Anda di halaman 1dari 13

NAMA : YUSTIANA

NIM 22182001

PRODI : KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

MATA KULIAH : PEMELIHARAAN KESEHATAN

Berikut adalah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan:

1. Gaya hidup: Gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok, kurang berolahraga, dan makan
makanan yang tidak sehat dapat meningkatkan risiko terkena penyakit.
2. Lingkungan: Lingkungan yang tidak sehat seperti polusi udara, air yang terkontaminasi, dan
sanitasi yang buruk dapat mempengaruhi kesehatan.
3. Genetik: Faktor genetik dapat mempengaruhi risiko terkena penyakit tertentu.
4. Stres: Stres yang berlebihan dapat mempengaruhi kesehatan mental dan fisik.
5. Usia: Semakin tua usia seseorang, semakin besar risiko terkena penyakit tertentu.
6. Riwayat kesehatan: Riwayat kesehatan keluarga dan riwayat penyakit sebelumnya dapat
mempengaruhi risiko terkena penyakit.
7. Akses terhadap perawatan kesehatan: Akses terhadap perawatan kesehatan yang baik dapat
membantu mencegah dan mengobati penyakit.

Berikut adalah beberapa solusi untuk meningkatkan kondisi kesehatan:

1. Mengadopsi gaya hidup sehat: Menghindari merokok, berolahraga secara teratur, dan makan
makanan yang sehat dapat membantu meningkatkan kesehatan.
2. Meningkatkan lingkungan yang sehat: Meningkatkan kualitas udara, air, dan sanitasi dapat
membantu meningkatkan kesehatan.
3. Melakukan tes genetik: Tes genetik dapat membantu mengidentifikasi risiko terkena penyakit
tertentu sehingga dapat diambil tindakan pencegahan yang tepat.
4. Mengelola stres: Mengelola stres dengan cara seperti meditasi, yoga, atau terapi dapat
membantu meningkatkan kesehatan mental dan fisik.
5. Melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur: Melakukan pemeriksaan kesehatan secara
teratur dapat membantu mendeteksi penyakit sejak dini dan mengambil tindakan pencegahan
yang tepat.
6. Meningkatkan akses terhadap perawatan kesehatan: Meningkatkan akses terhadap perawatan
kesehatan yang baik dapat membantu mencegah dan mengobati penyakit.
7. Meningkatkan kesadaran masyarakat: Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya
menjaga kesehatan dapat membantu mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan secara
keseluruhan.
SINERGI
ISSN : 1410 - 9018 KA JIAN BISNIS DAN MANAJEMEN
Edisi Khusus on Human Resources, 2005
Hal. 129 - 140

PENGARUH KEPEMIMPINAN, LINGKUNGAN KERJA FISIK


DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN
DI PT. PERTAMINA (PERSERO) DAERAH OPERASI
HULU JAWA BAGIAN BARAT, CIREBON
Eka Idham Iip K Lewa
Alumni Magister Manajemen Universitas Islam Indonesia

Subowo
Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara empiris pengaruh faktor kepe-
mimpinan, lingkungan kerja fisik dan kompensasi terhadap kinerja karyawan baik secara ber-
sama-sama maupun secara parsial di PT. Pertamina (Persero) Daerah Operasi Hulu Jawa
Bagian Barat, Cirebon. Populasi penelitian ini adalah karyawan perusahaan tersebut
sebanyak 60 orang tanpa menggunakan sampel. Alat analisis data yang digunakan dalam
pengujian hipotesis adalah. analisis regresi berganda, analisis korelasi berganda dan analisis
korelasi parsial. Hasil dari penelitian dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama
variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan. Dari ketiga variabel
independen tersebut variabel kompensasi mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap
kinerja karyawan.

Kata Kunci: Kepemimpinan, Lingkungan Kerja Fisik, Kompensasi, dan Kinerja

PENDAHULUAN terhadap kinerja karyawan, karena pimpinan


Kinerja karyawan merupakan hasil yang merencanakan, menginformasikan,
kerja yang dicapai seseorang dalam melak- membuat dan mengevaluasi berbagai kepu-
sanakan tugas-tugas yang dibebankan kepa- tusan yang harus dilaksanakan dalam orga-
danya. Kinerja karyawan meliputi kualitas nisasi tersebut. Susilo Martoyo (1988; hal.
dan kuantitas output serta keandalan dalam 30) berpendapat bahwa kepemimpinan me-
bekerja. Karyawan dapat bekerja dengan rupakan faktor yang penting bagi sum- ber-
baik bila memiliki kinerja yang tinggi sumber dan alat-alat suatu organisasi.
sehingga dapat menghasilkan kerja yang Faktor-faktor yang berhubungan dengan
baik pula. Dengan adanya kinerja yang sikap, gaya, dan perilaku pimpinan sangat
tinggi yang dimiliki karyawan, diharapkan berpengaruh terhadap karyawan yang
tujuan orga- nisasi dapat tercapai. dipimpinnya bahkan turut berpengaruh ter-
Sebaliknya, tujuan organisasi susah atau hadap kinerja organisasi.
bahkan tidak dapat tercapai bila Kepemimpinan menurut Terry
karyawannya bekerja tidak memiliki kinerja (1983; hal. 12) adalah aktifitas untuk mem-
yang baik sehingga tidak dapat pengaruhi orang-orang untuk diajak kearah
menghasilkan kerja yang baik pula. mencapai tujuan organisasi. Keberhasilan
Dalam suatu organisasi atau peru-
seorang pemimpin tergantung pada kemam-
sahaan, kepemimpinan merupakan salah
puannya mempengaruhi pihak lain. Sedang-
satu faktor penting. Faktor kepemimpinan
kan menurut Sondang P. Siagian (1995; hal.
dapat memberikan pengaruh yang berarti
SINERGI Edisi Khusus on Human Resources, 2005 12
Eka Idham Iip K Lewa &

12) kepemimpinan merupakan ketrampilan karyawan di PT. Pertamina (Persero) Daerah


dan kemampuan seseorang untuk mempe- Operasi Hulu Jawa Bagian Barat, Cirebon.
ngaruhi orang lain, melalui komunikasi baik
langsung, maupun tidak langsung dengan KAJIAN PUSTAKA
maksud untuk menggerakkan orang-orang Kinerja
tersebut agar dengan penuh pengertian dan Menurut Dale Timpe (1992; hal.31),
kesadaran bersedia mengikuti kehendak- kinerja adalah tingkat prestasi seseorang
kehendak pemimpin tersebut. Pengaruh pe- atau karyawan dalam suatu organisasi atau
mimpin dalam menjalankan tugasnya sangat perusahaan yang dapat meningkatkan pro-
penting. Dalam mencapai berbagai tujuan duktifitas. Kinerja menurut Meiner (1965;
organisasi baik yang bersifat tujuan eko- hal.43) adalah sebagai kesuksesan yang
nomi, sosial atau politik sebagian besar dapat dicapai individu didalam melakukan
tergantung kepada kemampuan para pemim- pekerjaannya, dimana ukuran kesuksesan
pin dalam unit organisasi yang bersangkutan. yang dicapai individu tidak dapat disamakan
Faktor lain yang juga berpengaruh dengan individu yang lain. Kesuksesan yang
terhadap kinerja karyawan adalah faktor dicapat individu adalah berdasarkan ukuran
lingkungan kerja. Menurut S. Alex Nitiserno yang berlaku dan disesuaikan dengan jenis
(1988; hat.183) bahwa lingkungan kerja pekerjaannya. Sedangkan Beyley (1982;
adalah segala sesuatu yang ada disekitar hal.56) berpendapat bahwa kinerja berkaitan
pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya erat dengan tujuan atau sebagai suatu hasil
dalam menjalankan tugas-tugas yang diberi- dari perilaku kerja individu, hasil yang
kan kepadanya. Lingkungan kerja yang baik, diharapkan dapat merupakan tuntutan dari
aman, bersih dan sehat akan membuat kar- individu itu sendiri.
yawan merasa aman dan nyaman dalam Menurut Dale Timpe (1992; hal.
melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan 33), terdapat dua faktor yang mempengaruhi
kepadanya. Lingkungan kerja lebih dititik kinerja karyawan, yaitu:
beratkan pada keadaan fisik tempat kerja. a. Faktor internal, yaitu faktor yang ber-
Indikator-indikator lingkungan kerja meli- hubungan dengan sifat-sifat seseorang,
puti ruangan, suhu udara maupun kebisi- meliputi sikap, sifat-sifat kepribadian,
ngan. Dari pengertian tersebut maka ling- sifat fisik, keinginan atau motivasi,
kungan kerja dapat mempengaruhi kinerja umur, jenis kelamin, pendidikan, pe-
karyawan dalam bekerja. ngalaman kerja, latar belakang budaya
Faktor kompensasi juga merupakan dan variabel-variabel personal lainnya.
faktor yang mempengaruhi kinerja karya- b. Faktor eksternal yaitu faktor-fak-tor
wan. Hani Handoko (1988; hal.155) berpen- yang mempengaruhi kinerja karyawan
dapat bahwa kompensasi adalah segala se- yang berasal dari lingkungan, meliputi
suatu yang diterima karyawan sebagai balas kebijakan organisasi, kepemimpinan,
jasa untuk kerja mereka. Program kompen- tindakan-tindakan rekan kerja jenis lati-
sasi mencerminkan upaya organisasi untuk han dan pengawasan, sistem upah dan
mempertahankan sumber daya manusia yang lingkungan sosial.
dimiliki. Pemberian kompensasi yang makin
baik akan mendorong karyawan untuk Kepemimpinan
bekerja dengan makin baik dan produktif. Soekarno (1986; hal. 110) berpen-
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pe- dapat bahwa kepemimpinan ialah seni untuk
ngaruh kualitas kepemimpinan, lingkungan mempengaruhi tingkah laku manusia, meru-
kerja fisik dan kompensasi terhadap kinerja pakan kemampuan untuk membimbing

1 SINERGI Edisi Khusus on Human Resources, 2005


Pengaruh Kepemimpinan, Lingkungan Kerja Fisik dan Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan di PT. Pertamina

orang-orang. Dan yang dimaksud dengan tidak kenal lelah, ia mempunyai daya
pemimpin ialah seseorang yang memiliki tahan yang kuat untuk bekerja keras
seni dan atau kemampuan untuk mempenga- dalam jangka waktu lama. Hal ini untuk
ruhi orang yang ada disekelilingnya agar dapat memberi contoh atau motivasi
supaya mau dan bersedia mengikuti jejak, pada bawahan.
kehendak, dan keinginan pemimpin yang d. Pandai bergaul. Seorang pemimpin
bersangkutan. Sedangkan Soehardi Sigit yang baik, selalu pandai bergaul dengan
(2003; hal. 177) berpendapat bahwa kepe- teman sejawat, ia akan berusaha me-
mimpinan merupakan upaya untuk mem- ngenal baik temannya serta memahami
pengaruhi orang lain untuk melakukan per- segala persoalannya.
buatan kearah yang dikehendaki. e. Memberi contoh bekerja dengan sema-
Seorang pimpinan harus mengem- ngat pada bawahan. Seorang pemimpin
bangkan suatu gaya dalam memimpin selalu menjadi pelopor dan selalu mem-
bawahnnya. Suatu gaya kepemimpinan da- beri contoh bagaimana cara bekerja
pat dirumuskan sebagai suatu pola perilaku keras dan bersemangat, sehingga bawa-
yang dibentuk untuk diselaraskan dengan han dengan sendirinya termotivasi un-
kepentingan-kepentingan organisasi dan tuk ikut bekerja dengan semangat.
karyawan untuk dapat mencapai tujuan yang f. Memiliki rasa integritas. Pemimpin
telah ditetapkan. Menurut Mulia Nasution harus mempunyai rasa bersatu padu
(1994; hal.226-228) pemimpin bawaan da- dengan kelompok yang ada dalam or-
pat dibedakan dari gaya yang dibawakan ganisasinya.
oleh pemimpin tersebut. Gaya kepemimpi-
nan ini dapat dibedakan dalam beberapa Lingkungan Kerja Fisik
tipe, yaitu dictator, otoriter, demokratis, bi- Pada saat ini lingkungan kerja da-
rokratis, dan kendali bebas. pat didesain sedemikian rupa untuk men-
Seorang pimpinan yang baik harus ciptakan hubunga kerja yang mengikat
mempunyai sifat-sifat yang baik dan terpuji pekerja dalam lingkungannya. Lingkungan
sehingga dapat menjadi teladan bagi bawa- kerja yang baik adalah yang aman, tenteram,
hannya. Menurut Mulia Nasution (1994; bersih, tidak bising, terang dan bebas dari
hal.225) kepemimpinan yang baik harus segala macam ancaman dan gangguan yang
memiliki sifat-sifat, yaitu: dapat menghambat karyawan untuk bekerja
a. Mempunyai kemampuan melebihi secara optimal. Menurut Agus Ahyari (1997;
orang lain. Seorang pemimpin tidak hal 97) lingkungan kerja adalah suatu ling-
mau jadi nomor dua, juga mempunyai kungan dimana karyawan bekerja, sedang-
keinginan mengatasi dan mengungguli kan kondisi kerja merupakan kondisi dimana
orang lain. Seorang pemimpin harus karyawan tersebut bekerja. Dengan demi-
penuh inisiatif dan sanggup bekerja kian sebenarnya kondisi kerja termasuk
keras serta ulet untuk dapat mencapai salah satu unsur lingkungan keria.
tujuan. Menurut Agus Ahyari (1997; hal.
b. Mempunyai rasa tanggung jawab yang 99) lingkungan kerja terdiri dari lingkungan
besar. Seorang pemimpin tidak akan kerja non fisik yang meliputi lingkungan
pernah merasa takut untuk memikul sosial, status sosial, hubungan kerja dalam
tanggung jawab terhadap orang lain, kantor, sistem informasi, dan kesempatan;
atau pekerjaan yang sukar sekalipun. dan lingkungan kerja fisik. Dengan lingku-
c. Mau bekekja keras. Seorang pemimpin ngan kerja fisik yang baik, para karyawan
akan selalu sanggup bekerja keras dan akan dapat bekerja dengan baik, aman dan

SINERGI Edisi Khusus on Human Resources, 2005 1


Eka Idham Iip K Lewa &

nyaman tanpa adanya gangguan misalnya Kompensasi


temperatur yang tidak tepat, suara yang bi- Soehardi Sigit (2003; hal.136) ber-
sing, penerangan yang kurang atau lebih dan pendapat bahwa kompensasi adalah segala
gangguan lainnya. Oleh karena itu, setiap bentuk imbalan yang diberikan oleh perusa-
perusahaan atau organisasi wajib menye- haan kepada karyawannya atas pengorbanan
diakan lingkungan kerja fisik yang baik bagi karyawan yang bersangkutan. Pengorbanan
karyawannya sehingga mereka dapat bekerja karyawan tersebut dapat berupa kerja, jasa
sesuai dengan keinginan organisasi dalam kinerja, biaya, maupun jerih payah yang
upaya pencapaian tujuan organisasi. dikeluarkan untuk mencapai tujuan tertentu
Menurut Bambang Kussriyanto yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Se-
(1991; hal. 122) lingkungan kerja fisik me- dangkan Hani Handoko (1995; hal.98) ber-
rupakan salah satu faktor yang mempenga- pendapat bahwa kompensasi adalah segala
ruhi kinerja seorang karyawan. Seorang sesuatu yang diterima para karyawan seba-
karyawan yang bekerja di lingkungan kerja gai balas jasa untuk kerja mereka.
fisik yang mendukung dia untuk bekerja Yang perlu diperhatikan dan diper-
secara optimal akan menghasilkan kinerja timbangkan dalam pemberian kompensasi
yang baik, sebaliknya jika seorang karyawan ialah babwa kompensasi itu harus layak,
bekerja dalam lingkungan kerja fisik yang adil, dapat diterimakan, memuaskan, mem-
tidak memadai dan mendukung dia untuk beri motovasi kerja, bersifat penghargaan,
bekerja secara optimal akan membuat kar- dan sesuai dengan kebutuhan. Pemberian
yawan yang bersangkutan menjadi malas, kompensasi akan memberikan manfaat
cepat lelah sehingga kinerja karyawan terse- kepada dua belah pihak, baik kepada pihak
but akan rendah. Misalnya seorang karya- perusahaan maupun kepada pihak karyawan.
wan bertugas memisahkan benda-benda Bagi perusahaan, pemberian kompensasi
kecil yang satu sama lainnya hanya dapat akan bermanfaat untuk:
dibedakan berdasarkan selisih warna yang a. Bisa menarik karyawan yang tingkat
tipis, sementara ruangan tempat kerja tidak keterampilan tinggi untuk bekerja pada
memperoleh penerangan yang cukup. Ba- perusahaan.
gaimanapun usaha penyelia, untuk melatih- b. Untuk memberikan rangsangan agar
nya, berapapun perangsang yang diberikan karyawan mau bekerja dengan giat un-
demi ketepatan kerjanya, karyawan yang tuk mencapai prestasi yang tinggi yang
bersangkutan akan tetap membuat banyak berdampak pada peningkatan produk-
kesalahan. Buruknya penerangan di dalam tivitas karyawan.
ruang kerjanya menjadi hambatan untuk c. Untuk mengikat karyawan agar bekerja
berprestasi, karyawan tersebut akan segera pada perusahaan.
kehilangan gairah kerja, dan selanjutnya Sedangkan untuk karyawan sendiri kompen-
malahan tidak akan berusaha bekerja dengan sasi akan memberikan manfaat, seperti:
lebih baik, bahkan bisa menimbulkan ma- a. Untuk memenuhi kebutuhan hidup se-
salah gangguan pada indera penglihatannya. hari-hari
Menurut Hari Purnomo (2000; hal. 5) untuk b. Untuk memenuhi kebutuhan hidup ke-
mendapatkan suasana, kerja yang baik, perlu luarganya
memperhatikan berbagai faktor penunjang c. Untuk dapat menimbulkan semangat
dalam lingkungan kerja fisik, yaitu penga- dan kegembiraan dalam bekerja
turan ruang kerja, suhu udara, pencahayaan, d. Untuk meningkatkan status sosial dan
warna, dan pengendalian kebisingan. prestise karyawan dalam lingkungan
masyarakat.

1 SINERGI Edisi Khusus on Human Resources, 2005


Pengaruh Kepemimpinan, Lingkungan Kerja Fisik dan Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan di PT. Pertamina

Menurut Robert L. Marthins dan pensasi yang meningkat sesuai lamanya


John H. Jackson (2002; hal. 129-13 1) setiap karyawan bekerja. Makin lama karya-
orang ingin diperlakukan secara adil di se- wan bekerja, sudah tentu harus menda-
mua aspek kompensasi, termasuk gaji patkan kompensasi untuk dapat me-
pokok, insentif dan tunjangan. Dalam pem- ningkatkan kegairahan kerja karyawan
berian kompensasi bagi karyawan, perusa- yang bersangkutan. Ini berhubungan
haan perlu mempertimbangkan konsep ke- dengan pengalaman dan kejenuhan
layakan dan keadilan. Dengan konsep ini yang didapat oleh karyawan tersebut.
diharapkan akan dapat menciptakan suasana f. Kemampuan perusahaan; pemberian
kerja yang menyenangkan serta menimbulkan kompensasi juga sangat dipengaruhi
motivasi kerja yang tinggi bagi karyawan. kemampuan perusahaan dalam hal
Pertimbangan pemberian kompen- keuangan. Perusahaan besar akan mem-
sasi bagi karyawan sangat dipengaruhi oleh berikan kompensasi pada karyawannya
faktor-faktor yang ada dalam perusahaan relatif lebih besar dibandingkan dengan
dan faktor-faktor yang datang dari luar peru- perusahaan yang menengah atau kecil.
sahaan Faktor-faktor dari dalam perusahaan Ini juga berhubungan dengan upaya pe-
yang mempengaruhi kebijakan pemberian rusahaan untuk mempertahakan karya-
kompensasi bagi karyawan adalah: wannya yang potensial.
a. Berat ringannya suatu pekerjaan; untuk Di samping faktor-faktor dari
pekerjaan yang mengandung resiko dalam perusahaan, pemberian kompensasi
tinggi maka pemberian kompensasinya bagi karyawan juga dipengaruhi oleh fak-
akan lebih tinggi dari pada pekerjaan tor-faktor dari luar perusahaan, yaitu:
yang tidak mengandung resiko tinggi. a. Peraturan pemerintah; pemerintah
b. Kemampuan kerja dari karyawan terse- dalam pelaksanaan pemberian kompen-
but; kemampuan seseorang harus dihar- sasi untuk karyawan bidang pengolahan
gai perusahaan dengan memberikan maupun jasa dapat mempengaruhi dan
kompensasi yang memadai dengan memaksakan suatu peraturan untuk me-
usaha yang telah dikeluarkan sesuai netapkan upah minimum. Penetapan
dengan kemampuannya. upah minimum ini oleh pemerintah di-
c. Jabatan atau pangkat; memang salah dasarkan kepada kebutuhan pokok
satu pertimbangan bahwa semakin hidup sehari-hari.
tinggi jabatan seseorang dalam perusa- b. Biaya hidup; penentuan besarnya kom-
haan maka akan makin besar pula kom- pensasi sangat dipengaruhi oleh biaya
pensasi balas jasa yang diterimanya. Ini hidup sehari-hari. Biaya hidup ini sa-
berkaitan dengan tanggungjawab dan ngat dipengaruhi oleh harga-harga ke-
resiko dari jabatan yang dipegangnya. butuhan pokok yang tergantung pada
d. Pendidikan; dalam pemberian kompen- lokasi dimana perusahaan itu berada.
sasi balas jasa tentu masalah pendidikan Kalau biaya hidup naik otomatis kom-
menjadi pertimbangan, pemberian kom- pensasi yang diterima karyawan juga
pensasi sesuai pendidikan karyawan naik seiring naiknya biaya hidup.
yang bersangkutan maksudnya untuk c. Tawar menawar serikat pekerja; penga-
menuju prestasi. Ini berkaitan dengan ruh tawar menawar dengan kelompok
keahlian yang diperoleh karyawan terse- serikat kerja akan sangat berpengaruh
but dari pendidikan yang telah terhadap perusahaan dalam menetapkan
diikutinya. besarnya kompensasi yang diberikan
e. Lama bekerja; makin lama karyawan kepada karyawan.
bekerja tentu akan mengharapkan kom-

SINERGI Edisi Khusus on Human Resources, 2005 1


Eka Idham Iip K Lewa &

d. Letak geografis; perbedaan dalam pem- merasa aman, tenang dan betah dalam mela-
berian kompensasi juga sangat dipenga- kukan pekerjaan mereka sehingga menye-
ruhi oleh letak geografis dimana peru- babkan kinerja mereka dapat meningkat
sahaan itu berada. Karyawan perusa- sesuai dengan keinginan perusahaan. Se-
haan di daerah yang terpencil akan baliknya jika lingkungan kerja fisik yang
mendapat kompensasi yang berbeda buruk akan membuat karyawan merasa tidak
dengan karyawan perusahaan di kota betah dan terganggu dalam menyelesaikan
besar. tugas yang dibebankan kepadanya.
e. Pasar tenaga kerja; pemberian kompen- Sistem kompensasi yang tepat dan
sasi juga sangat dipengaruhi oleh sesuai dengan keinginan semua pihak akan
penawaran dan permintaan tenaga kerja membuat karyawan akan bekerja secara op-
di pasar. Sesuai hukum penawaran dan timal karena yakin bahwa mereka pasti akan
permintaan, pada saat keadaan pereko- mendapatkan imbalan yang sesuai dengan
nomian pada titik booming permintaan apa yang telah mereka berikan kepada peru-
akan tenaga kerja sedangkan tenaga sahaan. Sebaliknya jika sistem kompensasi
kerja yang tersedia sangat terbatas maka hanya memperhatikan keinginan perusa-
kompensasi yang ditawarkan kepada haaan saja maka akan menimbulkan keti-
calon karyawan pun akan tinggi. Begitu dakpuasan bagi karyawan yang akan ber-
juga sebaliknya apabila perekonomian muara pada tingginya tingkat keluar masuk
dalam keadaan resesi permintaan tenaga karyawan dalam perusahaan karena mereka
kerja maka tingkat kompensasi yang merasa kurang dihargai sesuai dengan usaha
ditawarkan kepada calon karyawan pun yang telah mereka lakukan bagi perusahaan.
akan rendah. Calon karyawan dengan Hal ini sangat merugikan perusahaan karena
keahlian dan ketrampilan khusus akan proses perekrutan dan pelepasan karyawan
mempunyai posisi tawar menawar yang merupakan kegiatan yang memerlukan biaya
lebih kuat dalam menentukan tingkat yang sangat besar.
kompensasi dibandingkan dengan calon Dengan demikian hipotesa yang
karyawan yang tidak memiliki keahlian diajukan adalah ada pengaruh kepemimpi-
dan keterampilan khusus. nan, lingkungan kerja fisik dan kompensasi
baik secara bersama-sama maupun secara
Kerangka Pikir parsial terhadap kinerja karyawan di PT.
Berdasarkan kajian pustaka di atas Pertamina (Persero) Daerah Operasi Hulu
maka kerangka pemikiran dalam penelitian Jawa Bagian Barat, Cirebon.
ini adalah faktor kepemimpinan, lingkungan
kerja fisik dan kompensasi dapat mempe- METODE PENELITIAN
ngaruhi kinerja karyawan dalam bekerja. Populasi Penelitian
Seorang pemimpin yang baik dan dapat Populasi dari penelitian ini adalah
menjadi teladan bagi bawahannya akan karyawan di PT. Pertamina (Persero) Daerah
menciptakan semangat dan kegairahan bagi Operasi Hulu Jawa Bagian Barat, Cirebon
keryawan untuk menghasilkan kinerja yang sebanyak 80 orang karyawan. Untuk pelak-
baik. Sebaliknya jika pimpinan tidak bisa sanaan uji coba diambil 20 responden secara
memberi contoh yang baik bagi bawahannya random dari seluruh anggota populasi se-
maka hal tersebut juga akan berpengaruh hingga jumlah populasi yang tersisa adalah
buruk bagi kinerja karyawan. 60 orang. Sedangkan untuk penelitian se-
Pengaturan lingkungan kerja fisik sungguhnya menggunakan jumlah respon-
yang baik akan membuat para karyawan den sebanyak 60 orang karyawan.

1 SINERGI Edisi Khusus on Human Resources, 2005


Pengaruh Kepemimpinan, Lingkungan Kerja Fisik dan Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan di PT. Pertamina

Variabel Penelitian - Pandangan karyawan terhadap bonus


Variabel penelitian adalah variabel yang didapat dari perusahaan
yang akan diuji: kepemimpinan, lingkungan - Penilaian karyawan tentang insentif
Kerja Fisik, kompensasi, dan kinerja karya- yang diterima dari perusahaan
wan dengan definisi sebagai berikut: - Penilaian karyawan terhadap asuransi
Kepemimpinan adalah keseluruhan aktivi- kesehatan dari perusahaan
tas dalam rangka mempengaruhi orang- - Pandangan karyawan tentang tunjangan
orang agar mau bekerja secara sukarela jabatan dari perusahaan
untuk mencapai suatu tujuan yang memang - Pandangan karyawan tentang tunjangan
diinginkan bersama. Data yang diukur rumah dari perusahaan
adalah: - Penilaian karyawan tentang dana pen-
- Tingkat kualitas komunikasi antara siun yang ditawarkan perusahaan
pimpinan dengan bawahan. - Penilaian karyawan tentang penghar-
- Tinggi rendahnya tingkat kepercayaan
gaan yang diberikan oleh perusahaan
yang diberikan oleh pimpinan kepada
Kinerja adalah setiap kesediaan perasaan
bawahannya dalam bentuk
yang memungkinkan seseorang bekerja un-
pendelegasian.
tuk menghasilkan kerja lebih banyak dan
- Kemampuan pimpinan dalam merang-
lebih baik tanpa menambah kelebihan. Indi-
sang para bawahannya untuk bekerja
kator dari kinerja karyawan adalah:
secara optimal.
- Faktor kualitas kerja, meliputi ketelitian
- Kemampuan pimpinan dalam merang-
dan kerapian bekerja, kecepatan penye-
sang para bawahannya untuk mening-
lesaian pekerjaan, pemeliharaan alat
katkan kreatifitas karyawan.
kerja dan kantor, ketepatan kerja,
- Pengetahuan pimpinan tentang peker-
ketrampilan kerja dan kecakapan kerja.
jaan yang dilakukannya baik secara te-
- Kuantitas kerja, meliputi kemampuan
ori maupun praktek di lapangan.
secara kuantitatif di dalam mencapai
- Keteladanan yang diperlihatkan oleh
target atas pekerjaan-pekerjaan baru.
pimpinan kepada bawahannya.
- Pengetahuan, berkaitan dengan pengeta-
Lingkungan kerja fisik adalah segala se-
huan karyawan tentang tugas-tugas
suatu yang ada disekitar para pekerja berupa
yang diberikan kepadanya.
keadaan atau kondisi fisik yang dapat mem-
- Keandalan, berkaitan dengan kemam-
pengaruhi dirinya dalam menjalankan tu-
puan dan keandalan karyawan dalam
gas-tugas yang dibebankan kepadanya. Indi-
melaksanakan tugasnya baik dalam
kator lingkungan kerja fisik adalah:
menjalankan peraturan maupun berda-
- Kualitas pengaturan ruang kerja
sarkan inisiatif sendiri.
- Kualitas pengaturan suhu udara
- Kerjasama, meliputi kemampuan me-
- Kualitas pengaturan pencahayaan
nyelesaikan tugas secara bersama-sama
- Kualitas pengaturan tata warna
maupun secara individu.
- Kualitas pengendalian kebisingan
Kompensasi adalah penghargaan kepada
Metode Pengumpulan Data
pegawai secara adil dan layak untuk prestasi
Cara pengumpulan data yang dila-
kerja dan atas jasa yang telah dikeluarkan
kukan dalam penelitian ini adalah dengan
demi tercapainya tujuan organisasi. Data
menggunakan kuisoner, yaitu pengumpulan
yang diukur adalah:
data dengan cara penyebaran angket yang
- Penilaian karyawan terhadap gaji yang
berisi daftar pertanyaan yang berhubungan
diberikan oleh perusahaan
dengan masalah yang akan diteliti untuk

SINERGI Edisi Khusus on Human Resources, 2005 1


Eka Idham Iip K Lewa &

mengungkap subyek penelitian berdasarkan Metode Analisis Data


aspek-aspek yang akan diungkap dalam pe- Analisis verifikatif digunakan da-
nelitian terutama dalam penelitian yang me- lam rangka untuk membuktikan hipotesis
ngukur aspek afektif (Azwar, 1999; hal. 55). penelitian, yaitu membuktikan pengaruh
Dalam penelitian ini skala yang variabel independen terhadap variabel de-
digunakan dalam menyusun daftar pertanya- penden. Dalam penelitian ini persamaan
an adalah skala likert. Responden diminta. statistik yang digunakan adalah:
untuk memilih salah satu jawaban dari be-
Y = 0 + IX1 + 2X2 + 3X3 + 
berapa altematif jawaban yang disediakan. Dimana:
Skor numerik atas jawaban responden terse-
Y = Kinerja karyawan
but terdiri dari empat poin yaitu skor yang
 = Koofisien perubah kinerja akibat
berturutan dari angka 1 sampal 4. Dalam
pengaruh X
penelitian ini jenis pertanyaan yang ditanya-
X, = Kualitas kepemimpinan
kan dalam kuisoner adalah jenis pertanyaan
X2 = Kualitas lingkungan kerja keria fiisik
positif
X3 = Kualitas kompensasi
Pengujian Intrumen Penelitian  = error
Dalam penelitian ini, alat ukur
validitas akan diuji dengan alat analisis koe- ANALISIS DAN PEMBARASAN
fisien korelasi product moment pearson.
Cara untuk mengetahui butir pertanyaan Analisis Deskriptif
dalam instrumen telah valid atau tidak Analisis deskriptif variabel penelitian meng-
adalah dengan membandingkan signifikansi gambarkan nilai masing-masing variabel
masing-masing butir pertanyaan dengan dilihat dari mean, standar deviasi, mak-
taraf signifikansi. Dari hasil analisa menun- simum dan minimum. Hal tersebut dapat
jukan semua item pertanyaan valid. dilihat pada Tabel 1.
Tingkat reliabilitas data diuji nilai
Regresi Berganda
alpha cronbach). Suatu instrument dikata-
kan reliable jika mempunyai nilai alpha Persamaan model regresi dapat
cronbach>0,60. Hasil uji reliabilitas untuk diketahui dengan menggunakan software
masing-masing variabel menunjukan semua SPSS versi 10, seperti pada Tabel 2.
variabel reliable.

Tabel 1. Statistik Deskriptif

Std. Nilai Nilai


Variabel Mean Deviation Maksimum Minimum Total N
Kinerja 3.2447 0.4808 3.85 2.23 194.68 60
Kepemimpinan 3.1423 0.4728 3.67 2.22 188.54 60
Lingkungan Kerja Fisik 3.191 0.4933 3.89 2.33 191.46 60
Kompensasi 3.273 0.4467 3.88 2.25 196.38 60

1 SINERGI Edisi Khusus on Human Resources, 2005


Pengaruh Kepemimpinan, Lingkungan Kerja Fisik dan Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan di PT. Pertamina

Tabel 2. Koefisien Variabel Bebas

Variabel Koefficient Std. Error t Sig.


Konstanta 2.559 .068 -1.253 .215
Kepemimpinan .229 .109 4.479 .004
Lingkungan kerja .485 .102 5.731 .000
Kompensasi .597 .053 9.436 .000

Harga 2,559 merupakan nilai kon- yawan di PT. Pertamina (Persero) Daerah
stanta yang menunjukkan bahwa jika tidak Operasi Hulu Jawa Bagian Barat, Cirebon.
ada usaha untuk menambah X1, X2 dan X3, Hasil ini valid karena model yang digunakan
maka tingkat kinerja karyawan yang dihasil- memenuhi asumsi klasik regresi berganda.
kan adalah 2,559. Nilai 0,229 X, merupakan Berdasarkan Tabel 3 dapat diketa-
koefisien regresi, yang menunjukkan bahwa hui bahwa gabungan korelasi R dari ketiga
setiap adanya upaya penambahan sebesar variabel independen X1, X2, dan X3 terha-
satu satuan variabel kepemimpinan, maka dap variabel dependen Y adalah sebesar
akan ada kenaikan kinerja karyawan sebesar 0,990. Sedang koefisien determinasi adalah
0,229. Nilai 0,485 X2 merupakan koefisien 0,979. Artinya pengaruh secara bersama-
regresi, yang menunjukkan bahwa setiap sama variabel independen terhadap peruba-
adanya upaya penambahan sebesar satu han variabel dependen adalah 97,9%, se-
satuan variabel lingkungan kerja fisik, maka dangkan sisanya dipengarahi oleh variabel
akan ada kenaikan kinerja karyawan sebesar lain.
0,485. Nilai 0,597 X3 yang menunjukkan Untuk pengujian F test bisa dilaku-
bahwa setiap adanya upaya penambahan kan dengan melihat tingkat signifikansi F
sebesar satu satuan variabel kompensasi, hitung. Berdasarkan Tabel 4 maka tingkat
maka akan ada kenaikan kinerja karyawan signifikansinya adalah 0,000. Karena proba-
sebesar 0,597. bilitas atau signifikansi nilai F Hitung
Berdasarkan Tabel 2 juga dapat (0,000) lebih kecil dari alpha (0,05), maka
diketahui bahwa tingkat signifikansi koe- Ho ditolak. Dengan demikian dapat disim-
fisien kepemimpinan (X1), lingkungan kerja pulkan bahwa secara bersama-sama variabel
(X2) dan kompensasi (X3) lebih kecil dari kepemimpinan, lingkungan kerja fisik dan
alpha (0,05). Sehingga kesimpulan yang kompensasi mempunyai pengaruh terhadap
dapat diambil adalah ada pengaruh kepe- kinerja karyawan di PT. Pertamina (Persero)
mimpinan, lingkungan kerja, dan kompen- Daerah Operasi Hulu Jawa Bagian Barat,
sasi secara individual terhadap kineria kar- Cirebon.

Tabel 3. Ringkasan Koefisien Determinasi

Adjusted R Std. Error of the Durbin


Model R R Square
Square Estimate Watson
1 .990 .980 .979 6.958 –E- 0 2 1.861

SINERGI Edisi Khusus on Human Resources, 2005 1


Eka Idham Iip K Lewa &

Tabel 4. ANOVA

Sum of Mean
Model df F Sig.
Squares Square
Regression 13.368 3 4.456
1 Residual . 271 56 4.842E-03 920.297 .000
Total 13.639 59

PENUTUP mempengaruhi kinerja karyawan. Selain itu,


Simpulan perlu juga untuk menambah variabel yang
Berdasarkan analisis dan pemba-
lain sehingga hasil penelitian-penelitian
hasan sebelumnya dapat disampaikan bebe-
yang serupa akan memberikan informasi
rapa kesimpulan. Adapun beberapa kesim-
ilmiah yang lebih lengkap, mendalam dan
pulan tersebut adalah sebagai berikut:
teruji yang pada akhirnya akan dapat
a. Hasil dari analisis regresi berganda
memberikan sumbangan di dalam
adalah persamaan model regresi, yaitu
kepentingan memaju- kan bidang akademik
Y = 2,559 + 0,229 X, + 0,485 X2
atau dalam pengem- bangan ilmu
+ 0,597 X3.
pengetahuan. Implikasi untuk pihak
Dari persamaan ini dapat diketahui
manajemen PT. Pertamina (Persero) pada
bahwa semua variabel independen
khususnya dan untuk dunia usaha pada
mempunyai arah dan pengaruh yang
umumnya untuk lebih memperhatikan ma-
positif terhadap variabel dependen.
salah kepemimpinan, lingkungan kerja fisik
Artinya dengan setiap usaha penam-
dan kompensasi sehingga kinerja karyawan-
bahan variabel independen akan me-
nya dapat ditingkatkan.
ningkatkan kinerja karyawan.
b. Dari hasil analisis korelasi berganda,
Saran
dapat disimpulkan bahwa secara ber-
a. Untuk mendapatkan hasil penelitian
sama-sama variabel kepemimpinan,
yang lebih baik, maka perlu menambah
lingkungan kerja fisik dan kompensasi
dan memperluas indikator masing-
mempunyai pengaruh terhadap kinerja
masing variabel yang digunakan. Indi-
karyawan di PT. Pertamina (Persero)
kator yang lengkap akan tercermin
Daerah Operasi Hulu Jawa Bagian
dalam kuisoner, sehingga akan mem-
Barat, Cirebon.
permudah responden dalam menjawab
c. Dari ketiga variabel independen yang
setiap pertanyaan yang diajukan.
digunakan dalam penelitian ini, yaitu
b. Selain ketiga variabel independen
kepemimpinan, lingkungan kerja fisik
dalam penelitian ini, yaitu kepemimpi-
dan kompensasi ternyata variabel kom-
nan, lingkungan kerja fisik dan kom-
pensasi mempunyai pengaruh yang le-
pensasi, masih banyak faktor lain yang
bih besar terhadap kinerja karyawan.
juga mempengaruhi kinerja karyawan
Implikasi teoritik berdasarkan hasil
dalam bekerja. Oleh karena itu, penulis
penelitian ini adalah perlu dilakukannya
menyarankan kepada peneliti lain yang
penelitian untuk mengetahui indikator-
akan meneliti permasalahan yang sama,
indikator tentang kepemimpinan yang ideal,
tentang kinerja karyawan agar meng-
lingkungan kerja fisik yang baik, jenis dan
gunakan dan atau menambah variabel
jumlah kompensasi yang tepat yang dapat
yang lain.
c. Saran untuk PT. Pertamina (Persero)

1 SINERGI Edisi Khusus on Human Resources, 2005


Pengaruh Kepemimpinan, Lingkungan Kerja Fisik dan Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan di PT. Pertamina

Daerah Operasi Hulu Jawa Bagian masalah kebisingan, pencahayaan


Barat, Cirebon antara lain: dan suhu udara dalam ruangan
- Kepemimpinan dapat ditingkatkan kantor sehingga karyawan dapat
melalui beberapa cara, antara lain bekerja dengan aman dan nyaman.
memperbaiki hubungan antara pe- - Sedangkan untuk masalah kompen-
mimpin dengan karyawannya, me- sasi, pihak manajemen perlu mem-
ningkatkan kemampuan pemimpin perhatikan waktu pembayaran gaji,
dalam memotivasi karyawannya besarnya bonus dan berbagai tun-
agar bekerja dengan optimal. Hal jangan yang diberikan kepada
ini bisa diperoleh dengan cara karyawan. Selain itu pihak mana-
mengikuti berbagai pelatihan ten- jemen dianjurkan untuk menjelas-
tang kepemimpinan. kan secara tranparan mekanisme
- Untuk lingkungan kerja fisik, pihak perhitungan gaji dan bonus kepada
manajemen perlu memperhatikan karyawan.

DAFTAR PUSTAKA
Ahyari, Agus, (2003) “Aplikasi Statistik Praktis dengan Menggunakan SPSS 10 For
Windows”, Graha Ilmu, edisi kedua, cetakan pertama, Yogyakarta.
Alhusin, Syahri, (1997) “Kepemimpinan Efektif Dalam Perusahaan, Suatu Pendekatan Psi-
kologik”, Liberty, Cetakan kedua, Yogyakarta.
As’ad, Moh. (1998) “Psikologi Industri”, Liberty, Sedisi Keempat, Cetakan Ketiga, Yogyakarta.
Azwar, Saifudin, (1999) “Penyusunan Skala Psikologi”, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Hadi, Sutrisno, (1987) “Metodologi Research”, Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM,
Yogyakarta.
Handoko, Hani, (1988) “Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia”, Badan Pener-
bit Fakultas Ekonomi, Yogyakarta.
Handoko, Hani, (1995) “Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia”, Badan Pener-
bit Fakultas Ekonomi, edisi kedua, Yogyakarta.
Ispriyanto (2000) “Pengaruh Motivasi, Kepemimpinan, Insentif dan Lingkungan Kerja Ter-
hadap Kinerja Karyawan Pada PT> Bank BPD Jateng Cabang Purwokerto”, Tesis
S2, Program Studi Magister Manajemen UII, Yogyakarta, Tidak Dipublikasikan.
Ivancevich, John M., and Matterson, M.T., (1990) “Organizational Behavior and Manage-
ment”, Richard D. Irwin Inc., Homewood Boston.
Kussriyanto, Bambang (1991) “Meningkatkan Produktivitas Karyawan”, PT. Pustaka Bina-
man Pressindo, Jakarta.
Larasati, Sri., (1999) “ Hubungan Kepemimpinan, Motivasi dan Lingkungan Kerja terhadap
Kinerja Karyawan Hotel Ambarukmo Yogyakarta”, Tesis S2, Program Studi Ma-
gister Manajemen UII, Yogyakarta, Tidak Dipublikasikan.
Manulang (1981) “Manajemen Personalia”, Ghalia Indonesia, Jakarta.

SINERGI Edisi Khusus on Human Resources, 2005 1


Eka Idham Iip K Lewa &

Martoyo, Susilo, (1988) “Pengetahuan Dasar Manajemen dan kepemimpinan”, cetakan


pertama, Badan Penerbit Fakultas Ekonomi, Yogyakarta.
Mathis, Robert L., dan John H. Jackson, (2002) “ Manajemen Sumber Daya Manusia”, buku
2 edisi pertama, Salemba Empat, Jakarta.
Nasution, Mulia (1994) “Manajemen Personalia, Aplikasi dalam Perusahaan”, Djambatan,
Jakarta.
Nitisemo, Alex, S., (1998) “Manajemen Personalia”, cetakan ketiga, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Nurmianto, Eko (1996) “Ergonomi, Konsep Dasar dan Aplikasi”, PT. Candimas Metropole,
Jakarta.
Pranoto, Bambang (1997) “Pengaruh Motivasi dan Lingkungan Kerja Terhadap Produk-
tivitas Kerja Pada Industri Jasa Konsultasi Teknik PT. Prima Disain Widya
Adicipta Semarang”, Tesis S2, Program Studi Magister Manajemen UII, Yogya-
karta, Tidak Dipublikasikan.
Purnomo, Hari, dkk, (2000) “Modul Praktikum: Iklim Kerja, Temperatur, Pencahayaan,
Kebisingan”, edisi pertama, Laboratorium PSK dan Ergonomi Teknik Manajemen
Industri, Fakultas Teknologi Industri, UII, Yogyakarta.
Siagian, Sondang P., (1995) “Teknik Menumbuhkan dan Memelihara Perilaku Organisasi”,
CV. Haji Masagung, Jakarta.
Sigit, Soehardi, (2003) “Esensi Perilaku Organisasional”, Bagian Penerbit Fakultas Eko-
nomi, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Yogyakarta.
Soekarno, K., (1986) “Dasar-dasar Manajemen”, Penerbit Miswar, Jakarta.
Supadmi (1999), “Pengaruh Kepemimpinan Lingkungan Kerja dan Disiplin Kerja terhadap
Kinerja Karyawan di Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Manajemen Kom-
puter Cabang Solo, Palembang dan Bengkulu”, Tesis S2, Program Studi Magister
Manajemen UII, Yogyakarta, Tidak Dipublikasikan.
Terry, George R., (1983) “Teknik Menumbuhkan dan Memelihara Perilaku Organisasi”,
CV. Haji Masagung, Jakarta.
Timpe, Dale (1992) “Seri Ilmu dan Seni Manajemen Bisnis (Memimpin Manusia)”, PT. Elex
Media Komputindo, Jakarta.
Zainun, Buchari (1989) “Manajemen dan Motivasi”, Balai Aksara, Jakarta.

1 SINERGI Edisi Khusus on Human Resources, 2005

Anda mungkin juga menyukai