OLEH
Asisten Praktikum
DELA ANANDA
L1A121190
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Unggas memiliki ciri fisik bersayap, berkaki dua, berparuh dan berbulu.
oleh manusia, entah itu daging, telur, bulu, atau dijadikan peliharaan untuk
hiburan semata. Bagian paling berdaging dari burung adalah otot terbang
pada dada, serta otot jalan pada segmen pertama dan kedua pada kakinya.
Ayam buras adalah singkatan dari ayam bukan ras dan biasa dikenal
sebagai ayam kampung. Meskipun dikenal sebagai ayam kampung, ada banyak
jenis ayam buras karena ayam-ayam yang tidak dikategorikan bukan ayam ras
disebut sebagai ayam buras. Beberapa contoh ayam buras adalah ayam kampung,
ayam bangkok, ayam kedu, ayam pelung, dan masih banyak lagi . Ayam buras
sendiri dan pada sore hingga malam baru dimasukan ke kandang. Mereka
manusia atau pakan ternak untuk ayam. Ayam buras cenderung aktif karena
Secara alamiah ayam kampung atau ayam buras yang berasal dari ayam
hutan yang hidup liar mendapatkan makanan yang disediakan alam pada saat
biaya yang banyak, dapat dipelihara dengan mudah, daya adaptasi tinggi, tahan
terhadap penyakit serta daging dan telurnya lebih disenangi oleh masyarakat
Sifat kualitatif adalah sifat-sifat yang tidak dapat diukur namun dapat
faktor lingkungan sedikit sekali peranannya. Sifat kualitatif penting antara lain
warna bulu, warna kerabang, warna caker dan bentuk jengger, oleh sebab itu
peternak ayam harus dapat mengetahui apa saja sifat kualitatif pada ayam.
Ayam Kmapung.
1.2. Tujuan
ekternal ayam buras dan untuk menghitung frekuensi gen dan keragaman genatik
1.3. Manfaat
ekternal ayam buras dan untuk menghitung frekuensi gen dan keragaman genatik
Warna bulu ayam dipengaruhi oleh genetik dan letak bulu ditubuh ayam.
Berbagai jenis ayam, seperti ayam kampung, ayam bangkok, ayam katai, ayam
birma, ayam bagon, dan ayam magon, memiliki keragaman sifat kualitatif dan
morfometrik yang berbeda. Warna bulu ayam dapat bervariasi dari putih hingga
coklat, tergantung pada pola penyebaran warna melalui kontur bulu dan pola
Keragaman warna bulu pada banyak situasi bergantung pada letak bulu
ditubuh ayam. Namun kemunculan warna bulu putih ada juga yang disebabkan
oleh tidak adanya pigmentasi pada bulu dan memang tidak ada gen warna atau
yang biasa disebut albino dan sifat bulu putih ini bersifat resesif pada gen bulu
Pola bulu yang disebut pola warna bulu primer. Pola warna ini
alel yaitu E (hitam polos), e+ (tipe liar), dan e (Colombian). kerja alel dari
lokus E ini biasanya juga dibatasi oleh beberapa alel yang bersifat
dapat bervariasi dan mencakup berbagai warna, seperti hitam, putih, kekuningan,
kecokelatan dan merah tua. Frekuensi fenotipe pola warna bulu ayam kampung
terbanyak adalah pola liar (43,33%), pola colombian (38,00%), dan hitam
(12,00%) Pola warna bulu pada ayam kampung betina yang dominan adalah
warna hitam, bentuk jengger pie, dan warna shank kuning atau putih (Putri et al.,
2022).
Corak bulu pada ayam dapat bervariasi tergantung pada jenisnya. Pada
ayam kampung, terdapat dua corak bulu, yaitu corak bulu lurik / bar (B-) dan
polos /non bar. Selain itu, ayam burgo juga memiliki keragaman corak bulu, pola
bulu, warna shank, dan tipe jengger, sementara pada sifat warna bulu dan kerlip
bulu terdapat keberagaman. Namun, detail mengenai corak bulu pada ayam
Tipe bulu lurik pada ayam kampung dominan terhadap corak polos. Dalam
memiliki corak lurik dominan 56%. Ferkuensi corak bulu lurik yang tinggi
diakibatkan adanya persilangan antara ayam yang berasal dari luar kecamatan
paguyaman, dan mungkin ayam tersebut merupakan ras lain dari ayam kampung
Kerlip bulu dapat dilihat dengan jelas bila bulu ayam tersinari oleh cahaya
matahari dengan penampakan yang lebih jelas pada bulu leher. Kerlip bulu ayam
terbagi dua yaitu perak (S-) dan emas (ss), kerlip bulu perak biasanya dijumpai
pada ayam berwarna bulu merah, coklat, hitam dan putih, sedangkan kerlip bulu
Kerlib bulu pada ayam kampung merupakan ciri khas pada ayam
kampung, dan sifat ini terkait kelamin. Frekuensi fenotip bulu lurik, polos pada
ayam jantan masing-masing: 11.00%, 89.00%, dan pada ayam betina masing-
masing 43.00%, dan 57.00%. Kerlib perak, emas pada ayam jantan dan betina
dan 38.46%. Gambaran fenotipe kerlib bulu dan corak bulu dalam penelitian ini
Wama shank ayam kampung yang dominan adalah kuning atau putih 64%
pada jantan dan 52% pada betina. Warna shank kuning dipengaruhi oleh adanya
pigmen karotenoid pada epidermis dan tidak adanya pigmen melanin pada
epidermis maupun dermis. Apabila kedua pigmen tersebut tidak ada, maka shank
berwarna putih. Individu dengan cakar berwarna putih atau kuning dipengaruhi
oleh gen Id, sedangkan cakar hitam dipengaruhi gen id (Edowai, 2019)
pada epidermis dan dermis, warna kuning pada shank dikarenakan adanya lemak
atau pigmen lipokrom pada lapisan epidermis. beberapa warna cakar berbeda
ditemukan pada ayam yang berasal dari kombinasi pigmen yang berbeda di
lapisan atas dan bawah kulit (epidermis dan dermis) yang menghasilkan warna
tertentu. Warna cakar kuning dipengaruhi oleh adanya pigmen karotenoid pada
epidermis dan tidak adanya pigmen melanin. Warna cakar hitam dipengaruhi oleh
adanya pigmen melanin pada epidermis. Bila kedua pigmen tersebut tidak ada
maka cakar akan berwarna putih. Karakteristik warna cakar kuning atau putih (id)
(Yamin. 2022).
warnanya. Jengger ayam diatur oleh interaksi dua gen yaitu R dan P. Jengger pada
ayam jantan berukuran lebih besar karena berfungsi sebagai karakter seksual
sekunder (daya tarik bagi ayam betina) hal itu disebabkan oleh pengaruh aktivitas
hormon androgen yang menonjol sedangkan pada ayam betina warna jengger
Ayam buras memiliki empat tipe bentuk jengger yaitu: rose, pea, walnut
dan tunggal. Ukuran dan tekstur jengger sangat penting untuk seleksi bibit.
reproduksi ayam buras terdapat sifat-s sifat-sifat unggul yang dapat dimanfaatkan
hari sabtu 16 desember 2023, pada pukul 10:00 WITA sampai selesai, bertempat
Oleo, Kendari.
Untuk mengambil
Handphone
dokumentasi
3.3Analisis Data
Frekuensi relatif
7
Sifat ii berwarna = x 100 %
7
=1%
2
Sifat E- hitam = x 100 %
7
= 0,28%
4
Sifat e+- liar = x 100 %
7
= 0,57%
1
Sifat ee colombian = x 100 %
7
= 0,14%
1
Sifat S- perak = x 100 %
7
= 0,14%
4
Sifat ss emas = x 100 %
7
= 0,57%
4
Sifat B- bar = x 100 %
7
= 0,57%
2
Sifat bb non bar = x 100 %
7
= 0,28%
4
Sifat Id kuning/putih = x 100 %
7
= 0,57%
3
Sifat idid hitam abu2 = x 100 %
7
= 0,42%
1
Sifat R-pp rose = x 100 %
7
= 0,14%
3
Sifat R-P- walnut = x 100 %
7
= 0,42%
3
Sifat rrpp tunggal = x 100 %
7
= 0,42%
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2. Pembahasaan
didapatkan kerlip berwarna perak pada jantan dan kerlip bulu berwarna polos
pada betina Hal ini tidak sesuai dengan pendapat (Amalia et al., 2016) yang
menyatakan frekuensi fenotipe pola warna bulu ayam kampung terbanyak adalah
pola liar (43.33%). Pola colombian (38.00%), dan hitam (12.00%) dan tidak
berwarna (6.66%). Hal ini juga di perkuat dengan pendapat (Rafian, 2017) yang
menyatakan Kerlib bulu pada ayam kampung merupakan ciri khas pada ayam
kampung, dan sifat ini terkait kelamin. Frekuensi fenotip bulu lurik, polos pada
ayam jantan masing-masing: 11.00%, 89.00%, dan pada ayam betina masing-
masing 43.00%, dan 57.00%. Kerlib perak, emas pada ayam jantan dan betina
memiliki kesamaan.
didapatkan pada ayam jantan bercorak bulu lurik dan pada ayam betina bercorak
bulu polos Hal ini sesuai dengan pendapat (Rajab, 2021) menyatakan bahwa corak
bulu pada ayam yaitu corak bulu lurik/bar (B-) dan polos/non bar (bb). Hasil uji
sifat corak bulu dengan keenam jenis ayam yang diamati. Corak bulu lurik banyak
dijumpai pada ayam jantan (55%) dan corak bulu polos banyak dijumpai pada
warna shank pada ayam buras di dapatkan warna kuning hitam pada jantan dan
hitam atau abu-abu pada betina . Hal ini sesuai dengan pendapat (Sartika et al.,
2018) yang menyatakan Warna shank ayam kampung yang paling banyak di
Kecamatan Huamual adalah warna kuning atau putih dengan persentase 71,33%
dan sebesar 28,67% berwarna hitam atau abu-abu. Warna putih atau kuning
memiliki persentase yang lebih tinggi baik untuk ayam jantan maupun betina. Hal
ini di perkuat dengan pernyataan (wahyu dkk 2018) hasil penelitian melaporkan
warna kuning atau putih lebih dominan terdapat pada shank ayam Kampung
jantan maupun betina dengan persentase di atas 60%. Namun ada juga yang
melaporkan adanya persentase warna hitam dan abu-abu yang lebih tinggi pada
dan jntan yaitu tunnggal dan pada betina tidak berjengger Hal ini sesuai dengan
(Shofia et al., 2019) yang menyatakan pendapat Bentuk jengger tunggal paling
banyak terdapat pada ayam kampung di Kecamatan Huamual sebesar 74,67% dan
sisanya 25,33% berjengger pea. Frekuensi jengger tunggal lebih dominan baik
pada ayam jantan maupun betina dengan persentase lebih dari 70%.
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
buras jantan didapatkan warnah bulu lurik, pola bulu peliar, kerlip bulu
kepercikan, corak bulu keperakan, warna shank kuning dan bentuk jengger
tunggal. pada karakteristik genetika eksternal pada ayam buras betina didapatkan
warna bulu corak polos, pola bulu hitam, kerlip bulu hitam pekat, corak bulu non
5.2 Saran
1. Laboratorium
Diharapkan agar AC diperbaiki agar prktikan merasa nyaman saat
melakukan praktikum
2. Asisten
3. Praktikan
DAFTAR PUSTAKA
Yamin. (2022). Penyimpangan warna bulu, paruh dan shank pada bangsa-bangsa itik
lokal di kabupaten lombok timur (doctoral dissertation, universitas mataram).
Lestari. (2021). Keragaman genetik eksternal ayam kampung di Kota Mataram.
In Seminar Nasional Kahuripan (pp. 164-169).
Eka NS, Hasnudi dan Hamdan. 2021. Keragaman sifat kualitatif dan morfometrik
antara ayam kampung, ayam bangkok, ayam katal, ayam brima, ayam bagon
dan amagon di medan. Jurnal peternakan intergratif.3(2):167-189.
Amlia, Pagala, M.A., dan Aka, R. 2016. Studi Karakteristik Sifat Kualitatif dan
Kuantitatif Ayam Kampung di Kecamatan Lasalimu Kabupaten Buton. Jurnal
Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis. Vol 1(1): 31 – 39.
Rafian, T., Jakaria, J., dan Ulupi, N. 2017. Keragaman Fenotipe Sifat Kualitatif Ayam
Burgo di Provinsi Bengkulu. Jurnal Sain Peternakan Indonesia. Vol 12 (1): 47-
54
Rajab (2021). Karakteristik Morfobiometrik Ayam Kampung Berdasarkan Jenis
Kelamin Berbeda di Kecamatan Huamual Jurnal Ilmu dan Industri
Peternakan 8 (1) :20-33
Sartika T., DK. Wati, HS. Rahayu, dan S.Iskandar. 2018. Perbandingan genetik
eksternal ayam wareng dan ayam kampung yang dilihat dari laju introgresi dan
variabilitas genetiknya. JITV. Vol 13(4): 279-287.
Sholiha, f. P. (2018). Karakter fenotipik dan pertumbuhan ayam layer ((gallus gallus
domesticus, linnaeus 1758)) hasil penggaluran (doctoral dissertation,
universitas gadjah mada).
Sinyo (2017). Kajian warna dan corak bulu pada burung weris di Kota Kotamobagu
Sulawesi Utara. zootec, 34(1), 124-139.
Sholiha, f. P. (2018). Karakter fenotipik dan pertumbuhan ayam layer ((gallus gallus
domesticus, linnaeus 1758)) hasil penggaluran (doctoral dissertation,
universitas gadjah mada).
Edowai, E., Tumbal, E. L. S., dan Maker, F. M. 2019. Penampilan sifat kualitatif dan
kuantitatif ayam kampung di Distrik Nabire Kabupaten Nabire. Jurnal
FAPERTANAK: Jurnal Pertanian Dan Peternakan. Vol 4(1): 50–57.
Putri, A. K., dan Rozaki, Z. 2022. Peningkatan Keterampilan Budi Daya Ternak Ayam
Kampung di Desa Karangsari, Pengasih, Kulon Progo. Dinamisia: Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat. Vol 6(3): 685–691.
Olori, V. E. 2019. Genetics of Feather Pigmentation and Chicken Plumage
Colouration. Scotland, UK. CABI Publishing. p. Vol 1(2): 93-97.