Full Text Skripsi Vivit Fix
Full Text Skripsi Vivit Fix
Oleh :
NIM.2370023
2023
SKRIPSI
Kepanjen
Oleh :
NIM. 2370023
2023
PERNYATAAN SKRIPSI BUKAN JIPLAKAN
karya ilmiah yang pernah di ajukan oleh orang lain untuk memperoleh
gelar akademik di suatu perguruan tinggi dan tidak terdapat karya atau
terdapat yang pernah di tulis dan diterbitkan oleh orang lain kecuali yang
secara tertulis dikutip dalam naskah dan disebutkan dalam sumber kutipan
daftar pustaka.
unsur- unsur PLAGIASI, saya bersedia Tugas Akhir ini di gugurkan dan
gelar akademik yang telah saya peroleh dibatalkan, serta diproses sesuai
Nim : 2370023
i
ii
LEMBAR PERSETUJUAN MENGIKUTI SIDANG AKHIR
NIM : 2370023
Pada:
Oleh :
Kepanjen,
Pembimbing I Pembimbng II
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi oleh :
NIM : 2370023
Pada :
TIM DEWAN PENGUJI
Tanda Tangan
Ketua Penguji : Faizatur Faizatur Rohmi, S.Kep., Ns., M.Kep ………………
Anggota 1 : Dr. Wiwit Dwi N,S.Kep,Ns,M.Kep ………………
Anggota 2 : Dedi Kurniawan,S,Kep,Ns,M.Kep ………………
Mengetahui,
Ketua Program Studi Keperawatan Program Sarjana
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kepanjen
iv
SEMINAR HASIL PENELITIAN
Seminar hasil penelitian ini telah di setujui oleh pembimbing penyusun Skripsi
Kepanjen pada :
Hari/Tanggal:
Kepanjen,
ppPembimbing I
Pembimbing II
NIK. NIK.
Mengetahui,
Ketua Program Studi Keperawatan Program Sarjana
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kepanjen
NIK.2010011026
v
CURICULUM VITAE
Agama : Islam
Riwayat Pekerjaan
v
i
MOTTO
vi
i
KATA PENGANTAR
skripsi ini.
viii
serta masukan dalam kelancaran penyusunan skripsi ini.
skripsi ini.
ix
5. Kepala Puskesmas Dampit. Yang sudah memberi keleluasaan untuk
melakukan penelitian.
7. Terimakasih kepada kedua orang tua saya, suami dan anak-anak dan juga
keluarga yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah
mendukung baik waktu, tenaga, do’a dan pengertin yang telah diberikan
ada.
9. Serta semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu yang telah
terdapat kekurangan dan kelemahan. Dan juga masih jauh dari kesempurnaan oleh
sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak demi
perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini dan semoga karya ini berguna bagi
Penulis
x
ABSTRAK
Fisolati, Vivit Umini. 2023. Hubungan dukungan keluarga terhadapat kepatuhan
minum obat hipertensi pada lansia prolanis (program Pengelolaan penyakit
kronis ) di Puskesmas dampit Pembimbing 1 : Dr. Wiwit Dwi N,S.Kep,Ns,M.Kep
dan pembimbing 2: Dedi Kurniawan,S,Kep,Ns,M.Kep
xi
ABSTRACT
Fisolati, Vivit Umini. 2023. The relationship between family support and adherence to
taking hypertension medication in the elderly Prolanis (chronic disease
management program) at Dampit Community Health Center Supervisor 1:
Dr. Wiwit Dwi N, S.Kep., Ns, M.Kep and Supervisor 2: Dedi Kurniawan,
S,Kep., Ns, M.Kep
xii
BAB 1
LATAR BELAKANG
besar dari 140 mmHg dan atau diastolic lebih besar dari 90 mmHg pada dua kali
gejalanya sehingga disebut pembunuh diam- diam atau (the silent of the death )
dan mampu merusakk fungsi-fungsi dari organ tubun terutama organ-organ vital
seperti jantung, ginjal, dan mata serta mampu menjadi pemicu dari beberapa
penyakit diantaranya stroke, diabetes dan gagal ginjal. (Sutriyawan dan Anyelir,
2019).
meningkat setiap tahunya, diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 milyar
orang yang terkena hipertensi. Penyakit hipertensi sampai saat ini telah
mengakibatkan kematian 9,4 juta jiwa setiap tahunya (Kemenkes RI, 2017).
angaka kejadian terendah terdapat di Papua sebesar 22,2 %. Data dari Survei
1
Indikator Kesehatan Nasional (Sirkesnas) tahun 2016 menunjukkan peningkatan
penyakit terbanyak di Kabupaten Malang pada tahun 2017 dengan jumlah 7475
malang pada tahun 2022 penderita Hipertensi yang ditemukan 10107 orang
Puskesmas Dampit di Bulan Januari 2023 sebanyak 141 orang, pada bulan
Februari 2023 sebanyak 139 orang.Dari jumlah kunjungan Pasien tersebut juga
merupakan peserta prolanis dimana masih ada yang tidak berobat rutin.
Hipertensi pada lansia mempunyai prevalensi yang tinggi, pada usia diatas 65
tahun didapatkan antara 60-80%. Sekitar 60% hipertensi pada usia lanjut adalah
Tidak terkontrolnya tekanan darah dalam waktu yang lama bisa menyebabkan
hipertensi yang berhenti minum obat kemungkinan 5 kali lebih besar terkena
2
stroke (Harwandy, 2017). Obat hipertensi terbukti dapat mengontrol tekanan
memiliki masalah kepatuhan terhadap minum obat (Harijianto, 2015). Pada lansia
banyak terjadi perubahan mulai dari kekuatan tubuh menurun, daya ingat
dukungan keluarga sebagai orang yang pada paling dekat dengan lansia
merupakan salah satu faktor yang tidak dapat diabaikan begitu saja karena
dukungan keluarga merupakan salah satu dari faktor yang memiliki kontribusi
yang cukup berarti dan sebagai faktor penguat yang mempengaruhi kepatuhan
pasien(Zainuri, 2015)
Malang. Dari 10 orang, 5 orang selalu minum obat karena ada keluarga selalu
mengingatkan untuk minum obat dan 5 orang diantaranya tidak rutin minum obat
karena tidak ada yang mengingatkan dan tidak ada yang mengantar untuk
berobat.
3
Puskesmas Dampit.”
di Puskesmas Dampit.”
Puskesmas Dampi
Puskesmas Dampit
4
4. Mengaanalisa hubungan Dukungan Keluarga Terhadap
Dampit.
1. Bagi Peneliti
2. Bagi Responden
hipertensi
3. Bagi Institusi
5
Penelitian ini dapat menjadikan suatu informasi yang
kesehatannya.
Puskesmas Dampit
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dan diastolic meningkat >90 mmHg, sebaiknya dilakukan dua kali pengecekan
selang waktu lima menit pada keadaan istirahat yang cukup atau tenang. (Dinkes
Jabar, 2019)
terjadi terus menerus dan lebih dari batas normal. (Tumanduk, Nelwan dan
Asrifuddin, 2019)
Sistolik Diastolik
7
2.1.3 Prinsip Terapi Hipertensi
a) Efikasi.
(ARB) vs CCB dan ARB Tunggal. Hal yang disukai pada manajemen
adanya SPC dapat memberikan efek aditif pada kontrol tekanan darah.
b) Tolerabilitas.
dengan jumlah kecil dari kedua agen antihipertensi memperoleh hasil lebih
8
kecil, reaksi obat yang tidak dikehendaki dari pada pemakaian dosis yang
tinggi agen tunggal, Disisi lain reaksi obat yang tidak dikehendaki yang
dalam meminum obat yang bisa dijadikan suatu beban. yang dimaksud dari
dalam jangka waktu 12 bulan atau lebih dengan teknik terapi yang serupa
d) Dana pengobatan,
Teknik SPC atau satu pil dengan dosis satu kali sehari bermanfaat
amerika bahwa dana tahunan bisa menjadi lebih sedikit terjadi dari
2.2 Patofisiologi
dari atherosclerosis, yaitu masalah pada struktur anatomi pembuluh darah tepi,
yaitu kekuatan pembuluh darah atau arteri, kekuatan pembuluh darah dan
9
penyempitan serta kemungkinan perluasan plak dapat menghambat gangguan
sirkulasi darah tepi kekuatan dan lambatnya aliran darah dapat membuat beban
(Bustan, 2015)
diastolik dan bisa ditandai adanya kenaikan keduanya. Kenaikan ini menjadi
sebuah ukuran yang bisa memperkirakan akan morbiditas dan mortalitas yang
ada 2 yaitu:
a. Hipertensi esensial
b. Hipertensi sekunder
10
hipertensi diantaranya: penyakit ginjal kronik, Pheochromocytoma,
menurun, yang lebih utama yaitu meminimalisir risiko morbiditas dan mortalitas
gula, garam, makan buah dan sayuran, kacang-kacangan, biji- bijian dan
makanan renah lemak jenuh menggantikannya dengan unggas serta ikan yang
berminyak. Kemudian untuk batas konsumsi buah dan sayuran 5 porsi dalam
sehari, karena didalam buah dan sayur mengandung cukup kalium, yang bisa
menurunkan tekanan darah sistolik (TDS) 4,4 mmHG dan tekanan darah
Batas konsumsi natrium harus diatur lebih 100 mmol (2kg) setiap hari serta 5g
atau satu sendok kecil garam dapur. cara ini dapat menurunkan TDS 3,7 mmHg
dan TTD 2 mmHg, konsumsi natrium pada penderita hipertensi dikurangi lebih
11
kecil lagi menjadi 1,5g dalam sehari atau 3,5-4 g garam setiap harinya. Dalam
hal ini konsumsi natrium yang dibatasi membantu menurunkan risiko penyakit
1) Mengatasi Obesitas
12
Penyakit tekanan darah tinggi terus bertambah mencapai 54% hingga 142 %
Olah raga teratur diantaranya berjalan kaki, renang dan mengendarai sepeda
merupakan olah raga isotonic yang dapat berperan dalam penurunan tekanan
darah. jantung akan lebih kuat apabila kita melakukan pola olahraga yang rutin
dilakukan. Penurunan tekanan darah sistolik bisa mencapai sekitar 5-10 mmHg
yaitu dengan melakukan aktifitas fisik, pengurangan jenis obat, jumlah obat anti
hipertensi yang dikonsumsi bisa terjadi dengan olah raga yang teratur (Agnesia,
2012). Lakukan senam aerobic atau bisa melakukan dengan berjalan cepat dalam
waktu 30-45 menit atau 3 kilometer, hal ini mampu membuat penurunan pada
Tekanan Darah Sistolik 4 mmHg dan Tekanan Darah Diastolik 2,5 mmHg.
mengelola sistem syaraf, yang membuat tekanan darah menurun hal ini terjadi
13
3) Berhenti Merokok
Belum adanya upaya pasti dalam mengatasi kebiasaan merokok secara efektif..
inisiatif sendiri adalah metode umum yang pernah dicoba, pernah juga melakukan
konseling ke klinik atau pasilitas kesehatan khusus untuk berhenti merokok atau
b. Terapi Farmakologi
Pengobatan tekanan darah tinggi berawal dengan mengkonsumsi satu pil dalam
sehari, dengan jangka waktu yang lama, kemudian secara bertahap mampu
pertama, pilihlah obat sesuai atau obat kombinasi, pengobatan lini pertama adalah
14
Jika tekanan darah tidak turun seperti yang diharapkan, tingkatkan
dengan jenis obat yang berbeda atrata 2 dan 3 macam obat yang digunakan,
RI, 2013)
Panduan teknis penemuan dan tata laksana hipertensi 2006 terkait pengendalian
hipertensi yaitu:
b) Tujuan mengobati tekanan darah tinggi esensial adalah untuk menurunkan tekanan
c) Usaha yang bisa dikerjakan agar membuat tekanan darah menurun yaitu dengan
waktu yang panjang, bahkan apabilaa tekanan darah dipantau terus, pemberian
obat.
obat yang didapatkan digunakan sebulan atau 30 hari apabila tidak disertai dengan
keluhan baru.
f) Bagi penderita baru, (kunjungan pertama) adalah perlu adanya kontrol ulang
15
dianjurkan seminggu sekali dalam1 bulan, jika tekanan darah sitolik >160 mmHg
pengobatan yang ke2 (selama 2 minggu) tekanan darah tidak dapat dikendalikan.
1) Umur:
Umur dapat membuat kejadian hipertensi, karena secara fisiologis risiko terjadinya
hipertensi salah satunya dengan bertambahnya umur. hal ini dilihat hanya
meningkatnya tekanan darah sistolik, ini terjadi oleh adanya evolusi struktur
2) Jenis Kelamin
Penyakit tekanan darah tinggi diakibatkan oleh jenis kelamin, kejadian penyakit
hipertensi pada pria lebih banyak sekitar 2-3 kalinya. Hal ini disebabkan pola
hidup, dan pada perempuan hipertensi terjadi peningkatan pada saat memasuki
masa menopause, sehingga dapat terjadinya suatu peningkatan bahkan pada usia
lebih dari 65 tahun, dalam hal ini faktor hormonal menjadi penyebab yang dapat
3) Riwayat Keluarga
Faktor risiko hipertensi dapat terjadi pada seseorang yang memiliki Penyakit
16
pengaturan garam dan renin membrane sel. apabila orang tua dari masing-masing
keluarganya, dan bila salahsatu dari ibu ayahnya yang menderita hipertensi
1) Merokok
Peningkatan tekanan darah lebih tinggi terjadi pada perokok seorang yang
maligna dan bisa menyebabkan terjadinya stenosis arteri renal yang mengalami
kerusakan pada lapisan endotel pembuluh darah arteri, elastisitas pembuluh darah
terlalu banyak mampu membuat kerusakan pada keseimbangan cairan tubuh yang
17
membuat terjadinya tekanan darah meningkat. (Elvivin, Lestari dan Ibrahim,
2016)
Seseorang yang kurang melakukan olah raga akan membuat denyut jantung
meningkat dalam memompa darah dan membuat otot jantungnya lebih keras
dalam memompa saat kontraksi, seringnya otot dari organ jantung bekerja maka
semakin tinggi pula tekanan yang diberikan oleh arteri dan mengakibatkan
4) Obesitas
Obesitas atau kegemukan adalah presentase lemak abnormal yang disebut indeks
massa tubuh, Kegemukan tidaklah menjadi penyebab utama hipertensi tetapi kasus
tekanan darah tinggi pada seseorang yang gemuk jauh lebih banyak, Orang yang
berat badannya berlebih mempunyai risiko lebih besar untuk terkena penyakit
tekanan darah tinggi dari pada individu yang sehat. (Kemenkes RI, 2013).
Alkohol telah terbukti memiliki efek yang besar pada tekanan darah, tetapi
tingginya kekentalan darah dan meningkatnya volume sel darah merah berperan
dalam hipertensi
18
3. Komplikasi Hipertensi
a. Otak
Kerusakan organ otak yang disebabkan oleh tekanan darah tinggi adalah stroke,
atau emboli dilepaskan dari pembuluh non serebrovaskular yang memasok otak
b. Kardiovaskular
c. Ginjal
Hipertensi yang disebabkan oleh kerusakan progresif pada kapiler ginjal dan
glomeruli dapat menyebabkan penyakit ginjal kronis. hal ini menyebabkan darah
pengaruh dari nefron yang terganggu dan menyebabkan kematian ginjal. Edema
yang terjadi diakibatkan oleh tekanan osmotik koloid plasma yang menjadi
sedikit, hal ini terjadi karena adanya kerusakan dibagian membrane glomerulus
sehingga protein keluar melewati urin. Terutama bagi penderita hipertensi kronik
19
d. Retinopati
Gangguan pembuluh darah pada retina bisa disebabkan oleh penyakit hipertensi,
semakin tingginya tekanan darah maka tekanan darah tinggi akan berlangsung
lebih lama dan dapat menyebabkan kerusakan yang lebih lama pula. gangguan
pada retina yang lainnya dapat timbul karena Hipertensi, yaitu iskemik optic
meuropatik atau gangguan saraf mata yang disebabkan oleh gangguan pada aliran
darah, karena tersumbatnya aliran darah pada arteri dan vena retina sehingga
cepat capek, mudah marah, penglihatan tidak jelas, sukar tidur dan keluarv darah
dari hidung namun terkadang hal ini jarang dilaporkan. terkadang juga penderita
ginjal bisa dimenifestasikan seperti nonuria (seringnya buang air kecil pada
malam hari) dan ozetoma meningkatnya nitrogen urea darah dan kreatinin.
20
hipertensi di Indonesia sudah dicanangkan dan di implementasikan secara
nasional dan lokal. Kebijakan dan strategi nasional dalam pengendalian tekanan
darah bagi penderita hipertensi terdiri dari 3 komponen yaitu: monitoring dan
Anwar, 2019)
Lubis dan Syarifah, 2018) tujuan umum dari pengobatan hipertensi yaitu untuk
Lisiswanti, 2017).
2.1.2 Lansia
1. Definisi Lansia
Menua atau menjadi tua adalah suatu proses biologis yang tidak dapat
dihindari. Proses penuaan terjadi secara alamiah. Hal ini dapat menimbulkan
merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya bisa dimulai dari suatu waktu
21
tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan
proses alamiah, yang berarti seseorang akan melewati tiga tahap dalam
kehidupannya yaitu masa anak, dewasa dan juga tua.(Mawaddah, 2020). Jika
ditanya kapan seseorang dikatakan lansia jawabannya adalah jadi kita ada dua
kategori lansia yaitu kategori usia kronologis dan usia biologis artinya adalah
jika usia kronologis adalah dihitung dalam atau dengan tahun kalender. Di
Indonesia usia pensiun 56 tahun biasanya disebut sudah lansia namun ada
Undang – undang mengatakan bahwa usia 60 tahun ke atas baru paling layak
atau paling tepat disebut usia lanjut usia biologis adalah usia yang sebenarnya
kenapa begitu karena dimana kondisi pematangan jaringan sebagai indeks usia
lansia pada biologisnya. Pada seseorang yang sudah lanjut usia banyak yang
terjadi penurunan salah satunya kondisi fisik maupun biologis, dimana kondisi
psikologisnya serta perubahan kondisi sosial dimana dalam proses menua ini
memiliki arti yang 11 Artinya proses menua adalah suatu proses menghilangnya
tidak dapat bertahan terhadap lesion atau luka (infeksi) dan memperbaiki
kerusakan yang diderita. Hal ini dikarenakan fisik lansia dapat menghambat atau
2. Ciri-Ciri Lansia
Menurut Oktora & Purnawan, (2018) adapun ciri dari l lansia diantaranya :
22
Kemunduran pada lansia sebagian datang dari faktor fisik dan faktor psikologis
sehingga motivasi memiliki peran yang penting dalam kemunduran pada lansia.
maka akanmempercepat proses kemunduran fisik, akan tetapi ada juga lansia yang
memilikimotivasi yang tinggi, maka kemunduran fisik pada lansia akan lebih lama
terjadi.
konsep diri yang buruk sehingga dapat memperlihatkan bentuk perilaku yang
buruk.Akibat dari perlakuan yang buruk itu membuat penyesuaian diri lansia
menjadi buruk pula. Contoh: lansia yang tinggal bersama keluarga sering tidak
Berikut ini perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia menurut Kemenkes RI (2016):
b. Daya ingat menurun menyebabkan lansia mudah lupa, nafsu makan menurun, jam
23
e. Kekebalan tubuh menurun yang dapat menyebabkan lansia mudah terinfeksi
penyakit.
1. Definisi Prolanis
Kesehatan dan BPJS Kesehatan dalam rangka pemeliharaan Kesehatan bagi peserta
BPJS Kesehatan yang menderita penyakit kronik untuk mencapai kualitas hidup
yang optimal dengan biaya pelayanan Kesehatan yang efektif dan efisien (BPJS
Kesehatan, 2014).
2. Sasaran Prolanis
kronis (DM dan HT) dengan penanggung jawab program ini adalah kantor cabang
1. konsultasi Medis
4. Home visit.
24
2.2 Konsep Kepatuhan
dari yang awalnya tidak mentaati peraturan menjadi taat akan aturan merupakan
terbesar dalam perubahan serta tekanan darah yang terkendali terletak dalam
perilaku yang sudah diperintahkan, dan kepatuhan merupakan suatu bagian dari
Candrawati, 2018)
25
Tingginya pendidikan maka semakin banyak juga pengetahuannya,
termasuk dalam mengelola pola hidup dan pola makanannya sehingga lebih mudah
b. Lama Penderita
yang diminum, sebab kebanyakan dari penderita yang telah lama mengalami
c. Tingkat Pengetahuan
lebih taat dalam melakukan pengobatan dari pada penderita yang pengetahuannya
manusia atau hasil dari mengetahui suatu objek dari indra seseorang (Villela, 2013)
dan menurut penelitian puspita 2016 tingkat pengetahuan berdasarkan hasil analisis
d. Dukungan keluarga
26
patuh dalam meminum obat, menurut penelitian Siti Naelah Fadilah 2020 antara
dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat terdapat hubungan yang erat dan
ada arah yang lebih baik. Meningkatnya dukungan keluarga berarti kepatuhan
cepat dalam mengobati penderita tanpa harus menunggu lebih lama, petugas
obat
dengat tepat dan teratur, hal ini adalah bagian dari dukungan
tersebut, hal ini ssesuai dengan penelitian pada tahun 2016 oleh puspita bahwa
adanya suatu hubungan diantara peran dari tenaga kesehatan terhadap kepatuhan
Secara Khusus morisky 2009 membuat skalaagar dapat mengukur tingkat kepatuhan
dalam minum obat yang disebut MMAS (Morisky Medication Adhrence Scale)
27
c. Keahlian mengontrol diri sendiri agar biasa meminum obat. (Morisky et al., 2009)
a. Forgetting, dapat dilihat dari sejauh mana penderita lupa dalam meminum obat,
b. Carelessness, merupakan sikap yang tidak dihiraukan dan tidak dilakukan penderita
obat atau alasan lainnya sehingga melewatkan waktu dalam meminum obat,
mengkonsumsi obat bisa lebih waspada atau lebih teliti dalam mengendalikan
c. Stopping the drug when feeling better or starting the drug when feeling worse,
merupakan berhentinya mengkonsumsi obat tanpa adanya ijin dari dokter atau
karena merasa sudah membaik, penderitadengan kepatuhan minum obat yang tinggi
tubunya dalam kondisis baik atau sebaliknya pasien tetap melakukan pengobatan
pada saat tidak ada perintah dari dokter untuk memberhentikan pengobatannya.
28
Pengobatan hipertensi dikatakan berhasil apabila didominasi
mampu menggunakan berbagai metode, salah satu dari itu semua ada metode yang
digunakan yaitu suatu metode MMAS-8 (Modifed Morisky Adherence Scale) skala
ini memiliki tiga aspek yaitu frekuensi kelupaan dalam meminum obat, kesenjangan
dalam pengendalian diri untuk tetap meminum obat. (Donald E. Morisky, Munter,
2009) dimana instrument yang digunakan memiliki delapan soal dan hasil
akhirnya adalah 2 kategori diantaranya tidak patuh dengan skor < 7 dan patuh
2.1 Keluarga
Keluarga yaitu bagian paling kecil dari masyarakat yang terstruktur dari
kepala keluarga serta orang yang hidup dalam satu rumah dan satu atap
sistem sosial karena intinya memenuhi suatu ras percaya, perasaan, tujuan,
29
Pratiwi, 2018)
1. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif (The Affective Function) merukana bagian dari manfaat keluarga
dari keluarga agar berkomunikasi dengan yang lain, hal ini diperlukan sebagai
kemajuan psikososial pribadi dan sosil keluarga. (Sataloff, Johns dan Kost, 2016)
mempunyai daya produksi yang terus meningkat. Tugas keluarga ini bisa
30
2. Tugas-Tugas Keluarga dalam pemeliharaan Kesehatan
d. Memelihara situasi keluarga yang baik bagi Kesehatan dan kepribadian anggota
suatu Sikap dari layanan kesehatan yang dikerjakan oleh family baik itu
penderita terhadap hal meminum obat, dengan adanya dukungan keluarga bisa
menjadikan penderita tidak merasa terbebani dengan suatu penyakit yang sedang
bagian dari mereka yang mendapatkan dukungan dari keluarganya dengan baik
sebagai berikut:
a. Dukungan Emosional
2014) bentuk dukungan yang bisa diberikan seperti keluarga menanyakan terkait
dengan apa perasaan penderita hipertensi pada saat meminum obat, keluarga
lebih peduli dan selalu memberikan motivasi pada Penderita untuk rutin
32
meminum obat. (Dewi, Wiyono dan Candrawati, 2018)
b. Dukungan Penghargaan
c. Dukungan Instrumental
seperti keluarga secara langsung meliputi bantuan material, peluang, Waktu dan
d. Dukungan Informasional
33
adalah salah satu bentuk dukungan yang di berikan keluarga (seperti: Kegiatan
kebugaran, secara teratur minum obat, dan kontrol), kemudian keluarga memberi
dan menghindari perilaku buruk yang dapat memperburuk penyakit individu dan
menjelaskan kepada individu terkait hal yang tidak jelas dari penyakitnya serta
yang merawatnya.
Friedman (2013) ada bukti kuat dari hasil penelitian yang menyatakan bahwa
menerima lebih banyak perhatian daripada anak-anak yang berasal dari keluarga
yang lebih besar. Selain itu dukungan keluarga yang diberikan oleh orang tua
(khususnya ibu) juga dipengaruhi oleh usia. Ibu yang masih muda cenderung
untuk lebih tidak bisa merasakan atau mengenali kebutuhan anaknya dan juga
lebih egosentris dibandingkan ibu-ibu yang lebih tua. Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Yuliani (2019) dengan Hasil uji statistik
diperoleh nilai p = 0,001 yang dapat disimpulkan ada hubungan yang bermakna
antara umur ibu dengan cakupan imunisasi campak rubella. Hasil analisis juga
diperoleh nilai OR (Odd ratio) =3,379 artinya ibu yang berumur 20- 35 tahun,
34
3,379 kali dibandingkan dengan ibu yang umurnya < 20 tahun dan > 35 tahun.
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang mengemukakan bahwa usia ideal
untuk hamil dan melahirkan atau mempunyai anak, harus mempersiapkan tiga
hal yaitu kesiapan fisik, kesiapan mental/psikologis dan kesiapan sosial atau
ekonomi, secara umum seorang perempuan dikatakan siap secara fisik sekitar
demokratis dan adil mungkin ada, sementara dalam keluarga kelas bawah,
hubungan yang ada lebih otoritas dan otokrasi. Selain itu orang tua dan kelas
lebih tinggi daripada orang tua dengan kelas sosial bawah. Hal ini sejalan dengan
penelitian Yuliani (2019) yang mengatakan bahwa ada hubungan yang bermakna
35
dukungan yang diberikan pada keluarga yang sakit. Hal ini sesuai dengan
penelitian Yuliani (2019) yang mendapatkan hasil ada hubungan yang bermakna
laku baru (hasil perubahan) itu dirumuskan dalam suatu tujuan pendidikan
2015).
Perubahan pada
Lansia dengan lansia:
hipertensi
1. Kekuatan
tubuh menurun
2. Daya ingat
Faktor yang menurun
mempengaruhi 3. Penglihatan
kepatuhan minum dan
Tatalaksana obat:
hipertensi pendengaran
1. Tingkat menurun
pendidikan 4. Gangguan
2. Lama keseimbangan
penderita 5. Kekebalan
Kepatuhan tingkat tubuh menurun
pengetahuan
Non farmakologi 6. Gangguan
3. Peran petugas pencernaan
kesehatan
36
4.
Dukungan
keluarga
farmakologi
Ht terkontrol
Keterangan:
Tidak diteliti
diteliti
37
hipertensi, peran petugas kesehatan dan dukungan keluarga. Dalam
dukungan keluarga pada lansia untuk minum obat yang berdampak pada
terkontrolnya tekanan darah, jika lansia minum obat teratur maka akan
sehat.
2.3 HIPOTESIS
38
BAB III
METODE PENELITIAN
penelitian korelasi merupakan penelitian hubungan antar dua variable pada suatu
rencana penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran atau observasi data
dalam satu kali pada satu waktu yang dilakukan pada variable terikat dan
Kabupaten Malang
Waktu : Penelitian ini rencananya dilaksanakan pada bulan Juli 2023 sampai
39
3.3 KERANGKA KERJA
Populasi
Teknik Sampling
Lansia Prolanis dengan Hipertensi di Puskesmas Dampit
Non Probability dengan teknik Purposive Sampling
Sampel
Lansia Prolanis Hipertensi di PKM Dampit 86 orang
Desain Penelitian
Desain dalam peneitian ini menggunakan desain penelitian kolerasi dengan pendekatan “cross-sectional”
Pengumpulan Data
Kuesioner dukungangan keluarga dan kepatuhan minum obat
Kesimpulan
40
Bagan 2 Kerangka Kerja Penelitian
3.4.1 Populasi
yang memiliki kriteria yang telah di tetapkan (Nursalam, 2017) Populasi dalam
3.4.2 Sampel
41
N
𝑛=
1 +N (𝑑)2
Keterangan :
n = sampel
N = populasi
N
𝑛=
1 +N (𝑑)2
110
1
= +110 (0,05)2
240
= 1,6
= 86
42
3.4.3 Teknik Sampling
Penelitian, 2020).
Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive
sampling atau pengambilan sampel yang sesuai dengan keinginan peneliti yang
1. Kriteria Inklusi
c. Mengisi Formulir yang telah disediakan dengan batas waktu kurang lebih 1 hari.
2. Kriteria Ekslusi
a. Lansia dimentia.
b. Lansia yang mengundurkan diri menjadi responden.
3.5 IDENTIFIKASI VARIABEL
beda terhadap sesuatu (benda, manusia, dan lain-lain) dengan memiliki ciri-ciri
43
yang dimiliki oleh anggota suatu kelompok (orang, benda, situasi) berbeda
dengan yang dimiliki oleh kelompok tersebu. Dalam sebuah penelitian konsep
yang dituju bersifat konkrit dan secara langsung bisa diukur (Nursalam, 2017)
tentukan oleh variable lain. Variabel Dependen dalam penelitian ini kepatuhan
minum obat
44
45
3.6 DEFINISI OPERASIOANAL
melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau
46
Tabel 1 Definisi Operasional
45
Variabel Dependen
MMAS (Morisky Bentuk perilaku yang 1. Lupa mengkonsumsi Kuesioner Ordinal Skor:
ditunjukan oleh lansia obat Ya:1
Medication Adhrencedalam minum obat 2. Tidak minum obat Tidak:0
sesuai dengan jadwal 3. Berhenti minum obat Kategori:
Scale) dan dosis sesuai yang Patuh: 6-8
dianjurkan. Kurang patuh :3-5
Tidak patuh: 0-2
46
3.7 TEKNIK PENGUMPEULAN DATA
1. Tahap persiapan
2. Tahap Pelaksanaan
3. Tahap Terakhir
Meliputi penulisan akhir
48
3.7.2 Instrumen Pengumpulan Data
Instrument pengumpulan data adalah alat bantu yang digunakan untuk
mengukur nilai variabel yang di teliti, dengan jumlah instrument yang sesuai
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana alat ukur yang
digunakan sesuai untuk mengukur apa yang diukur, uji validitas di lakukan
menggunakan bantuan computer program windows SPSS versi 2.2. Hal ini
Isi instrumen harus disesuaikan dengan tujuan penelitian (tujuan khusus) agar
2. Uji Reliabilitas
Setelah dilakukan uji validitas dari kuesioner yang akan digunakan
49
untuk penelitian, selanjutnya dilakukan uji reabilitas data yaitu digunakan
untuk mengetahui apakah alat ukur tersebut dapat digunakan atau tidak.
atau kuesioner tersebut. Data harus lengkap, jawaban atau tulisan masing-
2. Cooding
Lembaran atau kartu kode adalah instrument berupa kolom- kolom untuk
merekam data secara manual. Lembaran atau kartu kode berisi nomer
50
Kode untuk jawabam kuesioner dukungan keluarga terhadap kepatuhan
minum pada lansia
a. Usia
Kode 1 : Usia ≤70 tahun
Kode 2 : Usia ≥70 tahun
b. Jenis Kelamin
Kode 1 : laki-laki
Kode 2 : Perempuan
Kode 2 : SD
Kode 3 : SMP
Kode 4 : SMA
51
kuantitatif atau data yang di kuantifikasi. Sedangkan data tekstular mungkin
analysis yang merupakan analisis data yang didasarkan pada kualitas isi
Pada penelitian ini menggunakan uji korelasi spearman rank, jika p-value ≤
Dalam melakukan sebuah penelitian harus di dasari etika yang baik. Etika
52
1. Infomed Concent
Tujuan Infomed Concent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan
peneliti dengan cara memberi lembar persetujuan untuk menjadi responden dan
apabila setuju untuk menjadi responden maka responden tanda tangan pada surat
2. Confidentialy (Kerahasiaan)
Kerahasiaan dalam penelitian yang diberikan ini dijamin oleh peneliti, hanya
data tertentu yang akan disajikan pada hasil penelitannya dengan tetap
53
yang digunakan dalam penelitian ini adalah R1, R2, R3, R4, dan seterusnya.
5. Benefience
tehadap lansia.
54
BAB IV
responden. Hasil dalam penelitian ini digambarkan dalam data umum dan
data khusus. Data yang ditampilkan dalam data umum yakni, umur, jenis
55
4.1.2 Data Umum
usia didapatkan yaitu usia 60-70 tahun sejumlah 48 (55.8%), usia ≥70
kelamin, perempuasn lebih banyak yaitu 55 orang (63.9%) dan laki- laki
56
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Total 86 100.0
`(Sumber ; Data Primer Penelitian , November 2023)
57
4.1.3 Data Khusus
1. Dukungan Keluarga
Tabel 4.6Tabel Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga
Total 86 100 %
(Sumber : Data Primer Penelitian November 2023)
Patuh 64 74 %
Kurang patuh 13 15 %
Tidak patuh 9 11%
Total 8 100 %
6
(Sumber ; Data Primer Penelitian , November 2023)
orang (74%), kurang patuh 13 orang (15%) tidak patuh sebanyak 9 orang
(11%)
58
4.2 Uji Spearman Rank
Tabel 4.8 Uji analisis Hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum
obat hipertensi
P 0,001
N 86
for Windows versi 22. Sehingga dari hasil analisa Sperman Rank pada
Rho yaitu 0,357 dengan signifikasi (p) 0,001 = (p) <0,05 sehinggan Ha
di Puskesmas Dampi
59
4.2.1 Dukungan Keluarga Pada lansia Prolanis (program Pengelolaan Penyakit
bahwa dukungan keluarga terhadap lansia prolanis (Program Pengelolaan Penyakit Kronis)
kategori sering yaitu sebanyak 55 siswa (64%) dari total keseluruhan responden
hal tersebut dapat disimpulkan bahwa Dukungan keluarga pada lansia Prolanis
2017) Menyatakan bahwa keluarga dapat menjadi faktor yang berpengaruh dalam
diartikan sebagai bantuan yang diberikan oleh anggota keluarga yang lain
dihadapkan pada situasi stress. Keluarga perlu menjalankan peran dengan baik
agar dapat berdampak baik juga pada anggota keluarga yang memiliki masalah
dukungan keluarga adalah kelas sosial ekonomi meliputi tingkat pendapatan atau
hubungan yang lebih demokratis dan adil mungkin ada, sementara dalam keluarga
kelas bawah, hubungan yang ada lebih otoritas dan otokrasi. Selain itu orang tua
dan kelas sosial menengah mempunyai tingkat dukungan, afeksi dan keterlibatan
60
yang lebih tinggi daripada orang tua dengan kelas sosial bawah.
keluarga yang memiliki masalah kesehatan akan berpengaruh dengan positif terhadap
keluarga yang memiliki masalh kesehatan tersebut. Hal ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Ningrum (2018) Dukungan keluarga juga memiliki peran
hipertensi.
tentang dosis, frekuensi dan waktunya, kiat penting untuk mengingat minum
obat seperti minum obat pada waktu yang sama setiap hari, harus selalu
61
tersedia obat dimana penderita berada dan membawa obat dimanapun pergi.
Menurut Niven (2013), salah satu faktor yang menyebabkan ketidak patuhan
dalam minum obat yaitu sebagian besar pasien tidak memahami instruksi
instruksi yang harus diingat oleh pasien. Hal ini diperkuat oleh Susanto
tekanan darah. Hal ini diperkuat penelitian yang dilakukan oleh Hairunisa
minum obat dan diet dengan tekanan darah terkontrol serta menjelaskan
bahwa penyebab kontrol tekanan darah yang tidak baik karena pasien tidak
prolanis patuh minum obat hipertensi .Lansia yang yang tidak patuh patuh
biasanya disebabkan oleh oleh beberapa faktor baik dari lansia maupun
keluarga.
62
4.2.3 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan minum Obat
lansi prolanis . Hal tersebut didukung dengan hasil uji stastik menggunakan
Spearman Rank. Dari hasil analisa Sperman Rank pada hubungan regulasi
signifikasi (p) 0,000 = (p) <0,05 yang berarti bahwa terdapat korelasi positif
minum obat hipertensi pada lansia prolanis , sehingga Ha diterima yang artinya
minum obat.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Dewi (2018) bahwa
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Ahda (2016), bahwa terdapat
semakin tinggi kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi. Hal ini juga
63
didukung oleh Efendi (2017) yang menyatakan bahwa dukungan keluarga
dengan pendapat Niven (2013), keluarga dapat menjadi faktor yang sangat
2015).
semakin tinggi pula kepatuhan lansia prolanis untuk minum obat hipertensi
64
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
dukungan keluarga.
4.
5.2 Saran
1. Bagi Responden
65
2. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan bagi peneliti
Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan atau referensi untuk para
66
DAFTAR PUSTAKA
Ahyar, Hardani et al. 2020. Buku Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif.
Cipta.
Friedman, M. M. (2013). Buku Ajar Keperawatan keluarga : Riset, Teori, dan Praktek
Rottie, J. V., & Colling, F. (2017). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan
Minum Obat Pada Pasien Hipertensi Di Ruang Rawat Inap Bugenvil Rsud Tobelo
http://ejournal.unpi.ac.id/index.php/JOCE/article/view/129
Hidayat, A. A. (2017). Metodologi Penelitian Keperawatan dan Kesehatan (A. Suslia &
Kemenkes Ri
Kemenkes RI. 2017. Data dan Informasi Kesehatan Profil Kesehatan Indonesia 2016.
Kementrian Kesehatan RI. 2018. Profil Kesehatan Indonesia 2017. Jakarta: Kemenkes
67
RI. Diakses pada tanggal 31 Januari 2019 dari
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-
kesehatanindonesia/Profil- Kesehatan-Indonesia-tahun-2017.pdf
Oktora, S. P. D., & Purnawan, I. (2018). Pengaruh Terapi Murottal terhadap Kualitas
KeperawatanSoedirman,11(3),168.https://doi.org/10.20884/1.jks.2016.11.3.7 10
Terra Firma.
http://www.depkes.go.id/resources/download/infoterkini/materi_rakorpop_20
(2018)
Sari, Ricca Rosalina. 2012. Pengaruh Kompetensi Dan Independensi Auditor Terhadap
Obat dan Kontrol Diit Penderita Hipertensi. Jurnal Kesehatan Holistic, 3(2), 28-
http://ejournal.stikesrshusada.ac.id/index.php/jkh/article/view/51
68
Alfabeta.
Tumanduk, Waenly M., Jeini E. Nelwan, and Afnal Asrifuddin. 2019. “FaktorFaktor
WHO. World Health Statistic Report 2015. Geneva: World Health Organization.
69
lampiran 1 Lampiran Penjelasan Sebelum Persetujuan Bagi Responden
BAGI RESPONDEN
Bapak / Ibu calon responden yang saya hormati, saya akan menjelaskan
peserta penelitian. Ada beberapa hal yang perlu saya jelaskan yaitu:
lansi .
70
Apabila selama penelitian Anda tidak berkenan meneruskan
71
7. Data dalam penelitian ini saya jamin kerahasiaan identitas, data dan
selama 1 tahun.
fisik.
10. Apabila ada sesuatu yang ditanyakan lebih lanjut tentang penelitian
ini, Anda dapat menghubungi saya atas nama Vivit Umini fisolati,
72
lampiran 2 Informed Consent
INFORMED CONSENT
Kepada :
Dampit
di tempat
Dengan hormat,
maka saya :
NIM : 2370023
saya jaminan atas kerahasiannya. Oleh karena itu dalam pengisian kuesioner
73
ini tidak perlu mencantumkan nama terang demi menjaga kerahasiaan
tersebut
Hormat saya,
Vivit Umini
Fisolati
NIM 2370023
74
lampiran 3 Lembar Persetujuan
Setelah mendapatkan penjelasan dari peneliti tentang maksud dan tujuan untuk
berpartisipasi dalam penelitian yang berjudul “Hubungan Dukungan keluarga Dengan
Kepatuhan Minum Obat Hipertensi Pada Lansia Prolanis (Program Pengelolaan
Penyakit Kronis)” maka saya dengan penuh kesadaran serta tanpa paksaan (Bersedia /
Tidak Bersedia)* menjadi responden penelitian dengan menandatangani surat
persetujuan ini.
Demikian pernyataan ini saya buat, semoga dapat
bermanfaat sebagai bahan koreksi dalam penelitian tersebut.
Dampit, 2023
Responden
(………..…………….)**
Keterangan
75
*) : Coret yang tidak perlu
LEMBAR KUESIONER
Kuesioner Kepatuhan MMAS (Morisky Medication Adherence Scale
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
Lama menderita HT :
No Pertanyaan Jawaban Skor Ya=
1,skor tidak
=0
Ya tidak
1. Pernah anda lupa minum obat
2. Selain lupa apakah anda pernah
tidak minum obat karena alasan
lain,dalam 2 minggu terakhir.
3. Apakah anda pernah berhenti
minum obat tanpa sepengetahuan
dokter karena anda merasa
semakin buruk kondisinya bila
minum obat
4. Pernahkah anda lupa membawa
obat Ketika berpergian
5. Apakah anda tidak meminum obat
kemarin.
6. Apakah anda berhenti meminum
obat Ketika gejalah yang anda
alami berkurang.
7. Apakah anda merasa terganggu
minum obat setiap hari.
8. Apakah sering anda lupa minum
obat
76
a. Tidak pernah lupa(7 kali
dalam seminggu)
b. Sesekali (1 kali seminggu)
c. Kadang-kadang(2-3 kali
seminggu)
d. Biasanya (4-6 kali
seminggu)
e. Selalu(7 kali dalam
seminggu)
77
lampiran 6 Kuesioner Emotional Regulation
78
No Jenis Dukungan Selalu Sering Kadang- Tidak Skor
Selalu:3
Keluarga kadang pernah
Sering :2
Kadang-kadang:1
Tidak pernah : 0
Keluarga selalu
mendampingi saya
dalam perawatan
Keluarga selalu
Keluarga tetap
mencintai dan
memperhatikan
saya sakit
Keluarga memaklumi
musibah
79
2 Dukungan Instrumental
Keluarga selalu
memerlukan untuk
keperluan pengobatan
sakit saya
Keluarga bersedia
pengobatan saya
untuk mencarikan
saya perlukan
3 Dukungan informasi
Keluarga selalu
pemeriksaan dan
80
yang merawat kepada saya
Keluarga selalu
Keluarga selau
perilaku-perilaku yang
memperburuk penyakit
saya
Keluarga selalu
penyakit saya
81
lampiran 7 Kisi-kisi Dukungan Keluarga
82
Lampiran 11 Surat Layak Etik
83
Lampiran 12 Surat Ijin Penelitian Dari Bankesbangpol
84
Lampiran 13 Surat Ijin Penelitian Dari Dinas Kesehatan
85
Lampiran 14 surat pengantar penelitian dari STIKes Kepanjen
86
Lampiran 14 Surat Balasan Penelitian
87
Lampiran 15 Master Tabel
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OAT HIPERTENSI PADA
LANSIA PROLANIS (PROGRAM PENGELOLAAN PENYAKIT KRONIS) DI PUSKESMAS DAMPIT
Keterangan :
Umur : Jenis kelamin: Pendidikan: Lama HT: Kuisioner Dukungan keluarga Kuesioner kepatuhan
1: ≤70 thN 1: laki-laki 1: Tidak sekolah 1: ≤1 Tahun Selalu:3 Ya:1
2: ≥ 70thn 2:Perempuan 2: SD 2:≥1 Tahun Sering :2 Tidak:0
3:SMP Kadang-kadang:1 Kategori:
4:SMA Tidak pernah : 0 Patuh: 6-8
5:PT Kategori: Kurang patuh :3-5
Tidak pernah :0 Tidak patuh: 0-2
Kurang: 1-11
Sering :12-23
Selalu: 24-35
88
KEPATUHA
MINUM
LAMA DUKUNGAN KELUARGA OBAT
JENIS MENDERITA KADANG- TIDAK KURAN
NO NAMA KELAMIN USIA PENDIDIKAN HT SELALU SERING KADANG PERNAH PATUH PATUH
1 NY AK 2 1 4 2 2 6
2 NY AZ 2 1 4 2 2 7
3 TN AB 1 1 4 2 1 8
4 TN AS 1 1 4 2 2
5 TN AY 1 1 3 2 1 5
6 TN AAB 1 2 5 2 3 2 7
7 TN ARB 1 1 4 2 2 7
8 NY AS 2 1 5 2 3 8
9 TN B 1 1 3 2 2 6
10 NY B 1 1 5 2 1 7
11 TN BU 1 1 3 2 3 7
12 NY CS 2 1 3 2 2 7
13 NYCH 2 1 3 1 1 7
14 NY DK 2 1 2 2 1 3
15 NY DY 2 1 2 2 2 8
16 NY DC 2 1 3 2 1 6
17 Y IA 1 1 2 2 1 6
18 TN D 1 1 2 2 1
19 TN DO 1 1 4 2 3 7
20 NY EI 2 1 3 1 3 7
21 NY ES 2 1 3 1 3 7
22 NY E 2 1 3 1 3 8
89
23 TNN HS 1 1 3 2 3 8
24 TN HP 1 1 4 1 3 8
25 TN H 1 1 3 2 3 7
26 NY H 2 1 4 1 2 4
27 TN HD 1 1 3 2 2 7
28 NY HL 2 1 3 2 3 7
29 TN IR 1 1 4 2 3 8
30 NY ID 2 1 2 2 2 7
31 TN J 1 1 2 2 2
32 NY J 2 1 2 2 2 8
33 TN J 1 1 5 2 3 7
34 NY JU 2 1 2 2 1 3
35 NY JM 2 1 2 1 2 8
36 TN JR 1 2 2 2 3 8
37 NY JI 2 2 3 1 3 7
38 NY 2 1 2 2 1 8
39 K 2 1 4 2 2 6
40 NY KA 2 1 4 1 2 7
41 NY KU 2 1 4 2 2 8
42 NY KH 2 1 3 2 2 6
43 NY LA 2 1 3 2 3 7
44 NY LI 2 1 3 2 2 4
45 TN LE 1 1 2 2 2 4
46 NY ME 2 1 2 2 2 7
47 NY MU 2 1 2 2 2 7
48 TN MU 1 1 2 2 2 3
49 NY ME 2 1 2 2 2 8
90
50 NY MA 2 1 2 2 2 7
51 NY MU 2 1 2 2 2 8
52 TN MJ 1 1 4 2 2 4
53 NY MI 2 1 2 2 1 7
54 NY MI 2 1 2 2 1 7
55 TN ML 1 1 3 2 2
56 NY MD 2 1 5 2 3 7
57 NY MN 2 1 2 2 1 5
58 NY MO 2 1 3 1 3 7
59 TN LE 1 1 2 1 1 5
60 NY N 2 1 5 1 2 7
61 NY NE 2 1 2 1 1
62 TN NG 1 1 5 1 3 7
63 NY NE 2 1 2 1 3 8
64 NY NR 2 1 2 2 3 6
65 NY NU 2 1 2 2 3 6
66 TN NR 1 1 2 2 2 8
67 NY NN 2 1 2 2 2 7
68 NY NH 2 1 2 2 2 8
69 TN NH 1 1 2 2 1
70 NY OE 2 2 2 1 3 7
71 NY DP 2 1 2 2 2
72 NY SA 2 1 3 2 2
73 NY SJ 2 1 3 1 2 8
74 NY NY 2 1 3 2 2 7
75 MY SP 2 1 2 2 2 8
76 TN SP 1 1 3 2 2 3
91
77 NY NM 2 1 2 2 2 5
78 NY SM 2 1 2 2 3 7
79 NY SU 2 1 2 2 2 8
80 TN S 1 1 2 2 2 8
81 TN SU 1 1 2 2 3 7
82 NY SE 2 1 5 2 3 7
83 TN S 1 1 3 2 3 7
84 NY ST 2 1 3 2 2 5
85 NY SJ 2 1 3 2 2 7
86 NY ST 2 1 3 2 2 8
92
Lampiran 16 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Kuisioner
Alpha
93
.775 30
Item Statistics
94
Mean Std. N
Deviation
Q1 3.3571 1.86495 14
Q2 1.9286 1.14114 14
Q3 1.7143 1.13873 14
Q4 1.7143 1.13873 14
Q5 1.9286 1.43925 14
Q6 1.7857 1.25137 14
Q7 2.0000 1.41421 14
Q8 1.7143 1.43734 14
Q1 4.2857 1.32599 14
Q2 5.0714 .73005 14
Q3 3.5714 1.74154 14
Q4 4.5000 1.50640 14
Q5 4.5000 1.34450 14
Q6 4.2857 1.32599 14
Q7 4.2857 1.32599 14
Q8 4.5000 1.34450 14
Q9 4.1429 1.40642 14
Q1 4.5000 1.40055 14
Q2 3.9286 1.68543 14
Q3 3.8571 1.95555 14
Q4 4.0000 1.96116 14
Q5 4.6429 1.69193 14
Q6 3.4286 1.78516 14
Q7 4.5000 1.40055 14
Q8 4.0000 1.96116 14
Q9 4.2857 1.68379 14
96
Scale Mean if Scale Corrected Cronbach's
97
Q3 104.7857 242.335 .436 .759
98
Lampiran 21 Jadwal Penyusunan Skripsi
2 Penyusunan
instrumen
3 Seminar proposal
4 Perbaikna
proposal
5 Uji etik
6 Pengumuman etik
7 Persiapan
lapangan
9 Pengumpulan data
10 Penelitian
responden
11 Pengumpulan data
12 Pengolahan data
13 Analisa data
14 Penyusunan
laporan
15 Ujian seminar
hasil
16 Revisi laporan
penelitian
17 Pengumpulan draft
skripsi
99
Lampiran 22 Lembar Konsultasi
100
LEMBAR KONSULTASI
101
LEMBAR KONSULTASI
Nama Mahasiswa : Vivit Umini Fisolati
NIM : 2370023
Judul Skripsi : Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Minum
Obat Hipertensi pada Lansia Prolanis (program Pengelolaan
Penyakit Kronis ) di Puskesmas Dampit
Pembimbing : Dedi Kurniawan,S,Kep,Ns,M.Kep
102