Raja-raja yang memerintah menurut sumber sejarah Hikayat Raja-Raja Pasai dan Kitab Sejarah
Melayu:
Nama Sultan Tahun Keterangan
Memerintah
Sultan Malik as Saleh 1285 – 1297 M Sebelum naik tahta bernama Marah (Meurah)
Silu)
Sultan pertama sekaligus pendiri Kerajaan
Samudera Pasai
Menjalin hubungan diplomatic dengan
Kerajaan Perlak dengan menikahi putri
Kerajaan Perlak (Putri Ganggang Sari)
Sultan Muhammad Malik az 1297 – 1326 M Masa kejayaan Samudera Pasai
Zahir Memperkenalkan mata uang koin mas yang
bernama dereuham atau ceitis.
Memiliki hubungan dagang dengan
Tiongkok, Gujarat dan Benggala
Sultan Mahmud Malik az 1326 – 1345 M -
Zahir
Sultan Ahmad Malik az- 1345 – 1383 M -
Zahir
Sultan Zain al-Abidin Malik 1383 – 1405 M Kedatangan utusan dari Dinasti Ming yang
az-Zahir dipimpin oleh Laksamana Cheng Ho
Sultanah Nahrasiyah 1405 – 1412 M -
Sultan Abu Zaid Malik az- 1412 – 1455 M -
Zahir
Sultan Mahmud Malik az- 1455 – 1477 M -
Zahir II
Sultan Zain al-Abidin ibn 1477 – 1500 M -
Mahmud Malik az-Zahir II
Sultan Abd-Allah Malik az- 1500 – 1513 M -
Zahir
Sultan Zain al-Abidin III 1513 – 1521 M Sultan terakhir
Samudera Pasai mengalami keruntuhan akibat dikuasai oleh Kerajaan Aceh pada tahun 1521.
B. KERAJAAN MALAKA (Abad XV M)
Kerajaan Malaka mengalami keruntuhan karena diserang oleh bangsa Portugis (1511) yang
dipimpin oleh Alfonso de Albuquerque.
C. KERAJAAN ACEH (Abad XVI M)
Mataram, pada awalnya merupakan tanah perdikan (daerah otonom) yang diberikan Sultan
Hadiwijaya (Jaka Tingkir) kepada Ki Ageng Pamanahan karena jasanya yang telah membantu
mengalahkan Arya Penangsang.
Raja-raja Kerajaan Mataram Islam
Nama Sultan Tahun Keterangan
Memerintah
Panembahan Senopati 1586 – 1601 M Pendiri sekaligus sultan pertama Kerajaan Mataram
Islam
Mengembangkan politik ekspandi (perluasan
wilayah)
Daerah kekuasaan meliputi Demak, Madiun , Kediri,
Ponorogo, Tuban, Pasuruan
Raden Mas Jolang 1601 – 1613 M -
Sultan Agung 1613 – 1645 M Masa kejayaan Kerajaan Mataram Islam
Hanyakrakusuma Wilayah kekuasaan meliputi seluruh Jawa Tengah,
Jawa Barat (kecuali Banten dan Batavia), Jawa
Timur (kecuali Blambangan).
Menyerang kedudukan VOC di Batavia, 1628 dan
1629. Tetapi keduanya gagal, karena:
a) Jarak Mataram – Batavia terlalu jauh
b) Persenjataan VOC lebih canggih
c) VOC memiliki mata-mata yang mengetahui
seluruh persiapan pasukan Mataram
d) Gudang beras milik Mataram di Cirebon dan
Tegal dibakar VOC
e) Pasukan Mataram terkena wabah penyakit
Menyusun karya sastra yang berjudul Sastra
Gending
Menyusun kitab undang-undang Surya Alam
Menciptakan kalender Jawa-Islam
Sunan Amangkurat I 1645 – 1677 M Pengaruh VOC mulai memasuki Mataram Islam
Wilayah kekuasaan mulai berkurang karena campur
tangan VOC
Terjadi pemberontakan Trunojoyo
Pakubuwono III 1749 – 1755 M Sultan terakhir
Mataram dibagi dua oleh VOC yaitu Kesultanan
Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta
Faktor kemunduran:
a) Sepeninggal Sultan Agung, raja-raja Mataram mudah diadu domba oleh VOC
b) Daerah kekuasaan Mataram sedikit demi sedikit berkurang karena campur tangan VOC
c) Sering terjadi perebutan kekuasaan (akibat campur tangan VOC)
d) Terjadi pemberontakan Trunojoyo pada masa pemerintahan Amangkurat I
e) Terjadi pemberontakan Mas Said dan Mangkubumi pada masa pemerintahan Pakubuwono II
Keruntuhan
Pemberontakan Mas Said dan Pangeran Mangkubumi berlanjut sampai pemerintahan Pakubuwono
III. Untuk meredam pemberontakan tersebut, VOC mengundang Pangeran Mangkubumi untuk
berunding. Dicapailah kesepakatan dalam Perjanjian Giyanti, 1755 yang berisi Kerajaan Mataram
Islam di bagi 2, yaitu:
1) Mataram Timur yang merupakan Kasunanan Surakarta dengan rajanya Pakubuwono III
2) Mataram Barat yang merupakan Kesultanan Yogyakarta dengan rajanya Pangeran
Mangkubumi yang bergelar Sultan Hamengkubuwono I
Isi perjanjian tersebut menandakan berakhirnya kekuasaan Kerajaan Mataram Islam di tanah Jawa.
Meskipun Pangeran Mangkubumi berhasil ditenangkan, tetapi pemberontakan Mas Said terus
berlanjut. VOC kemudian mengundang Mas Said untuk berunding. Dicapai kesepakatan dalam
Perjanjian Salatiga, 1757 yang berisi wilayah Kasunanan Surakarta dibagi 2 yaitu:
1) Kasunanan Surakarta dengan rajanya Pakubuwono III
2) Kerajaan Mangkunegaran dengan rajanya Mas Said dengan gelar Adipati Arya
Mangkunegara I
Pada masa pemerintahan Inggris, Raffles membagi Kesultanan Yoyakarta menjadi 2, yaitu
1) Kesultanan Yogyakarta
2) Kerajaan Pakualam
Faktor kemunduran
Perselisihan antara Sultan Ageng dan Sultan Haji, memberi kesempatan VOC untuk campur tangan
dalam urusan dalam negeri Banten. VOC memberi bantuan Sultan Haji untuk menyingkirkan
ayahnya, dengan syarat:
a) Banten harus menyerahkan Cirebon kepada VOC
b) monopoli lada di Banten dipegang oleh VOC dan harus menyingkirkan para pedagang Persia,
India, dan Cina
c) Banten harus membayar 600.000 ringgit apabila ingkar janji
d) pasukan Banten yang menguasai daerah pantai dan pedalaman Priangan segera ditarik
kembali
Dengan disetujuinya syarat-syarat tersebut oleh Sultan Haji, maka secara politik raja-raja Banten
tidak memiliki daulat lagi atas wilayahnya. Kesultanan Banten dibubarkan oleh Inggris pada tahun
1813.
G. KERAJAAN MAKASSAR (Abad XVI M)
Kerajaan Makassar pada awalnya terdiri dari 2
kerajaan, yaitu Gowa dan Tallo, yang kemudian
disatukan menjadi Kerajaan Makassar. Kerajaan ini
memiliki Pelabuhan Somba Opu yang menjadi
pelabuhan transito bagi para pedagang dari Malaka
yang hendak menuju ke Kep. Maluku. Karena
ramainya pelabuhan ini, menyebabkan VOC hendak
menguasai Kerajaan Makassar.
2. Makam
Sesuai ajaran Islam, seorang muslim yang meninggal harus dimakamkan dalam tanah dengan
posisi menghadap kiblat. Selain itu, makam juga dibangun secara sederhana. Meskipun
demikian, makam-makam Islam kuno (khususnya makam para sultan dan pemuka agama) di
Indonesia memadukan ajaran Islam dengan kebudayaan sebelumnya (Hindu-Buddha) sehingga
menyebabkan makam Islam dibangun secara megah. Makam-makam tersebut memiliki ciri-ciri:
a) Makam terbuat dari bangunan batu yang disebut kijing / jirat.
b) Di atas kijing didirikan rumah tersendiri yang disebut cungkup (kubah)
c) Dilengkapi tembok atau gapura yang menghubungkan makam
d) Di dekat makam biasanya dibangun masjid
jirat (kijing) makam raja-raja cungkup makam gapura candi
makam Sultan Kerajaan Demak Fatimah binti bentar pada
Iskandar Muda di dekat Masjid Maimun di Leran, Pemakaman
dari Aceh Agung Demak Gresik Imogiri yaitu
makam raja-raja
Kerajaan
Mataram Islam di
Yogyakarta
B. Aksara
Tersebarnya agama Islam ke Indonesia maka berpengaruh terhadap bidang aksara atau tulisan,
yaitu masyarakat mulai mengenal tulisan Arab, bahkan berkembang tulisan Arab Melayu atau biasanya
dikenal dengan istilah Arab gundul yaitu tulisan Arab yang dipakai untuk menuliskan bahasa Melayu
tetapi tidak menggunakan tanda-tanda a, i, u seperti lazimnya tulisan Arab.
C. Seni Ukir
Pada masa perkembangan Islam di zaman madya, berkembang ajaran bahwa seni ukir, patung, dan
melukis makhluk hidup, apalagi manusia secara nyata, tidak diperbolehkan. Di Indonesia ajaran tersebut
ditaati. Hal ini menyebabkan seni patung di Indonesia pada zaman madya, kurang berkembang.
Walaupun seni patung untuk menggambarkan makhluk hidup secara nyata tidak diperbolehkan. Akan
tetapi, seni pahat atau seni ukir terus berkembang. Para seniman tidak ragu-ragu mengembangkan seni
hias dan seni ukir dengan motif daun-daunan dan bunga-bungaan seperti yang telah dikembangkan
sebelumnya. Kemudian juga ditambah seni hias dengan huruf Arab (kaligrafi). Bahkan muncul kreasi
baru, yaitu kalau terpaksa ingin melukiskan makhluk hidup, akan disamar dengan berbagai hiasan,
sehingga tidak lagi jelas-jelas berwujud binatang atau manusia.
gambar tersebut
adalah hiasan di
dinding Masjid
Mantingan Jepara
berupa sulur-sulur
daun yang
membentuk kera. Ini
dinamakan stilasi.
D. Kalender
Sultan Agung dari Mataram menciptakan kalender Jawa, dengan menggunakan perhitungan
peredaran bulan (komariah) seperti tahun Hijriah (Islam). Pada kalender Jawa, Sultan Agung melakukan
perubahan pada nama-nama bulan seperti Muharram diganti dengan Syuro, Ramadhan diganti
dengan Pasa. Sedangkan nama-nama hari tetap menggunakan hari-hari sesuai dengan bahasa Arab. Dan
bahkan hari pasaran pada kalender saka juga dipergunakan. Kalender Sultan Agung tersebut dimulai
tanggal 1 Syuro 1555 Jawa, atau tepatnya 1 Muharram 1053 H yang bertepatan tanggal 8 Agustus 1633
M.
Berikut adalah nama-nama bulan dalam Kalender Islam dan Jawa
No Nama Bulan Hijriah (Islam) Nama Bulan Jawa
1 Muharram Sura
2 Safar Sapar
3 Rabiul Awal Mulud
4 Rabiul Akhir Bakdha Mulud
5 Jumadil Awal Jumadil Awal
6 Jumadil Akhir Jumadil Akir
7 Rajab Rejeb
8 Sya’ban Ruwah
9 Ramadhan Pasa
10 Syawal Sawal
11 Zulkaidah Dulkhaidah
12 Zulhijjah Besar