Anda di halaman 1dari 18

1

Bandung

Asal nama Bandung : dari kata Bendungan yang terjadi karena sumbatan letusan
Gunung Sunda yang tingginya sekitar 3.500 - 4.000 meter di atas permukaan laut dengan
garis tengah bagian dasarnya sekitar 20 kilometer .
Fase kedua letusan dahsyat gunung tersebut tidak hanya mengakibatkan tubuh gunung itu
runtuh dan menyisakan kaldera.. Lahar. Material letusannya menutupi kawasan seluas 200
km2 , sehingga membendung aliran Sungai Citarum Purba.
Karena airnya terbendung , maka terjadilah Situ ( Danau ) Hyang disebut pula sebagai
Danau Bandung Purba. Seiring berjalannya waktu , air Danau tersebut surut , maka ter
jadilah Kota Bandung .
Fersi lain, jika mencoba memandang dari sebuah tempat yang lebih tinggi, situ hyang seperti
dua buah danau yang letaknya berhadapan-hadapan, dua buah danau yang letaknya saling
berhadapan-hadapan seperti itu disebut "Ngabandung"

Asal nama Suku Sunda : berasal dari gunung api raksasa yang dinamakan Gunung
Sunda. Nama gunung itu menjadi nama etnis yang jadi penghuninya..
Masyarakat Sunda percaya, nama Gunung Sunda berasal dari kata cunda dalam Bahasa
Sansekerta yang artinya putih, bersih, atau suci.

Bandung menjadi sebuah kota, diawali dengan dibangunnya jalan Raya Pos (grote
postweg), atas perintah Gubernur Jenderal Daendels . Grote postweg atau jalan raya pos
merupakan jalan yang menghubungkan Anyer (sekarang provinsi Banten) dengan
Panarukan di provinsi Jawa timur, sejauh kurang lebih 1.000 kilometer . .
Pembangunan jalan raya pos (Groote postweg) melintasi daerah yang kini sudah menjadi
pusat kota Bandung ( Alun – alun ) .
Konon menurut cerita, pada saat Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels (1808-
1811) dan Bupati R.A.A WiranataKusumah II beserta rombongan beristirahat di salah satu
lokasi yang letaknya di sisi barat sungai Cikapundung, Gubernur Jenderal Herman Willem
Daendels menancapkan tongkatnya . seraya berkata "jika kelak kembali ke sini, lokasi
ini sudah dibangun menjadi kota". ( disampaikan dengan Bahasa Belanda )
Tempat tersebut yang sekarang dijadikan Tugu Km 0 Bandung . Disitulah beliau
memerintahkan bupati WiranataKusumah II memindahkan ibu kota kabupaten Bandung dari
Krapyak ( sekarang Dayeuh Kolot ) .
Tujuan memindahkan ibu kota kabupaten Bandung dari Krapyak ( sekarang Dayeuh
Kolot ) untuk memudahkan komunikasi . Mengingat Ibu Kota terdahulu tidak strategis dan
sering banjir , maka Pusat Pemerintahan dipindahkan mendekati jalan raya pos tersebut ..
Saat itu Ibu Kota Kabupaten Bandung masih di Dayeuhkolot, yang letaknya sekitar 10
kilometer dari jalan raya pos yang di rencanakan .
Pembangunan tahap pertama Anyer-Batavia yang melewati Gambir - Jatinegara
( Jakarta ) dimulai tahun 1809 diselesaikan dalam setahun, . .Sepanjang jalan itu terdapat
14 Pos yang berfungsi untuk pergantian kuda ..
Pembangunan Jalan tersebut paling berat dihadapi ketika membangun jalan pos dari Bogor
– Cianjur –Bandung – Sumedang . Selewat Cianjur, jalan pos terhalang sungai Cisokan dan
sungai Citarum sehingga harus diseberangi dengan rakit ...

Wuryanti
2

Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels melayangkan surat perintah kepada Bupati
Bandung ke 6 R.A.A WiranataKusumah II dan Bupati Parakan Muncang agar memindahkan
Ibu Kota Kabupaten Bandung . Surat tersebut tertanggal 25 Mei 1810

Kapan Hari Jadi Kota Bandung ? : 25 September 1810 berdasarkan SK Gubernur


Jenderal Herman Willem Daendels tentang pembangunan sarana dan prasarana untuk
kawasan cikal bakal Ibu Kota Kabupaten Bandung , tepat 4 bulan setelah Gubernur Jenderal
Herman Willem Daendels melayangkan surat perintah kepada Bupati Bandung ke 6 R.A.A
WiranataKusumah II dan Bupati Parakan Muncang agar memindahkan Ibu Kota Kabupaten
Bandung .
Siapakah pendiri Kota Bandung ? Bupati Bandung ke 6 R.A.A WiranataKusumah
II . Karena Sebetulnya sebelum Surat Perintah tersebut terbit , Bupati Bandung ke 6 R.A.A
WiranataKusumah II telah menemukan lahan kosong sekitar tepian Sungai Cikapundung
yang masih merupakan hutan belantara untuk dijadikan Pusat Kota Kabupaten Bandung yang
baru.
Jalan Raya Pos (grote postweg) ,setelah kemerdekaan namanya diganti menjadi
Jalan Raya Barat dan jalan Raya Timur,
Tahun 1955 saat presiden Soekarno memeriksa persiapan penyelenggaraan konferensi
Asia-Afrika, bagian tengah dari ruas jalan tersebut diganti namanya menjadi jalan Asia-Afrika.
Tahun 1960-an Jalan Raya Barat diganti menjadi jalan Jenderal Sudirman dan Jalan Raya
Timur menjadi Jalan Jenderal Ahmad Yani
Kilometer "Nol" yang berposisi di Jalan Asia Afrika di resmikan oleh Gubernur H. Danny
Setiawan pada tanggal 18 mei 2004

Rencana pemindahan Pusat Pemerintahan Ibukota Hindia Belanda dari Batavia


( Jakarta ) ke Bandung

H.F. Tillema ,seorang ahli kesehatan Belanda mengusulkan . pemindahan pusat


pemerintahan Ibukota Hindia Belanda dipindahkan dari Batavia ke Bandung .
Salah satu pertimbangannya adalah, kota-kota pantai seperti Batavia, secara higienis
dinilai kurang sehat karena terletak di dataran rendah .
Dimanakah lokasi yang direncanakan sebagai pusat pemerintahan sipil Hindia
Belanda yang baru itu ? Di komplek Gedung Sate, bangunan yang kini dijadikan pusat
pemerintan daerah Provinsi Jawa Barat yang terletak di Jalan Diponegoro 22. Kompleks itu
rencananya dibangun di atas lahan seluas 27 hektar, sumbangan Gemeente Bandoeng .
Bentuk kawasan tersebut menyerupai empat persegi panjang, membentang dari selatan ke
utara dengan sumbu lurus mengarah ke Gunung Tangkubanperahu.
Proyek pengembangan kawasan ibu kota tersebut dimulai tahun 1918, sehingga sejak
itu, beberapa instansi sipil boyongan memindahkan kegiatannya ke Bandung.
Mendahului rencana tersebut, Kantor Pusat Staatsspoor en Tramwegenn ( SS )
sekarang PT KAI sudah sejak tahun 1884 boyongan ke Bandung . Hingga kini masih tetap
dijadikan Kantor Pusat PT Kereta Api Indonesia (KAI) seluruh Indonesia ..Kemudian diikuti
oleh beberapa instansi lainnya PT Telekomanikasi (PT Telkom) , PT Pos Indonesia (PT
Posindo), Direktorat Metrologi , Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi .
Gedung Geologisch Laboratorium yang kini terkenal dengan Museum Geologi
dibangun tahun 1928. Bahkan hingga kini masih tetap bertahan di Bandung .

Wuryanti
3

Selain Instansi – instansi penting tsb , Bio Farma, satu-satunya produsen vaksin dan serum
di Indonesia pindah ke Bandung pada tahun 1923.
Sehubungan dengan Rencana pemindahan Pusat Pemerintahan Ibukota Hindia
Belanda dari Batavia ( Jakarta ) ke Bandung ,maka sampai hari ini Kantor- kantor
Pemerintahan tersebut diatas masih berkedudukan di Bandung .
Gagasan lainnya , Gubernur Jenderal JP. Graaf van Limburg Stirum bertekad
memindahkan pusat pemerintahan sipil ke Bandung. Apalagi saat itu, Bandung sudah menjadi
Pusat Militer di Hindia Belanda.

Gedung – gedung bersejarah di Bandung


Alun-alun sebagai ciri fisik sebuah pusat kota . Alun – alun kota Bandung dikelilingi
bangunan-bangunan fungsional seperti Pendopo, Masjid Agung , Kantor Pos Besar dan
Penjara .
Seperti alun-alun di kota-kota lainnya bagian tengah alun-alun Bandung ditanami
sepasang pohon beringin yang dilambangkan sebagai pengayom . Sebuah diantaranya
dinamakan Wilhelmina-boom karena ditanam untuk memperingati pelantikan ratu
Belanda Wilhelmina pada tanggal 8 September 1898 , pohon beringin yang ditanam di
sebelahnya ditanam tahun 1909 dinamakan Juliana-boom untuk memperingati kelahiran
Ratu Juliana . Akan tetapi kondisi Alun – alun Bandung sa’at ini telah mengalami beberapa
perubahan dengan dihilangkannya beberapa bangunan .
Bangunan yang masih ada di sekitar Alun-alun Bandung : Pendopo. tempat itu dipilih
oleh Bupati R.A WiranataKusumah II (1794-1829) sehubungan dengan rencana pembuatan
jalan Raya Pos (grote postweg),

Pendopo Kabupaten merupakan bangunan pemerintahan yang pertama dibangun , bentuk


bangunannya masih sangat sederhana, dindingnya terbuat dari anyaman bambu, atapnya
masih alang-alang dilapisi ijuk . Setelah beberapa kali mengalami perbaikan, atap
bangunannya menjadi bergaya tradisional Nusantara . bersusun tiga dan sudah terbuat dari
genting hasil renovasi tahun 1867.
Bangunan utamanya sa’at itu merupakan tempat kerja dan kediaman resmi Bupati .
Selain sebagai pusat pemerintahan dan tempat tinggal bupati , bangunan pendopo pernah
akrab dengan masyarakat karena fungsi rangkapnya sebagai bale kabudayaan Priangan .
Bangunan tambahan di bagian selatan pendopo merupakan rancangan Presiden Sukarno .
dibangun tahun 1935 .
Seperti penjelasan diatas, awalnya fungsi pendopo sebagai pusat pemerintahan
Kabupaten dan tempat kediaman Bupati Bandung . Sejak pusat pemerintahan kabupaten
Bandung dipindahkan ke Soreang thn 1986 , maka pendopo kabupaten kosong tampak
angker berakhir setelah digunakan lebih dari 175 tahun .

Sejak tanggal 16 Maret 1993, bangunan tersebut mulai dipergunakan lagi untuk
pertama kalinya dijadikan tempat kediaman resmi Walikota Ateng Wahyudi (17 Oktober
1988-17 Oktober 1993) .Karena rumah dinas walikota di jalan R.A.A WiranataKusumah II (
dulu: jalan cipanti) dilalap "si jago merah

Wuryanti
4

Masjid Agung dibangun pada tahun 1810. Pembangunan masjid tersebut dilakukan
bersamaan dengan pendirian Kota Bandung tanggal 25 September 1810. Pada saat
pertama kali didirikan, bangunannya masih sangat sederhana, berbentuk panggung dengan
atap rumbia.
Sejak masa pemerintahan Bupati R.A. Wiranatakusumah IV (1846-1847), bangunan
Masjid tersebut sudah merupakan bangunan semi permanen. Separuh dindingnya terbuat
dari tembok. Atapnya bersusun tiga menggunakan genting.
Perombakan Masjid Agung Bandung dilakukan lagi menjelang diselenggarakan
Konferensi Asia-Afrika pada tahun 1955. Tampilan bagian depan berubah total .
Pada awal tahun 2001 dilakukan perluasan dan renovasi besar-besaran .Sejak sa’at itu
statusnya dirubah semula Masjid Agung Bandung menjadi Masjid Raya Bandung Provinsi
Jawa Barat.
Masjid Raya Bandung dilengkapi dengan tiga buah kubah dan sepasang menara
kembar setinggi 81 meter .Rencana semula tinggi menara tersebut 99 meter ( mengacu
kepada Asmaulhusna ). Akan tetapi karena terlalu dekat dengan Bandara dikhawatirkan
mengganggu system komunikasi pesawat terbang .
Melalui sepasang menaranya yang menjulang setinggi 81 meter, pengunjung bisa menikmati
pemandangan seputar Kota Bandung.

Sekitar tempat tersebut terdapat "situs dalem kaum" dengan luas tanah 24×19
meter dikelilingi dinding. Letaknya menjorok ke dalam sejauh kurang lebih 50. Meter, melewati
sebuah gang selebar dua metSitus tersebut merupakan makam R.A WiranataKusumah II
Bupati Bandung ke-6 yang sekaligus menjadi pendiri kota Bandung dan makam istrinya
(garwa) Nyi raden ayu kendran, selain makam tersebut terdapat makam bupati Bandung
R.tumenggung male WiranataKusumah, penghulu Bandung raden Soleh dan menak Bandung
lainnya . Diantaranya makam mantan wakil gubernur Jawa barat, Ir.soehoed
Warnaen,Jenderal Sadeli dan lainnya .

Bioskop Dian yang terletak disamping Pendopo sekarang dijadikan gelanggang futsal ,
dahulu bekas Bioskop Radio City .

Penjara Banceuy, dibangun tahun 1871. Tahun 1985, seluruh bangunan Penjara Banceuy
diratakan dengan tanah Wali Kota Bandung saat itu, Ateng Wahyudi .
Untuk mengenang sebagai peninggalan bersejarah , disisakanlah salah satu kamar
sel yang pernah ditempati oleh Bpk Ir. Soekarno Presiden Pertama Indonesia karena
tahanan politik "Sel Nomor 5" berukuran sekitar 2 x 2,5 meter. Bagian lainnya yang
disisakan adalah menara penjara, tempat mengawasi para tahanan yang terletak di sisi Jalan
A.B.C . ( Arab , Bumi Putra , Cina ) . Selebihnya, bangunan bekas penjara tersebut sudah
berubah menjadi pusat pertokoan.

Kantor Pos Besar yang berlokasi di persimpangan jalan Asia Afrika dan jalan Banceuy
adalah salah satu Gedung Cagar Budaya dibangun pada masa colonial Hindia Belanda
pada Tahun 1928 selesai tahun 1931 .
Dalam bahasa Sunda, Banceuy artinya kampung yang didirikan sebagai kandang
kuda (istal) .
Pada awal berdirinya kota Bandung, kuda merupakan alat transportasi penting yang
digunakan untuk menghela kereta pos, biasanya, pada jarak tertentu, kuda penghela tersebut

Wuryanti
5

digantikam oleh kuda lainnya yang masih segar di pos pergantian . Salah satu pos pergantian
terdapat di dekat gedung kantor pos besar Bandung yang sekarang .

Pasar Baru , pasar lama yang terletak di jalan Ciguriang- Kapatihan, pada pertengahan abad
ke-19, pasar tersebut ludes dimakan api, dibangunlah Pasar Baru sebagai penampungan
para pedagang tsb . Tempat ini hingga sekarang masih ada yang dibangun secara modern di
jalan Otto Iskandar Dinata .

Jalan Braga penamaan “BRAGA” banyak versi .


Saat itu jalan Braga hanya dilalui gerobak yang ditarik kerbau sehingga dinamakan
Karrenweg .Malam hari karrenweg gelap gulita sehingga tidak ada yang berani melewatinya
.Karena dianggap menyeramkan maka jalan itu dinamakan "Jalan Culik”
Sehubungan pada tahun 1810 dibangun jalan raya pos (Groote postweg) praktis fungsi dan
peran jalan tersebut makin meningkat . Toko-toko mulai dibangun .

Tanggal 17 mei 1884, kota Bandung untuk pertama kalinya disinggahi kereta api yang
menghubungkan Bogor dengan Batavia .Maka keramaian Jalan Braga semakin marak .
Masih asal nama Jalan Braga , menurut Haryoto Kunto diambil dari nama perkumpulan
Tonil Braga (nama grup pertunjukan sandiwara ) yang didirikan asisten Residen Pieter
Sijthoff pada tanggal 18 Juni 1882 . Maka berdirinya perkumpulan tonil tersebut dijadikan
lahirnya Bragaweg (jalan Braga) .Ada pula yang mengatakan nama Bragaweg berasal dari
kata bragadern yang artinya tempat melakukan pawai iring-iringan, orang Belanda
memamerkan kekayaan . Namun di kalangan orang-orang Sunda, asal usul nama Braga lain
lagi, nama itu di ambil dari kata ngabaraga yang artinya berjalan-jalan di jalan Braga
Gagasan membangun Braga menjadi De meest Europeesche Winkelstraat Van indie atau
kawasan belanja bergengsi di Hindia Belanda, ambisi Burgemeester(walikota) B.Coops
(1917-1928), gagasannya direalisir oleh dua teknisi di Geemente Bandung, Ir.J.P Thysse
dan Ir.E.H. De Roo ditetapkan setiap bangunan toko di jalan Braga harus memiliki gaya
Arsitektur Barat .
Toko pertama yang dibangun di jalan Braga adalah Firma Hellerman yang menjual
beberapa peralatan, termasuk senjata api, sepeda dan lainnya
Toko perhiasan De Concurrent didirikan tahun 1908 sampai sekarang masih ada dengan
nama yang sama .
Gudang dan Apotik kimia Farma dulu adalah N.V.Chemicalien Handel Rathkamp &Co
yang didirikan tahun 1817 , sejak thn 1950 sampai sekarang menjadi gudang dan Apotik
kimia Farma
Setelah nasionalisasi perusahaan-perusahaan Belanda di Indonesia,harus berganti nama.
Maison bogerijun menjadi Braga permai, Het Snoephuis menjadi "sumber hidangan ",
didirikan tahun 1920an dan sampai sekarang namanya masih tetap sama .
Gedung di Jalan Braga hasil rancangan Schoemaker, selain Bioskop Majestic, bangunan
lainnya antara lain Gedung Landmark dan Center Point .
Gedung gas negara, perusahaan gedung gas negara atau Nederlandsch Indische Gas
Maatschappij mendapat konsesi di kota Bandung pada tahun 1919, pabriknya terletak di
Kiaracondong . Saat itu penggunaan Gas kebutuhan rumah tangga, penyalurannya dilakukan
dengan memasang instalasi / pipa ke rumah-rumah, namun pada tahun 1990an perannya
dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga digantikan gas elpiji yang dikirim dengan
menggunakan tabung . Gedung ini sekarang menjadi Café dan Hotel bernama Gas Block .

Wuryanti
6

Bekas kantor perusahaan Minyak Insulinde di ujung jalan Braga tepat disamping Rel
Kereta Api , pernah dijadikan markas Polda Jabar "Langlangbuana" . Tahun 2006 dijadikan
factory outlet dan sekarang dipergunakan Bank Jabar .

Kantor Pusat PT Kereta Api Indonesia (KAI).


Balai Besar Bandung atau yang kini dikenal dengan kantor Pusat PT Kereta API Indonesia
( PT KAI ) terletak di Jl. Perintis Kemerdekaan .
Lokasi ini awalnya masih berupa Penginapan bernama Villa Maria . Bangunan ini kini
dipergunakan sebagai Kantor Direktur Utama disebut Gedung B.1 .
Perusahaan Kereta Api dan Trem Negara Staatsspoor en Tramwegen ( SS en Tr ) menempati
bekas Villa Maria sejak tahun 1916 ( Sumber Heritage.kai.id ) menurut sumber lain ( Buku
Jendela Bandung ) Gedung KAI ini bekas Hotel Nasional . Kantor pusat Westerlijnen yang
semula di jln. Setasiun Selatan - Bandung dan Perpustakaan SS en Tr di jln.Hayam Muruk -
Jakarta Pusat berangsur dipindahkan ke Bangunan baru ini .
Tentu saja membutuhkan bangunan yang lebih besar . Maka tahun 1918 ada perluasan yang
sekarang menjadi Gedung A dan Auditorium .
Kepindahan Hoofdins Pecteur ( Direktur Utama ) pada bulan Agustus 1923 dan proses
kepindahan selesai secara keseluruhan pada tahun 1924 . Sejak itu ( tahun 1924 ) hingga
sekarang Kantor Pusat PT KAI di Gedung tersebut .( Sumber heritage.kai.id )

Gedung "Indonesia Menggugat".


Soekarno tiba pertama kali di Bandung pada tahun 1921 untuk melanjutkan pendidikannya
di Technische Hoogeschool (TH), kini Institut Teknologi Bandung (ITB).
2 Tahun kemudian Soekarno menikah dengan Ibu kost nya Ibu Inggit Garnasih pada tanggal
24 Maret 1923.
Karena kegiatan politiknya pada zaman penjajahan Belanda , Soekarno dipenjara di Banceuy
dan disidang di Ruang sidang Gedung Landraad ( tempat mengadili )
Gedung tersebut yang sekarang bernama Gedung Indonesia Menggugat terletak di Jalan
Perintis Kemerdekaan Nomor 5,dibangun pada tahun 1917.
Setelah vonis dijatuhkan, Bung Karno dan teman-temannya dipindahkan ke penjara
Sukamiskin.
Bekas Gedung Landraad tersebut pada tahun 1947-1949 pernah digunakan sebagai
Markas Palang Merah Indonesia (PMI). Atas usul mantan Gubernur Jawa Barat Letjen (Pur)
Dr. (Hon) Mashudi . Gedung tersebut dipugar dan kemudian dinamakan Gedung "Indonesia
Menggugat". Renovasi gedung tersebut dilakukan oleh Bandung Heritage pada tahun
2004.

Gereja Bethel ( Protestan )


Gereja Protstan pertama di Bandung terletak di Jln. Wastukencana .
Para Pendeta dari Belanda mulai ditempatkan di Bandung thn 1885 . Sejak itu orang Belanda
semakin banyak berdatangan untuk beribadat . Melihat kenyataan ini Pendeta J.A Tijdeman
mengusulkan untuk membangun rumah ibadah .Maka dibangunlah rumah ibadah sederhan
selesai pada 11 April 1897 dan dapat dipergunakan . Seiring berjalan waktu jemaat orang
Belanda semakin meningkat sehingga bangunan yang masih sederhana tersebut tidak
mampu menampung lagi . Dimulailah pembangunan Gereja baru diatas tanah seluas 3.278
meter persegi dengan diawali merobohkan bangunan Gereja lama pada tanggal 20 Mei 1924
, peletakan batu pertama gereja baru awal Juli 1924 selesai bulan Februari 1925 dan
diresmikan tgl 1 Maret 1925 bertepatan dengan Minggu Advent pertama .

Wuryanti
7

Atas keputusan Dewan Gereja maka gedung baru ini diberi nama ‘’ De Niewe Kerk “.
Sesudah Indonesia merdeka terjadi pengambil alihan asset bangsa asing . Maka tahun 1964
melalui sidang paripurna majelis jemaat , namanya dirobah menjadi Gereja Protestan di
Indonesia Bagian Barat ( GPIB ) “BETHEL “ yang berrti Rumah Tuhan atau Pintu Gerbang
Surga .

Gereja Katedral St.Petrus .( Katolik )


Gereja Katolik pertama di Bandung terletak di jln. Merdeka.
Ketika jalur Kereta Api Batavia – Bandung dibuka tahun 1884 pelayanan umat di Bandung
mulai dipersiapkan . Maka dibangunlah Gereja Katolik pertama dengan ukuran hanya 8 x 21
meter . Gereja ini diberi nama St.Franciscus Regis dan diberkati oleh Mgr.W.Staal pada
tanggal 16 Juni 1895 .
Jemaat bertambah banyak saat itu umat Katolik di Bandung telah mencapai 1800 orang .
Maka Gereja St.Fransiscus diperluas dengan arsiteknya Ir.C.P Wolff Schoemaker .
Pembangunannya sepanjang tahun 1921 .,setelah selesai Gereja itu diberkati oleh
Mgr.Luypen pada tanggal 19 Februari 1922

Balai Kota Bandung


Terletak di Jl.Wastukencana No.2 . Awalnya sebagai Gudang Kopi ( Koffie Pakhuis ) dan
tempat pengepakan kopi milik Andries de Wilde seorang Tuan tanah pertama di Priangan
dan Asisten Residen di Bandung.
Seiring berjalannya waktu sang pemilik menyerahkannya kepada Pemerintah Hindia Belanda
. Pada tahun 1927 bangunan tersebut di rekonstruksi dan dirancang oleh Arsitek EH de Roo
dengan bentuk memanjang menghadap ke Jalan Aceh lalu dialih fungsikan menjadi Balai Kota
( Gemeente Huis ) . Tahun 1935 kawasannya diperluas dengan membamgun gedung baru
dengan atap yang datar . Karena itu gedung ini disebut juga sebagai Gedung Papak .
Menghadap ke Pieter Sijthoffpark ( Taman Balai Kota ) .
Taman ini taman tertua yang dibangun tahun 1885 untuk mengenang Asisten Residen
Priangan Pieter S Sijthoffpark . Setelah Indonesia Merdeka sampai sekarang tetap berfungsi
sebagai Balai Kota begitu pula Tamannya tetap dipertahankan .

Bank Indonesia
Bank Indonesia yang terletak di Jln. Braga merupakan peninggalan zaman Belanda , karena
itu Gedung ini merupakan Gedung Cagar Budaya dan Memorabilia
Awalnya gedung ini adalah Kantor Cabang De Javasche Bank ( DJB ) ke 15 .
Dibangun oleh Pemerintahan Hindia Belanda sebagai tindakan Antisipasi meluasnya
dampak Perang Boer ( 1899 – 1902 ) di Afrika Selatan .
Gedung ini sekarang dipergunakan sebagai Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VI (
Jawa Barat dan Banten ) .

Gedung Pakuan
Bandung dijadikan ibukota keresidenan Priangan, pada masa pemerintahan Bupati R.A
Wiranata Kusumah IV tepatnya 7 Agustus 1864 menggantikan Kota Cianjur yang rusak berat
akibat meletusnya Gunung Gede . Saat itu Residenan Van der Moore pindah boyongan dari
Cianjur ke Bandung dan menempati Gedung Pakuan tersebut .

Wuryanti
8

Bangunan yang terletak di ujung utara jalan Otto Iskandar Dinata dahulu tempat tinggal
Residen Van der Moore.Bangunan dengan gaya arsitektur Indische empirestijl dikerjakan
selama tiga tahun, tahun 1864-1866 . Gedung ini menempati lahan yang sangat luas,
halaman depannya merupakan taman yang tertata apik . Setelah kemerdekaan, bangunan itu
dijadikan tempat kediaman resmi Gubernur Jawa Barat dinamakan Gedung Pakuan
.

Pabrik Kina
Cikal bakal penemuan Kina sebagai obat Malaria .Kisah ini berasal dari suatu daerah di
Amerika latin bernama Peru . Ada seorang bangsawan keluarga ini dikaruniai satu-satunya
anak gadis yang cantik bernama Comtessa Del Cinchon.
Pada suatu hari , gadis cantik itu menderita sakit, suhu badannya meninggi, namun ia
menggigil kedinginan, sesekali ia mengigau tanpa di ketahui penyebabnya .Kedua orang
tuanya memanggil dukun, mereka menyatakan, Cinchon mengalami gangguan roh jahat .
Dalam keadaan yang sudah kritis itu, didatangkan seorang dukun yang berasal dari suku
Indian, selain dibacakan mantra-mantra, ia memberi minuman dari kulit pohon.
Ternyata Cinchon berhasil di sembuhkan berkat kulit pohon tersebut yang di rebus menjadi
minuman yang sangat pahit . Karena khasiatnya itu, pohon yang kulitnya digunakan
mengobati penyakit demam tersebut kemudian dinamaka Cinchona .
Sejak itu tepatnya Tahun 1678 kina menjadi obat yang sangat penting .
Pada tahun 1852, bibit pohon kina tersebut dibawa ke pulau Jawa, namun karena lama di
perjalanan, bibit tersebut tiba dalam keadaan sudah layu .Seorang hortalanus (pengawas)
kebun raya bernama Teysman berhasil mengambil steknya dan akhirnya berhasil tumbuh.
Tanaman kina yang pertama di pulau Jawa yang berasal dari kiriman kebun percobaan
di Leiden, negeri Belanda merupakan Pohon Kina pertama yang tumbuh diluar Amerika
Latin ..
Setelah melakukan beberapa kali uji coba, kina bisa tumbuh baik di dataran tinggi Bandung
sehingga kemudian didirikan pabriknya di Bandung tahun 1896 . dengan nama
"bandoengsche kinine fabriek N.V" . Pabrik tersebut bertugas mengolah kulit kina yang di
datangkan dari daerah pusat produksi di Pangalengan dan Lembang . Pabrik kina merupakan
salah satu industri paling tua di kota Bandung .
Pabrik ini sekaligus menjadi tonggak nama dataran tinggi Bandung mencuat di dunia
internasional karena sebagai pemasok kina paling besar di dunia bahkan mencapai 80 %
pasokan Dunia saat itu dari "bandoengsche kinine fabriek N.V".
Tahun 1971 namanya diganti menjadi PT (Persero) kimia Farma .

Villa Isolla
Bangunan ini terletak di Jl.Setia Budi , dahulu milik D.W. Barelty, pendiri Kantor Berita Aneta
(Algemeen Nieuws en Telegrammen Agentschap) merupakan tempat peristirahatan yang
dipersembahkan untuk istrinya yang cantik.
Villa Isola bentuknya mirip sebuah kapal laut yang sedang berlayar hasil karya dari Prof. C.P.
Wolf Schoemaker menonjolkan gaya Art Deco.
Pembangunannya sangat cepat dimulai bulan Oktober 1932 selesai bulan Maret 1933
Dilengkapi dengan furniture yang didatangkan dari Prancis, lampu lampunya didatangkan
dari Venesia.
Gedung ini sekarang menjadi bagian dari Universitas Pendidikan Indonesia ( UPI ) .

Wuryanti
9

Masjid Raya Cipaganti,


Masjid itu sekaligus merupakan bangunan ibadah umat Islam yang di bangun di tengah
masyarakat Eropa dibangun 7 Februari tahun 1933 diresmikan 27 Januari 1934 oleh
Bupati Bandung Raden Hassan Soemadipradja . Perancangnya Charles Prosper Wolff
Schoemaker seorang arsitek Belanda . Beliau sebagai perancang Hotel Preanger dan Villa
Isola . Walaupun sudah mengalami renovasi akan tetapi bentuknya tidak berobah dan
atapnyapun tetap sirap karena merupakan Bangunan cagar Budaya .

Gedung Sate
Gedung Sate yang terletak di Jalan Diponegoro 22 , sejak tahun 1980 dijadikan Pusat
Pemerintan Daerah Provinsi Jawa Barat ( Gubernuran ) .
Bangunan ini memiliki lima lantai. Tiga lantai pertama dijadikan ruang kerja dan aktivitas
lainnya di lingkungan Pemda Jabar .Sedangkan Ruang Kerja Gubernur dan Wakilnya ada di
lantai 2 .
Tahun 1998 dipasang lift ke lantai 4 untuk memudahkan tamu resmi yang berkunjung. Untuk
ke lantai lima bisa dicapai dengan tangga khusus. Ruang lantai ini dilengkapi dengan teras
tempat minum kopi atau teh, seraya menikmati pemandangan Gunung Tangkuban Perahu .
Sayang kesempatan itu tidak terbuka untuk umum .
Pembangunan Gedung Sate berkaitan dengan rencana Pemerintaan Hindia Belanda
pada rezim Gubernur J.P Van Limburg Sitrum untuk memindahkan Ibu Kota Hindia
Belanda dari Batavia ( Jakarta) ke Bandung .
Gedung yang merupakan Landmark kota Bandung ini karya perancang J.Gerber, yang
berusaha memadukan konstruksi barat dengan gaya arsitektur local ( Indo Eropa ) . Bentuk
atapnya tiga susun, mengingatkan kita pada bangunan Meru atau Pagoda . Bagian depan
yang merupakan pintu gerbang utama, dihias ornamen yang terpengaruh gaya Thailand .
.Peletakan batu pertama gedung tersebut dilakukan pada tanggal 27 Juli 1920 oleh Johanna
Catherina Coops, putri sulung Bertus Coops, Burgemester Gemente Bandung
( Wali Kota ) yang pertama. Pengerjaannya memakan waktu selama 4 tahun tuntas pada
bulan September 1924 , melibatkan ribuan tenaga kerja kasar dan para pemahat ahli yang
secara khusus didatangkan dari China .
Mengapa disebut Gedung Sate ? ada beberapa fersi salah satunya yang paling populer di
bagian atap ada ornamen menyerupai sate terdiri dari 6 keping yang melambangkan biaya
pembangunannya menghabiskan dana 6 Juta Gulden .Tentang Ornamen tersebut ada
beberapa pendapat ada yang meyebutnya Jambu Air , Teratai ada juga yang berpendapat
Melati .
Bentuk kawasan Gedung Sate empat persegi panjang, membentang dari selatan ke utara
dengan sumbu lurus mengarah ke Gunung Tangkubanperahu..Dibangun diatas lahan
27.990.8599 M persegi , Luas Bangunan 10.887.734 M persegi .
Berdasarkan konsep awalnya, tinggi bangunan disekitar Gedung Sate tidak boleh lebih dari
dua Iantai.
Di lahan tersebut, pada kenyataannya hanya bisa diselesaikan dua bangunan gedung yaitu :
gedung Departement Verker en Gementewerken (DVG) ( sekarang PU ) dan gedung
Hoofdbureu Post Telegraf en Telefoon (PTT) . Pembangunan gedung-gedung lainnya
terbengkalai karena resesi dan korupsi.
Bangunan gedung Hoofdbureu Post Telegraf enTelefoon kini dijadikan Kantor Pusat PT
(Persero) Pos Indonesia yang semula di Weltevreden (Gambir Jakarta ) .
Tahun 1924, pimpinan Hoofdbureu Post Telegraf en Telefon mulai menempati bangunan
baru yang terletak di sayap kanan.

Wuryanti
10

Batu apakah yang ada di bagian depan Gedung Sate ?


Tanggal 3 Desember 1945 terjadi tragedi serangan pasukan Gurka. Tercatat 21 pemuda
PU yang melawan untuk mempertahankan Gedung Sate . Akan tetapi 7 orang dinyatakan
hilang yaitu Didi Hardianto Kamarga , Mochtaruddin , Soehodo , Rio Soesilo , Soebengat ,
Ranoe dan Soejono . Bulan Agustus 1952 saat taman gedung Sate akan direnovasi ,
dibawah batu besar ditemukan 3 Jenazah dari 7 Pahlawan tersebut . Untuk mengenang
ketujuh pemuda tersebut , dibuatlah Tugu Batu dengan menuliskan 3 nama jenazah yang
ditemukan tersebut dan diletakan dibelakang Gedung Sate . Tanggal 3 Desemer 1970 atas
perintah Mentri PU saat itu , Batu tersebut dipindahkan ke depan Gedung Sate dan sampai
sekarang masih terletak disitu .

Gedung Kolokdam
Bangunan induk Kolokdam bagian depan mencerminkan seni gaya arsitektur art deco hasil
rancangan kakak beradik arsitek kondang R.L.A. Schoemaker dan C.P. Wolff Schoemaker
, terletak di Menadostraat (kini Jalan Aceh) berseberangan dengan lapang Nederlan Indie
Athletiek/NIAU (kini lapang Saparua).
Gedung ini sejak tahun 1920 tempat diselenggarakan bursa dagang tahunan paling akbar
pasar malam tahunan ini diberi nama Jaarbeurs de Bandung . Maka Gedung ini dikenal
juga sebagai Gedung Jaarbeurs .
Setiap bulan Juni - Juli momen yang merupakan saat paling dinanti masyarakat Bandung
tempo doeloe. Apalagi untuk orang muda dan mereka yang berjiwa muda.
Jaarbeurs banyak dikunjungi para wisatawan dan pengusaha dari Nusantara dan
mancanegara, sehingga hotel-hotel dan villa ikut kecipratan rejeki.
Basoeki Abdulah turut memamerkan Lukisannya di ajang Pasar malam itu tahun 1933.
Suatu prestasi anak bangsa yang patut diacungi jempol berani tampil di lingkungan karya-
karya Orang Belanda .
Kegiatan di kompleks itu terhenti setelah Kekuasaan Belanda terhadap Nusantara beralih ke
tangan Jepang.
Sekarang Komplek bangunan dan Paviliunnya dipergunakan sebagai Markas Komando
Pendidikan dan Pelatihan Komando Daerah Militer III/ Siliwangi .

Rumah Sakit St. Borromeus


Keberadaan Rumah Sakit St. Borromeus yang terletak di jalan Ir.Haji Juanda ( Dago ) 80
diawali dengan kedatangan 6 Biarawati dari Prancis ke Bandung pada tahun 1921 . Mereka
bekerja keras merintis berdirinya sebuah Rumah Sakit Katolik di Bandung . Maka terwujudlah
Rumah Sakit Katolik pertama dan tertua di Kota Bandung bekas Klinik bernama Insulinde
milik dr.Merz .
Rumah Sakit Boromeus resmi beroprasi 18 September 1921.

Gedung merdeka,
Gedung ini dibawah 2 pemerintahan yaitu Pemda Provinsi Jawa Barat dan Kementrian
Luar Negri . Area ini seluas 7.500 meter persegi , dirancang oleh Arsitek Van Galen Last
dan CP Wolff Schoemaker thn 1926 . Awalnya tempat berkumpul dan nongkrong sosialita
orang-orang Belanda dan Eropa lainnya yang bergabung dengan Societeit Concordia
( Sosialita pada masa itu ). Maka saat itu namanya Gedung Societet Concordia .
Pada masa pendudukan Jepang berubah nama menjadi Dai Toa Kaman . Fungsinyapun
berubah menjadi Pusat Kebudayaan dan tempat pertemuan .

Wuryanti
11

Sebelum Konferensi Asia Afrika berlangsung ketika Presiden Soekarno melakukan


pemeriksaan persiapan terakhir pada tanggal 17 April 1955 beliau mengganti nama Gedung
Societeit Concordia menjadi Gedung Merdeka dan Gedung Dana Pensiun menjadi Gedung
Dwiwarna
Seluruh kegiatan KAA diselenggarakan di dua gedung tersebut. pada tanggal 18 – 24 April
1955 diikuti oleh 29 Negara Asia dan Afrika .
Diawali dengan keterangan pemerintah Indonesia tentang politik luar negerinya yang
disampaikan Perdana Menteri Mr. Ali Sastro-. Amidjojo di depan Parlemen pada tanggal 25
Agustus 1953. Ketika itu ia mengemukakan keinginan pemerintah mempererat kerja sama
diantara negara-negara Asia-Afrika.
Konferensi tersebut diikuti sekitar 600 peserta yang berasal dari 29 negara yang hadir, mereka
ditempatkan di Hotel Savoy Homann, Hotel Preanger dan 12 hotel lainnya
Bangunan gedung merdeka terdiri dari 2 bagian , sayap kiri dan sayap kanan .Bangunan
sayap kanan di tempati Pusat Studi Asia-Afrika dan negara-negara yang berkembang
yang diresmikan tanggal 27 April 1983, sedangkan bangunan sayap kiri ditempati Museum
Konferensi Asia-Afrika peresmiannya dilakukan oleh presiden Soeharto pada tanggal
24 April 1980, bertepatan dengan perayaan konferensi Asia-Afrika ke-25.
Museum Asia Afrika diprakarsai oleh Prof.Dr. Mochtar Kusumaatmadja , saat itu beliau
sebagai Mentri Luar Negri . Karena itu sayap kiri dibawah Kementrian Luar Negri
Sedangkan sayap kanan dibawah Pemerintah Provinsi Jawa Barat

Sumur Bandung
Dipercaya memiliki hubungan sejarah dengan berdirinya kota Bandung, kisahnya sebelum
menemukan tempat yang cocok dijadikan ibu kota yang baru, Bupati Raden Adipati
WiranataKusumah II dan rombongan menyusuri sungai Cikapundung lalu beristirahat di
salah satu tempat yang letaknya di sisi barat sungai tersebut . Pandangannya di arahkan ke
segala penjuru, meneliti kalau terdapat tempat yang diinginkan. Ketika beliau menancapkan
tongkatnya tiba-tiba dari lubang kecil bekas tongkat tersebut keluar air yang sangat bening.
Tepat di lokasi mata air tersebut di buatkan sumur , dinamakan sumur Bandung. .
Di atas tanah seluas 3.945 m² itu didirikan bangunan bertingkat hasil rancangan Prof C.P
Wolff Schoemaker . Setelah diresmikan pada tanggal 26 Oktober 1939, bangunan itu di
tempati N.V Gebeo,( Perusahaan Listrik Hindia-Belanda ).Bekas gedung Gebeo sampai
sekarang dijadikan kantor Perusahaan Listrik Negara ( PLN ) distribusi Jawa barat ..

Hotel Savoy Homann


Bangunan Cagar Budaya dibangun tahun 1880 arsiteknya A.F.Aalbers . Nama Hotel ini
diambil dari nama pemilik pertama yaitu A.Homann seorang warga negara Jerman .
Hotel ini pernah difungsikan sebagai Wisma Jepang ( 1942 – 1945 ) dan Wisma PMI ( 1945
– 1948 ) . Pada tahun 1949 dikembalikan kepada fungsinya semula .
Tahun 1955 saat dilaksanakan konferensi Asia Afrika Hotel ini digunakan sebagai akomodasi
delegasi . Kepala Negara yang menginap diantaranya Gamal Abdul Nasser , Chou En Lai ,
Jawaharlal Nehru , Soekarno , Sir John Kotelawala . Artis internasional yang pernah menginap
di Savoy Homan Komedian Charlie Chaplin yang ditemani bintang Hollywood Mary Picford

Hotel Grand Preanger


Terletak di Jalan Asia Afrika yang menjadi jantung kota Bandung dibangun pada saat
Bandung mulai menjadi sebuah kota pada awal abad 20.

Wuryanti
12

Di masa lalu Grand Preanger merupakan hotel yang dijadikan tempat menginap para
pengusaha perkebunan bangsa Belanda di Priangan yang di juluki Preanger Planters.Karena
itu nama Preanger bersumber dari kata Preangerplanters.
Pada akhir pekan, hotel tersebut merupakan tempat pesta kaum Priangan planters .
Ketika Konferensi Asia Afrika tahun 1955 Hotel Preangerpun dujadikan akomodasi Delegasi
Karena bangunan Hotel Preanger merupakan Cagar Budaya , maka bagian depan Hotel yang
menghadap ke Jalan Asia Afrika tidak bisa dipugar .Hotel Preanger adalah Hotel Bintang 5
tidak mungkin dengan kondisi Lobbi ala kadarnya . Karena itu Lobbi Hotel ini tidak dibagian
depan akan tetapi dipinggir menghadap ke Jalan Tamblong ..

Hotel tertua di Bandung .


Hotel Surabaya terletak di Jalan Kebon Jati 71 didirikan pada tahun 1884 .
Hotel ini sekarang menjadi Hotel Gino Feruci dibawah management Kagum Grup .
Sangat disayangkan bangunan yang penuh sejarah tersebut sebagia besar sudah dipugar
total yang tersisa sebagian kecil saja banguna yang terlletak di depan digunakan sebagai
restoran sarana hotel tersebut. Akan tetapi , tampaknya bangunan tersebut sudah tidak
terawat dan tidak berfungsi lagi .

Taman-taman di Kota Bandung

Taman-taman di Kota Bandung terbagi dalam beberapa kategori, ada yang disebut Park
(taman), Plein (pelataran berumput), Boulevard (taman di tengah ruas dua jalan yang
letaknya sejajar) Stadstuin (ruang terbuka berupa hutan kota yang merupakan areal
konservasi ) .

Jubeleum Park taman paling luas ( sekarang Kebun Binatang ) .


Dibagun tahun 1923 Taman yang terletak diantara jalan Taman Sari dengan kali
Cikapundung itu, pada awalnya direncanakan sebagai Taman Botani yang akan ditanami
jenis tanaman langka . Namun sejak 12 April 1933 sekitar 13.6 hektar lahannya dijadikan
Bandoengsche Zoologicak Park (BZP) pendirinya W.H.Hoogland , Kepala Bank Dennis
( sekarang Bank Jabar ) . Ketika tahun 1942 terjadi kependudukan Jepang banyak Orang
Belanda yang dipenjarakan dan pulang ke Belanda termasuk Hoogland pulang ke Belanda .
Pada tahun 1956 Hoogland kembali lagi ke Bandung . Karena Hoogland prihatin melihat
kondisi Bandoengsche Zoologicak Park (BZP) tidak terurus , maka beliau membuat
beberapa poin kesepakatan dengan R. "Emma Brata Koesoema seorang pribumi.
Tahun 1956, Bandoengsche Zoologicak Park ( B.Z.P ) menjadi Kebun Binatang
Bandung
Bedasarkan kesepakatan itu, pada tanggal 22 februari 1957, R. "Emma Brata Koesoema
mendirikan yayasan Margasatwa Taman Sari atau Bandung Zoological Garden, yayasan
tersebut menerima hibah berupa sisa kekayaan BZP berupa hak pakai tanah seluas 16 hektar
berserta isinya . Akhir Tahun 1957 W.H.Hoogland kembali ke Belanda .
R, Emma bratakoesoema yang dilahirkan di Ciamis, 12 Agustus 1901, meninggal pada
tanggal 1 Agustus 1984 . Selanjutnya Kebun Binatang dikelola oleh ahli warisnya .

Wuryanti
13

Pieterpark
Taman tertua di Bandung didirikan tahun 1855 untuk mengenang jasa Asisten Residen
Pieter Sijthoff pada kota Bandung . Taman hasil rancangan ahli botani Dr.R Treuser itu
dibatasi tiga ruas jalan sehingga membentuk seperti huruf "U", masing-masing Jalan
Merdeka,Jalan Perintis Kemerdekaan, dan Jalan Wastukencana
Zaman dulu , taman itu sering disebut Kebon Raja karena di seberangnya terdapat bangunan
sekolah yang dinamakan Sakola Raja atau Kweekschool . Pieterpark pada tahun 1950 diganti
namanya menjadi Taman Merdeka .

Taman Ganesha
Terletak di sebelah barat Masjid Salman, diapit jalan Ganesha,.Taman itu sebelumnya
bernama Ijzermanpark , sebagai bentuk penghargaan pada Dr.Ir.J.W. Ijzerman, seorang
pegawai staarts spoorwegen ( PT KAI ) atas jasa-jasanya mendirikan Technical
Hoogeschool (TH), kini Institut Teknologi Bandung (ITB).
Berdekatan dengan teras taman ada "Monumen Ganesha 10" karya Drs.Kuswa Budiono
Diresmikan 3 Juli 1995 .

Molukenpark atau Taman Maluku


Dibangun tahun 1919, dikelilingi jalan Aceh, jalan seram, jalan Ambon, dan jalan Saparua.
Di pojok taman yang terletak pada sudut pertigaan jalan Ambon dan jalan seram, terdapat
patung perunggu Pastor Henricus Christian Verbraak dibangun Tanggal 27 Januari
1922 .
Beliau pernah bertugas di Padang tahun 1872 lalu bertugas di Aceh tahun 1874 -1907 .
Setelah pensiun tahun 1907 beliau menetap di Magelang sampai akhir hayatnya .
Beliau belum pernah mengunjungi kota Bandung , akan tetapi Patung nya dibangun di
Bandung . Untuk mengenang kebaikannya , sebuah lembaga di Bandung bernama The Dutch
East Indian Army mengumpulkan dana untuk pembuatan Patung Pastor HC Verbraak Patung
beliau pernah ada di Aceh akan tetapi telah dimusnahkan

Lapangan Tegallega
Luasnya sekitar 17 hektar, pada zaman penjajahan Belanda dikenal sebagai tempat pacuan
kuda terbesar di Hindia Belanda . namanya Tegallega Raceterrein
Tahun 1970an tempat pacuan kuda tersebut dipindahkan ke Arcamanik di atas tanah bekas
tempat pacuan kuda tersebut dibangun kolam renang Tegallega .
Keistimewaan Lapangan Tegallega ,menjadi paru – paru Kota karena sebagian besar
lapangan ditanami dengan 25 jenis pohon yang berasal dari negara Asia dan Afrika . 7 Jenis
pohon dari Afrika dan 18 pohon dari Asia keseluruhannya kurang lebih ada 120 pohon .
Pohon-pohon tersebut yang dari Afrika diantaranya Pohon Mahoni ( Swetania Mahagoni ) ,
Pohon Matoa ( Pametia Penata ) , Asem Karanji ( Pitchelobium Dulces ) dan yang berasal
dari Asia Pohon Kayu Manis ( Cinnamon Ineus ) , Kiara Payung , Kenari , Flamboyan dan
yang terbanyak ditanam Pohon Bintaro .
Sebagaian pohon ditanam pada saat puncak peringatan konferensi Asia-Afrika ke-50,
24 April 2005 , Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan sekjen PBB Kofi Annan menanam
Pohon Bintaro simbolik penanaman "Pohon Perdamaian Asia-Afrika” .
Di setiap pohon tertulis nama Perdana Mentri / perwakilan Negara yang menanamnya .
Masyarakat setempat mempercayai Buah dari pohon Bintaro sebagai pengusir tikus dan
terbukti di Tegalega saat ini tidak ada Tikus

Wuryanti
14

Bandung sebagai "Kota Pendidikan"


Hollandsch Inlandsche Kweekschool (HIK).
Gagasan K.F. Holle, pengusaha perkebunan teh di Garut untuk mendirikan sekolah yang
bertujuan memenuhi kebutuhan tenaga guru untuk golongan pribumi .
Maka didirikan Hollandsch Inlandsche Kweekschool (HIK). Pembangunannya dilakukan
pada tahun 1864 dan selesai tahun 1866. Bangunannya dengan gaya arsitektur Indische
Empirestil.diresmikan tanggal 23 Maret 1866.
Bekas bangunan sekolah tersebut kini dijadikan Markas Kepolisian Wilayah Kota Besar
(Polwiltabes) Bandung terletak di Jalan Merdeka.
Untuk tempat praktik mengajar pada siswa HIK, di sebelah gedung tensebut didirikan gedung
Logoreschool. Sekolah tersebut kini jadi Sekolah Dasar (SD) Banjarsari.

Sekolah Rakyat St. Ursula


Pada tanggal 2 Juli 1906 dibuka Sekolah Rakya / SR ( SD ) St. Ursula dengan 125 siswa.
Setelah itu, sepanjang tahun 1924 - 1931, sekolah - sekolah yang diselenggrakan oleh misi
Katholik makin banyak . Bangunan Sekolah ini sekarang menjadi Santa Angela .
Tanggal 1 Juli 1924 dibangun Sekolah Katholik untuk putra dengan nama St. Berchman
yang letaknya bersebelahan dengan Gereja St. Petrus. Sekolah ini yang sekarang
dipergunakan SMKN 01 .

Sakola Istri
Raden Dewi Sartika. Wanita Sunda berdarah menak itu, dengan tekad dan semangatnya
memajukan kaum wanita bumi putra, mendirikan Sakola Istri yang diresmikan pada tanggal
16 Januari 1904 menempati Paseban Kulon Pendopo Kabupaten Bandung . Satu tahun
kemudian tahun 1905 Dewi Sartika membagun Gedung Sekolahnya / Sakola Istri di jalan
Kautamaan Istri no 12 yang sekarang digunakan SD dan SMP Dewi Sartika .
Saat pertama dibuka, sudah menampung sekitar 60 siswi. Mereka bukan hanya diajarkan tulis
- menulis, tetapi juga mempelajari berbagai keterampilan yang di
butuhkan oleh seorang wanita.
Raden Dewi Sartika meninggal dalam pengungsian di Cineam, Tasikmalaya pada tanggal
11 September 1947.
Pada tanggal 1 Desember 1966, Raden Dewi Sartika dianugerahi gelar Pahlawan
Nasional oleh pemerintah RI.

Institut Teknologi Bandung (ITB).


Puncak sejarah pendidikan Kota Bandung ditandai dengan berdirinya lembaga pendidikan
tinggi teknik Technische Hogeschool yang kini menjadi Institut Teknologi Bandung (ITB).
Wali Kota Bandung B. Coops dengan sigap menyatakan kesiapan menyediakan Lahan
seluas 30 hektar, lokasi itu kini dijadikan kampus ITB.
Technische Hogeschool Bandung diresmikan Gubernur Jenderal Jr. Mr. J.P. Gaaf van
Limburg pada tanggal 3 Juli 1920. Bangunannya hasil rancangan arsitek Ir. Maclaine
Pont .Technische Hogeschool Bandung mengawali kegiatannya dengan membuka satu

Wuryanti
15

jurusan, yaitu Jurusan Sipil. Setelah empat tahun, diselenggarakan wisuda pertama pada
tanggal 1 Juli 1924. dari12 insinyur yang dihasilkan, seorang di antaranya wanita.
Barulah pada wisuda ketiga yang diselenggarakan tanggal 3 Juli 1926, Technische
Hogeschool Bandung mewisuda empat insinyur Indonesia. Salah seorang di antaranya Ir.
Soekarno

Bandoengsche Blinden Institut


Louis Braille orang Perancis penemu huruf Braille . ketika berumur 3 tahun matanya
tertusuk alat tajam di toko ayahnya. Dua tahun kemudian ketika berumur 5 tahun beliau
mengalami kebutaan total . Braille meninggal tahun 1852. Walaupun beliau telah wafat api
semangatnya menjadi inspirasi Dr. C.H.A. Westhoff, seorang dokter ahli mata yang tahun
1901 bertugas di Bandung. Berkat usaha Westhoff yang gigih, pada tanggal 26 April 1901
diresmikan usaha penyantunan tunanetra yang pertama. Selain Dr. C.H.A. Westhoff sebagai
motor penggeraknya dibantu oleh Dr. W. van Lingen, Residen Priangan E. Th. Benthem Van
den Berg, dan tidak Ketinggalan Bupati Sumedang R.A.A. Soeria Atmadja.
Sejak 16 September 1901 dibuka Bandoengsche Blinden Institut di bawah pimpinan I.W
Van der Zanden. Tempat kegiatannya mula-mula di Tjitjendoweg (Jalan Cicendo ) pertama
hanya ada dua orang murid yang semuanya anak orang Belanda . Seiring berjalan waktu
muridnya semakin banyak . Maka pindah ke tempat yang lebih besar kini dijadikan Panti
Sosial Bina Netra (PSBN) Wyata Guna di Jalan Paiajaran 52. Peresmiannya dilakukan oleh
Residen G.JA.F. Oosthout sebagai ketua kehormatan perkumpulan tersebut pada tanggal
24 Juli 1903 .
Bangunan baru itu kemudian diserahkan kepada Ketua Perkumpulan Dr. C.H.A. Westhoff.
Sejak itu muridnya semakin banyak .Mereka juga diberi pelajaran seni suara, baik menyanyi,
maupun memainkan alat-alat musik seperti piano dan biola.
Tahun 1912, Dr. C.H.A. Westhoff meninggal dalam perjalanan laut. Namun, sebelum
menghembuskan napasnya yang terakhir, ia sempat berwasiat agar jenazahnya dimakamkan
di Bandung. Westhoff dimakamkan di kerkhoff yang terletak di seberang Blinden Institut yang
dibangunnya.

Museum – museum di Bandung


Museum Geologi
Museum Geolgi yang terletak di Jl. Diponegoro No.57 dibangun atas inisiatif dari Dienst van
den Mijnbouw ( Dinas Pertambangan ) pada masa Hindia Belanda dirancang dengan
arsitektur bergaya Art Deco perancangnya seorang arsitek orang Belanda Ir.H.Menalda van
Schouwenburg. Pertama kali diresmikan pada tanggal 16 Mei 1929 bersamaan dengan
pembukaan Kongres Ilmu Pengetahuan Pasifik yang ke-4
Museum yang memiliki sekitar 250.000 koleksi batuan dan mineral, sekitar 60.000 koleksi fosil
dan lainnya, merupakan satu-satunya Museum Geologi di Indonesia dan merupakan
Museum Geologi terbesar di Asia Tenggara.
Di antara koleksinya terdapat fosil kura-kura purba raksasa (Geochelone atlas) yang
ditemukan di Bumiayu (Jateng), gajah purba berkepala trigonal (Stegodon trigonocephalus)

Wuryanti
16

ditemukan di Jatim, kerbau purba (Bubalus Palaekerabau) dan kuda nil purba (Hippopotamus
simplex) vang ditemukan di Jateng.
Karena kebutuhan menyimpan dan memamerkan koleksi contoh mineral, batuan dan lainnya
menuntut ruang khusus, maka tahun 1928 dimulai pembangunan gedung baru. Bangunan
baru tersebut dinamakan Gedung Geologische Laboratorium atau Geologische Museum
Pada zaman pendudukan Jepang, namanya berubah menjadi Kogyoo Zimusho, namun
sejak tahun 1943, namanya berubah lagi menjadi Chisitsu Chosajo (Jawatan
Pertambangan dan Geologi).
Museum Geologi mengalami renovasi atas bantuan Pemerintah Jepang ( JICA ) pada tahun
1998 , diresmikan oleh Wakil Presiden Indonesia Ibu Megawati Soekarno Putri pada 23
Agustus 2000.

Museum Pos
Menempati sayap kanan bawah Gedung Kantor Pusat PT Pos Indonesia di Jalan Cilaki 73.
Museum Pos dibuka pada tahun 1933 dengan nama Museum Pos, Telegraf dan Telepon
(PTT)
Sejak 18 Desember 1980, koleksinya berusaha dilengkapi . Tiga tahun kemudian, museum
tersebut berubah nama menjadi Museum Pos dan Giro diresmikan oleh Menparpostel pada
tanggal 27 September 1983, bertepatan dengan Hari Bhakti Postel ke-30.

Museum Negeri Provinsi Jawa Barat "Sri Baduga"


Museum ini sudah ada sejak tahun 1974, namun baru diresmikan pada tanggal 5 Juni 1980.
Seiak tanggal 1 April 1990, di belakang nama museum tersebut ditambah "Sri Baduga".
Nama tersebut diambil dari nama salah seorang Raja Pajajaran yang memerintah tahun
1482-1521 M
Museum ini lebih menekankan nilai etnografi, maka dari sekitar 6.000 koleksinya
menampilkan kehidupan masyarakat Jawa Barat dengan budayanya.
Tema tersebut dibagi dalam 10 klasifikasi, namun satu di antaranya, koleksi geologika/
geografika belum terpenuhi. Sembilan koleksi lainnya masing-masing koleksi biologika,
koleksi etno-pratika, koleksi arkeologika, koleksi historika, koleksi Numismatika dan heraldika,
koleksi filologika, koleksi keramologika, koleksi seni rupa dan koleksi teknologika.

Museum Konferensi Asia-Afrika (KAA)


Menempati sayap kiri Gedung Merdeka yang terletak di pojok pertigaan Jalan Asia-Afrika
dengan Jalan Braga. Museum ini diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 24
April 1980, pada puncak peringatan KAA ke-25. Sebagai museum sejarah politik, museum
itu memiliki berbagai koleksi yang ada hubungannya dengan KAA. Ide dasar pembangunan
museum tersebut dicetuskan Menlu Prof.Dr. Mochtar Kusumaatmadja, S.H., L.L.M dalam
rapat Panitia Peringatan KAA ke- 25. Gagasan tersebut kemudian direalisir Dirjen Protokol
dan Konsuler Deplu, Joop Ave selaku Ketua Harian Peringatan KAA ke- 25 dengan kerja
sama Departemen Penerangan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Pemda Jawa
Barat dan Universitas Padjadjaran (Unpad). Maka dari itu Museum KAA dibawah Kementrian
Luar Negri . Sedangkan Gedung Konfrensinya dibawah PEMDA JABAR .

Wuryanti
17

Museum Mandala Wangsit Siliwangi


Gedung ini dibangun secara bertahap pada Era Colonial Belanda antara tahun 1910 – 1915
sebagai tempat tinggal Perwira Belanda . Setelah Jepang menduduki Indonesia tahun 1942
tempat ini dijadikan markas tentara Jepang .
Museum ini diresmikan oleh Panglima Divisi Siliwangi Kolonel Ibrahim Aji pada tanggal 23
Mei 1966 . Arti dari Mandala Wangsit : tempat untuk menyimpan amanat , petuah dari
pejuang masa lalu kepada Generasi penerus melalui benda-benda yang ditinggalkan .
Gedung ini memiliki sebelas ruang koleksi setiap ruang berisi koleksi peninggalan sejarah
yang disusun berdasarkan kronologi masa Perang Kemerdekaan.

Jalan Layang Pasupati

Pasupati singkatan dari Pasteur – Surapati . Secara historis rencana pembuatan jembatan
ini sudah ada dalam perencanaan pada tahun 1920an yang dirancang oleh Ir. Karsten.
Sampai tahun 1931an . Rencana itu masih tetap menjadi obsesi sebagaimana program
Autostrada yang menghubungkan Jalan Pasteur dengan Jalan Ir. H. Djuanda (Dago).
Jalan layang Pasupati merupakan jalan layang anti gempa pertama di Indonesia mulai
dibangun pada tahun 1998 dengan dana pinjaman dari Negara Kuwait . Karena situasi politik
di Negara Timur Tengah penuh konflik , maka pinjaman dari Kuwait dihentikan .
Tahun 1923 setelah ada pencairan dana tahap 2 pembangunan dimulai lagi . Berhubung
pembangunan ini untuk persiapan menghadapi 50 Tahun Konferensi Asia Afrika , maka ada
bantuan APBN . Sangat disayangkan target dapat dipergunakan untuk peserta Peringatan
Konferensi Asia Afrika ke 50 bulan April 2005 tidak tercapai ( gagal ) .
Jembatan ini diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 12 Juli 2005
3 bulan setelah Perayaan 50 tahun konferensei Asia Afrika
Jembatan ini dibangun dengan memanfaatkan teknologi peredam gempa. Perangkatnya
yang disebut lock up device (LUD) dibuat di Perancis, kesemuanya berjumlah 76 buah.
Karet peredam gempa harus diganti setiap sepuluh tahun sekali. Sedangkan kabel jembatan
harus diganti setiap 15 tahun sekali. Sayang, selama ini, karet dan kabel tersebut belum bisa
diproduksi di dalam negeri.
Jalan sepanjang 2,5 kilometer itu, secara keseluruhan menggunakan 663 unit segmen
yang ditopang 48 tiang. Tiap segmen beratnya mulai 80 ton hingga 140 ton.
Keistimewaan jalan layang ini dilengkapi jembatan cable stayed sepanjang 161 meter.
Cable stayed merupakan jembatan tanpa kaki. Kekuatan Jembatan tersebut ditopang oleh
19 kabel baja yang terdiri dari I0 Kabel di sebelah barat dan 9 kabel lainnya di sebelah timur.
Setiap kabel berisi 91 utas kabel kecil.
Rentangan kabel tersebut dihubungkan dengan menara jembatan setinggi 37,5 meter.
Jalan Layang Pasupati sejak 1 Maret 1922 resmi berganti nama menjadi Jalan Prof Mochtar
Kusumaatmadja

Wuryanti
18

Gunung Tangkuban perahu


Gunung ini merupakan salah satu Gunung Api yang masih aktif di Jawa Barat merupakan
Taman Wisata Alam (TWA) dengan luas sekitar 370 ha. Secara administratif, gunung tersebut
berada di dua wilayah administrasi pemerintahan, yakni Kabupaten Bandung Barat dan
Kabupaten Subang. Puncaknya yang berada pada ketinggian 2.076 meter. di atas
permukaan laut, pertama kali didaki oleh Riebeek yang sedang mencari kandungan belerang.
Karena kelelahan, beliau meninggal dalam perjalanan pulang pada tanggal 13 November
1713.
Tahun 1906, atas prakarsa Bandong Vooruit dibangun jalan ke puncak gunung tersebut.
Bentuk puncak gunung tersebut dari Bandung tampak seperti perahu terbalik. Itulah
sebabnya dinamakan Gunung Tangkubanperahu.
Gunung Tangkuban Perahu dalam sejarahnya pernah mengalami beberapa kali letusan.
Letusan pertama, terjadi di Kawah Ratu dan Kawah Domas pada 4 April 1829. Setelah
istirahat, letusan berikutanya terjadi pada tahun 1862, 1887, 1888, 1896, 1910, 1926, 1952
dan tahun 1969. Setelah mengalami istirahat panjang, Juni 2003. gunung tersebut kembali
memperlihatkan aktivitasnya .
Gunung Tangkuban Perahu mempunyai 9 Kawah yaitu : Kawah Ratu , Upas , Domas ,
Baru /Anyar ,Jurig , Badak , Jarian , Siluman , dan Pangguyangan Badak . Kawah Ratu adalah
kawah terbesar berbentuk seperti mangkuk dengan kedalaman kurang lebih 500 M .
dinamakan demikian karena konon katanya tempat di mana Dayang Sumbi membenamkan
diri ke dalam perut bumi karena tidak sudi disunting sebagai istri oleh anak kandungnya
sendiri. Ia memilih lebih baik mati daripada menodai dirinya dan menanggung karma dari
dewata.
Saking terpikatrya, dua geolog terkemuka, setelah meninggal merelakan abu jenazahnya
disebarkan ke dalam kawah Ratu, sebagaimana dibuktikan oleh Prof. H. Th. Klompe dan Prof.
George Adrian de Neve. Kedua geolog itu pernah menjadi Guru Besar Technische
Hogeschool (TH) atau Institut Teknologi Bandung (ITB) sekarang.
Prof. H. Klompe meninggal di Kualalumpur, lebih dari empat puluh tahun lalu.
Karena terpesona dan kecintaan pada Gunung Tangkubanperahu, sebelum meninggal ia
berwasiat agar kelak setelah meninggal, abu jenazahnya ditaburkan di Kawah Ratu. Tiga
puluh lima tahun setelah peristiwa pertama, peristiwa berikutnya terulang kembali tatkala abu
jenazah Prof. George Adrian de Neve ditebarkan di tempat yang sama.
"Dengan dipandu seorang pengamat gunungapi, pelan-pelan abu jenazah menuruni tebing
terjal Kawah Ratu, dipangku oleh salah seorang anaknya. Dari bibir kawah, Ny. de Neve dan
murid-murid serta kerabat almarhum yang duduk di atas kursi,
Gunung Tangkuban Perahu termasuk gunung api tipe strato yang dalam sejarahnya pernah
mengalami beberapa kali letusan.

Disusun oleh Wuryanti , khusus untuk Anggota HPI DPC Kota Bandung.

Sumber :
Buku Jendela Bandung karangan
Internet dan sumber lainnya

Wuryanti

Anda mungkin juga menyukai