Anda di halaman 1dari 5

EKSTRAKSI FORCEPS

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


RSUP DR. M. DJAMIL HK.03.04/IX/155/2022 01 1/4
PADANG

DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA


TANGGAL REVISI
PROSEDUR TINDAKAN 21 SEPTEMBER 2022
Dr. dr. Yusirwan, SpB, SpBA(K), MARS
Nip. 196211221989031001
PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam dapat dilakukan
dengan alat cunam atas suatu indikasi obstetrik.
INDIKASI 1. Indikasi Relatif :
a. Ibu kelelahan pada kala II persalinan
b. Kontraksi lemah karena blok epidural
c. Instrumen untuk merotasi janin yang malposisi
d. Suspek fetal distress
2. Indikasi Spesifik
a. Membantu kelahiran kepala pada persalinan sungsang
b. Persalinan bayi preterm (<34 minggu)
c. Mengontrol kelahiran kepala pada operasi caesar
d. Pertolongan persalinan dengan presentasi kepala
e. Pertolongan persalinan dengan dugaan koagulopati atau
trombositopenia pada janin
f. Persalinan instrumental untuk kondisi medis pada wanita
bersalin yang mengalami masalah dalam mengedan (kala II
memanjang)
g. Persalinan Instrumental dengan anastesi umum
h. Prolaps tali pusat pada kala II persalinan
3. Syarat tindakan pada forsep adalah:
a. presentasi kepala
b. kepala telah didasar panggul (Hodge III-IV),
c. pembukaan lengkap
d. ketuban telah pecah
e. posisi kepala jelas.

KONTRAINDIKASI 1. presentasi dahi


2. muka
3. anesefalus
4. kembar siam thorako-abdominofagus
5. sungsang
6. IUFD

PERSIAPAN 1. Tentukan kondisi dan kekuatan kontraksi


2. Tentukan kemampuan ibu dalam menghasilkan tenaga ekspulsi
3. Tentukan kondisi janin
4. Tentukan ukuran panggul dan imbangan fetopelvik
5. Tentukan ada/tidaknya tumor pada jalan lahir yang dapat
menghalangi persalinan pervaginam

PROSEDUR TINDAKAN 1. Persiapan Pasien


a. Berikan O2 2-4 l/m.
b. Infus terpasang.
c. Uji fungsi dan perlengkapan peralatan resusitasi
kardiopulmoner.
d. Rambut vulva dicukur.
EKSTRAKSI FORCEPS

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


RSUP DR. M. DJAMIL HK.03.04/IX/155/2022 01 2/4
PADANG

e. Siapkan alas bokong, sarung kaki, dan penutup perut


bawah.
f. Posisi litotomi
g. Kandung kemih dikosongkan.
h. Perut bawah dan lipat paha sudah dibersihkan dengan air
sabun.
2. Persiapan alat dan bahan:
a. Larutan ambaly: Povidon iodin 10%
b. Uterotonika: Oksitosin 20 IU, Ergometrin tab 1000 mg
c. Prokain 1% 2 cc
d. Set partus: 1 set
e. Ekstraktor cunam/forceps: 1 set
f. Klem ovum: sebanyak 2 buah
g. Cunam tampon: 1.
h. Tabung 5 ml dan jarum suntik no.23: sebanyak 2 buah.
i. Spekulum Sim’s atau L dan kateter karet: masing-masing 2
dan 1 buah.
j. Gunting ambaly
k. Hecting set
l. Cunam/forceps
3. Persiapan untuk janin
a. O2 2-4 l/m
b. Kain bersih
c. Alat resusitasi
d. Penghisap ambal dan sudep/penekan lidah: 1.
e. Kain penyeka muka dan badan: masing-masing 2 buah.
f. Meja bersih, kering, dan hangat (untuk ambal): 1.
g. Inkubator
h. Pemotong dan pengikat tali pusat: 1 set.
i. Semprit 10 ml dan jarum suntik No.23 (sekali pakai):
sebanyak 2 buah.
j. Kateter intravena atau jarum kupu-kupu: sebanyak 2 buah.
k. Popok dan selimut: 1.
l. Medikamentosa: Larutan Bikarbonas Natrikus 7,5% atau
8,4% dan antibiotika
m. Akuabidestilata dan Dekstrose 10%
4. Persiapan Penolong
a. Baju kamar ambal, pelapis ambal, masker, dan kacamata
pelindung: sebanyak 3 set.
b. Sarung tangan DTT/steril: sebanyak 4 pasang.
c. Alas kaki (sepatu/”boot” karet): sebanyak 3 pasang.
d. Lampu sorot, monoaural stetoskop, tensimeter: masing-
masing 1.
5. Prosedur/Langkah Dalam Melakukan Ekstraksi Cunam/Forceps
Cara pemasangan cunam/forceps adalah:
1. Pemasangan sefalik (Cephalic forceps)
Dimana cunam dipasang biparietal, atau sumbu ambal
cunam sejajar dengan diameter mento-occiput kepala janin,
sehingga kepala daun cunam/forceps terpasang secara
simetris di kanan kiri kepala. Pemasangan sefalik adalah
cara yang paling aman baik untuk ibu maupun janin
EKSTRAKSI FORCEPS

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


RSUP DR. M. DJAMIL HK.03.04/IX/155/2022 01 3/4
PADANG

2. Pemasangan pelvic (Pelvic forceps)


Dimana pemasangannya dalam keadaan sumbu ambal
cunam/forceps sejajar dengan sumbu ambal panggul.

Jadi pemasangan cunam/forceps yang baik adalah bila


cunam/forceps terpasang biparietal kepala dan melintang
panggung. Hal ini hanya terjadi bila kepala janin sudah di pintu
bawah panggul dan UUK berada di depan, di bawah simfisis.
Oleh karena itu, pemasangan cunam/forceps sempurna, jika
memenuhi kriteria berikut:
1. Cunam/forceps terpasang biparietal kepala, atau sumbu
ambal cunam/forceps sejajar dengan sumbu diameter
mento-oksiput kepala janin, melintang terhadap panggul.
2. Sutura sagitalis berada di tengah kedua daun
cunam/forceps yang terpasang dan tegak lurus dengan
cunam/forceps.
3. Ubun ubun kecil berada kira-kira 1 cm di atas bidang
tersebut.
Pengertian sempurna di sini ialah, bila ekstraksi cunam/forceps
dengan kriteria tersebut dikerjakan akan memberi trauma yang
paling minimal untuk ibu maupun janin. Ekstraksi
cunam/forceps akan menimbulkan trauma berat pada janin, bila
ekstraksi cunam/forceps dikerjakan dalam posisi daun
cunam/forceps melintang dalam panggul tetapi miring pada
kepala.

Aturan dasar ekstraksi cunam/forceps, antara lain:


1. Memasang cunam/forceps
Cunam/forceps dipasang sedemikian rupa sehingga letak
cunam/forceps sedapat mungkin tegak lurus pada sutura.
Sendok cunam/forceps yang dipasang terlebih dahulu
sedapat mungkin sendok kiri, dipegang tangan kiri, dan
dimasukkan ke dalam rongga panggul sebelah kiri.
Lengkung cunam/forceps dipasang sesuai dengan
lengkung panggul.
2. Arah ekstraksi
Arah tarikan cunam/forceps sesuai dengan arah paksi
panggul, di dalam praktek, arah tarikan cunam/forceps
sesuai dengan arah gagang cunam/forceps.
1. Sebelum H IV, arah tarikan ke bawah sampai di dasar
panggul.
EKSTRAKSI FORCEPS

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


RSUP DR. M. DJAMIL HK.03.04/IX/155/2022 01 4/4
PADANG

2. Setelah mendatar, arah tarikan mendatar sampai


hipomoklion ada di bawah simfisis.
3. Setelah hipomoklion berada di bawah simfisis,
cunam/forceps digerakkan ke atas dan selanjutnya
sesuai dengan mekanisme persalinan.
4. Cunam/forceps tidak boleh diputar atau dirotasi, baik
sebelum maupun setelah ekstraksi, tetapi
cunam/forceps ditarik ambal mengikuti putaran paksi
dalam.

KOMPLIKASI 1. Maternal Mordibity


Pada periode segera post partum forceps telah dikaitkan
dengan peningkatan trauma perineum dan vagina dan
kebutuhan analgesia yang lebih besar dibandingkan dengan
ekstraktor vakum
2. Neonatal Mordibity
Bukti mengevaluasi morbiditas neonatal setelah persalinan
pervaginam instrumental tidak konsisten. Sebuah tinjauan
sistematis dari 10 percobaan membandingkan ekstraksi vakum
dengan persalinan forsep tidak menemukan perbedaan yang
signifikan dalam skor Apgar pada satu dan lima menit dan
beberapa cedera serius pada neonatus, meskipun ekstraktor
vakum dikaitkan dengan peningkatan sefalohematoma dan
perdarahan retina.
PASKA PROSEDUR Bukti menunjukkan bahwa forceps berhubungan dengan kegagalan
TINDAKAN yang lebih sedikit daripada ekstraksi vakum Persalinan dengan
forsep juga lebih cepat daripada ekstraksi vakum, yang mungkin
sangat penting dengan gawat janin. Wanita yang melakukan
persalinan pervaginam instrumental biasanya memiliki masa rawat
inap yang lebih pendek dan bacaan yang lebih sedikit daripada
wanita yang menjalani operasi caesar.

KEPUSTAKAAN 1. Pitale, Devdatt Laxman. 2020. Effectiveness of Forceps


Delivery in Modern Day Obstetrics. International Journal of
Reproduction, Contraception, Obstetrics and Gynecology.
Vol.9 : 2836-2839
2. The American College of Obstetricians and Gynecologists.
Clinical Management Guidelines for Obstetrician-Gynecologists
: Operative Vaginal Birth. 2020.
3. RCOG. Operative Vaginal Delivery ; Forceps. 2011
LEMBAR PERSETUJUAN PROSEDUR TINDAKAN EKSTRAKSI FORCEPS

DIBUAT OLEH DITINJAU OLEH


DISETUJUI OLEH
NAMA
dr. Rose Dinda
dr. H. Syahredi Dr. dr. Yan Edward,
(nama DPJP) S.A SpOG-K
Martini, Sp.PD, K-
Sp.THT-KL
GER FINASIM
JABATAN Ka. KSM Direktur Pelayanan
Kebidanan &
(jabatan) Penyakit
Ketua Komite Medik Medik, Keperawatan,
Kandungan dan Penunjang
TANDA
TANGAN

BAGIAN/UNIT JML PERSONEL TANDA TANGAN TANGGAL


Seksi SPO,
Kebijakan dan
Document
Control

Anda mungkin juga menyukai