Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Manthiq: Vol VII Edisi I 2022

Konsep Kehendak Bebas Perspektif Muhammad Iqbal


Chesy Veronika Saras Wentil
veronikachesy@gmail.com
SD IT Al-Ahsan Seluma Bengkulu

……………………………………………………………………………………………………………
.

Abstrack: This study attempts to explain the theory of free will based on the perspective of the philosopher Muhammad
Iqbal. The problem raised in this case is that humans do not understand themselves or their own selves, many humans are
trapped in fatalistic acts which are considered to drown individuality, and do not develop their own potential. The purpose of
this study is to find out how Muhammad Iqbal's perspective of free will is and its relation to human actions, and how to
apply the theory in order to solve the problems that occur. This research is library research, using qualitative-analytical
method. The will is one of the topics that is still being debated since ancient times until today. Free will is considered an
abstract concept, but in fact in everyday life many people are willing to sacrifice to get the free will they want. The problems
that arise are where is the position of human free will, are humans really free, what is the power of God if humans have full
free will, and many other questions about free will that prompted the writer to conduct research on the concept of free will in
particular. in the view of Muhammad Iqbal.

Keyword: Khudi, Freedom of Will. fatalism, free will

Abstrak: Penelitian ini berupaya untuk menjelaskan teori kehendak bebas berdasarkan persfektif filosof
Muhammad Iqbal. Problem yang diangkat dalam hal ini adalah manusia kurang memahami diri atau
kediriannya sendiri, manusia banyak yang terjebak dalam tindak fatalis yang dianggap menenggelamkan
individualistas, serta kurang mengembangkan potensi dalam diri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui bagaimana kehendak bebas persfektif Muhammad Iqbal dan relasinya terhadap tindakan yang
dilakukan manusia, serta bagaimana aplikasi dari teori tersebut agar dapat menyelesaikan permasalahan-
permasalahan yang terjadi. Penelitian ini merupakan penelitian library research (riset keperpustakaan), dengan
menggunakan metode kualitatif-analisis. Kehendak adalah salah satu topik yang masih menjadi perdebatan
sejak zaman dahulu hingga saat ini. Kehendak bebas dianggap sebagai konsep yang abstrak, namun pada
kenyataannya pada kehidupan sehari-hari banyak orang yang rela berkorban demi mendapatkan kehendak
bebas yang ia mau. Permasalahan yang muncul adalah di mana posisi kehendak bebas manusia, apakah
manusia benar-benar bebas, bagaimana kuasa Tuhan jika manusia memiliki kehendak bebas sepenuhnya, dan
masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan seputar kehendak bebas lainnya yang mendorong penulis untuk
melakukan penelitian mengenai konsep kehendak bebas khususnya dalam pandangan Muhammad Iqbal.

Keyword: Khudi.fatalis, free will

1|Jurnal Manthiq
Chesy Veronika Saras Wentil: Konsep Kehendak Bebas Perspektif Muhammad Iqbal

Pendahuluan memahami bahwa apa yang mereka


Kebebasan kehendak adalah lakukan di dunia ini adalah ketetapan
salah satu tema penting dalam dan mereka yang menganggap
kehidupan manusia. Hal ini karena bahwa manusia dapat melakukan apa
apapun yang berkaitan dengan saja sesuai dengan apa yang mereka
manusia, baik secara sadar atau tidak, inginkan.3
bersinggungan langsung dengan Pada ranah Islam, ada dua
kebebasan yang manusia miliki. kutub besar yang memfokuskan
Itulah mengapa tak jarang banyak pembahasannya terhadap masalah
pertanyaan yang muncul mengenai takdir dan kebebasan kehendak,
kebebasan manusia. yakni Jabariah dan Qadhariyah.
Permasalahan mengenai Tidak dapat dipungkiri bahwa
kehendak bebas sering kali dikaitkan adanya tuduhan terhadap agama
juga dengan permasalahan tentang Islam, yang menyatakan bahwa
takdir. Permasalahan tersebut bukan agama Islam membawa ajaran
hanya mengarah kepada predestination dan mengajarkan
permasalahan teoritis saja, bahkan paham fatalistime kepada umatnya,
telah menyangkut masalah keyakinan hal inilah kemudian menjadi kritik
seseorang. Keyakinan adalah unsur barat. Pertanyaan selanjutnya ialah
penting pada manusia. Keyakinanlah apakah takdir yang dibahas dalam
yang menjadi pendorong seseorang agama Islam identik dengan paham
dalam melakukan tindakan. predestinasi yang menganggap
Seseorang akan melakukan sebuah bahwa semua perbuatan manusia
tindakan sesuai dengan keyakinan telah ditentukan atau fatalis, atau
yang ia miliki.1 Itulah mengapa hanya sebagian kelompok saja yang
pemahaman tentang takdir dan mempercayai hal tersebut.4
kehendak bebas menjadi salah satu Dua aliran tersebut adalah
pembahasan yang fundamental bagi Aliran Qadariya dan Aliran Jabariya.
sebagian golongan, salah satunya Aliran Qadariya mengungkapkan
pada agama Islam, karena perlunya kehendak bebas. Aliran
pemahaman tersebut akan Jabariya meyakini bahwa tindakan
mempengaruhi kehidupan dan Allah dilakukan melalui manusia dan
tindakan manusia. 2 manusia tidak bisa menolak.5
Ketika membicarakan tentang Pertama mereka terlalu
kehendak bebas atau dalam istilah bergantung pada takdir dan
Barat dikenal dengan sebutan Free mematikan potensi diri yang telah
will, selalu berkaitan dengan diberikan oleh Tuhan. Aliran
Predestination atau takdir. Pasti akan
3
ada perbedaan sikap, pemikiran dan Syahrin Harahap, Islam; Konsep dan
Implementasi Pemberdayaan, (Yogyakarta; Tiara
tingkah laku antara orang yang Wacana Yogya, 1999) hal. 29.
4
Maulana Muhammad Ali, Islamologi,
1
Afif Muhammad. Dari Teologi ke Ideologi. Penerjemah, R Kaelan dan H.M Bachrun (Jakarta:
(Bandung: Pena Merah, 2004) hal. 1. PT Ichtiar Baru Van Haove, 1977) hal. 219
2 5
Richard Martin, Approaches to Islam in W. Montgomery Watt, Free Will and
Religios Studies, (USA: Univercity of Arizona Predestination in Early Islam (London: Luzac,
Press, 1985) hal. 3-6. 1948).hal. 18.

2|Jurnal Manthiq
Jurnal Manthiq: Vol VII Edisi I 2022

tersebutlah yang dinamakan jabariah semua perbuatan dan kejadian


atau fatalisme. Aliran Jabariah adalah berasal dari Tuhan. Manusia tidak
aliran yang menekankan sisi perlu lagi untuk usaha, dan
kehidupan dunia ini karena takdir, mengembangkan potensi yang telah
seperti yang telah dijelaskan diberikan Tuhan. Bahkan yang cukup
sebelumnya. Salah satu tokoh aliran membahayakan adalah mereka
ini adalah Ja’d bin Dirham dan Jahm bahkan sampai tidak mengetahui
bin Shofwan.6 bahwa Tuhan memberikan potensi
Paham Jabariah atau fatalisme pada setiap diri manusia.11
adalah paham yang memandang Berbanding terbalik dengan
bahwa manusia tidak merdeka dan aliran fatalisme yang ekstrim, ada
mengerjakan perbuatan dalam juga aliran yang menganggap bahwa
keadaan terpaksa. Ia tidak manusia benar-benar bisa melakukan
mempunyai daya kekuatan dan semuanya tanpa bantuan hal yang di
kekuasaan, kemauan serta pilihan, luar dirinya. Aliran ini disebut
Allah lah pencipta perbuatannya.7 eksistensialisme. Salah satu tokoh
Menurut Jabariah manusia tidak aliran ekstrim eksistensialisme adalah
memiliki kebebasan, semua Jean Paul Sartre. Seperti kalimat yang
perbuatan manusia sudah ditentukan sering diucapkan oleh Jean Paul “Man
oleh Tuhan semenjak azal.8 Sehingga Is Nothing else but that which he makes
dengan keyakinan seperti itu, of himself”, yang artinya manusia
manusia tidak perlu lagi usaha, bukanlah apa-apa selain apa yang ia
ikhtiar, maupun inisiatif sama sekali.9 perbuat untuk dirinya sendiri.12
Meskipun demikian, ada juga kaum Pada zaman kontemporer,
Jabariah yang berpikir moderat, kebebasan dianggap sebagai jantung
perbuatan sebagaimana adanya pemahaman diri manusia. Terlepas
terjadi karena Tuhan, akan tetapi dari segala keterbatasan, manusia
dalam hal taat dan durhaka itu semua semakin memahami bahwa dunia
karena manusia.10 yang ditempatinya adalah sebuah
Jika paham ini masih terus dunia yang berubah dan berproses,
tersebar luas, masih banyak masyakat yang mana manusia merupakan
yang salah kaprah dan menganggap kekuatan-kekuatan yang aktif dan
bebas dalam menentukan arah dunia
6 dan kehidupan manusia itu sendiri.13
Sidik, Refleksi Paham Jabariah dan
Qadhariah (Palu: Jurnal Rausyan Fikr, 2016) Vol Di antara ketegangan dua
12. No. 2 hal. 287.
7
paham tersebut, terdapat salah satu
Muhammad Abd. Al-Karim al-Syahrastani,
Al-Milad wa al-Nihal, Terj. Danang tokoh filsafat muslim yang sangat
Diningrat.(Beirut: Dar al-Fikr, t,th) Jilid I. hal. 87. memperhatikan permasalahan
8
Harun Nasution, Ditinjau dari Berbagai
Aspeknya, , (Jakarta: UI-Press, 2002) edisi II, jilid
11
II, hal. 33. Harun Nasution, Ditinjau dari Berbagai
9
Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jairi, Aqidah Aspeknya, jilid II, hal. 38.
12
Seorang Muslim, Ter. Salim Bazemool (Solo: Fuad Hassan, Berkenalan dengan
Pustaka Mantiq, 1994) hal, 113. Eksistensialisme, (Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya,
10
Abbas Mahmud Al-Aqqad, Filsafat Al- 1992) hal. 144.
13
Qur’an, Terj. Tim Pustaka Firdaus,(Jakarta: Harun Hadiwijono, Sari Sejarah Filsafat
Pustaka Firdaus, 1986) hal. 235. Barat 2, hal.140.

3|Jurnal Manthiq
Chesy Veronika Saras Wentil: Konsep Kehendak Bebas Perspektif Muhammad Iqbal

khususnya tentang kemanusiaan dan panteisme dan menjauhi dunia,


diri. Ia juga banyak menuangkan sehingga menjadi sosok yang pasif
pemikirannya terhadap dalam memperebutkan keunggulan
permasalahan kemanusiaan diatas di dunia.
dan mencari solusi agar Bagi Iqbal manusia adalah
permasalahan tersebut mendapatkan persona yang memiliki tanggung
titik temu. jawab atas apa yang ia perbuat, apa
Muhammad Iqbal adalah tokoh yang ia pilih. Manusia adalah ego,
yang bisa dipertimbangkan makhluk yang sadar akan
pemikirannya. Ia ingin keberadaannya, berpikir dan
menyelaraskan kedua pemikiran bertindak. Desire atau kehendak
ekstrim tersebut. Muhammad Iqbal adalah alat agar manusia dapat
bukan hanya seorang filosof, tetapi melakukan semua hal tersebut dan
penyair, ahli hukum, pemikir politik mampu membuat pilihan. Pilihan
dan tokoh reformasi islam yang yang ia buat dapat terlaksana atau
menjadi tokoh dominan umat muslim teraplikasi karena manusia memiliki
abad dua puluh. Muhammad Iqbal kehendak bebas untuk memilih.
hidup di zaman yang dikonotasikan Manusia akan mendapatkan apa yang
sebagai “kemunduran”. Sebab, umat ia usahakan, derajatnya atau
islam yang pernah menguasai eksistensi dirinya tergantung sejauh
peradaban dunia menjadi budak apa ia berbuat bagi dirinya. Sama
imperalis dan kapitalis Barat. Kajian halnya dengan konsep Iqbal yang
ilmu pengetahuan yang terkemuka mengatakan bahwa derajat ego
menjadi terbelakang dari segi tergantung seberapa jauh dan baik ia
intelektual dan pengetahuan. Iqbal menyempurnakan ego nya.
melihat umat muslim sangat Muhammad Iqbal ingin
keterbelakangan. Dan permasalahan menyelesaikan permasalahan diatas
tersebut terjadi lagi pada masa saat melalui pemikirannya. Ia adalah
ini. 14 Jadi pembahasan ini masih seorang yang ingin mendorong umat
sangat relevan untuk permasalahan Islam pada saat itu untuk terus
yang terjadi. bergerak dan berkembang. Baginya,
Kemunduran umat islam pada intisari kehidupan adalah bergerak
masa Iqbal disebabkan oleh konsep dan hukum hidup adalah
ketuhanan klasik yang tidak memberi menciptakan. Manusia harus punya
ruang pada kebebasan manusia. Iqbal kesadaran yang lebih tinggi tentang
berpendapat bahwa kemunduran hubungannya dengan Tuhan dan
tersebut karena hilangnya kesadaran hubungannya kepada sosial, juga
tentang khūdī atau kedirian yang alam semesta. Iqbal ingin mengubah
seharusnya mendorong seorang dan menyadarkan umat Islam untuk
muslim berperilaku aktif. Selama ini selalu dinamis dan progresif dalam
umat islam terperosok pada menjalankan kehidupan.
Dari latar belakang diatas, maka
14
C.A Qadir, Filsafat dan Ilmu Pengetahuan peneliti akan mencoba membahas
Dalam Islam, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, secara khusus tentang bagaimana
1991) hal. 174.

4|Jurnal Manthiq
Jurnal Manthiq: Vol VII Edisi I 2022

upaya Muhammad Iqbal dalam Muhammad Noer.17 Ada beberapa


mengatasi fatalisme yang terjadi, pendapat yang berbeda mengenai
bagaimana seharusnya kehendak tanggal kelahiran Muhammad Iqbal.
bebas diartikan, serta menghindari Setidaknya ada tiga yang paling
sikap kebekuan berpikir tanpa banyak dikemukakan dalam literatur
melakukan tindak kreasi yang akan sejarah yaitu Miss-Luce Claude
berpengaruh pada pola pikir dan Maitre, Osman Rabily dan Bahrum
tindakan masyarakat di dunia ini. Rangkuti mengikuti pendapat bahwa
Penelitian ini merupakan jenis Muhammad Iqbal dilahirkan pada 22
penelitian kepustakaan (library Februari 1873. Wilfred Cantwell
research), yaitu jenis penelitian yang Smith berpendapat bahwa ia
dilaksanakan dengan menggunakan dilahirkan pada 22 Februari 1876.
literatur baik berupa buku, catatan, Sedangkan ada pendapat yang lebih
maupun laporan hasil penelitian yang kuat menurut Prof. J. Marek dari
kiranya perlu diteliti.15 Universitas Praha, yaitu pada tanggal
Bahan dan materi pada 9 November 1877 atau 2 Dzulqa‟edah
penelitian ini meliputi berbagai buku 1294, pendapat ini diperkuat dengan
karya Muhammad Iqbal dan buku diadakannya peringatan seratus
yang berkaitan dengan topic tahun kelahiran Muhammad Iqbal
penelitian. Buku pertama adalah yang diadakan oleh Kedutaan besar
Asrar-I Khudi yang membahas tentang Republik Islam Pakistan.18 Dari
diri dan aktualisasi nya. Buku kedua beberapa pendapat diatas bisa kita
adalah The Reconstruction Of Religious ambil kesimpulan bahwa
Thought in Islam yang membahas Muhammad Iqbal lahir pada tahun
pemikiran dan gagasan Iqbal tentang 1870an.
agama. Pada ranah sosialnya
Penelitian ini menggunakan Muhammad Iqbal juga sempat
metode kualitatif-analisis, Penelitian mengalami berbagai dinamika
kualitatif merupakan penelitian yang kehidupan. Pada tahun 1857 terdapat
menghasilkan data deskriptif berupa peristiwa tragis yaitu runtuhnya
historis faktual mengenai tokoh.16 dinasti Moghul dan terjadi pula
perang kemerdekaan yang dalam
Pembahasan sejarahnya, peristiwa ini dikenal
a. Biografi Muhammad Iqbal sebagai pemberontakan rakyat India.
Muhammad Iqbal dilahirkan di Pada perang tersebut mengakibatkan
Sialkot, Pakistan. Berasal dari kasta hilangnya kemerdekaan kaum
Brahmana Kasmir. Kakeknya seorang Muslim pada khususnya, dan orang-
sufi terkenal bernama Muhammad orang yang kemudian takluk kepada
Rafiq dan ayahnya bernama kolonialis Inggris yang menang.
15
J.R Raco, Metode Penelitian Kualitatif: Jenis, 17
Iqbal, Pembangunan Kembali Alam Pikiran
Karakteristik dan Keunggulannya. Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1966) hal.13.
(Jakarta:Grasindo, 2010) hal. 104. 18
Muhammad Iqbal, Rekonstruksi Pemikiran
16
Sudarto, Metodelogi Penelitian Iqbal Studi Kontribusi Gagasan Iqbal dalam
Filsafat . Ed.1, Cet 1 (Jakarta: PT, Pembaharuan Islam, (Padang: Kalam Mulia, 1994)
RajaGrafindo Persada, 1996 ), h. 95 hal. 44.

5|Jurnal Manthiq
Chesy Veronika Saras Wentil: Konsep Kehendak Bebas Perspektif Muhammad Iqbal

Dikarenakan hal ini, kaum muslim sufisme panteistik, bahkan ada


terbelenggu ketidakberdayaan dalam sebagian dari mereka yang menyerap
masa kekacauan dan keputusasaan.19 pemahaman yang salah hingga
Muhammad Iqbal merupakan terjebak pada sifat fatalis. Adapun
orang yang sangat produktif, karya- Mu’tajilah telah mengebiri realitas ke
karyanya yang dibuat olehnya ditulis dalam konsep-konsep abstrak yang
dalam beberapa bahasa. Di antara pada akhirnya menghilangkan
karya-karya Iqbal adalah The keunikan dan persona manusia.
Reconstruction of Religion Thought in Untuk sampai pada
Islam, The Development of Metaphisic in pembahasan kehendak bebas
Persia, Asrar I-Khudi, Rumuz I Bikhudi, manusia, kita harus mengetahui teori
dan masih banyak lagi. khūdī yang dimiliki oleh Iqbal karena,
b. Pemikiran Muhammad Iqbal dua pembahasan tersebut tidak dapat
1. Kehendak bebas perspektif dipisahkan satu sama lain. Keduanya
Muhammad Iqbal adalah satu-kesatuan.
Muhammad Iqbal dipengaruhi khūdī adalah kata yang
oleh dua kutub peradaban yaitu digunakan oleh Iqbal untuk
filsafat Barat dan Islam. Pemikiran mengatakan atau menyebut diri,
filosofis Muhammad Iqbal juga individualitas, personal, dan keegoan.
memiliki kesamaan dengan tradisi Dalam karya Iqbal yang berbahasa
filsafat eksistensialisme yang lahir di Inggris, ia menyebutnya dengan
Barat, yaitu sama-sama berawal dari sebutan “ego” dan “self”. Diri adalah
penolakan terhadap tradisi pemikiran suatu realitas yang benar-benar nyata
Platonik dan Hegelian. Tradisi adanya.20
pemikiran yang melahirkan Secara harfiah khūdī bermakna
esensialisme, yaitu pandangan yang kedirian atau individualitas yang
mengemas realitas dalam butir-butir merupakan suatu kesatuan yang riil
esensi. dan nyata, khūdī merupakan pusat
Jika kaum eksistensialisme dan landasan dari keseluruhan
Barat mengkritisi Platonisme dan dimensi kehidupan manusia.21 Bagi
Hegelianisme karena telah Iqbal diri merupakan suatu realitas
menenggelamkan kedirian manusia yang benar-benar nyata
ke dalam konsep idealistik, dan keberadaannya, diri mencakup aspek-
mengidentikan manusia dengan aspek jasmani dan ruhani. Ada pula
konsep manusia. Eksistensialisme aspek intuisi yang dimiliki manusia,
Iqbal adalah sebagai perlawanan memiliki memerintah, bebas dan
terhadap Neoplatonisme Islam dan
rasionalime Yunani yang diadopsi
20
Ali Kartawinata, Konsep Metafisika
kaum Mu’tajilah. Neoplatonisme
Muhammad Iqbal, dalam Jurnal Al-A’raf Jurnal
Islam, menurut Iqbal, telah Pemikiran Islam dan Filsafat (Surakarta: IAIN
menenggelamkan umat ke dalam Surakarta), hal. 55. Lihat juga Hasan Enver,
Metafisika Iqbal: Pengantar untuk Memahami The
Reconstruction of Religious Thought in Islam.
19
A. Syafi’i Ma’arif, Islam Kekuatan Doktrin (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), hal, 96
21
dan Kegamangan Umat (Yogyakarta: Pustaka K.G Saiyidan, Percikan Filsafat Iqbal
Pelajar, 1997), hal.13. Mengenai Pendidikan, hal. 24.

6|Jurnal Manthiq
Jurnal Manthiq: Vol VII Edisi I 2022

abadi. Berbeda dengan pandangan Landasan teori Muhammad Iqbal ini


panteiseme yang menyangkal juga didasari pada ayat Alqur’an
keberadaan realitas diri dengan yaitu surah An-Najm ayat 38-39.
anggapan bahwa ketika dunia ini Artinya: “Seseorang yang
lenyap maka manusia pun akan turut berdosa tidak akan memikul dosa
dalam ketiadaan.22 Menurutnya, orang lain, Dan bahwa manusia
manusia adalah suatu kesatuan hanya memperoleh apa yang telah
energi, daya atau kombinasi dari diusahakannya.” (Q.S An-Najm ayat
daya-daya yang membentuk beragam 38-39)
susunan yang salah satu susunan Landasan Iqbal adalah ayat
pasti dari daya-daya tersebut adalah Alqur’an yang menegaskan bahwa
ego. Diri adalah realitas yang benar- setiap ego atau diri bertanggung
benar nyata.23 jawab atas apa yang ia pilih, ia tidak
Ego lah yang menjadi motor akan menanggung dosa orang lain.
penggerak agar kita selalu berbuat, Disini sudah terlihat bahwa terdapat
berkreasi. Semakin banyak kita kebebasan dalam eksistensi manusia.
bergerak maka semakin tinggi pula Manusia dapat memilih melakukan
derajat kedirian kita. Sejauh apa kita apa yang ingin ia lakukan dan ia
memahami diri kita sendiri, maka sendiri yang akan menanggung
seperti itulah cara kita meningkatkan akibat dari apa yang ia pilih. Masing-
derajat kedirian kita. Diri dalam masing manusia bertanggung jawab
pandangan Iqbal adalah sesuatu yang atas pilihannya sendiri. Bukan orang
menjadi dasar kehidupan. Diri yang lain.
dimaksudkan oleh Iqbal bukan suatu Namun walaupun ego bersifat
hal yang abstrak, tetapi sesuatu yang unik dan individual tetapi dalam
riil, dan keberadaannya terus kita kehidupan sosial setiap ego dengan
alami di dalam kedirian kita, sesuatu ego yang lain harus saling terbuka
yang bisa memicu kita untuk dan membuka diri, harus saling
berakitivitas di dalam kehidupan berinteraksi dan bekerja sama. Ego
sehari-hari kita. Sesuatu yang bersifat unik dan individu, tetapi
bergerak setiap saat. bukan berarti iya harus menjadi
Setiap manusia memiliki individualis.25
keegoan yang tidak bisa dilihat atau Dari pandangan diatas sangat
diakses oleh individu-individu jelas bahwa bagi Iqbal manusia
lainnya. Setiap ego yang satu tidak adalah persona yang memiliki
bisa memikul tanggung jawab ego tanggung jawab atas apa yang ia
yang lainnya.24 Ia juga hanya akan perbuat, apa yang ia pilih. Manusia
menerima apa yang ia usahakan. adalah ego, makhluk yang sadar akan
keberadaannya, berpikir dan
22
Hasan Enver, Metafisika Iqbal, (Yogyakarta: bertindak. Desire atau kehendak
Badan Penerbit Filsafat, UGM,2005), hal. 46.
23 adalah alat agar manusia dapat
Iqbal dan Amien. Pemikiran Politik Islam,
(Jakarta:Kencana, 2013), hal. 94.
24 25
Muhammad Iqbal, Rekonstruksi Pemikiran Hasan Enver, Metafisika Iqbal: Pengantar
Religius dalam Islam, Terj. Hawasi dan Musa untuk Memahami The Reconstruction of Religious
Kazhim. (Bandung: Mizan Pustaka, 2016) hal, 115. Thought in Islam. Hal. 97.

7|Jurnal Manthiq
Chesy Veronika Saras Wentil: Konsep Kehendak Bebas Perspektif Muhammad Iqbal

melakukan semua hal tersebut dan berada dalam keadaan bebas. Tak
mampu membuat pilihan. Pilihan hanya itu, kebebasan juga dapat
yang ia buat dapat terlaksana atau diartikan sebagai penguasaan
teraplikasi karena manusia memiliki terhadap diri, dan kemampuan diri
kehendak bebas untuk memilih. untuk memilih sesuai dengan
Manusia akan mendapatkan apa yang keinginan. 28

ia usahakan, derajatnya atau Iqbal menyebut kehendak itu


eksistensi dirinya tergantung sejauh dengan desire, gairah, cita-cita atau
apa ia berbuat bagi dirinya. Sama keinginan. Bagi Iqbal desire adalah
halnya dengan konsep Iqbal yang motor penggerak agar manusia tetap
mengatakan bahwa derajat ego sadar dan bergerak, menciptakan,
tergantung seberapa jauh dan baik ia berkreasi. Desire ini harus tetap ada
menyempurnakan ego nya. dalam hati manusia karena ia
Dapat kita pahami dari cara merupakan jantung kehidupan kita.
Iqbal memandang eksistensi manusia. Seperti yang Iqbal Ungkapkan dalam
Manusia dapat bereksistensi karena puisinya:
kehendak bebas yang ia miliki. Keep desire alive in thy heart,
Eksistensi manusia dengan eksistensi Lest thy little dust become a tomb.
Tuhan tidaklah bertentangan. Bagi Desire is the soul of this world of hue and
Iqbal manusia adalah Khūdī yakni ego scent,
yang terbatas sedangkan Tuhan The nature of every thing is faithful to
adalah Khuda atau ego mutlak. desire.
Gagasan tentang kebebasan Desire sets the heart dancing in the
Muhammad Iqbal ini bersifat teistik, breast,29
yang dibahas dalam filsafat khūdī.26 Desire ini harus tetap diliputi oleh
Pada Kamus Bahasa Indonesia cinta. Semua perbuatan manusia tentu
kata kehendak diartikan sebagai mempunyai tujuan. Cinta yang akan
kemauan, keinginan dan harapan mengarahkan untuk mencapai tujuan
yang keras.27 Sebagian besar dari kita tersebut kepada tindakan yang lebih
sering mengartikan kebebasan adalah baik untuk meningkatkan derajat ego.
ciri khas manusia yang menandakan Tanpa cinta semua tindakan manusia
ia adalah makhluk merdeka. Dan menjadi kurang bermakna. Cinta lah
kebebasan itulah yang membedakan yang mengarahkan perbuatan baik
manusia dengan makhluk lainnya. manusia. Ego akan lebih bergairah jika
Bebas berarti lepas, tidak berlandaskan cinta. Cinta yang akan
terganggu dan terhalang apapun menjadi penerang dunia. Seperti pada
sehingga kita dapat bergerak dan puisi Iqbal dibawah ini:
berbuat leluasa. Sedangkan
kebebasan adalah ketika seseorang
28
Ali Usman, Kebebasan dalam Perbincangan
26
Muhammad Iqbal, Asrar I khudi, Rahasia- Filsafat, Pendidikan dan Agama (Yogyakarta: Pilar
rahasia diri, Terj Bachrun Rangkuti, (Jakarta: Media, 2006) hal 5.
29
Bulan Bintang, 1976) hal. 22 Muhammad Iqbal. The Secrets of The Self
27
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan (Asrar-I Khudi) A Philosophical Poem. Terj, R.A
Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Nicholson. (London: Mac Millan And Co, 1920)
Pusat Bahasa, 2008) Hal. 581 hal. 275

8|Jurnal Manthiq
Jurnal Manthiq: Vol VII Edisi I 2022

The luminous point whose name is the Kebebasanlah yang akan membawa
Self manusia sampai pada cita-cita
Is the life-spark beneath our dust. tersebut. Kehendak bebas adalah
By Love it is made more lasting, motor penggerak bagi manusia agar
More living, more burning, more dapat melakukan sesuatu. Kehendak
glowing. bebaslah yang sangat mempengaruhi
From Love proceeds the radiance of its manusia dalam bertindak.
being Manusia terbatas oleh materi,
And the development of its unknown yang mengakibatkan kehendak
possibilities. bebasnya tidak bersifat mutlak.
Its nature gathers fire from Love, Manusia tidak dapat melakukan
Love instructs it to illumine the world.30 segala sesuatu berdasarkan kehendak
Cinta memiliki peran penting di
bebas yang ia miliki.31 Manusia tetap
dunia ini menurut Iqbal. Cinta yang
memiliki batasannya. Misalnya
dapat membuat perdamaian dan
manusia tidak bisa menenteng
peperangan terjadi. Manusia harus
fenomena hukum alam atau
terus belajar mencintai dan dicintai.
sunnatullah. 32
Hingga sampai pada tahapan
Kehendak bebas Allah itu
manusia yang sempurna.
bersifat mutlak, namun ia juga
2. Pengaruh Kehendak Bebas Manusia
memberikan kehendak bagi manusia
dalam Bertindak
sebagai kekuatannya. Allah
Bagi Iqbal kebebasan kehendak
memberikan pilihan atas apa yang
manusia adalah sesuatu yang
ada di dunia ini. Manusia dengan
fundamental, yang tidak akan pernah
kehendak bebas yang ia miliki, dapat
bisa dipisahkan dalam diri manusia
bebas memilih dari setiap pilihan
itu sendiri. Kehendak bebas sama
yang diberikan Allah.33
dengan kehidupan dan eksistensi
Sedangkan bagi Iqbal,
manusia. Manusia dapat menentukan
kebebasan manusia ini berkaitan
kehidupan dan eksistensinya
dengan kebebasan eksistensial.
tergantung pada kebebasan yang ia
Kebebasan eksistensial itu
miliki. Kebebasanlah yang akan terus
menyangkut seluruh yang berkaitan
mendorong manusia untuk
dengan manusia. Namun, kebebasan
meningkatkan derajat kediriannya,
manusia bukanlah bebas tanpa batas,
kreatif dan lebih baik. Derajat
ada situasi di mana manusia tidak
kedirian seseorang tergantung sejauh
dapat mengendalikan dan memilih
mana orang tersebut dapat
hal apa yang akan terjadi, seperti
memaksimalkan Khūdī nya.
sunnatullah.34 Dari sana bagi Iqbal
Kebebasan adalah kunci
kehidupan manusia. Manusia dapat
31
dikatakan bereksistensi apabila ia Drs. Amsal Bakhtiar, M.A., Filsafat Agama I,
( Jakarta: ogos, 1997) . hal. 211.
dapat mencapai tujuan hidupnya. 32
Mulyadi Kertanegara, Ensiklopedia Tematis
Dunia Islam, Jilid 4, cet II . hal. 135.
33
Harun Nasution, Teologi Islam, (Jakarta:
30
Muhammad Iqbal. The Secrets of The Self Penerbit Universitas Indonesia, 2002) hal. 33-38
34
(Asrar-I Khudi) A Philosophical Poem. Terj, R.A Hawasi, Eksistensialisme Muhammad Iqbal,
Nicholson. hal. 330 (Jakarta: Wedatama Widya Sastra, 2003) hal. 90.

9|Jurnal Manthiq
Chesy Veronika Saras Wentil: Konsep Kehendak Bebas Perspektif Muhammad Iqbal

Tuhan tetap memiliki kuasa namun Dengan kebebasan manusia dapat


tetap tidak menghilangkan kehendak terus memperbaiki kualitas diri.
bebas manusia. Manusia tetap bisa Kebebasan adalah alat untuk
memilih apa yang mereka kehendaki, mencapai puncak derajat tertinggi
tetapi tetap ada yang tidak bisa manusia, yaitu wakil Tuhan atau
mereka lampaui kekuasaan Tuhan. niyabati Ilahi/ Vicegerant Of God. Tentu
Landasan ini juga diperkuat gagasan mengenai kehendak bebas
dengan ayat Alqur’an surah Al-Insan yang diusung oleh Iqbal berbeda
ayat tiga, yang artinya: “Kami telah seperti konsep gagasan Jean Paul
menunjukkan jalan yang lurus, ada Sartre yang bersifat ateisti, ia
yang bersyukur ada pula yang mengatakan bahwa jika ada Tuhan
kufur”.(QS 76:3). berarti manusia tidak lah bebas.
Manusia memiliki akal dan Kebebasan manusia bersifat mutlak.
kehendak bebas untuk mewujudkan Kekuasaan Tuhan dianggap dapat
keinginannya. Kebebasan yang mengintimidasi kebebasan manusia.
diberikan Tuhan untuk manusia Konsep kebebasan Iqbal berkaitan
adalah jalan bagi manusia untuk dengan tujuan penciptaan manusia,
mencapai kesempurnaan.35 yakni manusia diciptakan untuk
Setiap wujud mempunyai menjadi khalifah di bumi, bersama-
individualitas atau diri. Masing- sama dengan Tuhan menjaga serta
masing derajat kedirian itu berbeda- memelihara apa yang ada di bumi ini.
beda. Tergantung dari sejauh mana Terdapat beberapa ayat Alqur’an
orang tersebut dapat meningkatkan yang menjadi landasan Muhammad
derajat kediriannya. Menurut Iqbal Iqbal yang menurutnya adalah
ada beberapa faktor yang dapat penegasan konsep manusia
memperkuat dan meningkatkan diciptakan sebagai khalifah Tuhan,
derajat diri atau khūdī salah satunya kebebasan adalah salah satu ciri
yakni kerja kreatif dan orisinil. manusia agar ia dapat menjalankan
Sifat kreatifitas adalah sifat tugasnya sebagai khalifah dan sampai
yang fundamental yang dimiliki oleh pada tahapan niyabati Ihali. Ayat-ayat
manusia untuk pembentukan diri tersebut di antaranya Al-Baqarah: 30,
menjadi lebih baik, agar manusia Al-An’am: 165, Thaha: 114, dan Al-
senantiasa menyempurnakan dan Ahzab: 72.
menjadi. Sifat kreatifitas pada
manusia tersebut akan terasah ۖ ً‫ض َخهِيفَة‬ ِ ‫َوإِ ْذ قَا َل َربُّلَ ن ِْه َم ََلئِ َك ِة إِوِّي َجا ِع ٌم فِي ْاْل َ ْر‬
apabila terdapat kebebasan dalam َ ُ‫قَانُىا أَتَجْ َع ُم فِي َها َم ْه يُ ْف ِسدُ فِي َها َو َي ْس ِفلُ ان ِدّ َما َء َووَحْ هُ و‬
‫س ِبّ ُح‬
diri. Itulah mengapa kebebasan َ‫ِس نَلَ ۖ قَا َل إِوِّي أ َ ْعهَ ُم َما ََل ت َ ْعهَ ُمىن‬
ُ ّ‫بِ َح ْمدِكَ َووُقَد‬
menjadi sangat penting dan tidak bisa
dipisahkan dalam kehidupan. Artinya: Ingatlah ketika
Tuhanmu berfirman kepada para
Malaikat: "Sesungguhnya Aku
35
hendak menjadikan seorang khalifah
DR. Jalaluddin Rahmat, Konsep Perbuatan
Manusia Menurut Al Qur’an ( Suatu
di muka bumi". Mereka berkata:
Kajian Tafsir Tematik ). (Jakarta: Bulan "Mengapa Engkau hendak
Bintang,1992). Hal. 85.

10 | J u r n a l M a n t h i q
Jurnal Manthiq: Vol VII Edisi I 2022

menjadikan (khalifah) di bumi itu tujuan penciptaan nya secara umum,


orang yang akan membuat kerusakan serta belum mampu mengoptimalkan
padanya dan menumpahkan darah, potensi yang ada pada dirinya. Belum
padahal kami senantiasa bertasbih lagi masalah fatalisme dan kebebasan
dengan memuji Engkau dan kehendak yang sering kali muncul
menyucikan Engkau?" Tuhan baik secara sadar ataupun tidak.
berfirman: "Sesungguhnya Aku Selain itu, masih banyak lagi
mengetahui apa yang tidak kamu masalah-masalah lainnya yang terjadi
ketahui". (Q.S Al Baqorah ayat 30) di zaman ini.
Atas pemahaman Iqbal tentang Di sinilah yang menjadi titik
manusia adalah khalifah itulah yang temu antara teori Iqbal dengan suatu
menjadi landasan pemikirannya kebutuhan bangsa di saat ini,
tentang kebebasan manusia. terkhusus bagi umat muslim di
Kebebasan tidak diberikan kepada Indonesia. Iqbal dengan jelas
semua ciptaan Tuhan, hanya manusia menaruh konsep khūdī dalam
yang diberikan kebebasan, itulah mengarungi kehidupan yang keras
yang membuat ia berbeda. Dalam ini, termasuk dalam hal berpolitik.
kehidupan manusia terdapat taqdir Iqbal menyatakan bahwa kepribadian
dan ikhtiar yang membedakannya menjadi hidup dengan membentuk
dengan makhluk yang tak berakal tujuan dan berusaha sunguh-sungguh
yang sepenuhnya tunduk kepada untuk sampai padanya. Manusia
ketidakbebasan, seperti hewan adalah makhluk yang istimewa,
misalnya. Terdapat tanggung jawab sejauh mana kesulitannya yang
yang dipikul oleh manusia atas dialaminya saat ingin mencapai
kebebasan yang ia miliki, baik tujuan, maka sejauh itu pula kekuatan
tanggung jawab kepada Tuhan, yang dimiliknya. Iqbal menaruh
hubungan antar manusia dan alam harapan besar pada diri, ego, khūdī,
semesta, itulah sebabnya mengapa self. Dalam seluruh sajak Iqbal,
Iqbal menempatkan kebebasan harapan adalah kehidupan, dan
manusia menjadi salah satu topik usaha yang terus menerus adalah
utama bahasannya. yang memelihara kehidupan ini.
Jika dikaitkan dengan keadaan Begitu penting sebuah harapan,
masyarakat pada saat ini, sungguh keinginan, kehendak bebas,
masyarakat masih membutuhkan kreatifitas dan sifat-sifat ketuhanan
perubahan-perubahan dari segi yang dimiliki manusia sehingga Iqbal
individualitas maupun kelompok terus memberi dorongan untuk
seperti apa yang dijelaskan dan mencapai tujuan dengan kerja keras
dipraktikkan Iqbal di India pada dan usaha yang terus menerus.36
masanya saat itu. Dinamisme menjadi
masalah sentral yang masih saja ada Kesimpulan
dari era klasik sampai era
kontemporer di bangsa ini.
Masyarakat yang belum mampu 36
Donny Gahral Adian, Muhammad Iqbal: Seri
mengenal dirinya, belum mengetahui Tokoh Filsafat, (Jakarta Selatan: TERAJU, 2003),
cet. I, hal. 67.

11 | J u r n a l M a n t h i q
Chesy Veronika Saras Wentil: Konsep Kehendak Bebas Perspektif Muhammad Iqbal

Berdasarkan kajian tentang konsep didasari oleh „Isyq (love/cinta).


kehendak bebas perspektif Kehendak yang dilandasi oleh
Muhammad Iqbal yang telah penulis cinta akan menambah
maka dapat disimpulkan bahwa: kebermaknaan tindakan manusia.
1. Muhammad Iqbal menyebut Hanya kehendak yang didasarkan
kehendak itu dengan desire, pada cinta yang dapat membuat
gairah, cita-cita atau keinginan. ego semakin hidup, lebih
Tanpa kebebasan yang dimiliki membara dan lebih berkilau.
oleh manusia, ia tidak akan dapat Seperti yang sering Iqbal
memilih, menimbang dan sampaikan melalui puisi-puisi
memutuskan apa yang akan karangannya. Manusia dapat
terjadi pada kehidupannya. mencapai derajat tertinggi yaitu
kehendak dan kebebasan sebagai niyãbati ilãhi, vicegerance of
merupakan satu kesatuan yang God atau wakil Tuhan melalui
tidak dapat dipisahkan. Dengan kehendak bebas yang ia miliki.
kehendak bebas yang dimiliki Untuk itulah kehendak bebas
oleh manusia itulah yang sangat penting bagi manusia
membuat ia terus menjadi dalam pandangan Iqbal.
persona yang aktif, selalu
berinovasi, mengoptimalkan DAFTAR PUSTAKA
potensi yang ada dalam diri tanpa
paksaan dari luar dirinya. Ali, Maulana Muhammad, Islamologi,
Namun, kebebasan manusia Penerjemah, R Kaelan dan H.M
bukanlah bebas tanpa batas, ada Bachrun. Jakarta: PT Ichtiar Baru Van
situasi di mana manusia tidak Haove, 1977.
dapat mengendalikan dan Ali, Mukti, Alam Pemikiran Islam Modern di
memilih hal apa yang akan India Pakistan, Bandung: Mizan, 1996.
terjadi, seperti sunnatullah. Akhtar, Wahid, Unsur-unsur
2. Bagi Iqbal kehendak bebas sangat Eksistensialisme dalam Pemikiran Iqbal,
berpengaruh bagi tindakan jurnal Al-Hikmah, 1990.
manusia. kehendak bebas atau Amin, Priyanto, Muhammad, Relasi Ego
desire adalah motor penggerak Kecil Dengan Ego Besar Dalam
agar manusia tetap sadar dan Pemikiran Pendidikan Iqbal,
bergerak, menciptakan, berkreasi. Yogyakarta: Universitas Islam Negeri
Desire ini harus tetap ada dalam Sunan Kalijaga, 2007.
hati manusia karena ia Arbaiyah, Corak Pemikiran Etika dalam Ego
merupakan jantung kehidupan Muhammad Iqbal, Riau: UIN Sultan
kita. Desire yang membuat khudi Syarif Kasim, 2013.
terus mengalami perbaikan dan Danusiri, Epistimologi dalam Tasawuf Iqbal,
selalu menuju kesempurnaan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996.
Desire lah yang menggerakkan Effendi, Djohan, Adam, Khudi, dan Insan
tindakan manusia. Bagi Iqbal, Kamil: Pandangan Iqbal tentang
kehendak akan semakin Manusia. Jakarta: Pustaka Grafitipers,
menemukan maknanya manakala . 1987.

12 | J u r n a l M a n t h i q
Jurnal Manthiq: Vol VII Edisi I 2022

Enver, Hasan, Metafisika Iqbal: Pengantar Al-Afghani, Iqbal Muhammad, Telaah


untuk Memahami The Reconstruction of Pemikiran Muhammad Iqbal Tentang
Religious Thought in Islam, Yogyakarta: Konsep Pendidikan Islam Dalam
Pustaka Pelajar, 2004. Menciptakan Insan Kamil. Surabaya:
Firdaus, Ahamd, Insan Kamil Dalam Institut Agama Islam Negeri Sunan
Pendidikan Islam Menurut Muhammad Ampel, 2009.
Iqbal, Yogyakarta: Universitas Islam Iqbal, Muhammad, Pembangunan Kembali
Negeri Sunan Kalijaga, 2012. Alam Pikiran Islam, Jakarta: Bulan
Gahral Adian, Donny, Muhammad Iqbal, Bintang, 1966.
Jakarta: Penerbit Teraju, 2003. _______, Asrari Khudi (Terj, Bachrun
Griffin, David Ray, Tuhan dan Agama Rankuti), Jakarta: Bulan Bintang,
dalam Dunia Postmodern, Terj, 1976.
Gunawan Admiranto, Yogyakarta: _______, Rekonstruksi Pemikiran Iqbal Studi
Kanisius, 2005. Kontribusi Gagasan Iqbal dalam
Hassan, Fuad, Berkenalan dengan Pembaharuan Islam, Padang: Kalam
Eksistensialisme, Jakarta: PT Dunia Mulia, 1994.
Pustaka Jaya, 1992. Ja’far, Suhermanto, Citra Manusia Dari
Harahap, Syahrin, Islam; Konsep dan Filsafat Psikologi ke Filsafat Antropologi
Implementasi Pemberdayaan, (Refleksi Tentang Manusia dalam
Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, Perspektif Muhammad Iqbal), Jakarta:
1999. Sadra International Institute, 2011.
Hamdani, Basrir, Humanisme Evolusionis- Rahmat, Jalaluddin, Konsep Perbuatan
Kreatif Muhammad Iqbal : Sebuah Manusia Menurut Al Qur‟an ( Suatu
Sintetis Antara Humanisme Religius dan Kajian Tafsir Tematik ), Jakarta: Bulan
Humanisme Sekuler-Ateis, Jakarta: Bintang, 1992.
Jurnal Filsafat Sadra, 2019. Anshori, Mustofa Lidinillah, Agama dan
Hamid, Alghar, Pengantar (Hidup dan Aktualisasi Diri Perspektif Filsafat
Karya Murtadha Muthahhari), dalam Muhammad Iqbal, Yogyakarta: Badan
Murtadha Muthahhari, Mengenal „Irfan Penerbitan Filsafat UGM, 2005.
Meniiti Maqam-maqam Kearifan, (Terj. Muhajirani, Abbas, Pemikiran Teologis dan
C Ramli Bihar Anwar) Jakarta: Filosofis Syi‟ah Dua Belas Imam, dalam
Hikmah, 2002. Sayyid Hossein Nasr dan Oliver
Hawasi, Eksistensialisme Muhammad Iqbal, Leaman, Ensiklopedia Tematis Filsafat
Jakarta: Wedatama Widya Sastra, Islam (Buku Pertama) Terj, Tim
2003. Penerjemah Mizan. Bandung: Mizan,
Nasution, Harun, Teologi Islam, Jakarta: 2003.
Penerbit Universitas Indonesia, 2002. Muthahari, Murthadha, Manusia dan
Hye, Abdul, Ash Arish, dalam MM Syarif Takdirnya. Antara Free will dan
ed. A History Of Moeslim Philosophy, Determinisme. Penyunting: Muthahari
Delhi: Low Price Publication, 1995. Paperbacks, Bandung: Muthahari
Iqbal, Muhammad, The Secrets of The Self Paperbacks, 2001.
(Asrar-I Khudi) A Philosophical Poem, Muhammad, Afif, Dari Teologi ke Ideologi.
(Terj, R.A Nicholson), London: Mac Bandung: Pena Merah, 2004.
Millan And Co, 1920.

13 | J u r n a l M a n t h i q
Chesy Veronika Saras Wentil: Konsep Kehendak Bebas Perspektif Muhammad Iqbal

Mulyadi, Kertanegarna, Ensiklopedia Muhammad Iqbal, Yogyakarta: Idea


Tematis Dunia Islam, Jilid 4. Jakarta: PT Press, 2009.
Ichtiar Baru Van Houve, 2002. Shihab, M.Quraish, Wawasan Al-Qur‟an,
Martin, Richard, Approaches to Islam in Bandung: Mizan, 1996.
Religios Studies. USA: Univercity of Amusi, Yusran, Ilmu Tauhid, Jakarta:
Arizona Press, 1985. Grafindo Persada, 1995.
Majid, Abdul, Belajar dan Pembelajaran Suriadi, Amran, Muhammad Iqbal Filsafat
Islam. Bandung: PT Remaja dan Pendidikan Islam, TSARWAH
Rosdakarya, 2012. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam,
Ma’arif, Syafi’i, Islam Kekuatan Doktrin dan 2016.
Kegamangan Umat, Yogyakarta: Suharto, Toto, Rekonstruksi Pemikiran
Pustaka Pelajar, 1997. Pendidikan Islam: Telaah Pemikiran
_______, Percik-percik pemikiran Iqbal, Muhammad Iqbal, Yogyakarta:UIN
Yogyakarta: Shalahudin Press, 1983. Sunan Kalijaga, 2010.
Meitilia, Pandangan Filsafat Muhammad Sidik, Refleksi Paham Jabariah dan
Iqbal, Jakarta: Bulan Bintang, 20013. Qadhariah, Palu: Jurnal Rausyan Fikr,
Machasin, “Teologi Islam: Suatu Pengantar“ 2016.
dalam Sejarah, Teologi dan Etika Agama- Saefudin, Didin, Pemikiran Modern dan
Agama, Yogyakarta: Interfidei, 2003. Postmodern Islam, Jakarta: Gresindo,
Nasution, Harun, Teologi Islam: Aliran- 2003.
aliran Sejarah Analisa Perbandingan, _______, Pemikiran Modern Islam: Biorafi
Jakarta:UI-Press, 1986. Intelektual 17 tokoh, Jakarta: Gramedia
Nasution, Hasyimsyah, Filsafat Islam. Widia Sarana, 2003.
Jakarta: Gaya Media Pratama, 1999. Syarif, M.M, Iqbal Tentang Tuhan dan
O. Murray Stephen and Will Roscoe, Keindahan, Bandung: Mizan, 1993.
Islamic Homosexualities: Culture, Saiyidain, K.G, Percikan Filsafat Iqbal
History, and Literature. New York: Mengenai Pendidikan, terj.
New York University Press, 1997. M.I.Soelaeman, Bandung:
Qadir C.A, Filsafat dan Ilmu Pengetahuan Diponegoro, 1981.
Dalam Islam, Jakarta: Yayasan Obor Harold, Titus, Persoalan-Persoalan Filsafat.
Indonesia, 1991. terj. Prof. Dr. H.M. Rasyidi, Jakarta:
Rusdin, Insan Kamil dalam Perspektif Bulan Bintang, 1984.
Muhammad Iqbal, Palu: IAIN Palu, Vahid S. H, “Iqbal Seorang Pemikir” Dalam
2010. Dimensi Manusia Menurut Iqbal,
Raco, J.R, Metode Penelitian Kualitatif: Jenis, Surabaya: Usaha Nasional, 2012.
Karakteristik dan Keunggulannya, Zulkarnain, Filsafat Khudi Muhammad Iqbal
Jakarta:Grasindo, 2010. dan Relevansinya Terhadap
Rais M. Amin, Cakrawala Islam Antara Cita Permasalahan Keindonesiaan
dan Fakta, Bandung: Mizan, 1989. Kontemporer, Medan: UIN Sumatera
Roswantoro, Alim, Gagasan Manusia Utara, 2016.
Otentik dalam Eksistensialisme Religius

14 | J u r n a l M a n t h i q

Anda mungkin juga menyukai