C. Model Pembelajaran
Discovery Learning/PBL
D. Media Pembelajaran
Power point, Gambar dan Vidio pembelajaran: https://www.youtube.com/watch?v=Dx5393LtgLY
E. Pertanyaan Pemantik
Bagaimana cara mengendalikan lampu di rumah ?
F. Rencana Assesmen
1. Formatif : Observasi selama kegiatan pembelajaran
2. Sumatif :
a. Keterampilan : Keterampilan saat diskusi dan presentasi
b. Pengetahuan : Kemampuan menjawab soal.
G. Berdiferensiasi :
1. Bagi siswa yang kurang dalam materi prasyarat, diberikan jam tambangahan sepulang sekolah
2. Bagi siswa yang sullit memahami materi, diberikan tambahan soal dan tugas mandiri.
Pertemuan ke 6
Pendahuluan
1. Guru memberikan pertanyaan pemantik, kemudian memberikan kesempatan murid untuk
menjawab dan diskusi terbuka
Kegiatan Inti
1. Murid melihat dan menyimak gambar dan video yang ditujukan guru
2. Guru menjelaskan tujuan serta pengetahuan bermakna mengenai materi : solid state relay
3. Murid berdiskusi bersama guru untuk membahas hal-hal yang perlu dipersiapkan untuk
menyelesaikan masalah
4. Murid menerima lembar kerja yang dibagikan guru untuk berdiskusi kelompok tentang materi : :
solid state relay
5. Murid berdiskusi bersama kelompok untuk menjawab rumusan masalah yang disajikan dalam
lembar kerja.
6. Murid mencari informasi yang diperlukan melalui berbagai literature
7. Murid mencatat point-point penting yang diperoleh dan menyusunnya dalam suatu bentuk
untuk dipresentasikan
8. Murud melakukan presentasi hasil diskusi
9. Guru menyimpulkan kegiatan pembelajaran.
Kegiatan Penutup
1. Bersama murid guru menyimpulkan pelajaran
2. Guru menjelaskan rencana pertemuan berikutnya
3. Guru dan siswa menutup pembelajaran dengan doa dan salam.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
MATERI AJAR I RELAY
A. Pengertian Relay
Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen
Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet
(Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip
Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil
(low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi. Sebagai contoh,
dengan Relay yang menggunakan Elektromagnet 5V dan 50 mA mampu menggerakan
Armature Relay (yang berfungsi sebagai saklarnya) untuk menghantarkan listrik 220V 2A.
Agar siswa lebih mudah memahami bagaimana relay bekerja, guru menayangkan cara kerja
relay melalui video youtube dengan link : https://www.youtube.com/watch?v=lcbQOE0tfSE
Komponen
Beban Maksimal
Tegangan yang
digunakan
Kapasitas
Contoh penggunaan
MATERI AJAR II SOLID STATE RELAY
A. Pengertian
Solid State Relay atau SSR adalah saklar elektronik menggunakan semikonduktor yang bisa
mengendalikan aliran arus listrik lebih besar dengan kontrol hanya menggunakan arus listrik
yang kecil. Perbedaan dengan relay biasa adalah tidak terdapatnya coil untuk membentuk
medan magnet sehingga tugas pada relay bisa berubah posisi.
Namun relay elektro mekanik memiliki banyak keterbatasan bila dibandingkan dengan SSR,
salah satunya seperti siklus hidup kontak yang terbatas, mengambil banyak ruang, dan
besarnya daya kontaktor relay. Karena keterbatasan ini, banyak produsen relay menawarkan
perangkat SSR dengan semikonduktor modern yang menggunakan SCR, TRIAC, atau output
transistor sebagai pengganti saklar kontak mekanik.
SSR juga berarti relay yang tidak mempunyai bagian yang bergerak sehingga tidak terjadi
aus. SSR juga mampu menghidupkan dan mematikan dengan waktu yang jauh lebih cepat
bila dibandingkan dengan relay elektromekanik. Juga tidak ada pemicu percikan api antar
kontak sehingga tidak ada masalah korosi kontak. Namun SSR masih terlalu mahal untuk
dibuat dengan rating arus yang sangat tinggi. Sehingga, kontaktor elektromekanik atau relay
konvensional masih terus mendominasi aplikasi-aplikasi di industri saat ini.
SSR merupakan relay yang dapat didiskripsikan sebagai berikut :
Mempunyai empat buah terminal, 2 input terminal dan 2 buah output terminal.
Tegangan input dapat berupa tegangan AC atau DC.
Antara output dan input diisolasi dengan sistem optikal.
Output menggunakan keluarga thyristor, SCR untuk beban DC dan TRIAC untuk beban
AC.
Switching ON, yang sering disebut ‘firing’, SSR hanya bisa terjadi pada saat tegangan
yang masuk ke output pada level yang sangat rendah mendekati nol volt.
Output berupa tegangan AC (50 Hz atau 60 Hz).
B. Fungsi solid state relay
Fungsi SSR adalah seperti pada relay biasa yaitu untuk mengontrol aliran arus dengan daya
besar dengan hanya arus input/kontrol yang kecil. Tetapi karena beberapa kelebihan SSR
dibanding relay konvensional maka sangat cocok digunakan pada rangkaian yang memerlukan
proses respon switching on-off sangat cepat serta pada rangkaian listrik yang ditempatkan
pada area goncangan tinggi.
Biasanya SSR digunakan pada proyek robotik, mesin dan peralatan industri, peralatan medis,
peralatan instrumentasi, circuit multiplexers, alat ukur (air/gas), peralatan elektronik rumah
tangga, rangkaian dengan noise rendah.
Kelemahan :
Resistansi Tegangan transien. Tegangan yang diatur/dikontrol oleh SSR benar-benar tidak
bersih. Dengan kata lain tidak murni tegangannya berupa sinyal sinus dengan tegangan
peak to peak 380 vpp tetapi terdapat spike-spike yang dihasilkan oleh induksi motor atau
peralatan listrik lainnya. Spike ini level tegangannya bervariasi jika terlalu besar maka
dapat merusakkan solid-state relay tersebut. Selain itu sumber-sumber spike yang lain
adalah sambaran petir, imbas dari selenoid valve dan lain sebagainya.
Tegangan drop. Karena SSR dibangun dari bahan silikon maka terdapat tegangan jatuh
antara tegangan input dan tegangan output. Tegangan jatuh tersebut kira-kira sebesar 1
volt. Tegangan jatuh ini menyebabkan adanya dissipasi daya yang besarnya tergantung
dari besarnya arus yang lewat pada solid-state relay ini.
Arus bocor-‘Leakage current’. Pada saat solid-state relay ini dalam keadaan off atau
keadaan open maka dalam kondisi yang idel seharusnya tidak ada arus yang mengalir
melewati solid-state relay tetapi tidak demikian pada komponen yang sebenarnya.
Besarnya arus bocor cukup besar untuk jika dibandingkan arus pada level TTL yaitu sekitar
10mA rms.
Sukar dimplementasikan pada aplikasi multi fasa.
Saat tegangan input diberi tegangan dengan kisaran tegangan 3-4 hingga 24 Volt maka
optocoupler ini akan menyala dan memberi sinyal ke rangkaian yang ada di SSR untuk
mengubah kontak elektronik baik dari NC ke NO atau sebaliknya tergantung konfigurasi SSR.
Pada saat kontak elektronik ini dalam posisi “ON”, biasanya berupa komponen SCR atau TRIAC
maka akan menyebabkan arus sepenuhnya mengalir pada kontak output. Tentunya cara kerja
solid state relay tidak sesederhana ilustrasi diatas karena banyak blok bagian dengan fungsi
tertentu supaya SSR aman digunakan, berikut ini adalah sirkuit internal pada 'sebuah solid
state relay yang cukup umum digunakan (OMRON).
Agar siswa dapat lebih memahami bagaimana konsep dari solid state relay, guru akan
menayangkan video tentang Solid State Relay. Berikut url nya :
Url 1 : Konsep dan Cara kerja SSR : https://www.youtube.com/watch?v=wmkKWTZ9tDY
Url 2 : Carakerja SSR dan praktek : https://www.youtube.com/watch?v=Dx5393LtgLY
E. Sumatif (Soal Ujian-Konsep SSR)
Berdasarkan gambar dibawah ini jawablah pertanyaan berikut :