Anda di halaman 1dari 23

FARMAKOLOGI SISTEM SARAF PUSAT :

ANTIPSIKOTIK
Dosen Farmakologi 1
Psikosis
Gejala
• Gejala positif → delusi dan halusinasi.
• gejala negatif → emosional terbatas (ekspresi datar), (alogia),
kurang inisiasi dan kegigihan yang diarahkan pada tujuan
tertentu (avolition), pikiran, ucapan, atau perilaku yang tidak
terorganisir, atau penurunan reaktivitas pada lingkungan
(catatonia (American Psychiatric Association, 2000).
https://www.medscape.org/viewarticle/578277
https://healtheappointments.com
Antipiskosis
Mengurangi gejala psikosis pada skirzofrenia, bipolar disorder, psychotic
depression, psikosis dementia, drug-induce psychoses.

Mampu memperbaiki mood dan mengurangi ansietas , gangguan tidur

Neuroleptic→ obat antipsikosis dengan efek samping ekstrapiramidal (EPS)


tinggi

Antipsikosis atipikal→ second generation tanpa EPS


Hipotesis skizofrenia
Hipotesis • Stimulsi 5HT2A, 5HT2c→ halusinogen
serotonin
Hipotesis • Peningkatan aktivitas dopaminergic di
dopamine system limbik memperparah psiskosis

Hipotesis • Inhibitor NMDA memperparah


glutamate psikosis pada skizofrenia
Antipsikotik
Phenothiazines
• Chlorpromazine, Thioridazine kurang poten dan menyebabkan efek sedasi dan peningkatan BB.
• Fluphenazine yang merupakan turunan piperazine, lebih poten dan lebih selektif dengan efek sedasi
rendah.
• Mekanisme kerja: menghambat reseptor D2, dan menghambat sedikit pada reseptor 5-HT2A.
• Penggunaan klinis: schizophrenia (menurunkan gejala positif), gangguan bipolar (fase maniak),
antiemesis, sedasi preoperative (promethazine), pruritus.
• Obat antipsikotik pertama fenotiazin, terbukti memiliki berbagai macam efek terhadap sistem saraf
pusat, otonom, dan endokrin. Meski khasiat ini Obat-obatan terutama diakibatkan oleh blokade di
reseptor D2, namun efek merugikan ditimbulkan karena hambatannya pada berbagai reseptor
termasuk adrenoseptor α dan muscarinic, H1 histaminic, dan Reseptor 5-HT2.
Antipsikotik
Thioxanthene
• Mekanisme kerja: menghambat reseptor D2, dan menghambat sedikit pada reseptor 5-HT2A.
• Penggunaan klinis sama dengan golongan phenothiazines.

Butyrophenone
• Haloperidol.
• Mekanisme kerja: menghambat reseptor D2, dan menghambat sedikit pada reseptor 5-HT2A.
• Penggunaan klinis: Schizoprenia (menurunkan gejala positif), gangguan bipolar (fase
maniak),Hutington’s chorea, Tourette’s syndrome.
Antipisikotik atipikal

• Aripiprazole, Clozapine, Olanzapine, Quetiapine, Risperidone, Ziprasidone.


• Mekanisme kerja: menghambat reseptor 5-HT2A lebih besar daripada
hambat pada reseptor D2.
• Penggunaan klinis: Schizoprenia (menurunkan gejala positif dan negative),
gangguan bipolar (olanzapine atau risperidone), agitasi pada alzaimer dan
parkinson (dosis rendah), depresi mayor (aripiprazole).

Lithium

• Mekanisme kerja: belum diketahui secara jelas. Bekerja menekan sinyal


inositol dan menghambat GSK-3.
• Penggunaan klinis: gangguan bipolar afektif, penggunaan profilaksis untuk
moodswing antara maniak dan depresi.
Antipsikotik glutaminergic
Bitopertin
• inhibitor glycine transporter 1 (GlyT1)
• Memperbaiki negative symptom pada skizofrenia
Sarcosine
• inhibitor glycine transporter 1 (GlyT1)
• Memperbaiki negative dan positive symptom pada skizofrenia
• Perbedaan aktivitas masing-masing obat terhadap reseptor:
• Chlorpromazine: α1 = 5-HT2A > D2 > D1
• Haloperidol: D2 > α1 > D4 > 5-HT2A > D1 > H1
• Clozapine: D4 = α1 > 5-HT2A > D2 = D1
• Olanzapine: 5-HT2A > H1 > D4 > D2 > α1 > D1
• Aripiprazole: D2 = 5-HT2A > D4 > α1 = H1 >> D1
• Quetiapine: H1 > α1 > M1,3 > D2 > 5-HT2A
Agen lain

Carbamazepine dan Lamotrigine


digunakan untuk maniak akut dan
pencegahan fase depresi. Valproic
acid digunakan untuk maniak akut.
Efek Psikologikal
efek EPS ringan sampai berat, termasuk akathisia, kantuk, gelisah, dan
efek otonom.

quetiapine, digunakan untuk menigkatkan onset tidur dan


mempertahankan tidur,

Kemampuan obat antipsikotik atipikal untuk memperbaiki kognisi pada


pasien dengan skizofrenia dan gangguan bipolar masih kontroversial.
Efek Endokrin

Obat antipsikotik khas yang lebih tua, juga risperidone dan


paliperidone, dapat menyebabkan peningkatan prolactin.

Antipsikotik yang lebih baru seperti olanzapine, quetiapine,dan


aripiprazole sedikit menyebabkan kenaikan prolaktin dan risiko
disfungsi sistem ekstrapiramidal dan tardive dyskinesia
berkurang karena penurunan efek antagonisme D2.
Efek kardiovaskular

Fenotiazin dengan potensi rendah sering menyebabkan hipotensi


ortostatik dan takikardia.

Agen psikotik juga menyebabkan elektrokardiogram abnormal, terutama


dengan thioridazin.

Antipsikotik atipikal juga terkait dengan kejadian sindrom metabolik yang


dapat meningkatkan risiko penyakit arteri koroner, stroke, dan hipertensi
Penggunaan Klinis Agen Antipsychotic

Indikasi Psikiatri
• Skizofrenia adalah indikasi utama agen antipsikotik.
• Gangguan mood → bipolar (BP1), depresi psikotik, dan depresi yang resisten
terhadap pengobatan.
• skizofrenia katatonik → benzodiazepin intravena.
• gangguan schizoafektif
Indikasi Nonpsychiatric

antiemetik → blokade reseptor dopamine

prochlorperazine dan benzquinamide, hanya digunakan sebagai antiemetic

Fenotiazina → memblok reseptor H1 → pruritus

prometazin → obat penenang pra operasi.

Butyrophenone droperidol → kombinasi dengan opioid, Fentanil → neuroleptanesthesia.


Referensi
• B. G. Katzung. 2021. Antidepressant Agents in Basic & Clinical Pharmacology (15th
ed dan 14th ed ). McGraw-Hill Education

Anda mungkin juga menyukai