Anda di halaman 1dari 8

ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN

BAYI BARU LAHIR


(RANGKUMAN)

Disusun Oleh :

IRNA SEPTIANA

PBd19.005

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

PELITA IBU

KENDARI

2021
BAB I

ADAPTASI FISIOLOGIS PADA IBU

BERSALIN

1. Sistem kardiovaskuler (Tekanan Darah dan jantung)


 Tekanan darah meningkat selama kontraksi uterus dengan kenaikan sistolik rata-
rata sebear 10-20 mmHg dan kenaikan diastolik rata-rata 5-10 mmHg.
 Selama persalinan, curah jantung meningkat 40 % sampai 50 % dibandingkan
dengan kadar sebelum persalinan dan sekitar 80% sampai 100 % dibandingkan
dengan kadar sebelumnya (Hecker, 1997). Peningkatan curah jantung ini terjadi
karena pelepasan katekolamin akibat nyeri dan karena kontraksi otot abdomen
dan uterus. Seiring dengan kontraksi uterus sekitar 300 sampai 500 ml darah
dipindahkan ke volume darah sentral (sulivan et al, 1985).
2. Sistem metabolisme
 Pada saat mulai persalinan, terjadi penurunan hormon progesteron yang
mengakibatkan perubahan pada sistem pencernaan menjadi lebih lambat sehingga
makanan lebih lama tinggal di lambung, akibatnya banyak ibu bersalin yang
mengalami obstivasi atau peningkatan getah lambung sehingga terjadi mual dan
muntah.
 Metabolisme karbohidrat aerob dan anaerob meningkat secara perlahan yang
terjadi akibat aktivitas otot rangka dan kecemasan ibu. Peningkatan ini ditandai
dengan adanya peningkatan suhu badan ibu, nadi, pernafasan, cardiac out put dan
hilangnya cairan.
3. Suhu tubuh
 Sedikit meningkat selama persalinan, tertinggi selama dan segera setelah
melahirkan. Peningkatan suhu tubuh yang normal ialah peningkatan suhu yang
tidah lebih dari 0,5 sampai 1 derajat Celcius. Peningkatan suhu sedikit adalah
normal. Namun, bila persalinan berlangsung lebih lama, peningkatan suhu dapat
mengindikasikan dehidrasi, dan parameter lain harus di cek. Begitu pula pada
kasus ketuban pecah dini, peningkatan suhu dapat mengindikasikan infeksi dan
tidak dapat dianggap normal pada keadaan ini.
4. Pernafasan
 Dalam persalinan, ibu mengeluarkan lebih banyak CO2 dalam setiap nafas.
Selama kontraksi uterus yang kuat, frekuensi dan kedalaman pernafasan
meningkat sebagai responns terhadap peningkatan kebutuhan oksigen akibat
pertambahan laju metabolik. Rata rata PaCO2 menurun dari 32 mm hg pada awal
persalinan menjadi 22 mm hg pada akhir kala I (Beischer et al, 1986). Menahan
nafas saat mengejan selama kala II persalinan dapat mengurangi pengeluaran CO2.

5. Sistem gastrointestinal
 Motilitas lambung dan absorbsi makanan padat secara substansial berkurang
banyak sekali selama persalinan aktif dan waktu pengosongan lambung. Efek ini
dapat memburuk setelah pemberian narkotik. Banyak wanita mengalami mual
muntah saat persalinan berlangsung, khususnya selama fase transisi pada kala I
persalinan. Selain itu pengeluaran getah lambung yang berkurang menyebabkan
aktifitas pencernaan berhenti dan pengosongan lambung menjadi sangat lamban.
Cairan meninggalkan perut dalam tempo yang biasa. Mual atau muntah terjadi
sampai ibu mencapai akhir kala I.
6. Hematologi
 Haemoglobin akan meningkat selama persalinan sebesar 1,2 gr % dan akan
kembali pada tingkat seperti sebelum persalinan pada hari pertama pasca
persalinan kecuali terjadi perdarahan. Peningkatan leukosit secara progresif pada
awal kala I (5.000) hingga mencapai ukuran jumlah maksimal pada pembukaan
lengkap (15.000). Haemoglobin akan meningkat selama persalinan sebesar 1,2 gr
% dan akan kembali pada tingkat seperti sebelum persalinan pada hari pertama
pasca persalinan kecuali terjadi perdarahan. Peningkatan leukosit terjadi secara
progresif pada awal kala I (5.000) hingga mencapai ukuran jumlah maksimal pada
pembukaan lengkap (15.000). Selama persalinan waktu pembekuan darah sedikit
menurun, tetapi kadar fibrinogen plasma meningkat. Gula darah akan turun
selama persalinan dan semakin menurun pada persalinan lama, hal ini disebabkan
karena aktifitas uterus dan muskulus skeletal.
BAB II

PERSIAPAN PERSALINAN

1. Persiapan persalinan
 Persiapan penolong
 Tempat bersalin
1) Tempat bersalin haruslah bersih serta ada sirkulasi udara yang cukup.
Hal ini akan membuat ibu merasa nyaman, sehingga akan sedikit
mengurangi rasa cemas ibu dalam menghadapi proses persalinannya.
 Alat dan bahan
1) APD (alat pelindung diri)
a. Masker 1 pasang
b. Celemek 1 buah
c. Kacamata 1 buah
d. Topi 1 buah
e. Sepatu boot 1 pasang
f. Handuk pribadi 1 buah
2) 1 bak instrumen yang berisi alat partus (partus set), yang terdiri dari
a. Handscoen 2 pasang
b. Spoid 3 cc 1 buah
c. Klem kocher 2 buah
d. ½ kocher 2 buah
e. Kateter 1 buah
f. Gunting tali pusat 1 buah
g. Gunting episiotomi 1 buah
h. Benang tali pusat/ kelm tali pusat 2 buah
i. Kapas DTT 5 buah
j. Kassa steril sec
3) Infus set
4) Alat resusitasi
5) Heacting set
a. Bak instrument 1 buah
b. Handscoen 2 pasang
c. Spoit 3 cc 1 buah
d. Pinset anatomi 1 buah
e. Kassa steril sec
f. Benang catgut sec
6) Imunisasi set
a. Bak instrument 1 buah
b. Handscoen 2 pasang
c. Spoiit 1 cc 1 buah
d. Kapas DTT sec
e. Nierbekken 1 buah
7) Persiapan bahan
a. Oxytocin
b. Karutan klorin 0,5 %
c. Air DTT
d. Vaksin HB.0
e. Vit. K
f. Salep mata
8) Persiapan ibu
a. Mencari Informasi tentang persalinan
b. Mempersiapkan diri untuk menghadapi nyeri persalinan
c. Mempersiapkan kebutuhan persalinan
d. Memilih dokter dan tempat bersalin
e. Memahami kondisi yang tidak terduga
 Persalinan lama
 Persalinan membutuhkan alat bantu
 Kemungkinan melahirkan secara caesar
9) Pakaian ibu pakaian bayi
a. Baju ibu a. baju bayi
b. Sarung 4 buah b. selimut bayi
c. Pakaian dalam ibu c. seloyor bayi
d. Gurita d. topi bayi
e. Pembalut e. kaos tangan dan kaos kaki bayi
f. Pempers / underpad f. handuk dan peralatan mandi bayi
10) Dokumen penting
a. Buku KIA
b. Kartu berobat
c. KTP ibu dan suami
d. Kartu keluarga
e. Kartu asuransi
f. Dokumen lain yang diperlukan
BAB III

TEKNIK MENGURANGI RASA NYERI DALAM PERSALINAN

1. Cara Mengatasi Nyeri Persalinan secara Medis


 Menggunakan obat antinyeri
Obat ini diberikan untuk mengurangi rasa nyeri saat persalinan tanpa menyebabkan mati
rasa di bagian tubuh tertentu. Untuk mengurangi rasa nyeri yang sangat berat, dokter
dapat memberikan obat golongan opioid, seperti morfin.
 Menggunakan anestesi regional
Anestesi atau pembiusan bisa membuat bagian-bagian tubuh tertentu menjadi mati rasa
dan kebal terhadap rasa sakit. Ada dua jenis anestesi yang bisa dipilih, yaitu epidural
atau spinal.
 Menggunakan anestesi lokal
Jenis anestesi ini dapat meringankan rasa sakit sekitar jalan lahir, yaitu vagina, panggul,
dan perineum atau daerah di antara vagina dan anus. Anestesi lokal bermanfaat untuk
mengatasi nyeri ketika dokter atau bidan melakukan episiotomi guna melebarkan jalan
lahir dan menjahit luka pada ibu setelah bersalin.
2. Cara Sederhana Mengatasi Nyeri Persalinan
Selain dengan cara medis, mengatasi nyeri persalinan juga bisa dilakukan dengan
beberapa metode sederhana berikut ini:
 Memberi kompres hangat pada bagian tubuh yang terasa nyeri atau mandi air
hangat
 Mendapat pijatan, misalnya di bagian kaki, tangan, dan punggung
 Melakukan teknik relaksasi, seperti menarik napas dalam, mendengarkan musik
yang menenangkan, atau menggunakan aromaterapi
 Mencoba lebih banyak bergerak, misalnya berjalan di sekitar kamar, atau
mengubah posisi tubuh, misalnya dengan duduk, jongkok, atau berbaring
menyamping
 Catatan : Menjelang persalinan, ibu hamil juga perlu lebih rutin memeriksakan
diri ke dokter, mencukupi kebutuhan nutrisi dan cairan tubuh dengan mengonsumsi
makanan bergizi dan minum air putih, sehingga tetap bertenaga dan semangat saat
menjalani proses persalinan. Jika nyeri yang dirasakan menjelang persalinan cukup
berat, Anda bisa mencoba beberapa cara mengatasi nyeri persalinan di atas. Namun,
jika rasa nyeri tak kunjung berkurang atau Anda sudah tidak kuat menghadapi rasa
nyeri yang muncul, segera beri tahu dokter agar dapat diberikan penanganan.
BAB IV

PENGKAJIAN IDENTITAS PASIEN

1. Identittas Suami/Istri:
 N : Tn
 U : ..... tahun
 S :
 A :
 P :
 P :
 A :
 L :
2. Pengkajian kesehatan
 Riwayat Obstetri:
 Riwayat Ginekologi:
 Riwayat penyakit yang lalu:
3. Pemeriksaan fisil
 Pemeriksaan Head to Toe
 Pemeriksaan Vagina - Vagina Toucher (VT)
4. Pemeriksaan Laboratorium
 Pemeriksaan Hb
 Pemeriksaan urine :
 Protein Urine
 Glukosa Urine
5. Pemeriksaan Panggul
 Distansia Kristarum : 28-30 cm
 Distansia Spinarum : 24-26 cm
 Bouldeloque : 18-20 cm
 Distansia Tuberum : 9,5-10 cm
6. Pengkajian fetal
 Gerakan janin
 DJJ
 Non Stress Test
 Amniusentesis
7. Non Stress Test
 adalah tes skrining yang digunakan dalam kehamilan untuk menilai status janin
melalui denyut jantung janin dan responsifnya. Kardiotokograf digunakan untuk
memantau denyut jantung janin dan ada tidaknya kontraksi uterus. Tes ini
biasanya disebut "reaktif" atau "tidak reaktif".
8. Amniocentesis
 adalah prosedur yang dilakukan saat kehamilan untuk memeriksa sampel air
ketuban. Prosedur ini berguna untuk mengetahui ada atau tidaknya kelainan
pada janin. Bila diperlukan, amniocentesis akan direkomendasikan kepada ibu
hamil saat usia kehamilan mencapai 15-20 minggu.

Anda mungkin juga menyukai