Anda di halaman 1dari 10

PMB NINA KURNIA R.

PROSEDUR ASUHAN Bidan Desa Pasir Batang


KEBIDANAN

PERSALINAN & PENANGANAN


BAYI BARU LAHIR
Nina Kurnia Rusmana, AM.Keb
NIP : 198006132019052002
KAB. TASIKMALAYA
No. : Revisi : - Tahun terbit : 2013. Hal : 1 / 8

Tujuan Untuk memberikan pelayanan kebidanan yang optimal dalam


mendukung proses pertolongan persalinan yang bersih dan aman untuk
ibu dan bayi.

Ruang Lingkup Bidan.

Uraian Umum Prosedur yang menjelaskan tentang cara-cara menolong persalinan


normal.

Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas DTP Manonjaya Kabupaten


Tasikmalaya.

Prosedur :
A. Persiapan Alat Perlengkapan penolong :
1. Tutup kepala.
2. Masker.
3. Kaca mata pelindung.
4. Apron.
5. Sepatu bot/Sandal yang tertutup bagian depannya.
6. Handuk pribadi.

Perlengkapan ibu :
1. Baju.
2. Celana dalam.
3. BH.
4. Pembalut wanita (Softek).
5. Kain 3 buah.

Perlengkapan bayi :
1. Kain bersih / pernel 3 buah.
2. Handuk.
3. Topi, baju dan popok bayi.

Perlengkapan alat partus :


1. Bak partus set berisi :

Tim KIA-KB Binkesmas Kab.Tsm


a. Sarung tangan steril / DTT 2 pasang.
b. Pemecah ketuban 1 buah.
c. Arteri klem kocher 2 buah.
d. Gunting episiotomi 1 buah.
e. Gunting tali pusat 1 buah.
f. Pengikat tali pusat.
g. Kateter nelaton No. 16.
h. Kassa steril / DTT secukupnya.
2. Bak Hecting set berisi :
a. Nald foeder 1 buah.
b. Pinset anatomis 1 buah.
c. Pinset chirurgis 1 buah.
d. Gunting lurus.
e. Kassa sterl / DTT secukupnya.
f. Tampon vagina.
3. 2 buah kom yang berisi kapas DTT dan air DTT.
4. Bengkok.
5. Spuit disposibel berbagai ukuran 1cc, 3 cc, 5 cc, 10 cc.
6. Obat-obat esensial terdiri dari :
a. Oxcitocyn 8 ampul.
b. Metergin 2 ampul.
c. Lidokain 1 % / 2 %.
d. Aquabidest.
e. Benang chromic 2 – 0.
f. Infus set 1 buah.
g. Abocath No. 18.
h. Larutan Ringer Lactat 3 labu.
7. Mono Aural.
8. Alat-alat pemeriksaaan fisik :
a. Tensimeter.
b. Stetoskop.
c. Termometer.
d. Metlin.
e. Reflek hummer.
9. Waskom plastik 2 buah yang berisi air dan larutan air DTT.
10. Tempat sampah basah, kering, tajam.
11. Tempat plasenta.
12. Ember / tempat pakaian kotor.

Tim KIA-KB Binkesmas Kab.Tsm


B. Pelaksanaan 1. Menyiapkan lingkungan.
2. Pasien dan keluarga diberi penjelasan mengenai tindakan yang akan
dilakukan.
3. Cuci tangan.
4. Mengatur posisi pasien.

MENGENALI TANDA DAN GEJALA KALA DUA :


5. Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kala dua :
a. Ibu merasa adanya dorongan kuat untuk meneran.
b. Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rectum dan
vagina.
c. Perineum tampak menonjol.
d. Vulva dan sfingter ani membuka
.
MENILAI TANDA PASTI KALA DUA :
6. Melihat dan Mengecek tanda pasti kala dua:
a. Tampak kepala bayi di depan vulva dengan diameter 5-6 cm
b. Adanya blood slym yang keluar dari Vagina

MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN :


7. Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obat essensial untuk
menolong persalinan dan penatalaksanaan komplikasi ibu dan bayi
baru lahir. Untuk asfiksia tempat datar dan keras, 2 kain, 1 handuk
bersih, dan kering, lampu sorot 60 Watt dengan jarak 60 cm dari
tubuh bayi.
a. Menggelar kain di atas perut ibu dan tempat resusitasi serta ganjal
bahu bayi.
b. Menyiapkan oksitoksin 10 IU dan alat suntik dissposible di dalam
partus set.
8. Pakai celemek plastik.
9. Lepaskan dan simpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan
dengan sabun dan air bersih mengalir, kemudian keringkan tangan
dengan handuk pribadi yang bersih dan kering.
10. Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk
periksa dalam.
11. Masukan oksitoksin ke dalam dissposible steril (gunakan tangan yang
memakai sarung tangan DTT dan steril). Hindarkan kontaminasi pada
dissposible.

Tim KIA-KB Binkesmas Kab.Tsm


MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP DAN KEADAAN
JANIN BAIK :
12. Bersihkan vulva dan perineum seka dengan hati-hati dari depan ke
belakang dengan menggunakan kapas atau kassa yang dibasahi
dengan air DTT :
a. Jika introitus vagina, perineum atau anus terkontaminasi tinja,
bersihkan dengan seksama dari depan ke belakang.
b. Buang kapas atau kassa pembersih (terkontaminasi) dalam wadah
yang tersedia.
c. Ganti sarung tangan jika terkontaminasi (dekontaminasi) lepaskan
dan rendam dalam larutan klorin 0,5 %.
13. Lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan lengkap.
Bila selaput ketuban dalam pecah dan pembukaan sudah lengkap
maka lakukan amniotomi.
14. Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang
masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5 %,
kemudian lepaskan dan rendam dalam keadaan terbalik selama 10
menit, kemudian cuci kedua tangan.
15. Periksa DJJ setelah kontraksi / saat relaksasi uterus untuk
memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120 - 160 x / menit).
a. Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal.
b. Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ dan
semua hasil-hasil penilaian serta asuhan lainnya dalam partograf.

MENYIAPKAN IBU DAN KELUARGA UNTUK MEMBANTU


PROSES BIMBINGAN MENERAN :
16. Beritahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik
dan bantu ibu dalam menemukan posisi yang nyaman dan sesuai
dengan keinginannya.
a. Tunggu hingga timbul rasa ingin meneran, lanjutkan pemantauan
kondisi dan kenyamanan ibu dan janin (ikuti pedoman
penatalaksanaan fase aktif) dan dokumentasi semua temuan yang
ada.
b. Jelaskan pada anggota keluarga tentang bagaimana peran
mereka untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu untuk
meneran secara benar.
17. Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran. Bila ada rasa
ingin meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu ke posisi
setengah duduk / posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu merasa

Tim KIA-KB Binkesmas Kab.Tsm


nyaman.
18. Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada dorongan
kuat untuk meneran :
a. Bimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif.
b. Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara
meneran bila caranya tidak sesuai.
c. Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya
kecuali posisi berbaring terlentang dal;am waktu yang lama.
d. Anjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi.
e. Anjurkan keluarga untuk memberi dukungan dan semangat untuk
ibu.
f. Berikan cukup asupan cairan peroral.
g. Menilai DJJ setiap selesai kontraksi uterus.
h. Segera rujuk jika bayi belum / tidak akan segera lahir setelah 2
jam meneran (primigravida) dan 1 jam meneran (multigravida).
19. Anjurkan ibu untuk berjalan, jongkok, atau mengambil posisi yang
nyaman bila ibu merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 detik.

PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI :


20. Letakkan handuk bersih untuk mengeringkan bayi di atas perut ibu
jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5 – 6 cm.
21. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu.
22. Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan
bahan.
23. Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.

PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI :


Lahirnya kepala :
24. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva
maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan
kain bersih dan kering.Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk
menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala.Anjurkan ibu
untuk meneran perlahan atau bernapas cepat dan dangkal.
25. Periksa adanya kemungkinan lilitan tali pusat dan ambil tindakan
yang sesuai jika hal itu terjadi dan lanjutkan proses kelahiran bayi.
a. Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lewat bagian
atas kepala bayi.
b. Jika tali pusat melilit leher secara kuat,klem tali pusat di dua
tempat dan potong diantara dua klem tersebut.

Tim KIA-KB Binkesmas Kab.Tsm


26. Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan.
Lahirnya bahu :
27. Setelah kepala lahir melakukan pemeriksaan tali pusat sehingga
terjadi putaran paksi luar, pegang secara biparietal, anjurkan ibu
untuk meneran saat kontraksi.Dengan lembut gerakkan kepala ke
arah bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus
pubis dan kemudian gerakkan arah atas dan distal untuk melahirkan
bahu belakang.
Lahirnya badan dan tungkai :
28. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah ke arah perineum ibu
untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan
tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah
atas.
29. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke
punggung, bokong, tungkai, dan kaki. Pegang kedua mata kaki
(masukkan telunjuk di antara kaki dan pegang masing-masing mata
kaki dengan ibu jari dan jari-jari lainnya) (Penata laksanaan sanggah
susur).

PENANGANAN BAYI BARU LAHIR :


30. Lakukan penilaian (selintas) :
a. Apakah bayi menangis kuat dan / atau bernapas tanpa kesulitan ?
b. Apakah bayi bergerak dengan aktif ?
Jika bayi tidak menangis, tidak bernapas atau megap-megap lakukan
langkah resusitasi (lanjut ke langkah resusitasi pada asfiksia bayi baru
lahir).
31. Keringkan tubuh bayi.
Keringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya
kecuali bagian tangan dan tubuh bagian dan depan tanpa
membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan handuk / kain
yang kering. Biarkan bayi di atas perut ibu.
32. Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam
uterus (hamil tunggal).
33. Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitoksin agar uterus
berkontraksi baik.
34. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitoksin 10 unit
IM (intramuskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan
aspirasi sebelum menyuntikkan oksitosin).
35. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-

Tim KIA-KB Binkesmas Kab.Tsm


kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat kea rah distal (ibu)
dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.
36. Pemotongan dan pengikat tali pusat :
a. Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi
perut bayi), dan lakukan pengguntingan tali pusat di antara 2 klem
tersebut.
b. Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi
kemudian melingkari kembali benang tersebut dan mengikatnya
dengan simpul kunci pada sisi lainnya.
c. Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah
disediakan.
37. Letakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi :
Letakkan bayi tengkurap di dada ibu. Luruskan bahu bayi sehingga
bayi menempel di dada / perut ibu. Usahakan kepala bayi berasa di
antara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari puting payudara
ibu.
38. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala
bayi.
Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling
sedikit 1 jam.
a. Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi menyusu
dini dalam waktu 30 – 60 menit. Menyusu pertama biasanya
berlangsung sekitar 10 – 15 menit. Bayi cukup menyusu dari satu
payudara.
b. Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi
sudah berhasil menyusu.

PENATALAKSANAAN AKTIF PERSALINAN KALA TIGA :


39. Pindahkan klem pada pada tali pusat hingga berjarak 5 – 10 cm dari
vulva.
40. Letakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis,
untuk deteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat.
41. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah
sambil tangan yang lain mendorong uterus ke arah belakang – atas
(dorso-kranial) secara hati-hati (untuk mencegah inversion uteri). Jika
plasenta tidak lahir setelah 30 - 40 detik, hentikan penegangan tali
pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi
prosedur diatas.
Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau anggota

Tim KIA-KB Binkesmas Kab.Tsm


keluarga untuk melakukan stimulasi putting susu.
Mengeluarkan plasenta :
42. Lakukan penegangan dan dorongan dorso-kranial hingga plasenta
terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat
dengan arah sejajar lantai dan kemudian ke arah atas, mengikuti
poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorso-kranial).
a. Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga
berjarak sekitar 5 – 10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta.
b. Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat:
- Beri dosis ulangan oksitosin 10 unit IM.
- Lakukan kateterisasi (aseptic) jika kandung kemih penuh.
- Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan.
- Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya.
- Jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit setelah bayi
lahir atau bila terjadi perdarahan, segera lakukan plasenta
manual.
43. Saat plasenta di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua
tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin
kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah yang telah
disediakan.
Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT atau steril untuk
melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan jari-jari tangan
atau klem DTT atau steril untuk mengeluarkan bagian selaput yang
tertinggal.
Rangsangan taktil (masage) uterus :
44. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masage
uterus, letakkan telapak tangan di fundus dan lakukan masage dengan
gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus
teraba keras).
Lakukan tindakan yang diperlukan jika uterus tidak berkonstraksi
setelah 15 detik masage.

MENILAI PERDARAHAN :
45. Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi dan pastikan
selaput ketuban lemgkap dan utuh. Masukkan plasenta ke dalam
kantung plastik atau tempat khusus.
46. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Lakukan
penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan.
Bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif, segera lakukan

Tim KIA-KB Binkesmas Kab.Tsm


penjahitan.

MELAKUKAN PROSEDUR PASCA PERSALINAN :


47. Celupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan ke dalam
larutan klorin 0,5 %, bilas kedua tangan tersebut dengan air DTT dan
keringkan dengan kain yang bersih dan kering.
48. Pastikan uterus berkonstraksi dengan baik dan tidak terjadi
perdarahan pervaginam.
49. Ajarkan keluarga cara masase uterus dan menilai kontraksi.
50. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
Evaluasi :
51. Lanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan
pervaginam.
a. 2 – 3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan.
b. Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan.
c. Setiap 20 – 30 menit pada jam kedua persalinan.
d. Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melakukan asuhan
yang sesuai untuk menatalaksanakan atonia uteri.
52. Setelah 1 jam, lakukan penimbangan / pengukuran bayi, beri tetes
mata anti biotik profilaksis, dan vitamin K1 1 mg intramuskuler di
paha kiri anterolateral (kolaborasi dengan Unit Kerja Perinatologi).
53. Setelah satu jam pemberian Vitamin K1 berikan suntikan imunisasi
Hepatitis B dipaha kanan anterolateral :
a. Letakkan bayi di dalam jangkauan ibu agar sewaktu-waktu bisa
disusukan.
b. Letakkan kembali bayi pada dada ibu bila bila bayi belum
berhasil menyusui (Kolaborasi dengan Unit Kerja Perinatologi) di
dalam satu jam pertama dan biarkan sampai bayi berhasil
menyusu.
54. Bersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Bersihkan sisa cairan
ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian yang besih
dan kering.
55. Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI. Anjurkan
keluarga memberi ibu minuman dan makanan yang diinginkannya.
56. Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5 %.
57. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5 %
untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah
dekontaminasi dan pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu
memberikan ASI.

Tim KIA-KB Binkesmas Kab.Tsm


58. Buang bahan-bahan yang terkontaminsi ke tempat sampah yang
sesuai.
59. Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5 % balikkan
bagian dalam ke luar dan rendam dalam larutan klorin 0,5 % selama
10 menit.
60. Cuci kedua tangan dengan sabun di air yang mengalir.
61. Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit
selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama
jam kedua pasca persalinan :
a. Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam, 2 jam pertama
pasca persalinan.
b. Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak
normal.
62. Periksa kembali bayi untuk pastikan bahwa bayi bernafas dengan
baik (40 sampai 60 kali / menit) serta suhu tubuh normal (36,5
sampai 37,5).
Dokumentasi :
Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa tanda vital
dan asuhan kala IV.

Tim KIA-KB Binkesmas Kab.Tsm

Anda mungkin juga menyukai