Anda di halaman 1dari 30

TUGAS TERSTRUKTUR BAHASA INDONESIA

MENYUSUN TEKS ULASAN

“ SANG PEMIMPI “

Disusun Oleh :

Nama : Danu Eko Prasetyo

NIS : 9371

Kelas : VIII C

Jln.Diponegoro No.95 Telp/Fax.(0273)321098 Wonogiri 57615


Email :smpn2wng@yahoo.com
Website : smpnegeri2wng.wordpress.com

SMP NEGERI 2 WONOGIRI

TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016


TUGAS TERSTRUKTUR BAHASA INDONESIA

MENYUSUN TEKS ULASAN

“ SANG PEMIMPI “

Disusun Oleh :

Nama : Danu Eko Prasetyo

NIS : 9371

Kelas : VIII C

Jln.Diponegoro No.95 Telp/Fax.(0273)321098 Wonogiri 57615


Email :smpn2wng@yahoo.com
Website : smpnegeri2wng.wordpress.com

SMP NEGERI 2 WONOGIRI

TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa, yang
telah melimphkan hikmat, rahmat, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas terstruktur yang berjudul “Sang Pemimpi” ini dengan baik
dan tepat waktu.

Tugas terstruktur dengan judul “Sang Pemimpi” disusun untuk menambah


wawasan dan ilmu penetahuan penulis untuk dan memenuhi tugas mata pelajaran
Bahasa Indonesia kelas VIII semester II tahun pelajaran 2015/2016.

Penulis menyadari bahwa dalam mengerjakan tugas terstruktur ini terdapat


banyak kekurangan, oleh karena itu saran, kritik ,dan usul yang bersifat
memperbaiki sangat karya sastra yang penulis harapkan. Penulis berharap karya
sastra ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan semua pembaca.

Penulis

ii
PENGESAHAN

Tugas terstruktur menyusun teks ulasan karya sastra novel “ Sang


Pemimpi” ini telah diterima dan disahkan sebagai sarana wawasan dan
pengetahuan serta sebagai salah satu tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas
8, pada:

Hari :

Tanggal :

Mengetahui,

Kepala Sekolah Guru Pembimbing

Dra. Lulis Ambarwati , M.Pd Mindarita SHS S.Pd


NIP.1964098 1988032 003 NIP.19740324 200801 2003

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................i

KATA PENGANTAR.................................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iii

DAFTAR ISI..................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Pengertian Teks Ulasan .................................................................1

B.Struktur Teks Ulasan……………………………………………….1

C.Novel Sang Pemimpi……………………………………………..... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Sinopsis………………………………………………………..…4

 Unsur Intrinsik……………………………………….………9

 Unsur Ekstrinsik…………………………………..…………16

B. Teks Ulasan……………………………………………………...18

C. Mengidentifikasi Teks Ulasan…………………………………...20

D. Mengidentifikasi Struktur teks…………………………………..22

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.....................................................................................25

B. Saran................................................................................................25

iv
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Pengertian Teks Ulasan

Teks ulasan adalah teks yang dihasilkan dari sebuah analisis terhadap
berbagai karya sastra. Analisis tersebut berisi tinjauan terhadap isi karya sastra
baik buku, novel, cerpen, film, drama, maupun puisi. Tinjauan tersebut bertujuan
untuk mengetahui kualitas, kekurangan, atau kelebihan suatu karya sastra . Hasil
analisi ditujukan kepada pembaca atau khayalak ramai.

B.Struktur Teks Ulasan

1. Orientasi

 Berisi gambaran umum karya sastra yang akan diulas. Gambaran umum bias
berupa nama, kegunaan, dan sebagainya.

2.Tafsiran

 Berisi pandangan sendiri mengenai karya sastra yang diulas. Pada bagian ini
biasanya membandingan karya dengan karya yang lain.

3.Evaluasi

 Berisi evaluasi karya , penampilan, dan produksi. Bagian ini juga berisi
gambaran detail suatu karya sastra yang diulas. Hal ini biasanya berupa ciri
ciri dan kualitasi karya.

4.Rangkuman

 Berisi ulasan akhir yang berisi simpulan karya tersebut.

1
C. Novel Sang Pemimpi

Sukses dengan Novel Laskar Pelangi, Andrea Hirata kembali memukau


pembaca dengan novel keduanya yakni Sang Pemimpi. Novel ini merupakan
rangkaian kedua dalam Seri tetralogi Laskar Pelangi. Apa yang diusung Andrea
Hirata dalam masih sama sebenrarnya dengan Laskar Pelangi, kisah tentang
kekuatan mimpi, dinamika persahabatan, ambisi, cara memaknai hidup dan
lainnya. Sebagai tetralogi, penyambung kisah novel pertama dengan novel kedua
ini adalah tokoh Ikal. Jika pada Laskar Pelangi, kisah yang diusung adalah
kehidupak kesepuluh anak-anak Laskar Pelangi, maka dalam Sang Pemimpi,
Andrea membesut kisah persahabatan antara Ikal dan tokoh sentral lainnya
bernama Arai. Mimpi mereka dimulai dari desa kecil di Belitong dan mereka
impikan bermuara di Eropa, tepatnya di Perancis.

D.Kelebihan dan Kekurangan Novel Sang Pemimipi

1. Kelebihan

 Banyak kelebihan-kelebihan yang didapatkan dalam novel ini. Mulai dari segi
kekayaan bahasa hingga kekuatan alur yang mengajak pembaca masuk dalam
cerita hingga merasakan tiap latar yang terdeskripsikan secara sempurna. Hal
ini tak lepas dari kecerdasan penulis memainkan imajinasi berfikir yang
dituangkan dengan bahasa-bahasa intelektual yang berkelas. Penulis juga
menjelaskan tiap detail latar yang mem-background-i adegan demi adegan,
sehingga pembaca selalu menantikan dan menerka-nerka setiap hal yang akan
terjadi. Selain itu, kelebihan lain daripada novel ini yaitu kepandaian Andrea
dalam mengeksplorasi karakter-karakter sehingga kesuksesan pembawaan
yang melekat dalam karakter tersebut begitu kuat.

2
2.Kekurangan

 Pada dasarnya novel ini hampir tiada kelemahan. Hal itu disebabkan karena
penulis dengan cerdas dan apik menggambarkan keruntutan alur, deskripsi
setting, dan eksplorasi kekuatan karakter. Baik ditinjau
dari segi kebahasaan hingga sensasi yang dirasakan pembaca
sepanjang cerita, novel ini dinilai cukup untuk mengobati keinginan pembaca
yang haus akan novel yang bermutu.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A.Sinopsis

SANG PEMIMPI

Arai adalah saudara jauh Ikal yang telah menjadi yatim piatu sejak kelas 3
SD, ia adalah anak yang sangat tabah menjalani hidupnya. Bayangkan saja, ketika
Ikal dan Ayahnya menjemput Arai, mereka sedih melihat keadaan Arai, namun
Arai menghibur Ikal dengan mainan buatannya. Sedangkan Jimbron adalah
sahabat setia mereka yang juga yatim piatu. Ia menjadi gagap sejak ayahnya
meninggal dan iapun diangkat menjadi anak asuhnya Pendeta Geovanny. Ia sangat
fanatik kepada kuda yang dianggap hewan asing di lingkungannya, bahkan ia
mengerti seluk beluk setiap kuda.Tiga orang bersahabat itu tinggal di satu kamar
kontrakan di pinggir Dermaga Magai. Setiap pukul 2 pagi mereka harus bangun
untuk bekerja sebagai kuli ikan di Dermaga Magai.
Mereka sering dimarahi Pak Mustar karena ulah mereka. Pak mustar
adalah sosok orang yang sangat bersahaja, tegas, dan disiplin. Ia adalah pahlawan
bagi anak-anak di Belitong, karena berkatnya Ikal dan teman-temannya tidak
perlu menempuh jalan sejauh ratusan kilometer untuk pergi ke sebuah sekolah
negeri. Pak Mustar menjadi galak karena anaknya tidak dapat masuk ke sma yang
susah dibangunnya karena nemnya kurang 0.25 dari batas minimal.
Sore itu, Mak Cik Maryamah bersama anaknya datang untuk meminjam
beras. Sebenarnya mereka sudah datang tiga kali minggu ini. Mata Arai berkaca-
kaca melihatnya. Arai seketika menyeret Ikal ke dalam mengambil tabungan
mereka. Ikal bingung melihat tingkah Arai. Mereka mengambil uang tabungan
mereka lalu melesat ke toko untuk membeli tepung, gula, gandum, dan minyak.
Yang benar saja, Arai meberikan itu semua kepada Mak Cik Maryamah supaya
dapat membuat roti untuk dijual sebagai penghasilan.
4
Pak Balia adalah kepala sekolah sekaligus guru sastra mereka, ia selalu
mempunyai kata-kata yang membuat muridnya takjub. Tiba-tiba tanpa diminta
Pak Balia, Arai melompat , melolong keras sekali "Tak semua yang dapat
dihitung, diperhitungkan, dan tak semua yang diperhitungkan dapat dihitung!
Albert Einstein, fisikawan nomor wahid!" Ikal mengerti taktik tengik Arai untuk
membuat Nurmala berkesan.

Setiap Minggu Pagi, Jimbron melesat ke Pabrik Cincau. Dengan senang hati
Jimbron membantu Laksmi. Sorang anak yang tidak pernah tersenyum sejak
keluarganya meninggal di sebuah muara yang sejak kejadian tersebut tempat itu
diberi nama Semenanjung Ayah. Laksmi diselamatkan oleh seorang Tionghoa
Thong San dan kemudian diangkatlah laksmi menjadi anak angkatnya. Seperti
Jimbron dengan Pendeta Geovanny, bapak asuh Laksmi justru menumbuhkan
Laksmi menjadi muslimah yang taat.

Dua hari sebelum penerimaan rapor, ayah dan ibu Ikal mempersiapkan segala
perlengkapan dengan sangat baik. Ayah Ikal juga harus bersepeda sejauh 30
kilometer untuk mengambil rapor anak kesayangannya itu. Orang tua murid
duduk berkumpul di aula dan di kursi yang sudah diberi nomor besar-besar sesuai
urutan rangking anaknya. Pak Mustar juga sudah menyiapkan sepuluh kursi
didepan yang sedikit dipisahkan untuk orang tua murid yang anaknya mendapat
nilai lebih baik dari teman-temannya yang lain. Beruntung kali ini Ikal dan Arai
dapat mempersembahkan kursi nomor tiga dan lima untuk ayah mereka.

Kini Ikal telah menjadi seorang yang pesimis, malas belajar, dan tak
bersemangat untuk berlari. Hawa positif di dalam di Ikal telah menguap dibawa
hasutan-hasutan yang melemahkannya. Bahkan yang kemarin ayahnya duduk di
barisan garda depan, kini ia harus duduk dikursi nomor 75. Ikal dimarahi habis-
habisan oleh Arai dan Pak Mustar.

5
Berbeda dengan Jimbron yang sangat optimis dan satu minggu yang lalu
ia memesan 2 celengan kuda dari Jakarta. Dan hari ini dua celengan itu datang,
Jimbron senang bukan main, sejak saat itu Jimbron menjadi semangat bekerja dan
upah yang diterimanya dibagi rata untuk dua celengan kudanya.

Bendera Kapal Bintang Laut Selatan telah tampak di horizon pukul 3 sore.
Dermaga itu telah dipadati orang-orang yang ingin melihat hewan yang hanya
pernah dilihatnya digambar.

Seusai zuhur, Jimbron bolos sekolah, dia hilir mudik di dermaga. Dia
bersembunyi dibelakang tong-tong aspal. Dia seperti cemas dan malu.
Keinginannya selama belasan tahun sebentar lagi akan terwujud di depan batang
hidung.
Kapal itupun merapat, pintu utama dibuka. Tampaklah tujuh ekor kuda.
Ya tujuh ekor kuda yang dipesan Capo dari Tasmania, Australia. Yang paling
menakjubkan yaitu kuda yang ketujuh, ia memiliki rambut putih yang bersih dan
halus membuatnya tampak gagah berani "Subhanallah! Maha Besar Allah."
Kuda tersebut oleh Capo diberi nama Pangeran Mustika Raja Brana.
Kemerosotan mulai tampak pada diri Arai dan Jimbron. Keadaan
semakin parah sejak Arai memutuskan untuk berhenti sementara menjadi kuli
ngambat, ia lebih memilih menjadi kuli bangunan musiman di Gedong.

Arai kian tenggelam dalam pekerjaan bangunannya itu di Gedong. Ikal


juga sibuk mengejar ketinggalan pelajarannya karena ujian semakin dekat.
Jimbron semakin terabaikan.

Waktu itu hari Minggu, Ikal dan Jimbron kembali tidur setelah shalat
subuh. Baru beberapa menit terlelap, terdengar ketukan pelan di jendela. Di luar
masih gelap, suara itu semakin dekat, Ikal dan Jimbron semakin ketakutan.
6
Ikal memberanikan dirinya melihat di luar jendela, ia menjerit sejadi-
jadinya. Pangeran Mustika mendongakkan kepalanya memasuki jendela kamar.
Jimbron tak berkutik, matanya berkaca-kaca. Jimbron diberi kesempatan
menungganginya. Ia sangat senang, ia memacu kudanya keluar dari batas pantai
dan memasuki pasar. Ikal dan arai panik, namun mereka sadar dan mengerti
tujuan Jimbron, merekapun mengambil jalan pintas tercepat ke Pabrik Cincau.
Dan bertepatan dengan Jimbron, Ikal dan Arai sampai di tempat itu. Jimbron
memperlihatkan kemampuannya di depan Laksmi. Setelah segala upaya
dikerahkan kini berkat Jimbron ia dapat kembali tersenyum.

Luas samudra dapat diukur, namun luasnya hati siapa sangka. Itulah Arai.
Dua bulan yang lalu, dia menyerahkan diri kepada penindasan yang dilakukan
Capo demi Jimbron. Waktu dia mengatakan ingin jadi kuli bangunan di Gedong
tempo hari, sebenarnya diam-diam dia melamar kerja kepada Capo dengan satu
tujuan, agar Jimbron dapat mendekati Pangeran.

Tibalah tanggal 14 september.


Usai shalat isya, Arai sudah berdandan rapi dan dia telah menyiapkan
seikat bunga. Dengan bersepeda mereka bertiga menuju rumah Nurmala. Suasana
sepi dan sendu. Keringat Arai bercucuran. Dia berusaha keras menenangkan
dirinya. Nurmala yang tengah hilir mudik terhenti langkahnya dan menoleh ke
jendela. Arai mengeraskan suaranya. Syair lagu When I Fall in Love mengalun.

Mereka bertiga pulang dengan tangan hampa. Mereka pulang melewati


kebun jagung yang daunnya basah menyayat lengan mereka, gatal dan perih.
Wanita Indifferent di dalam rumah victoria itu masih sama sekali tidak dapat
didekati.
Ikal, Arai, dan Jimbron telah menyelesaikan SMA. Hasil ujian akhir Ikal
sangat baik sehingga dapat mendudukkan kembali ayahnya di deretan garda
depan.
7
Ikal dan Arai akan berangkat ke Jakarta untuk mengadu nasib. Mereka akan
menumpang kapal Bintang Laut Selatan. Sebuah kapal ternak yang kotor dan
jorok. Hari keberangkatan merekapun datang, Jimbron menyerahkan dua
celengan kudanya untuk Arai dan Ikal. Celengan itu telah disiapkan dari dulu oleh
Jimbron untuk mereka.
Setelah lima hari berada di laut, akhirnya Arai dan Ikal dapat
melangkahkan kakinya di tanah ibukota. Sampai di Jakarta mereka menaiki bus.
Mereka berhenti di Kota Bogor yang masih asing bagi mereka. MISI PERTAMA
menemukan Terminal Ciputat gagal.
Setelah berhari-hari mereka tidak menemukan pekerjaan yang
menerimanya, bekal mereka menipis. Pekerjaan door to door salesmanpun gagal
dijalaninya. Akhirnya ada tetangga kos yang mengajak mereka untuk bekerja di
kios fotokopinya. Dari pekerjaan itu, Ikal menemukan pekerjaan baru yang
memberinya gaji tetap. Namun sebelum bekerja, calon pegawai dilatih dahulu
selama sebulan.
Satu bulan telah berlalu, Ikal kembali ke kamar kos mereka, namun ia
tidak menemui Arai. Terdapat surat yang tergeletak di depan pintu, surat itu berisi
bahwa Arai telah pergi merantau ke Kalimantan.

Sudah empat tahun berlalu, Ikal dapat mendapatkan gelar sarjana di


Universitas Indonesia. Akhirnya, Arai dan Ikal dipertemukan saat tes wawancara
beasiswa ke Eropa. Laporan mereka diterima dengan baik oleh juri, dan mereka
akan kuliah di universitas yang sama di Eropa.

8
 .Unsur Intrinsik

1.Tema

Tema yang tersirat dalam novel Sang Pemimpi ini tak lain
adalah “persahabatan dan perjuangan dalam mengarungi
kehidupan serta kepercayaan terhadap kekuatan sebuah mimpi
atau pengharapan”. Hal itu dapat dibuktikan dari penceritaan
per kalimatnya dimana penulis berusaha menggambarkan
begitu besarnya kekuatan mimpi sehingga dapat membawa
seseorang menerjang kerasnya kehidupan dan batas
kemustahilan.

2. Latar

A. Latar tempat :
 Kamar Kontrakan di Belitong, “ Aku, Jimbron, dan Arai
baru pulang sekolah dan sedang duduk santai berada di
beranda los kontrakan kami...”
 SMA Bukan Main, “ di tengah lapangan sekolah, Pak
Mustar dan para penjaga sekolah telah menyiapkan
lokasi shooting.”
 Bioskop, “ Kami mengambil tempat duduk di tengah. Bau
pesing tercium dari sudut-sudut bioskop.”
 Gudang, “Kami memasuki labirin gang yang
membingungkan. Akhirnya, di gudang peti es itulah kami
terperangkap”
 Dermaga Magai, “Namun, sejak pukul dua, dermaga telah
dipadati orang Melayu yang ingin melihat langsung hewan
yang hanya pernah mereka lihat dalam gambarRumah
 Mak Cik Maryamah, “Kami masuk ke dalam rumah yang
9
senyap. Dari dalam kamar, sayup terdengar Nurmi sedang
menggesek biola.”
 Tanjung Priok, Jakarta. “Aku dan Arai gemetar melihat
demikian banyak manusia di Tanjung Priok.”
 Terminal Bogor, “Dua lampu neon panjang menyinari
tuisan nama terminal di gerbang itu: Terminal Bus Bogor.”
 Pabrik Cincau, “Setiap Minggu pagi, Jimbron menghambur
ke pabrik cincau. Dengan senang hati, dia menjadi relawan
membantu Laksmi.”.
 Rumah Bang Zaitun, “Kami memasuki ruang tamu Bang
Zaitun yang dipenuhi beragam pernak-pernik,...”
 Kamar Kos di Bogor, ”Kamar kos kami berdinding gedek
bambu dan berlantai semen yang sebagian berlantai tanah.”
 Kios Fotokopi, “kami berdiri dari pagi sampai malam di
depan mesin fotokopi yang panas. “
 Kantor pos, “Berbulan-bulan aku menyortir. Ribuan surat
bertumpuk setiap hari. Setiap kali kantong pos dicurahkan,
aku selalu berdoa dengan pedih, semoga ada surat dari Arai
untukku.”

3. Latar waktu :
 Pagi, “Senin pagi itu tidak ada siswa yang terlambat
apel karena semuanya ingin menyaksikan tiga pesakitan
dieksekusi.”
 Siang, “aku selalu berlari sepulang sekolah, tapi siang
ini, di depan restoran Tionghoa, langkahku terhenti.”

10
 Sore, “Sore itu, aku dan Arai sedang bermain di
pekarangan waktu seorang yang biasa kami Mak Cik
Maryamah datang.”
 Malam, “Setiap malam, dari los kontrakan, kami benci
melihat orang-orang berkerudung mengantre tiket.”

4. Latar suasana :
 Bersemangat
 Putus asa
 Kerja keras
 Kebersamaan

5. Latar sosial :
 Belajar
 Bekerja
 Bermain

3.Penokohan dan Perwatakan

A.Ikal :
 Baik Hati, “Aku dan Jimbron berusaha menahan diri tak tertawa
untuk menjaga perasaan Arai.”
 Optimis, “Sejak kejadian pembagian rapor kemarin, aku berjanji
kepada Ayah untuk mendudukkannya lagi di bangku garda depan.”
 Peduli, “Aku cemas akan keadaan Jimbron yang untuk pertama
kalinya...”
 Pantang menyerah, “Aku dan Arai berlari terbirit-birit menuju
sekolah.”

11
 Pintar, “Beruntungnya, aku dan Arai selalu berada di garda depan.
Aku di urutan ketiga, sedangkan Arai di urutan kelima.”.

B. Arai :
 Perhatian, “Sering ketika bangun tidur, aku menemukan kuaci,
permen gula merah, dan mainan kecil dari tanah liat sudah ada di
saku bajuku. Arai diam-diam membuatnya untukku.”
 Kreatif dan Penuh inspirasi, “Aku melirik benda itu dan aku makin
pedih membayangkan dia membuat mainan itu sendiri,
memainkannya juga sendiri...”
 Gigih, “Dua bulan terakhir, dia menyerahkan diri pada penindasan
Capo yang terkenal keras, semuanya demi Jimbron.“
 Rajin, “Sstiap habis maghrib, Arai melantunkan ayat-ayat suci Al-
Qur’an di bawah temaram lampu minyak.”
 Pintar, “Beruntungnya, aku dan Arai selalu berada di garda depan.
Aku di urutan ketiga, sedangkan Arai di urutan kelima.”
 Pantang menyerah, “Arai terus melolong gagah berani. Dia
bersahut-sahutan dengan Nat King Cole.”
 Tulus, “Arai menyerahkan karung-karung tadi kepada Mak Cik.”

C. Jimbron :
 Tabah, “Suatu hari, belum empat puluh hari ibunya wafat, Jimbron
bepergian naik sepeda dibonceng ayahnya. Masih berkendara,
ayahnya terkena serangan jantung.”
 Pekerja keras, “setiap hari dia bekerja part time di kapal milik
salah satu nahkoda.”
 Polos, “Jimbron berdiri mematung. Dia seakan tak percaya kalau
aku tega membentakknya sekeras itu.”

12
 Tulus, “dia memberikan kedua celengan kudanya yang selama ini
telah ia persiapkan untuk Ikal dan Arai.”
 Baik hati, “Setiap Minggu pagi, Jimbron menghambur ke pabrik
cincau. Dengan senang hati, dia menjadi relawan membantu
Laksmi.”

D. Pak Mustar :
 Disiplin, “Setengah jam sebelum masuk, Pak Mustar mengunci
pagar sekolah.”
 Tegas, “Pak Mustar mengancam tak main-main.” Peduli, “Beliau
tidak mau murid-muridnya terjerumus ke masa depan yang
suram.”

E. Bapak Saman Said Harun (Bapaknya Ikal) :


 Pendiam, “Ayah turun dari sepeda, seperti biasa, hanya satu
ucapan pelan ‘Assalamu’alaikum’, tak ada kata lain”
 Sabar dan Baik hati, “Lalu, Ayah bersepeda ke Magai, ke SMA
negeri, 30 kilometer jauhnya untuk mengambil rapor anak-
anaknya.”.
 Bijaksana, “Ayah senantiasa menerima bagaimanapun keadaan
kami.”

F. Ibunya Ikal :
 Perhatian, “Saat pembagian rapor, Ibu pun tak kalah repot. Sehari
semalam, dia merendam daun pandan dan bunga kenanga untuk
dipercikkan di baju safari empat saku Ayah itu ketika
menyetrikanya.”

13
 Baik hati,”Ibuku tersenyum memandangi Nurmi. ‘Jangan sekali-
kali kaupisahkan Nurmi dari biolanya, Maryamah. Kalau berasmu
habis, datang lagi ke sini.’”

G. Bapak Drs. Julia Ichsan Balia :


 Kreatif, “Kreatif merupakan daya tarik utama kelasnya.”
 Bijaksana, “Pak Balia terpana dan berkerut keningnya,tapi
memang sudah alamiahnya, beliau menghargai siswanya.”.
 Pintar, “Mulut murid-muridnya ternganga mendengar kalimat
yang agung itu.”
H.Tokoh pendukung :
 Zakia Nurmala, Laksmi, Bang Zaitun, Mak Cik Maryamah,
Nurmi, A Kiun, Capo, Taikong Hamim, Pak Cik Basman, Nyonya
Deborah, Mei Mei, Makruf, Mahader.

4.Alur

Dalam novel ini menggunakan alur gabungan (alur maju dan


mundur). Alur maju ketika pengarang menceritakan dari mulai
kecil sampai dewasa dan alur mundur ketika menceritakan
peristiwa waktu kecil pada saat sekarang/dewasa.

14
5.Gaya Penulisan

Gaya penceritaan novel ini sangat sempurna. Yaitu kecerdasan


kata-kata dan kelembutan bahasa puitis berpadu tanpa ada
unsur repetitif yang membosankan. Setiap katanya
mengandung kekayaan bahasa sekaligus makna apik dibalik
tiap-tiap katanya. Selain itu, Novel ini ditulis dengan gaya realis
bertabur metafora, penyampaian cerita yang cerdas dan
menyentuh, penuh inspirasi dan imajinasi. Komikal dan banyak
mengandung letupan intelegensi yang kuat sehingga pembaca
tanpa disadari masuk dalam kisah dan karakter-karakter yang

6.Sudut Pandang

Sudut pandang novel ini yaitu “orang pertama” (akuan). Dimana


penulis memposisikan dirinya sebagai tokoh Ikal dalam cerita.

7.Amanat

 Kita tidak boleh putus asa


 Kita tidak boleh berhenti bermimpi
 Kita tidak boleh mendahului takdir (berhenti sebelum tercapai)
 Kita harus menjalin persahabatan dengan baik
 Kita harus selalu bersyukur
 Keberhasilan harus diwujudkan dengan pengorbanan
 Saling membantu dan menghargai sesama
 Memahami kelebihan dan kekurangan masing-masing
 Usaha harus beriringan dengan doa

15
 Unsur Ekstrinsik

1.Nilai Moral

Nilai moral pada novel ini sangat kental. Sifat-sifat yang


tergambar menunjukkan rasa humanis yang terang dalam diri
seorang remaja tanggung dalam menyikapi kerasnya
kehidupan. Di sini, tokoh utama digambarkan sebagai sosok
remaja yang mempunyai perangai yang baik dan rasa setia
kawan yang tinggi.

2.Nilai Sosial

Ditinjau dari nilai sosialnya, novel ini begitu kaya akan nilai
sosial. Hal itu dibuktikan rasa setia kawan yang begitu tinggi
antara tokoh Ikal, Arai, dan Jimbron. Masing-masing saling
mendukung dan membantu antara satu dengan yang lain dalam
mewujudkan impian-impian mereka sekalipun hampir mencapai
batas kemustahilan. Dengan didasari rasa gotong royong yang
tinggi sebagai orang Belitong, dalam keadaan kekurangan pun
masih dapat saling membantu satu sama lain.

3.Nilai Adat istiadat

Nilai adat di sini juga begitu kental terasa. Adat kebiasaan pada
sekolah tradisional yang masih mengharuskan siswanya
mencium tangan kepada gurunya, ataupun mata pencaharian
warga yang sangat keras dan kasar yaitu sebagai kuli tambang
timah tergambar jelas di novel ini. Sehingga menambah
khazanah budaya yang lebih Indonesia.

16
4.Nilai Agama

Nilai agama pada novel ini juga secara jelas tergambar.


Terutama pada bagian-bagian dimana ketiga tokoh ini belajar
dalam sebuah pondok pesantren. Banyak aturan-aturan islam dan petuah-
petuah Taikong (kyai) yang begitu hormat mereka patuhi. Hal itu juga
yang membuat novel ini begitu kaya.

17
E.Teks Ulasan
SANG PEMIMPI

Judul Novel: Sang Pemimpi


Penulis: Andrea Hirata
Penerbit: PT. Bentang Pustaka
Halaman: viii + 248 halaman
Cetakan: Ke- 3, April 2012
Kota Terbit: Yogyakarta : ISBN 978-
602-8811-37-8

Sang Pemimpi adalah novel


kedua dari tetralogi Laskar Pelangi
karya Andrea Hirata. Novel ini
menceritakan kisah kehidupannya di Pulau Belitong yang dililit kemiskinan. Ada
tiga remaja SMA yang bermimpi untuk melanjutkan sekolah hingga ke Prancis
menjelajah Eropa hingga ke Afrika. Ikal, Arai, dan Jimbron adalah para pemimpi-
pemimpi itu.

Pada bab pertama buku ini, Andrea menceritakan bahwa dirinya (dalam
novel ini digambarkan sebagai Ikal) dan kedua temannya, Arai dan Jimbron
adalah tiga remaja yang nakal. Mereka sangat dibenci oleh Pak Mustar, tokoh
antagonis dalam buku ini. Dia seorang Wakil Kepala SMA Bukan Main itu.
Namun, berbeda dengan sang Kepala Sekolah yang bernama Pak Balia. Ia adalah
cermin guru teladan. Pak Belialah yang telah memberikan mimpi-mimpi kepada
murid-muridnya terutama kepada Ikal, Arai dan Jimbron.

18
“Jelajahi kemegahan Eropa sampai ke Afrika yang eksotis. Temukan berliannya
budaya sampai ke Prancis. Langkahkan kakimu di atas altar suci almamater
terhebat tiada tara: Sorbonne. Ikuti jeja-kjejak Satre, Louis Pasteur, Montesquieu,
Voltaire. Di sanalah orang belajar science, sastra, dan seni hingga mengubah
peradaban…”, itulah kata-kata yang sering diucapkan Pak Balia.

Pada bab-bab berikutnya pembaca akan melihat potongan-potongan kisah


seperti berdiri sendiri. Andrea hanya membuat cerpen-cerpen dalam satu buku.
Meskipun demikian, pada setiap bab, mulai awal hingga akhir, buku ini memiliki
hubungan yang sangat erat, seperti mozaik-mozaik dalam kehidupan.

Novel yang disajikan dengan bahasa yang cantik ini mampu menyihir
pembaca sehingga pembaca bisa ikut merasakan kebahagiaan, semangat
keputusasaan, dan kesedihan. Selain itu, buku ini memiliki lelucon-lelucon yang
tidak biasa, cerdas, dan pasti akan membuat pembaca tertawa. Dengan membaca
buku ini, Anda akan mengetahui bahwa Andrea Hirata memiliki pribadi yang
cerdas dalam mengolah kata-kata dan memiliki wawasan yang sangat luas.

Meskipun disebut sebagai buku kedua dari tetralogi Laskar Pelangi, di buku ini
nyaris tidak ada hubungannya dengan buku Laskar Pelangi. Sang Pemimpi hanya
menyebutkan kata Laskar Pelangi hanya sekali. Keponakan yang Ikal biayai saat
di Jawa juga tidak disebut sama sekali dalam buku ini, padahal di Novel
sebelumnya telah diceritakan dengan jelas.

Dengan mengesampingkan beberapa kekurangan tadi, novel ini benar-


benar buku yang sangat dibutuhkan oleh remaja negeri ini. Buku ini memberi
motivasi, semangat, dan mimpi pada anak-anak yang patah semangat supaya
sekolah dan melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi. Selain itu, buku ini juga
mengajarkan tentang ketidakmungkinan yang bisa diwujudkan dengan kerja keras.
19
F.Mengidentifikasi Struktur Teks

1. Orientasi

 Sang Pemimpi adalah novel kedua dari tetralogi Laskar Pelangi karya Andrea
Hirata. Novel ini menceritakan kisah kehidupannya di Pulau Belitong yang
dililit kemiskinan. Ada tiga remaja SMA yang bermimpi untuk melanjutkan
sekolah hingga ke Prancis menjelajah Eropa hingga ke Afrika. Ikal, Arai, dan
Jimbron adalah para pemimpi-pemimpi itu.

2.Tafsiran

 Pada bab pertama buku ini, Andrea menceritakan bahwa dirinya (dalam novel
ini digambarkan sebagai Ikal) dan kedua temannya, Arai dan Jimbron adalah
tiga remaja yang nakal. Mereka sangat dibenci oleh Pak Mustar, tokoh
antagonis dalam buku ini. Dia seorang Wakil Kepala SMA Bukan Main itu.
Namun, berbeda dengan sang Kepala Sekolah yang bernama Pak Balia. Ia
adalah cermin guru teladan. Pak Belialah yang telah memberikan mimpi-
mimpi kepada murid-muridnya terutama kepada Ikal, Arai dan Jimbron.
“Jelajahi kemegahan Eropa sampai ke Afrika yang eksotis. Temukan
berliannya budaya sampai ke Prancis. Langkahkan kakimu di atas altar suci
almamater terhebat tiada tara: Sorbonne. Ikuti jeja-kjejak Satre, Louis Pasteur,
Montesquieu, Voltaire. Di sanalah orang belajar science, sastra, dan seni
hingga mengubah peradaban…”, itulah kata-kata yang sering diucapkan Pak
Balia.
 Pada bab-bab berikutnya pembaca akan melihat potongan-potongan kisah
seperti berdiri sendiri. Andrea hanya membuat cerpen-cerpen dalam satu buku.
Meskipun demikian, pada setiap bab, mulai awal hingga akhir, buku ini
memiliki hubungan yang sangat erat, seperti mozaik-mozaik dalam kehidupan.

20
3.Evaluasi

 Novel yang disajikan dengan bahasa yang cantik ini mampu


menyihir pembaca sehingga pembaca bisa ikut merasakan
kebahagiaan, semangat keputusasaan, dan kesedihan. Selain itu,
buku ini memiliki lelucon-lelucon yang tidak biasa, cerdas, dan
pasti akan membuat pembaca tertawa. Dengan membaca buku
ini, Anda akan mengetahui bahwa Andrea Hirata memiliki
pribadi yang cerdas dalam mengolah kata-kata dan memiliki
wawasan yang sangat luas.
 Meskipun disebut sebagai buku kedua dari tetralogi Laskar
Pelangi, di buku ini nyaris tidak ada hubungannya dengan buku
Laskar Pelangi. Sang Pemimpi hanya menyebutkan kata Laskar
Pelangi hanya sekali. Keponakan yang Ikal biayai saat di Jawa
juga tidak disebut sama sekali dalam buku ini, padahal di Novel
sebelumnya telah diceritakan dengan jelas.

4.Rangkuman

 Dengan mengesampingkan beberapa kekurangan tadi, novel ini


benar-benar buku yang sangat dibutuhkan oleh remaja negeri ini.
Buku ini memberi motivasi, semangat, dan mimpi pada anak-
anak yang patah semangat supaya sekolah dan melanjutkan ke
pendidikan yang lebih tinggi. Selain itu, buku ini juga
mengajarkan tentang ketidakmungkinan yang bisa diwujudkan
dengan kerja keras.

21
G.Mengidentifikasi Unsur Kebahasaan

1.Kata Sikap Sifat

 Lembut
 Nakal
 Antagonis
 Eksotis
 Cantik
 Pemimpi
 Bahagia

2.Kata Benda

 Novel
 Kemiskinan
 Sekolah Tokoh
 Kepala Sekolah
 Guru Kisah
 Buku
 Mozaik

3.Kata Kerja

 Bermimpi
 Melanjutkan
 Menjelajah
 Menceritakan
 Memberikan
 Membuat

22
 Menyebutkan
 Mengesampingkan
 Mengajar
 Mengolah

4.Metafora

 Cermin guru teladan


 Memberikan mimpi-mimpi
 Hubungan darah
 Hati yang lembut
 Mengiriskan hati
 Menyihir pembaca
 Mendahului nasib
 Bahasa yang cantik

5.Kalimat majemuk setara

 Ia juga memiliki hati yang lembut, suka menolong tanpa banyak


bicara, sering memberi kejutan, idenya selalu nyeleneh.
 Dia memiliki otak yang cerdas dan selalu ingin tahu.
 Dia ditertawakan oleh abang-abangnya, tetapi Arai tetap
membelanya.
6.Kalimat majemuk bertingkat

 Pada bab pertama buku ini, Andrea menceritakan bahwa dirinya


(dalam novel ini digambarkan sebagai Ikal) dan kedua temannya,
Arai dan Jimbron adalah tiga remaja yang nakal.
 Di sanalah orang belajar science, sastra, dan seni hingga mengubah
peradaban.

23
 Novel yang disajikan dengan bahasa yang cantik ini mampu
OLLLLLLLmenyihir pembaca sehingga pembaca bisa ikut
merasakan kebahagiaan, semangat keputusasaan, dan kesedihan.
7. Kata Rujukan
 Pada bab pertama buku ini, Andrea menceritakan bahwa dirinya
(dalam novel ini digambarkan sebagai Ikal) dan kedua
temannya, Arai dan Jimbron adalah tiga remaja yang
nakal. Merekasangat dibenci oleh Pak Mustar, tokoh antagonis
dalam buku ini. Dia seorang Wakil Kepala SMA Bukan Main
itu. Berdasarkan contoh tersebut dapat diketahui bahwa mereka
merujuk pada Ikal, Arai, dan Jimbron. Sementara itu, dia
merujuk pada Pak Mustar.
 Namun, berbeda dengan sang Kepala Sekolah yang bernama Pak
Balia. Ia adalah cermin guru teladan. Pak Belialah yang telah
memberikan mimpi-mimpi kepada murid-muridnya terutama
kepada Ikal, Arai, dan Jimbron. Pada contoh tersebut dapat
diketahui bahwa kata Ia dan -nya merujuk pada Pak Belia.

24
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Berdasarkan pembuatan Teks Ulasan di atas penulis dapat


menyimpulkan, yaitu

1. Kita tidak boleh putus asa


2. Kita tidak boleh berhenti bermimpi
3. Kita tidak boleh mendahului takdir (berhenti sebelum tercapai)
4. Kita harus menjalin persahabatan dengan baik
5. Kita harus selalu bersyukur
6. Keberhasilan harus diwujudkan dengan pengorbanan
7. Saling membantu dan menghargai sesama
8. Memahami kelebihan dan kekurangan masing-masing
9. Usaha harus beriringan dengan doa
B.Saran

1.Diharapkan kepada guru mapel Bahasa Indonesia memberikan waktu


lebih dalam pembuatan tugas ini, karena masih ada tugas dari bapak/ibu
guru yang lain.

2.Diharapkan kepada ibu guru untuk lebih memperhatikan dalam


pembuatan tugas ini, agar tidak ada yang mencarinya di internet.

25

Anda mungkin juga menyukai