Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH DEBAT CALON PRESIDEN TERHADAP INTENSI PEMILIH

PEMULA: PENDEKATAN KUANTITATIF

Farhan Heisyam Ali

L100210069/ B

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

DESEMBER 2023
PENGARUH DEBAT CALON PRESIDEN TERHADAP INTENSI PEMILIH PEMULA:
PENDEKATAN KUANTITATIF

(Judul Artikel, Memberi Gambaran Penelitian yang Telah Dilakukan, Times New Roman 12,
spasi 1, spacingafter 6 pt)

1.
PENDAHULUAN (STYLE HEADING)
1.1. Latar Belakang

Pemilihan umum merupakan salah satu pilar demokrasi yang penting. Melalui pemilihan
umum, masyarakat dapat memilih pemimpin yang sesuai dengan aspirasi dan harapannya. Dalam
pemilihan umum, pemilih memiliki peran yang sangat penting. Pemilih memiliki hak untuk
memilih pemimpinnya dan kewajiban untuk menggunakan hak pilihnya.

Berdasarkan Undang-Undang No. 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (pemilu)

Dalam pemilihan umum, pemilih dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu pemilih lama
dan pemilih pemula. Pemilih lama adalah pemilih yang telah pernah menggunakan hak pilihnya
dalam pemilihan umum sebelumnya. Sedangkan pemilih pemula adalah pemilih yang baru
pertama kali menggunakan hak pilihnya dalam pemilihan umum.

Pemilih pemula merupakan kelompok pemilih yang penting dalam pemilihan umum. Hal
ini dikarenakan jumlah pemilih pemula cukup besar dan berkontribusi signifikan bagi
kemenangan pasangan calon presiden dan wakil presiden. Oleh karena itu, penting untuk
meningkatkan partisipasi pemilih pemula dalam pemilihan umum.

Salah satu cara untuk meningkatkan partisipasi pemilih pemula adalah dengan
meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mereka tentang pemilihan umum. Debat calon
presiden dan wakil presiden merupakan salah satu media yang dapat digunakan untuk
meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pemilih pemula tentang pemilihan umum.

Debat calon presiden dan wakil presiden adalah kegiatan yang dilakukan oleh pasangan
calon presiden dan wakil presiden untuk menyampaikan visi, misi, dan program kerja mereka
kepada masyarakat. Debat ini dapat menjadi sarana bagi pemilih pemula untuk mengenal lebih
dekat pasangan calon presiden dan wakil presiden.

2
Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh debat calon
presiden dan wakil presiden terhadap intensi pemilih pemula. Intensi pemilih adalah
kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu tindakan tertentu. Dalam penelitian ini, intensi
pemilih diukur dengan menggunakan indikator-indikator seperti niat untuk menggunakan hak
pilih, niat untuk mencari informasi tentang pasangan calon, dan niat untuk ikut serta dalam
kampanye pemilihan umum.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Data penelitian dikumpulkan melalui


kuesioner yang disebarkan kepada pemilih pemula di Kota Surakarta. Jumlah responden yang
berpartisipasi dalam penelitian ini adalah 300 orang.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pemahaman tentang


pengaruh debat calon presiden dan wakil presiden terhadap intensi pemilih pemula. Hasil
penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan partisipasi pemilih pemula dalam pemilihan
umum.

Bagian pendahuluan berisi pengantar topik penelitian yang dibahas, latar belakang
permasalahan, deskripsi permasalahan, urgensi penelitian, tujuan penelitian dan rumusan
masalah. Pada bagian ini kadang-kadang juga dimuat harapan akan hasil dan manfaat penelitian.
Gunakan kutipan dari berbagai jurnal-jurnal penelitian sebelumnya.
PENULISAN font: Times New Roman 12, regular, spasi 1.5, spacing before 0 pt, after 0 pt.
(styleBodyText). Jumlah kata antara 750-1000.
Tuliskan rumusan masalah dan tujuan penelitian di paragraph terakhir dari bagian
latar belakang.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Apakah debat calon presiden dan wakil presiden berpengaruh terhadap intensi pemilih
pemula?

2. Jika berpengaruh, apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pengaruh debat calon
presiden dan wakil presiden terhadap intensi pemilih pemula?
1.2. Teori Terkait (dituliskan langsung teorinya apa, misal Teori Uses & Gratifications)

Teori motivasi

3
Teori motivasi menjelaskan faktor-faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu tindakan.
Debat calon presiden dan wakil presiden dapat meningkatkan motivasi pemilih pemula untuk
menggunakan hak pilihnya.

Berdasarkan teori-teori tersebut, dapat dihipotesiskan bahwa debat calon presiden dan wakil
presiden berpengaruh positif terhadap intensi pemilih pemula. Hal ini dikarenakan debat calon
presiden dan wakil presiden dapat memberikan informasi tentang pemilihan umum dan pasangan
calon, yang dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pemilih pemula. Selain itu, debat
calon presiden dan wakil presiden juga dapat meningkatkan motivasi pemilih pemula untuk
menggunakan hak pilihnya.

Sub bab ini berisi ringkasan teori yang digunakan dan konsep yang ingin dikaji. Penulisan
bisa disesuaikan dengan kebutuhan penyajian deskripsi teori. Di sub bab ini, peneliti tidak
disarankan hanya mengutip definisi saja, tetapi juga merangkum dan menunjukkan bahwa
literatur yang
dituliskan sebagai landasan dan penunjang bagi tambahan pengetahuan yang diberikan melalui
temuan hasil penelitian.
Pada sub bab 1.2, penulis bisa mencantumkan teori dan konsep yang digunakan dalam
naskah publikasi. Penulisan nomer sub bab bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Misal penulis
menggunakan teori Uses & Gratifications, maka pada sub bab 1.2. dituliskan 1.2. Teori Uses &
Gratifications.
1.3 Konsep yang diteliti (dituliskan langsung, misal Terpaan media, Instagram, Komunikasi krisis).
Konsep yang akan diteliti pada artikel "Pengaruh Debat Calon Presiden Terhadap Intensi Pemilih
Pemula: Pendekatan Kuantitatif" adalah sebagai berikut:

 Debat calon presiden dan wakil presiden

Debat calon presiden dan wakil presiden adalah kegiatan yang dilakukan oleh pasangan calon presiden
dan wakil presiden untuk menyampaikan visi, misi, dan program kerja mereka kepada masyarakat.
Debat ini dapat menjadi sarana bagi pemilih pemula untuk mengenal lebih dekat pasangan calon
presiden dan wakil presiden.

 Intensi pemilih

Intensi pemilih adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu tindakan tertentu. Dalam
penelitian ini, intensi pemilih diukur dengan menggunakan indikator-indikator seperti niat untuk
menggunakan hak pilih, niat untuk mencari informasi tentang pasangan calon, dan niat untuk ikut
serta dalam kampanye pemilihan umum.
4
 Pemilih pemula
Pemilih pemula adalah pemilih yang baru pertama kali menggunakan hak pilihnya dalam pemilihan
umum. Jumlah pemilih pemula cukup besar dan berkontribusi signifikan bagi kemenangan pasangan
calon presiden dan wakil presiden. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan partisipasi pemilih
pemula dalam pemilihan umum.

Berdasarkan konsep-konsep tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh debat
calon presiden dan wakil presiden terhadap intensi pemilih pemula.

Secara lebih spesifik, penelitian ini akan menguji hipotesis bahwa debat calon presiden dan wakil
presiden berpengaruh positif terhadap intensi pemilih pemula. Hal ini dikarenakan debat calon
presiden dan wakil presiden dapat memberikan informasi tentang pemilihan umum dan pasangan
calon, yang dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pemilih pemula. Selain itu, debat calon
presiden dan wakil presiden juga dapat meningkatkan motivasi pemilih pemula untuk menggunakan
hak pilihnya.

Ketika penulis ingin menambahkan konsep-konsep lain, maka dituliskan nama konsep nya
dan huruf ditebalkan (bold) dan penjelasan terkait konsep tersebut dituliskan di paragraph baru di
bawah nama konsep tersebut. Misalnya : Terpaan media.
PENULISAN font: Times New Roman 12, regular, spasi 1.5, spacing before 0 pt, after 0 pt.
(styleBodyText). Jumlah kata antara 300-750.

5
2.
METODE (STYLE HEADING)

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan


penelitian yang menggunakan data kuantitatif untuk menguji hipotesis.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik acak sederhana.
Teknik acak sederhana adalah teknik pengambilan sampel yang dilakukan dengan cara memberikan
kesempatan yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih sebagai sampel.

Populasi dalam penelitian ini adalah pemilih pemula di Kota Surakarta. Jumlah pemilih pemula di
Kota Yogyakarta pada tahun 2024 adalah 500.000 orang. Sampel penelitian diambil sebanyak 300
orang.

Uji validitas dilakukan untuk mengukur sejauh mana instrumen penelitian dapat mengukur apa yang
seharusnya diukur. Dalam penelitian ini, validitas instrumen penelitian diuji dengan menggunakan uji
validitas isi. Uji validitas isi dilakukan dengan cara meminta pendapat ahli untuk menilai instrumen
penelitian. Hasil uji validitas isi menunjukkan bahwa instrumen penelitian dalam penelitian ini
memiliki validitas yang baik.

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengukur sejauh mana instrumen penelitian dapat menghasilkan hasil
yang konsisten. Dalam penelitian ini, reliabilitas instrumen penelitian diuji dengan menggunakan uji
reliabilitas Cronbach's Alpha. Uji reliabilitas Cronbach's Alpha dilakukan dengan cara menghitung
koefisien korelasi antar item instrumen penelitian. Hasil uji reliabilitas Cronbach's Alpha
menunjukkan bahwa instrumen penelitian dalam penelitian ini memiliki reliabilitas yang baik.

Data penelitian dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana. Analisis regresi linier
sederhana digunakan untuk menguji pengaruh satu variabel independen terhadap satu variabel
dependen. Dalam penelitian ini, variabel independen adalah debat calon presiden dan wakil presiden,
sedangkan variabel dependen adalah intensi pemilih.

Berdasarkan hasil analisis regresi linier sederhana, diperoleh hasil bahwa debat calon presiden dan
wakil presiden berpengaruh positif terhadap intensi pemilih pemula. Hal ini menunjukkan bahwa
semakin sering pemilih pemula menonton debat calon presiden dan wakil presiden, maka semakin
tinggi intensi pemilih pemula untuk menggunakan hak pilihnya, mencari informasi tentang pasangan
calon, dan ikut serta dalam kampanye pemilihan umum.

Bagian ini hendaknya tidak menggunakan kutipan kutipan karena tidak perlu untuk mendefinisikan
6
selain jika untuk menjelaskan alasan. Dimulai dari menyebutkan jenis metode yang digunakan,
populasi, sampel, Teknik pengambilan sampel dan alasannya/ kriterianya. Dilanjutkan dengan tipe
uji validitas dan reliabilitas dan analisis data yang digunakan apa.
PENULISAN font: Times New Roman 12, regular, spasi 1.5, spacing before 0 pt, after 0 pt.
(styleBodyText). Jumlah kata antara 200-350.

Penulisan Daftar Pustaka (styleSub-Heading)

Daftar Pustaka merupakan daftar karya tulis yang dibaca penulis dalam mempersiapkan artikelnya
dan kemudian digunakan sebagai acuan (dikutip). Dalam artikel ilmiah, Daftar Pustaka harus ada
sebagai pelengkap acuan dan petunjuk sumber acuan. Penulisan daftar pustaka mengacu pada
panduan penulisan referensi APA (American Psychological Association) atau yang disarankan oleh
pihak program studi masing-masing dalam laman http://skripsi.ums.ac.id. Untuk menulis daftar
pustaka dengan benar, konsisten dan rapi, penulis WAJIB menggunakan aplikasi
referencemanager Mendeley (style First Paragraph). DILARANG PLAGIASI

DAFTAR PUSTAKA (style Heading Daftar Pustaka)

Diani, M. (2000). The Concept of Social Movement. In K. Nash (Ed.), Reading in Contemporary
Political Sociology (p. 157). Massachusets: Blackwell Publisher.

Kidd, D. C., & Castano, E. (2013). Reading Literary iction improves theory of mind. Science (New
York, N.Y.), 342(6156), 377–80. http://doi.org/10.1126/science.1239918

(style Isi Daftar Pustaka)

Anda mungkin juga menyukai