NIM 22182001
1. Gaya hidup: Gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok, kurang berolahraga, dan makan
makanan yang tidak sehat dapat meningkatkan risiko terkena penyakit.
2. Lingkungan: Lingkungan yang tidak sehat seperti polusi udara, air yang terkontaminasi, dan
sanitasi yang buruk dapat mempengaruhi kesehatan.
3. Genetik: Faktor genetik dapat mempengaruhi risiko terkena penyakit tertentu.
4. Stres: Stres yang berlebihan dapat mempengaruhi kesehatan mental dan fisik.
5. Usia: Semakin tua usia seseorang, semakin besar risiko terkena penyakit tertentu.
6. Riwayat kesehatan: Riwayat kesehatan keluarga dan riwayat penyakit sebelumnya dapat
mempengaruhi risiko terkena penyakit.
7. Akses terhadap perawatan kesehatan: Akses terhadap perawatan kesehatan yang baik dapat
membantu mencegah dan mengobati penyakit.
1. Mengadopsi gaya hidup sehat: Menghindari merokok, berolahraga secara teratur, dan makan
makanan yang sehat dapat membantu meningkatkan kesehatan.
2. Meningkatkan lingkungan yang sehat: Meningkatkan kualitas udara, air, dan sanitasi dapat
membantu meningkatkan kesehatan.
3. Melakukan tes genetik: Tes genetik dapat membantu mengidentifikasi risiko terkena penyakit
tertentu sehingga dapat diambil tindakan pencegahan yang tepat.
4. Mengelola stres: Mengelola stres dengan cara seperti meditasi, yoga, atau terapi dapat
membantu meningkatkan kesehatan mental dan fisik.
5. Melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur: Melakukan pemeriksaan kesehatan secara
teratur dapat membantu mendeteksi penyakit sejak dini dan mengambil tindakan pencegahan
yang tepat.
6. Meningkatkan akses terhadap perawatan kesehatan: Meningkatkan akses terhadap perawatan
kesehatan yang baik dapat membantu mencegah dan mengobati penyakit.
7. Meningkatkan kesadaran masyarakat: Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya
menjaga kesehatan dapat membantu mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan secara
keseluruhan.
SINERGI
ISSN : 1410 - 9018 KA JIAN BISNIS DAN MANAJEMEN
Edisi Khusus on Human Resources, 2005
Hal. 129 - 140
Subowo
Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara empiris pengaruh faktor kepe-
mimpinan, lingkungan kerja fisik dan kompensasi terhadap kinerja karyawan baik secara ber-
sama-sama maupun secara parsial di PT. Pertamina (Persero) Daerah Operasi Hulu Jawa
Bagian Barat, Cirebon. Populasi penelitian ini adalah karyawan perusahaan tersebut
sebanyak 60 orang tanpa menggunakan sampel. Alat analisis data yang digunakan dalam
pengujian hipotesis adalah. analisis regresi berganda, analisis korelasi berganda dan analisis
korelasi parsial. Hasil dari penelitian dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama
variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan. Dari ketiga variabel
independen tersebut variabel kompensasi mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap
kinerja karyawan.
orang-orang. Dan yang dimaksud dengan tidak kenal lelah, ia mempunyai daya
pemimpin ialah seseorang yang memiliki tahan yang kuat untuk bekerja keras
seni dan atau kemampuan untuk mempenga- dalam jangka waktu lama. Hal ini untuk
ruhi orang yang ada disekelilingnya agar dapat memberi contoh atau motivasi
supaya mau dan bersedia mengikuti jejak, pada bawahan.
kehendak, dan keinginan pemimpin yang d. Pandai bergaul. Seorang pemimpin
bersangkutan. Sedangkan Soehardi Sigit yang baik, selalu pandai bergaul dengan
(2003; hal. 177) berpendapat bahwa kepe- teman sejawat, ia akan berusaha me-
mimpinan merupakan upaya untuk mem- ngenal baik temannya serta memahami
pengaruhi orang lain untuk melakukan per- segala persoalannya.
buatan kearah yang dikehendaki. e. Memberi contoh bekerja dengan sema-
Seorang pimpinan harus mengem- ngat pada bawahan. Seorang pemimpin
bangkan suatu gaya dalam memimpin selalu menjadi pelopor dan selalu mem-
bawahnnya. Suatu gaya kepemimpinan da- beri contoh bagaimana cara bekerja
pat dirumuskan sebagai suatu pola perilaku keras dan bersemangat, sehingga bawa-
yang dibentuk untuk diselaraskan dengan han dengan sendirinya termotivasi un-
kepentingan-kepentingan organisasi dan tuk ikut bekerja dengan semangat.
karyawan untuk dapat mencapai tujuan yang f. Memiliki rasa integritas. Pemimpin
telah ditetapkan. Menurut Mulia Nasution harus mempunyai rasa bersatu padu
(1994; hal.226-228) pemimpin bawaan da- dengan kelompok yang ada dalam or-
pat dibedakan dari gaya yang dibawakan ganisasinya.
oleh pemimpin tersebut. Gaya kepemimpi-
nan ini dapat dibedakan dalam beberapa Lingkungan Kerja Fisik
tipe, yaitu dictator, otoriter, demokratis, bi- Pada saat ini lingkungan kerja da-
rokratis, dan kendali bebas. pat didesain sedemikian rupa untuk men-
Seorang pimpinan yang baik harus ciptakan hubunga kerja yang mengikat
mempunyai sifat-sifat yang baik dan terpuji pekerja dalam lingkungannya. Lingkungan
sehingga dapat menjadi teladan bagi bawa- kerja yang baik adalah yang aman, tenteram,
hannya. Menurut Mulia Nasution (1994; bersih, tidak bising, terang dan bebas dari
hal.225) kepemimpinan yang baik harus segala macam ancaman dan gangguan yang
memiliki sifat-sifat, yaitu: dapat menghambat karyawan untuk bekerja
a. Mempunyai kemampuan melebihi secara optimal. Menurut Agus Ahyari (1997;
orang lain. Seorang pemimpin tidak hal 97) lingkungan kerja adalah suatu ling-
mau jadi nomor dua, juga mempunyai kungan dimana karyawan bekerja, sedang-
keinginan mengatasi dan mengungguli kan kondisi kerja merupakan kondisi dimana
orang lain. Seorang pemimpin harus karyawan tersebut bekerja. Dengan demi-
penuh inisiatif dan sanggup bekerja kian sebenarnya kondisi kerja termasuk
keras serta ulet untuk dapat mencapai salah satu unsur lingkungan keria.
tujuan. Menurut Agus Ahyari (1997; hal.
b. Mempunyai rasa tanggung jawab yang 99) lingkungan kerja terdiri dari lingkungan
besar. Seorang pemimpin tidak akan kerja non fisik yang meliputi lingkungan
pernah merasa takut untuk memikul sosial, status sosial, hubungan kerja dalam
tanggung jawab terhadap orang lain, kantor, sistem informasi, dan kesempatan;
atau pekerjaan yang sukar sekalipun. dan lingkungan kerja fisik. Dengan lingku-
c. Mau bekekja keras. Seorang pemimpin ngan kerja fisik yang baik, para karyawan
akan selalu sanggup bekerja keras dan akan dapat bekerja dengan baik, aman dan
d. Letak geografis; perbedaan dalam pem- merasa aman, tenang dan betah dalam mela-
berian kompensasi juga sangat dipenga- kukan pekerjaan mereka sehingga menye-
ruhi oleh letak geografis dimana peru- babkan kinerja mereka dapat meningkat
sahaan itu berada. Karyawan perusa- sesuai dengan keinginan perusahaan. Se-
haan di daerah yang terpencil akan baliknya jika lingkungan kerja fisik yang
mendapat kompensasi yang berbeda buruk akan membuat karyawan merasa tidak
dengan karyawan perusahaan di kota betah dan terganggu dalam menyelesaikan
besar. tugas yang dibebankan kepadanya.
e. Pasar tenaga kerja; pemberian kompen- Sistem kompensasi yang tepat dan
sasi juga sangat dipengaruhi oleh sesuai dengan keinginan semua pihak akan
penawaran dan permintaan tenaga kerja membuat karyawan akan bekerja secara op-
di pasar. Sesuai hukum penawaran dan timal karena yakin bahwa mereka pasti akan
permintaan, pada saat keadaan pereko- mendapatkan imbalan yang sesuai dengan
nomian pada titik booming permintaan apa yang telah mereka berikan kepada peru-
akan tenaga kerja sedangkan tenaga sahaan. Sebaliknya jika sistem kompensasi
kerja yang tersedia sangat terbatas maka hanya memperhatikan keinginan perusa-
kompensasi yang ditawarkan kepada haaan saja maka akan menimbulkan keti-
calon karyawan pun akan tinggi. Begitu dakpuasan bagi karyawan yang akan ber-
juga sebaliknya apabila perekonomian muara pada tingginya tingkat keluar masuk
dalam keadaan resesi permintaan tenaga karyawan dalam perusahaan karena mereka
kerja maka tingkat kompensasi yang merasa kurang dihargai sesuai dengan usaha
ditawarkan kepada calon karyawan pun yang telah mereka lakukan bagi perusahaan.
akan rendah. Calon karyawan dengan Hal ini sangat merugikan perusahaan karena
keahlian dan ketrampilan khusus akan proses perekrutan dan pelepasan karyawan
mempunyai posisi tawar menawar yang merupakan kegiatan yang memerlukan biaya
lebih kuat dalam menentukan tingkat yang sangat besar.
kompensasi dibandingkan dengan calon Dengan demikian hipotesa yang
karyawan yang tidak memiliki keahlian diajukan adalah ada pengaruh kepemimpi-
dan keterampilan khusus. nan, lingkungan kerja fisik dan kompensasi
baik secara bersama-sama maupun secara
Kerangka Pikir parsial terhadap kinerja karyawan di PT.
Berdasarkan kajian pustaka di atas Pertamina (Persero) Daerah Operasi Hulu
maka kerangka pemikiran dalam penelitian Jawa Bagian Barat, Cirebon.
ini adalah faktor kepemimpinan, lingkungan
kerja fisik dan kompensasi dapat mempe- METODE PENELITIAN
ngaruhi kinerja karyawan dalam bekerja. Populasi Penelitian
Seorang pemimpin yang baik dan dapat Populasi dari penelitian ini adalah
menjadi teladan bagi bawahannya akan karyawan di PT. Pertamina (Persero) Daerah
menciptakan semangat dan kegairahan bagi Operasi Hulu Jawa Bagian Barat, Cirebon
keryawan untuk menghasilkan kinerja yang sebanyak 80 orang karyawan. Untuk pelak-
baik. Sebaliknya jika pimpinan tidak bisa sanaan uji coba diambil 20 responden secara
memberi contoh yang baik bagi bawahannya random dari seluruh anggota populasi se-
maka hal tersebut juga akan berpengaruh hingga jumlah populasi yang tersisa adalah
buruk bagi kinerja karyawan. 60 orang. Sedangkan untuk penelitian se-
Pengaturan lingkungan kerja fisik sungguhnya menggunakan jumlah respon-
yang baik akan membuat para karyawan den sebanyak 60 orang karyawan.
Harga 2,559 merupakan nilai kon- yawan di PT. Pertamina (Persero) Daerah
stanta yang menunjukkan bahwa jika tidak Operasi Hulu Jawa Bagian Barat, Cirebon.
ada usaha untuk menambah X1, X2 dan X3, Hasil ini valid karena model yang digunakan
maka tingkat kinerja karyawan yang dihasil- memenuhi asumsi klasik regresi berganda.
kan adalah 2,559. Nilai 0,229 X, merupakan Berdasarkan Tabel 3 dapat diketa-
koefisien regresi, yang menunjukkan bahwa hui bahwa gabungan korelasi R dari ketiga
setiap adanya upaya penambahan sebesar variabel independen X1, X2, dan X3 terha-
satu satuan variabel kepemimpinan, maka dap variabel dependen Y adalah sebesar
akan ada kenaikan kinerja karyawan sebesar 0,990. Sedang koefisien determinasi adalah
0,229. Nilai 0,485 X2 merupakan koefisien 0,979. Artinya pengaruh secara bersama-
regresi, yang menunjukkan bahwa setiap sama variabel independen terhadap peruba-
adanya upaya penambahan sebesar satu han variabel dependen adalah 97,9%, se-
satuan variabel lingkungan kerja fisik, maka dangkan sisanya dipengarahi oleh variabel
akan ada kenaikan kinerja karyawan sebesar lain.
0,485. Nilai 0,597 X3 yang menunjukkan Untuk pengujian F test bisa dilaku-
bahwa setiap adanya upaya penambahan kan dengan melihat tingkat signifikansi F
sebesar satu satuan variabel kompensasi, hitung. Berdasarkan Tabel 4 maka tingkat
maka akan ada kenaikan kinerja karyawan signifikansinya adalah 0,000. Karena proba-
sebesar 0,597. bilitas atau signifikansi nilai F Hitung
Berdasarkan Tabel 2 juga dapat (0,000) lebih kecil dari alpha (0,05), maka
diketahui bahwa tingkat signifikansi koe- Ho ditolak. Dengan demikian dapat disim-
fisien kepemimpinan (X1), lingkungan kerja pulkan bahwa secara bersama-sama variabel
(X2) dan kompensasi (X3) lebih kecil dari kepemimpinan, lingkungan kerja fisik dan
alpha (0,05). Sehingga kesimpulan yang kompensasi mempunyai pengaruh terhadap
dapat diambil adalah ada pengaruh kepe- kinerja karyawan di PT. Pertamina (Persero)
mimpinan, lingkungan kerja, dan kompen- Daerah Operasi Hulu Jawa Bagian Barat,
sasi secara individual terhadap kineria kar- Cirebon.
Tabel 4. ANOVA
Sum of Mean
Model df F Sig.
Squares Square
Regression 13.368 3 4.456
1 Residual . 271 56 4.842E-03 920.297 .000
Total 13.639 59
DAFTAR PUSTAKA
Ahyari, Agus, (2003) “Aplikasi Statistik Praktis dengan Menggunakan SPSS 10 For
Windows”, Graha Ilmu, edisi kedua, cetakan pertama, Yogyakarta.
Alhusin, Syahri, (1997) “Kepemimpinan Efektif Dalam Perusahaan, Suatu Pendekatan Psi-
kologik”, Liberty, Cetakan kedua, Yogyakarta.
As’ad, Moh. (1998) “Psikologi Industri”, Liberty, Sedisi Keempat, Cetakan Ketiga, Yogyakarta.
Azwar, Saifudin, (1999) “Penyusunan Skala Psikologi”, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Hadi, Sutrisno, (1987) “Metodologi Research”, Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM,
Yogyakarta.
Handoko, Hani, (1988) “Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia”, Badan Pener-
bit Fakultas Ekonomi, Yogyakarta.
Handoko, Hani, (1995) “Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia”, Badan Pener-
bit Fakultas Ekonomi, edisi kedua, Yogyakarta.
Ispriyanto (2000) “Pengaruh Motivasi, Kepemimpinan, Insentif dan Lingkungan Kerja Ter-
hadap Kinerja Karyawan Pada PT> Bank BPD Jateng Cabang Purwokerto”, Tesis
S2, Program Studi Magister Manajemen UII, Yogyakarta, Tidak Dipublikasikan.
Ivancevich, John M., and Matterson, M.T., (1990) “Organizational Behavior and Manage-
ment”, Richard D. Irwin Inc., Homewood Boston.
Kussriyanto, Bambang (1991) “Meningkatkan Produktivitas Karyawan”, PT. Pustaka Bina-
man Pressindo, Jakarta.
Larasati, Sri., (1999) “ Hubungan Kepemimpinan, Motivasi dan Lingkungan Kerja terhadap
Kinerja Karyawan Hotel Ambarukmo Yogyakarta”, Tesis S2, Program Studi Ma-
gister Manajemen UII, Yogyakarta, Tidak Dipublikasikan.
Manulang (1981) “Manajemen Personalia”, Ghalia Indonesia, Jakarta.