Disusun oleh :
Obat-obatan
1. Oksitosin 10 IU 2 ampul
2. Lidocain 1 ampul
3. Vitamin K 1 ampul
4. Vaksin hb 1 buah
Perlengkapan
A. Distosia Bahu
1. Pengertian
Distosia bahu ialah kelahiran kepala janin dengan bahu anterior macet diatas
sacral promontory karena itu tidak bisa lewat masuk ke dalam panggul, atau bahu
tersebut bisa lewat promontorium, tetapi mendapat halangan dari tulang sacrum
(tulang ekor). Jadi distosia bahu adalah peristiwa dimana tersangkutnya bahu janin
dan tidak dapat dilahirkan setelah kepala janin dilahirkan. Distosia bahu terutama
disebabkan oleh deformitas panggul, kegagalan bahu untuk “melipat” ke dalam
panggul (misal : pada makrosomia), disebabkan oleh fase aktif dan persalinan kala
II yang pendek pada multipara sehingga penurunan kepala yang terlalu cepat
menyebabkan bahu tidak melipat pada saat melalui jalan lahir atau kepala telah
melalui pintu tengah panggul setelah mengalami pemanjangan kala II sebelah bahu
berhasil melipat masuk ke dalam panggul.
Spong dkk (1995) menggunakan sebuah kriteria objektif untuk menentukan
adanya distosia bahu yaitu interval waktu antara lahirnya kepala dengan seluruh
tubuh. Nilai normal interval waktu antara persalinan kepala dengan persalinan
seluruh tubuh adalah 24 detik , pada distosia bahu 79 detik. Mereka mengusulkan
bahwa distosia bahu adalah bila interval waktu tersebut lebih dari 60 detik.
2. Faktor Resiko
a. Ibu dengan diabetes, 7 % insiden distosia bahu terjadi pada ibu dengan
diabetes gestasional (Keller, dkk). Pada ibu diabetes yang pelahiran
sebelumnya dipersulit dengan distosia bahu akan terdapat peningkatan
resiko berulangnya hal tersebut sampai 9,8%, pada populasi umum, resiko
berulangnya distosia bahu adalah 0,58% (Smih et al 1994 dalam Myles,
2011).
b. Janin besar (macrossomia), distosia bahu lebih sering terjadi pada bayi
dengan berat lahir yang lebih besar, meski demikian hampir separuh dari
kelahiran distosia bahu memiliki berat kurang dari 4000 g.
c. Riwayat obstetri/persalinan dengan bayi besar
d. Ibu dengan obesitas (BB lebih dari 90 kg saat pelahiran) : perempuan yang
memiliki 125 kg diperkirakan berisiko mengalami distosia bahu delapan
kali lipat lebih besar.
e. Multiparitas
f. Kehamilan posterm, dapat menyebabkan distosia bahu karena janin terus
tumbuh setelah usia 42 mingu.
g. Riwayat obstetri dengan persalinan lama/persalinan sulit atau riwayat
distosia bahu, akan terdapat peningkatan risiko berulangnya hal tersebut
sampai 9,8%. Terdapat kasus distosia bahu rekuren pada 5 (12%) di antara
42 wanita (Smith dkk., 1994)
h. Cephalopelvic disproportion
3. Komplikasi
a. Komplikasi maternal :
1) Perdarahan pasca persalinan
2) Fistula Rectovaginal
3) Simfisiolisis atau diathesis, dengan atau tanpa “transient femoral
neuropathy”
4) Robekan perineum derajat III atau IV
5) Rupture Uteri
b. Komplikasi janin :
1) Brachial plexus palsy
2) Fraktura Clavicle
3) Kematian janin
4) Hipoksia janin , dengan atau tanpa kerusakan neurololgis permanen
5) Fraktura humerus
PERSIAPAN
1. Periksa dan pastikan semua alat, perlengkapan dan bahan-bahan yang diperlukan sudah
tersedia sesuai dengan job sheet.
2. Letakkan alat, perlengkapan dan bahan pada tempat yang mudah dijangkau dan dalam keadaan
bersih.
3. Gunakan teknik aseptic setiap saat. Cuci tangan dan pakai sarung tangan (handscoon).
PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Mempersiapkan pasien dan memberikan penjelasan prosedur pemeriksaan
2. Mempersiapkan alat secara ergonomis
3. Memakai schort/celemek dan masker untuk perlindungan diri
4. Melakukan cuci tangan dengan air mengalir dan sabun
5. Memakai handscoon
6. Melakukan pertolongan persalinan dengan distosia bahu dengan teliti dan sistematis
Key point :
“Siapkan alat-alat yang
dibutuhkan dalam melakukan
pertolongan persalinan dengan
distosia bahu”
Key point :
“Bersihkan dengan seksama
dari arah depan ke belakang”
Key point :
“Pastikan pembukaan telah
lengkap dan ketuban sudah
pecah. Jika belum pecah,
lakukan amniotomi”
Key point :
“Buka dalam keadaan terbalik
dan dekontaminasi selama 10
menit”
7 Memeriksa DJJ
Key point:
“Lakukan auskultasi saat
relaksasi. Pastikan DJJ dalam
batas normal”.
Key point
“Hindari tekanan yang
berlebihan pada kepala bayi
karena mungkin akan
melukainya
Secara bersamaan mintalah
salah satu asisten untuk
memberikan sedikit tekanan
suprapubis ke arah bawah
dengan lembut”.
11 Remove The Posterior Arm
(pelahiran lengan posterior :)
Key point
“Putar bahu bayi kearah
sternum untuk memutar dan
mengurangi diameter bahu”
12 Jika bahu tidak lahir juga,
meminta ibu mengganti posisi
Key point :
“Atur posisi ibu dengan posisi
merangka. Lakukan tarikan
perlahan pada bahu anterior
kearah atas dengan hati-hati.
Sedangkan bahu posterior ditarik
kearah bawah”
Key point :
“Rujuk pasien jika bahu tidak
juga berhasil dilahirkan”
EVALUASI
1. Setiap mahasiswa melakukan redemonstrasi tindakan pertolongan persalinan dengan
distosia bahu pada job sheet
2. Seluruh alat disiapkan dengan lengkap
3. Setiap langkah pekerjaan dilakukan secara urut, sesuai job sheet
4. Pembimbing menguji dan mengamati cara kerja mahasiswa dengan menggunakan
daftar tilik.