KEMATIAN
IRNA SEPTIANA
PBd19.005
5. Kehilangan hidup
Misalnya kematian anggota keluarga, teman dekat atau diri sendiri
DAMPAK KEHILANGAN
Pada masa anak-anak, kehilangan dapat
mengancam kemampuan untuk berkembang,
kadang-kadang akan timbul regresi serta rasa takut
untuk ditinggalkan atau dibiarkan kesepian.
Pada masa remaja atau dewasa muda. Kehilangan
dapat menyebabkan disintegrasi dalam keluarga
Pada masa dewasa tua, kehilangan khususnya
kematian pasangan hidup, dapat menjadi pukulan
yang sangat berat dan menghilangkan semangat
hidup orang yang ditinggalkan
BERDUKA
Berduka (grieving) merupakan reaksi
emosional terhadap kehilangan. Hal ini
diwujudkan dalam berbagai cara yang unik
pada masing-masing orang dan didasarkan
pada pengalaman pribadi, ekspektasi budaya,
dan keyakinan spiritual yang di anutnya.
JENIS BERDUKA
1. Berduka normal
Terdiri atas perasaan, perilaku, dan reaksi yang normal terhadap kehilangan.
Misalnya, kesedihan, kemarahan, menangis, kesepian, dan menarik diri dari aktifitas
untuk sementara
2. Berduka antisipatif
Yaitu proses ‘melepaskan diri' yang muncul sebelum kehilangan atau kematian yang
sesungguhnya terjadi. Misalnya, ketik penerima diagnosis terminal, seseorang akan
memulai proses perpisahan dan menyelesaikan berbagai urusan didunia sebelum
ajalnya tiba.
3. Berduka yang rumit
Dialami oleh seseorang yang sulit untuk maju ke tahap berikutnya, yaitu tahap
kedukaan normal. Masa berkabung seolah-olah tidak kunjung berakhir dan dapat
mengancam hubungan orang yang bersangkutan dengan orang lain.
4. Berduka tertutup
Yaitu kedukaan akibat kehilangan yang tidak dapat diakui secara terbuka.
Contohnya,kehilangan pasangan karena AIDS, mengalami kematian orang tua tiri,
atau ibu yang kehilangan anak kandungnya atau ketika bersalin.
RESPON BERDUKA
Tahap menyangkal (denial)
Tahap marah (anger)
Tahap tawar-menawar (bergaining)
Tahap depresi (depression)
Tahap penerimaan (acceptance)
KEMATIAN
Kematian (dying) merupakan kondisi pasien yang sedang
menghadapi kematian, yang memiliki berbagai hal dan
harapan tertentu untuk meninggal, kematian (death)
merupakan kondisi terhentinya pernapasan, nadi, dan
tekanan darah, serta hilangnya respons terhadap
stimulus eksternal, ditandai dengan terhentinya aktivitas
listrik otak, atau dapat juga dikatakan terhentinya
aktivitas listrik otak, atau dapat juga dikatakan
terhentinya fungsi jantung dan paru secara menetap
atau terhentinya kerja otak secara menetap.
PERUBAHAN TUBUH SETELAH
KEMATIAN
Terdapat beberapa perubahan tubuh setelah
kematian, diantaranya: rigor mortis (kaku),
dapat terjadi sekitar 2-4 jam setelah
kematian , dingin,suhu tubuh perlahan-lahan
turun, post mortemdecomposition, yaitu
terjadi livor mortis pada daerah yang tertekan
serta melunakkan jaringan yang dapat
menimbulkan banyak bakteri.