Anda di halaman 1dari 12

TERAPI PSIKOTIK

Pembimbing:

dr. Linda Kartikasari, Sp.KJ

Disusun Oleh:

Zoey Abigail Idnani


112019261

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA
WACANA
RS JIWA DAERAH DR AMINO GONDOHUTOMO
PERIODE 19 APRIL – 22 MEI 2021
ANTIPSIKOTIK
Obat-obat antipsikotik dahulu sering disebut dengan neuroleptic
karena memiliki beberapa efek samping yang memberi gambaran
seperti gangguan neurologi atau disebut pseudoneurologi. Juga
dikenal dengan istilah major transquilizer karena adanya efek
sedasi atau mengantuk yang berat. Perkembangan obat-obat anti
psikotik sangat pesat, dan untuk lebih mudah memahaminya
sekarang disebut sesuai dengan cara kerjanya di otak.
FARMAKODINAMIK

Farmakodinamik adalah suatu proses bagaimana obat mempengaruhi sel dan


organ tubuh, mulai dari saat obat berinteraksi dengan sisi reseptor dan
akhirnya memberi efek terapeutik. Obat-obat antipsikotik terutama bekerja
sebagai antagonis reseptor dopamin dan serotonin di otak, dengan target
untuk menurunkan gejala-gejala psikotik seperti halusisnasi, waham dan
gejala psikotik lainnya. Terdapat empat jaras neurotransmitter dopamin di
otak, yaitu jaras nigrostriatal, jaras mesolimbik, jaras mesokortikal, dan
jaras tuberoinfundibuler.
Sumber : Treatment of SchizophreniaTUSOM | Pharmwiki - http://tmedweb.tulane.edu/pharmwiki
ANTIPSIKOSIK
CIRI:

1. Berefek antipsikosis terhadap gejala positif dan secara


terbatas dapat memperbaiki gejala negative

2. Batas keamanan besar – dosis besar tidak menyebabkan koma


yang mendalam atau efek anastesia

3. Dapat menimbulkan gejala ekstrapiramidal

4. Tidak ada kecenderungan menimbulkan ketergantungan fisik


dan psikis
 Waktu paruh : 12 – 24 jam  1 – 2x/hari

 Onset efek terapi/klinis 2 – 4 minggu

 Onset efek samping/sekunder 2 – 6 jam

 Dosis pagi < malam

 Dosis awal (dosis anjuran)  dosis efektif  dosis optimal


 dipertahankan selama terapi  diturunkan gradual ke dosis
maintenance (bila lebih dari 2 tahun perlu DRUG HOLIDAY
(± 1 minggu)  diturunkan gradual s/d berhenti
Klasifikasi
1. Antipsikosis tipikal / APG I
 Memiliki afinitas tinggi dalam menghambat reseptor dopamine 2 
efek samping ekstrapiramidal kuat
 Hanya berespons untuk gejala positif

2. Antipsikosis atipikal / APG II


 Memiliki afinitas yang lemah terhadap dopamine 2
 Memiliki afinitas terhadap reseptor dopamine 4, serotonin,
histamin, reseptor muskarinik, dan reseptor alfa adrenergic 
serotonin-dopamine antagonist
 Efektif untuk gejala positif maupun gejala negative pasien
skizofrenia
GOLONGAN NAMA OBAT DOSIS ANJURAN
PERHARI
APG I Haloperidol 5 – 20 mg
Khlorpromazin 200 – 800 mg
Trifluoperazin 15 – 20mg

APG II Risperidone 2 – 8 mg
Olanzapine 10 – 20 mg
Quetiapine 300 – 800 mg
Clozapine 300 – 450 mg
Paliperidone 3- 6 mg
Aripiprazole 10 – 30 mg
Indikasi

1. Skizofrenia

2. Psikosis

3. Iritabilitas gangguan autistic

4. Terapi tambahan pada episode manik gangguan bipolar

5. Tourette’s syndrome
Kontraindikasi
1. Penyakit hati (hepatotoksik)

2. Penyakit darah (hematotoksik)

3. Epilepsi (menurunkan ambang kejang)

4. Kelainan jantung (menghambat irama jantung)

5. Febris tinggi (termoregulator di SSP)

6. Ketergantungan alcohol (penekan SSP meningkat)

7. Penyakit SSP (Parkinson’s disease, tumor otak)


Efek Samping
Sistem yang dipengaruhi Manifestasi Mekanisme
Sistem Saraf Otonom Gangguan penglihatan, (-) reseptor muskarinik
mulut kering, sulit miksi,
konstipasi
Hipotensi ortostatik, (-) reseptor adrenergik
impotensi, gangguan
ejakulasi
Susunan Saraf Pusat Sindrom Parkinson, (-) reseptor dopamin
akatisia distonia
Diskinesia tardif Supersensitivitas reseptor
dopamin
Kejang toksik (-) reseptor muskarinik
Sistem Endokrin Amenorea, Galaktorea, (-) reseptor dopamin ->
Infertilitas, Impotensi hiperprolaktinemia
Sistem lain Peningkatan BB (-) reseptor H1 dan 5-HT2

Anda mungkin juga menyukai