Anda di halaman 1dari 7

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II

DENGAN MASALAH KETIDAKPATUHAN PROGRAM DIET

Oleh :

BILLY PRATAMA WINATA

22.30.008

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN


2022

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

The silent killer sebutan dari penyakit diabetes mellitus. Diabetes

Mellitus sering kali tidak menimbulkan gejala sehingga membuat

penderitanya mengalami ketidakpatuhan dalam menjaga pola makan dan

minum obat tanpa memikirkan akibat komplikasi yang akan terjadi

dikemudian hari. Ketidakpatuhan terhadap pengaturan diet pasien DM

disebabkan oleh beberapa faktor antara lain pendidikan, pengetahuan,

kejenuhan dalam pengobatan, dan keinginan untuk sembuh, sehingga

mengakibatkan komplikasi. (Risnasari, 2014). Gaya hidup yang tidak sehat

serta pola makan yang tidak sesuai sering menjadi faktor susah terkontrolnya

kadar glukosa darah. Seperti kebiasaan mengkonsumsi sumber makanan yang

mengandung gula terlalu tinggi sehingga menumpuk didalam tubuh dan akan

meningkatkan risiko hiperglikemia (Wahyuni, 2019).

World Health Organization (2018) menjelaskan bahwa secara global

422 juta orang dewasa berusia diatas 18 tahun yang hidup dengan diabetes

pada tahun 2016. Jumlah terbesar diabetes diperkirakan untuk Asia Selatan,

Asia Timur dan Asia Barat. Menurut data dari Federasi Diabetes

Internasional (2016), jumlah penderita diabetes di Indonesia telah mencapai

8.554.155 orang di tahun 2016. Jumlah penderita diabetes ini membuat

Indonesia menjadi negara dengan populasi penderita diabetes terbanyak ke-7


di dunia pada tahun 2016, setelah Cina, India, Amerika Serikat, Brazil, Rusia

dan Meksiko. Prevalensi Diabetes Melitus di Indonesia berdasarkan

wawancara yang terdiagnosis dokter sebesar 1,5 persen. Diabetes Melitus

terdiagnosis dokter atau gejala sebesar 2,1 persen (Riskesdas, 2018)

Melihat data yang ada diatas, selain berbahaya Diabetes Melitus juga

dapat menimbulkan terjadinya komplikasi yang bersifat akut dan kronis.

Komplikasi akut terdiri dari Hipoglikemia, Ketoasidosis Diabetik (KAD), dan

Status Hiperglikemi Hiperosmolar (SHH). Komplikasi kronis berupa

gangguan pada pembuluh darah baik makrovaskular maupun mikrovaskular,

serta gangguan pada sistem saraf atau neuropati (Perkumpulan Endokrinologi

Indonesia, 2021). Banyak penderita diabetes mellitus yang masih belum

paham mengenai gaya hidup sehat dan seimbang, sehingga menyebabkan

meningktanya kemungkinan penderita mengalami komplikasi lanjutan.

Seperti mengkonsumsi makanan yang tidak sehat dalam artian tidak menjaga

asupan kalori seperti kebutuhan nutrisi yang tidak seimbang, karbohidrat

yang berlebihan, suka mengkonsumsi makanan maupun minuman yang manis

dan kurang diimbangi dengan olahraga.

Untuk mencegah terjadinya komplikasi tersebut, penatalaksanaan

pada pasien Diabetes Mellitus dikenal sebagai empat pilar utama. Empat pilar

tersebut antara lain edukasi, terapi nutrisi/diet, aktifitas fisik dan farmakologi.

Keempat pilar pengelolaan tersebut dapat diterapkan pada semua jenis tipe

Diabetes Mellitus termasuk Diabetes Mellitus tipe 2. Untuk mencapai fokus

pengelolaan Diabetes Mellitus yang optimal maka perlu adanya keteraturan

terhadap empat pilar utama tersebut. Salah satu hal yang terpenting bagi
pasien Diabetes Mellitus adalah pengendalian kadar gula darah. Pengendalian

kadar gula darah pada pasien Diabetes Mellitus berhubungan dengan faktor

diet atau perencanaan makanan, karena gizi mempunyai kaitan dengan

penyakit Diabetes Mellitus (Padmayani, 2022)

Kepatuhan diet nutrisi pasien merupakan suatu perubahan perilaku

yang positif dan diharapkan proses kesembuhan penyakit lebih cepat dan

terkontrol. Pengaturan diet nutrisi yang seumur hidup bagi pasien DM

menjadi suatu yang sangat membosankan dan menjemukan, jika dalam diri

pasien tidak timbul pengertian dan kesadaran yang kuat dalam menjaga

kesehatannya. Perubahan perilaku diet nutrisi bagi pasien DM yang

diharapkan adalah mau melakukan perubahan pola makan dari yang tidak

teratur menjadi diet yang terencana. Penderita DM didalam melaksanakan

diet harus memperhatikan (3J), yaitu: jumlah kalori yang dibutuhkan, jadwal

makanan yang harus diikuti, dan jenis makanan yang harus diperhatikan.

Kepatuhan akan diet diet harus dilakukan seumur hidup secara terus menerus

dan rutin yang memungkinkan terjadinya kejenuhan pada pasien (Hasriani,

2018). Pentingnya perawat sebagai edukator dalam memberikan pendidikan

diabetes kepada pasien dapat memperbaiki persepsi dan pemahaman tentang

penyakit diabetes mellitus khususnya dalam hal pemnuhan nutrisi. Edukasi

yang didapatkan oleh pasien DM dapat meningkatkan kemampuan untuk

mencapai dan memperoleh pemahaman tentang pengetahuan kesehatan dan

memahami kondisi mereka. Pemberian edukasi yang dilakukan oleh perawat

dapat memunculkan persepsi yang dapat menentukan perilaku kesehatan

seseorang terhadap penyakitnya (Kusumaningrum & Hermawan, 2022).


Dengan melihat latar belakang yang diuraikan diatas maka penulis

tertarik untuk mengangkat masalah ini dalam Karya Ilmiah Akhir Ners

dengan judul Asuhan Keperawatan Pada Klien Diabetes Mellitus Tipe II

Dengan Masalah Ketidakpatuhan Program Diet di Kecamatan Kepanjen.

1.2 BATASAN MASALAH

Masalah pada studi kasus ini dibatasi pada Asuhan Keperawatan Pada

Klien Diabetes Mellitus Tipe II Dengan Masalah Ketidakpatuhan Program

Diet di Kecamatan Kepanjen

1.3 RUMUSAN MASALAH

Bagaimana Asuhan Keperawatan Pada Klien Diabetes Mellitus Tipe

II Dengan Masalah Ketidakpatuhan Program Diet di Kecamatan Kepanjen?

1.4 TUJUAN PENELITIHAN

1.4.1 TUJUAN UMUM

Tujuan penelitian ini adalah melaksanakan Asuhan

Keperawatan Pada Klien Diabetes Mellitus Tipe II Dengan Masalah

Ketidakpatuhan Program Diet di Kecamatan Kepanjen

1.4.2 TUJUAN KHUSUS

1. Mengaplikasikan pengkajian Keperawatan dengan ketidakpatuhan

program diet pada klien diabetes mellitus tipe II

2. Mengaplikasikan perumusan diagnosa Keperawatan dengan

ketidakpatuhan program diet pada klien diabetes mellitus tipe II


3. Mengaplikasikan perencanaan Keperawatan (intervensi) dengan

ketidakpatuhan program diet pada klien diabetes mellitus tipe II

4. Mengaplikasikan tindakan keperawatan (implementasi)

Keperawatan dengan ketidakpatuhan program diet pada klien

diabetes mellitus tipe II

5. Mengaplikasikan evaluasi Keperawatan dengan ketidakpatuhan

program diet pada klien diabetes mellitus tipe II

1.5 MANFAAT PENELITIHAN

1.5.1 MANFAAT TEORITIS

Mengembangkan asuhan keperawatan bidang ilmu komunitas

pada kasus yang dialami dan diharapkan karya tulis ini dapat

bermanfaat untuk kemajuan dan pengembangan ilmu keperawatan

pada Klien Diabetes Mellitus Tipe II dengan Masalah Ketidakpatuhan

Program diet di Kecamatan Kepanjen

1.5.2 MANFAAT PRAKTIS

1. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai sumbangan pemikiran dan referensi pembelajaran

mahasiswa keperawatan selanjutnya, tentang Asuhan

Keperawatan Pada Klien Diabetes Mellitus Tipe II Dengan

Masalah Ketidakpatuhan Program Diet di Kecamatan Kepanjen.

2. Bagi Perawat

Dengan adanya penelitian ini dapat menjadi tolak ukur dalam

memberikan asuhan keperawatan dan menambah pengetahuan


bagi perawat tentang Asuhan Keperawatan Pada Klien Diabetes

Mellitus Tipe II Dengan Masalah Ketidakpatuhan Program Diet

di Kecamatan Kepanjen

3. Bagi Klien

Dengan adanya penyuluhan dapat memberi informasi dan

bahan masukan yang bermanfaat kepada responden tentang

Asuhan Keperawatan Pada Klien Diabetes Mellitus Tipe II

Dengan Masalah Ketidakpatuhan Program Diet di Kecamatan

Kepanjen

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi untuk

peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan Asuhan Keperawatan

Pada Klien Diabetes Mellitus Tipe II Dengan Masalah

Ketidakpatuhan Program Diet di Kecamatan Kepanjen

Anda mungkin juga menyukai