Anda di halaman 1dari 3

SEJARAH PEMERINTAHAN KABUPATEN LAHAT

Pada tahun 1869, Regeering Almanac yang diterbitkan di Belanda menyebutkan


bahwa Pemerintah Hindia Belanda membagi Keresidenan Palmbang menjadi 9
Afdeling, adapun 9 afdeling tersebut yakni ;
1. Afdeling Palembang
2. Afdeling Tebing Tinggi
3. Afdeling Lematang Ulu dan Lematang Ilir
4. Afdeling Komering Ulu dan Ogan Ulu serta Enim
5. Afdeling Rawas
6. Afdeling Musi Ilir
7. Afdeling Ogan Ilir dan Belida
8. Afdeling Komering Ilir
9. Afdeling Iliran dan Banyuasin

Pada tahun 1872 terjadi regrouping dari 9 Afdeling menjadi 7 Afdeling, Pada masa
Inggris berkuasa di Indonesia, marga tetap ada. Dan, pada masa kekuasaan
Belanda sesuai dengan kepentingannya pada waktu itu, pemerintahan di
Kabupaten Lahat dibagi dalam afdeling (Keresidenan) dan onder afdelling
(kewedanan). Dari 7 afdelling yang terdapat di Sumatra Selatan, di Kabupaten
Lahat terdapat 2 (dua) afdelling yaitu afdelling Tebing Tinggi dengan 5 (lima)
daerah onder afdelling, dan afdelling Lematang Ulu, Lematang Ilir, Kikim serta
Besemah dengan 4 onder afdelling. Dengan kata lain, (waktu itu) di Kabupaten
Lahat terdapat 2 keresidenan. Pada tanggal 20 Mei 1869 afdelling Lematang Ulu,
Lematang Ilir, serta Besemah beribu kota di Lahat dipimpin oleh PP Ducloux, dan
posisi marga sebagai bagian dari afdelling. Tanggal 20 Mei akhirnya ditetapkan
sebagai hari jadi Kabupaten Lahat sesuai dengan Keputusan Gebernur Kepala
Daerah Tingkat I Sumatra Selatan No. 008/SK/1998 tanggal 6 Januari 1988.

Lalu pada tahun 1878 menjadi 6 Afdeling, yang kemudian pada tahun 1918
melalui staatblad 612 afdeling menjadi 4 Afdeling yaitu :
1. Afdeling Hofdspaats Palembang (kota Palembang dan sekitarnya)
2. Afdeling Palembangsche Boevelanden (Lahat dan sekitarnya)
3. Afdeling Komering Ulu dan Ogan Ilir
4. Afdeling Palembangsche Benedenlanden (Palembang Hilir dan sekitarnya)

Kemudian terjadi lagi perubahan tahun 1921 melalui staatblad 465 dan tahun
1930 melalui staatblad 352, dimana keresidenan Palembang menjadi 3 yaitu :
1. Afdeling Palembangsche Benedenlanden (Afdeling Palembang Dataran
Rendah) terdiri dari : Kota Palembang dan Banyuasin (Ibu Kota Palembang),
Ogan Ilir (Tanjung Raja), Komering Ilir (Kayu Agung), Musi Ilir dan Daerah
Kubu Sekayu dibawah Asisten Residen berkedudukan di Palembang.
2. Afdeling Palembangsche Boevelanden (Afdeling Palembang Dataran Tinggi)
terdiri dari : Onder Afdeling Lematang Ulu (Lahat), Lematang Ilir (Muara
Enim), Tanah Pasemah (Pagar Alam), Tebing Tinggi, Musi Ulu (Lubuk
Linggau) dan Rawas Ulu (Surolangun) dibawah Asisten Residen
berkedudukan di Lahat.
3. Afdeling Komering Ulu terdiri dari : Onder Afdeling Ogan Ulu (Baturaja),
Muara Dua, Komering Ulu (Martapura) dibawah Asisten Residen
berkedudukan di Baturaja.
Maka sejak 1930 Afdeling Palembangsche Boevelanden (Afdeling Palembang
Dataran Tinggi) dengan Ibu Kota Lahat membawahi yaitu; Onder Afdeling
Lematang Ulu yang saat ini menjadi Kabupaten Lahat, Lematang Ilir yang saat ini
menjadi Kabupaten Muara Enim, Kota Prabumulih dan Kabupaten PALI,
kemudian Onder Afdeling Tanah Pasemah yang saat ini menjadi Kota Pagar Alam,
Onder Afdeling Tebing Tinggi yang saat ini menjadi Kabupaten Empat Lawang,
Onder Afdeling Musi Ulu yang saat ini menjadi Kota Lubuk Linggau dan Kabupaten
Musi Rawas dan Onder Afdeling Rawas Ulu yang saat ini menjadi Kabupaten Musi
Rawas Utara dan Kabupaten Surolangun Provinsi Jambi.

Sesuai perkembangan jaman daerah daerah dibawah kekuasaan afdeling


lematang ulu (Kabupaten Lahat) menjadi Kabupaten berdiri sendiri seperti contoh
Musi Ulu pada tanggal 20 April 1943 menjadi Kabupaten Musi Rawas dan
Lematang Ilir pada tanggal 20 November 1946 menjadi Kabupaten Muara Enim.

Masuknya tentara Jepang pada tahun 1942, afdelling yang dibentuk oleh
Pemerintah Belanda diubah namanya menjadi sidokan. Sidokan ini dipimpin oleh
orang pribumi atas penunjukkan pemerintah militer Jepang dengan nama Gunco
dan Fuku Gunco. Kekalahan Jepang pada tentara sekutu pada tanggal 14 Agustus
1945 dan bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17
Agustus 1945, maka Kabupaten Lahat merupakan salah satu kabupaten di Provinsi
Sumatra Selatan berdasarkan UU No. 22 Tahun 1948, Keppres No. 141 Tahun
1950, PP Pengganti UU No. 3 Tahun 1950 tanggal 14 Agustus 1950. Kabupaten
Lahat dipimpin oleh R. Sukarta Marta Atmajaya, kemudian diganti oleh Surya
Winata dan Amaludin dan dengan Undang – Undang nomor 28 tahun 1959
tentang PENETAPAN UNDANG-UNDANG DARURAT NO. 4 TAHUN 1956
(LEMBARAN-NEGARA TAHUN 1956 NO. 55), UNDANG-UNDANG DARURAT NO. 5
TAHUN 1956 (LEMBARAN-NEGARA TAHUN 1956 NO. 56) DAN UNDANG-UNDANG
DARURAT NO. 6 TAHUN 1956 (LEMBARAN-NEGARA TAHUN 1956 NO. 57)
TENTANG PEMBENTUKAN DAERAH TINGKAT II TERMASUK KOTAPRAJA, DALAM
LINGKUNGAN DAERAH TINGKAT I SUMATERA SELATAN, SEBAGAI UNDANG-
UNDANG, Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1959 tersebut di atas,
Lahat dibentuk menjadi Daerah yang berhak mengurus rumah tangganya sendiri,
dengan nama Kabupaten Daerah Tingkat II Lahat, dengan batas-batas
sebagaimana dimaksud dalam Ketetapan Gubernur Provinsi Sumatera Selatan
tanggal 20 Maret 1950 Nomor Gb/100/1950 sampai dengan terbitnya Undang
undang Otonomi Daerah dan Pemerintahan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II
Lahat menjadi Kabupaten Lahat.

Anda mungkin juga menyukai