Anda di halaman 1dari 14

Bab 3.

Hipotesa Pengapungan Benua 2017

3 Hipotesa Pengapungan Benua

Revolusi dalam ilmu pengetahuan kebumian sudah dimulai sejak awal abad ke 19, yaitu
ketika munculnya suatu pemikiran yang bersifat radikal pada kala itu dengan mengajukan hipotesa
tentang benua benua yang bersifat mobil yang ada di permukaan bumi. Sebenarnya teori tektonik
lempeng sudah muncul ketika gagasan mengenai hipotesa Pengapungan Benua (Continental Drift)
diperkenalkan pertama kalinya oleh Alfred Lothar Wegener (1915) dalam bukunya “Die Entstehung
der Kontinente und Ozeane” atau “The Origins of Oceans and Continents”.

Alfred Lothar Wegener lahir di Berlin pada tanggal 1 November 1880 adalah
seorang ilmuwan dan meteorolog dari Jerman. Ia dikenal dengan hipotesanya
mengenai “Kontinentalverschiebung” (Continental drift), yang dikemukakan
pada tahun 1912 yang menyatakan bahwa kontinen secara perlahan bergerak di
permukaan bumi. Hipotesa “Continental drift” muncul ketika ia dikagetkan oleh
keberadaan fosil dalam strata geologi yang sekarang dipisahkan oleh lautan
semasa bekerja di Universitas Marburg.

Hipotesa Pengapungan Benua diperkenalkan pertama kalinya oleh Alfred Lothar Wegener
dalam 2 artikel yang diterbitkannya. Wagener beranggapan bahwa pada 200 juta tahun yang lalu
Superbenua Pangea mulai memisahkan diri. Alexander Du Toit, seorang gurubesar geologi dari
Universitas Witwatersrand yang juga sebagai mitra dan sekaligus pendukung gagasan Wagener,
berpendapat bahwa Superbenua Pangea pada awalnya pecah menjadi 2 (dua) benua yang sangat
luas, yaitu benua Laurasia yang ada di belahan bumi bagian utara dan benua Gondwana di belahan
bumi bagian selatan. Kedua benua ini selanjutnya pecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil lagi
yang kita kenal sebagai benua-benua yang ada saat ini.

Hipotesa Wagener didasarkan pada kecocokan dari bagian-bagian benua Amerika Selatan
dan benua Afrika. Kecocokan kedua benua ini telah diungkapkan pertama kalinya oleh Abraham
Ortelius 3 abad sebelumnya. Wagener juga tertarik pada kejadian-kejadian struktur geologi yang
tidak biasa terjadi serta fosil-fosil binatang dan tumbuh-tumbuhan yang ditemukan pada garis
pantai Amerika Selatan dan Afrika, dimana saat ini kedua benua tersebut dipisahkan oleh lautan
Atlantik yang sangat luas. Wagener berargumentasi bahwa secara fisik sangat tidak mungkin untuk

48 Copyright@2017 By Djauhari Noor


Bab 3. Hipotesa Pengapungan Benua 2017

organisme-organisme tersebut bermigrasi menyeberangi lautan yang sangat luas. Berdasarkan hasil
identifikasi dari spesies fosil-fosil yang terdapat disepanjang bagian pantai Afrika dan Amerika
ternyata memiliki kesamaan, sehingga Wagener yakin bahwa dahulunya kedua benua tersebut
tadinya bersatu. Menurut Wagener bahwa pengapungan benua terjadi setelah pecahnya benua-
benua yang memisahkan diri dari benua Pangea. Hal ini tidak saja menjelaskan adanya kecocokan
fosil-fosil akan tetapi juga bukti-bukti adanya perubahan iklim yang sangat drastis di beberapa
benua. Sebagai contoh, penemuan fosil-fosil tanaman tropis di Antartika sampai kepada kesimpulan
bahwa daratan yang beriklim dingin saat ini sebelumnya harus berada dekat dengan ekuator yang
beriklim lebih hangat, dengan kondisi berupa rawa-rawa dimana vegetasi dapat tumbuh. Disamping
ketidak cocokan iklim dan kondisi geologi dimana fosil Glossopteris ditemukan yang saat ini berada
di daerah kutub serta dijumpainya endapan-endapan glasial yang berada di daerah beriklim gurun
(arid), seperti yang terdapat di lembah sungai Vaal, Afrika Selatan.

Wegener menggunakan fitur-fitur alam, fosil, dan iklim sebagai bukti untuk mendukung
hipotesisnya tentang pengapungan benua. Contoh dari fitur alam alam yang digunakan adalah
posisi antara pegunungan yang terdapat di Afrika dan di Amerika Selatan yang sejajar; juga
keberadaan batubara di Eropa cocok dengan batubara yang ada di Amerika Utara. Wegener juga
mencatat bahwa fosil reptil seperti Mesosaurus dan Lystrosaurus ditemukan di tempat yang
sekarang terpisahkan oleh lautan. Kemungkinan bahwa reptil tersebut dapat berenang dengan jarak
yang sangat jauh, Wegener yakin bahwa reptil-reptil tersebut pernah hidup pada satu daratan yang
kemudian terpisah atau terbagi-bagi.

Berdasarkan hasil penelitiannya, maka pada tahun 1912 Wegener menerbitkan teorinya yang
dikenal dengan “Continental Drift”. Dalam teorinya Wegener menyatakan bahwa semua benua
yang ada saat ini pada awalnya merupakan satu kesatuan dan kemudian karena pergerakannya
benua benua tersebut terbagi menjadi beberapa bagian yang kemudian bermigrasi (drifted) ke
posisi seperti saat ini. Pada tahun 1915, dalam The Origin of Continents and Oceans (Die Entstehung
der Kontinente und Ozeane), Wegener mempublikasikan teori bahwa dahulu pernah ada satu
benua yang dinamakan superkontinen, dan di kemudian hari dinamakannya sebagai “Pangaea”
yang artinya “Semua Daratan”.

Kelemahan yang fatal dari hipotesa Wegener adalah bahwa teori yang diajukannya tidak
bisa menjelaskan dengan sempurna pertanyaan-pertanyaan kritis yang sangat mendasar, seperti
pertanyaan tentang: gaya apa yang dapat memindahkan benua yang sangat besar dan tersusun dari
masa batuan padat berpindah hingga mencapai ribuan kilometer? Wagener menduga bahwa
benua-benua tersebut secara sederhana bergeser diatas lantai samudra, akan tetapi Harold

49 Copyright@2017 By Djauhari Noor


Bab 3. Hipotesa Pengapungan Benua 2017

Jeffreys, seorang akhli geofisika mengkoreksi argumentasi Wagener bahwa hal itu sangat tidak
mungkin karena untuk menggeser masa batuan yang sangat luas diatas lantai samudra tanpa
menimbulkan pecahnya benua benua tersebut adalah tidak mungkin.

Tanpa merasa cemas karena penolakan terhadap teori yang digagasnya, Wagener tetap
mendedikasikan seluruh hidupnya untuk mencari dan mendapatkan bukti-bukti baru dalam rangka
mempertahankan hipotesanya itu. Ia meninggal pada tahun 1930 saat melakukan ekspedisi
melintasi padang es di Greenland, namun demikian ia tetap terus berusaha. Sepeninggalnya
Wagener, bukti-bukti baru dari hasil eksplorasi lantai samudra dan studi lanjutan yang tertarik
kepada teori Wagener akhirnya sampai kepada pengembangan teori Tektonik Lempeng.

Adapun bukti-bukti tentang adanya super-kontinen Pangaea pada 200 juta tahun yang lalu
didukung oleh fakta fakta sebagai berikut:

1. Kecocokan Garis Pantai


Adanya kecocokan garis pantai yang ada di benua Amerika Selatan bagian timur dengan garis
pantai benua Afrika bagian barat, dimana kedua garis pantai ini cocok dan dapat dihimpitkan satu
dengan lainnya (gambar 3-1). Wegener menduga bahwa benua benua tersebut diatas pada awalnya
adalah satu atas dasar kesamaan garis pantai. Atas dasar inilah kemudian Wegener mencoba untuk
mencocokan semua benua benua yang ada di muka bumi.

2. Persebaran Fosil
Diketemukannya fosil-fosil yang berasal dari binatang dan tumbuhan yang tersebar luas dan
terpisah di beberapa benua, seperti (gambar 3-2):
a) Fosil Cynognathus, suatu reptil yang hidup sekitar 240 juta tahun yang lalu dan
ditemukan di benua Amerika Selatan dan benua Afrika.
b) Fosil Mesosaurus, suatu reptil yang hidup di danau air tawar dan sungai yang hidup
sekitar 260 juta tahun yang lalu, ditemukan di benua Amerika Selatan dan benua Afrika.
c) Fosil Lystrosaurus, suatu reptil yang hidup di daratan sekitar 240 juta tahun yang lalu,
ditemukan di benua benua Afrika, India, dan Antartika.
d) Fosil Clossopteris, suatu tanaman yang hidup 260 juta tahun yang lalu, dijumpai di
benua benua Afrika, Amerika Selatan, India, Australia, dan Antartika.

Pertanyaannya adalah, bagaimana binatang-binatang darat tersebut dapat bermigrasi


menyebrangi lautan yang sangat luas serta di laut yang terbuka? Boleh jadi jawabannya adalah

50 Copyright@2017 By Djauhari Noor


Bab 3. Hipotesa Pengapungan Benua 2017

bahwa benua-benua yang ada sekarang pada waktu itu bersatu yang kemudian pecah dan terpisah
pisah seperti posisi saat ini.

Gambar 3-1 Kecocokan garis pantai benua Amerika Selatan Bagian Timur dengan
garis pantai benua Afrika Bagian Barat

Gambar 3-2 Persebaran fosil Cynognathus diketemukan hanya di benua Amerika


Selatan dan benua Afrika; fosil Lystrosaurus dijumpai di benua-benua
Afrika, India, dan Antartika; fosil Mesosaurus di benua benua Amerika
Selatan dan Afrika, dan fosil Glossopteris dijumpai di benua benua
Amerika Selatan, Afrika, India, Antartika, dan Australia.

51 Copyright@2017 By Djauhari Noor


Bab 3. Hipotesa Pengapungan Benua 2017

3. Kesamaan Jenis Batuan


Jalur pegunungan Appalachian yang berada di bagian timur benua Amerika Utara dengan
sebaran berarah timurlaut dan secara tiba-tiba menghilang di pantai Newfoundlands. Pegunungan
yang umurnya sama dengan pegunungan Appalachian juga dijumpai di British Isles dan Scandinavia.
Kedua pegunungan tersebut apabila diletakkan pada lokasi sebelum terjadinya pemisahan /
pengapungan, kedua pegunungan ini akan membentuk suatu jalur pegunungan yang menerus.
Dengan cara mempersatukan kenampakan bentuk-bentuk geologi yang dipisahkan oleh suatu
lautan memang diperlukan, akan tetapi data data tersebut belum cukup untuk membuktikan
hipotesa pengapungan benua. Dengan kata lain, jika suatu benua telah mengalami pemisahan satu
dan lainnya, maka mutlak diperlukan bukti-bukti bahwa struktur geologi dan jenis batuan yang
cocok/sesuai. Meskipun bukti-bukti dari kenampakan geologinya cocok antara benua benua yang
dipisahkan oleh lautan, namun belum cukup untuk membuktikan bahwa benua tersebut telah
mengalami pengapungan.

4. Bukti Iklim Purba (Paleoclimatic)


Para ahli kebumian juga telah mempelajari mengenai ilklim purba, dimana pada 250 juta
tahun yang lalu diketahui bahwa belahan bumi bagian selatan pada zaman itu terjadi iklim dingin,
dimana belahan bumi bagian selatan ditutupi oleh lapisan es yang sangat tebal, seperti benua
Antartika, Australia, Amerika Selatan, Afrika, dan India (gambar 3-3).

Gambar 3-3. Sebaran lapisan es di belahan bumi bagian selatan pada 250 – 300
juta tahun yang lalu serta sebaran fosil Lystrosaurus dijumpai di
benua-benua Afrika, India, dan Antartika; fosil Glossopteris
dijumpai di benua benua Amerika Selatan, Afrika, India, Antartika,
dan Australia.

52 Copyright@2017 By Djauhari Noor


Bab 3. Hipotesa Pengapungan Benua 2017

Wilayah yang terkena glasiasi di daratan Afrika ternyata menerus hingga ke wilayah ekuator.
Akan tetapi argumentasi ini kemudian ditolak oleh para ahli kebumian, karena selama perioda
glasiasi terjadi di belahan bumi bagian selatan sedangkan di belahan bumi bagian utara beriklim
tropis yang ditandai dengan berkembangnya hutan rawa tropis yang sangat luas dan merupakan
material asal dari endapan batubara yang dijumpai di Amerika bagian timur, Eropa dan Asia. Pada
saat ini, para ahli kebumian baru percaya bahwa daratan yang mengalami glasiasi berasal dari satu
daratan yang dikenal dengan superkontinen Pangaea yang terletak jauh di bagian selatan dari posisi
saat ini. Bukti-bukti dari Wegener dalam mendukung hipotesa Pengapungan Benua baru diperoleh
setelah 50 tahun sebelum masyarakat ahli kebumian mempercayai kebenaran tentang hipotesa
Pengapungan Benua.

5. Pengapungan Benua dan Paleomagnetisme :


Ketika pertama kali hipotesa Pengapungan Benua dikemukakan oleh Wegener, yaitu pada
periode 1930 hingga awal tahun 1950-an, bukti-bukti yang mendukung hipotesa ini sangat minim
sekali. Adapun perhatian terhadap hipotesa ini baru terjadi ketika penelitian mengenai penentuan
Intensitas dan Arah medan magnet bumi. Setiap orang yang pernah menggunakan kompas tahu
bahwa medan magnet bumi mempunyai kutub, yaitu kutub utara dan kutub selatan yang arahnya
hampir berimpit dengan arah kutub geografis bumi. Medan magnet bumi juga mempunyai
kesamaan dengan yang dihasilkan oleh suatu batang magnet, yaitu menghasilkan garis-garis
imaginer yang berasal dari gaya magnet bumi yang bergerak melalui bumi dan menerus dari satu
kutub ke kutub lainnya. Jarum kompas itu sendiri berfungsi sebagai suatu magnet kecil yang bebas
bergerak di dalam medan magnet bumi dan akan ditarik ke arah kutub-kutub magnet bumi.

Suatu metoda yang dipakai untuk mengetahui medan magnet purba adalah dengan cara
menganalisa beberapa batuan yang mengandung mineral-mineral yang kaya unsur besinya yang
dikenal sebagai fosil kompas. Mineral yang kaya akan unsur besi, seperti magnetite banyak terdapat
dalam aliran lava yang berkomposisi basaltis. Saat suatu lava yang berkomposisi basaltis mendingin
(menghablur) dibawah temperatur Curie (± 5800 C), maka butiran butiran yang kaya akan unsur besi
akan mengalami magnetisasi dengan arah medan magnet yang ada pada saat itu. Sekali batuan
tersebut membeku maka arah kemagnetan (magnetisasi) yang dimilikinya akan tertinggal di dalam
batuan tersebut.

Arah kemagnetan ini akan bertindak sebagai suatu kompas ke arah kutub magnet yang ada.
Jika batuan tersebut berpindah dari tempat asalnya, maka kemagnetan batuan tersebut akan tetap
pada arah aslinya. Batuan batuan yang terbentuk jutaan tahun yang lalu akan merekam arah kutub

53 Copyright@2017 By Djauhari Noor


Bab 3. Hipotesa Pengapungan Benua 2017

magnet pada saat dan tempat dimana batuan tersebut terbentuk, dan hal ini dikenal sebagai
Paleomagnetisme. Penelitian mengenai arah kemagnetan purba pada aliran lava yang diambil di
Eropa dan Asia pada tahun 1950-an menunjukkan bahwa arah kemagnetan untuk batuan batuan
yang berumur muda cocok dengan arah medan magnet bumi saat ini, akan tetapi arah kemagnetan
(magnetic alignment) pada aliran lava yang lebih tua ternyata menunjukkan arah kemagnetan yang
sangat bervariasi dengan perbedaan yang cukup besar.

Berdasarkan hasil ploting dari posisi yang terlihat sebagai kutub magnet utara untuk benua
Eurasia meng-indikasikan bahwa selama 500 juta tahun yang lalu, lokasi – lokasi dari kutub utara
magnet bumi secara berangsur berpindah pindah. Hal ini merupakan bukti kuat bahwa kutub
magnet bumi telah mengalami berpindahan / bermigrasi. Perpindahan arah kutub magnet ini
dikenal sebagai “Pole Magnetic Wandering” yaitu arah kutub magnet yang berpindah pindah
(berkelana). Sebaliknya apabila arah kutub magnet dianggap tetap pada posisi seperti saat ini maka
penjelasannya adalah bahwa benua yang mengalami perpindahan atau pengapungan.

Semua bukti-bukti ilmiah tersebut meng-indikasikan bahwa posisi rata-rata dari kutub kutub
magnet erat kaitannya dengan posisi kutub geografis bumi. Dengan demikian, jika posisi kutub-
kutub magnet relatif tetap pada posisinya, maka kutub-kutub yang terlihat berpindah pindah dapat
dijelaskan dengan hipotesa Pengapungan Benua. Beberapa tahun kemudian, suatu kurva dari
kenampakan kutub-kutub magnet yang berpindah pindah juga dilakukan untuk benua Amerika
Utara. Apabila diperbandingkan hasil dari kedua jalur perpindahan kutub magnet bumi, baik yang
ada di Amerika Utara dan Eurasia memperlihatkan kesamaan dan kemiripan dari jalur perpindahan
kutub kutub magnet bumi tersebut yang terpisah dengan sudut 300. (gambar 3-4)

Gambar 3-4 Dua kurva Perpindahan Arah Kutub Utara Magnet Bumi (north magnetic
pole wandering) hasil analisa batuan lava yang berasal dari dua benua,
yaitu benua Amerika Utara dan benua Eropa.

54 Copyright@2017 By Djauhari Noor


Bab 3. Hipotesa Pengapungan Benua 2017

Bagaimana para ahli kebumian menjelaskan adanya 2 (dua) perbedaan dari kurva
perpindahan kutub kutub magnet yang teramati tersebut. Apakah mungkin ada 2 kutub magnet?
Penjelasan yang lebih masuk akal adalah dengan menganggap bahwa kutub mempunyai posisi yang
tetap, sementara benua-benua mengalami perpindahan.

Data paleomagnetisme dari batuan batuan yang berumur 200 juta tahun di Amerika Utara
dan Eurasia menunjukkan adanya 2 kutub magnet utara yang terletak pada jarak beberapa ribu
kilometer dari kutub geografi saat ini. Dengan cara mengembalikan ke posisi semula melalui
Pengapungan Benua, maka benua-benua tersebut akan menyatu sebagai bagian dari super-
kontinen Pangaea pada 200 juta tahun yang lalu.

Gambar 3-5. Kurva dari perpindahan kutub utara magnet bumi berdasarkan hasil analisa arah
kemagnetan purba yang terekam dalam batuan lava yang berasal dari hasil analisa
batuan-batuan di benua Eropa dan Asia serta batuan-batuan yang berasal dari benua
Amerika Utara. Kedua kurva perpindahan kutub utara magnet bumi membentuk
0
sudut 30 dan apabila dianggap arah kutub utara bumi tetap ditempatnya, maka
dengan cara mennyatukan ke dua kurva tersebut dapat menjelaskan adanya
perpindahan / pemisahan benua-benua seperti posisi saat ini.

55 Copyright@2017 By Djauhari Noor


Bab 3. Hipotesa Pengapungan Benua 2017

6. Pemisahan Benua India dan Pembentukan Pegunungan Himalaya


Awal dari pemisahan benua India terjadi pada kurun Kenozoikum (120 juta tahun lalu), yaitu
ketika benua India memisahkan diri dari benua Afrika. Terjadi pemekaran lantai samudra selama
zaman Tersier (65 juta tahun lalu) menyebabkan benua India terus bergerak kearah utara yang
akhirnya pada akhir Tersier terjadi tumbukan yang sangat dahsyat, dimana benua India menabrak
benua Asia. Akibat dari tumbukan kedua lempeng tersebut, menghasilkan pengangkatan dan
pembentukan pegunungan Himalaya dan dataran tinggi (plateau) Tibet.

Gambar 3-6 (a). mengilustrasikan tahap tahap pergeseran benua India yang melepaskan diri
dari benua Afrika dan selama periode zaman Tersier pergeseran terus berlanjut sebagai akibat dari
pemekaran lantai samudra India, sedangkan gambar 3-6 (b) mengilustrasikan proses penyusupan
lempeng samudra kedalam lempeng benua Asia (Tibet) dan penyusupan lempeng ini terus
berlangsung hingga Miosen Akhir dan pada akhirnya benua India mulai menabrak benua Asia
(Tibet) menghasilkan pembentukan pegunungan Himalaya dan dataran tinggi Tibet (gambar 3-6
(c)).

Gambar 3-6. Pemisahan dan pengapungan benua India dimulai pada akhir kurun Mesozoikum dan
Awal Kenozoikum (120 juta tahun lalu) dimana benua India mulai memisahkan diri dari
benua Afrika. Selama zaman Tersier pengapungan benua India terus berlanjut sebagai
akibat pemekaran lantai samudra dan pada akhir Tersier terjadi tumbukan antara benua
India dengan benua Asia (Tibet) membentuk pegunungan Himalaya. Proses ini
menjelaskan adanya pemisahan dan pengapungan benua-benua sebagaimana posisi
benua India yang kita lihat saat ini.

56 Copyright@2017 By Djauhari Noor


Bab 3. Hipotesa Pengapungan Benua 2017

Suture

Benua India

Gambar 3-7. Zona Suture sebagai batas lempeng konvergen (Lempeng Benua India
dan Lempeng Benua Eurasia)

7. Pemisahan Benua Pangea

Pemisahan benua Pangea diduga terjadi pada kurun Mesozoikum, yaitu dengan ditandai oleh
aktivitas tektonik. Benua-benua secara perlahan mengalami pergeseran dari yang tadinya satu
yaitu Benua Pangea mulai memisahkan diri menjadi Daratan Gondwana dan Laurasia. Pemisahan
dan pergeseran ini berlangsung terus hinga kurun Kenozoikum, yaitu pada zaman Tersier hingga
Kuarter saat ini (gambar 3-8).

Pada zaman Trias (200 juta tahun lalu), benua Pangea bagian barat sudah menyatu dan
Pangea bagian timur mulai bersatu dari daratan yang ada di laut Paleo-tethys. Cimmeria dan
daratan Cathaysian bertumbukan dengan Siberia pada pertengahan zaman Trias. Tumbukan ini
menutup lautan Paleo-tethys dan membuka lautan tethys. Pada akhir zaman Trias, setelah
pembentukan benua Pangea selesai, superbenua mulai pecah dan pembentukan palung (rifting)
berkembang diantara Amerika Utara, Afrika dan Amerika Selatan.

Pada awal zaman Jura (145 juta tahun lalu), benua Pangea terpecah menjadi beberapa benua
modern, Amerika Utara, Afrika dan Amerika Selatan. Pada pertengahan zaman Jura, palung yang
terbentuk akibat terpecahnya benua Pangea membuka lautan Atlantik Tengah dan terbentuknya

57 Copyright@2017 By Djauhari Noor


Bab 3. Hipotesa Pengapungan Benua 2017

Teluk Mexico. Palung antara Amerika Utara dan Eurasia dimulai dengan terbentuknya lautan
Atlantik Utara sedangkan lautan Tethys tertutup. Pada saat yang sama, aktivitas gunungapi dimulai
berdekatan dengan tepi benua Afrika Timur, Antartika, dan Madagaskar, sedangkan lautan Atlantik
Selatan terbentuk kemudian.

Gambar 3-8. Perkembangan pemisahan dan pengapungan Benua Pangea yang dimulai sejak
zaman Perm (225 – 200 juta tahun lalu), zaman Trias (200 juta tahun lalu)
benua Pangea berpisah menjadi daratan Gonwana dan Laurasia, zaman Jura
(145 juta tahun lalu) mulai pemisahan benua-benua, Kapur (65 juta tahun
lalu), dan Kondisi saat ini.

Pada zaman Kapur (65 juta tahun lalu), peristiwa kedua yang terbesar pada pembentukan
palung akibat terpisahnya benua Pangea dimulai pada awal zaman Kapur. Amerika Selatan dan
Afrika terpisah secara berlahan-lahan dari selatan ke utara yang kemudian menjadi Lautan Atlantik

58 Copyright@2017 By Djauhari Noor


Bab 3. Hipotesa Pengapungan Benua 2017

Selatan, sedangkan antara India dan Madagaskar terjadi rifting, keduanya bergeser saling menjauh
dari tepi bagian barat Australia dan Antartika yang kemudian menjadi Lautan India. Pada saat yang
bersamaan, rifting antara Amerika Utara dan Eropa dimulai, dan Iberia berotasi berlawanan dengan
arah jarum jam menjauhi Perancis. Sepanjang zaman Kapur, ketinggian muka air laut rata-rata 100
meter lebih tinggi dari kondisi muka air laut saat ini yang disebabkan oleh adanya pembentukan
palung atau pisahnya benua dan pemekaran lantai samudra. Alur laut dangkal bergeser beberapa
kali dari benua, termasuk Amerika Utara, Amerika Selatan, Afrika, dan Eurasia.

Pada awal kurun Kenozoikum, Greenland mulai memisahkan diri dari Eropa, Antartika dari
Australia, serta Afrika dan India juga memisahkan diri. Lautan Atlantik mengalami pemekaran
melalui suatu lembah yang sempit yang dikenal saat ini sebagai punggung tengah samudra. India
bergerak melewati samudra India dan bertabrakan dengan benua Asia membentuk pegunungan
Himalaya. Sistem rangkaian pegunungan Alpine-Himalaya terbentuk; Palung yang berasosiasi
dengan aktivitas gunungapi terjadi di Afrika, Eropa, Asia, dan Antartika. Amerika Utara dan Amerika
Selatan bergerak kearah barat melewati sebagian samudra Pasifik. Pergerakan ini menimbulkan
tekanan yang menyebabkan pantai bagian barat kedua benua (Amerika Utara dan Amerika Selatan)
membentuk pegunungan Rocky dan pegunungan Andes. Sebagian dari dasar samudra Pasifik
menyusup kedalam benua Amerika yang menyebabkan pelelehan dan membentuk gunungapi
Cascade dan Andes yang mewakili busur gunungapi baru yang saling berasosiasi dengan struktur
yang lama dan busur gunungapi hingga saat ini tetap aktif.

Zaman Tersier merupakan tahap terakhir dari fase pemecahan benua Pangea yang diikuti
dengan terjadinya tumbukan beberapa benua. Benua Amerika Utara dan Greenland terpisah satu
dengan lainnya dari benua Eropa, sedangkan Jazirah Arab memisahkan diri menjauhi benua Afrika.
Pergeseran benua tersebut juga ikut membentuk Teluk Mexico, “African Rift Valley”, dan Laut
Merah di Jazirah Arab. Pembentukan palung yang terjadi di Jepang menyebabkan terbukanya Laut
Jepang. Diberbagai wilayah di dunia, beberapa daratan yang kecil dan benua bertumbukan yang
menghasilkan beberapa rangkaian pegunungan yang kita ketahui hingga saat ini, seperti
pegunungan Pirenia (Pyrenees), pegunungan Alpen (Alps) dan pegunungan Zagros. Tumbukan yang
sangat besar dan cepat adalah tumbukan yang membawa benua India menabrak benua Asia
Tenggara dan membentuk pegunungan Himalaya dan dataran/plateau Tibet. Banyaknya tumbukan
benua yang mengakibatkan munculnya pegunungan-pegunungan yang tinggi inilah yang
menyebabkan muka air laut turun diseluruh dunia, serta terjadinya pergeseran iklim pada zaman
Tersier.

59 Copyright@2017 By Djauhari Noor


Bab 3. Hipotesa Pengapungan Benua 2017

Kelemahan yang fatal dari hipotesa Wegener adalah bahwa teori yang diajukannya
tidak bisa menjelaskan dengan sempurna pertanyaan-pertanyaan kritis yang sangat
mendasar yang muncul, seperti pertanyaan tentang: gaya apa yang dapat memindahkan
benua yang tersusun dari masa batuan yang sangat besar dan luas itu hingga mencapai
ribuan kilometer? Wagener menduga bahwa benua-benua tersebut secara sederhana
bergeser diatas lantai samudra, akan tetapi Harold Jeffreys, seorang akhli geofisika
mengkoreksi argumentasi Wagener bahwa hal itu sangat tidak mungkin karena untuk
menggeser masa batuan yang sangat luas diatas lantai samudra tanpa menimbulkan
pecahnya benua benua tersebut.

Tabel 3-1 Pemisahan Supecontinent Pangea menjadi benua benua seperti yang ada saat ini:

200 juta tahun lalu 135 juta tahun lalu 65 juta tahun lalu 50-40 juta tahun lalu

Benua Pangaea mulai Benua Gondwana kemudi- Pembentukan palung pada Greenland memisahkan
pecah dan memisahkan an terpecah pecah dimana Laurasia, dimana daratan diri dari Amerika Utara.
diri menjadi 2 yaitu Benua daratan Amerika Selatan - Amerika Utara terpisah de
Laurasia di bagian utara Africa memisahkan diri dari ngan Eurasia. Australia memisahkan diri
yang membentuk benua daratan Antartica - Austra- dari Antarctica dan berge
benua Amerika Utara dan lia. Amerika Selatan dan Mada ser ke utara.
Eurasia dan Benua Gon- Daratan India memisahkan gascar terpisah dari Africa.
dwana di selatan yang diri dan menjauh dari dara Daratan India bertabrakan
membentuk benua benua tan Antartica-Australia. dengan Asia.
lainnya.

60 Copyright@2017 By Djauhari Noor


Bab 3. Hipotesa Pengapungan Benua 2017

TUGAS KULIAH GEOLOGI DINAMIK – 3

1. Sebutkan apa yang mendasari lahirnya hipotesa “Pengapungan Benua” dari


Wegener ?

2. Jelaskan mengapa Alfred Wagener beranggapan bahwa benua benua yang ada saat
ini dulunya satu yaitu benua Pangea?

3. Apa yang saudara ketahui tentang “Paleomagnetisme” ?

4. Jelaskan bagaimana studi paleomagnetisme dapat membuktikan terjadinya


pengapungan benua-benua?

61 Copyright@2017 By Djauhari Noor

Anda mungkin juga menyukai