Ekspresi = penghayatan/penjiwaan/ekspresi
Pada suatu pembacaan puisi, si pembaca harus dapat memahami dan menghayati
kandungan dalam puisi yang dibacakannya. Dengan demikian, si pembaca puisi akan
mampu menjiwai dan menyampaikan ekspresi yang tepat sesuai dengan isi puisi yang
dibacanya dengan baik.
Dari penghayatan dan penjiwaan yang maksimal, akan terbentuk ekspresi yang
natural. Contohnya: ketika peserta membaca bait kemarahan, maka peserta harus
mengeksresikan kemarahan itu, begitu pula ketika peserta membacakan bait tentang
kesedihan maupun kebanggan.
Ekspresi sangat berkaitan dengan mimik wajah saat membaca puisi. Jadi, ekspresi
peserta harus tepat, profesional, dan tak terlalu berlebihan, agar tidak mengganggu.
artikulasi/pelafalan
artikulasi adalah kejelasan pengucapan. Setiap huruf vokal ataupun konsonan harus
dilafalkan dengan jelas dan tepat. Selain itu perlu pula diperhatikan volume suara.
Ketika seorang pembaca puisi tampil di hadapan pendengar atau hadirin, maka
suaranya harus mampu mengatasi suara para penonton tersebut. Walapun demikian,
tetap ia harus mempertimbangkan pada bagian-bagian mana pada puisi itu yang
benar-benar harus diucapkan dengan volume dan suara lantang dan pada bagian-
bagian mana yang harus dikecilkan volumenya.
intonasi/penekanan
Bagian-bagian bait dan lirik puisi harus diberikan intonasi atau tinggi rendah nada
yang berbeda. Ada bagian-bagian penting yang diberikan penekanan sehingga isi atau
kandungan puisi dapat disampaikan dengan jelas kepada para pendengar. Karena itu,
intonasi yang disampaikan ketika membacakan kesedihan harus berbeda dengan saat
membacakan kerinduan. Selain itu, intonasi antar bait puisi juga harus dibedakan,
agar tidak terkesan monoton.
kriteria penilaian untuk lomba Nyanyi Solo SMP
Catatan Penilaian
Materi vokal dengan bobot nilai 30% meliputi;
Karakter
kualitas vokal.