Anda di halaman 1dari 26

PEMANTAUAN TUMBUH KEMBANG WANITA

SEPANJANG DAUR KEHIDUPANNYA,


GANGGUAN/PERMASALAHANNYA

DISUSUN OLEH:

LILI KURNIATI ( PBd19.007 )

IRNA SEPTIANA (PBd19.005)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


PELITA IBU
KENDARI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah
tepat pada waktunya yang berjudul “Pemantauan Tumbuh Kembangwanita Sepanjang Daur
Kehidupannya,Gangguan/Permasalahan”.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.

Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
segala usaha kami. Amin.

Kendari, 15 September 2021


                               
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Aspek yang dikaji dalam setiap kehidupan

2.2 Indikator pemantauan

2.3 Masalah gangguan kesehatan

2.4 Skrining untuk penyakit keganasan dan sistemik

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Permasalahan yang dihadapi perempuan sangat komplek daripada permasalahan yang


dihadapi laki-laki. dalam setiap fasenya perempuan memiliki masalah yang berbeda-beda.
Tumbuh kembang merupakan salah satu dari siklus yang penting bagi kelangsungan hidup
perempuan. Tumbuh kembang perempuan harus diperhatikan sejak dini, dari perempuan dari
masa bayi dan anak hingga masa dewasa pertumbuhan dan perkembangan seseorang sangat perlu
perhatian penuh pada masa bayi dan anak, karena pada masa-masa ini akan dibentuk pola
perilaku seseorang kelak. Apabila pola perkembanagan danpertumbuhan terlambat masa ini
seseorang juga akan mengalami kesulitan menjalani kehidupannya saaat remaja dan dewasa
kelak. Pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Dengan banyaknya
faktor yang mempengarui pertumbuhan dan perkembangan maka didapati juga banyaknya
gangguan terjadi pada masa-masa ini, misalnya gangguan bicara dan bahasa pada orang balita
hanya karena kurangnya stimulasi dari kedua orangtua dan lingkungan sekitar seiiring dengan
pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pemantauan Tumbuh Kembang Sepanjang Daur Kehidupan

A. Pengertian Tumbuh Kembang

Pertumbuhan adalah bertambah jumlah dan besarnya sel di seluruh bagian tubuh yang
secara kuantitatif dapat diukur (Whalley dan Wong, 2000). Pertumbuhan adalah adanya
perubahan dalam jumlah akibat penambahan sl dan pembentukan protein baru sehingga
meningkatkan jumlah dan ukuran sel diseluruh bagian tubuh. Perkembangan adalah pertambahan
sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh kematangan dan belajar.

B. Aspek Yang Dikaji Dalam Pemantauan Tumbuh Kembang Perempuan

Pengkajian kesehatan perempuan meliputi beberapa aspek berikut:

1) Aspek Fisik

Aspek fisik yang perlu dikaji dalam lingkup kesehatan perempuan sama dengan
pengkajian yang dilakukan pada manusia dewasa, antara lain sebagai berikut:

a. Kondisi fisik (tanda – tanda vital)


b. Nutrisi
c. Cairan dan elektrolit
d. Hygiene personal 25
e. Istirahat – tidur
f. Kasih sayangdan seks
g. Aktualisasi diri.
h. Rasa aman dan nyaman

2) Aspek Psikososial

Aspek psikososial yang dikaji meliputi beberapa komponen berikut :

a. Identitas seksual : perubahan fisik dan sikap dari perempuan yang menunjukan
identitasnya sebagai perempuan.
b. Identitas kelompok : kepuasan hidup dalam sebuah kelompok dan penerimaan.
c. Konsep diri (peran, identitas diri, gambaran diri, atau citra tubuh, serta harga diri)
d. Kecemasan dan masalah kehidupan
e. Kondisi lingkungan sosial
f. Factor pendukung dari keluarga dan masyarakat
g. Komunikasi atau hubungan dalam kelompok, keluarga, masyarakat (perasaan dihargai)

2.2 Indikator Pemantauan

secara kronologis, setiap perempuan mengalami berbagai fase dalam kehidupannya.


Prosses ini berlangsung secara alamiah atau wajar terjadi pada setiap perempuan. Berikut adalah
fase – fase dalam kehidupan manusia :

A. Lahir dan pra pubertas


1) Fisik
a. Terbentuknya bakal organ seks saat janin berusia 12 minggu 26
b. Sejak bayi, perempuan sudah memiliki 2 indung telur
c. Pada masa ini sel telur belum matang
d. Belum menunjukan tanda – tanda pertumbuhan seks sekunder

2) Psikososial
Anak perempuan diarahkan untuk mengikuti budaya yang berkembang di lingkungan
asuhannya, misalnya pada hal – hal berikut ini :
a. Anak perempuan harus jongkok saat BAK , sedangkan anak laki – laki berdiri
b. Anak perempuan diajarkan untuk bersolek
c. Rambut anak perempuan dibiarkan panjang atau dipotong secara feminine
d. Perempuan dididik untuk bersikap feminine

B. Pubertas
1) Fisik
a. Mulai terbentuk sel telur matur.
b. Produksi hormon ekstrogen karena pengaruh matangnya sel telur .
c. Mulai tumbuh tanda – tanda seks sekunder, misalnya : tumbuh payudara

2) Psikososial Perempuan mulai tertarik pada lawan jenis dan mulai merasakan jatuh cinta
untuk pertama kalinya

C. Reproduksi

1) Fisik
a. Perempuan mengalami masa menstruasi dengan keluarnya darah dari vagina
b. Perempuan memasuki usia reproduktif
c. Sel telur dapat dibuahi
d. Jika melakukan hubungan intim dengan lawan jenis, perempuan dapat hamil
e. Bekerjanya hormone indung telur (ekstrogen dan progesterone)

2) Psikososial
a. Perempuan mulai cemas karena proses menstruasi
b. Perempuan mulai mencari identitas diri, gambaran diri yang dipengaruhi kelompoknya
c. Bergaul dan berkumpul dengan teman – teman yang berjenis kelamin sama

D. Pra Menopouse

1) Fisik
a. Kekuatan otot dan kecakapan mental mulai mencapai puncaknya
b. Dimulai proses penuaan
c. Penurunan hormone kewanitaan berangsur menurun
d. Proses menstruasi yang tidak teratur
e. Perasaan panas disekitar wajah (hot flash)
f. Produksi keringat berlebihan
g. Kulit menjadi kusam dan kasar
h. Rambut cenderung kering dan rapuh
i. Perasaan ada gangguan dalam hubungan intim
j. Kesulitan vagina mengalami lubrikasi, sehingga timbul rasa tidak nyaman saat
bersenggama

2) Psikososial
a. Perempuan lebih banyak menari diri dari lingkungannya
b. Perempuan lebih sering merasa tersinggung, mudah cemas dan sangat sensitif
c. Gelisah karena menghadapi proses penuaan

E. Menopause

1) Fisik
a. Hilangnya hormone kewanitaan
b. Menstruasi tidak muncul lagi
c. Organ reproduksi tidak muncul lagi
d. Berat badannya sulit dikendalikan
e. Terjadi timbunan lemak dibeberapa tempat karena ketiadaan hormone kewanitaan
f. Perempuan sering mudah lelah
g. Penyakit degeneratif (penyakit jantung, DM, gangguan ginjal, dan osteoporosis) mudah
menyerang

2) Psikososial, Perempuan mulai mencapai kematangan hidup

F. Senium
1) Fisik
a. Lemahnya otot – otot yang membuat struktur tubuh menjadi bengkok
b. Gangguan sendi mulai sering timbul
c. Berat badan cenderung berkurang
d. Penurunan daya guna tubuh
e. Kekuatan pendengaran pada frekuensi menurun sampai 75%
f. Terjadi penurunan intelektual
g. Kemungkinan dapat terjadi gangguan otak secara organik

2) Psikososial
a. Terjadi perubahan sifat, misalnya dari pemurung menjadi periang dari pemberani menjadi
penakut atau sebaliknya
b. Sering timbul perilaku yang sulit diterima karena terjadi gangguan otak organic.

2.3 Masalah Gangguan Kesehatan Reproduksi Dan Upaya Penanggulangannya

A. Infertiltas
1) Pengertian Infertilitas atau ketidak suburban adalah Ketidak mampuan pasangan usia
subur (PUS) untuk memperoleh keturunan setelah melakukan hubungan seksual secara
teratur dan benar tanpa pencegahan lebih dari satu tahun. Angka satu tahun ditetapkan
karena biasanya 85% pasangan dalam satu tahun sudah memiliki keturunan. Ini berarti,
15% pasngan usia subur mempunyai masalah infertilitas.
2) Pengklasifikasikan infertilitas Secara umum infertilitas pada PUS dapat dibagi menjadi
dua jenis, yaitu sebagai berikut: Infertilitas prime rSecara umum infertilitas pada PUS
dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut:
a. Infertilitas primer Suatu keadaan ketika PUS yang telah menikah lebih dari satu tahun
melakukan hubungan seksual secara teratur dan 30 benar tanpa usaha pencegahan, tetapi
belum juga terjadi kehamilan, atau belum pernah melahirkan anak hidup.
b. Infertilitas sekunder Suatu keadaan ketika PUS yang sudah mempunyai anak, sulit
untuk memperoleh anak lagi, walaupun sudah melakukan hubungan seksual secara
teratur dan benar tanpa usaha pencegahan.

3) Penyebab terjadinya infertilitas

Kenyataan menunjukan 40% masalah yang membuat sulit punya anak terdapat pada
perempuan, 40% pada pria, dan 20% pada keduanya. Jadi tidak benar anggapan bahwa kaum
perempuan lebih bertanggung jawab terhadap kesulitan mendapatkan anak.

a. Sebab istri
 Gangguan ovulasi
 Kelainan mekanis yang menghalagi pembuahan seperti, kelainan tuba atau
penyumbatan kedua tuba
 Radang panggul
b. Sebab suami
 Adannya gangguan spermatogenesis
 Oligospermia
 Kegagalan testikuler
 Kelainan endokrin
 Penderita penyakit kelamin

4) Penanganan infertilitas

Penanganan infertilitas dilakukan menurut katagorinya, apakah pasangan tersebut


infertilitas primer atau sekunder. Hal tersebut perlu diketahui terlebih dahulu sebelum dilakukan
tindakan. Penanganan dilakukan sesuai dengan usia pernikahan dan dilakukan secara bertahap
dari risiko yang paling ringan dengan biaya murah, sampai dengan penanganan yang
menggunakan teknologi modern yang membutuhkan biaya besar. Beberapa usaha yang dapat
dilakukan untuk mendapatkan keturunan adlah sebagai berikut:

a. Konsultasi medis: terkait dengan senggama yang benar yang memungkinkan terjadi
pembuahan
b. Manajemen masa subur yang benar.
c. Pemberian obat-obatan
d. Tindakan inseminasi buatan: yaitu peletakan sperma ke folikel ovarian (intravolikular),
uterus (intrauterine), serviks (intraservikal), atau tuba fallopi (intratubal) perempuan
dengan menggunakan cara buatan dan bukan dengan kopulasi alami.
e. Bayi tabung/pembuahan invitro: yaitu teknik pembuahan ovum dimana ovum dibuahi
diluar tubuh perempuan. Metode ini dilakukan untuk mengatasi masalah kesuburan
ketika metode lain tidak berhasil.

B. Seksual transmited deseases (STD)/infeksi menular seksual (PMS)


1) Pengertian
Penyakit menular seksual (PMS) adalah salah satu penyakit terinfeksi saluran
reproduksi yang ditularkan melalui hunungan kelamin. Imfeksi saluran reproduksi (ISR)
merupakan masuk dan berkembangnya kuman penyebab infeksi kedalam saluran reproduksi.
Kuman penyebab ISR adalah
 Bakteri
 Jamur
 Virus, dan
 Parasit

2) Penyebab
ISR dapat terjadi akibat dari :
a. Sisa kotoran yang tertinggal karena pembasuhan setelah BAB yang kurang sempurna
b. Kesehatan umum yang rendah
c. Kurangnya kebersihan genetelia
d. Perkawinan pada usia terlalu muda dan berganti pasangan
e. Hubungan seksual dengan penderita infeksi
f. Perlukaan saat abortus
g. Kegagalan pelayanan kesehatan dalam sterilisasi alat dengan bahan dalam melakukan
pemeriksaan sekitar saluran infeksi
3) Yang termaksud penyakit menular seksual adalah :
a. Gonorrhoe
Gonorrhoe adalah suatu penyait menular yang disebabkan oleh neiseria gonorrhoe
dengan tahap inkubasi :
 Pada pria = 3-30 hari
 Pada wanita = 3 sampai waktu yang tidak dapat ditentukan
 Tanda dan gejala
 Pada pria = mengeluarkan cairan melalui uretra, disuria, epididimitis dan
prostatitis
 Pada wanita = servicitis, intertil, kehamilan ektopik
b. Siphilis
Siphilis adalah suatu penyakit menular seksual yang disebabkan oleh spirochete
treponema pallidum yang masuk kedalam tubuh melalui membran mukosa/kulit
selama melakukan hubungan seksual dengan tahap inkubasi 3 minggu.
 Tanda dan gejala
 Adannya luka pada vulva atau penis (bernananh dan bau)
 Terasa sangat nyeri dibagian genitalia
 Adanya ulkus bauk tunggal maupun kelompok
 Pasien terasa demam, sakit kepala, sakit tengorokan.
 Anemia dan anoreksia, BB menurun
 Sakit pada otot persendian
 Serta adanya kandilma akuiminata pada rektum dan genitalia
c. Herpes
Herpes adalah suatu oenyakit menular seksual yang disebabkan oleh virus hominis
type II. Penyakit ini sering menyebabkan kecemasan terhadap kehamilan yang akan
datang, keganasan dan gangguan fungsi seksual.
 Tanda dan gejala
 Ruptur vesicle
 Pembengkakan pada kelenjar limfe
 disiria
4) pemecahan dan pengobatan PMS
a. tidak berhubungan seksual sebelum menikah
b. tidak berganti-ganti pasangan
c. apabila terkena PMS segera diobati ke dokter

C. Gangguan haid pre


Kelainan siklus menstruasi merupakan penyebab infertilitas yang penting. Disfungsi
ovulasi berjumlah 10-25% dari kasus infertilitas wanita. Gangguan nutrisi yang berat (misalnya
kelaparan, anoreksia nervosa), penurunan BB (misalnya : penyakit medis atau psikologis) dan
aktivitas yang berat (misalnya : pelari maraton, penari balet) adalah berhubungan dengan
gangguan ovulasi. Obesitas juga disertai dengan siklus anovulatorik karena peningkatan tonik
kadar estrogen, sedangkan stress berat menyebabkan anovulasi dan amenore.
Ovulasi yang jarang, endometriosis dapat menyebabkan infertilitas. Nyeri haid
seringkali dianggap sebagai gejala khas dari endometriosis. Ternyata scott dan felinde hanya
mendapatkan 19% dengan dismenorea yang progresif (Sarwono, 2002). Sebanyak dua pertiga
dari wanita-wanita yang dirawat dirumah sakit untuk perdarahan disfungsional berumur diatas 40
tahun dan 3% dibawah 20 tahun. Sebetulnya dalam praktek banyak dijumpai perdarahan
disfungsional dalam masa pubertas, akan tetapi karena keadaan ini biasanya dapat sembuh
sendiri, jarang diperlukan perawatan di Rumah Sakit.
Gangguan haid pada remaja dan dewasa merupakan kenyataan yang banyak dijumpai
dalam praktek pada Dokter Spesialis Obsetri Ginekologi bahkan Dokter Umum. Beberapa waktu
yang lampau masalah remaja dengan alat reproduksinya kurang mendapat perhatian karena umur
relatif muda, masih dalam status pendidikan sehingga seolah-olah bebas dari kemungkinan
menghadapi masalah penyulit dan penyakit yang berkaitan dengan alat reproduksinya padahal
pencegahan dan pengobatan haruslah dilakuakan sedini mungkin.
Menstruasi atau mens atau haid atau datang bulan adalah perdarahan yang terjadi secara
berulang setiap bulannya (kecuali saat kehamilan) pada uterus seorang wanita dikarenakan
adanya proses deskuamasi atau peluruhan dinding rahim (endometrium).
Darah menstruasi yang banyak mengandung campuran dari penumpukan sisa-sisa
deskuamasi lapisan endometrium uteri, bekuan darah, cairan dan lendir, serta beberapa bakteri
dan mikroorganisme, akan tampak berwarna merah kehitaman atau hitam. Lamanya perdarahan
menstruasi biasanya antara 3 – 5 hari, tetapi ada juga yang mengalami perdarahan selama 1 – 2
hari yang diikuti terjadinya perdarahan kembali sedikit demi sedikit. Bahkan ada juga yang
sampai 7 – 8 hari, tetapi biasanya lama terjadinya perdarahan menstruasi itu pada setiap wanita
bersifat menetap. Terjadinya perdarahan mens biasanya didahului dengan terjadinya leukorrhea
(keputihan), yang ditunjukkan dengan pengeluaran cairan (lendir) dari vagina, agak encer,
berwarna putih kekuningan, jika terjadi campuran dari tetesan darah, warnanya menjadi merah
muda disebut bloody show, bening atau jernih dan tidak berbau. Cairan yang keluar tersebut
dapat berubah sifatnya jika terjadi infeksi di daerah vagina atau uterusnya, yaitu menjadi
berwarna kuning atau hijau, jika tedapat campuran dari tetesan darah, warnanya berubah menjadi
merah kehitaman atau hitam, lebih kental dan keruh serta berbau.Jumlah atau banyaknya darah
mens yang keluar rata-rata 33,2 atau lebih kurang 16 ml. Pada wanita yang usianya lebih tua
biasanya jumlah darah haid yang keluar akan lebih banyak.Menstruasi yang pertama kali ,
disebut menarke, paling sering terjadi pada usia 11 tahun tetapi bisa juga terjadi pada usia 8
tahun atau 16 tahun. Tetapi rata-rata terjadi pada usia 12,5 tahun. Menstruasi merupakan
pertanda masa reproduktif pada kehidupan seorang wanita, yang dimulai dari menarke sampai
terjadinya menopause.
Beberapa bentuk kelainan haid dan siklus haid masa reproduksi aktif yaitu
1) Kelainan tentang banyak dan lama pendarahan
a. Hipermenorea (darah terlalu banyak)

Hipermenore adalah gangguan menstruasi yang berbahaya. Hipermenore dapat


menyebabkan anemia. Hipermenore berhubungan dengan gangguan bekuan darah dan mioma.
Factor penyebab hipermenore adalah mioma uteri, polip endometrium, endometritis, dll.
Hipermenore adalah perdarahan haid yang lebih banyak dari normal, atau lebih lama dari normal
( lebih dari 8 hari ). Sebab kelainan ini berkaitan dengan kelainan pada Rahim, yaitu mioma
uteri, polip endometrium, dan gangguan pelepasan endometrium. Menghadapi tindakan ini yang
harus dilakukan adalah pengobatan egometrin tablet atau suntikan, terapi tergantung dari
penanganan mioma uteri, sedang diagnosis dan terapi polip endometrium serta gangguan
pelepasan endometrium terdiri atas kerokan.

b. Hipomenorea (darah haid terlalu sedikit)

Adalah perdarahan haid lebih sedikit dan atau lebih pendek dari biasanya yaitu kurang
dari 3 hari. Kelainan ini disebabkan kesuburan endometrium kurang karena keadaan gizi
penderita rendah, penyaki tmenahun dan gangguan hormonal. Hipermenore ini tidak
mengganggu fertilitas. Dalam menghadapi hal ini bidan dapat merujuk pasien kerumah sakit atau
dokter ahli.

2) Kelainan siklus haid

a. Polimenorea (terlalu sering haid)

Polimenorea dalah gangguan menstruasi yang berbahaya. Siklus haid terjadi lebih
pendek dari biasanya, yaitu kurang dari 21 hari sedangkan jumlah perdarahan relative tetap.
Terlalu sering haid (polimenore), misalnya 2 minggu sekali, dapat menyebabkan anemia.
Polimenore juga berhubungan dengan gangguan bekuan darah dan mioma. Polimenore yang
terkait dengan gangguan hormonal, dengan umur korpus luteum memendek, sehingga siklus
menstruasi pun menjadi lebih pendek, dapat terjadi pada perempuan yang mengalami peralihan
dari masa subur ke masa menopause. Polimenore juga dapat terjadi pada perempuan muda
menjelang haid pertama kali dan perempuan obesitas juga terkadang mengalami polimenore.

b. Oligomenore (jangka waktu haid terlalu lama)

Siklus menstruasi memanjang lebih dari 35 hari, sedang jumlah perdarahan tetap sama.
Oligomenore tidak berbahaya, namun perempuan dapat memiliki potensi sulit hamil, karena
tidak terjadi ovulasi. Suntik KB dapat menyebabkan oligomenore. Jika tidak menggunakan KB
pil atau suntik, oligomenore berhubungan dengan penyakit polikistik ovarium. Yang
menyebabkan perempuan tidak dapat menghasilkan sel telur, sehingga tidak terjadi ovulasi yang
pada akhirnya dapat menimbulkan gangguan hormone, akibatnya jangka waktu haid sangat lama.
Jika oligomenore berkelanjutan selama 3 bulan berturut-turut disebut aminorea.

c. Amenore (tidak haid sama sekali)

Adalah keadaan tidak datangnya haid selama 3 bulan berturut-turut. Suntik KB dapat
juga menyebabkan amenore. Amenore dibagi menjadi dua yaitu:

1. Amenore primer terjadi pada perempuan yang tidak pernah mendapatkan haid sejak
bayi sampai mencapai umur 18 tahun atau lebih, biasanya disebabkan oleh gangguan
dari lahir. Umumnya mempunyai sebab-sebab lebih berat dan sulit untuk diketahui,
seperti kelainan kongenital dan genetic.
2. Amenorea sekunder terjadi pada orang yang pernah mendapatkan haid, tapi kemudian
berhenti karena anovulasi. Amenore sekunder dapat disebabkan karena kehamilan,
penggunaan KB, dll. Lebih menunjuk kepada sebab-sebab yang timbul kemudian
dalam kehidupan wanita seperti gangguan gizi, metabolism, tumor, dll.

3) Keadaan lain berkaitan dengan haid

a. Ketegangan pra haid


Gejala ini dijumpai pada wanita usia 35-40 tahun. Penyebab yang jelas tidak diketahui
tetapi terdapat dugaan bahwa terjadi ketidakseimbangan antara progesterone dan estrogen, terjadi
sekitar beberapa hari sebelumbahkan sampai haid berlangsung. Akibat dominasi estrogen terjadi
retensi air dan garam, dan edema pada beberapa tempat. Gejala kliniknya dalam bentuk
gangguan emosional-mudah tersinggung, sukar tidur, gelisah, sakit kepala, perut kembumg, mual
sampai muntah, payudara terasa tegang dan sakit, pada kasus yang lebih berat sering merasa
tertekan. Penanganannya seharusnya bidan berkonsultasi dengan dokter ahli agar penanganan
bias lebih sempurna.

b. Mastodinia atau mastalgia

Adalah rasa nyeri dan pembesaran mammae sebelum haid. Ini disebabkan dominasi
hormone estrogen, sehingga terjadi retensi air dan garam disertai hyperemia di daerah payudara.
Segera setelah menstruasi, mastalgia hilang dengan sendirinya. Terapi dilakukan dengan
pemberian diuretikum, pada mastalgia keras kadang diberikan metiltestosteron 5 mg sehari
secara sublingual.

c. Perdarahan ovulasi (mittelschemr)

Nyeri antara haid terjadi kira-kira sekitar pertengahan siklus haid, pada saat ovulasi.
Rasa nyeri yang terjadi mungkin ringan, tetapi mungkin juga berat. Lamanya mungkin hanya
beberapa jam, tetapi beberapa kasus terjadi 2-3 hari. Rasa nyeri dapat disertai atau tidak disertai
dengan perdarahan, yang kadang hanya sedikit berupa getah berwarna cokelat, sedang pada
kasus lain dapat merupakan perdarahan seperti biasa. Diagnosis dapat dibuat berdasarkan saat
terjadinya peristiwa dan bahwa nyerinya tidak menjelang, tidak menjalar, dan tidak disertai mual
atau muntah. Penanganan umumnya terdiri atas penerangan pada wanita yang bersangkutan.

d. Desminore (Nyeri Pada Perut Merupakan Gangguan Yang menyertai Haid)

Merupakan rasa nyeri saat menstruasi yang mengganggu kehidupan sehari-hari wanita
dan mendorong penderita untuk melakukan konsultasi atau pemeriksaan ke dokter, puskesmas
atau datang ke bidan. Gejala klinis disminore adalah nyeri abdomen bagian bawah, menjalar ke
daerah pinngang dan paha, disertai keluhan mual dan muntah; sakit kepala; diare; mudah
tersinggung. Penanganan dapat dilakukan dengan memberi penerangan dan nasihat, pemberian
obat analgesic, terapi hormonal, terapi dengan obat non steroid anti prostaglandin, dan
dilatasikan alhi servikalis.
Nyeri pada perut ini memang wajar terjadi karena kontraksi rahim yang bekerja agak
lebih keras dari biasanya. Rasa nyeri yang terjadi pada wanita biasanya tidak sama satu samal
lain. Nyeri haid ini dibedakan menjadi 2 yaitu :

1. Primer – pada nyeri perut ini terjadi pada hari pertama terjadinya haid dan berangsur
menghilang setiap harinya. Gangguan saat haid ini bisa terjadi pada siapa saja karena
keseimbangan hormon pada awal datangnya haid. Hal ini tidak membahayakan namun
dapat terasa lebih sakit karena faktor psikis ataupun ketahanan fisik.
2. Sekunder – yaitu nyeri pada perut yang disebabkan adanya penyakit seperti kista, tumor
ataupun kelainan rahim yang dinawa sejak lahir.

D. Pelvic inflamatory deseases (PID)


Penyakit radang panggul (salpingitis, PID) adalah suatu peradangan pada peradangan
tuba falopii, terutama terjadi pada wanita yang secara seksual aktif, resiko terutama ditemukan
pada wanita yang memakai IUD. Biasanya peradangan menyerang kedua tuba, infeksi bisa
menyebar kerongga perut dan menyebabkan Peritonitis.
1) Etiologi
Peradangan biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri, dimana bakteri masuk melalui
vagina dan bergerak ke rahim lalu ke tuba falopii. 90-95% kasus PID disebabkan oleh bakteri
yang juga menyebabkan terjadinya penyakit menular seksual (misalnya klamidia, gonore,
mikoplasma, stafilokokus, streptokokus). Infeksi ini jarang terjadi sebelum siklus menstruasi
pertama, setelah menopause maupun selama kehamilan.
Penularan yang utama terjadi melalui hubungan seksual, tetapi bakteri juga bisa masuk
kedalam tubuh setelah prosedur kebidanan/kandungan ( misalnya pemasangan IUD, persalinan,
keguguran, aborsi dan biopsy endometrium).
 Penyebab lainnya yang jarang terjadi adalah:

1. Aktinimikosis (infeksi bakteri)


2. Skistosomiasis (infeksi parasit)
3. Tuberculosis
4. Penyuntikan zat warna pada pemeriksaan rontgen khusus

 Faktor resiko terjadinya PID:

1. Aktivitas seksual pada masa remaja


2. Berganti-ganti pasangan seksual tanpa memakai kondom
3. Pernah menderita PID
4. Pernah menderita penyakit menular seksual
5. Pemakaian alat kontrasepsi yang bukan penghalang
6. Pemakaian IUD yang terlalu lama
7. Gejala

Gejala biasanya muncul segera setelah siklus menstruasi. Penderita merasakan nyeri
pada perut bagian bawah yang semakin memburuk dan disertai oleh mual atau muntah. Biasanya
infeksi akan menyumbat tuba falopii. Tuba yang tersumbat bisa membengkak dan terisi cairan.
Sebagai akibatnya bisa terjadi nyeri menahun, perdarahan menstruasi yang tidak teratur dan
kemandulan. Infeksi bisa menyebar ke struktur di sekitarnya, menyebabkan terbentuknya
jaringan parut dan perlengketan fibrosa yang abnormal diantara organ-organ perut serta
menyebabkan nyeri menahun. Di dalam tuba, ovarium maupun panggul bisa
terbentuk abses (penimbunan nanah). Jika abses pecah dan nanah masuk ke rongga panggul,
gejalanya segera memburuk dan penderita bisa mengalami syok. Lebih jauh lagi bisa terjadi
penyebaran infeksi ke dalam darah sehingga terjadi sepsis.
Gejala lainnya yang mungkin ditemukan pada PID:

1. Keluar cairan dari vagina dengan warna, konsistensi dan bau yangabnormal
2. Demam
3. Perdarahan menstruasi yang tidak teratur atau spotting (bercak-bercak kemerahan
di celana dalam
4. ram karena menstruasi
5. Nyeri ketika melakukan hubungan seksual
6. Perdarahan setelah melakukan hubungan seksual
7. Nyeri punggung bagian bawah
8. Kelelahan
9. Nafsu makan berkurang
10. Sering berkemih
11. Nyeri ketika berkemih.
12. Temperatur diatas 38 ᵒC
13. Tegang nyeri pada pergerakan servik

2) Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Dilakukan
pemeriksaan panggul dan perabaan perut.
Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan:

1. Pemeriksaan darah lengkap


2.  Pemeriksan cairan dari serviks
3. Kuldosentesis
4. Laparoskopi
5. USG panggul.
6. Bentuk-bentuk PID
7. Endometritis

Adalah peradangan pada yang biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri pada jaringan.
Endometritis paling sering ditemukan terutama seelah seksio caesarea, partus lama atau pecah
ketuban lama. Pengobatan dilakukan dengan pemberian antibiotik, dan drainase yang memadai,
pemberian cairan intravena yang memadai, penggantian darah. Pada endometritis akut biasanya
ditandai dengan demam, lochia berbau, kalau radang perimetrium tidak nyeri. Adapun
pengobatannya yaitu uterotonik, istirahat lewat fowler, antibiotika

1. Myometritis, Biasanya tidak berdiri sendiri tetapi lanjutan dari endometritis, maka
gejala dan terapinya sama dengan endometritis
2. Parametriris, Yaitu radang dari jaringan longgar didalam ligamoen latum. Biasanya
ditandai dengan suhu tingi dengan demam menggigil dan nyeri unilateral tanpa
gejala rangsangan peritonium, seperti muntah defense, dll.
3. Salpingitis akut. Kehamilan ektopik, tidak ada demam,dan leukositose tidak
seberapa.
4. Pelvioperitonitis (perimetritis), Terjadi sebagai lanjutan dari salphingoopohoritis.
Kadang terjadi dari endometritis stsu parametritis.

3) Pengobatan
PID tanpa komplikasi bisa diobati dengan antibiotic dan penderita tidak perlu dirawat.
Jika terjadi komplikasi atau penyebaran infeksi, maka penderita harus dirawat di rumah sakit.
Antibiotik diberikan secara intravena lalu diberikan per oral. Jika tidak ada respon terhadap
pemberian antibiotic, mungkin perlu dilakukan pembedahan. Pasangan seksual penderita
sebaiknya juga menjalani pengobatan secara bersamaan dan selama menjalani pengobatan jika
melakukan hubungan seksual, pasangan penderita sebaiknya menggunakan kondom.
E. Unwanted pregnancy and aborsi

1) Unwanted preagnancy

Unwanted preagnancy atau di kenal sebagai kehamilan yang tidak diinginkan


merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak mengendaki adanya proses kelahira dari suatu
kehamilan. Kehamilan ini bisa merupakan akibat dari suatu perilaku seksual / hubungan seksual
baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja.

a. Faktor-faktor penyebab Unwanted Pregnancy

1. Penundaan dan peningkatan usia perkawinan, serta semakin dininya usia menstruasi
pertama (menarche)
2. Ketidaktahuan atau minimnya pengetahuan tentang perilaku seksual yang dapat
menyebabkan kehamilan
3. Kehamilan yang diakibatkan oleh pemerkosaan
4. Persoalan ekonomi (biaya untuk melahirkan dan membesarkan anak )
5. Alasan karir atau masih sekolah (karena kehamilan dan konsekuensi lainnya yang
dianggap dapat menghambat karir atau kegiatan belajar)
6. Kehamilan karena incest

b. Pencegahan unwanted pregnancy

1. Tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah


2. Memanfaatkan waktu luang dengan melakukan kegiatan positif seperti berolah raga
,seni dan keagamaan
3. Hindari perbuatan-perbuatan yang akan menimbulkan dorongan seksual, seperti
meraba-raba tubuh pasangannya dan menonton video porno.
c. Akibat unwanted pregnancy dan aborsi bagi remaja

Angka kejadian aborsi di indonesia di perkirakan mencapai 2,3 juta pertahun, sekitar
750.000 dilakukan oleh remaja. Program kesehatan reproduksi yang dikembangkan oleh
pemerintah tidak hanya untuk yang sudah menikah dan tidak merujuk pada kebutuhan yang
terkait dengan informasi seksualitas ,edukasi dan penyediaan pelayanan. Bermula dari hubungan
seks pranikah atau seks bebas adalah terjadi kehamilan yang tidak diharapkan (KTD). Ada 2 hal
yang bisa dilakukan oleh remaja, yaitu mempertahankan kehamilan dan mengakhiri kehamilan
(aborsi).Semua tindakan tersebut membawa dampak baik fisik, psikis, sosial dan ekonomi.

a) Bila kehamilan diakhiri (aborsi)

Banyak remaja memilih untuk mengakhiri kehamilan (aborsi) bila hamil. Jika di negara
maju yang melegalkan aborsi, bisa dilakukan secara aman oleh dokter atau bidan berpengalaman.
Di negara kita lebih sering dilakukan dengan cara yang tidak aman bahkan tidak lazim dan oleh
dukun aborsi mengakibatkan dampak negatif secara fisik, psikis, dan sosial terutama bila
dilakukan secara tidak aman.

1. Risiko fisik, Perdarahan dan konflikasi lain merupakan salah satu risiko
aborsi.Aborsi yang berulang selain bisa mengakibatkan kompilikasi juga bisa
menyebabkan kemandulan. Aborsi yang dilakukan secara tidak aman bisa
berakibat fatal yaitu kematian.
2. Risiko psikis, Pelaku aborsi sering kali mengalami perasaan-perasaan takut,
panuk, tertekan atau setres, trauma mengingat proses aborsi dan kesakitan.
Kecemasan karena rasa bersalah atau dosa akibat aborsi bisa berlangsung lama.
Selain itu pelaku aborsi itu juga sering kehilangan kepercayaan diri.
3. Risiko sosial, Ketergantungan pada pasangan sering kali menjadi lebih besar
karena perempuan merasa tidak perawan, pernah mengalami KTD atau
aborsi .Selanjutnya remaja perempuan lebih sulit menolak ajakan seksual
pasanganya. Resiko lain adalah pendidikan menjadi terputus atau masa depan
terganggu.
4. Risiko ekonomi, Biaya aborsi cukup tinggi bila terjadi komplikasi maka biaya
akan semakin tinggi.

d. Penanganan kasus unwanted pregnancy (KTD) pada remaja


Saat menemukan kasus unwanted pregnancy pada remaja, sebagai petugas kesehatan
harus :

1. Bersikap bersahabat dengan remaja


2. Memberikan konseling pada remaja dan keluarganya
3. Apabila ada masalah yang serius agar diberikan jalan keluar yang terbaik dan apabila
belum bisa terselesaikan supaya dikonsultasikan kepada dokter ahli
4. Memberikan alternatif penyelesaian masalah apabila terjadi kehamilan pada remaja yaitu:
 Diselesaikan secara kekeluargaan
 Segera menikah
 Konseling kehamilan, persalinan, dan keluarga berencana
 Pemeriksaan kehamilan sesuai standar
 Bila ada gangguan kejiwaan, rujuk kepsikiater
 Bila ada risiko tinggi kehamilan, rujuk ke SpOG
 Bila tidak terselesaikan dengan menikah anjurkan pada keluarga supaya
menerima dengan baik
 Bila ingin melakukan aborsi berikan konseling risiko aborsi

b) Aborsi
Abortion dalam kamus Inggris-Indonesia diterjemahkan dengan pengguguran
kandungan. WHO memperkirakan ada 4,2 juta aborsi dilakukan per tahun, 750.000 – 1,5 juta
dilakukan di Indonesia. Macam-macam aborsi diantaranya spontaneus, inkompletus, iminen dan
sebagainya. Etika ditinjau dari segi Etika, Agama dan Hukum.
Aborsi yang tidak aman adalah penghentian kehamilan yang tidak diinginkan yang
dilakukan oleh tenaga yang tidak terlatih, atau tidak mengikuti prosedur kesehatan atau kedua-
duanya (Definisi WHO). Dari 46 juta aborsi/tahun, 20 juta dilakukan dengan tidak aman, 800
wanita diantaranya meninggal karena komplikasi aborsi tidak aman dan sekurangnya 13 persen
kontribusi Angka Kematian Ibu Global.
Secara umum pengertian abortus provokatus kriminalis adalah suatu kelahiran dini
sebelum bayi itu pada waktunya dapat hidup sendiri di luar kandungan. Pada umumnya janin
yang keluar itu sudah tidak bernyawa lagi. Sedangkan secara yuridis abortus provokatus
kriminalis adalah setiap penghentian kehamilan sebelum hasil konsepsi dilahirkan, tanpa
memperhitungkan umur bayi dalam kandungan dan janin dilahirkan dalam keadaan mati atau
hidup.

 Jenis-jenis Aborsi,Abortus spontaneus

1. Abortus spontaneus ,Adalah aborsi yang terjadi dengan tidak didahului faktor-
faktor mekanis ataupun medicinalis semata-mata disebabkan oleh faktor alamiah.
Rustam Mochtar dalam Muhdiono menyebutkan macam-macam aborsi spontan:
2. Abortus completes(keguguran lengkap), Artinya seluruh hasil konsepsi
dikeluarkan sehingga rongga rahim kosong.
3. Abortus inkompletus (keguguran bersisa), Artinya hanya ada sebagian dari hasil
konsepsi yang dikeluarkan yang tertinggal adalah deci dua dan plasenta.
4. Abortus iminen, Yaitu keguguran yang membakat dan akan terjadi dalam hal ini
keluarnya fetus masih dapat dicegah dengan memberikan obat-obat hormonal dan
anti pasmodica
5. Missed abortion, Keadaan di mana janin sudah mati tetapi tetap berada dalam
rahim dan tidak dikeluarkan selama dua bulan atau lebih.
6. Abortus habitualis atau keguguran berulang, Adalah keadaan dimana penderita
mengalami keguguran berturut-turut 3 kali atau lebih.
7. Abortus infeksious dan abortus septic, adalah abortus yang disertai infeksi
genital. Kehilangan janin tidak disengaja biasanya terjadi pada kehamilan usia
muda (satu sampai dengan tiga bulan). Ini dapat terjadi karena penyakit antara lain:
demam; panas tinggi; ginjal, TBC, Sipilis atau karena kesalahan genetik. Pada
aborsi spontan tidak jarang janin keluar dalam keadaan utuh.
8. Abortus provokatus (indoset abortion), Adalah aborsi yang disengaja baik
dengan memakai obat-obatan maupun alat-alat, ini terbagi menjadi dua:
9. Abortus provocatus medicinalis adalah aborsi yang dilakukan oleh dokter atas
dasar indikasi medis, yaitu apabila tindakan aborsi tidak diambil akan
membahayakan jiwa ibu.
10. Abortus provocatus criminalis adalah aborsi yang terjadi oleh karena tindakan-
tindakan yang tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi medis, sebagai contoh
aborsi yang dilakukan dalam rangka melenyapkan janin sebagai akibat hubungan
seksual di luar perkawinan.

 Alasan terjadinya aborsi


 Keluarga yang tidak siap menerima kehamilan, misal : karena tidak ber-KB atau
gagal ber-KB, membatasi jumlah anak, jarak kehamilan yang terlalu pendek.
 Keluarga yang dikarenakan memiliki ekonomi pas-pasan sehingga cenderung
bersikap menolak kelahiran anak.
 Masyarakat cenderung menyisihkan dan menyudutkan wanita yang hamil di luar
nikah, baik secara sengaja ataupun pada kasus perkosaan. Wanita selalu
disalahkan, tidak ditolong atau dibesarkan jiwanya tetapi malah ditekan dan
disudutkan sehingga dalam reaksinya wanita tersebut akan melakukan aborsi.
 Ada aturan perusahaan yang tidak memperbolehkan karyawatinya hamil
(meskipun punya suami) selama dalam kontrak dan kalau ketahuan hamil akan
dihentikan dari pekerjaannya.
 Pergaulan yang sangat bebas bagi remaja yang masih duduk di bangku sekolah,
misal SMA, mengakibatkan kecelakaan dan membuahkan kehamilan. Karena
merasa malu, dengan teman-temannya, takut kalau kesempatan belajarnya
terhenti dan barangkali masa depannya pun menjadi buruk. Ditambah dengan
tekanan masyarakat yang menyisihkan sehingga akhirnya ia melakukan aborsi
supaya tetap eksistensi di masyarakat dan dapat melanjutkan sekolah.
 Dari segi medis diketahui umur reproduksi sehat antara 20-35 tahun. Bila
seorang wanita hamil di luar batasan umur itu akan masuk dalam kriteria risiko
tinggi. Batasan ini sering menakutkan, sehingga perempuan yang mengalaminya
lebih menjurus menolak kehamilannya dan ujung-ujungnya akan melakukan
aborsi.
 Pandangan sebagian orang bahwa tanda-tanda kehidupan janin antara lain
adanya detak jantung yakni umur sekitar tiga bulan. Maka hal ini akan memicu
seorang wanita yang mengalami suatu masalah akan melakukan aborsi dengan
alasan usia bayi belum sampai 3 bulan.
F. Hormone Replacement Therapy (HRT)
 Hormone Replacement Therapy (HRT) atau Terapi Sulih Hormon (TSH) adalah
perawatan medis yang menghilangkan gejala-gejala pada wanita selama dan setelah menopause
untuk menggantikan hormone yang kurang kadarnya karena tidak diproduksi secukupnya lagi
akibat kemunduran fungsi organ-organ endokrin hormone.
Menopause adalah berhentinya masa haid pada wanita sehingga kemampuan untuk
bereproduksi sudah tiadak ada, hal ini ditandai dengan perubahan hormonal yang nyata pada
tubuhnya. Hal ini juga menyebabkan menurunnya jumlah hormon estrogen, dimana hormon ini
merupakan hormon yang berhunbungan dengan sistem reproduksi, yang menyebabkan wanita
merasakan gejala tak enak, termasuk panas pada wajah, vaginal kekeringan, sifat lekas marah,
dan depresi. TSH secara parsial mengembalikan keseimbangan estrogen di tubuh wanita untuk
mengurangi atau mengeliminasi gejala ini. THS dapat meringankan penderitaan tidak hanya pada
wanita dewasa yang mengalami menopause alami, tetapi juga di wanita muda yang mungkin
mengalami menopause prematur untuk alasan medis, seperti kanker atau sebab kelainan ovarium
yang berhenti menghasilkan estrogen.
1) Penggunaan Terapi Sulih Hormon
Dimulai dengan pubertas dan berikut tiga atau empat dasawarsa, tubuh wanita
mengalami siklus hormonal teratur, Hal ini memungkinkan wanita dapat hamil dan melahirkan
anak. Estrogen dan hormon lainnya, progesterone,dikeluarkan oleh ovarium selama ovulasi,
sebulan proses di mana telur dilepaskan dari ovarium dan dipersiapkan untuk fertilization dengan
sperma. Estrogen memiliki peranan dalam hal ini sementara progesterone mempengaruhi lapisan
permukaan jaringan vagina dan rahim, membuat kondisi yang banyak baik bagi ovum untuk
dibuahi. Jika kehamilan tidak terjadi, bagian dari endometrium (bahan pelapis uterus) akan
meluruh melalui vagina selama haid. Sebagai tambahan terhadap peranan dalam reproduksi,
estrogen beredar di aliran darah, mempengaruhi bagian-bagian lain dari tubuh, termasuk otak,
pembuluh darah, tulang, dan sel-sel lemak.
Pada menopause, yang dialami oleh wanita pada usia 40-an atau awal 50-an, secara
berangsur-angsur ovarie berhenti menghasilkan estrogen, menyebabkan penurunan tingkat
estrogen didalam darah. Setelah lewat beberapa tahun, estrogen ini tidak lagi diproduksi yang
menyebabkan berbagai, perubahan dalam organ tubuh termasuk vagina, rahim, kandung kemih,
saluran kemih, payudara, tulang, hati, pembuluh darah, dan otak.
Permasalahannya sekarang adalah untuk menentukan apakah HRT harus diberikan
secara rutin atau berkala pada wanita menopause berisiko terhadap osteoporosis dan
kardiovaskuler Sudah terbukti bahwa estrogen dapat mencegah osteoporosis pada menopause.
Sebenarnya proses osteoporosis mulai berlangsung beberapa tahun sebelum menopause, ketika
kadar estrogen dalam darah mulai berkurang yaitu umur 40-50 tahun yang ditandai dengan
gangguan haid. Dari hasil penelitian diketahui 10% kandungan mineral pada tulang wanita
tersebut telah menurun disbanding wanita yang haidnya masih teratur, dengan demikian
dianjurkan supaya HRT sudah dimulai 4-5 tahun sebelum menopause, bila gangguan jangka
panjang seperti osteoporosis dan penyakit kardiovaskuler hendak dicegah. Terapi ini harus
berlangsung bertahun-tahun yaitu 10-15 tahun sesudah menopause bahkan ada yang
mengajnurkan seumur hidup, karena dapat disangsikan daya cegah estrogen akan menghilangkan
bila substitusinya dihentikan dan proses pengeroposan tulang yang akan dilanjutkan.
Adapun strategi yang dilakukan sebagai berikut :

a. Terapi selama 2-3 tahun untuk menghilangkan gejala akut, sesudah itu dihentikan. Bila
gejala kembali kambuh terapi diulang dan diteruskan sampai tidak berulang lagi di
bawah pengawasan dokter.
b. Terapi jangka panjang paling sedikit selama 5 tahun mungkin sampai 10-15 tahun
ditujukan untuk mencegah gejala menahun menopause seperti osteoporosis dan
penyakit jantung koroner.
c. Untuk menghindari timbul kembali symptom yang akut, penghentian terapi dilakukan
secara bertahap yaitu dengan menurunkan dosisnya.

2) Kontra indikasi HRT


 Mutlak : tromboemoloisme (thrombosis), anemia sel sabit, penyakit serebro,
hipertensi berat, uji fungsi hati setelah hepatitis abnormal, gangguan enzim.
 Relatif : penyakit kardiovaskuler, DM, penyakit ginjal, TBC, kanker payudara,
fibroadenasis, caendometrium, migraine dan epilepsy.

3) Efek samping umum HRT

Mual, sakit kepala, perdarahan, depresi, perubahan emosi, nyeri tekanan pada payudara,
perut kembung, siklus menstruasi yang berkepanjangan, kegagalan untuk mengurangi gejala-
gejala. Efek samping HRT (estrogen) adalah kanker payudara, kanker endometrium,
tromboplebitis, perdarahan bercak.
Jika sediaan progesteron digunakan bersama dengan sediaan estrogen, sebagian besar
akan mengalami perdarahan bulanan sebagaimana layaknya siklus menstruasi. Efek sampingan
yang mungkin dialami para wanita pengguna terapi hormon di antaranya mual, payudara menjadi
lebih besar dan lebih lembut, puting payudara berdiri, dan menjadi lebih gemuk. Efek itu
mungkin akan semakin berkurang seiring dengan lamanya masa terapi. Sedangkan efek
sampingan yang agak jarang dijumpai, antara lain kekurangan dorongan untuk berhubungan
intim, depresi, perdarahan di tengah-tengah siklus menstruasi, sakit pada dada dan persendian
(kaki).

2.4 Skreening Untuk Penyakit Keganasan Dan Sistematik


A. Definisi deteksi dini atau skrining

Merupakan penapisan dengan menggunaan tes atau metode diagnosis lain untuk
mengetahui apakah seseorang memiliki penyakit atau kondisi tertentu sebelum menyebabkan
gejala apapun. Untuk banyak penyakit (misalnya, kanker) pengobatan dini mengarahkan hasil
yang lebih baik. Tujuan skrining adalah menemukan penyakit ini sehingga pengobatan dapat
dimulai sedini mungkin.

B. Deteksi dini kanker serviks


1) Pengertian Kanker Serviks
Kanker serviks adalah suatu proses keganasan yang terjadi pada serviks/mulut rahim, di
mana pada keadaan ini terdapat sekelompok jaringan yang tumbuh secara terus- menerus dan
tidak terbatas, tidak terkoordinasi dan tidak berguna bagi tubuh, sehingga jaringan disekitarnya
tidak dapat berfungsi dengan baik. ( Sarwono, 1996 ). Kanker leher rahim atau kanker serviks
merupakan tumor ganas yang mengenai lapisan permukaan (epitel) dari leher rahim dimana sel-
sel tersebut berubah menjadi sel-sel yang tidak normal sehingga dapat membentuk tumor/
dungkul.(Lokakarya Manado, 2001) Penyebab kanker serviks diketahui adalah virus HPV
(Human Papilloma Virus) sub tipe onkogenik, terutama sub tipe 16 dan 18. Adapun faktor risiko
terjadinya kanker serviks antara lain: aktivitas seksual pada usia muda, berhubungan seksual
dengan multipartner, merokok, mempunyai anak banyak, sosial ekonomi rendah, pemakaian pil
KB (dengan HPV negatif atau positif), penyakit menular seksual, dan gangguan imunitas.

2) Faktor penyebab (sarjadi, 1995)

Walaupun dalam arti biologis sebab kanker serviks belum diketahui, tetapi ada keadaan
tertentu yang berhubungan erat sekali dengan penyakit ini, sehingga dapat dianggap sebagai
faktor-faktor penyebab.

a. Umur pertama kali kawin yang relatif muda ( dibawah 20 tahun ).


b. Dikatakan bahwa pada usia muda epitel serviks uteri belum cukup kuat untuk
menerima rangsangan spermatosoa. Makin muda umur pertama kali kawin, makin
tinggi resiko mendapatkan kanker serviks uteri.
c. Jumlah kelahiran per-vagina yang cukup banyak, dimana melahirkan anak lebih
dari tiga kali akan mempertinggi resiko.
d. Higiene atau kebersihan alat genital yang kurang baik, sehingga memudahkan
terjadinya servisitis yang dipercaya erat kaitannya dengan terjadinya kanker
serviks.
e. Spermatosoa terutama yang mempunyai kandungan protein tinggi akan merubah
susunan biokimia sel epitel yang siap tumbuh menjadi kanker.
f. Smegma, yang berdasarkan penelitian ditemukan pada kelompok Yahudi yang
mempunyai kebiasaan melakukan sirkumsisi pada bayi pria yang baru lahir,
ternyata insiden kanker serviks uteri ditemukan sangat sedikit pada istri-istri
mereka.
g. Hubungan seksual yang terlalu sering, terlebih dengan pasangan yang berbeda-
beda akan meninggikan resiko. Berbagai virus ( virus herpes simpleks tipe-2,
human papilloma virus ) disebut-sebut juga menyebabkan terjadinya kanker ini.

3) Tanda gejala
Perubahan prekanker pada leher rahim biasanya tidak menimbulkan gejala dan
perubahan ini tidak terdeteksi kecuali jika wanita tersebut menjalani pemeriksaan panggul dan
Pap smear. Gejala biasanya baru muncul ketika sel leher rahim yang abnormal berubah menjadi
keganasan dan menyusup ke jaringan di sekitarnya. Pada saat ini akan timbul gejala berikut:

a. Perdarahan vagina yang abnormal, terutama diantara 2 menstruasi,


b. Setelah melakukan hubungan seksual dan setelah menopause
c. Menstruasi abnormal (lebih lama dan lebih banyak)
d. Keputihan yang menetap, dengan cairan yang encer, berwarna pink, coklat,
mengandung darah atau hitam serta berbau busuk.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Tumbuh kembang perempuan harus diperhatikan sejak dini, dari perempuan dari masa
bayi dan anak hingga masa dewasa pertumbuhan dan perkembangan seseorang sangat perlu
perhatian penuh pada masa bayi dan anak, karena pada masa-masa ini akan dibentuk pola
perilaku seseorang kelak. Apabila pola perkembanagan danpertumbuhan terlambat masa ini
seseorang juga akan mengalami kesulitan menjalani kehidupannya saaat remaja dan dewasa
kelak. Pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh beberapa faktor.
DAFTAR PUSTAKA

1. http://elearning.fkkumj.ac.id/pluginfile.php?file=%2F8643%2Fcourse%2Foverviewfiles
%2FKesehatan%20Perempuan%20dan%20Perencanaan
%20Keluarga.pdf&forcedownload=1
2. Manuaba, Ida Bagus Gde. 1999. Memahami Kesehatan reproduksi wanita. Jakarta: EGC
3. Saifuddin, Abdul Bari dkk.2001. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal.Jakarta: JNPKKR-POGI
4. Manuaba IBG .1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB untuk Pendidikan
Bidan.Jakarta: EGC
5. Llewellyn-Jones Derek.2001.Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : Hipokrates
6. Saefudin AB, dkk. 2002.Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : YBP-SP
7. Mochtar R. Sinopsis Obstetri Jilid 1. 1987. Jakarta: EGC
8. Varney H. 2000. Buku Saku Bidan. Jakarta:EGC
9. Wiknjosastro,Hanifa.2008.Ilmu Kandungan edisi keempat.Jakarta:YBP-SP
10. Widyastuti,Yani,dkk.2009.Kesehatan Reproduksi.Yogyakarta:Fitramaya
11. Kaspro : Dr. sri hermiyanti msc. Jakarta, nov 2002
12. Badan koordinasi KB nasional wilayah daerah istimewa aceh tahun 2003
13. Kumpulan materi-materi kespro Jl. Hang jebat jakarta 1996

Anda mungkin juga menyukai