanya
mencium tangan kepada gurunya, ataupun mata pencaharian
warga yang sangat keras dan kasar yaitu sebagai kuli tambang
timah tergambar jelas di novel ini. Sehingga menambah
khazanah budaya yang lebih Indonesia.
16
4.Nilai Agama
17
E.Teks Ulasan
SANG PEMIMPI
Pada bab pertama buku ini, Andrea menceritakan bahwa dirinya (dalam
novel ini digambarkan sebagai Ikal) dan kedua temannya, Arai dan Jimbron
adalah tiga remaja yang nakal. Mereka sangat dibenci oleh Pak Mustar, tokoh
antagonis dalam buku ini. Dia seorang Wakil Kepala SMA Bukan Main itu.
Namun, berbeda dengan sang Kepala Sekolah yang bernama Pak Balia. Ia adalah
cermin guru teladan. Pak Belialah yang telah memberikan mimpi-mimpi kepada
murid-muridnya terutama kepada Ikal, Arai dan Jimbron.
18
“Jelajahi kemegahan Eropa sampai ke Afrika yang eksotis. Temukan berliannya
budaya sampai ke Prancis. Langkahkan kakimu di atas altar suci almamater
terhebat tiada tara: Sorbonne. Ikuti jeja-kjejak Satre, Louis Pasteur, Montesquieu,
Voltaire. Di sanalah orang belajar science, sastra, dan seni hingga mengubah
peradaban…”, itulah kata-kata yang sering diucapkan Pak Balia.
Novel yang disajikan dengan bahasa yang cantik ini mampu menyihir
pembaca sehingga pembaca bisa ikut merasakan kebahagiaan, semangat
keputusasaan, dan kesedihan. Selain itu, buku ini memiliki lelucon-lelucon yang
tidak biasa, cerdas, dan pasti akan membuat pembaca tertawa. Dengan membaca
buku ini, Anda akan mengetahui bahwa Andrea Hirata memiliki pribadi yang
cerdas dalam mengolah kata-kata dan memiliki wawasan yang sangat luas.
Meskipun disebut sebagai buku kedua dari tetralogi Laskar Pelangi, di buku ini
nyaris tidak ada hubungannya dengan buku Laskar Pelangi. Sang Pemimpi hanya
menyebutkan kata Laskar Pelangi hanya sekali. Keponakan yang Ikal biayai saat
di Jawa juga tidak disebut sama sekali dalam buku ini, padahal di Novel
sebelumnya telah diceritakan dengan jelas.
1. Orientasi
Sang Pemimpi adalah novel kedua dari tetralogi Laskar Pelangi karya Andrea
Hirata. Novel ini menceritakan kisah kehidupannya di Pulau Belitong yang
dililit kemiskinan. Ada tiga remaja SMA yang bermimpi untuk melanjutkan
sekolah hingga ke Prancis menjelajah Eropa hingga ke Afrika. Ikal, Arai, dan
Jimbron adalah para pemimpi-pemimpi itu.
2.Tafsiran
Pada bab pertama buku ini, Andrea menceritakan bahwa dirinya (dalam novel
ini digambarkan sebagai Ikal) dan kedua temannya, Arai dan Jimbron adalah
tiga remaja yang nakal. Mereka sangat dibenci oleh Pak Mustar, tokoh
antagonis dalam buku ini. Dia seorang Wakil Kepala SMA Bukan Main itu.
Namun, berbeda dengan sang Kepala Sekolah yang bernama Pak Balia. Ia
adalah cermin guru teladan. Pak Belialah yang telah memberikan mimpi-
mimpi kepada murid-muridnya terutama kepada Ikal, Arai dan Jimbron.
“Jelajahi kemegahan Eropa sampai ke Afrika yang eksotis. Temukan
berliannya budaya sampai ke Prancis. Langkahkan kakimu di atas altar suci
almamater terhebat tiada tara: Sorbonne. Ikuti jeja-kjejak Satre, Louis Pasteur,
Montesquieu, Voltaire. Di sanalah orang belajar science, sastra, dan seni
hingga mengubah peradaban…”, itulah kata-kata yang sering diucapkan Pak
Balia.
Pada bab-bab berikutnya pembaca akan melihat potongan-potongan kisah
seperti berdiri sendiri. Andrea hanya membuat cerpen-cerpen dalam satu buku.
Meskipun demikian, pada setiap bab, mulai awal hingga akhir, buku ini
memiliki hubungan yang sangat erat, seperti mozaik-mozaik dalam kehidupan.
20
3.Evaluasi
4.Rangkuman
21
G.Mengidentifikasi Unsur Kebahasaan
Lembut
Nakal
Antagonis
Eksotis
Cantik
Pemimpi
Bahagia
2.Kata Benda
Novel
Kemiskinan
Sekolah Tokoh
Kepala Sekolah
Guru Kisah
Buku
Mozaik
3.Kata Kerja
Bermimpi
Melanjutkan
Menjelajah
Menceritakan
Memberikan
Membuat
22
Menyebutkan
Mengesampingkan
Mengajar
Mengolah
4.Metafora
23
Novel yang disajikan dengan bahasa yang cantik ini mampu
OLLLLLLLmenyihir pembaca sehingga pembaca bisa ikut
merasakan kebahagiaan, semangat keputusasaan, dan kesedihan.
7. Kata Rujukan
Pada bab pertama buku ini, Andrea menceritakan bahwa dirinya
(dalam novel ini digambarkan sebagai Ikal) dan kedua
temannya, Arai dan Jimbron adalah tiga remaja yang
nakal. Merekasangat dibenci oleh Pak Mustar, tokoh antagonis
dalam buku ini. Dia seorang Wakil Kepala SMA Bukan Main
itu. Berdasarkan contoh tersebut dapat diketahui bahwa mereka
merujuk pada Ikal, Arai, dan Jimbron. Sementara itu, dia
merujuk pada Pak Mustar.
Namun, berbeda dengan sang Kepala Sekolah yang bernama Pak
Balia. Ia adalah cermin guru teladan. Pak Belialah yang telah
memberikan mimpi-mimpi kepada murid-muridnya terutama
kepada Ikal, Arai, dan Jimbron. Pada contoh tersebut dapat
diketahui bahwa kata Ia dan -nya merujuk pada Pak Belia.
24
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
25