……………………………………………………………………………………………………………
.
Abstrack: This study attempts to explain the theory of free will based on the perspective of the philosopher Muhammad
Iqbal. The problem raised in this case is that humans do not understand themselves or their own selves, many humans are
trapped in fatalistic acts which are considered to drown individuality, and do not develop their own potential. The purpose of
this study is to find out how Muhammad Iqbal's perspective of free will is and its relation to human actions, and how to
apply the theory in order to solve the problems that occur. This research is library research, using qualitative-analytical
method. The will is one of the topics that is still being debated since ancient times until today. Free will is considered an
abstract concept, but in fact in everyday life many people are willing to sacrifice to get the free will they want. The problems
that arise are where is the position of human free will, are humans really free, what is the power of God if humans have full
free will, and many other questions about free will that prompted the writer to conduct research on the concept of free will in
particular. in the view of Muhammad Iqbal.
Abstrak: Penelitian ini berupaya untuk menjelaskan teori kehendak bebas berdasarkan persfektif filosof
Muhammad Iqbal. Problem yang diangkat dalam hal ini adalah manusia kurang memahami diri atau
kediriannya sendiri, manusia banyak yang terjebak dalam tindak fatalis yang dianggap menenggelamkan
individualistas, serta kurang mengembangkan potensi dalam diri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui bagaimana kehendak bebas persfektif Muhammad Iqbal dan relasinya terhadap tindakan yang
dilakukan manusia, serta bagaimana aplikasi dari teori tersebut agar dapat menyelesaikan permasalahan-
permasalahan yang terjadi. Penelitian ini merupakan penelitian library research (riset keperpustakaan), dengan
menggunakan metode kualitatif-analisis. Kehendak adalah salah satu topik yang masih menjadi perdebatan
sejak zaman dahulu hingga saat ini. Kehendak bebas dianggap sebagai konsep yang abstrak, namun pada
kenyataannya pada kehidupan sehari-hari banyak orang yang rela berkorban demi mendapatkan kehendak
bebas yang ia mau. Permasalahan yang muncul adalah di mana posisi kehendak bebas manusia, apakah
manusia benar-benar bebas, bagaimana kuasa Tuhan jika manusia memiliki kehendak bebas sepenuhnya, dan
masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan seputar kehendak bebas lainnya yang mendorong penulis untuk
melakukan penelitian mengenai konsep kehendak bebas khususnya dalam pandangan Muhammad Iqbal.
1|Jurnal Manthiq
Chesy Veronika Saras Wentil: Konsep Kehendak Bebas Perspektif Muhammad Iqbal
2|Jurnal Manthiq
Jurnal Manthiq: Vol VII Edisi I 2022
3|Jurnal Manthiq
Chesy Veronika Saras Wentil: Konsep Kehendak Bebas Perspektif Muhammad Iqbal
4|Jurnal Manthiq
Jurnal Manthiq: Vol VII Edisi I 2022
5|Jurnal Manthiq
Chesy Veronika Saras Wentil: Konsep Kehendak Bebas Perspektif Muhammad Iqbal
6|Jurnal Manthiq
Jurnal Manthiq: Vol VII Edisi I 2022
7|Jurnal Manthiq
Chesy Veronika Saras Wentil: Konsep Kehendak Bebas Perspektif Muhammad Iqbal
melakukan semua hal tersebut dan berada dalam keadaan bebas. Tak
mampu membuat pilihan. Pilihan hanya itu, kebebasan juga dapat
yang ia buat dapat terlaksana atau diartikan sebagai penguasaan
teraplikasi karena manusia memiliki terhadap diri, dan kemampuan diri
kehendak bebas untuk memilih. untuk memilih sesuai dengan
Manusia akan mendapatkan apa yang keinginan. 28
8|Jurnal Manthiq
Jurnal Manthiq: Vol VII Edisi I 2022
The luminous point whose name is the Kebebasanlah yang akan membawa
Self manusia sampai pada cita-cita
Is the life-spark beneath our dust. tersebut. Kehendak bebas adalah
By Love it is made more lasting, motor penggerak bagi manusia agar
More living, more burning, more dapat melakukan sesuatu. Kehendak
glowing. bebaslah yang sangat mempengaruhi
From Love proceeds the radiance of its manusia dalam bertindak.
being Manusia terbatas oleh materi,
And the development of its unknown yang mengakibatkan kehendak
possibilities. bebasnya tidak bersifat mutlak.
Its nature gathers fire from Love, Manusia tidak dapat melakukan
Love instructs it to illumine the world.30 segala sesuatu berdasarkan kehendak
Cinta memiliki peran penting di
bebas yang ia miliki.31 Manusia tetap
dunia ini menurut Iqbal. Cinta yang
memiliki batasannya. Misalnya
dapat membuat perdamaian dan
manusia tidak bisa menenteng
peperangan terjadi. Manusia harus
fenomena hukum alam atau
terus belajar mencintai dan dicintai.
sunnatullah. 32
Hingga sampai pada tahapan
Kehendak bebas Allah itu
manusia yang sempurna.
bersifat mutlak, namun ia juga
2. Pengaruh Kehendak Bebas Manusia
memberikan kehendak bagi manusia
dalam Bertindak
sebagai kekuatannya. Allah
Bagi Iqbal kebebasan kehendak
memberikan pilihan atas apa yang
manusia adalah sesuatu yang
ada di dunia ini. Manusia dengan
fundamental, yang tidak akan pernah
kehendak bebas yang ia miliki, dapat
bisa dipisahkan dalam diri manusia
bebas memilih dari setiap pilihan
itu sendiri. Kehendak bebas sama
yang diberikan Allah.33
dengan kehidupan dan eksistensi
Sedangkan bagi Iqbal,
manusia. Manusia dapat menentukan
kebebasan manusia ini berkaitan
kehidupan dan eksistensinya
dengan kebebasan eksistensial.
tergantung pada kebebasan yang ia
Kebebasan eksistensial itu
miliki. Kebebasanlah yang akan terus
menyangkut seluruh yang berkaitan
mendorong manusia untuk
dengan manusia. Namun, kebebasan
meningkatkan derajat kediriannya,
manusia bukanlah bebas tanpa batas,
kreatif dan lebih baik. Derajat
ada situasi di mana manusia tidak
kedirian seseorang tergantung sejauh
dapat mengendalikan dan memilih
mana orang tersebut dapat
hal apa yang akan terjadi, seperti
memaksimalkan Khūdī nya.
sunnatullah.34 Dari sana bagi Iqbal
Kebebasan adalah kunci
kehidupan manusia. Manusia dapat
31
dikatakan bereksistensi apabila ia Drs. Amsal Bakhtiar, M.A., Filsafat Agama I,
( Jakarta: ogos, 1997) . hal. 211.
dapat mencapai tujuan hidupnya. 32
Mulyadi Kertanegara, Ensiklopedia Tematis
Dunia Islam, Jilid 4, cet II . hal. 135.
33
Harun Nasution, Teologi Islam, (Jakarta:
30
Muhammad Iqbal. The Secrets of The Self Penerbit Universitas Indonesia, 2002) hal. 33-38
34
(Asrar-I Khudi) A Philosophical Poem. Terj, R.A Hawasi, Eksistensialisme Muhammad Iqbal,
Nicholson. hal. 330 (Jakarta: Wedatama Widya Sastra, 2003) hal. 90.
9|Jurnal Manthiq
Chesy Veronika Saras Wentil: Konsep Kehendak Bebas Perspektif Muhammad Iqbal
10 | J u r n a l M a n t h i q
Jurnal Manthiq: Vol VII Edisi I 2022
11 | J u r n a l M a n t h i q
Chesy Veronika Saras Wentil: Konsep Kehendak Bebas Perspektif Muhammad Iqbal
12 | J u r n a l M a n t h i q
Jurnal Manthiq: Vol VII Edisi I 2022
13 | J u r n a l M a n t h i q
Chesy Veronika Saras Wentil: Konsep Kehendak Bebas Perspektif Muhammad Iqbal
14 | J u r n a l M a n t h i q