Anda di halaman 1dari 13

JOB SHEET

PERSALINAN DISTOSIA BAHU

DENGAN MC ROBERT DAN REMOVAL POSTERIOR ARM

Dosen Pengampu : Isri Nasifah,S.SiT.,M.Kes

Disusun oleh :

Novi Irawan (030218A097)


Novita Herlita Dewi (030218A098)
Novita Triutami (030218A099)
Nuhrah (030218A100)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


DIV KEBIDANAN TRANSFER
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
UNGARAN
2019
JOB SHEET

PERSALINAN DISTOSIA BAHU

DENGAN MC ROBERT DAN REMOVAL POSTERIOR ARM

Program studi : Diploma IV Kebidanan

Mata kuliah : Asuhan Kebidanan Persalinan dan BBL Patologis

Kegiatan/Keterampilan : Melakukan pertolongan persalinan dengan Mc Robert


dan Removal Posterior Arm
Unit : Praktek Lab INC

Objek Kegitan : Mahasiswa dapat:


1. Mempersiapkan alat dan bahan untuk perasat
pertolongan persalinan dengan distosia bahu.
2. Melaksanakan prosedur dan langkah-langkah
pertolongan persalinan distosia bahu dengan
metode mc robert dan removal posterior arm secara
sistematis.
Dosen : Isri Nasifah,S.SiT.,M.Kes

Bahan : Bahan yang digunakan terdiri dari :

1. Spuit 3cc habis pakai 2 buah


2. Larutan klorin 0,5 %
3. Betadin
4. Air DTT
5. Air bersih dan sabun untuk cuci tangan
6. Kasa 2 buah
7. Kapas alkohol secukupnya

Peralatan dan perlengkapan : Peralatan

1. Tempat tidur/meja 1 buah


2. Phantoom panggul, bayi dan plasenta 1 buah
3. Neirbekken 1 buah
4. Pispot 1 buah
5. Partus set yang terdiri dari:
a. Setengah koher 1 buah
b. Gunting episiotomi 1 buah
c. Klem tali pusat 2 buah
d. Gunting tali pusat 1 buah
e. Benang kasur/umbilical chord 1 buah
f. Delee 1 buah
g. Bak instrumen 1 buah
6. Heacting set yang terdiri dari
a. Nail fuder 1 buah
b. Pinset 1 buah
c. Benang Cat gut 1 set
d. Jarum otot 1 buah
e. Jarum kulit 1 buah

Obat-obatan

1. Oksitosin 10 IU 2 ampul
2. Lidocain 1 ampul
3. Vitamin K 1 ampul
4. Vaksin hb 1 buah

Perlengkapan

1. Celemek plastik 1 buah


2. Masker 1 buah
3. Handscoon 1 pasang
4. Kacamata pelindung 1 buah
5. Sepatu boot karet 1 buah
6. Underpad 1 buah
7. Softek 3 buah
8. Celana dalam 1 buah
9. Handuk besar 2 buah
10. Handuk kecil untuk cuci tangan 1 buah
11. Kain panjang 1 buah
12. Kain bedong 2 buah
13. Baju dan popok bayi 1 buah

Referensi : Referensi yang digunakan antara lain;

1. Buku Acuan: Asuhan Persalinan Normal,


JPNK-KR, 2008
2. Wiknjosastro. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta.
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
DASAR TEORI :

A. Distosia Bahu
1. Pengertian
Distosia bahu ialah kelahiran kepala janin dengan bahu anterior macet diatas
sacral promontory karena itu tidak bisa lewat masuk ke dalam panggul, atau bahu
tersebut bisa lewat promontorium, tetapi mendapat halangan dari tulang sacrum
(tulang ekor). Jadi distosia bahu adalah peristiwa dimana tersangkutnya bahu janin
dan tidak dapat dilahirkan setelah kepala janin dilahirkan. Distosia bahu terutama
disebabkan oleh deformitas panggul, kegagalan bahu untuk “melipat” ke dalam
panggul (misal : pada makrosomia), disebabkan oleh fase aktif dan persalinan kala
II yang pendek pada multipara sehingga penurunan kepala yang terlalu cepat
menyebabkan bahu tidak melipat pada saat melalui jalan lahir atau kepala telah
melalui pintu tengah panggul setelah mengalami pemanjangan kala II sebelah bahu
berhasil melipat masuk ke dalam panggul.
Spong dkk (1995) menggunakan sebuah kriteria objektif untuk menentukan
adanya distosia bahu yaitu interval waktu antara lahirnya kepala dengan seluruh
tubuh. Nilai normal interval waktu antara persalinan kepala dengan persalinan
seluruh tubuh adalah 24 detik , pada distosia bahu 79 detik. Mereka mengusulkan
bahwa distosia bahu adalah bila interval waktu tersebut lebih dari 60 detik.
2. Faktor Resiko
a. Ibu dengan diabetes, 7 % insiden distosia bahu terjadi pada ibu dengan
diabetes gestasional (Keller, dkk). Pada ibu diabetes yang pelahiran
sebelumnya dipersulit dengan distosia bahu akan terdapat peningkatan
resiko berulangnya hal tersebut sampai 9,8%, pada populasi umum, resiko
berulangnya distosia bahu adalah 0,58% (Smih et al 1994 dalam Myles,
2011).
b. Janin besar (macrossomia), distosia bahu lebih sering terjadi pada bayi
dengan berat lahir yang lebih besar, meski demikian hampir separuh dari
kelahiran distosia bahu memiliki berat kurang dari 4000 g.
c. Riwayat obstetri/persalinan dengan bayi besar
d. Ibu dengan obesitas (BB lebih dari 90 kg saat pelahiran) : perempuan yang
memiliki 125 kg diperkirakan berisiko mengalami distosia bahu delapan
kali lipat lebih besar.
e. Multiparitas
f. Kehamilan posterm, dapat menyebabkan distosia bahu karena janin terus
tumbuh setelah usia 42 mingu.
g. Riwayat obstetri dengan persalinan lama/persalinan sulit atau riwayat
distosia bahu, akan terdapat peningkatan risiko berulangnya hal tersebut
sampai 9,8%. Terdapat kasus distosia bahu rekuren pada 5 (12%) di antara
42 wanita (Smith dkk., 1994)
h. Cephalopelvic disproportion
3. Komplikasi
a. Komplikasi maternal :
1) Perdarahan pasca persalinan
2) Fistula Rectovaginal
3) Simfisiolisis atau diathesis, dengan atau tanpa “transient femoral
neuropathy”
4) Robekan perineum derajat III atau IV
5) Rupture Uteri
b. Komplikasi janin :
1) Brachial plexus palsy
2) Fraktura Clavicle
3) Kematian janin
4) Hipoksia janin , dengan atau tanpa kerusakan neurololgis permanen
5) Fraktura humerus

PERSIAPAN

1. Periksa dan pastikan semua alat, perlengkapan dan bahan-bahan yang diperlukan sudah
tersedia sesuai dengan job sheet.
2. Letakkan alat, perlengkapan dan bahan pada tempat yang mudah dijangkau dan dalam keadaan
bersih.
3. Gunakan teknik aseptic setiap saat. Cuci tangan dan pakai sarung tangan (handscoon).
PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Mempersiapkan pasien dan memberikan penjelasan prosedur pemeriksaan
2. Mempersiapkan alat secara ergonomis
3. Memakai schort/celemek dan masker untuk perlindungan diri
4. Melakukan cuci tangan dengan air mengalir dan sabun
5. Memakai handscoon
6. Melakukan pertolongan persalinan dengan distosia bahu dengan teliti dan sistematis

PETUNJUK BAGI MAHASISWA


1. Baca dan pelajari lembar kerja dengan baik.
2. Tindakan pertolngan persalinan dengan distosia bahu dilakukan oleh mahasiswa
secara individu.
3. Siapkan alat-alat yang dibutuhkan dan susun secara ergonomis.
4. Ikuti petunjuk yang ada pada job sheet dengan baik dan teliti
5. Bekerja secara hati-hati dan teliti.
6. Tanyakan pada dosen bila terdapat hal-hal yang kurang dimengerti atau dipahami.
7. Laporkan hasil kerja setelah selesai melakukan latihan.
KESELAMATAN KERJA
1. Patuhi prosedur pekerjaan.
2. Bertindak lembut dan hati-hati pada saat melakukan tindakan.
3. Letakkan peralatan pada tempat yang terjangkau oleh petugas.
4. Perhatikan keadaan umum pasien selama melakukan prosedur.
5. Perhatikan teknik septik dan antiseptik.
6. Gunakan sarung tangan, perlengkapan pelindung pribadi (masker, dan celemek untuk
melindungi diri dari percikan yang dapat mengkontaminasikan dan menyebarkan
penyakit.
PROSEDUR TINDAKAN

NO LANGKAH PEKERJAAN ILUSTRASI GAMBAR


DAN KEY POINT
PERSIAPAN DIRI, ALAT, DAN PASIEN
1 Mempersiapan alat

Key point :
“Siapkan alat-alat yang
dibutuhkan dalam melakukan
pertolongan persalinan dengan
distosia bahu”

2 Mempersiapkan diri dan


menerapkan pencegahan infeksi
Key point :
“ Memakai perlindungan diri
dan mencuci tangan”

3 Memakai sarung tangan DTT


dan masukkan oksitosin dalam
spuit Key point :
“Lakukan dengan teknik
aseptik”
MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP DAN KEADAAN JANIN BAIK
4 Melakukan vulva hygiene

Key point :
“Bersihkan dengan seksama
dari arah depan ke belakang”

5 Melakukan pemeriksaan dalam


secara berurutan

Key point :
“Pastikan pembukaan telah
lengkap dan ketuban sudah
pecah. Jika belum pecah,
lakukan amniotomi”

6 Melepaskan sarung tangan dan


merendamnya dalam klorin
0,5%

Key point :
“Buka dalam keadaan terbalik
dan dekontaminasi selama 10
menit”
7 Memeriksa DJJ

Key point:
“Lakukan auskultasi saat
relaksasi. Pastikan DJJ dalam
batas normal”.

MENYIAPKAN IBU DAN KELUARGA UNTUK MEMBANTTU PROSES


BIMBINGAN MENERAN
8 Melakukan episiotomi
secukupnya
Key point:
“Lakukan dengan teknik medio-
lateral”

PERSIAPAN PERTOLONGAN PERSALINAN DENGAN DISTOSIA BAHU


9 Melakukan manuver
McRobert’s
Lakukan manuver McRobert (Leg).
Dalam posisi ibu berbaring
terlentang, mintalah ia untuk
menekuk kedua tungkainya dan
mendekatkan lututnya sejauh
mungkin ke arah dadanya. Mintalah
bantuan 2 orang asisten untuk
menekan fleksi kedua lutut ibu ke
arah dada.
Gonok (1983) dalam Manuaba
(2007) menyatakan pada perasat
McRobert, paha ibu ditarik
sekuatnya mendekati badan ibu hal
ini menyebabkan :
 Sakrum bertambah luas
 Memutar simfisis pubis ke arah
kepala ibu
 Mengurangi sudut inklinasi
tulang pelvis
 Membebaskan bahu depan dari
cengkraman simfisis pubis
 Penarikan paha ke arah badan
dapat mengurangi kekuatan
tarikan pada kepala bayi untuk
menurunkan morbiditas dan
mortalitas
Key point:
“Dengan posisi ibu berbaring
pada punggungnya, minta ibu
untuk menarik kedua lututnya
sejauh mungkin ke arah
dadanya. Minta dua asisten
untuk membantu ibu”

10 Menekan kepala bayi secara


mantap kearah bawah
Mintalah salah seorang asisten
untuk melakukan tekanan secara
simultan ke arah lateral bawah
pada daerah suprasimfisis
(External Pressure Suprapubic/
Massanti maneuver) untuk
membantu persalinan bahu.
 Tekan kepala bayi secara
mantap dan terus-menerus ke
arah bawah (kearah anus ibu)
untuk menggerakkan bahu
anterior di bawah symphisis
pubis. Hindari tekanan yang
berlebihan pada bagian kepala
bayi karena mungkin akan
melukainya.
 Secara bersamaan minta salah
satu asisten untuk
memberikan sedikit tekanan
supra pubis ke arah bawah
dengan lembut. Jangan
lakukan dorongan pada pubis,
karena akan mempengaruhi
bahu lebih jauh dan bisa
menyebabkan ruptur uteri.
 Tekanan harus dilakukan
pada sisi punggung bayi, ke
arah dada bayi. Perasat ini
membantu adupsi bahu dan
mendorong bahu anterior
menjauh dari simfisis pubis
(Myles, 2011).

Key point
“Hindari tekanan yang
berlebihan pada kepala bayi
karena mungkin akan
melukainya
Secara bersamaan mintalah
salah satu asisten untuk
memberikan sedikit tekanan
suprapubis ke arah bawah
dengan lembut”.
11 Remove The Posterior Arm
(pelahiran lengan posterior :)

Untuk melahirkan lengan


posterior, bidan harus
memasukkan tanggannya ke
dalam vagina dengan
menggunakan ruang yang
diciptakan oleh lubang sacrum.
Kemudian dua jari membelat
humerus lengan posterior,
memfleksikan siku, dan
menggeserlengan bawah
melewati dada untuk melahirkan
tangan. Jika proses pelahiran
kemudian tidak selesai, lengan
kedua dapat dilahirkan setelah
rotasi bahu menggunakan perasat
Woods atau Rubin (Myles,2011).

 Memasukkan jari tengah dan


jari telunjuk mengikuti
lengkung sacrum hingga
mencapai fosa antecubiti.
 Dengan tekanan jari tengah,
lipat lengan bawah ke arah
dada.
 Setelah terjadi fleksi tangan,
keluarkan lengan dari bayi
dari vagina (menggunakan
jari telunjuk untuk melewati
dada dan kepala bayi atau
seperti mengusap muka),
kemudian tarik hingga bahu
belakang dan seluruh lengan
belakang dapat dilahirkan.
 Bahu depan dapat lahir
dengan mudah setelah bahu
dan lengn belakang
dilahirkan.
 Bila bahu depan sulit
dilahirkan, putar bahu
belakang ke depan (jangan
menarik lengan bayi tetapi
dorong bahu posterior) dan
putar bahu depan ke belakang
(mendorong anterior bahu
depan dengan telunjuk dan
jari tengah operator)
mengikuti arah punggung
bayi sehingga bahu depan
dapat dilahirkan.
 Melanjutkan tindakan sesuai
dengan APN.

Key point
“Putar bahu bayi kearah
sternum untuk memutar dan
mengurangi diameter bahu”
12 Jika bahu tidak lahir juga,
meminta ibu mengganti posisi
Key point :
“Atur posisi ibu dengan posisi
merangka. Lakukan tarikan
perlahan pada bahu anterior
kearah atas dengan hati-hati.
Sedangkan bahu posterior ditarik
kearah bawah”

13 Melakukan rujukan jika bahu


tidak juga lahir

Key point :
“Rujuk pasien jika bahu tidak
juga berhasil dilahirkan”

EVALUASI
1. Setiap mahasiswa melakukan redemonstrasi tindakan pertolongan persalinan dengan
distosia bahu pada job sheet
2. Seluruh alat disiapkan dengan lengkap
3. Setiap langkah pekerjaan dilakukan secara urut, sesuai job sheet
4. Pembimbing menguji dan mengamati cara kerja mahasiswa dengan menggunakan
daftar tilik.

Anda mungkin juga menyukai