Anda di halaman 1dari 9

Subunit 1

Deklamasi Karya Sastra Anak-Anak

A pakah Anda ingin menjadi deklamator/pembaca puisi yang hebat? Tentu,


karena menjadi pemabca puisi yang baik, di samping dapat menyenangkan
bagi diri sendiri juga dapat menghibur orang lain. Namun permasalahannya,
sekarang sudahkah Anda memahami perbedaan antara deklamasi puisi dan baca
puisi, serta aspek-aspek apa sajakah yang perlu diperhatikan dalam
mendeklamasikan puisi dengan baik. Untuk memperoleh pemahaman tentang
deklamasi puisi dan aspek yang perlu diperhatikan agar pada saat
mendeklamasikan puisi supaya dapat terasa indah bagi penikmat, ikuti dengan
sungguh-sungguh uraian berikut.

Pengertian Deklamasi
Kata “deklamasi“ berasal dari bahasa Inggris “declamation” yang
berarti penyuaraan sesuatu lewat suara. Secara umum, deklamasi merupakan
suatu kegiatan membawakan atau menyampaikan puisi atau prosa secara lisan
disertai mimik, intonasi, dan gerak jasmaniah yang wajar sesuai konteks makna
larik atau yang dituturkan. Aspek-aspek tersebut harus saling menunjang dan
atau saling melengkapi dalam menciptakan suasana deklamasi yang dapat
memukau para penonton.
Secara umum saat ini, yang membedakan dengan deklamasi adalah baca
puisi “poetry reading” disampaikan dengan memegang naskah, sedangkan
deklamasi dilaksanakan dengan menghafal sajak yang akan dideklamasikan
tersebut. Selanjutnya, Junaedi (1989) mengemukakan beberapa perbedaan antara
baca puisi dan deklamasi dari berbagai segi: (1) baca puisi sipembaca
memegang naskah puisi sedang deklamasi tidak memegang naskah puisi
sehingga dapat berkonsentrasi dengan baik melakukan gerak jasmaniah secara
bervariasi, (2) pada baca puisi, jumlah dan panjang puisi yang dibaca lebih
banyak dan panjang daripada deklamasi, (3) pada baca puisi faktor
suara/intonasi banyak berperan, sedang deklamasi disamping intonasi juga
faktor mimik dan gestur atau gerak jasmaniah, (4) baca puisi relatif untuk diri
sendiri dan orang lain, sedang deklamasi semata-mata untuk orang lain.

Kajian Bahasa Indonesia di SD 9- 3


Meskipun banyak segi yang membedakan deklamasi dan baca puisi, tak
perlu ditonjolkan, seperti yang dikatakan oleh Ali (1982) bahwa perbedaan
tersebut tidak merupakan suatu ketentuan yang definitif dan bersifat mengikat.
Kalau deklamator menghafal sajak, tidak lain hanyalah persoalan teknis,
sekedar untuk memberikan kekebasan kepada si deklamator untuk
berimprovisasi. Dengan kata lain, deklamasi dan baca puisi, pada hakikatnya
sama, yakni keduanya menyampaikan puisi secara lisan kepada khalayak
penonton untuk dinikmati nilai-nilai estetis dan nilai-nilai humanistik puisi
tersebut.

Syarat Mendeklamasikan Puisi


Menjadi pendeklamasi puisi yang baik ada sejumlah syarat yang perlu
dipenuhi. Syarat-syarat tersebut sifatnya saling menunjang. Salah satu syarat
yang kurang dipenuhi akan berpengaruh secara totalitas terhadap taraf
kemenarikan deklamasi puisi yang ditampilkan. Menurut Ali (1982) syarat yang
harus dipenuhi seorang pembaca/deklamasi pusi adalahsebagaia berikut.

a. Mempunyai kemampuan teknis


Kemampuan teknis yang harus dipenuhi untuk menjadi seorang pem-
baca atau deklamator puisi yang baik adalah suara yang jelas, vokal yang
sempurna, mahir membentuk irama, mamp mengubah warna suara secara
teat dan menarik.

b. Penguasaan mimik
Seorang deklamator harus memiliki kemampuan mengubah-ubah raut
muka yang alamiah dan wajar sesuai makna larik atau bait puisi yang
dideklamasikan, mimik marah, mimik takut, mimik terharu, mimik sedih,
mimik.heran, dan sebagainya
c. Penguasaan gestur
Seorang pembaca atau deklamator puisi harus memiliki penguasan
gerak anggota tubuh (gestur) secara reflek dan pantas sesuai isi larik puisi
yang dideklamasikan. Fungsinya sebagai komplementer bagi pelafalan dan
intonasi larik/baik yang dilantunkan.

d. Penguasaan memahami puisi dengan tepat


Salah memahami isi suatu sajak yang dideklamasikan akan
berpengaruh terhadap lafal-intonasi, mimik, dan gerak tubuh yang

9 - 4 Unit 9
ditampilkan. Karena itu, seorag pembaca/deklamator puisi harus memiliki
kemampuan memahami isi, suasana, sikap pengarang yang tersembunyi
dalam puisi yang dideklamasikan.

Deklamsi dan Unsur Penilaiannya


Menilai dan menentukan suatu deklamasi yang baik perlu
memperhatikan berbagai aspek. Aspek-aspek tersebut, menurut Ali (1984)
meliputi aspek interpretasi dan presentasi. Interpretasi meliputi: visi, artikulasi,
dan intonasi, sedang presentasi meliputi: vokal, gestur atau gerak, tekanan,
volume suara, ekspresi mimik. Sedangkan menuurut Aminuddin (2004) bahwa
aspek-aspek yang diiperhatikan dalam menilai suatu deklamasi adalah (1) aspek
pemahaman dan penghayatan tentang makna, suasana penuturan, sikap
pengarang, dan intensi pengarang, (2) aspek pemaparan yang meliputi: kualitas
ujaran, tempo, durasi, pelafalan, ekspresi wajah., kelenturan tubuh, dan
konversasi.
Sasaran penilaian deklamasi di atas adalah untuk orang dewasa. Yang
diperlukan adalah aspek penilaian untuk keperluan deklamasi anak usia Sekolah
Dasar. Namun demikian, aspek penilaian di atas tetap dijadikan acuan, hanya
saja mengalami penyederhanaan. Penilaian deklamsi puisi untuk keperluan
anak usia Sekolah Dasar adalah terdiri atas lima aspek.
Kelima aspek tersebut dapat dilihat secara utuh pada skema berikut.

Mimik
pelafalan

Penilaian Gestur
deklamasi
Intonasi
di SD
Konversasi

a. Pelafalan
Pelafalan yang dimaksud adalah pelafalan bunyi vokal, konsonan secara
tepat, misalnya makan tidak diucapkan makang tetapi makan, cepat tidak
dilafalkan cepa’ tetapi cepat, kemana tidak dilafalkan kEmana tetapi kemana,
kiri tidak dilafalkan keri tetapi kiri dan sebagainya. Di samping itu, pelafalan
menyangkut pula dengan masalah kejelasan, yakni pelafalan bunyi vokal,

Kajian Bahasa Indonesia di SD 9- 5


konsonan, dengan volume suara yang jelas dan sempurna, misalanya vokal /o/
dilafalkan denga suara yang keras atau jelas serta dengan bentuk mulut yang
tidak setenga bundar.

b. Intonasi
Intonasi yang dimaksud kaitannya dengan deklamasi puisi bukan hanya
berkaitan dengan aspek panjang pendeknya suara (tempo), tinggi rendahnya
suara (nada) melainkan juga termasuk keras lembutnya suara (tekanan) dan
perhentian suara sejenak (jeda) pada saat mendeklamasikan larik atau bait
puisi. Keseluruhan aspek tersebut tentu nampak secara keseluruha sebagai suatu
komponen yang saling berhubungan secara utuh.
Intonasi yang dimaksud di atas beranjak dari pengertian yang
dikemukakan oleh Keraf (1980:43) “bahwa intonasi adalah kerjasama antara
tekanan, nada, tekanan waktu, dan perhentian (jeda) yang menyertai suatu tutur
dari awal hingga akhir. Pengertian tersebut sejalan dengan pengertian intonasi
yang disampaikan oleh Asmara (1981:26) dengan istilah “lagu tutur, yang
meliputi: aksen, nada, irama, timbre, tempo, dan jeda.”
Pemaparan intonasi yang tepat dan sesuai pada saat mendek-lamasikan
suatu puisi tentu mencerminkan kualitas pemahaman dan penghayatan
deklamator tentang makna, suasana penuturan, dan sikap pengarang. Puisi yang
bersuasana sedih seperti puisi doa dan puisi yang berisi penderitaan,
intonasinya adalah nada rendah, tekanan lembut, tempo lambat. Puisi yang
bersuasana marah atau tegas seperti puisi kepahlawanan, intonasinya: nada
tinggi, tempo cepat, dan tekanan keras. Sedangkan puisi yang bersuasana
gembira seperti puisi yang mendeskripsikan keindahan alam, intonasinya: nada
sedang (tidak tinggi dan tidak rendah, tempo sedang, dan tekanan sedang).
Berdasarkan hal tersebut, puisi yang berjudul “Doa” jika dibaca dengan
intonasi tegas/marah seperti puisi kepahlawanan, tentu hilang nilai estetisnya
dan maknanya Demikian pula sebaliknya, puisi kepahlawan dibaca dengan
intonasi sedih tentu hilang pula nilai estetis dan makna yang dikandungnya.
Bahkan lebih dari itu akan menimbulkan kelucuan atau bahan tertawaan bagi
pendengar

c. Ekspresi Wajah (mimik)

9 - 6 Unit 9
Mimik adalah perubahan raut wajah sesuai konteks makna dan suasana
puisi atau prosa yang dibaca. Penampakan mimik yang tepat merupakan
cerminan dari tingkat pemahaman dan penghayatan makna dan suasana
penuturan, dan sikap pengarang karya sastra tersebut.
Ekspresi wajah (mimik) dalam deklamasi sastra dapat terdiri atas
beberapa macam, antara lain, mimik sedih, mimik marahh/tegas, mimik
gembira, dan sebagainya. Menurut Remelan, (1982) mengungkapkan berbagai
ciri mimik sebagai berikut.

“Mimik sedih: wajah tampak muram, pandangan mata


kelihatan sayu , bibir mengatup rapat. Mimik marah: mata
membelalak , tampak galak, dahi berkerut. Mimik gembira:
pandangan mata bercahaya, muka berbinar-binar, bibir
merekah tersenyum.”

Kemampuan seorang pemain dalam menunjukkan mimik yang sesuai


tuntutan peran dalam naskah merupakan suatu hal yang turut menentukan taraf
keberhasilan suatu pementasan; kapan mimik atau ekspresi wajah pemain
khususnya pemain utama kurang sesuai, penonton akan memberi penilaian
kurang menyenangkan.

d. Gestur (kelenturan tubuh)


Yakni kemampuan pembaca menguasai anggota tubuh dalam
menggerakkannya secara lentur, refleks namun kelihatan wajar dan alamiah
sebagai sarana penunjang. Gestur atau gerak jasmaniah harus selalu sejalan
dengan pemaparan intonasi dan perasaan pembaca, misalnya saat membaca larik
puisi gunung yang tinggi, tangan menunjuk ke atas secara lentur dan refleks,
pada saat membaca larik /sungai yang berkelok-kelok/ tangan bergerak
berkelok-kelok secara lentur dan refleks dan sebagainya

e. Konversasi
Berdeklamasi di hadapan khalayak penonton secara langsung menurut
Aminuddin (2004) pada hakikatnya sedang berkomunikasi dengan penikmat itu
sendiri. Olehnya itu, deklamator selayaknya memperhatikan sikap yang dapat
menumbuhkan suasana simpatik dan keakraban antara dirinya dengan khalayak
penonton, misalnya penciptaan kontak lewat pandangan mata, pengaturan
posisi tubuh, pengaturan gerak-gerik tubuh secara wajar. Kepribadian

Kajian Bahasa Indonesia di SD 9- 7


deklamator yang gampang demam panggung, pemalu, dan tidak percaya diri,
tentu sulit menampilkan kesan yang simpati yang dapat memukau bagi khalayak
penonton. Kompersasi mengindikasikan bahwa deklamator mampu tampil di
atas pentas dengan sikap dan penampilan yang komunikatif dan menarik bagi
penonton.
Anda telah mencermati kelima aspek penilaian deklamasi puisi di
atas, bukan! Bagaimana mendeklamasikan puisi yang berjudul “Di Kala
Kuberdoa” berikut ini?

Di Kala Kuberdoa
Elviani
Dikala kuberdoa
Ada rasa damai di hati
Di kala kuberdoa
Air mata ini jatuh
Satu-satu di pipi
Di kala kuberdoa
Kusadari siapa diriku
Tidak putih, Tuhan
Ketika kuberdoa
Kudengar bisikanmu menyejukkan
Sekan menghapus keresahan hatiku
Terima kasih Tuhan
Atas kasih sayang-Mu padaku

Dengan memperhatikan secara kritis puisi di atas, maka berikut


dipaparkan hal hal yang perlu diperhatikan saat membaca puisi di atas,
khususnya dari segi intonasi, mimik, gestut tubuh, dan konversasi.
- Pembacaan puisi “Di Kala Keberdoa” dominan menggunakan intonasi
.sedih: tempo lambat, nada rendah, dan tekanan dinamik yang lembut
- Pembacaan puisi “Di Kala Kuberdoa” menggunakan mimik sedih pada
bait kedua, ketiga, keempat, dan mimik gembira pada bait pertama dan
larik kedua bait ke-4 .
- Gerak refleks anggota tubuh saat mendeklamasikan puisi di atas
adalahSaat membaca bait I, kedua tangan diangkat ke atas seperti berdoa
lalu diletakkan di atas dada

9 - 8 Unit 9
- Saat membaca bait II, kedua tangan diangkat seperti berdoa lalu
telunjuk menunjuk ke mata lalu ke pipi secara berulang-ulang
- Saat membaca bait III, kedua tangan diangkat seperti saat berdoa lalu
tangan diletakkan di kening lalu telapak digerakkan ke kiri-kanan tanda
menolak.
- Saat membaca bait IV, kedua tangan diangkat ke atas seperti saat berdoa
lalu tangan kanan didekatkan ke telinga selanjutnya tangan disilangkan
lalu digerakan kedepan simbol menghapus.
- Saat membaa bait V, tangan kanan diangkat keatas lalu badan
membungkuk tanda hormat.
- Konversasi deklamator saat menampilkan puisi di atas tidak banyak
bergerak ke sana kemari secara cepat. Namun boleh juga pindah dari
depan ke belakang atau kiri ke kanan secara perlahan.

Anda telah perhatikan penjelasan di atas, bukan? Bagaimana? Sudah


memahami tentang deklamasi dan baca puisi serta unsur penilaiannya? Apakah
sudah bisa mendeklamasikan puisi dengan baik? Kalau ya, silakan kerjakan
latihan berikut!

(1) Jelaskan perbedaan antara baca puisi dan deklamasi puisi!


(2) Unsur apa sajakah yang perlu diperhatikan dalam deklamasi puisi dan
bagaimana perbedan antara unsur penilaian tersebut?
(3) Pilihlah salah satu puisi yang Anda senangi berikut ini untuk
dideklamasikan!

Alam Indonesia
Karina Kencana
Alangkah indah alam Indonesia
Gunung-gung menjulang tinggi
Sungainya tampak berliku-liku
Sawah dan ladang luas membentang
Nyiur melambai di pantai
Angin bertiup sepoi-spoi
Hawa pun terasa sejuk
Ombak memecah di tengah laut
Matahariari terbit di lereng gunung
Merah menyala pantulkan sinarnya

Kajian Bahasa Indonesia di SD 9- 9


Burung-burung berkicau merdu mengasyikkan
Seakan memberi salam pada-Nya.
Harian Pedoman Rakyat , 22 April 2004

Engkau Yang Berjasa


S. Pebriani
Kupuji tugasmu
Kuhormati dirimu
Kukagumi ketabahanmu
Kuhargai pengabdianmu
Hidupmu yang penuh kesederhanaan
Hatimu yang penuh keikhlasan
Kata-katamu yang berisi nasihat dan saran
Bagaikan pelita di dalam kegelapan
Engkaulah pahawan tanpa tanda jasa
Engkaulah penunjang kemajuan bangsa
Engkau sumbangkan jiwa dan raga
Untuk tanah air tercinta
Guru….
Betapa mulia tugasmu
Tanpa keikutsertaanm
Tak mungkin negaraku maju

Rambu-rambu pengerjaan latihan


(1) Untuk mengerjakan latihan bagian pertama perlu Anda memiliki
pemahaman berbagai aspek terkait kedua hal tersebut dengan baik, yakni
memahami arti dasar kedua kata tersebut!
(2) Sebelum Anda mengerjakan latihan bagian kedua, Anda perlu mencermati
dan membayangkan dirinya sedang mengikuti atau menonton perlombaan
baca puisi di suatu tempat!
(3) Kalau Anda akan mendeklamasikan puisi di atas, baca secara berlang-
ulang lalu berkonsentrasi dengan sungguh-sungguh. Pahami dengan baik
makna kata demi kata dan suasana penuturannya. Selanjutnya, perhatikan
pelafalan, intonasi, mimik, gestur dan konversasi Anda di atas pentas.

9 - 10 Unit 9
Rangkuman

Deklamasi puisi atau prosa anak-anak merupakan suatu kegiatan


penyampaian sajak atau prosa melalui suara secara langsung atau secara
lisan di depan khalayak.
Syarat yang perlu dipenuhi untuk menjadi pembaca puisi yang baik
adalah kemampuan teknis, gestur tubuh yang wajar, pengugasaan mimik,
dan pemahaman isi sajak.
Unsur-unsur yang dinilai dalam deklamasi puisi adalag aspek
pelafalan atau volume suara yang sempurna, (2) intonasi yakni penuturan
suatu larik atau kalimat yang di dalamnya merangkaikan secara harmonis
antara tempo, nada, tekanan sesuai konteks makna kalimat/larik yang
dilafalkan, (3) mimik yakni perubahan raut wajah atau ekspresi wajah sesuai
konteks makna larik/kalimat yang mendukung intonasi yang dituturkan, (4)
gestur yakni gerak tubuh secara refleks dan wajar sesuai konteks makna
larik/kalimat untuk mendukung mimik yang dipaparkan, (5) konversasi
adalah sikap deklamator di atas pentas yang dapat menumbukan keakraban
dan simpati para penonton.

Kajian Bahasa Indonesia di SD 9- 11

Anda mungkin juga menyukai