Anda di halaman 1dari 19

PEMERIKSAAN KUALITATIF DAN SEMI KUANTITATIF TERHADAP

URIN DAN DARAH

ANALISA KUALITATIF
A. Pengertian Analisa Kualitatif
Analisis kualitatif adalah suatu proses dalam mengidentifikasi keberadaan suatu senyawa
kimia dalam suatu larutan atau sampel yang tidak diketahui. Analisis kualitatif disebut juga
analisa jenis yaitu suatu cara yang dilakukan untuk menentukan macam, jenis zat atau
komponen-komponen bahan yang dianalisa. Dalam melakukan analisa kualitatif yang
dipergunakan adalah sifat-sifat zat atau bahan, baik sifat-sifat fisis maupun sifat-sifat kimianya.
Misalnya ada suatu sampel cairan dalam gelas kimia, bila ingin mengetahui tentang kandungan
sampel cair itu maka yang harus dilakukan adalah menganalisa kualitatif terhadap sampel cairan
itu.
Analisis kualitatif berdasarkan sifat kimia melibatkan beberapa reaksi dimana hukum
kesetimbangan massa sangat berguna untuk menentukan ke arah mana reaksi berjalan.
Contohnya Reaksi redoks, reaksi asam-basa, kompleks, dan reaksi pengendapan. Sedangkan
analisis berdasarkan sifat fisikanya dapat diamati langsung secara organoleptis, seperti bau,
warna, terbentuknya gelembung gas atau pun endapan yang merupakan informasi awal yang
berguna untuk analisis selanjutnya.

B. Macam-Macam Analisa Kualitatif


1. Penelitian Fenomenologi
Penelitian fenomenologi bersifat induktif . Pendekatan yang dipakai adalah deskriptif yang
dikembangkan dari filsafat fenomenologi. Fokus filsafat fenomenologi adalah pemahaman
tentang respon atas kehadiran atau kebaradaan manusia, bukan sekedar pemahaman atas
bagian-bagian yang spesifik atau prilaku khusus. Tujuan penelitian fenomenologikal adalah
menjelaskan pengalama-pengalaman apa yang dialami seseorang dalam kehidupan ini,
termasuk interaksinya dengan orang lain.Contoh penelitian fenomenologi atau study
mengenai daur hidup masyarakat tradisional dilihat dari perspektif kebiasaan hidup sehat.
2. Penelitian Teori Grounded
Penelitian grounded adalah tehnik penelitian induktif. Tekhnik ini pertama kali digagas oleh
Strauss dan sayles pada tahun 1967.Pendekatan penelitian ini bermaslahat dalam menemukan
problem-problem yang muncul dalam situasi kebidanan dan aplikasi proses-proses pribadi
untuk menanganinya.Metodologi teori ini menekankan observasi dan mengembangkan basis
praktik hubungan ”intuitif” antara variabel.Proses penelitian ini melibatkan
formulasi,pengujian,dan pengembangan ulang proposisi selama penyusunan teori

3. Penelitian Etnograf
Penelitian tipe ini berusaha memaparkan kisah kehidupan keseharian orang-orang yang
dalam kerangka menjelaskan fenomena budaya itu, mereka menjadi bagian integral lainnya.
Pada penelitian ini pengumpulan data dilakukan secara sistematis dan deskriptif. Analisis
data dilakukan untuk mengembangkan teori prilaku kultural.Dalam penelitian etnografi,
peneliti secara aktuyal hidup atau menjadi bagian dari seting budaya dalam tatanan untuk
mengumpulkan data secara sistematis dan holistik. Melalui penelitian ini perbedaan-
perbedaan budaya dijelaskan, dibandingkan untuk menambah pemahaman atas dampak
budaya pada perilaku atau kesehatan manusia.

4. Penelitian Historis
Penelitian historis adalah penelitian yang dimaksudkan untuk merekonstruksi kondisi masa
lampau secara objktif, sistematis dan akurat. Melalui penelitian ini, bukti-bukti
dikumpulkan , dievaluasi, dianalisis dan disintesiskan. Selanjutnya, berdasarkan bukti-bukti
itu dirumuskan kesimpulan. Adakalanya penelitian historis digunakan untuk menguji
hipotesis tertentu.Misalnya,hipotesis mengenai dugaan adanya kesamaan antara sejarah
perkembangan pendidikan dari satu negara yang mengalami hegemoni oleh penjajah yang
sama.
Penelitian historis biasanya memperoleh data melalui catatan catatan artifak, atau laporan-
laporan verbal. Ada beberapa ciri dominan penelitian historis
a. Adakalanya lebih bergantung pada data hasil observasi orang lain daripada hasil
observasinya sendiri.
b. Data penelitian diperoleh melalui observasi yang cermat, dimana data yang ada harus
objektif, otentik, dan diperoleh dari sumber yang tepat pula
c. Data yang diperoleh bersifat sistematis menurut urutan peristiwa dan bersifat tuntas.

5. Penelitian Kasus
Penelitian kasus atau penelitian lapangan dimaksudkan untuk mempelajari secara intensif
tentang latar belakang keadaan dan posisi saat ini serta interaksi linkungan unit sosial tertentu
yang bersifat apa adanya (given). Subjek penelitian dapat berupa individu, kelompok,
institusi atau masyarakat. Penelitin kasus merupkan penelitian mendalam mengenai unit
sosial tertentu, yang hasil penelitian itu memberi gambaran luas dan mendalam mengenai
unit sosial tertentu. Subjek yang diteliti relatif terbatas, tetapi variabel-variabel dan fokus
yang diteliti sangat luas dimensinya. Contoh, studi lapangan yang tuntas dan mendalam
mengenai kegiatan yang paling banyak dilakukan oleh tenaga pekerja sosial selama
menjalankan tugas di tenda pengungsi.

6. Inquiry Filosofi
Inkuiri filisofis melibatkan penggunaan mekanisme analisis intelektual untuk memperjelas
makna, membuat nilai-nilai menjadi nyata, mengindentifikasi etika, dan studi tentang hakikat
pengetahuan. Peneliti filosofis mempertimbangkan ide atau isu-isu dari semua persfektif
dengan eksplorasi ekstensif atas literatur, menguji atau menelaah secara mendalam makna
konseptual, merumuskan pertanyaan, mengajukan jawaban, dan menyarankan implikasi atas
jawaban-jawaban itu. Peneliti dipandu oleh pertanyaan-pertanyaan itu. Ada tiga ilkuiri
filosofis, yaitu:
a. Foundational Inquiry
b. Philoshopical Analyses
c. Ethical Analyses
Studi fondasional melibatkan analisis tentang struktur ilmu dan proses berfikir tentang
penilaian atas fenomena tertentu tang dianut bersama oleh ”anggota” disiplin ilmiah.
Tujuan analisis filosofis adalah menguji makna dan mengembangkan teori yang diperoleh
melalui analisis konsep atau analisis linguistik. Inkuiri etikal melibatkan analisa
intelektualatas masalah etik dikaitkan dengan adil, hak, tugas,benar dan salah, kesadaran dan
tanggung jawab.

7. Teori kritik sosial


Teori kritik sosial adalah filosofi lain dari sebuah metodologi kualitatif yang unik. Dipandu
oleh filsafat dari teori kritik sosial, peneliti menemukan pemahaman menganai cara
seseoarang berkomunikasi dan bagaimana ia mengembangkan makna makna simbolis di
masyarakat. Banyak pemahaman muncul dalam sebuah dunia yang fakta kemasyarakatan
tertentu diterima apa adanya, tidak didiskusikan atau diposisikan secara dogmatik.Tatanan
politik yang mapan itu dipersepsi sebagai tertutup bagi perubahan dan tidak patut
dipertanyakan.Tatanan politik semacam ini biasanya muncul pada masyarakat dibawah
pemerintahan yang otoriter.

ANALISA KUANTITATIF
A. Pengertian Analisa Kuantitatif
Analisa dapat diartikan sebagai usaha pemisahan suatu kesatuan ilmiah (dalam ilmu sosial)
atau suatu kesatuan materi bahan menjadi komponen penyusunnya sehingga dapat dikaji secara
langsung. Zat yang ditetapkan tersebut seringkali dinyatakan sebagai konstituen/analit yang
menyusun sebagian besar atau sebagian kecil dari sample yang dianalisis. Kata analisa (analisis)
berasal dari bahasa Yunani kuno yang masuk kedalam bahasa Latin modern yaitu
kata analusis yang berarti melepaskan. Kata analusis sendiri terdiri atas dua suku kata,
yaitu ana yang berarti kembali dan luein yang berarti melepas sehingga analuein berarti
melepas kembali atau mengurai. Analisa kuantitatif adalah analisis kimia yang mencari kadar
kandungan komponen-komponen yang terdapat dalam suatu cuplikan atau sampel. Analisa
kuantitatif bertujuan menentukan kadar ion atau molekul suatu.
Data yang diperoleh dapat ditinjau lebih lanjut dan data yang diperoleh juga dapat digunakan
untuk menetapkan komponen atau penyusun bahan. Prinsipnya adalah reaksi pengendapan
yang cepat mencapai kesetimbangan pada penambahan tiap titrasi, tidak ada pengotor yang
mengganggu dan diperkirakan indikator/diperlukan indicator untuk melihat titik akhir titrasi.
B. Macam-macam Analisa Kuantitatif
1. Analisa Titrimetri
Analisis titrimetri dianggap lebih baik dalam menunjukkan proses titrasi dibandingkan
dengan analisis volumetri (Pudjaatmaka dan Setiono, 1994). Analisa titrimetri adalah
pemeriksaan jumlah zat yang didasarkan pada pengukuran volume larutan pereaksi yang
dibutuhkan untuk bereaksi secara stoikiometri dengan zat yang ditentukan (Rivai, 2006)

2. Analisa Gravimetri
Analisa gravimetri merupakan cara pemeriksaan jumlah zat yang paling tua dan
sederhana dibandingkan dengan pemeriksaan zat lainnya. Analisa gravimetri adalah analisa yang
menyangkut pengukuran berat. Proses pemisahan hendaknya cukup sempurna hingga kualitas
analit yang tak terendapkan secara analitis tak dapat terdeteksi.

3. Analisa Instrumental
Analisa kuantitatif instrumental didasarkan pada interaksi energy dengan materi(matter-
energy interaction). Juga didasarkan pada pengukuran besaran fisik untuk menetukan jumlah
zat atau komponen yang dicari atau non-stoikhiometri. Diatas disebutkan interaksi materi energy.
Energy ada bermacam-macam antara lain cahaya, listrik, panas, maka instrumental ini juga
bermacam-macam menurut macam energy yang digunakan dan dalam penggunaan energy
tertentu. Istilah instrumental merujuk pada suatu instrumen yang khusus dalam tahap-tahap
pengukuran suatu sampel.
URINE

A. Definisi Urin

Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea),
garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah
atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang
penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa.
Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang
berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam
urin dapat diketahui melalui urinalisis. Urea yang dikandung oleh urin dapat menjadi
sumber nitrogen yang baik untuk tumbuhan dan dapat digunakan untuk mempercepat
pembentukan kompos. Diabetes adalah suatu penyakit yang dapat dideteksi melalui urin. Urin
seorang penderita diabetes akan mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urin orang
yang sehat.
Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari dalam
tubuh. Anggapan umum menganggap urin sebagai zat yang "kotor". Hal ini berkaitan dengan
kemungkinan urin tersebut berasal dari ginjal atau saluran kencing yang terinfeksi, sehingga
urinnya pun akan mengandung bakteri. Namun jika urin berasal dari ginjal dan saluran kencing
yang sehat, secara medis urin sebenarnya cukup steril dan hampir bau yang dihasilkan berasal
dari urea. Sehingga bisa diakatakan bahwa urin itu merupakan zat yang steril
Urin dapat menjadi penunjuk dehidrasi. Orang yang tidak menderita dehidrasi akan
mengeluarkan urin yang bening seperti air. Penderita dehidrasi akan mengeluarkan urin berwarna
kuning pekat atau cokelat.
Dari teori di atas, dapat disimpulkan bahwa Urin atau air seni atau air kencing adalah
cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh
melalui proses urinasi. Pengeluaran urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa
dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh.
B. Pandangan Awal Mengenai Warna

1. Kuning jernih
Urin berwarna kuning jernih merupakan pertanda bahwa tubuh Anda sehat. Urin ini tidak
berbau. Hanya saja, beberapa saat setelah meninggalkan tubuh, bakteri akan mengontaminasi
urin dan mengubah zat dalam urin sehingga menghasilkan bau yang khas.
2. Kuning tua atau pekat
Warna ini disebabkan karena tubuh mengalami kekurangan cairan. Namun bila terjadi terus,
segera periksakan diri Anda ke dokter karena merupakan tahap awal penyakit liver.
3. Kemerahan
Urin merah. Kondisi ini bisa menandakan gangguan batu ginjal dan kandung kemih. Namun
bisa juga karena mengonsumsi obat pencahar maupun rifampisin secara berlebihan.
4. Oranye
Mengindikasikan penyakit hepatitis atau malaria. Pyridium, antibiotik yang biasa digunakan
untuk infeksi kandung kemih dan saluran kencing juga dapat mengubah warna urin menjadi
oranye.
Selain warna, bau urin juga bisa digunakan untuk mendeteksi penyakit. Misalnya pada
penderita diabetes dan busung lapar, urin cenderung berbau manis, sementara jika seseorang
mengalami infeksi bakteri E. coli, urinnya cenderung berbau menyengat.

C. Pemeriksaan Urine

Yang dimaksud dengan pemeriksaan urin rutin adalah pemeriksaan makroskopik,


mikroskopik dan kimia urin yang meliputi pemeriksaan protein dan glukosa. Sedangkan yang
dimaksud dengan pemeriksaan urin lengkap adalah pemeriksaan urin rutin yang dilengkapi
dengan pemeriksaan benda keton, bilirubin, urobilinogen, darah samar dan nitrit.
1. Pemeriksaan Makroskopik
Yang diperiksa adalah volume, warna, kejernihan, berat jenis, bau dan pH urin.
Pengukuran volume urin berguna untuk menafsirkan hasil pemeriksaan kuantitatif atau semi
kuantitatif suatu zat dalam urin, dan untuk menentukan kelainan dalam keseimbangan cairan
badan.
Pemeriksaan Makroskopik adalah pemeriksaan yang meliputi :
a. Volume urin
Banyak sekali faktor yang mempengaruhi volume urin seperti umur, berat badan, jenis
kelamin, makanan dan minuman, suhu badan, iklim dan aktivitas orang yang bersangkutan. Rata-
rata didaerah tropik volume urin dalam 24 jam antara 800--1300 ml untuk orang dewasa. Bila
didapatkan volume urin selama 24 jam lebih dari 2000 ml maka keadaan itu disebut poliuri.
Bila volume urin selama 24 jam 300--750 ml maka keadaan ini dikatakan oliguri, keadaan ini
mungkin didapat pada diarrhea, muntah -muntah, deman edema, nefritis menahun.
Anuri adalah suatu keadaan dimana jumlah urin selama 24 jam kurang dari 300 ml. Hal ini
mungkin dijumpai pada shock dan kegagalan ginjal
b. Warna urin
Pemeriksaan terhadap warna urin mempunyai makna karena kadang-kadang dapat
menunjukkan kelainan klinik. Warna urin dinyatakan dengan tidak berwarna, kuning muda,
kuning, kuning tua, kuning bercampur merah, merah, coklat, hijau, putih susu dan sebagainya.
Warna urin dipengaruhi oleh kepekatan urin, obat yang dimakan maupun makanan. Warna
normal urin berkisar antara kuning muda dan kuning tua yang disebabkan oleh beberapa macam
zat warna seperti urochrom, urobilin dan porphyrin.
c. Berat jenis urin
Pemeriksaan berat jenis urin bertalian dengan faal pemekatan ginjal, dapat dilakukan dengan
berbagai cara yaitu dengan memakai falling drop, gravimetri, menggunakan pikno meter,
refraktometer dan reagens 'pita'
d. Bau urin
Bau urin normal disebabkan oleh asam organik yang mudah menguap. Bau yang berlainan
dapat disebabkan oleh makanan seperti jengkol, petai, obat-obatan seperti mentol, bau buah-
buahan seperti pada ketonuria.
e. pH urin
Penetapan pH diperlukan pada gangguan keseimbangan asam basa, kerena dapat memberi
kesan tentang keadaan dalam badan. pH urin normal berkisar antar 4,5 - 8,0. Selain itu penetapan
pH pada infeksi saluran kemih dapat memberi petunjuk ke arah etiologi. Pada infeksi oleh
Escherichia coli biasanya urin bereaksi asam, sedangkan pada infeksi dengan kuman Proteus
yang dapat merombak ureum menjadi atnoniak akan menyebabkan urin bersifat basa
2. Pemeriksaan Mikroskopik
Yang dimaksud dengan pemeriksaan mikroskopik urin yaitu pemeriksaan sedimen urin.
Ini penting untuk mengetahui adanya kelainan pada ginjal dan saluran kemih serta berat
ringannya penyakit

3. Pemeriksaan Kimia Urin


Di samping cara konvensional, pemeriksaan kimia urin dapat dilakukan dengan cara yang
lebih sederhana dengan hasil cepat, tepat, spesifik dan sensitif yaitu memakai reagens pita.
Reagens pita (strip) dari berbagai pabrik telah banyak beredar di Indonesia. Reagens pita ini
dapat dipakai untuk pemeriksaan pH, protein, glukosa, keton, bilirubin, darah, urobilinogen dan
nitrit.
a. Pemeriksaan glukosa
Dalam urin dapat dilakukan dengan memakai reagens pita. Selain itu penetapan
glukosa dapat dilakukan dengan cara reduksi ion cupri menjadi cupro. Dengan cara reduksi
mungkin didapati hasil positip palsu pada urin yang mengandung bahan reduktor selain glukosa
seperti : galaktosa, fruktosa, laktosa, pentosa, formalin, glukuronat dan obat-obatan seperti
streptomycin, salisilat, vitamin C. Cara enzimatik lebih sensitif dibandingkan dengan cara
reduksi. Cara enzimatik dapat mendeteksi kadar glukosa urin sampai 100 mg/dl, sedangkan pada
cara reduksi hanya sampai 250 mg/dl.
b. Pemeriksaan Protein
Protein adalah sumber asam amino yang mengandung unsur C,H,O dan N . Protein sangat
penting sebagai sumber asam amino yang digunakan untuk memnbangun struktur tubuh. Selain
itu protein juga bisa digunakan sebagai sumber energi bila terjadi defisiensi energi dari
karbohidrat dan/atau lemak. Sifat-sifat protein beraneka ragam, dituangkan dalam berbagai
sifatnya saat bereaksi dengan air, beberapa reagen dengan pemanasan serta beberapa perlakuan
lainnya.
c. Kolesterol
Pemeriksaan kolesterol dapat dilakukan dengan 2 cara yakni melalui pemeriksaan darah
di laboratorium oleh tenaga medis atau pemeriksaan sendiri dengan alat pemeriksa kolesterol
yang mudah didapatkan di apotek atau toko perlengkapan alat kesehatan.
d. Benda- benda keton (aseton)
Dalam urin terdiri atas aseton, asam asetoasetat dan asam 13-hidroksi butirat. Karena
aseton mudah menguap, maka urin yang diperiksa harus segar. Pemeriksaan benda keton dengan
reagens pita ini dapat mendeteksi asam asetoasetat lebllh dari 5--10 mg/dl, tetapi cara ini kurang
peka untuk aseton dan tidak bereaksi dengan asam beta hidroksi butirat. Hasil positif palsu
mungkin didapat bila urin mengandung bromsulphthalein, metabolit levodopa dan pengawet 8-
hidroksi-quinoline yang berlebihan.

Dalam keadaan normal pemeriksaan benda keton dalam urin negatif. Pada keadaan puasa
yang lama, kelainan metabolisme karbohidrat seperti pada diabetes mellitus, kelainan
metabolisme lemak didalam urin didapatkan benda keton dalam jumlah yang tinggi.

D. Kegunaan Tes Urin

Tes urine biasanya digunakan perusahaan bagi para karyawan baru untuk menjalani prosedur
penerimaan karyawan baru. Pada umumnya, tes urine meliputi deteksi keberadaan zat-zat yang
seharusnya tidak terdapat dalam urine. Misalnya, protein, zat gula, bakteri, kristal-kristal tertentu
dalam jumlah yang besar. Tes urine juga digunakan untuk mendeteksi kehamilan serta zat-zat
narkoba.
Penyakit yang dapat dideteksi melalui tes urine cukup banyak, antara lain penyakit ginjal,
diabetes (kencing manis), gangguan hati (lever), eklampsia (pada wanita hamil), dan beberapa
lagi lainnya. Pada penyakit-penyakit tersebut, tes urine tetap harus didampingi dengan
pemeriksaan fisik. Sebab, tes urine hanyalah pelengkap atau penguat dugaan adanya penyakit
dalam tubuh. Setelah menjalani tes, maka sebagai pemilik tubuh, Anda berhak menanyakan
tujuan tes urine tersebut serta hasil yang didapat kepada petugas yang memeriksa atau
perusahaan tempat Anda bekerja.
PEMERIKSAAN DARAH LENGKAP

DARAH LENGKAP

Yang termasuk dalam pemeriksaan darah lengkap:

1. Hb ( Hemoglobin) ……….g/dl
2. Haematocrite ( Hct )
3. Laju endap darah (ESR)……….mm/jam
4. Jumlah Sel Darah Putih ………..x10³/mm³
5 Hitung Jenis Sel Darah Putih ( Diff Counting)
6.Jumlah Sel Darah Merah…………. Jt/mL
7.Jumlah trombosit………………/mm³
8.Indeks eritrosit.

Manfaat pemeriksaan darah lengkap :


1. Sbg Pemeriksaaan penyaring untuk membantu diagnosa.
2. Sbg Pencerminan reaksi tubuh terhadap suatu penyakit.
3. Dapat dipakai sebagai petunjuk kemajuan penderita anemia atau infeksi.

HEMOGLOBIN ( Hb ) :

Haemoglobin berfungsi mengangkut oksigen ke jaringan. Molekul haemoglobin tersusun dari


haem dan globin. Haem terbentuk dari Fe dan protoporphyrin yang terbentuk di mito
Kondria. Globin terbentuk dari rantai asam amino dalam ribosom.
Daya ikat Hb terhadap O2 menurun : mudah melepaskan O2 terjadi dalam keadaan :
- bila kadar 2,3 –DPG menurun
- kadar H+ atau CO2 meningkat.

Nilai normal Hb ( bervariasi ) :


Laki-laki : 12 – 16 g/dl
Wanita : 11 – 15 g/dl
Neonatus : 16,5 + 3 g/dl
Anak : 3 bln : 12,0 + 1,5 g /dl

Manfaat pemeriksaan Hb:


1. Pemeriksaaan penyaring utk tegakkan diagnosa.
2. Pencerminan reaksi tubuh terhadap penyakit
3. Petunjuk kemajuan terapi.

Kadar Hb normal bervariasi tergantung :


1. Umur
2. Jenis Kelamin
3. Geografi ( tinggi rendahnya daerah ).
Kadar Hb menurun pada ANEMIA dan dapat dijumpai pada :
1. Thalasemia
2. Haemoglobinopathy
3. Perdarahan akut atau kronis

Pada Infeksi Kronik :


Lactoferin : transferin likiron – binding protein
Ambil Fe dari transferin yang beredar
Komposisi dengan transferin sewaktu ambil Fe dari macrophage

Lekemia :
Fisiologis : Hamil karena proses hemodilusi RBC↓ Hb ↓

Hb : Policetemia : Jumlah RBC ↑

Dehidrasi :RBC↑+ Hb↑karena cairan tubuh banyak yang hilang

PEMERIKSAAN KADAR Hb
Metode KALORIMETRI

1. Direct Matching
Warna drh dibandingkan dengan warna standar.
Cepat, sederhana, menyenangkan
Kesalahan besar, tidak tepat

2. Alkali Hematin
Darah + Na oH dididihkan Hbà hijau biru dari larutan, alkali hematin à Standar /
Spectrophotometer
Akurat
Tidak akurat untuk ukur Hb bayi

3. Metode Oxyhemoglobine
Darah + Na2 Co3 / NH4OH à Oxyhemoglobin à Spectropht
Cepat, akurat
Oxyhemoglobin + Cu à methemoglob shg hasil lebih rendah

4. Metode cyanmethemoglobine
Darah ( Hb ) + lar Drabkin K3Fe(CH)6à MetHb
MetHb + KCN à CyanmetHb diperiksa dengan Spectrophotometer 540 nm dibandingkan dengan
standard.
Cepat, teliti kecuali Sulhemoglobine
Mengandung CN yg bersifat racun

5. Metode Asam Hametin ( Sahli )


Hb direaksikan dg Hcl à asam hematin (sempurna) à diencerkan
Dibaca pada skala tabung sahli sesuaikan dengan standard
Cepat, sederhana, tidak mahal
Kurang teliti, kesalahan + 5 s/d 10 %

HEMATOKRIT ( HCT ) = PCV ( Packed Cell Volume )

Prosentase volume sel darah merah thd vol darah seluruhnya


( Darah + anticoagulan à dipusingkan )
Normal : Dewasa Laki : 45 – 47 %, Dewasa Wnt : 40 – 42 %
Hematocrit meningkat pada :
- Peningkatan Juml RBC : Policitemia
- Penurunan vol plasma
- Makrositosis

o Hematocrit menurun pada :


- Anemi
- Micrositosis
- Dilusi = hidrasi
Lihat gambar .
Metode Px. Hct :
Makro = Wintrobe
Micro = Tabung kapiler
Elektronik = Auto Analysa, Caulter Caunter

Penyebab kesalahan pemeriksaan :


1. Sample darah diambil setelah terjadi perdarahan ( Hematocrit cenderung tinggi )
2. Anticoalugan berlebih
3. Kecepatan & waktu pemusingan ( Macro 30’, Mikro 5-10’ )
4. Terlalu lama Vena terbendung

LAJU ENDAP DARAH ( LED )


= ESR ( erytrocyt sedimentation rate )
1. Kecepatan RBC mengendap setelah memisahkan diri dari plasma
2. Ukuran : mm/jam
3. Menggambarkan komposisi plasma dan perbandingan antara eritrocit & plasma
4. Setiap keadaan yg meningkatkan penggumpalan sel satu dgn yg lain akan meningkatkan LED.

Tahapan :
1. Terbentuknya Rouleaux
2. Vase pengendapan cepat
3. Vase pengendapan lambat

Faktor-faktor yang mempengaruhi :


1. Faktor sel darah merah ( massa yg terbentuk stlh rou;eaux )
Bentuk tertentu sel darah merah
Aglotinasi
Makrosit
RBC yg rendah

2. Plasma :
Alfa globulin
Alga2 globulin
Fibrinogen

3. Faktor mekanis dan teknis


Posisi tabung LED yg panjang & diameter tabung sterilitas
Sterilitas
Suhu
Kondisi darah ( Antikoagulan, darah simpan lama ).

Cara Pemeriksaan :
1. Makro ( 1 s/d 2 ml darah ) : Westergren, Wintrobe, Culter
2. Mikro ( 1 tetes darah ) : Landau, Hellinger, Cresta.

Harga Normal :
Laki-laki Wanita
Westergren 0 – 15 mm/jam 0 – 20 mm/jam
Wintrobe 0 – 10 mm/jam 0 – 20 mm/jam
FK Unair 2 – 13 mm/jam 2 – 12 mm/jam

HITUNG LEKOSIT ( WBC = WHITE BLOOD CELL )


Dengan kamar penghitung IMPROVED NEUBAUER

Harga Normal : ± 4 – 10 x 109/ dl / cmm


Laki : 4,7 – 10,3 x 109/l
Wanita : 4,3 – 11,3 x 109 /l

Variasi jumlah sel darah putih :


1. Jumlah yg masuk peredaran darah dipengaruhi oleh bakteri, endotoksin, besar pori dinding
sinusoid, tingkat maturasi sel.
2. Jumlah yg keluar dari peredaran darah
3. Distribusinya
4. Kombinasi 1 s/d 3

Faktor-faktor yg mempengaruhi keseimbangan Netrophil :


1. Latihan fisik ( Epinephrin )
2. Endotoksin
3. Kortikosteroid

Pemeriksaan Mikroskopis :
o Manual
o Kamar hitung Neubauer
o Hemositometer

Alat yang dipakai :


o Mikroskop
o Pipet Lekosit
o Kamar hitung
o Larutan pengencer Leukosit ( Turk, asam aeetat )

Pemeriksaan Automatic : Elektronik

HITUNG JENIS SEL DARAH PUTIH

o Menghitung dan mengelompokan WBC yg tampak dihapusan darah dari 100 – 200 sel
o Berperan dalam diagnosa penyakit
o Normal ada 6 jenis WBC matur :
Eo / Ba / Neu stab / Neu seg / Limfosit / Mo

HITUNG ERITROSIT ( RBC = RED BLOOD CELL )

Pengukuran jumlah RBC.


Saat lahir jumlah RBC paling tinggi, berangsur turun saat
Dewasa.
RBC dibentuk dalam sumsum tulang pipih & proximal dari tulang panjang.
Umur RBC 120 hari dalam peredaran darah.
Harga NORMAL :
Laki 2 dws : 4,3 jt – 5,9 jt/mL
Wanita dws : 3,9 jt – 4,8 jt/mL
Bayi : 5,0 jt – 7.0 jt/mL
Anak 3 bl : 3,2 jt – 4,8 jt/mL
1 th : 3,6 jt – 5,2 jt/mL
10-12 th : 4,0 jt – 5,4 jt/mL
Untuk penghitungan jumlah RBC dapat dipakai :
-Manual : Kamar Hitung Improved Neubauer setelah diencerkan dgn larutan Hayem.
-Elektrik

HITUNG TROMBOSIT ( PLT = PLATELET )


Pada penderita dgn riwayat perdarahan atau purpura, monitoring pada pemberian obat yang
potensial atau
diperkirakan beracun pada sumsum tulang, monitoring
terapi heparin, monitoring setelah splenektomià jum-
lah trombosit harus dimonitor.
Jumlah NORMAL TROMBOSIT : 150.000 -400.000 /mm³

Perdarahan spontan terjadi pada Plt < 20.000/mm³ terjadi

Pada : Penurunan fs sumsum tulang.


Hipersplenisme
DIC
Infeksi
Trombositosis mungkin terjadi pada : Leukemia, Lymphoma.
Penghitungan Jumlah trombosit dengan :
- Manual : Kamar Hitung Improved Neubauer (lar
Rees Ecker ).

INDEKS ERYTROCYT

Indeks eritrosit rata2 adalah :


Perhitungan yang menyatakan besarnya volume eritrosit
dan konsentrasi hemoglobin dalam tiap sel.
Penggolongan anemia berdasarkan Indeks Erytrosit paling ber
manfaat yaitu anemia mikrositik, normositik dan makrositik,
karena : -mengarah mengarah pada sifat defek primernya
-menunjukkan kelainan yang mendasari sebelum terjadi anemia yang jelas.

1. M C V (Mean Cell Volume)


didapatkan dari : Hematocrite : jml eritrosit
Nilai Normal : 80 – 100 fl (dewasa)
76 – 86 fl ( anak < 1 th)
mikrositosis < 80 – 100 fl < makrositosis

2. M C H (Mean Cell Haemoglobine)


Mengukur banyaknya Hb yang terdapat dalam satu sel darah merah.
Ditentukan dengan membagi jumlah Hb dalam 1000 ml darah dengan jumlah eritrosit
Per mm3 darah à pikogram
Nilai normal : 27 – 32 pg (dewasa)
23 – 31 pg ( anak )
Jika nilai kurang dari normal : hipokrom

3. M C H C ( Mean Cell Hb Concentrate )


Kadar rata-rata Hb : volume eritrosit.
Kadar Hb/haematocrite

KLASIFIKASI ANEMIA berdasar variasi MORFOLOGI


1.Hipokromik normositik sd makrositik
a. Anemia Kurang Besi ( A K B )
b. Anemia dgn defisiensi B12/ folat
c. Anemia penyakit kronis
d. Anemia Sideroblastik
2. Normokrom – normositik polikromasi
a. Anemia Fisiologik (kehamilan)
b. Anemia pada gagal jantung
c. Anemia penyakit kronis
d. Anemia hemolitik dan gangguan respon su-tul
e. Anemia perdarahan akut
3.Normokrom normositik polikromasi meningkat
f. anemia Hemolitik
4.Normokrom-normositik Spherositosis
a.Anemia Hemolitik Autoimun
b.Spherositosis Herediter

PEMERIKSAAN LAIN DILUAR DARAH LENGKAP.

HAPUSAN DARAH TEPI ( BLOOD SMEAR )

Tujuan permeriksaan HDT : menilai pelbagai unsur sel darah tepi seperti RBC, WBC
PLT dan mencari adanya parasit seperti malaria, tripanosoma, microfilaria dll.
HDT yang dibuat dan diwarnai dengan baik merupakan syarat mutlak untuk mendapatkanhasil
pemeriksaaan yang baik.

Ciri hapusan darah tepi yang baik :


Cukup tipis, sel-sel darah terpisah satu sama lain, tidak saling menumpuk,
dapat diidentifikasi masing2 jenis sel, tdk ada artefak, lekosit tidak boleh
mengerombol di akhir hapusan darah.

Cari faktor2 yang mempengaruhi tebal tipisnya HDT yang dibuat.!

Prinsip :
Setetes darah dipaparkan di atas gelas obyek lalu dicat dan diperiksa dibawah mikroskop.
Pembuatan hapusan darah :
a. Alat-alat : Gelas obyek, Gelas penghapus
b. Tehnik : Membuat hapusan darah di atas gelas obyek
Mengeringkan
Mengecat
Menilai hapusan darah

Cat yang biasa dipakai :


a. Giemsa
b. Wright’s stain : mengandung Eosin dan Methylene blue,
Buffer phospat ph = 6,4 komposisi KH2PO4, Na2HPO4

Cara evaluasi hapusan darah :


1. Pembesaran kecil ( obyektif 10 x ) :
Untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh dariHDT.
Penilaian kualitas hapusan darah.
Perhatikan penyebaran sel2 apakah sudah cukup merata.
Penaksiran jumlah Lekosit dan Eritrosit, apakah ada sel-sel yg abnormal.(microfilaria)

2. Pemeriksaan menggunakan minyak imersi


Eritrosit : 3 S ( Shape, Size, Staining )
Apakah ada kelainan/variasi marfologis
Trombosit : penaksiran jumlahnya dan bagaimana morfologinya
Lekosit : penghitungan differensial
Dicari kelainan-kelainan morfologis
Sel-sel abnormal : pemeriksaan morfologis

Hitung retikulosit.

Retikulosit adalah RBC muda yang tidak berinti dan dlm sitoplasmanya terdapat sisa ribosom
dan RNA.
Mengandung sisa ribosom dan sisa asam ribonukleat dan bereaksi dgn BCB (Brilliant Cressyl
Blue)membentuk filament.
Pada pedarahan selam sumsum tulang masih baik 6 jam kemudian terjadi reaksi erytropoisis 2-3
hari terjadi
Peningkatan retikulosit. (MAX 6-10 HR)
Harga Normal : 0,8 – 1,5 % dewasa
2 – 6 % pada bayi .
Retikulosit tinggi menunjukkan respon sumsum tulang yang
memproduksi banyak RBC sebagai respon thd anemia.
Retikulosit rendah menandakan inadequate erytropoisis respons.

RDW = Red Cell Distribution Width


Membantu dalam klasifikasi anemia, berhubungan dengan hapusan darah dan indeks erytrosit
lainnya.
RDW penting untuk indicator derajat anisositosis atau variasi abnormal dari ukuran RBC.
Harga normal : 10,0 – 15,0

STUDI KASUS.
Pasien Mr XY / 75 th / TB 155 cm / BB 45kg
Keterangan klinik : malaise + anemia

Hasil Laboratorium :

WBC : 4,1 10³/mm³


RBC : 2.590.000/mm³
HGB : 6,1 g/dl
PLT : 522 10³/mm³
Diff Count: Lym 29,6 % Mo 6.0% Gra 64,4%
MCV : 74 L µm³
MCH : 23,5 L þg
MCHC : 32.0 g/dL
RDW : 20,8 H %

Hapusan darah tepi :


-Eritrosit : hipokrom, anisopoikilositosis, mikrosit +, target cell +, tear drop cell +, fragmentosit
+.
-Lekosit : kesan jumlah normal, toxic granule +, tidak
ditemukan sel muda.
-Trombosit : kesan jumlah meningkat, giant trombosit –

Anda mungkin juga menyukai